Your Punishment; Love Me! (Chapter 7)

283614_296750197090569_2099416319_n

picture By LEE YE TA

Tittle : Your Punishment;Love Me! chapter 7

Author : Ester Lee

Cast : Yoonhae,  Nickhun, Jessica, Yuri, Kristal Taemin and Others

Catagory : Romance/Chapter

Leight : 4500

sorry, sorry, soory, really sorry for late post T.T

hope U enjoy this, and dont forget to RCL, Ur Comment is precious pleas leave for me 🙂 thanks soo much readers

enjoy!!!!! 🙂

“jelaskan Apa ini?!!!”

Yoona mengangkat tugas kuliahnya setinggi wajah, kedua matanya mendelik tajam kearah Donghae. siap menerkam laki-laki itu.

Donghae melirik tugas itu beberapa saat lalu kembali menatap Yoona dengan sorot mata terkejut. ‘ceroboh’ kata pertama yang melintas cepat dalam benaknya. Donghae harusnya tak membawa tugas Yoona kemana-mana, tidak juga dengan meletakan didalam tas kerjanya sementar selama ini Yoona selalu bersamanya, semobil denganya.

“sudah puas kau Lee Donghae”

Satu kalimat dingin dan tajam dari Yoona menyadarkan Donghae, ia cepat-cepat memotong alur pikiranya dan berusaha memfokuskan diri pada Yoona.

“Geez!!!!” Yoona tersenyum masam “aku lupa orang seperti apa kau ini….” Yoona mencengkram erat tugas ditanganya yang sudah siap melemparkanya pada Donghae, dan dengan terpakasa Yoona menurunkan tanganya dengan begitu keras.

“Yoona….” suara Donghae terdengar berat, ia bahkan menatap Yoona dengan sorot mata sangat lemah.

Yoona membuang wajah, menghindari tatapan sendu laki-laki dihadapanya. Takut-takut setiap alasan yang meluncur keluar dari mulut Donghae berhasil membiusnya. Berhasil mengubah alur pikiran dan juga meredakan emosinya. Itu berlaku belakangan ini saat Yoona selalu jatuh dan melakukan setiap perkataan lembut Donghae.

“sudah puas Lee Donghae?” ulang Yoona dan tanpa menunggu jawaban Donghae Ia menambahkan “kau tau seberapa penting tugas ini untukku?”

Donghae diam, Ia kehilangan semua kata dalam otaknya. Hanya beku menatap gadis dihadapanya tanpa bergerak, bahkan bernapaspun sulit Ia lakukan sekarang,

“kau tau aku harus menyelesaikan kuliahku tahun ini juga?” suara Yoona meninggi deru napasnya mulai memburu “nan jeongmal arra!!” bentaknya.

“Yoona dengar…”

“apa!!” potong Yoona cepat bahkan sebelum sempat Donghae melanjutkan perkataanya “kau ingin aku mendengarmu? Your Fake reason? Cih!!!” sekali lagi Yoona tersenyum masam “tidak akan pernah!”

“Im Yoona…”suara Donghae melemah, sebelah tanganya terayun untuk meraih tangan Yoona, namun ditepis keras oleh gadis itu.

Don’t ever Touch me!” Yoona mundur selangkah, tak ingin jaraknya dan Donghae semakin dekat. Donghae menatap Yoona cemas, sesekali Ia melirik mobil yang ramai berlalu lalang dibelakang Yoona. wanita akan terlalu bodoh dan ceroboh saat marah, bagaimana kalau Yoona tiba-tiba berbalik dan melangkah begitu saja dan…..dan hal buruk yang sama sekali tak ingin Ia bayangkan terjadi.

“and Stop Call my Name like you know me that well!!!”

“dengarkan aku Yoona, berhenti disana dan….”

Yoona bukan tidak mengerti kendaraan yang sibuk berlalu lalang dibelakangnya. Tapi Ia tak peduli, yang ia butuhkan sekarang adalah menghilang dari hadapan laki-laki itu. bagaimana mungkin Donghae tega mempermainkan kehidupanya. Bersenang-senang sementara Ia tertekan. Semua biaya pendidikanya dibiayai pihak asuransi, jika Yoona tidak lulus tepat waktu maka biaya pendidikanya terhenti itu artinya Yoona harus menanggung sendiri semuanya. Bukan karena tidak mampu, tapi Ia memiliki Taemin? Yoona harus lulus dan mendapatkan pekerjaan yang layak demi Taemin. Demi hidupnya yang malang-meskipun tak semalang itu.

“why? Wanna be a Hero? so geumnhae… aku sudah muak denganmu Tuan Lee Donghae yang terhormat dan aku tak ingin mendengar apapun darimu lagi”

Donghae tak menjawab, namun kedua tanganya sudah terangkat untuk menyentuh pundak Yoona. Yoona menoleh kearah pundaknya. Lalu menatap Donghae tajam,

“aku salah Yoona…”suara Donghae terdengar Frustasi,

“lepaskan!!!” Tukas Yoona kemudian,

“tidak, kau harus mendengarku…”

“lepaskan!!” Yoona berusaha melepaskan cengkraman tangan Donghae dipundaknya, namun laki-laki itu justru menahanya dengan begitu kuat.

“please listen me,,,,” bujuk Donghae mulai frustasi,

“shiereeeo! Manusia tak berhati! Lepaskan aku brengsek!!!”

Yoona mencelos, hatinya seolah teriris menyadari kata itu meluncur begitu keras dari mulutnya. Ia tidak tau kenapa hatinya merasa sakit, bukankah Donghae pantas mendapatkanya. Hey! laki-laki itu mempermainkanya, ingat Itu.

Cengkraman tangan Donghae dipundaknya melemah, rupanya kata pedas Yoona berhasil menembus hatinya dan membuat lubang besar disana, dihatinya. Hatinya yang menurut Yoona tak ada. Lalu bagaimana dengan perasaanya selama ini bagaimana dengan hatinya yang mengukir nama Yoona disana. Bukankah Yoona seharusnya mengerti? Meskipun Donghae tak secara terang-terangan mengatakan perasaanya, Ia rasa sikapnya selama ini cukup jelas.

