My Hubby Is ( Not ) Your! (Chapter 9)

10865251_1581463632084745_866371861_a_副本

pic by: Lee Minda

Tittle : My Hubby Is ( Not ) Your!

Author : Ester Lee / Alissya Lee

Cast : Lee Donghae, Im Yoona.

Minor Cast: Yunho, Jekyung, HyukJae, Jessica, Yuri Siwon

Genre : Romance 

words : +5000

MAaf sejuta kali Maaf readers, author benr-benar sibuk T.T maaf untuk keterlambatan yang sangat keterlaluan Author berharap chapter ini nggak mengecewakan 😥 maafkan Author ne?

and dont forger To RCL

please give Comment 🙂

sebelumnya author ingin menjelaskan bahwa tanggal reuni itu adalah 26 Desember jadi sehari setelah natal. tapi karena terlalu bersemangat jadi salah ketik 24 Desember. hehehe mianhae.

25 Desember,-Flashback-

“Ya!!!” Yuri memekik sambil memelototkan mata pada Yoona, “kau tidak senang aku disini?” tanyanya melihat ekspresi Yoona hanya datar. Biasanya istri sepupunya itu akan melompat kegirangan ketika mendapat kejutan seperti ini.

Yoona tersenyum lembut lalu memeluk Yuri yang sudah merentangkan tangan didepan pintu masuk. Dibelakang wanita itu ada Siwon ikut tersenyum sambil memeluk Minho yang tengah tertidur.

“masuklah Eonni,,,” kata Yoona setelah melepaskan pelukan Yuri, Ia menarik diri kesamping pintu memberi jalan pada pasangan suami istri itu untuk masuk.

“kemana Donghae?” tanya Yuri sambil melangkahkan kakinya menuju ruang tengah rumah Yoona, diikuti Siwon yang mengekor dibelakangnya.

“dikamarnya” jawab Yoona, “Duduklah eonni” Yoona memaksakan senyum melungkung tulus dibibirnya. Ia melirik Minho dalam gendongan Siwon sesaat lalu menghela napas pelan. Tiba-tiba saja Ia merasa sesak,

Menyadari perubahan sikap Yoona, Yuri mengerutkan kening, tapi Ia kemudian bisa memahami perasaanya. Yoona baru saja kehilangan janinya,  melihat Minho sudah pasti mengiris hartinya.

“ini hari natal bukan?” tanya Yuri setelah duduk nyaman disofa ruang tengah Ia menatap sekeliling rumah Yoona dan tak menmukan apapun disana, tidak ada makanan apapun. Hanya satu pohon natal berukuran sedang berkelip-kelip disudut ruangan,

Yoona membuka mulut untuk menjawab, namun suara pintu terbuka membuatnya kembali menutup mulut.

“oh Nunna” ketiga pemilik kepala dalam ruangan itu menoleh bersamaan mendengar suara Donghae, Sementara Yoona cepat-cepat mengalihkan pandanganya.

“akan ku siapkan kamar untuk kalian” sebelum Donghae mencapai tempatnya berdiri lekas Yoona melangkahkan kaki menuju tangga. Ia sungguh tidak ingin melihat wajah Donghae, hatinya sudah berantakan saat meilhat Minho ditambah dengan Donghae sangat cukup untuk membuat sakit itu berkali-kali lipat.

Yuri mengerutkan kening memperhatikan tingkah pasangan dihadapanya, memang sejak mendengar kabar keguguran itu Ia belum pernah berkomunikasi dengan Yoona ataupun Donghae dan jadilah Ia memohon pada Siwon untuk menghabiskan natal dirumah Yoona dan Donghae setelah dengan susah payah mengirim kedua orang tua Donghae ke Jepang-menemui orang tuanya-.

“kalian sungguh tak memiliki acara apapun?” tanya Siwon membuka pembicaraan, keempat orang itu telah duduk berhadapan dimeja makan “aku minta maaf, kedatanganku dan Yuri sudah pasti mengganggu semua acara kalian malam ini”

“tak apa Hyung,,,”jawab Donghae, Ia melirik Yoona dihadapanya lalu melanjutkan “kami tak memiliki acara apapun malam ini?” lanjutnya.

“sungguh?” timpal Yuri tak percaya, “aku bahkan telah menyusun seluruh rencana dan daftar hadiahku dan Minho jauh-jauh hari sebelum natal”

“kuharap begitu” sahut Siwon lalu beralih mentap Yoona yang duduk disamping istrinya,

“Yoona, aku tidak tau apakah ini menyinggungmu atau tidak tapi aku sungguh ingin mengatakan…..‘semuanya akan baik-baik saja’ meskipun ini jga tidak merubah apapun tapi sungguh aku dan juga Yuri ingin mengatakanya”

Yoona mendongakkan wajah untuk menatap Siwon lalu tersenyum, Ia dapat merasakn kesungguhan dan ketulusan dari mata suami Yuri itu.

“gwaenchana Oppa, seperti yang kau katakan semuanya akan baik-baik saja” ucap Yoona yakin, Ia sama sekali tak menoleh kearah Donghae yang menatapnya.

“tentu saja,,,”sahut Yuri “kalian masih begitu muda, kegagalan seperti ini bukan masalah besar Yoona. Dan Kau Ikan bodoh! pastikan untuk menjaganya kemudian hari. Ouh astaga kenapa kau begitu bodoh disegala sisi!!—” omel Yuri,

Pada saat itulah kedua pasang mata milik Yoona dan Donghae saling terpaut, seolah saling berinteraksi dalam diam sementara bibirnya tertutup rapat dan telinganya masih mendengarkan omelan Yuri yang perlahan menghilang, Yoona dan Donghae seolah masuk kedimensi lain tanpa Siwon dan juga  Yuri.

