The Precious Y (Chapter 3)

BPTdK1ACQAAVklj

Title                  :    The Precious Y (Part 3)

Main Casts      :    Lee Donghae

Im Yoona

Cho Kyuhyun

Other Casts   :    Lee Minyeong (OC)

Park Chanyeol

Han Seungyun (Yun)

Lee Hyukjae

And more

Genre                      :  Romance, friendship, family

Author                    :  Ci

Poster by              :  Hana

Annyeong readers!!! Sebelumnya mau menjelaskan tentang ff ini yang beberapa dari kalian sudah pernah membaca di blog lain. Ya, itu blog temenku tadinya mau aku jadiin blog serba OTP kesayangan kita satu ini siapa lagi kalau bukan yoonhae kkkk. Tapi, ternyata kalau diliat2 kayaknya aku nggak bisa mengelola blog itu dikarenakan kesibukan. Dan awalnya ini adalah project ff yang mau aku jadikan novel, tapi lagi2 rencana itu di-cancel karena aku rasa cerita ini kurang menarik, dan project novel tetap aku usahakan dengan cerita yang berbeda. Maka dari itu aku putusin untuk posting ff ini disini karena di blog ini lebih banyak pembacanya. Ok, nggak usah banyak cingcong lagi dari author. Happy reading J

 

“Aku pulang,” sapa Donghae sambil membuka pintu rumahnya. Donghae tidak mendapati siapa-siapa di ruang tamu. Lalu langkah kakinya membawanya menuju kamar sang ayah. Dibukanya pintu kamar tuan Lee, di ambang pintu yang sengaja tidak terlalu dibuka lebar itu ia mendapati ayahnya sedang tertidur nyenyak di ranjangnya. Donghae menghela nafas dan sedikit tersenyum, setidaknya ini lebih baik daripada sebelumnya ketika ia mendapati sang ayah tiba di rumah dengan keadaan mabuk.

Oppa, kau sudah pulang?” tiba-tiba Minyeong menyapa Donghae setelah ia keluar dari kamarnya karena ingin mengambil air minum di dapur.

Donghae menoleh ke belakang di mana Minyeong berada dan menutup kembali pintu kamar tuan Lee.

“Yah, seperti yang kau lihat. Aku sudah tiba di rumah,” jawab Donghae yang kini memilih untuk duduk di sofa.

“Tumben sekali kau pulang malam? Seingatku, kau kan tidak ada jadwal menyanyi hari ini,” Minyeong kembali bertanya dan ikut duduk di sebelah Donghae.

“Kau mau aku menjelaskannya padamu, ha?” balas Donghae.

“Tentu saja. Kau kan kakakku dan aku berhak tahu apa yang kau lakukan untuk berjaga-jaga supaya kau tidak macam-macam di luar sana,” celetuk Minyeong.

“Kau pikir aku ini laki-laki seperti apa? Aku tidak berbuat yang macam-macam Lee Minyeong,” Donghae mengarahkan jari telunjuknya ke kening Minyeong dan sedikit mendorongnya.

Minyeong hanya memasang wajah cemberut yang menggemaskan. Melihat reaksi dari adiknya, Donghae akhirnya menceritakan apa yang terjadi hari ini.

“Aku habis mengantarkan temanku jalan-jalan,”

“Teman? Siapa? Yun oppa? Atau Hyukjae oppa? Temanmu kan hanya mereka berdua,” sahut Minyeong.

“Yak! Enak saja kau bicara. Kau kira aku ini laki-laki kesepian yang tidak memiliki banyak teman? Dia teman baruku,”

Minyeong memajukan wajahnya ke arah Donghae dan mengerutkan keningnya. Ia penasaran siapa teman baru kakaknya itu.

“Teman barumu? Laki-laki atau perempuan?” tanya Minyeong lebih lanjut.

“Perempuan,” jawab Donghae singkat.

“Perempuan? Ya Tuhan, kau tidak berbuat yang macam-macam kan padanya?” Minyeong membulatkan matanya agak terkejut dengan jawaban Donghae. Karena selama ini ia belum pernah mendengar atau mengetahui teman perempuan dari kakaknya itu.