Mata Yoona mengembun, butiran air mata sudah siap meluncur. Ia harus pergi sebelum air matanya mengalir turun, Yoona tak ingin Donghae melihat sisi lemanya. Tidak untuk saat ini. Tangan donghae terlepas dari pundaknya, Yoona membalik badan dan siap melangkah. Namun Ia harus berhenti saat kedua tangan kekar Donghae meraih tubuhnya, membawa Yoona masuk kedalam dekapan laki-laki itu. air matanya jatuh, Yoona tak bisa melawan Ia tak memiliki kekuatan lagi untuk melawan dan mengelak. Yoona memejamkan mata  Backhug yang Donghae berikan terlalu nyaman untuknya, dalam sekejab pipinya basah. Yoona merasakan hembusan napas Donghae menyapu telinganya menimbulkan desiran-desiran aneh disekujur tubuh Yoona. Donghae tak bergerak, laki-laki itu mulai membenamkan wajah diantara bahu dan leher jenjang Yoona. menghirup dalam-dalam aroma gadis itu. Yoona terperangah, jantungnya bekerja cepat kemudian yang bisa dilakukanya hanyalah menutup mata rapat, berusaha keras menahan air matanya yang sudah terlanjur jatuh.

“aku tau kau tidak akan pernah mendengarku Yoona” kata Donghae lembut “tapi aku harus tetap mengatakanya…..semua kebodohanku ini hanya karena aku tak memiliki alasan lain untuk menahanmu tetap bersamaku, dan aku tidak memiliki alasan untuk memintamu tinggal….”

Yoona mendengar Donghae menarik napas pelan kemudian menahanya dan kembali berkata, “karena kurasa aku membutuhkanmu,,lebih dari itu kurasa aku menyukaimu Yoona”

Saat ini, ketika salju turun begitu deras saat hawa dingin menusuk tulangnya saat senja mulai menyambut malam dan dibawah pancaran sinar lampu jalan yang bersenar temarang, Donghae manyatakan perasaanya dengan sangat lembut, selembut hembusan angin semilir diantara musim semi yang menghanyutkan, suara Donghae meresap begitu halus digendang telinganya. Yoona semakin menutup rapat kedua mata indahnya. Bukan tidak ingin mendengar perkataan Donghae. jantungnya terus berpacu sejak laki-laki itu memeluknya, memporak porandakan pikiranya yang sekarang tak menganggap penting Donghae yang sudah bersenang-senang dengan kehidupanya. Kedua tangan Yoona menggenggam erat sweater tebal Yang dipakainya. Meremasnya dengan sangat keras berharap tak merasakan sakit dan semuanya hanya mimpi.

***

Tiffany Hwang mengalihkan pandangan dari perdebatan antara suami dan mertuanya. Ia sedikit tidak bersemangat sekarang, medengar kedua orang disampingya saling bertukar argumen ringan seputar keturunan, tentang kapan Tiffany dan Donghwa-suaminya melahirkan seorang cucu untuk eomma mertuanya. Ia sudah sering mendengar itu, dan Tiffany sudah menjelaskan alasanya untuk menunda itu. Ia masih terikat kontrak dengan salah satu majalah Fashion terkenal di Amerika dan  ingin menyelesaikan kontrak itu terlebih dulu kemudian Ia bisa mengundurkan diri dan memenuhi keinginan ibu mertuanya. Suaminya-Donghwa mengerti benar alasan itu dan karena itulah sekarang laki-laki itu terus menjelaskan pada eommanya untuk sedikit bersabar.

Awalnya Ia hanya mengalihkan pandangan kesembarang arah, sampai kedua matanya bertemu dengan mata gelap laki-laki diseberang meja. Mata kosong, yang juga tak jelas memperhatikan apa. sementara tangan laki-laki itu yang menggenggam sumpit hanya mengaduk-aduk tanpa selera mangku nasinya, tidak ada apapun selain nasi disana, dan Tiffany bisa memastikaan Donghae belum menyentuh hidangan apapun dimeja itu. apa masakanku tidak enak? Batin Tiffany. Ia mengenal donghae cukup lama bahkan sangat lama mengingat Ia suaminya dan Donghae adalah teman sejak sekolah dasar. Donghae bukan pemilih makanan, laki-laki itu tak pernah protes tentang masakanya selama ini, asal tak makan sendiri, ramen saja sudah cukup bagi Donghae. merasa aneh Tiffany membuka mulut untuk bertanya, namun sebelum suaranya benar-benar terdengar, Ia mendengar Kristal sudah membuka mulut

“Oppa? Are you Okay?”

Rupanya tidak hanya Tiffany yang merasakan keanehan Donghae, namun kristal yang Ia kenal dengan gadis yang begitu kritis bertindak lebih cepat. Seketika Ia ingat seberapa hebat dan luar biasa ketika Ia dan Kristal duduk bersama didepan LED besar, bukan diam dan menikmati acara seperti orang pada umumnya. Namun untuk mengomentari setiap acara yang muncul disana.

“Oppa?!!” tak mendapat jawaban, Kristal yang memang duduk disamping Donghae sedikit meninggikan suaranya sambil menyikut pelan kakaknya.

“oh…”Donghae tersadar dan langsung menoleh kearahnya “wae so jung-ah?”

“apa yang Oppa pikirkan sebenarnya?” sahut Kristal penasaran, Ia memicingkan mata kearah Donghae menyelidiki setiap detail wajah Donghae.

“aku baik-baik saja” senyum samar tergambar diwajah Donghae, dan justru menambah kecurigaan Kristal.

“apanya yang baik baik saja. Oppa hanya diam dengan mata melihat entah kemana memegang sumpit dan hanya berakhir dengan mengaduk-aduk mangkuk nasimu dan lihat saja nasimu sudah tumpah kemana-mana. Dan Oppa masih bilang baik-baik saja?”

Ocehana panjang kristal berhasil menghentikan perdebatan antara Donghwa dan Eommanya. kedua pasang mata lain diruangan itu seketika tertuju pada Donghae dan Kristal.

“ada apa?” Donghwa yang sejak awal tidak menyadari keanehan Donghae bertanya dengan kedua alis terangkat tinggi.