“aku akan menjaganya kemudian” seperti sebuah mesin otomatis, dengan mata yang masih tertuju pada sorot mata tajam Yoona bibir Donghae tiba-tiba saja berkata mantap. Sementara pemilik mata yang menyorotnya tajam itu tak bereaksi. “aku akan memastikan semuanya baik-baik saja” tambah Donghae.

Donghae dapat melihat Yoona mengerjab kan mata sambil tersenyum meremhkan lalu memalingkan wajahnya,

“aku harus pergi” kata Yoona, membuat seluruh pemilik mata dimeja itu menoleh kearahnya dengan bingung, terlebih Donghae.

“maaf, aku sudah memiliki janji dengan orang lain,,,” lanjutnya, lalu mendorong kursi yang didudukinya membuat ruang untuk bangkit.

“janji?”Tanya Yuri, “sekarang? Saat aku dan juga Minho disini?”

“nde” sahut Yoona, “maaf Eonni, kurasa—-“ Yoona diam,  diam-diam menghela napas dan melanjutkan “kurasa aku tak memiliki alasan untuk membatalkanya, mianhayeo” Yoona membungkuk sesaat lalu meninggalkan meja makan. Lagi-lagi Ia tak melihat kearah Donghae.

“kau pergi dengan siapa?”

Yoona menghentikan langkah tepat di anak tangga kelima mendengar pertanyaan Donghae,

“teman” singkatnya lalu melanjutkan langkah.

“siapa?”

Yoona berhenti lagi, lalu menoleh kearah Donghae “kurasa kau tau” jawabnya,

Donghae membuka mulut untuk kembali bertanya tapi Yoona sudah lebih dulu mencapai puncak tangga dan menghilang dari penglihatanya. Genggaman tangan Donghae pada sumpit ditanganya mengeras, bisa-bisanya Yoona pergi begitu saja dihari natal disaat Sepupunya-Yuri- jauh-jauh datang dari New York untuk menemuinya. Tidak. Tidak hanya itu. Donghae merasa seolah Yoona telah menghianatinya bersama laki-laki lain, mencampakkanya dengan laki-laki sialan dari masa lalunya itu!

 “apa yang kalian sembunyikan dariku?” beralih dari Yoona yng menghilang diujung tangga, Yuri menatap Donghae penuh selidik, sebenarnya Ia sudah mencurigai pernikahan Donghae dan Yoona sejak lama tapi kehamilan Yoona membuatnya sedikit menghapus kecuriagaan itu “kalian masih baik-baik saja bukan?”

Donghae mendesah Ia meletakkan sumpit ditanganya lalu menatap Yuri, “tidak ada yang masih baik-baik saja Nunna, karena memang semuanya tak pernah baik-baik saja”

Yuri membuka mulut untuk bertanya lagi, tapi langkah kaki Yoona yang menuruni anak tangga membuat ketiga orang dimeja itu menoleh. Yoona telah mengganti bajunya, membalutnya dengan mantel tebal dan bahkan sepatu boot tinggi.

“aku pergi Eonni..maafkan aku”ucapnya saat mencapai dasar Tangga, Yoona tersenyum kearah Yuri dan Siwon, membungkuk sesaat lalu melesat menuju pintu.

Yuri memutar kepalanya kerah Donghae,

“dia seperti akan berkencan,,,,kau hanya diam saja seperti ini?”

“Sayang…”bisik Siwon, laki-laki itu ingin memperingatkan Yuri untuk tak terlalu mencapuri urusan Donghae dan Yoona. sepupunya itu sudah bukan anak-anak lagi.

“tentu saja dia diam saja” seloroh Yuri,

Tapi Donghae tiba-tiba saja bangkit dan dengan langkah lebar-lebar mengejar Yoona kearah pintu,

 

“aku tidak mengijinkanmu pergi!” Donghae mencekal tangan kanan Yoona yang sudah menyentuh ganggang pintu, satu tarikan kecil saja maka pintu itu akan terbuka.

Yoona menatap tangan Donghae yang menggenggam tanganya-diganggang pintu- lalu menoleh kearah Donghae,

“aku tidak meminta ijinmu” tukasnya,

“tapi aku berhak melarangmu” sahut Donghae,

“tidak kau tidak berhak” sangkal Yoona, “kau tidak—“

“Ya aku berhak,,,aku suamimu”

“Suami?” Yoona terkekeh mendengar jawaban Donghae, Ingin rasanya Ia menghempaskan keras tangan laki-laki itu dari tanganya. Setelah semua yang terjadi padanya, Donghae masih masih memiliki nyali untuk menyebut dirinya suami?

“tutup mulutmu Oppa,,,” kata Yoona, membuat Donghae melebarkan mata. Laki-laki itu tak pernah mendengar kalimat begitu kasar dari bibir istrinya, tak pernah sekalipun seumur hidupnya sampai detik ini.

“setelah apa yang kau lakukan? Tidakkah kau seharunya merasa terlalu hina untuk menyebut dirimu sebagai suami?”

Kedua mata Yoona terpaut tepat pada manik mata Donghae, menusuknya dengan tatapan beringas, kata suami yang begitu gamblang keluar dari bibir Donghae memancing emosinya.

