Strong Girl (2 of 2)

strong_girl

Author: Jes

 Tittle: Strong Girl (2 of 2)

 Lenght: Twoshoot

 Cast: Im  Yoon Ah and  Lee Donghae

 Other Cast: Jessica Jung
                                Cho Kyuhyun
                                Seo Joo Hyun
                                Kwon Yuri
                                Tiffany Hwang
                                Kim Taeyeon
                                Lee Hyukjae -eunhyuk-
            Genree: Romance, school life, friendship, little sad.

Annyeonghaseo! Jes kembali dengan lanjutan Strong Girl. Sebenarnya author baru sadar kalau ff dan judulnya gak pas. Maaf ya kalau emang gak cocok atau gak nyambung sama judulnya. Oh iya, author lupa minta maaf buat fans Jessica, Yuri, Tiffany, dan Taeyeon karena menjadikan mereka peran antagonis. Maklumin aja ya, namanya juga fanfiction, gak maksud ngejelek-jelekin mereka. FF ini murni dari otakku, jadi tolong hargai dengan tidak memplagiatnya*kepedean!*. oke, selamat membaca J

 

~STRONG GIRL~

 

Tangan Yoona meraba permukaan kursinya. Di rabanya sobekan kain yang ia yakini adalah sobekan roknya. Mata Yoona mulai memicing mencari tau siapa pelaku dibalik semua ini. Dan matanya berhenti di Jessica yang kini menatapnya balik dengan tatapan licik.

Dalam hati Yoona merasa bahwa Jessica lah yang melakukan ini, namun akalnya menepis perasaan itu. Mana mungkin Jessica melakukan hal seperti ini padanya. Selama ini Jessica selalu baik padanya.

“apa itu suara sobekan?” tanya seorang murid namja. “ bolehkah aku melihatnya?” lanjutnya yang langsung diakhiri tawa kawan-kawannya.

Yoona semakin malu. Wajahnya sudah benar-benar merah karena malu sekaligus kesal.

“diam!” seru Jung seosaengnim. Semua murid langsung terdiam. Merasa sudah hening mata Jung seosaengnim langsung mengarah pada Yoona. “apa yang terjadi Im Yoon Ah?” tanya Jung seosaengnim dengan lembut.

“saya rasa ada yang meletakkan lem dikursi saya.” Jawab Yoona sambil menunduk.

“gunakan jasmu untuk menutupnya. Sekarang seosaengnim ingin kalian jujur, siapa yang melakukna ini pada Yoona?”tanya Jung seosaengnim dengan tegas membuat beberapa murid sedikit terkejut.

Yoona melepas jasnya dan mengikat lengan jasnya dipinggang.

“ayo jawab!” seru Jung seosaengnim lagi. Semua berbisik mencoba menebak siapa pelaku dibalik ini semua.

“tidak ada yang mau mengaku?”tanya Jung seosaengnim. “baiklah,kelau begitu kalian tidak keberatan jika seosaengnim memeriksa barang kalian?”tanya Jung seosaengnim.

Semua murid diam. Mata Yoona menelisik mencoba mencari pelaku dibalik semua ini. Dan lagi-lagi tatapannya jatuh pada sosok Jessica yang kini sedang tersenyum. Senyuman yang baru Yoona lihat.

“semua berdiri!” semua murid berdiri termasuk Yoona. “berdiri disamping meja kalian.”

Jung seosaengnim mulai bergerak kemeja dekat pintu. Satu per satu ia periksa meja dan tas para siswa. Hingga Jung seosaengnim berhenti dimeja Jessica. Yoona langsung menatap Jessica yang terlihat sangat tenang. Tidak ada. Tidak ada lem ditas maupun meja Jessica.

Yoona menunduk, dia merasa jahat telah menuduh Jessica walaupun tidak diungkapkannya. Kini Jung seosaengnim sudah berada dimeja Seohyun. Seohyun membantu Jung seosaengnim dengan mengangkat tasnya keatas meja. Tidak ada. Kemudian tangan Jung seosaengnim mulai meraba isi laci meja. Gerakannya mendadak berhenti dan membuat semua murid penasaran termasuk Yoona.

“Seo Joohyun, apa ini?” Jung seosaengnim memperlihatkan barang yang ia pegang dari dalam meja. Mata Seohyun membulat kaget. Bagaimana bisa? Yoona menatap Seohyun terkejut.

“itu bukan milikku.” Sanggah Seohyun cepat.

“tapi lem ini ada dimejamu.”

Seohyun diam, dia tidak bisa memberikan alasan bahwa dia bukan pelakunya. Yoona terus melihat kearah Seohyun. Tidak mungkin Seohyun akan sekejam itu padanya. Tapi, siapa yang tega melakukan ini padanya juga pada Seohyun?

“ikut saya keruang guru.”  Jung seosaengnim berjalan kearah Yoona. “Yoona, kau juga ikut saya.” Yoona mengangguk.

Semua murid mulai berbisik. Seohyun yang tau bahwa dirinya dibicarakan hanya bisa menahan air matanya. Lain dengan Yoona, Yoona terlalu sibuk memperhatikan Jessica yang kini sedang tersenyum sinis kearahnya dan Seohyun. Kecurigaan Yoona pun kembali hadir. Sekalipun Yoona mencoba menepis pemikiran itu, namun kecurigaannya tetap mengarah pada Jessica.

Di ruang guru, Jung seosaengnim langsung duduk dikursinya dan meletakkan lem dengan sedikit hentakan yang membuat Seohyun dan Yoona kaget.

“Seo Joo Hyun, bisa kau jelaskan semua ini?” tanya Jung seosaengnim.

“seosaengnim, bukan Seohyun yang melakukannya.” Ucap Yoona. Seohyun menatap Yoona yang kini sedang menunduk sambil membetulkan kaca matanya yang hampir terjatuh.

“saya sedang bertanya pada Seo Joo Hyun. Jadi, biarkan temanmu ini menjelaskannya.”

“ani, seosaengnim, bukan Seohyun pelakunya.”

“lalu siapa? Lem ini bukti kalau Se Joo Hyun yang melakukannya.” Ucap Jung seosaengnim sambil menunjukkan lemnya.

“saya juga tidak tau. Tapi saya yakin bukan Seohyun pelakunya. Jadi saya mohon jangan hukum Seohyun.” Yoona mulai membungkuk, memohon agar Jung seosaengnim tidak memberikan hukuman pada Seohyun. Mata Seohyun terus mengarah pada Yoona yang sedang membungkuk sembilan puluh drajat. Matanya mulai berkaca-kaca.

“baiklah jika itu katamu Yoona. seosaengnim percaya apa yang kau katakan.” Jung seosaengnim memasukkan lem tadi kedalam laci mejanya.

“Seo Joo Hyun, seosaengnim harap kau memang bukan pelakunya. Kalian boleh kembali ke kelas.”