“aku baik-baik saja sungguh,,,” Donghae melirik jam dipergelangan tangan kirinya sesaat “dan kuras aku harus pergi sekarang”

“ndee!” respon kristal berlebihan, terlalu berlebihan sampai Donghae merasa aneh namun berakhir dengan tersenyum sambil mengacak pelan rambut Kristal.

“Oppa pergi dulu so jung-ah,,, dan Noonna masakanmu enak. Terimakasih juga untuk itu” Donghae menunjuk kotak makanan disalah satu meja lain dalam rauangan itu dengan dagu.

“enak katanya? Makan saja tidak, bagaimana Oppa bisa mengomentari masakan Tiffany Noonna seperti itu. aneh ini aneh! Oppa harus mengatakanya padaku ada apa? apa karena Gadis itu lagi? Oppa mengerti yang kumaksud kan? Ouh sungguuh tak pernah jera…………………………..”

Ocehan panjang Kristal seperti angin lalu ditelinga Donghae, Ia cepat berjalan kearah pintu utama setelah mencium pipi Eommanya dan berpamitan dengan Tiffany dan Donghwa. Tidak ada ruang dalam otaknya sekarang, tidak untuk mendengarkan omelan panjang adik tersayangnya. Pikiranya masih tertinggal dikejadian seminggu yang lalu, sampai saat ini perkataan Yoona terus bermain-main diotaknya.

“ini terlalu cepat…..a- aku..aku belum siap dengan semua ini Donghae,,,ini tidak seperti aku tidak meraskan hal yang sama…nan Johahaeyeo,,aku menyukaimu,,,hajiman,tapi…ini terlalu tiba-tiba. Maukah? Maukah kau menungguku Sampai saat aku berlari kedalam pelukanmu?”

Yoona meragukanya atau ada orang lain dalam hati gadis itu. hanya dua kesimpulan itu yang bisa Donghae tarik dari perkataan Yoona. mungkinkah Nickhun masih begitu berharga bagi Yoona? apakah semua pernyataan dan sikap Donghae belakangan ini-tidak termasuk sifat-sifat buruknya yang dulu- tidak cukup meyakinkan Yoona? tunggu! Bukankah Yoona mengatakan untuk menunggu? Bukankah Yoona sudah menjelaskan Ini tidak seperti Yoona menolaknya atau tidak menyukainya. Ia hanya perlu menunggu. Ya menunggu. Sampai gadis itu berlari kedalam pelukanya.

***

“hai….”

Yoona mendengar suara pintu terbuka dan setelah bertatapan dengan Donghae diambang pintu laki-laki itu langsung tersenyum. Sedikit aneh bagi Yoona, senyum manis laki-laki itu yang sudah seminggu ini memenuhi hari-harinya masih menjadi hal baru bagiya. Sudah lama Ia tak menemukan wajah datar dan kaku laki-laki itu, suara bernada dingin dan tatapan mengintimidasi seorang lee Donghae tak pernah lagi Ia temui. seperti apapun itu, kenyataanya Yoona menikmatinya. Ia merasa bunga-bunga berguguran disekitarnya setiap kali Donghae tersenyum setiap kali Ia mendengar nada lembut laki-laki itu.

“kau datang?” pertanyaan tolol itu keluar dari mulut Yoona,

“tentu saja”sahut Donghae kemudian melangkah kesampingnya,

“makanlah Yoong, Tiffany Unnie menitipkan ini untukmu. Dan juga Ia minta maaf belum bisa mengunjungi Taemin Ia baru saja kembali dari rumah orang tuanya. Mungkin besok”

Yoona berlaih mentap kotak makanan ditangan kanan Donghae, kemudian tersenyum menyetujui.

“sampaikan terimakasihku kemudian” kata Yoona sambil meraih kotak makan yang Donghae sodorkan padanya. Kemudian bangkit dan berjalan pelan menuju Sofa disisi lain kamar rawat adiknya.

“kau tidak makan?” tanyanya, tapi tak menatap Donghae melainkan sibuk dengan makanan dihadapanya.

Yoona membuka kotak makan itu dengan mata berbinar, Ia memang belum makan sejak siang tadi. Malas, atau mungkin Ia menunggu Donghae? hanya Yoona yang tau tepatnya. Yoona meraih sumpit dengan semangat namun saat Ia siap untuk memasukan hidangan menggiurkan itu kedalam mulutnya, Yoona merasakan seseorang menghempaskan diri disofa. Sangat dekat, Yoona merasakan kaki laki-laki itu bersentuhan dengan kakinya.

“aku hanya ingin melihatmu makan….” kata Donghae disertai senyum yang lagi-lagi memikatnya.

Yoona mengrjab beberapa kali, kemudian berusaha tak ambil pusing dengan bunga-bunga yang seperti biasa berguguran menyertai senyuman Donghae. Yoona mengangguk kemudian mulai memasukan nasi kedalam mulutnya.

“maaf….” Donghae mengertukan alif mendengar kata maaf yang Yoona ucapkan,

“what for?” kening Donghae berkerut, kedua alisnya terangkat tinggi.

“waktu itu aku sungguh kekanakan,,,,”jeda sesaat, dan Donghae langsung memahami kemana arah pembicaraan Yoona “aku tidak tau kau sudah mentranskip nilaiku,,,,kupikir kau benar-benar berniat mempermainkanku dengan hukuman itu………”suara Yoona melemah, tak enak hati mengucapkan tuduhan terakhir yang Ia katakan.

“memang” sahut Donghae membuat Yoona terkejut dan menoleh kearah Donghae sambil memanyunkan bibir

“aku memang ingin sekali menghukummu, kau tidak tau?”tambah Donghae,

“aisshh!! Ada apa lagi deganmu”gerutu Yoona,

“hukumanmu sangat berat kali ini, kau tau?”