“lepaskan aku” Yoona memperingatkan “jangan sebut kata memuakkan itu Lee Donghae, kau tak pantas mengatakanya!” hempasan cukup keras dari Yoona membuat tangan Donghae terlempar, Yoona lalu membuka pintu dan melangkah keluar, namun lagi-lagi Donghae berhasil mencekal lenganya dan dengan cukup kuat mendorong tubuh Yoona kedinding disamping pintu.

Tubuh kurus Yoona menempel sempurna pada dinding sementara kedua tangan Donghae kini mencengkeram erat kedua pundaknya meremasnya membuat Yoona meringis menahan kesakitan. Mata sendunya berubah buas, ada bara api yang seolah menyala membalas tatapan beringas Yoona.

“setidaknya hargai Yuri Nunna!!” pekik Donghae tertahan,

“cukup Lee Donghae!” sahut Yoona malas, sejujurnya Yoona pun sangat menyesali sikapnya pada Yuri. Dan sungguh Yoona tak memiliki acara dengan siapapun malam ini, YunHo memang sempat mengajaknya tapi Yoona menolak. Hanya saja kedatangan Yuri, , melihat Minho tertidur dalam dekapan Siwon mencabik-cabik hatinya membuatnya mengingat seberapa buruk hidupnya, seberapa malang nasibnya dan Yoona tak lagi sanggup untuk bertahan Ia harus pergi sebelum semua kenangan buruk itu mencekiknya, membunuhnya.

“kau yang berhenti Yoona!!!!” Donghae mempererat cengkraman dibahu Yoona, Ia sungguh terbakar amarah hingga tak berpikir seberapa cengkraman itu menyakiti istrinya.

“berhentilah untuk egois, kau hanya berpikir seberapa besar kesalahan yang telah kusebabkan, seberapa kesalahanku telah melukaimu. Coba sekali saja pikirkan aku, pikirkan perasaanku Yoona ini juga tidak mudah untukku” nada bicara Donghae berantakan, Ia merasakan kefrustasian telah mencapai ubun-ubunya.

“kau benar ini sulit, karena itu semuanya harus berakhir,,,,menjauhlah dariku—Lee Donghae!!!” Yoona balas memekik, setetes air mata jatuh dipipi kananya tapi kedua mata rusanya masih terus menatap Donghae tajam.

“tanda tangani saja surat cerai yang kukirimkan padamu siang ini…dan semuanya selesai“ kata Yoona dengan sekali napas dan dengan sangat lancar.

“KEUMANHAE!!!!!” Donghae benar-benar berteriak, sebelah tanganya terangkat keatas lalu dengan satu dorongan keras Ia memukul jendela kaca disamping Yoona, membuat kaca tak bersalah itu pecah seketika. Yoona memejamkan mata beberapa saat tapi kembali menyalak dan menatapnya tajam-meskipun air matanya masih terus mengalir-.

“aku harus pergi” ucapnya, lalu mendorong tubuh Donghae keras dan melangkah pergi tanpa menoleh lagi kebelakang. Karena jika Ia menoleh sekali saja, Yoona mungkin akan berlari kearah Donghae dan menghapus darah yang mengalir dijemari suaminya itu.

-end of Flashback-

“menyedihkan!” desis Jessica, Ia memutar bola matanya lalu kembali menatap laki-laki disampingnya, demi Tuhan dari sekian banyak club malam di kota Seoul ini kenapa takdir harus kembali mempertemukanya dengan pemilik senyum gusi itu disini.

Lihatlah, laki-laki itu sekarang tersenyum menunjukkan gusinya. Membuat Jessica tidak tahan untuk tidak mendecak kesal.

“lalu bagaimana deganmu Nonna? Aku juga tidak melihatmu bersama siappun dihari natal” Eunhyuk, meneguk Wine dari gelasnya sambil tersenyum penuh ejekan kemudian melanjutkan “tak terlalu masalah dengan laki-laki tanpa wanita dihari natal, tapi wanita tanpa laki-laki?” Eunhyuk sengaja tak melanjutkan, Ia ingin melihat reaksi Jessica yang sekarang sudah terlihat menahan amarah,

“Apa!” sergah Jessica galak “siapa yang meminta komentarmu tentang hidupku!!”

“kau yang mengomentari urusanku lebih dulu,”Eunhyuk tak mau kalah, Ia ingat bagaimana wanita disampingnya itu mengejek kesendirianya di hari natal saat pertama kali perdebatan ini dimulai,

“OH Demi Tuhan,,,,”Jessica mendesah, sepertinya memang Ide buruk untuk datang ketempat ini, seharusnya Ia membiarkan saja dirinya membusuk dalam kesendirian digedung apartemenya atau mendatangi rumah Ibu tirinya di California sana lebih baik dari pada bertemu dengan si jelek mengkilat itu. “sumpal saja mulutmu itu” umpatnya,

Eunhyuk tersenyum puas melihat wajah Jessica memerah, gadis itu mengeratkan giginya rapat rapat menahan amarah yang sudah berhasil dipancingnya,

“baiklah Jessica-sshi aku minta maaf, karena ini malam natal dan, kau dan aku tak memiliki siapapun untuk merayakanya. Setidaknya kau masih bisa berbahagia aku disini bersamamu sekarang. Dua orang menyedihkan”

“mweoga (apa katamu)? Cih, lebih baik aku sendiri saja semalaman ini….”

“YA!!!! BERI AKU SATU GELAS LAGI!!!!!”