“kamsahamnida seosaengnim.” Ucap Yoona dan Seohyun bersamaan. Seohyun berjalan didepan Yoona. Setelah menutup pintu ruang guru, Yoona mulai berjalan sendiri menuju kelas. Seohyun sudah tidak terlihat lagi. Mungkin Seohyun langsung berlari begitu keluar dari ruang guru.

“Yoona” Yoona mendongakan kepalanya. Dilihatnya Donghae sedang membawa beberapa buku ditangannya.

“Donghae oppa, annyeonghaseo.” Sapa Yoona. Donghae memperhatikan Yoona dari atas sampai bawah.

“ne, annyeong. Kau kenapa?” tanya Donghae kemudian.

“m..mwo?”tanya Yoona.

“kenapa kau tidak menggunakan jasmu?”tanya Donghae bingung.

“ah, rokku tadi terkena paku, jadi sobek.”jawab Yoona. Donghae tersenyum kecil. Tangan kanannya mulai mengelus puncak kepala Yoona pelan.

“lain kali hati-hati ya.. aku pergi dulu. Annyeong!” Donghae berjalan melewati Yoona menuju ruang guru.

***

 

Jam istirahat tiba. Yoona kembali sendirian didalam kelas. Pikirannya terus berkecambuk memikirkan segala hal yang telah terjadi. Bukan hanya tentang Seohyun, tapi ada hal lain yang membuat Yoona terus memikirkannya sekarang.

“kau sendirian lagi?” tanya Kyuhyun yang sudah berada didepan Yoona.

Yoona tidak menjawab. Kyuhyun mulai duduk disamping Yoona.

“ kau tidak mendengarku?”

Yoona terkejut, dilihatnya sudah ada Kyuhyun disebelahnya dengan raut wajah bingung. “annyeonhaseo sunbae. Sedang apa sunbae disini?”tanya Yoona.

“aigoo, jadi dari tadi kau tidak sadar ada aku disini?” tanya Kyuhyun dengan alis terangkat.

“loh? Memangnya sunbae sudah lama ya disini?”tanya Yoona denga polos. Kyuhyun menepuk dahinya. Tidak ada gunanya jika dia terus membicarakan ini dengan Yoona.

“kau sendirian? Dimana temanmu?” tanya Kyuhyun lagi. Yoona menatap Kyuhyun.

“teman?”

“iya, teman. memangnya kau tidak punya teman? Bukannya senin kemarin kau bersama seorang yeoja dengan pipi cabi?” tanya Kyuhyun. Yoona terdiam. Dia baru ingat kalau Kyuhyun melihatnya bersama Seohyun waktu dikantin.

“dia sedang ke kantin.” Jawab Yoona. Kyuhyun hanya mengangguk.

“kau tidak kekelas kami lagi?”tanya Kyuhyun.

“aku tidak membawa apa apa hari ini.” Jawab Yoona.

“baiklah, aku pergi dulu. Annyeong!”

“ne sunbae.” Yoona kembali terdiam. Matanya mulai memperhatikan kelas yang masih sama sepinya. Mata Yoona mulai panas. Sesuatu dari matanya mulai mendesak ingin keluar. Namun sebisa mungkin Yoona menahannya.

Tangannya mulai menggenggam sebuah kertas yang sejak tadi berada dilaci mejanya. Perlahan-lahan usahanya menahan air mata mulai runtuh. Setetes air mata jatuh dari unjung mata kanannya. Punggung tangannya langsung menghapus air mata tersebut.

“gwaenchanna?”

Yoona mendongakan kepalanya. Matanya yang kabur kesulitan melihat namja yang kini sedang berdiri dihadapannya. Tangan namja tersebut mengulurkan sebuah sapu tangan. Yoona mengambil sapu tangan itu sedikit ragu.

“gwaenchanna?”tanya namja itu lagi. Yoona terkejut begitu melihat namja dihadapannya. Lee Donghae. Namja itu kini sedang menatapnya dengan khawatir.

“ne, nan gwaenchanna.” Jawab Yoona. Donghae menggeleng. Kedua tanganya menangkup wajah Yoona. Ibu jarinya perlahan menghapus air mata Yoona yang mulai menerobos kembali.

“uljima.” Ujar Donghae lembut. Lembut sekali sampai membuat air mata Yoona benar-benar berhenti. Yoona mengangguk, Donghaepun melepaskan tanganya. Tanpa diketahui keduanya sepasang mata sedang memperhatikan mereka.

“kau mau menceritakannya padaku?”tanya Donghae. Yoona terdiam, tangan kirinya mulai meremas kertas hingga kertas tersebut sudah sangat kusut.

“mianhamnida sunbaenim. Saya tidak bisa menceritakannya.” Jawab Yoona dengan kepala tertunduk.

“sunbaenim? Ya! Im Yoon Ah, biasanya kau memanggilku oppa, kenapa sekarang jadi sunbaenim?” tanya Donghae dengan nada kesal. Yoona diam enggan menjawab.

“Yoona…”panggil Donghae lembut. Yoona tetap diam sambil menunduk.

“apa aku melakukan kesalahan?”tanya Donghae. Yoona langsung menggeleng.

“anio, sunbae tidak berbuat salah.” Jawab Yoona.

“lalu ada apa?”tanya Donghae.

“aku hanya tidak mau mengganggu sunbae lagi. Karena sunbae sudah punya yeojachingu bukan? Karena itu aku tidak mau berhubungan lagi dengan sunbae.” Jawab Yoona. Matanya kembali berkaca-kaca. Jantungnya benar-benar sesak. Bukan ini yang ingin Yoona katakan, tapi mau bagaimana lagi?

“yeojachingu? Aku tidak punya yeojachingu.” Sanggah Donghae sedikit berteriak. Tangan Donghae bergerak meraih tangan kanan Yoona.

“percayalah padaku, aku tidak punya yeojachingu.” Yoona menatap mata Donghae yang sendu. Mereka saling menatap sampai mata Yoona kembali mengeluarkan air mata. Belum sempat Donghae menghapusnya, Yoona sudah menghapusnya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya langsung ditarik dari genggaman Donghae.

“tapi sunbae tidak suka aku kan? Akhir-akhir ini sunbae berbuat baik padaku karena sunbae ingin mempermainkanku bukan? Karena sunbae ingin aku tidak mengganggu sunbae lagi. Karena itu, aku tidak akan mengganggu sunbae lagi. Kamsahamnida sudah menerima berbagai hadiah dariku. Walaupun aku tidak tau apakah sunbae menggunakannuya atau tidak.” Yoona beranjak pergi. Donghae terdiam. Apakah itu yang dipikirkan Yoona tentangnya.

Donghae menghembuskan nafasnya pelan. Keputusannya tiba-tiba merubah sikap pada Yoona malah menjadi hal buruk baginya dan Yoona tentunya. Donghae menutup matanya frustasi. Dia tidak menyangka hal ini akan terjadi. Padahal maksud Donghae berubah itu tulus.