“apa lagi sekarang?” Yoona memutar bola matanya malas “kau tidak bisa mengancamku lagi Lee Donghae sajangnim,,nilaiku sudah kau transkip” cibir Yoona,

“kali ini aku tak perlu mengancam Yoong,,,” entah sejak kapan sapaan akrab itu donghae ucapkan yang jelas ini pertama kalinya Yoona mendengar jelas,

‘deg’

Mata Yoona melebar saat bertatapan dengan mata gelap Donghae, laki-laki itu tengah menatapnya dalam seolah langsung menusuk kedalam hati Yoona. kalau boleh Yoona jujur Ia tidak perlu mengatakan pada Donghae untuk menunggunya, dan memberi kesan seolah-olah ada orang lain dalam hatinya. Kenyataanya tidak ada, hanya Donghae yang sekarang tertera disana. Tapi bukan itu, Yoona masih tak bisa menerima kenyataan dan juga rasanya terlalu sulit untuk mempercayai perasaan Donghae. yaa,,,, mungkin saja Donghae hanya menyukainya sesaat, atau Donghae hanya bingung dengan perasaanya sendiri atau yang lebih parah bisa saja Donghae hanya mempermainkanya. Tidak-tidak Donghae terlalu tulus untuk melakukan itu, Yoona jelas merasakan perbedaan dan kehangatan sifat Donghae belakangan ini bahkan jauh sebelum laki-laki itu menyatakan perasaanya pada Yoona.

“tapi aku akan pastikan ini adalah hukuman paling sulit yang pernah kau terima…………dan hanya karena aku yang akan membuatnya menjadi mudah” masih dengan menatap tepat kedua mata Yoona, Donghae kembali berkata “coz Your Punishment is to Love me”

Waktu berhenti, Nafas Yoona berhenti, paru-parunya diam, kedua matanya terpaku pada Donghae seluruh yang ada disekitarnya seolah memudar, hilang. Hanya jantungnya yang berdegup begitu cepat sampai Yoona rasa akan melompat keluar. Sumpit ditanganya terlepas Yoona tidak ingat dimana meletakkan benda itu saat tiba-tiba Donghae tersenyum lalu meraih tanganya tanpa sumpit disana, saat itulah semua berbalik, apa yang berhenti menjadi bergerak cepat, dan sekarang jantungnya berhenti, tak ada degupan.

Donghae mendekatkan wajah, sementara Yoona masih tak bergeming ditempat. Kedua tangan Yoona dalam genggaman Donghae tanpa sadar mengeras, meremas tangan laki-laki itu. dekat sangat sangat dekat Yoona merasakan wajah Donghae tepat dihadapanya, hembusan napas laki-laki itu menyapu lembut wajahnya. Tak ada gerakan, Yoona tak bisa melakukan apapun Ia hanya diam dan memperhatikan kedua mata sendu Donghae. Donghae kembali tersenyum kemudian dengan suara pelan berbisik,

“makanmu belepotan”

Dan

‘Chu’

Bibir laki-laki itu mengecup pelan bibir Yoona,

‘blusshhhh’

Yoona merasakan pipinya panas, semburat merah pasti sudah menyeruak disana. jantungnya yang sebelumnya berhenti, kini membangkang lagi dan berdetak sangat cepat. Sungguh sepertinya Yoona harus menemui Yesung setelah ini untuk memastikan keadaan jantungnya.

“tadi tidak seenak ini”kata Donghae dengan tatapan menggoda, melihat Yoona masih terpaku diam menatapnya.

Sadar Donghae sedang bicara padanya Yoona cepat-cepat menjawab dengan gugup.

“a-a-apa maksudmu?”

“masakan kakak iparku lebih lebih lezat setelah aku mengambilnya dari sudut bibirmu” sahut Donghae ringan,

Yoona tak bisa menahanya lagi, pipinya benar-benar panas. Ingin sekali Ia mengangkat tangan dan menutup kedua pipinya yang memerah tapi tidak mungkin Ia lakukan. bukan karena Donghae akan menertawakanya, namun Yoona tak mempuyai kekuatan untuk itu. diam beku dan terpaku hanya itulah yag bisa Yoona gambarkan untuk dirinya sekarang.

“akan kulakukan Yoong”tatapan mereka saling terkunci satu sama lain, mencoba saling menenggelamkan diri diantar lubuk hati terdalam mata yang ditatapnya,

“kau minta aku menunggumu aku akan menunggu, dan Saat kau yakin untuk berlari kedalam pelukanku, berlarilah, karena kedua tanganku selalu terbuka. Saranghae….”

Setelah mengatakan kalimat itu Donghae kembali memajukan wajahnya namun kali ini bukan sebuah kecupan, laki-laki itu menarik lembut tubuh Yoona hingga masuk kedalam dada bidangnya. Yoona tak melawan, ia merasa sangat nyaman. Kedua tangan Yoona bergerak naik, ingin membalas pelukan laki-laki itu. tapi tidak jadi, perlahan tanganya melemah dan kembali jatuh dalam pangkuanya sendiri. Bukan sekarang, suatu saat ketika Ia benar-benar ingin berlari kedalam pelukan laki-laki itu saat semua keraguan dalam hatinya tak tersisah, ya! saat itu datang.

***

Matahari bersinar lagi, waktu terus bergulir dan hari berganti sebulan berlalu begitu cepat. Tak peduli semua itu, Taemin masih tak kunjung membuka matanya. Ia seolah jatuh pada mimpi indah dan terdalam yang membuatnya tak sedikitpun berniat untuk membuka mata. Yoona tak pernah menyalahkan Tuhan atas semua yang menimpanya, baginya kehidupan harus berlanjut bagaimanapun caranya, meski nyawanya tak lagi berhembus setiap kali melihat keadaan Taemin, dan air mata yang terus merembes dari sudut mata setiap kali ingatanya membawa pada kepergian orang tuanya bertahun-tahun yang lalu. Semua memori itu melekat sempurna disana, menjadi bagian kekal yang tak terlupakan, menahun bahkan mungkin sampai napasnya tak lagi berhembus.