Masih banyak kosa kata yang ingin meluncur keluar dari bibir Jessica untuk mengumpati Eunhyuk, sayangnya kata-kata yang sudah Ia susun cepat dalam otaknya itu harus tertahan mendengar suara tak asing yang membuat kepalanya dan juga Euhyuk sepontan menoleh,

Disana, disisi kanan ruangan tak jauh dari tempatnya duduk seorang laki-laki tengah berteriak pada seorang pelayan yang sepertinya menolak permintaanya,

“Anda sudah terlalu mabuk tuan”

Pelayan dengan setelan hitam itu membungkuk, tapi tetap menolak permintaanya,

“YAA!!! Kau! Aku tidak mabuk berikan aku satu gelas lagi!”

Jessica dan Eunhyuk saling bertatapan, kedua manusia itu kini menyadari siapa sosok laki-laki itu. Donghae, dengan penampilan berantakan duduk disana sambil terus berteriak meminta segelas wine,

“orang menyedihkan ketiga” sambil mengangkat dagu Eunhyuk berkata lalu melangkahkan kakinya kemeja dimana Donghae hampir kehilangan seluruh kesadaranya.

“dia bahkan lebih mengenaskan” timpal Jessica lalu memutar kepalanya menghadap Donghae lagi, entah mengapa ada sedikit iba dihatinya.

“E-Eunhyuk-sshi…” Jessica mendesis, awalnya Ia tidak ingin melibatkan diri dengan kedua laki-laki menyedihkan-diharinatal- itu namun tangan kanan Donghae yang tengah menopang dagunya menarik perhatian Jessica, penerangan tak terlalu terang diruangan itu membuat Jessica membutuh waktu hampir semenit baginya untuk benar-benar memastikan cairan merah yang mengalir disana adalah darah,

Sadar Eunhyuk mengerutkan kening dengan kehadiranya Jessica segera melanjutkan, “darah, tanganya berdarah”

“tidak ada jawaban” Eunhyuk menggeleng sambil melongokkan kepalanya ke jok belakang mobil miliknya,

“Coba lagi,,,”kata Jessica Ia menatap Eunhyuk sesaat lalu kembali sibuk membalut tangan Donghae, baiklah kini Ia tak hanya terjebak diantara dua laki-laki menyedihkan itu tapi Ia sudah terlibat sampai sampai harus bersedia membalut luka ditangan suami Yoona itu. Jessica bahkan tak bisa menolak ketika Eunhyuk memohon-dengan begitu lembut- padanya untuk menemaninya mengantar Donghae pulang. Oke! Jessica yang sempat ingin memberontak tiba-tiba kehilangan kata-katanya dan hanya berkhir dengan sebuah desahan setuju.

“ponselnya mati” Eunhyuk mengangkat ponselnya kearah Jessica,

“Ya Tuhan di mana Yoona sebenarnya” sahut Jessica, Ia beralih menatap rumah dihadapanya gelap. dan ponsel sahabatnya itu tak bisa dihubungi, ditambah bau alkohol yang menyengat hidungnya, astaga!

“Yoong,,,”

Jessica hampir memekik dan melayangkan tamparan kerasnya pada wajah tampan Donghae kalau saja Ia tidak ingat bahwa laki-laki yang kini menangkupkan tangan dikedua pipinya sedang mabuk.

“Yoong….saranghae…..nan Jeongmal Saranghae…..”

Suara lirih Donghae tak urung membuat bulu kuduk Jessica merinding, kedua matanya membulat sempurna menatap mata sayu Donghae. Kedua tanganya sudah berusaha keras mendorong mundur tubuh Donghae, sayangnya usaha itu tak membuahkan hasil karena Donghae semakin mempererat tangkupan tangan dipipinya,

“Do-Donghae-sshi, aku bukan Yoona…”terus berusaha mendorong Donghae Jessica berkta “Donghae-sshi sadarlah!!”

Tak ada reaksi Dongha emasih bertahan diposisinya dan justru dengan gerakan lambat suami sahabtanya itu mulai menarik telungkuknya membuat jarak wajahnya semakin dekat. Jessica merasakan jantungnya berdegup, tidak-tidak ini bukan karena Ia terhanyut dengan perlakuan Donghae, Ia merasa….merasa ngeri.

“Yoona pantatmu!!!”

Saat jarak wajahnya dan Donghae sudah sangat dekat, tiba-tiba saja Eunhyuk menarik wajah Donghae lalu menghempaskan tubuhnya pada jok belakang mobil, Ia kemudian berlaih menatap Jessica yang memucat,

“kau tak apa?” tanyanya,

Jessica yang masih Syok menggeleng pelan, “ak-aku baik-baik saja”

“kalau saja Dia bukan temanku…..” Eunhyuk terdiam, Ditatapnya dengan seksama wajah Jessica, pancaran samar sinar lampu mobilnya sangat cukup untuk melihat air mata mengalir dipipinya. “Jessica,,”

 

“maafkan aku, maaf….”  Eunhyuk menatap penuh harap pada Jessica yang kini sudah duduk disampingnya, air mata tak lagi mengalir diipi gadis itu namun tatapanya masih kosong Ia bahkan menghindari kontak mata dengan Eunhyuk.

“Jessica-sshi…” Eunhyuk berkata lagi dan tanpa bisa menahan diri sebelah tangan Eunhyuk terjulur untuk menggenggam tangan Jessica. “Maafkan aku…” pintanya tulus, Ia sendiri tidak tau apa yang sahabatnya itu pikirkan, sungguh kalau saja Dia bukanlah Donghae-dan sedang mabuk- sudah bisa dipastikan Eunhyuk sudah menghajarnya berkali-kali.