Yoona berlari menuju kamar mandi. Dikamar mandi dia membasuh mukanya menghilangkan wajah sembab bekasnya menangis. Yoona melihat pantulan wajahnya yang basah tanpa kaca mata. Wajahnya yang cantik. Mendengar seseorang masuk, Yoona langsung menggunakan kaca matanya kembali.

“eh, ada yang roknya habis robek. Kira-kira dalamnya warna apa ya?” tanya Yuri. Taeyeon dan Tiffany langsung tertawa dibuatnya.

“dasar yadong!” ucap Taeyeon sambil memukul kepala Yuri pelan.

“apa kalian yang melakukan ini?” tanya Yoona. ketiga yeoja itupun langsung berhenti tertawa.

“oh, kamu menuduh kami yang melakukannya?” tanya Tiffany marah. Yoona langsung menggeleng.

“aku hanya bertanya, bukan menuduh.” Jelas Yoona.

“jelas-jelas kamu sudah menuduh kita, kamu berani sama kita?”tanya Taeyeon. Yoona langsung menunduk. Namun sedetik kemudian kepalanya terangkat menatap tajam ketiga yeoja didepannya.

“sudahlah, buang-buang waktu saja. Kajja!” ajak Yuri.

***

 

Yoona berjalan menuju kelasnya. Sesampainya dikelas Yoona langsung duduk dikursinya dan menemukan secarik kertas yang sama seperti yang ia dapatkan setelah keluar dari ruang guru. Yoona membuka kertas yang terlipat itu

Kau akan terus mendapatkannya jika masih berani mendekati Lee Donghae.

Tulisan dan kata-kata yang sama dengan kertas yang sudah hancur karena ia remas tadi. Matanya mulai mencari siapa orang yang sudah meletakkan kertas ancaman ini dimejanya. Matanya langsung berhenti tepat pada mata Seohyun yang sedang menatapnya juga. Mata Seohyun terlihat sendu.

“Seohyun, kemari” panggil Jessica yang memutuskan tatapan Yoona dan Seohyun. Yoona menatap Jessica yang sedang melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikannya.

***

 

Yoona berjalan pelan menuju rumahnya. Langkahnya berhenti begitu melihat seorang namja sedang berdiri di depan gerbang rumahnya.

“chogiyo, sedang apa didepan rumah saya?” Tanya Yoona perlahan. Namja tersebut membalikkan badannya. Yoona terkejut melihat Donghae sedang menatapnya dengan mata sendunya.

“Im Yoon Ah, bisakah kita bicara?”

Yoona gelagapan “aku harus mengerjakan pr.” Tolak Yoona sambil berjalan melewati Donghae.

“kumohon.” Langkah Yoona terhenti, Donghae tersenyum. Dia yakin Yoona mau mendengarkannya. Tapi keyakinannya langsung runtuh begitu Yoona berjalan kembali meninggalkannya yang kini senyumnya berubah dengan wajah kecewanya.

“akh! Kenapa jadi begini?” kesal Donghae begitu melihat Yoona sudah masuk rumahnya.

Yoona mengintip Donghae dari jendela rumahnya. Donghae masih disana sedang menggaruk kepalanya kesal. Helaan nafas keluar dari bibir tipisnya.

“waktunya menyerah Im Yoon Ah.” Ucap Yoona sambil berjalan menuju kamarnya. “Tunggu,dari mana Donghae oppa tau rumahku?”

***

 

Donghae duduk dibangku yang berada dihalaman belakang rumahnya. Tangan kanannya sesekali memetik senar-senar gitar dengan asal. Wajahnya terlihat sangat frustasi. Dia sudah tidak tau harus bagaimana lagi dengan Yoona.

“kelihatannya kau sedang stress.” Donghae menatap Kyuhyun dengan malas.

“apa sekarang kau mau cerita?” tanya Kyuhyun sambil duduk disebelah Donghae.

Donghae masih mengunci mulutnya sambil memetik senar-senar gitarnya. Hembusan nafas akhirnya meluncur dari bibirnya. Itu artinya Donghae sudah menyerah dengan diamnya.

“aku tidak tau harus bagaimana lagi dengan Yoona.” Donghae diam sebentar untuk mengambil nafas. “dia pikir aku sedang mempermainkannya.”sambungnya.

“memang begitu kelihatannya.”

“kau mau mendengarkan tidak?!”kesal Donghae. Kyuhyun tertawa kecil, ini kali pertama dia melihat Donghae begitu serius soal yeoja.

“ne.”

“bukan begitu. Sebenarnya…”

 

FLASHBACK

 

Donghae mendengarkan lagu dari earphonenya, sesekali siulan siulan kecil ia keluarkan dari bibirnya. Matanya melihat lampu penyebrangan yang sudah merah. Donghae mendengus kecil,dia akan kena marah eomma kalau begini.

Matanya tiba-tiba menangkap seorang yeoja yang basah kuyup tengah berjalan melewati penyebrangan dari arah sebrang Donghae. Semua orang meneriaki yeoja itu agar keluar dari jalan yang sedang ramai itu.

Tanpa pikir panjang Donghae berlari menangkap yeoja yang hampir saja ditabrak sebuah mobil. Dibawanya yeoja itu kepinggir jalan. Tubuhnya bergetar dan wajahnya pucat. Yeoja itu diam seakan-akan sedang tidur namun matanya terbuka.

“agassi, gwaenchanna?”tanya Donghae khawatir melihat yeoja dalam pangkuannya itu diam tidak bereaksi. Ada sesuatu yang aneh pada yeoja itu. Yeoja itu seperti sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Tiba-tiba air mata keluar dari ujung mata yeoja yang cantik itu. Donghae semakin khawatir. diguncangnya pelan bahu yeoja itu.

“agassi,”panggil Donghae . Mata yeoja itu  tiba-tiba tertutup, segera Donghae mengangkat yeoja itu dipundaknya dan membawanya menuju rumah sakit terdekat.

Donghae diam didepan ruangan tempat yeoja itu sedang diperiksa. Entah mengapa jantung Donghae berdetak cepat takut sesuatu terjadi pada yeoja yang ditolongnya tersebut. Padahal baru kali ini dia bertemu yeoja yang menurutnya sangat cantik itu.

“dokter, apa yang terjadi?” tanya Donghae begitu dokter keluar dari ruangan.

“kau salah satu keluarganya?”tanya dokter.

“bukan. Tapi saya orang yang menyelamatkannya.”

“menyelamatkan? Memangnya apa yang terjadi sebelumnya?” tanya Dokter lagi. Donghae menceritakan ceritanya dengan rinci. Dokter tersebut mengangguk mengerti.

“kamsahamnida.” Ucap dokter tersebut sambil menepuk pundak Donghae. “kau memang anak yang pintar. Jika terlambat sedikit saja mungkin yeoja itu mungkin sudah dalam keadaan yang parah.”

“ne.”