Yoona masih mengingat dengan sangat jelas, saat itu hujan begitu deras saat tiba-tiba telepon diapartemenya berdering dan seseorang dengan suara tegas berbicara padanya setelah memastikan alamat yang dicarinya benar, suara tegas itu lantas melontarkan kalimat yang langsung membuat kakinya lumpuh, hingga detik berikutnya ganggang telepon terlepas dari tanganya dan tubuhnya terjatuh. Yoona tak menangis seluruh air matanya seolah tercekat ditenggorokan dan membuatnya sulit bernapas. Semuanya begitu tiba-tiba setengah jam yang lalu ia masih tertawa begitu lepas dengan kedua orang tuanya,  setengah jam yang lalu sebelum kedua orang tuanya berangkat kebandara Yoona sempat mencium kedua pipi mereka, bergelanyut manja dilengan Appanya meminta ini itu sebagai buah tangan dari Jepang. Setengah jam yang lalu Ia dan Taemin masih sempat melihat senyum dan lambaian tangan kedua orang tuanya sebelum pintu belakang Taxi tertutup dan Taxi itu meninggalkan gedung apartemenya. Kemudian, saat Ia berniat menghabiskan minggu sore itu bersama Taemin sambil menonton acara Televisi sirna. Yoona dan Taemin harus menelan berita pahit tentang kecelakaan yang menimpa Appa dan Eommanya.

Sekali lagi Yoona tak menyalahkan Tuhan, hanya saja ada sedikit sesal didalam hatinya. Ada sejuta pertanyaan yang Ia tau tak seorangpun dapat menjawabnya. Salah satunya, Kenapa harus Taemin? Kenapa bukan dia kenapa bukan Yoona yang terbaring koma. Taemin masih terlalu muda. Banyak hal yang belum sempat adiknya lakukan.

Yoona memutar kepalanya perlahan mendengar suara pintu terbuka, seorang dengan jas putih langsung tersenyum saat matanya bertatapan dengan mata coklat laki-laki itu.

“hai Yoona….” laki-laki itu membuka mulut,

“oh, Yesung Oppa…”sahut Yoona.

“boleh aku masuk?”

“tentu saja”

Setelah mendapat balasan senyum dan anggukan dari Yoona laki-laki itu melangkah dan menutup pelan pintu yang tadi dibukanya.

“maaaf baru menemuimu hari ini Yoong…” laki-laki berpakaian putih itu berdiri tepat disebelah Yoona.

“tak masalah Oppa aku mengerti bagaimana pekerjaan seorang dokter”Yoona tersenyum simpul.

“teriakasih Yoong, aku hanya ingin menyampikan pesan Yuri. Dia akan pulang minggu depan”

“benarkah?” binar senang terpancar dari mata indah Yoona, “aku senang mendengarnya”

“dan juga ada beberapa berkas yang harus kau selesaikan dibagian administrasi. Jika tidak keberatan kau bisa mengurusnya sekarang. aku akan menjaga Taemin untukmu”

Yoona terlihat berpikir beberapa saat,

“sepertinya aku tidak punya pilihan lain Oppa” balas Yoona lalu bangkit dengan malas “Oppa pasti sibuk, kemblilah bekerja. setelah selesai aku akan cepat kembali”

“oh tidak-tidak” elak Yesung, “ini jam makan siangku, jadi aku memiliki waktu luang sekarang”

“baiklah” jawab Yoona akahirnya.

***

Kyuhyun menahan langkahnya ketika melihat Donghae berdiri didepan ruang administrasi sambil menyandarkan diri pada diding dibrlakangnya. Tangan kananya IA masukan kedalam saku celana semenyata tanganya yang lain mengutak-atik ponsel diatanganya. Kyuhyun membatalkan niatnya untuk makan, dan berjalan pelan menghampiri Donghae.

“hyung….” panggilnya ragu,

Merasa ada yang memanggil dan merasa familiar dengan panggilan itu, Donghae menoleh kearah suara,

“kau rupanya….”sahutnya kemudian memasukkan ponsel kedalam saku dan menatap Kyuhyun dengan alis terangkat “ada apa Kyu?”

“aku senang melihatmu”

Donghae mengerutkan kening “hey! kau baik-baik saja? Kau sesenang ini bertemu denganku?” tanyanya.

“kau tak bertemu Jessica disini?”

Donghae semakin bingung dengan pertanyaan Kyuhyun, kenapa tiba-tiba sepupunya itu mengangkat topik pembicaraan tentang Jessica. Donghae membuka mulut untuk bertanya namun Kyuhyun melanjutkan,

“kurasa kau harus tau,,meskipun Ia melarangnya..”

Kerutan dikening Donghae bertambah mulai merasa kesal mendengar potongan kata yang seolah begitu sulit meluncur dari mulut Kyuhyun. Ini aneh mengingat seberapa hebat Kyuhyun memainkan kata. Dan hanya Kristal yang bisa menyangkal perkataanya sedikit lebih lama dari orang lain meskipun pada akhirnya Kyuhyun akan selalu berhasil membuat Kristal kesal karena gagal melawan perkataanya.

“ada apa?” tanya Donghae,

Kyuhyun menarik napas kemudian berkata dengan hati-hati “aku tidak tau hyung, apakah aku harus mengatakanya padamu atau tidak….Jessica….”jeda sesaat,

Pintu ruang administrasi terbuka, dan Kyuhyun langsung menangkap sosok Yoona yang berdiri kaku diambang pintu. Ia memutuskan untuk tak melanjutkan berseru,

“oh,, Yoona-sshi, senang bertemu denganmu”

Yoona menutup pelan pintu dibelakangnya, kemudian membungkuk dan tersenyum mambalas sapaan Kyuhyun, “bagaimana kabarmu Kyuhyun-sshi?”

“aku? Tentu seperti yang kau lihat. Masih selalu dengan jas kepanjangna yang tidak stylish ini..dan juga pekerjaanku masih sama belum berubah menjadi seperhero atau lain sebagainya”

Candaan dari Kyuhyun membuat yoona tergelak, “oh sungguh kau membuatku merasa bersalah telah menanyakan kabarmu…”

“baiklah kurasa aku harus pergi sekarang. jam kerjaku sudah berakhir dan ingin segera melepas pakaian putih kepanjangan ini,,,,” kata Kyuhyun sambil membungkuk dan melirik Donghae sebentar lalu melangkah pergi,

Donghae ingin mencegah kepergian Kyuhyun, namun sungguh ia juga tidak ingin menyebut nama Jessica dihadapan Yoona. gadis yang masih meragukan perasaanya, mungkin.

“kau disini?” tanya Yoona “aku baru tau kau ahli menguntit”

“aku melihatmu masuk tadi,,,”sahut Donghae memaksakan senyum tulus,

Yoona mengerutkan dahi, mengamati ekspresi tak biasa Donghae,

“kau baik-baik saja?”