“aku baik-baik saja” Jessica menjawab pelan, Ia menatap lembut pada Eunhyuk, membalas tatapan tulus laki-laki itu. Tapi perlahan Ia menarik tanganya dari genggaman Eunhyuk,

“ki-kita harus pulang ini sudah sangat larut” Eunhyuk salah tingkah Ia memutus cepat kontak matanya dengan Jessica dan juga dengan salah tingkah menyalakn mesin mobilnya.

Tanpa sadar, Yoona menahan Napas melihat laki-laki yang kini tertidur layaknya bayi disisi lain ranjang disertai bau alkohol yang menusuk hidungnya. laki-laki itu tak lain adalah suaminya, Ya Ia sangat terkejut saat keluar dari Taxi dan Eunhyuk langsung menghampirinya seperti orang kesetanan dan dengan terburu-buru menjelaskan apa yang terjadi pada Donghae. Sekarang, Mau tidak mau Ia harus berbagi kamar dengan laki-laki itu lagi, Yoona tidak mungkin membuat Donghae tidur dikamar dilantai atas, ada Yuri dan Siwon disana. Yoona menghembuskan napas yang ditahnya perlahan, kedu matanya masih terfokus pada Donghae menatapnya dengan jarak dekat, menghirup aroma parfumnya dalam-dalam setelah cukup lama tak pernah Ia lakukan, sejujurnya Yoona merindukan saat-saat ini, Ia sangat menginginkan Donghae lebih dari apapun. Tapi tidak saat ini, segalanya terlalu rumit. Hatinya menolak, dan….dan sebuah alasana yang membuatnya tak bisa, tidak sebuah alasana yang membuatnya tidak boleh bahkan hanya untuk sekedar membayangkan bahagia bersama suaminya itu.

“apa yang terjadi denganmu Oppa?” Yoona mendekatkan diri pada tubuh Donghae yang tertidur disampingnya, sambil duduk diatas ranjang Yoona melepaskan sepatu Donghae.

“bagaimana mungkin laki-laki sepertimu bisa menjadi selemah ini” bukan ejekan, Yoona tak ada niatan sedikitpun untuk menghina Donghae, Ia lebih merasa prihatin pada suaminya, bukankah Yoona bukanlah wanita Yang menempati hatinya? Tapi kenapa Donghae bertingkah seolah-olah pernikahan ini adalah segalanya. Laki-laki itu bahkan mabuk setelah menerima surat cerai yang diberikan Yoona pagi ini,

Berhasil melepas kedua sepatu Donghae, Yoona menarik selimut tebal diujung ranjang hingga menutupi sebagian perutnya,

“aku selalu memikirkanya Oppa…” ditatapnya wajah polos itu dengan mata memanas, Yoona merasakan sesak didadanya dan air mata yang sudah siap meluncur turun. “aku selalu memikirkan seberapa sulit untukmu”

-END of FlashBack-

***

26 Januari

“lakukan cara apapun untuk melepasku dan akan kulakukan segalanya untuk membuatmu tetap tinggal”

Mata rusanya melebar ketika kecupan pelan dari Donghae menyapu lembut bibirnya, Yoona tidak bisa bergerak, seluruh tenanganya sudah habis untuk memperlambat detak jantungnya dan menahan organ itu untuk tak melompat keluar. Terpaku dan membisu, Yoona hanya menatap lurus-lurus mata sendu yang menatapnya penuh kesungguhan itu, Ia tak berkedip…gerakan sederhana itu seolah menjadi tugas berat dalam hidupnya. Atau? Atau Yoona tak ingin berpaling, Ia hanya ingin terus menatap mata yang sangat dirindukanya..

“hentikan omong kosong ini Oppa!” Yoona memaksakan suaranya terdengar lantang, dengan susah payah Ia merubah tatapan matanya menjadi liar melenyapkan segala kerinduan yang mungkin dapat terpancar jelas dari matanya “katakan padaku satu saja perkataan mu yang bisa kupercaya,,,”

Donghae diam, otaknya bekerja cepat untuk menjawab perkataan Yoona sayangnya otaknya yang sudah bekerja luar biasa cepat itu tak menemukan apapun. Ia tak pernah menepati sperkataanya,

“Obseo?” Yoona tersenyum masam lalu melipat tangan didepan dada sementara matanya masih terpaut pada Donghae “katakan padaku saat kau menemukan jawabanya”

Dorongan ringan Yoona berhasil membuat tubuh Donghae bergeser, rupanya perkataan Yoona menjadi pukulan keras untuknya sampai-sampai kehilangan kekuatanya untuk menahan tubuh kurus Yoona.

“Saranghae….”

Yoona menahan langkah seiring dengan tangan kanan Donghae yang berhasil meraih lenganya, Ia berbalik cepat kearah Donghae.

Mata sendu itu, mata sendu yang selalu menatapnya dingin menghangat, pancaran ketulusan tersirat jelas disana. Yoona tak bereaksi, lidahnya kelu, kini kedua matanya menatap lebar-lebar mata Donghae, tanpa kedipan, tanpa keinginan untuk berpaling, terus menatap hingga Yoona merasakan senyap menyihirnya untuk terus terpaku pada Donghae.

“Aku mencintaimu Im Yoona,,,,dan kau akan mempercayainya, Ya aku akan membuatmu melakukanya. I Promise You!

Jaekyung menggenggam erat ponsel ditanganya, sepasang mata bulat milik wanita itu terpaku pada dua orang tak asing asing yang berdiri dekat dari tempatnya. Kecupan singkat dari laki-laki yang masih setia mengurung wanita dihadapanya dengan kedua lengan itu menyulut amarahnya, membangkitkan kebencian yang sudah sejak lama bersemayam dalam tubuhnya.