“kau mau menunggu keluarganya datang?” tanya dokter.

“emm, sepertinya tidak dok. Saya ada urusan penting. Kamsahamnida dokter.” Donghae membungkukkan badannya. Dokter tersebut mengangguk kemudian berjalan meninggalkan Donghae.

Donghae melihat yeoja tersebut sebentar dari balik kaca. Tiba-tiba jantung Donghae berdetak kencang melihat yeoja tersebut tidur dengan tenang. Donghae menyentuh dadanya. Pertama kalinya dia merasakan hal yang berbeda pada jantungnya.

Apa kita akan bertemu lagi? Pikir Donghae.

 

FLASHBACK END

 

Donghae mengambil nafas dalam. Kyuhyun menatap Donghae.

“lalu bagaimana kau tau yeoja itu adalah Yoona?” tanya Kyuhyun. Donghae menatap Kyuhyun sekilas. Matanya kembali mengarah kepagar halaman belakangnya yang sudah dililit tumbuhan.

 

FLASHBACK

 

Donghae hanya diam mendengar sederek ledekan yang dilontarkan Eunhyuk dan Kyuhyun padanya. Telinganya sampai panas mendengar nama Yoona yang terus dibicarakan kedua sahabantnya itu.

“bisakah kalian diam?” tanya Donghae dengan nada kesal. Kyuhyun dan Eunhyuk langsung menutup mulut mereka.

“oh iya, hadiah apa yang diberikan Yoona”tanya Kyuhyun dengan hati-hati.

“cokelat. Yeoja bodoh, akukan tidak suka cokelat.”

“kalau begitu cokelatnya boleh buatku?” tanya Eunhyuk atusias. Donghae mengambil cokelatnya dan melemparkannya pada Eunhyuk.

“wah.. ini kan cokelat mahal.”

“aku juga mau” ucap Kyuhyun.

“buat kalian. Aku pergi dulu, annyeong!”

“ne, gomawo hae-ah” ucap Eunhyuk dan Kyuhyun kompak.

Donghae berjalan menuju minimarket untuk membeli beberapa cemilan untuk dimakannya nanti saat begadang. Setelah mendapat beberapa cemilan yang diinginkannya Donghae kembali berjalan. Langkahnya terhenti begitu sadar sudah berada ditempat dia menyelamatkan seorang yeoja yang sudah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

Apa kita akan bertemu lagi? Pikir Donghae. Lampu penyebrangan sudah hijau. Donghae mulai menyebrang, seperti yang dilakukan yeoja itu dua tahun lalu. Menyebrang kearah yang sama dengan tatapan mata yang sama. Donghae berhenti melangkah tepat dimana dia menarik seorang yeoja yang hampir tertabrak.

“chogiyo, lampu akan segera merah.” Donghae tersadar.

“ne, kamsahamnida.” Dilangkahkan kembali kaki-kakinya entah kemana. yang jelas dia hanya mengikuti kakinya yang membawanya ketempat yang memang belum pernah Donghae lewati.

“Hyun-ah!” teriak seorang yeoja yang membuat perhatian Donghae teralih. Mata Donghae membulat kaget melihat Yoona, yeoja yang selama ini mengejar-ngejarnya. Yeoja yang selalu memberikan barang-barang yang tidak disukainya.

Yoona melompat-lompat senang, senyumnya terlihat sangat cerah sampai-sampai membuat Donghae terpaku dengan sendirinya. Terlalu senang karena bertemu yeoja didepannya,Yoona melompat-lompat hingga kaca mata yang digunakannya jatuh ke tanah.

Donghae membelalakan matanya kaget. Apa yang dilihatnya saat ini kenyataan? Yeoja itu, yeoja yang diselamatkannya. Yeoja itu ? Yoona?

Donghae terus memperhatikan kedua yeoja itu, sampai akhirnya Yoona menggunakan kaca matanya lagi. Jantung Donghae berdetak cepat. Kakinya yang menuntunnya sudah tidak kuat untuk menopang tubuhnya. Donghae ambruk bersamaan dengan belanjaannya.

Kenapa jadi begini? Pikir Donghae. Dilihatnya kedua yeoja tersebut sudah tidak ada ditempatnya.

Apa yang harus aku lakukan?

 

FLASHBACK END

 

Untuk kesekian kalinya Donghae menghela nafasnya. “ pada akhirnya aku memutuskan merubah sikapku padanya. Aku tau perubahanku ini terlalu mendadak dan membuat kecurigaan bahwa aku mempermainkan perasaan Yoona. Tapi, bukan itu maksudku. Selama ini aku mengabaikan Yoona si yeoja culun karena aku mencintai yeoja dua tahun yang ternyata adalah Yoona.”

Kyuhyun menatap sahabatnya lekat. Dia tidak pernah tau sikap Donghae yang terus mengabaikan Yoona atau yeoja-yeoja lain itu karena Donghae ingin menjaga perasaannya pada yeoja yang ditolongnya dulu.

“setidaknya kamu tau yeoja yang kamu tolong dulu, yeoja yang membuatmu merasakan cinta pada pandangan pertama itu juga mencintaimu.”

“tapi, sekarang dia malah berpikir aku mempermainkannya. Apa lagi yang harus aku lakukan?”

“memangnya kamu sudah melakukan apa?” tanya Kyuhyun balik. Donghae tersentak. Benar, memangnya dia sudah melakukan apa? Donghae memang sudah mencoba menjelaskan hal tersebut pada Yoona. namun Donghae terlanjur menyerah saat Yoona tidak mau mendengarkannya.

“kau benar Kyu, aku memang belum melakukan apapun. Gomawo.”

“ne.”

***

 

Yoona kembali termenung dibalkonnya. Menatap langit yang sudah gelap sejak sejam lalu. Tangan kanannya meremas kertas yang sejak tadi dipegangnya.

“yoona, ayo makan” ajak nyonya Im. Yoona tidak bereaksi. Dia tetap diam menatap kosong kedepan.

Nyonya Im mengelus pundak Yoona. Tuhan, semoga kejadian yang sama tidak akan terjadi lagi. Benak nyonya Im sambil terus mengelus pundak Yoona.

“Yoona, ayo makan. Kamu belum makan dari siangkan?” Yoona menoleh. Mata besarnya menatap nyonya Im kosong.

“Yoona.. sadar sayang.” Pundak nyonya Im mulai bergetar. Perlahan-lahan butiran air mata keluar dari ujung-ujung matanya. “Yoong…” panggilnya lagi.

“yeobo… kemari!” teriak nyonya Im. tak lama terdengar suara orang yang berlari gaduh. Tuan Im membuka kamar Yoona dengan sedikit hentakan.

“ada apa?” tanyanya khawatir.

“Yoona…” tuan Im menatap anaknya yang terlihat seperti mayat hidup.

“Yoona-ah, sadar nak..” Tuan Im mengelus rambut anaknya dengan penuh kasih sayang. “ jangan seperti ini lagi.” Tuan Im merengkuh Yoona dalam pelukannya.