“Ya aku memang berbuat yang macam-macam padanya. Yak! Tentu saja tidak Minyeong! Aku hanya mengantarkannya jalan-jalan karena ia baru pertama kali ke Korea,” jelas Donghae. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa adiknya akan berpikiran seperti itu.

“Oh? Jadi dia bukan orang Korea? Bagaimana kalian bisa berkomunikasi? Kau kan tidak bisa berbahasa Inggris,” ucap Minyeong. Dari nada bicaranya ia memang sedikit mengejek Donghae karena kemampuan berbahasa asingnya yang di bawah rata-rata.

“Yak! Minyeong mengapa kau jadi senang sekali mengejekku, ha? Asal kau tahu saja, gadis itu asli orang Korea tapi ia besar di Paris. Karena kakakmu ini baik hati, makanya aku mengajaknya jalan-jalan. Dan nyatanya, ia terlihat senang sekali,”

Tatapan Donghae menerawang ke arah langit-langit rumahnya. Tanpa ia sadari bayangan wajah Im Yoona muncul di ingatannya dan itu membuat sebuah senyuman terukir di wajah tampannya.

Oppa, kau jangan membuatku merasa geli. Mengapa kau jadi senyum-senyum sendiri?” Minyeong menatap geli ke arah Donghae yang saat ini sedang tersenyum-senyum sendiri.

“Im Yoona,” tiba-tiba Donghae bergumam dan masih dengan ekspresi tersenyumnya.

“Oooh jadi nama gadis itu Im Yoona,” ujar Minyeong yang masih memandang kakaknya dengan tatapan aneh sekaligus geli. Ia sama sekali belum pernah melihat kakaknya seperti ini.

Sedangkan Donghae sama sekali tidak menghiraukan Minyeong hingga akhirnya Minyeong memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Bisa-bisa ia juga ikut gila seperti kakaknya jika berlama-lama di sana.

‘Y’

                “Yoong, lain kali kau harus memberi tahuku jika pulang agak malam. Jadi, aku bisa menjemputmu,” ucap Kyuhyun yang sedang mengemudikan mobilnya.

“Oh ya, dan satu lagi. Kau juga harus berhati-hati dengan orang yang baru saja kau kenal,” sambung Kyuhyun dengan nada bicara yang terdengar serius.

“Maksudmu? Kau curiga dengan laki-laki yang bersamaku tadi, begitu?” sahut Yoona dengan melontarkan pertanyaan pada Kyuhyun.

“Kau bisa mengerti apa yang kumaksud tanpa harus kujelaskan,” masih dengan wajah seriusnya Kyuhyun tetap fokus pada jalanan yang ada di hadapannya.

“Kau jangan berlebihan. Dia bukan orang jahat. Kau tidak usah khawatir, lagi pula kalau kau terus bersikap seperti ini bagaimana aku bisa memiliki teman di sini? Aku kan juga butuh bersosialisasi. Tenang saja, aku janji padamu aku bisa menjaga diri dengan baik,”

Yoona membalas perkataan Kyuhyun dengan memberikan sebuah senyuman yang meyakinkan bahwa ia akan baik-baik saja. Entah mengapa di dalam lubuk hati Yoona ia sangat meyakini kalau Lee Donghae adalah sosok yang tidak akan melukainya atau berbuat jahat padanya. Ia yakin Lee Donghae adalah laki-laki yang baik.

Di samping itu jika sudah seperti ini, jika Yoona sudah menunjukkan ekspresi untuk meyakinkan dirinya, Kyuhun sama sekali tidak bisa menolak apa yang sudah menjadi kemauan oleh seorang Im Yoona. Hanya satu yang ia harapkan adalah Yoona baik-baik saja walaupun ia tidak bisa setiap saat menemaninya. Dan mungkin ada secuil rasa tidak rela jika melihat Yoona dekat dengan laki-laki lain selain dirinya. Tapi apa yang bisa ia perbuat? Ia tidak mungkin melarang Yoona untuk dekat dengan siapapun selama orang itu baik.

Mungkin maksud perkataan Kyuhyun tadi adalah bukan sebagai bentuk kecurigaan pada laki-laki yang bernama Lee Donghae tersebut, melainkan rasa sedikit ketidak relaannya. Atau bahkan cemburu? Ia sendiri juga belum paham dengan apa yang ia rasakan sebenarnya.