“kau tak seharusnya bermain-main denganku Lee Donghae…”

Sebersit senyum licik kemudian melenkung dibibirnya, Jaekyung berpaling dari pandangan menjijikkan itu dan kini beralih pada ponsel ditanganya. Bunyi tut terdengar beberapa kali, beberapa saat kemudian menjadi hening tapi tak seorangpun berbicara.

“jika kau masih tak bisa memutuskan, akan kulakukan dengan caraku”

Yakin pemilik ponsel itu telah menerima panggilanya Jaekyung berkata sinis, kesabaranya sudah hampir habis menunggu keputusan orang yang ditelponya itu. Seminggu suda dari batas waktu yang diberikanya tapi siapupun sipenerima panggilanya itu masih juga tak bisa memutuskan. Dan itu sangat cukup membuat Jekyung jengah. Jika tidak sanggup seharunya menyerah saja!!

***

“O-Oppa?” Yoona terkejut setengah mati menatap laki-laki yang tersenyum lebar padanya diambang pintu.

“Hai,,,”sapa laki-laki itu masih dengan senyum yang sama.

“A-apa Yang Oppa lakukan?—“Yoona bahkan tidak tau bagaimana harus merespon kemunculanya laki-laki itu tengah malam seperti ini didepan pintu rumahnya, ralat didepan pintu rumahnya dan Donghae. Ia bernapas lega Yuri memutuskan untuk tinggal dirumah orang tua Donghae pagi tadi, jika tidak entah apa yang terjadi malam ini.

“Yoong…” suara bernada lembut dan sorot mata redup itu membuat Yoona mengerjab pelan, Ia  sangat ingin meminta laki-laki masa lalunya itu masuk namun apa yang harus dikatakanya pada Donghae. Jika saja beberapa jam yang lalu Donghae tak menciumnya dan mengatakn seberapa laki-laki itu mencintainya Ia akan dengan begitu gamblang meminta laki-laki itu masuk. Tapi sekarang? Saat Yoona telah mengetahui dengan jelas bagaiman perasaan Donghae, justru Ia kehilangan kendali atas perasaanya. Yoona tak bisa memutuskan apapun untuk mempercayai ataupun menganggap perkataan suaminya hanyalah sebuah pernyataan sampah.

“Yu-Yunho Oppa…apa yang terjadi?” masih dengan menatap Yunho Yoona bertanya dengan gugup. Ia sedikit menutup pintu rumahnya, berharap Donghae tak melihat Yunho berdiri disana, dihadapanya.

“Aku merindukanmu” sahut Yunho, sebelah tanganya terulur menyentuh puncak kepala Yoona “ tak pantas memang orang asing sepertiku datang tengah malam seperti ini tapi–aku hanya ingin bertemu denganmu Yoong”

Yoona memang tidak terkejut jika laki-laki itu merindukanya, mengatakan ingin bertemu denganya. Toh sejak awal Yunho telah membuat semua perasaanya jelas. Laki-laki itu bahkan meminta Yoona untuk kembali melihatnya. Tapi, yang membuat Yoona harus menahan napasnya kuat-kuat adalah ketika namja itu tiba-tiba merengkuhnya, erat hingga Yoona kesulitan untuk bergerak bernapaspun susah dilakukanya. Dalam segala kesulitan itu Yoona menyadari satu hal bahwa…bahwa Jantungnya tak bereaksi, tak ada detakkan berantakan seperti dulu. napasnya juga perlahan kembali berhembus dengan normal. Yoona sudah  benar-benar tak memiliki hati untuk Yunho, karena saat ini ada laki-laki lain yang sudah berhasil mencurinya. Kenyataan itu membuat Yoona mendorong tubuh Yunho, tak ada yang bisa dibenarkan dari posisinya dan Yunho saat ini. Yoona sudah memiliki Donghae sebagai suaminya-meskipun perceraian telah menunggunya- dan bagaimana jika suaminya itu memergoki Yoona dalam pelukan laki-laki lain.

“hanya sebentar, jaebal sebentar saja selanjutnya aku berjanji akan melepaskanmu”

Tanganya yang sudah siap mendorong tubuh Yunho perlahan mengendor, Yoona memilih membiarkan laki-laki itu memeluknya. Hanya sebentar, ya hanya beberapa detik bukan masalah bukan waktu yang lama.

“terimakasih sudah memberiku kesempatan memelukmu Yoona” kata Yunho setelah pelukan erat itu dengan sangat berat harus dilepasnya. Kini, Ia menatap Yoona lembut, menjatuhkan tatapanya dalam bola mata pekat wanita yang sangat dicintainya.

Yoona mengangguk lalu tersenyum canggung, “maafkan aku Oppa, aku ingin memintamu masuk tapi kau tau aku tak sendiri–”

“aku mengerti” potong Yunho,

“apa Yang terjadi padamu oppa?”

Pertanyaan Yoona menciptakan senyum simpul dibibir Yunho, Ia ingin berkata seberapa banyak yang terjadi padanya seberapa kejadian itu berdampak padanya. tapi Yunho pada akhirnya hanya tersenyum sambil mengusap lembut kepala Yoona.

“Aku tak apa” jawabnya pelan lalu menurunkan tanganya dari kepala Yoona,

“aku memang tidak cukup banyak mengenalmu Oppa, tapi sesuatu pasti terjadi. Ingin bicara diluar bersamaku?” Yoona memang tak benar-benar ingin keluar kemanapun tengah malam seperti ini terlebih disaat hatinya kacau. Tapi keadaan Yunho yang lebih mengenaskan darinya, membuat Yoona sedikit khawatir.