“appa, apa yang appa lakukan?” tanya Yoona dalam pelukan tuan Im.

“kau sudah sadar nak? Gwaenchanna? Apa ada sesuatu yang terjadi disekolahmu?” tanya nyonya Im sambil mengelus wajah putri semata wayangnya itu.

Yoona diam, tak lama kepalanya menggeleng pelan. “gwaenchanna, tidak terjadi apa apa eomma” jawab Yoona mencoba meyakinkan.

“sebaiknya kita makan dulu.” Ujar tuan Im. nyonya Im dan Yoona mengangguk.

***

 

Seohyun sudah berada dikelas sebelum Yoona hadir. Matanya terus menatap meja tempat Yoona belajar selama dikelas dua ini.

“Seohyun” Seohyun menatap orang yang membuyarkan lamunannya. Jessica. Tatapan Seohyun berubah menjadi tajam.

“mwoya?”tanyanya ketus. Jessica menatap Seohyun dengan seringai menyeramkan diwajahnya. Seringai itu? Jangan-jangan dia akan melakukan sesuatu lagi.

“kau akan tau nanti.”

“kau! Sekali lagi kau membuat Yoona menderita, hidupmu akan berakhir ditanganku.” Ancam Seohyun. Jessica tertawa kecil meremehkan.

“cih, kita lihat saja nanti.”

***

 

Yoona menatap kelasnya yang sudah sepi. Sekarang sudah jam pelajaran olahraga, semua murid pasti sudah ganti baju dan bersiap kelapangan. Yoona berlari kemejanya begitu melihat secarik kertas dimejanya.

Kau melanggarnya, kau dapatkan akibatnya.

Mata Yoona membulat. Apa maksudnya? Dia sudah mengikuti keiinginan si penulis untuk menjauhi Donghae, tapi kenapa dia bilang Yoona sudah melanggarnya?

Yoona memperhatikan kelasnya, sudah kosong. Namun rasanya seperti ada yang mengawasi Yoona. Jantungnya mendadak berdetak tak karuan. Cepat-cepat Yoona berlari menuju ruang ganti untuk mengganti bajunya.

Baru saja Yoona masuk, pintu ruang ganti tiba-tiba tertutup, menimbulkan suara keras yang membuat Yoona terkejut. Yoona membalikkan badannya. Disana sudah ada Jessica, Yuri, Taeyeon, dan Tiffany sedang menatapnya dengan tatapan yang menurut Yoona sangat menyeramkan.

“jadi dugaanku benar.” Ucap Yoona berbisik. Namun bisa didengar keempat yeoja didepannya.

“ya, kamu memang benar sudah menuduh kami sebagai pelakunya.” Jawab Tiffany.

“tapi kenapa? Jessica-sshi, apa salahku?” tanya Yoona menatap lekat Jessica.

“karena kau sudah merebut Donghae oppa dariku.” Jawab Jessica langsung.

“merebut? Tapi Donghae oppakan bukan yeojachingumu.”

Jessica mengepalkan tangannya geram. “ setidaknya kamu ngaca, orang kaya kamu gak pantas jadi yeojachingu Donghae oppa. Hanya aku yang pantas jadi yeojachingunya. Bukan kamu, yeoja culun!” teriak Jessica. Yoona menutup telinganya, tubuhnya langsung bergetar. Matanya melotot menatap kedepan dengan kosong.

“kau dengar tidak?!” teriak Jessica sambil mendorong Yoona hingga terjatuh. Tubuh Yoona semakin bergetar. Kepalanya menggeleng-geleng tidak jelas.

“dasar yeoja tidak tau diri.” Ucap Yuri. Taeyeon pun mendorong ember yang sudah ia isi penuh dengan air kotor. Dengan bantuan Tiffany, Taeyeon mengangkat ember tersebut dan menjatuhkan isinya tepat dikepala Yoona.

“rasakan!” Ucap Taeyeon. Semuanya tertawa melihat Yoona yang sudah basah kuyup.

“kajja, jangan sampai ada yang melihat kita.” Ajak Jessica. Semua mengangguk dan pergi meninggalkan Yoona yang masih diam menatap kosong kedepan.

***

 

Ada yang tidak beres. Yoona tidak ikut jam pelajaran olahraga. Padahal Seohyun tau, seorang Im Yoon Ah tidak akan pernah membolos pelajaran, sekalipun pelajaran tersebut adalah pelajaran yang dibencinya.

Seohyun izin ke uks dengan alasan sakit perut. Beruntung Park seosaengnim tidak curiga sedikitpun pada Seohyun. Seohyun berlari mencari keberadaan Yoona. Firasatnya mengatakan ada sesuatu yang terjadi pada Yoona.

Seohyun berhenti didepan ruang ganti. Jantungnya mendadak berdetak cepat saat tangannya menyentuh ganggang pintu. Perlahan tangannya membuka pintu tersebut.

“YOONG!” jerit Seohyun. kaki-kakinya langsung berlari menuju Yoona yang sedang menutup telinganya sambil menggelengkan kepalanya.

“Yoona, kau kenapa?” tanya Seohyun khawatir. Yoona tidak menghiraukannya. Matanya menatap kosong kedepan. Bibirnya sudah bergetar hebat.

Seohyun memeluk Yoona.“Yoong, mianhae. Jeongmal mianhae, ini semua salahku. Seharusnya aku tidak meninggalkanmu.”

Yoona tetap tidak bereaksi. Kedua tangannya mengepal dan langsung menutup wajahnya.

“Yoong,” Seohyun mengangkat Yoona yang masih bergetar menuju UKS.

Di UKS Yoona diam dengan pandangan kosong dimatanya. Seohyun mengelus tangan sahabatnya. Air mata sudah membanjiri pipinya sejak tadi. Suara lari yang gaduh membuat perhatian Seohyun teralihkan. Lee Donghae, sudah berada didepan ruang UKS sambil menatap Yoona dengan tatapan sendunya. Tak lama kedua sahabatnya sudah berada dibelakangnya.

Kyuhyun menepuk pundak Donghae.

“Yoona…” Donghae berjalan mendekat.

“jangan dekati Yoona!” teriak Seohyun. “ karena kau Yoona harus merasakan ini kembali!”

“mwo?” Donghae bingung. Merasakan kembali apa?

“kau Seo Joo Hyun sahabat Yoona bukan?” tanya Kyuhyun. Seohyun menolehkan kepalanya pada namja yang sudah berada disampingnya itu.

“ne.”

“kuharap kau jangan menghalangi namja pabo itu.” Seohyun menatap bingung namja disampingnya.

Donghae menyentuh tangan Yoona. Ditarik olehnya tubuh Yoona yang basah kedalam pelukannya.

“Im Yoon Ah, gwaenchanna?” perlahan-lahan  mata Yoona mengelurkan air mata. Dan saat itu juga matanya tertutup.