Oppa, berhenti di minimarket sebentar ya. Aku ingin membeli ramen instan. Tiba-tiba aku ingin memakan ramen instan, hehehe,” bujuk Yoona.

“Baiklah tuan putri tukang makan,”

Mendengar penuturan Kyuhyun, Yoona tertawa dan itu juga membuat Kyuhyun ikut tertawa bersama Yoona.

‘Y’

                Keesokan harinya, nampak sosok seorang Lee Donghae sedang duduk dan menikmati makan siangnya di cafeteria sekolah kesenian tempat ia mengajar. Tak lupa di tangan kirinya ia menggenggam kertas berukuran agak kecil berbentuk persegi yang di mana tertera nama seorang gadis dan nomor telepon yang dapat dihubungi. Kartu nama Im Yoona.

“Sudahlah, hubungi saja dia,” celetuk Lee Hyukjae yang tiba-tiba datang dan mengejutkan Donghae.

“Kau! Mengagetkanku saja. Untung saja aku tidak tersedak,” sahut Donghae kesal.

“Habisnya kau membuatku geregetan. Sedari tadi kau hanya memandangi kartu nama itu. Dari pada kartu nama itu berubah menjadi lumut lebih baik untukku saja,”

Dengan sengaja Hyukjae mengambil kartu nama itu dari tangan Donghae. Karena Donghae tidak terima jika Hyukjae yang menghubungi Yoona, maka dengan sigap Donghae berusaha kembali merebutnya dari tangan Hyukjae.

“Enak saja kau, Hyukjae! Ini milikku,” akhirnya Donghae berhasil merampas kartu nama itu kembali.

“Tapi kan belum tentu gadis si pemilik kartu nama itu milikmu,” canda Hyukjae mengejek sahabatnya itu.

Donghae tiba-tiba menghela nafas panjang dan berat. Seketika perkataan Hyukjae mengingatkannya akan sesosok laki-laki yang bernama Cho Kyuhyun. Ada benarnya juga yang baru saja diucapkan oleh sahabatnya itu kalau gadis yang bernama Im Yoona belum tentu akan menjadi miliknya.

Tunggu. Apa yang baru saja ia pikirkan? Miliknya? Ya Tuhan, apa benar saat ini Lee Donghae sedang jatuh cinta pada pandangan pertama, sehingga ia berpikiran untuk memiliki gadis cantik yang bernama Im Yoona?

“Apa yang kau katakan memang ada benarnya, Hyukjae. Gadis pemilik kartu nama ini belum tentu milikku. Aku pikir ia sudah memiliki seseorang yang jauh lebih baik dariku yang baru saja dikenalnya,” ujar Donghae sedikit lemas.

“Maksudmu dia sudah memiliki kekasih?” tanya Hyukjae.

“Bukan, tapi sahabat yang sangat dekat dengannya. Aku merasa tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sahabatnya itu,” jawab Donghae semakin kehilangan semangatnya.

“Lee Donghae! Ini bukan dirimu. Ini bukan Lee Donghae yang kukenal. Kemana Lee Donghae yang tidak pernah patah semangat? Jangan menyerah sebelum berperang,” tutur Hyukjae berusaha membangkitkan semangat Donghae.

“Lagi pula hanya menghubunginya saja dan menjalin hubungan pertemanan lebih dulu bukanlah suatu hal yang salah. Dia sendiri kan yang memberimu kartunamanya, berarti dia percaya padamu kalau kau bisa menjadi sosok teman yang baik untuknya. Hanya saja untuk ke depannya bagaimana hubungan kalian, ya tidak ada seorangpun yang tahu. Setidaknya kau sudah mencoba,” sambung Hyukjae lebih lanjut.

“Jadi aku harus menghubunginya?” tanya Donghae dan Hyukjae menganggukkan kepalanya mantap.

‘Y’

                “Kyuhyun oppa, kau bisa tidak mengantarku ke bandara besok? Aku ingin menjemput Chanyeol,” pinta Yoona yang sedang menghubungi Kyuhyun yang saat ini sedang berada di rumah sakit melalui telepon.