“tentu,,wae? Kau menghawatirkanku?”

Yoona salah tingkah, “ti-tidak bukan itu maksudku….”

“kenapa kau gugup, is taking care of Ur boyfriend make you feel that nerveous?”

“n-n-ndee?” protes Yoona, “namja chingu? Whom?”

“aigooo chagi-yah,,,kau gugup sekali,,”goda Donghae,

Yoona meraskan kedua pipinya memanas,,,

“whatever….” bantahnya kemudian melangkah cepat meninggalkan Donghae,

“ya…ya… Chagiyaa,,,, wait me…Chagiyah….”

Yoona mempercepat langkah sambil menggigit keras bibir bawahnya, Donghae sudah berhasil membuat gadis itu malu setengah mati. Sampai-sampai beberapa perawat dan pasien disana menoleh dan tersenyum geli melihat Donghae mengejarnya sambil terus memanggil Chagiya….

***

“jadi apa yang ingin kau lakukan sekarang? aku sudah membuatkanmu makan, menyuapimu makan dan juga aku sudah bersedia menemanimu disini” komentar Yoona, sambil menghempaskan diri disamping Donghae

Laki-laki itu tersenyum lemah, jika saja kondisinya tak seburuk sekarang mungkin Donghae sudah menarik gadis banyak bicara itu kedalam pelukanya mengecup keningnya sebentar lalu membisikan kata cinta ditelingnya tanpa lelah.

“kau selalu membawakanku makanan bagaimana mungkin kau sendiri menderita penyakit lambung karena tidak makan dengan teratur” Yoona mengerucutkan bibir sambil menatap donghae cemberut “aneh! padahal aku selalu makan didepanmu..dan kau tidak pernah mau kuajak makan bersama,,ishh!”

“aku tidak tega mencuri makananmu,,kau makan begitu bersemangat”

“apa?” bantah Yoona “bicara yang jelas, jadi kau mengatakan aku ini suka makan? Menyebalkan”

“tidak,,aku tidak mengatakan itu. kau hanya…hanya sedikiiiiiitttt rakus” kata Donghae sambil menjentikkan ibu jari dan telunjuknya,

“geezzz,,baiklah jangan bawakan aku makan lagi…aku tidak akan makan dan aku tidak rakus!” kesal Yoona sambil membuang wajah berpaling dari wajah pucat Donghae,

“Yooong….” panggil Donghae pelan,, Yoona tak menoleh, sampai Donghae memanggil namanya sekali lagi,

“Yoong,,,…”

Yoona menoleh dan mendapati Donghae menepuk ranjang disebelahnya “kemarilah,,,,,,ini begitu sakit” suara tak bertenaga Donghae membuat Yoona takut, ini kedua kalinya Ia melihat Donghae tak berdaya. Hanya terbaring tanpa bisa melakukan apapun, tak bisa membuatnya kesal dan tak bisa membantah ucapanya. Yoona menyerah dengan sedikit was-was dan jantung yang berdebar Ia menaikan kakinya keatas ranjang dan mendekati Donghae.

“appo?,,,”tanyanya khwatir “kita kerumah sakit sekarang nde?” bujuk Yoona, sebelumnya Kristal dan eomma Donghae sudah membujuk laki-laki itu setidaknya kedokter namun tak berhasil dan bersih keras tinggal diapartemen. Hingga akhirnya Kristal memutuskan untuk menghubungi Yoona dan meminta Yoona datang, kemudian Kristal dan Eommanya menggantikan Yoona menjaga Taemin di Rumah Sakit.

Donghae menggeleng, “aku hanya membutuhkanmu bukan dokter dan juga rumah sakit. Temani aku Yoong,,,hanya itu”

Yoona menghela napas tidak lagi berusaha membujuk Donghae kerumah sakit, perlahan Ia membaringkan tubuhnya disamping Donghae dengan wajah tepat  menghadap wajah Donghae,

“seperti ini?” tanyanya,,,

Donghae tersenyum meskipun tak bisa menghilangkan wajah pucat laki-laki itu tapi cukup membuat hati Yoona sedikit lebih tenang,

“terimakasih sudah datang,,,”kata Donghae,

“kau membuatku terkejut, kau tau?”sahut Yoona, Ia menarik napas kemudian menahanya “kupikir kau….”

“maaf,,”potong Donghae “aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir”

“apanya yang tidak khawatir, Kristal tiba-tiba menelpon dan mengatakan kau sakit parah dan tidak mau kerumah sakit, kau tau bagaimana paniknya aku?” Yoona cemberut, membuat Donghae kembali tersenyum dan mengacak rambut gadis itu,

“jadi kau begitu mengkhawatirkanku?”

“ti-tidak…a-apa yang k-kau katakan…” elak Yoona. Ia sampai-sampai salah masuk taksi karena terlalu panik dan juga salah memasukkan pasword apartemen Donghae berulang ulang.

“Yoong…” Donghae menyentuh lembut pipi Yoona, menutup rapat mulut gadis itu yang tadi mengomel tak jelas. Tatapan Donghae menembus manik mata Yoona dan langsung merebut hatinya. Menjadikan Donghae sebagai satu-satunya titik fokus dalam ruangan itu.

“kurasa aku tidak hanya menyukaimua,,,,tapi aku mencintaimu sangat mencintaimu Yoong”

Yoona diam, tak ada kata, tak ada kalimat apapun yang terbesit dikepalanya,,,

“Saranghae,,,,”bisik Donghae lagi. tangan kananya mengusap lembut pipi kiri Yoona membuat mata rusa gadis itu sedikit melebar, kemudian tersenyum. Donghae balas tersenyum lalu mendekatkan wajah, mengecup penuh cinta kening indah Yoona. Yoona memejamkkan mata menerima setiap perasaan cinta yang laki-laki itu salurkan. Donghae beralih mengecup kedua matanya, kemudian hidung gadis itu, dagu dan berakhir dengan bibir tipis Yoona. mengecupnya lembut, lalu mulai melumatnya begitu lembut. Tak mendapat protes dari Yoona, Donghae tersenyum simpul menutup mata, melumat lembut bibir Yoona, hingga beberapa detik kemudian Donghae merasakan bibir Yoona bergerak perlahan dan dengan begitu ragu membalas lumatanya sangat lembut hingga membuat bibir gadis itu begitu manis, seolah menemukan segala obat yang membuat rasa sakitnya seketika lenyap.