“Im Yoon Ah”

***

 

Donghae dan Seohyun duduk sambil menunggu dokter keluar dari ruangan pemeriksaan. Yoona akhirnya dibawa kerumah sakit, karena takut terjadi sesuatu padanya. Kyuhyun dan Eunhyuk tidak ikut, karena Jung seosaengnim hanya memperbolehkan dua orang saja yang menemani Yoona.

Pintu ruangan itu terbuka. Dengan segera Donghae dan Seohyun berdiri meminta penjelasan pada dokter tersebut.

Dokter tersebut kaget melihat Donghae dengan wajah penuh kekhawatiran. “kau namja dua tahun lalu bukan?” tanya Dokter tersebut.

“dokter masih ingat? Ah, itu tidak penting. Bagaimana keadaan Yoona?” tanya Donghae.

Dokter tersebut menggeleng. “ aku hanya bisa memceritakan hal ini pada keluarganya. Kalian tanya saja pada orangtuanya nanti saat mereka datang. untuk sementara biarkan Yoona istirahat dulu.” Donghae dan Seohyun mengangguk dan kembali duduk dikursi mereka. Dari arah barat terdengar suara hentakan cepat sepatu high heels menuju kearah mereka.

“Hyun-ah, apa yang terjadi?” tanya nyonya Im. Donghae dan Seohyun dengan sigap langsung berdiri dari kursinya.

“Nyonya Im, sebaiknya anda ikut keruangan saya.” Ujar dokter. Nyonya Im mengagguk.

“Seohyun, ahjumma titip Yoona ne?”

“ne ahjumma.”

Nyonya Im meninggalkan Seohyun dan Donghae.

“dua tahun lalu?” bisik Seohyun. Donghae menolehkan kepalanya menatap yeoja berpipi cabi yang duduk berjarak dua kursi darinya.

“apa yang terjadi dua tahun lalu?” tanya Seohyun.

Donghae diam menatap bola mata Seohyun yang sudah menumpuk air mata didalamnya. “apa kau ada hubungannya dengan Yoona dua tahun lalu?”

Donghae mengangguk. Diceritakannya kejadian dua tahun lalu saat Donghae bertemu Yoona. Seohyun mendengarkan Donghae yang bercerita dengan suara pelan.

“jadi kau orang yang menyelamatkan Yoona dulu?” Donghae kembali mengangguk.

“jadi, itu alasan Yoona menyukaimu.” Donghae kembali menatap Seohyun dengan wajah bingungnya.

“mwo?”

“alasan Yoona masuk Kirin High School adalah kamu. Dia bilang, orang yang menyelamatkannya dulu menggunakan seragam Kirin. Dan Yoona bertekad akan mencari orang tersebut. Dan dia menemukannya, dia ingat orang yang menyelamatkannya waktu itu memiliki mata sendu. Dan itu adalah kau. Yoona sangat yakin bahwa orang itu adalah kau.”

Donghae mengangguk mengerti. Diam-diam hatinya merasa senang mendengar penjelasan dari Seohyun.

“ahjumma, bagaimana Yoona?” tanya Seohyun yang menyadari nyonya Im berjalan kearah mereka dengan wajah yang menanggung kesedihan.

“dokter bilang, traumanya bisa berakibat fatal pada mentalnya.”

“yeobo!” teriak tuan Im. “apa yang terjadi pada Yoona?”

“traumanya,” air mata nyonya Im mulai keluar dari matanya. “ traumanya bisa berakibat fatal pada mentalnya. Mungkin karna Yoona terlalu banyak menyimpan beban. Kita disuruh menunggu sampai Yoona sadar untuk melihat perkembangan selanjutnya.” Tuan Im merengkuh istrinya dalam dekapannya. Bahu nyonya Im mulai berguncang menahan sesak dalam dadanya.

Seohyun yang melihat kedua orang tua Yoona bersedih, ikut menangis.

“Seohyun, nuguseyo?” tanya tuan Im sambil melihat Donghae yang sejak tadi memperhatikan Yoona dari balik kaca ruangan.

“annyeonghaseo, Lee Donghae imnida” ucap Donghae memperkenalkan.

“dia orang yang menyelamatkan Yoona dua tahun lalu.” Jelas Seohyun. Tuan dan Nyonya Im menatap Donghae.

“jadi, kau orangnya? Kamsahamnida sudah menyelamatkan uri Yoona.” ucap tuan Im sambil membungkuk kecil.

“ah ne.”

Tiga puluh menit berlalu. Yoona belum juga membuka matanya. Nyonya Im sudah lebih tenang walaupun sesekali air matanya kembali keluar.

Donghae dan Seohyun terus memperhatikan Yoona yang masih tertidur tenang dikasurnya. Dalam hatinya Donghae terus mempertanyakan trauma Yoona yang tadi dibicarakan nyonya Im. Trauma apa?

“Yoona sadar!” pekik Seohyun saat melihat Seohyun membuka matanya sambil menggerakkan kepalanya.

Dokter langsung datang saat tuan Im memanggilnya. Semua menunggu dengan khawatir. tak lama Dokter pun keluar dari ruangan Yoona.

“kalian boleh melihatnya sekarang.”

“kamsahamnida dok” ucap tuan Im, kemudian masuk mengikuti istrinya yang langsung masuk begitu diperbolehkan dokter.

“Yoong…” panggil nyonya Im sambil mengelus tangan putrinya. Yoona tidak merespon, matanya menatap kosong kedepan.

“Yoona, ini eomma.” Panggil nyonya Im lagi. Yoona tetap tidak berkutik.

“Yoona, appa dan eomma disini.” Ucap tuan Im mengelus pundak putrinya. Namun sama, tetap tidak ada respon yang diberikan Yoona.

“Yoong, aku juga ada disini. Seohyun, sahabatmu. Mianhae Yoong, aku tidak akan meninggalkanmu lagi, jadi sadarlah, jangan seperti ini lagi.” Yoona tetap diam tidak merespon.

Nyonya Im kembali menangis dipelukan tuan Im. Kejadian dua tahun lalu terjadi lagi. Dua tahun lalu butuh waktu dua minggu hingga Yoona sadar dari lamunannya, yang membuat ia tidak mengikuti upacara kelulusan sekolah.

Donghae menatap Yoona. Tangannya perlahan-lahan menyentuh tangan Yoona yang dingin. “Yoona, mianhae, jongmal mianhae.” Ucapnya tertahan. Air matanya ikut jatuh melihat Yoona yang sudah seperti mayat hidup.

Yoona menolehkan kepalanya. “Donghae oppa? Sedang apa disini?” tanyanya. Semua langsung mendongakkan kepalanya termasuk Donghae. Menatap Yoona kaget.

“Yoong, kamu sudah sadar?” tanya Seohyun.

“Hyun, kamu juga sedang apa disini?” Yoona menolehkan kepalanya menangkap sosok eomma dan appanya.