“aniyeo,,,” Yunho menggeleng pelan, “masuklah Oppa akan pulang disini sangat dingin”

Yoona yang sejak tadi menggosok-nggosok telapak tanganya tanpa sepengetahuan Yunho menghentikan kegiatanya.

“sungguh tuan rumah macam apa aku ini Oppa. Aku bahkan tak bisa meminta tamuku masuk” Yoona balas tersenyum canggung “Oppa pulanglah, besok aku akan meluangkan waktuku untukmu. Tenanglah libur natalku masih panjang”lanjut Yoona sambil terkekeh pelan.

“Terimakasih” jawab Yunho,

“tapi Oppa harus berjanji menceritakan semuanya”

Yunho tak menjawab, Ia hanya tersenyum. Laki-laki itu terlalu sibuk mengamati wajah Yoona seolah tak ada hari esok dimana Ia bisa melihat wanita itu tersenyum sangat tulus seperti sekarang.

“Pulanglah Oppa” kata Yoona lagi, Membuat Yunho mau tak mau harus menghembuskan napas dan menghentikan aktivitasnya.

“nde..aku pergi” pamit Yunho,

Tapi sebelum daun pintu itu berhasil ditutup Yoona harus terkejut dengan gerakkan cepat yang menariknya hingga sepersekian detik kemudian Yoona menyadari Yunho berada didepan wajahnya, mengecupnya tepat dibibirnya. Dan Yoona masih belum bisa mencerna apa yang terjadi ketika gerakkan cepat lainya mendorong wajah Yunho disertai suara umpatan dan barulah Ia kemudian menyadari satu tonjokan telah melayang kewajah laki-laki yang baru saja mengecup bibirnya itu.

“Do-Donghae Oppa”

***

Lee Donghae tidak tuli, Ia mendengar suara pintu rumahnya berdenting berkali-kali kali, Ia bahkan sudah melihat layar intercom rumahnya dan hanya Ia biarkan. Siapa yang ingin menerima tamu tengah malam seperti ini terlebih laki-laki yang berdiri didepan pagar rumahnya itu adalah masa lalu istrinya. Wanita yang baru beberapa jam yang lalu mendengar pernyataan cinta dari bibirnya.

Sekarang, laki-laki bermarga Lee itu justru harus menerima akibatnya. Beberapa menit yang lalu seharunya Ia seret saja laki-laki itu dari rumahnya hingga tidak berkesempatan bertemu dengan istrinya yang sekarang sudah berdiri didepan pintu dan membiarkan laki-laki bangsat itu memeluk tubuhnya erat. Donghae sudah mengambil ancang-ancang untuk menghampiri laki-laki yang dipanggil istrinya Yunho itu tapi tiba-tiba saja Yunho melepaskan Yoona dari pelukanya. Donghae akhirnya memilih diam ditempat masih dengan kedua matanya mengawasi dan mengintai Yoona sekali lagi laki-laki itu memluk istrinya Donghae akan benar-benar menghajarnya. Mematah remukan tulang-tulangnya.

“nde..aku pergi”

Donghae sedikit bisa bernapas lega mendengar perkataan Yunho. Hampir saja Ia memutuskan untuk kembali kekamarnya. Donghae tak ingin meluapkan kemarahanya pada Yoona, Ia merasa tak panas melakukan itu. Selama ini Ia bahkan melakukan yang lebih buruk bersama Jaekyung lebih dari sekedar pelukan semacam itu.

Sayangnya Donghae kehilangan kendali, baik otak maupun hatinya tak bisa lagi menahan langkah kakinya saat Yunho dengan sangat cepat menarik Yoona dan mengecup bibir ranum istrinya itu tanpa rasa berdosa. Hingga selanjutnya sebuah pukulan keras sudah Ia lemparkan pada wajah Yunho.

“Sial!!!”

“Do-Donghae Oppa” pekikan tertahan itu membuat Donghae menoleh kearah Yoona, ditatapnya tajam mata istrinya itu lalu beralih pada Yunho yang meringis kesakitan, beruntung laki-laki itu hanya mundur beberapa langkah tak sampai tersungkur kelantai.

“Bangsat!!! Apa yang kau lakukan pada istriku” Donghae mencengkeram erat kerah baju Yunho. kedua matanya benar-benar dipenuhi api emosi. Ia bahkan tak peduli Yoona yang terus berusaha menahan tubuhnya.

“istri?” Ulang Yunho, Ia tak membalas pukulan keras dari Donghae laki-laki itu justru menatap Donghae tatapan meremehkan.

“kau yakin dia Istrimu?” Yunho menghempaskan tangan Donghae, lalu menoleh kearah Yoona “setidaknya aku yakin mencintai wanita yang kau sebut sebagai istrimu itu”

Donghae mengepalkan tangan Ia sudah siap melayangkan satu tonjokan lagi tapi Yoona menahanya.

“mianhae Oppa. Tapi kumohon pergilah jaebal”

Wanita kurus itu lalu mendorong tubuh Donghae masuk dan menutup pintu rumahnya. Yoona melepaskan Donghae, dengan takut-takut ditatapnya kedua mata sendu yang menajam milik suaminya. Tapi tak ada sepatah katapun keluar dari keduanya. Donghae terlalu emosi untuk berkata, laki-laki itu terus berusaha untuk tak mengeluarkan seluruh sumpah serapah kemarahanya pada Yoona. Donghae sungguh tidak ingin menyakiti wanita itu lagi. Karena setidaknya saat ini Donghae pun yakin Ia sangat mencintai Yoona, istrinya.