Donghae menarik wajah memberikan Yoona kesempatan untuk menghirup oksigen, Yoona tersenyum dengan wajah yang sepenuhnya memerah. Gadis itu menatap Donghae ragu menarik napas pelan kemudian dengan lirih berkata,

“nado,,saranghae….”

Donghae tersenyum puas, ini lah saatnya saat dimana Yoona berlari kedalam pukanya. Saat gadis itu benar-benar yakin untuk datang padanya. Ya sekaranglah saatnya. Donghae memajukan wajah kembali melumat bibir manis Yoona memperdalam ciumanya. Yoona membalas ciuman Donghae, kali ini Ia merasakan ciuman Donghae begitu manis dan menjadi candu yang tak ingin ia lepaskan. Donghae hilang kendali Ia merubah posisi diatas Yoona mencari ruang untuk mengespos tubuh Yoona lebih dalam, bibirnya mulai turun menyusuri leher jenjang Yoona mengcup dan mencium leher gadis itu begitu lembut, tangan kananya pelan-pelan diturunkan dan menyentuh bagian belakang Yoona, tanpa sadar berusa melepas resleting baju gadis itu. Yoona terlonjak, Ia melapas ciuman Donghae kemudian mendorong pelan tubuh Donghae, membuat Donghae sedikit terkejut dengan posisinya dan sebelah tangan menyentuh bagian belakang baju Yoona.

“ti-tidak hae,,,a-aku belum siap..a-aku takut.” Yoona menggigit bibir bawahnya, takut dengan reaksi Donghae selanjutnya. Ini hal baru baginya Ia tak ingin begitu saja menyerahkan satu-satunya hal berharga itu. tidak untuk sekarang.

“ma-maaf Yoong,,maafkan aku..mianhae” Donghae menarik cepat tanganya dan mengubah posisi menjadi duduk “apa yang sudah kulakukan!!”ia mengacak kesal rambutnya.

“maafkan aku Yoong sungguh…”kata Donghae tak berani menatap mata Yoona, perasaan bersalah memenuhi otaknya. Bukankah Ia mencintai Yoona? tidak seperti ini seharusnya.

“maafkan aku,,kau bisa memikirkan ulang yang kau katakan sebelumnya Yoong,,maaf membuatmu takut,,maaf untuk….”

Donghae menutup mulut saat kedua tangan Yoona melingkar dilehernya sambil berbisik,

“gwaenchana….tidurlah kau harus banyak istirahat”

———

“maaf membuatmu takut…”sesal Donghae, Ia menuruti saran Yoona untuk kembali berbaring. Tapi tak sedikitpun Ia berani meanatap Yoona yang ikut berbaring disampingnya.

“tidak, aku yang seharusnya meminta maaf…aku….”Yoona menghela napas, “aku tidak bisa melakukanya sekarang”

“tidak Yoong,,”donghae memutar berbalik menghadap Yoona yang sejak tadi menghadap kearahnya. “jangan meminta maaf untuk kebodohanku…tidak jagan pernah lakukan itu”

Yoona tersenyum hambar, “kau pernah melakukan itu denganya Hae?” sorot mata Yoona seolah menuntut, membuat Donghae beku untuk beberapa saat menjernihkan pikiranya sendiri dan berusaha mencari jawaban paling masuk akal yang bisa ia katakan,

“apa aku membuatmu berpikir seperti itu?” Donghae balas bertanya,

“tidak bukan itu….”Yoona membalik badan menjadi terlentang, kedua matanya menatap langit-langit kamar Donghae tanpa benar-benar tertuju kesana.

“hubungan kalian tidak sebentar dan kalian dalam usia yang dewasa,,maksudku apapun bisa terjadi. Termasuk….”Yoona tak melanjutkan, sepertinya ia terlalu lancang untuk menanyakan hal itu dihari pertama Ia mngungkapkan perasaanya, ya bahkan saat Ia dan Donghae belum meresmikan hubungan mereka.

“Yoong….” panggil Donghae membalikan lembut badan Yoona untuk kembali menghadpanya. “aku memang tidak bisa menjadikanmu yang pertama untuk semua hal dalam hidupku, tapi aku bisa memastikan kaulah yang terakhir diatas segalanya…..”

Tatapan Yoona meredup dengan suara bergetar Ia kembali berkata “ja-jadi kau pernah melakukanya dengan Jessica?”

93 thoughts on “Your Punishment; Love Me! (Chapter 7)

  1. makin seru ff nya^^

    penasaran gmn perasaan yoona slanjutnya ke donghae? stlh tau klu hae prnh melakukan itu ma jessie *maybe!!
    moga2 aja hubungan yoonhae nggk ada halangan dn rintangan

    next thor jgn lama lama^^ ditunggu!!

  2. Yeay akhir nya ada juga chapt 7 nyaa
    Omigits,,,donghae oppa??
    Semoga jawaban nya NO,
    Ditunggu Next chapt nya chingu

  3. Yeay akhir nya ada juga chapt 7 nyaa
    Omigits,,,donghae oppa??
    Semoga jawaban nya NO,
    Ditunggu Next chapt nya chingu
    🙂

  4. Lhoowww jangan sampe.! Ntr yoona bsa illfeel sma donghae., makin penasaran sma nie FF., d tunggu next partnya dengan segera.

  5. kyuhyun mau bilang apa sama donghae? jessica kenapa? jessica hamil? sepertinya sih hamil.
    duh please, menurut pendapatku sih dia udah pernah ngelakuin sama jessica maka dari itu tadi jessica ke rumah sakit.

    please happy ending thor^^ semoga yoona nggak nyesel;; next! aku tunggu ya thor!!!!! please!!!!!