“eomma, appa” panggilnya. Kepalanya kembali bergerak. Matanya memperhatikan sekelilinginya.

“ini dimana?” tanyanya.

“kamu dirumah sakit nak.” Jawab Tuan Im. nyonya Im merengkuh putrinya, tangisnya kembali pecah begitu Yoona membalas pelukannya.

“apa yang terjadi nak? Kenapa bisa seperti ini?”

Yoona menggeleng enggan menceritakannya. “jangan ditahan, ceritakan saja pada kami.” Tuan Im mengelus kepala Yoona.

Yoona melepas pelukannya. Matanya kini sedang menatap Donghae yang sedang menatapnya balik. “Donghae oppa, bisakah oppa keluar sebentar?” Donghae mengagguk dan keluar dari ruangan Yoona.

Yoona menghela nafas.  Perlahan mulutnya mulai menceritakan semua hal yang dipendamnya. Seohyun menangis dan langsung memeluk sahabatnya itu.

“mianhae Yoong, seharusnya aku tidak mengikuti keinginan Jessica. Mianhae, jongmall miahnae.” Yoona membalas pelukan Seohyun lembut.

“mianhae, semua ini salahku karena mengambil keputusan yang salah.”

 

FLASHBACK

 

“kau mau melakukannya bukan?” tanya yeoja yang memiliki rambut agak kemerahan.

“shireo!” tolak Seohyun. Wajahnya sudah merah padam menahan kesal kepada empat yeoja yang mengelilinginya saat ini.

“tapi, bagaimana jika kau melihat sahabatmu menderita dan malu didepan semua murid sekolah kita? Apa kau tetap tidak mau melakukannya?” kali ini yeoja dengan rambut pirang mengancam dengan seringai di wajahnya yang menurut Seohyun sangat menakutkan.

Kali ini Seohyun diam. Dia benar-benar tidak tau harus melakukan apa. Dia takut keputusanya yang diambilnya suatu hari akan berakibat fatal.

“baiklah. Asal kalian tidak akan menyentuh Yoona. Kuharap kalian akan menepati janji. Minggir!” Seohyun mendorong yeoja berambut pirang dan agak kemerahan untuk memberikannya jalan.

Langkah Seohyun semakin cepat, khawatir keempat yeoja yang menghadangnya tadi akan kembali menghadangnya. Hembusan nafas lelah dan khawatir terus dikeluarkannya. Mimpi apa dia semalam, hari pertama masuk sekolah baru malah mendapat masalah yang besar. Perlahan-lahan air matanya keluar saat dia membayangkan sesuatu yang besar mungkin akan terjadi karena keputusannya.

 

FLASHBACK END

 

Yoona mengelus punggung Seohyun menenangkan. “mianhae Yoong, karena aku, traumamu harus kembali.” Donghae masuk ke kamar Yoona begitu tuan dan nyonya Im menyuruhnya masuk.

“sudah, jangan menyalahkan diri lagi, ini semua bukan salahmu. Ini memang sudah takdirku mengalami hal yang serupa dua kali.” Donghae menatap Yoona yang terlihat sangat tegar.

Seohyun mengangguk sambil melepaskan pelukannya. “kau memang yeoja yang kuat.” Ucapnya.

“Yoona” panggil Donghae. Yoona menolehkan kepalanya ke arah Donghae. Tuan Im dan nyonya Im beberapa menit yang lalu keluar untuk memenuhi panggilan dokter. Kini tinggal Yoona, Seohyun, dan Donghae didalam ruangan bernuansa putih bersih itu.

“sepertinya aku harus ke toilet. Sunbae, titip Yoona sebentar.” Seohyun segera keluar dari ruangan itu. Membiarkan keduanya menyelesaikan masalah mereka.

“Yoona, mianhae. Mungkin semua masalah ini berawal dariku. Aku..”

“ani, semua ini bukan salahku sunbae. Aku saja yang tidak tau diri mendekati namja populer sepertimu.”

“Yoona, tolong dengarkan aku, sekali saja.” Yoona mengangguk.

“aku telah berbuat kesalahan dengan mengabaikanmu selama hampir dua tahun. Aku juga berbuat salah dengan tiba-tiba berbuat baik padamu, seakan-akan aku telah mempermainkanmu. Tapi, bukan itu maksudku. Apa yang aku lakukan adalah tulus dari lubuk hatiku. Im Yoon Ah,” Donghae mengambil nafas dalam “saranghae” Yoona terbelalak kaget. Apakah ini mimpi? Apakah Donghae sedang menjahilinya?

“Saranghae Im Yoon Ah,”

“oppa pasti bercanda.” Yoona tertawa kecil.

Donghae meraih tangan Yoona. matanya menatap Yoona dengan serius. “tidak, aku serius. Aku sudah mencintaimu sejak pertama kita bertemu. Saat aku menyelamatkanmu yang hampir tertabrak mobil dua tahun lalu.”

Yoona terdiam menatap mata Donghae, mencoba mencari kebohongan didalamnya.

“aku mengabaikanmu atau yeoja-yeoja lain yang mendekatiku, karena yang kucintai adalah kamu dengan sosok seperti ini.” Jelas Donghae.

“Yoona, maukah kau menjadi yeojachinguku?”  Yoona melepas tagannya dari Donghae. Yoona hanya diam sambil menatap mata Donghae yang sendu.

“jika memang tidak bisa menjawabnya sekarang, aku akan memberimu waktu untuk berpikir.”

Yoona mengangguk “berikan aku waktu.”

Pintu ruangan Yoona tiba-tiba terbuka membuat Yoona dan Donghae terkejut.

“mian, apa kami mengganggu?” tanya tuan Im.

“aniyo appa”

Tuan Im mengangguk. “Yoong, kamu mau mengikuti terapi untuk menghilangkan traumamu?” tanya tuan Im. Yoona menatap eommanya yang sedang tersenyum hangat padanya.

“ne appa, aku mau.”

 

***

 

Donghae menghempaskan tasnya keatas meja. Sudah hampir seminggu Yoona tidak masuk sekolah. Dan sudah hampir seminggu juga Donghae belum mendapatkan jawaban dari Yoona. Setiap harinya sepulang sekolah,Donghae dan Seohyun menjenguk Yoona yang sedang melakukan terapi di rumah sakit. Sesekali Kyuhyun dan Eunhyuk ikut menjenguk.

Terapi Yoona dirahasiakan disekolah. Hanya Seohyun, Donghae, Kyuhyun, dan Eunhyuk lah yang tau hal itu. Seohyun meminta Jung seosaengnim untuk tidak memberitahukan keadaan Yoona sekarang, takut takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

“wae?” tanya Kyuhyun melihat sahabatnya yang terlihat frustasi.

“ani.” Jawab Donghae ketus.

“aish, tidak perlu disembunyikan, palli, ceritakan pada kami.” ucap Eunhyuk. Donghae menatap kedua sahabatnya yang tengah khawatir padanya.