Biasanya sewaktu Kyuhyun belum bekerja dan sibuk seperti sekarang ini, Yoona langsung mendatangi apartment Kyuhyun yang tepat berada di depan apartment miliknya. Tapi sekarang ia harus menghubungi Kyuhyun di jam istirahatnya agar tidak menganggu pekerjaan sahabatnya itu.

“Besok ya? Hmmm… Sepertinya aku bisa Yoong, tapi aku juga belum tahu pasti karena bisa saja aku besok ada jam kerja tambahan,” jawab Kyuhyun di seberang sana.

“Baiklah oppa, tolong kabari aku lagi ya. Sampai jumpa oppa-ku yang jelek,”

Belum sempat Kyuhyun melontarkan kata-kata protesnya karena sudah dikatai jelek oleh sahabatnya, Yoona sudah menutup sambungan teleponnya terlebih dulu.

“Dasar anak ini. Awas saja kau nanti,” ujar Kyuhyun yang kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku seragam dokternya diiringi dengan senyum penuh arti.

Sedangkan di lain tempat, tepatnya di apartment Yoona. Gadis itu kembali mengambil ponselnya yang tadi ia letakkan di atas meja, ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk. Ia sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat nomor yang tak dikenalnya di layar.

Yeoboseo…” sapa Yoona lebih dulu.

Yeoboseo. Mmm, ini aku Lee Donghae,” jawab si penelepon yang diketahui adalah Lee Donghae.

“Lee Donghae? Kau mau berteman denganku? Kau harus menjawab ‘ya’ karena kau sudah meneleponku,” terdengar suara riang Yoona.

“Jawabannya sebenarnya ‘tidak’,”

Donghae mencoba menggoda Yoona. Sedangkan di seberang sana Yoona sudah memasang wajah cemberutnya.

“Lalu kalau kau tidak mau berteman denganku, mengapa kau meneleponku?” tanya Yoona terdengar agak kesal di telinga Donghae.

“Datanglah ke café biasa pukul 5 sore hari ini. Aku tunggu,”

Donghae langsung memutus sambungan teleponnya. Yoona menatap heran pada layar ponselnya.

“Apa-apaan dia seenaknya saja memintaku untuk ke café. Tapi apa maksudnya dia memintaku untuk ke sana?”

‘Y’

                Sepasang kaki jenjang milik Im Yoona melangkah di trotoar menuju sebuah café yang berada di pusat keramaian Seoul.

Tidak membutuhkan waktu lama Yoona sudah tiba di café di mana Donghae memintanya untuk datang tadi siang melalui telepon.

Yoona memutuskan untuk duduk di tempat favoritnya di dekat kaca. Ia sendiripun juga heran mengapa café yang saat ini sedang ramai hanya ada satu tempat yang biasanya menjadi favorit pengunjung yang masih tersedia. Ya, tempat yang saat ini ia tempati lah yang masih tersedia sebelum ia datang. Padahal kalau dipikir-pikir pengunjung pasti akan menempati tempat ini jika kosong karena selain nyaman juga dapat melihat pemandangan kompleks Gangnam.

Tiba-tiba terdengar suara petikan gitar yang berasal dari panggung kecil di café itu. Yoona mengangkat kepalanya ketika mendengar petikan gitar tersebut dan melihat siapa yang berada di atas panggung. Mata indahnya semakin membulat ketika gadis itu mengetahui siapa yang berada di atas panggung.

Lee Donghae, lelaki itu kini tengah bermain gitar dan melantunkan sebuah lagu milik salah satu girl band   Korea Selatan yang tengah naik daun saat ini. Lagu dari Girls’ Generation yang berjudul My Bestfriend dengan indah dinyanyikan oleh Lee Donghae dengan iringan gitar kesayangannya.

Entah mengapa gadis yang tengah duduk di bangku pengunjung itu terlihat kehilangan kata-kata. Im Yoona hanya bisa terdiam menikmati suara merdu milik Donghae. Bahkan pengunjung yang lain pun juga terbawa suasana manis yang telah diciptakan oleh seorang Lee Donghae walaupun hanya dengan sebuah lantunan lagu dan permainan gitarnya yang sederhana.