***

“pastikan semuanya berjalan lancar, aku mengandalkanmu”

Eunhyuk cepat-cepat mengakhiri panggilan ponselnya melihat Jessica dengan wajah cemberut berjalan kearahnya. Diilirknya pakaian wanita itu dan Jessica terlihat berbeda. Gaun berwarna lembut meskipun sedikit dipenuhi pernak pernik dan juga rambut pirangnya yang tergerai indah membuat gadis itu terlihat—- cantik.

“YA!!!” pekik Jessica langsung saat sudah duduk didepan laki-laki dengan senyum gusi itu “berhenti mengganggu hari liburku”

“astaga! Jessica-sshi aku tidak tuli jangan berteriak” Eunhyuk langsung mengumpati otaknya yang sempat berpikir seberapa anggun Jessica dengan pakaianya itu balas memekik tapi dengan volume yang lebih rendah.

“aku tidak punya banyak waktu, katakan apa yang ingin kau bicarakan” perintah Jessica dilipatnya kedua tangan didepan dada dan menatap Eunhyuk tak sabar. Yang benar saja laki-laki itu sunggu keterlaluan,

“tidak ada, aku hanya ingin bertemu denganmu” sahut eunhyuk ringan lalu menyesap machiato dicangkirnya tanpa rasa berdosa.

“WHAT!!!!” Jessica memekik lagi, menarik perhatian beberapa pengunjung Cafe lain tapi Ia tak peduli. Laki-laki monyet itu benar-benar membuat kesabaranya hilang “YA TUHAN! Kau sudah membuatku pergi tunggang langgang dari pesta pernikahan temanku hanya untuk ini!!” Jessica terus menahan tanganya sendiri untuk menjambak dan mencakar-cakar wajah Eunhyuk mengingat dimana tempatnya sekarang,

“salahmu kenapa mempercayaiku” sahut Eunhyuk lagi.

“Oh!!! Kau memang sejenis dengan laki-laki bernama Lee Donghae itu!!!” umpat Jessica. Ia bangkit dari duduknya dengan penuh emosi. Sungguh candaan Eunhyuk kali ini sudah kelewat batas, kalu saja Euhyuk itu tak menyebut-nyebut nama Yoona saat ditelepon tadi Jessica tak akan susah-susah untuk membawa dirinya menemui laki-laki sialan itu.

Sebelum Jessica benar-benar pergi meninggalkanya Eunhyuk lebih dulu berhasil menarik tangan Yoona dan menatap wanita itu serius, tak ada tatapan geli seperti sebelumnya.

“ini tentang Yoona, I mean it!”

128 thoughts on “My Hubby Is ( Not ) Your! (Chapter 9)

  1. ah akhirnya yang ditunggu” dipost juga sekarang .
    Jaekyung mau berbuat apa sm Yoonhae ?
    lega juga rasanya Donghae udah ngakui persaannya ke Yoona .
    next chapter jangan lama” ya ? :v 🙂

  2. aku baru bisa komen di chapter ini #Mian 😦

    kalau menurut aku pasti jaekyung ama yunho kerja sama buat misahin YoonHae.. please jangan ya..!!

    next part update soon.. 🙂 #fighting 😉

  3. Akhirny!! Di post juga.. donghae udh mengakui perasaanny.. g sabar liat mereka bersatu. Next chap jgn lama2 y author yg baik hati^^

  4. Makin rumit ><
    Donghae oppa fighting semoga kau mendapatkan Yoona eonie
    untuk author juga semoga next partnya lebih cepat^^

  5. Oh..GOD akhirnya di post jg thor hehe….
    Kasian liat yoong and donghae saling menyiksa,ayo donk rukun n romance lg kangennnn nech
    next part jeball jgn lma y di postny y thor

  6. Ah… mereka benar-benar..
    Tp senang sudah membaik walaupun belum sepenuhnya.
    Jaekyung dikirain udh kelaut.
    Tp,knp eunhyuk bilang ky gt??
    Eon,knp dipostnya sebulan sekali sii. Sesek nunggunya

  7. yaaa…akhirnya donghae menyatakan perasaan cintax ke yoona. walaupun masih ada pihak yg tdk suka sma hubungan mereka.
    wish the future mereka bsa hidup bahagia.

  8. Yang sekongkol sm jaekyung itu is yunho ya?? Kira2 apa yg d rencanain yaa?? Penasaran…
    Di tunggu next chapter..

  9. maksudnya eunhyuk demi yoona apa?

    bagus oppa, kl pny istri ya gitu… dianggap, dijagain :3, tp huhu kasian mukanya yunho #siapinkompres

  10. jaekyung mau buat apa lagi tuh?
    bener2 berharap kalau hubungan yoonhae membaik 100%..
    ditunggu mext chaptrrnya thor

  11. pertanyaanku, kapan nih ff tamat? haha tapi.. aku kurang pham, jaekyung itu nghncurin yoona ap donghae? dulu krena donghae yang plinplan, skrang yoona yg mnolak cinta donghae.. ckckck,, d tmbah Yunho yg ingin mnghcurkan hbungan yoonhae yg mmng sudh d tepi jurang, ku hrap endingny ntar memuaskan

  12. sedikit kurang paham sama cerita diatas,kasian tangan donghae terluka trus mabuk lgi,untung aja donghae kgak jadi nyium jessica gomawo euhyuk wkakhirnya donghae udeh bilang suka sama yoona sialan yunho untung aja donghae liat

  13. Hoooooooohh sakit kan hati lu oppa, itu yg yoong rasain ketika kau bersama jaekyung.

Komentarmu?