Donghae menggeleng “aniyo, ini sesuatu yang belum boleh aku ceritakan pada kalian.”

“ayolah, kita ini kan sahabat.” Paksa Eunhyuk. Tangan Kyuhyun mendarat dipuncak kepala Eunhyuk. Plak.

“ya! Apa yang kau lakukan?”tanya Eunhyuk mengelus kepalanya.

“ah, tangan! Apa yang kau lakukan pada sahabatku sikunyuk ini?” tanya Kyuhyun pada tangannya sendiri.

“kau mau mati?”geram Eunhyuk. Donghae dan Kyuhyun terbahak melihat ekspresi Eunhyuk.

“gomawo.” Eunhyuk dan Kyuhyun menolehkan kepalanya.

“mwoya?” tanya Eunhyuk yang langsung mendapat satu pukulan lagi dikepalanya.

“kau akan masuk neraka secepatnya. YA! KYUHYUN-AH! JANGAN LARI!”

 

***

Donghae berjalan bersama Seohyun menuju rumah sakit. Bibirnya terus terbuka hendak mengatakan sesuatu, namun segera ditahannya. Seohyun yang melihat sikap Donghae yang ‘aneh’ segera menghentikan langkahnya.

“apa yang ingin kau katakan?” tanya Seohyun. Donghae tersenyum kecil, beruntung baginya karena Seohyun itu yeoja yang peka.

“begini,  sebenarnya trauma apa yang di alami Yoona?” tanya Donghae hati-hati. Seohyun menatap Donghae lekat, senyumnya mengembang.

“soal itu, kau tanyakan saja pada orangnya.” Seohyun melangkah meninggalkan Donghae yang terpaku mendengar jawaban Seohyun.

Menjawab perasaanku saja belum, apalagi ini? Benak Donghae. Kakinya menendang sebuah batu menahan kesal.

***

 

Yoona keluar didampingi eommanya. Wajahnya terlihat segar dan berseri tanpa kaca mata bertengger diwajahnya. Yoona sembuh, terapi yang dilakukannya berhasil dengan baik. Donghae dan Seohyun menunggu Yoona didepan rumah sakit.

Senyum Yoona mengembang melihat sahabatnya menunggunnya didepan rumah sakit.

“chukkae Yoong, kuharap kau akan kembali menjadi Im Yoon Ah yang dulu.”

“ne, gomawo Hyun-ah..” Yoona memeluk Seohyun.

“Yoona, chukkae.” Yoona melepas pelukannya. Ditatapnya Donghae dengan senyum diwajahnya.

“eomma, eomma dan Seohyun pulang duluan saja. Aku ada urusan dengan Donghae oppa.”

“ne, Donghae, titip Yoona ya.”

“ne ahjumma.”

Nyonya Im dan Seohyun masuk kedalam mobil, meninggalkan Yoona dan Donghae disana.

“bisa kita bicara ditempat lain?” tanya Yoona. Donghae mengangguk. Keduanya berjalan beriringan. Donghae tidak tau dia akan kemana, yang jelas dia hanya mengikuti kemana Yoona membawanya pergi. Senyum Yoona tidak henti-hentinya ia pamerkan. Beberapa orang bahkan menatap iri Donghae yang berjalan dengan yeoja cantik yang terus tersenyum itu.

Donghae berhenti begitu Yoona menghentikan langkahnya. Donghae menatap kesekitar. Tempat ini, tempat Donghae bertemu Yoona untuk pertama kalinya. Tempat Donghae memangku Yoona setelah menariknya dari jalanan.

“Annyeonghaseo sunbaenim. Joneun Im Yoon Ah imnida. Masih ingatkah sunbae pada saya? Saya adalah orang yang dulu sunbae selamatkan disini. Kamsahamnida telah menyelamatkan saya.” Yoona membungkukkan badannya.

“ne. joneun Lee Dong Hae imnida. Kau bisa memanggilku oppa.”

Keduanya saling menatap tak lama senyum mereka mulai menghiasi wajah mereka.

 

END? OR SQUEL???

 

Haha, gimana fanfictionnya??? Mian kalau akhirnya masih gantung, atau tidak sesuai yang diharapkan. Keputusan ada di readers. Kalau masih mau dilanjut, authror dengan senang hati melanjutkan ceritanya. Author juga ngerasa FF ini masih banyak yang kurang, nah kekurangan itu bakal aku tutupi di squelnya. Ya, itu juga kalau ada yang ngarep squel,Hehe.. kamsahamnida udah sempetin baca ff abal-abal ini. Gomawo juga untuk komen kalian yang bikin aku semangat ngebuat ff ini hanya dalam empat hari. Biasanya aku butuh banyak waktu buat nyelesein satu part ff. oke, sekali lagi kamsahamnida JJJ

 

69 thoughts on “Strong Girl (2 of 2)

  1. Sequel lah thor -.- ini gantung bangetzzz ..
    Feelnya dapet thor, tapi bahasanya aja ada yg buat beberapa bagian jadi kurang dapet feelnya. Alurnya juga entah mengapa kecepetan (?) ㅋㅋㅋㅋ ~ 미안해요 ^^

  2. Gantung nih sequel thorrrrrrrrrr………..donghae setia banget yah ternyata dia bersikap seperti itu selama ini ke yoong bukan karena yoong culun tapi donghae menjaga hatinya yang udah dia berikan ke yoong pada waktu pertemuan pertama mereka……….jess cs emang benar2 jahat yah……pokoknya sequel thorrrrrrr

  3. wah,ko gantung sih ending’y…!? btuh squeL nie yoona trauma knp n dia jg bLm jwb prnytaan cnta dr donghae..!? dtnggu squel’y

  4. Wih.. Keren ni crtanya tuh yoongie karaternya sy suka dah kjam tgas ambisius kras kpakah beuhh pkoknya suka dah good job buat authornya okey izin buat ngebaca next chap yah 😀

    1. Aduhh.. Ni sungguh memalukan ><

      maap yah thor maap bgt nih gk tau knpa ni komentar malah ke krimim ke sini maap

      tdinya baru baca ff ni dan baru mau ngasih koment eh malah koment itu yg nongol maap yah maap..

  5. Maaf yah aq langsung komen di chap 2, sequel ny dong thor!!
    Nie gantung loh crita ny,trauma yg dialami yoona karna apa,apa jwban yoona atas persaan donghae??
    Lnjtkan tp jgn lma2 yah sequel ny!!:-)
    Ditunggu

  6. sequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequelsequel,,,,,,,hehehe

  7. Sequal…donk gantung bgt msih penasaran ma kelanjutan yoonhae da nasib empat tman yg jahat….ditunggu yah…..

  8. Haaaaaaahhh , kok endnya gantung sih ,, kan blom dceritain trauma yoona 2thn lalu itu knapa , trus yoona juga blom ngasih jawaban nerima donghae atau gaaa , ini mah kudu ad sekuelnya ,,,

Komentarmu?