  6. ya ampun…… penasaran gmn jauhnya hubungan Donghae sama Jessica… Waaaaaaaaaaaaa cepat lanjut ya author jangan terlalu lama

  7. akhirnya mrk mengucapkan kata2 sakral itu CINTA
    Ahhh sngnya akhirnya YoonHae pacaran 🙂

    Trus apa mksd Kyu ada apa dgn Sica, menurutku sih dia ga hamil kl aku blg mgkn dia sakit ato mgkn mo pergi dr Korea, meski Donghae blg kl Yoona itu bukanlah wanita yg pertama dlm segala hal di hidupnya bukan berarti dia prnh melakukan ‘itu’ dgn wanita lain, lagian kl sica hamil anaknya sapa kan mrk dah pisah lama, kecuali wkt sica pergi dia lg hamil anaknya Donghae itu br masuk akal, meski aku ga berharap bgt semoga aja hbgn Yoona dan Donghae langgeng… Amin

    Di tgg next chapternya thor, Kamsa 🙂

  8. Semoga hae blm lakuin apa2 ama sica..jgn yah..please bgt buat authorx..klo kiss mah boleh2 aja..tpi jgn lebih..Jebal..n kayax sica pux sakit parah deh..hae bakal dilema pastix pilih sica or yoong..aduhh..semoga konflikx ga berat2 amat..kasian yoong

  9. Komen cepet2 sampe lupa nulis IDx.. Q baca kembali koment Q..eh jadix malah

    Anonymous

    Oktober 8, 2014 pukul 3:57 AM ∞

    Haha..Oke..cuman mau bilang koment di atas itu yg nulis Ami Cica..hihihi..fighting buat authorx..ditunggu next partx

  10. Omo bnarkah oppa sdh tu dg jessie unnie??*moga” enggak
    gmn perasaan yoong klo sampe sdh??”kok q yg bingung
    next part jeballl thor..

  11. Akhirnya setelah menunggubsekian lama nongol juga nih ff makasih chingu ff nya kereenn bangett nex’y jgn lamma2 y thor sekalian lanjutin ff yg docter trainee, compromise, n yg lain’y y thor dah kangen berat pengen baca lanjutannya makasih…fighting! Bener gk y tulisan’y hee

  12. itu maksud pernyataan akhirnya hae apa yh? authornya sukses bikin semua readers nya bingung dan menerka”.
    ditunggu secepatnya saja lah next part nya. keep writing yh author!!

  13. part ini memang bikin senyum mulu…
    dongahe udah ga kaku lagi, udah lembut,romantis sama yoona…akhitnya yoona nerima juga…
    tapi tunggu….kenapa terakhiirnya….
    waah penasaran sama jawaban donghae…
    ga mungkinkan thor dia nglakuin sama sica….
    dirunggu next part….buruan

  14. kyu mau ngomong apa? jessica ke rumah sakit ngpain? Sakitkah? Tp gara2 baca koment readers yg lain jgn2 jessica hamil dan hamil anak donghae, no no no. untung donghae ga kebablasan ya ke yoona 😀 ya ampun udah seneng2 yoona udh ngungkapin perasaannya dan sbentar lg mreka bakal jadian eh cerita diakhirnya mlah bkin khawatir, takut. moga donghae blm prnah nglakuin ‘itu’ sm jessica, andwae! Next chapternya ditunggu thor jgn bkin kecewa readers ya kalo bs isi ceritanya hehe, hwaiting ^^

  15. Keren thor….mkin seru
    Klo bener Haeppa pernah ngelakuin ITU sma Jessica… jangan buat yoona marah ya thor
    Next nya jangan lama2 …penasaran sma kelanjutannya

  16. wah wah wah feelnya selalu dapet..
    penasaran banget sama lanjutannya…
    next thor.. please jgn lama-lama.. hehehe ^^

  17. Akhirnya ff ini muncul juga ^^
    Woahhh yoonhae akhirnya nyatain perasaan masing” horree^^
    D tunggu lanjutannya thor
    Gomawo 🙂

  18. mkin penasaran.. hae oppa pernah ngelakuin itu sm jassie eonni.. berarti yoona eonni bkan yg pertama buat hae oppa tp jessie eonni yg pertama psti yoona eonni skit bget tuh dgernya aplagi bru aja jdian.. jgn2 jessie eonni kermh skit karna hamil… jgan buat yoona eonni sdih..dtggu ya chap slnjutnya 🙂

  19. lanjut lanjut penasaran ngd sma klnjtan ny,,
    hmmnn aduh akhir ny donghae jujur jga sma prasaan ny,,
    ditunggu klnjtn ny,,

  20. Akhirnya bs baca jg kelanjutan ff ini. Walaupun aku jarang komen, aku selalu suka ff disini. Semoga yoona tidak berubah pikiran setelah mengetahui bagaimana Donghae dulu. Keep writing 🙂

  21. Aahhhh akhir.a mrka brsatu jg hehege
    Nah loh trus gmn klo donghae prnah ma jess apa yoong kecewa trus ninggalin hae??? Authoorrr lanjuuutttt

  22. Yakk! Neo Dongek, sampai kajt melakukan ‘itu’ sama Jes, mati kau! :3
    Thor, jika benar Jes pergi ke RS karna dia hamil anak Dongek, aku minta lebih baik Yoongie pisah aja ne sama Dongek. Kasian Yoongie serasa dipermainkan, mending sama Nickhun aja deh :v
    Dongek benar2 egois. Uhh~
    Tapi semoga saja Jes tidak hamil melainkan dia mengidap sakit parah *eh*
    Next jangan lama2 thor!
    Fighting!

  23. Akhirnya ff ini next chapter juga , waah YoonHae akhirnya saling ngungkapin perasaan nya 🙂

    Kenapa yaa sama Jessica , kayanya pubya penyakit parah . Tapi nae berharap ga ada lg yg menghambat hubungan YoonHae terutama Jessica.

    Tapi Haeppa ga pernah kan ngelakuin itu sama Jessica ???
    Makin penasaran sama ceritanya , Next chapter nya jangan lama lama thor ^_^

  24. Ah.. Apa iya donghae pernah ngelakuin itu sama jessica? Kalaupun iya, terus gmna nanti reaksi yoona.. Oia aku penasaran sama yang kyuhyun mau omongin ke donghae tentang jessica, ada apa sih sebenarnya?

  25. akhirnya yoona mau nerima donghae,tapi kayakny ad keraguan yoona sama donghae deh terkait hbungan donghae sama jessica

Komentarmu?