I sesang hanappunin my friend… Naui gippeum naui yeonghon. Gueron sojunghameur jikyeogalge haneure yeongwonhi maengsehae. Saranghae chinguya…..

Penggalan lirik lagu yang dinyanyikan Donghae entah mengapa sangat mengesankan bagi Yoona.

“Aku bersedia menjadi temanmu, Im Yoona.”

Kedua mata teduh milik Donghae mengarah pada sosok gadis cantik yang sedang duduk di tempat yang Donghae sangat ketahui adalah tempat favorit gadis yang bernama Im Yoona tersebut. Sejurus kemudian semua mata pengunjung pun juga mengarah pada Yoona. Dan terdengar lah tepuk tangan yang meriah dari para pengunjung.

“Biasanya aku melihat sebuah kejutan seperti menyatakan perasaan kepada seseorang yang dicintainya dan memintanya untuk menjadi kekasih. Tapi kali ini aku melihat kejutan yang ditujukan untuk teman yang menurutku sangatlah langka, hahaha.”

Tiba-tiba Yun, sahabat Donghae melontarkan kalimat barusan dari samping panggung. Donghae meletakkan gitarnya dan berjalan menuruni panggung kecil untuk menghampiri Yoona.

“Akhirnya kau datang walaupun sedikit telat 10 menit dari waktu yang aku pinta,” ujar Donghae yang kini sudah duduk di hadapan Yoona.

“Kau sengaja memintaku kesini untuk melihat ini?” tanya Yoona masih agak terkejut.

Donghae menganggukkan kepalanya dan menunjukkan senyum manisnya pada Yoona yang masih memasang ekspresi terkejut.

“Ini terlalu bagus hanya untuk menjawab kau mau berteman denganku atau tidak,” sambung Yoona lagi.

“Aku juga sengaja mengosongkan dan meminta untuk tidak ada yang menempati tempat favoritmu ini,” sahut Donghae.

“Kau berlebihan, Lee Donghae…”

Belum sempat Yoona menyelesaikan kata-katanya, Donghae terlebih dulu memotongnya.

“Kau tidak boleh protes. Kau mengerti?”

Sedangkan Yoona hanya bisa menganggukkan kepalanya pasrah atas apa yang telah Donghae lakukan untuknya.

Tiba-tiba ponsel Yoona berdering menandakan ada satu pesan masuk.

Beberapa saat kemudian Yoona menghela nafasnya pelan setelah membaca pesan masuk dari Cho Kyuhyun.

‘Y’

                Seorang wanita yang sudah memasuki usia paruh baya sedang duduk di bangku meja rias kamarnya. Dan kemudian langkahnya membawanya pada lemari besar, lamari pakaian yang juga berada di kamarnya. Ia membuka laci kecil di dalam lemari tersebut dan mengambil sebuah kotak berukuran sedang dari dalamnya.

Wanita itu membuka kotak berwarna biru tersebut dan mengambil sebuah foto. Foto yang sudah mulai usang karena termakan oleh sang waktu. Di foto itu terpampang potret seorang bayi mungil, ia sangat ingat foto itu diambil ketika beberapa hari ia melahirkan bayi lucu tersebut.

Eomma merindukanmu, nak… Apa kabarmu sekarang? Kau pasti sudah sangat besar,”

Wanita itu menangis seraya membelai lembut foto yang ada di genggamannya. Dan kegiatannya terhenti ketika ada seseorang yang membuka pintu kamar dan masuk ke dalam.

‘Y’

                Yoona mendengar pengumuman bahwa pesawat yang ditumpangi Chanyeol telah mendarat dengan selamat di bandara Incheon. Dengan segera Yoona beranjak dari tempat duduknya dan menunggu Chanyeol di pintu kedatangan internasional.

“Chanyeol-ah!!!”

Yoona sedikit berteriak sambil melambaikan tangan pada Chanyeol yang baru saja tiba. Dan Chanyeol pun juga dengan segera menghampiri Yoona.

“Yoona noona!!!”

Chanyeol memeluk Yoona dengan erat. Ia sangat merindukan sepupunya yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya sendiri. Sudah cukup lama ia tidak bertatap muka langsung dengan Yoona.

“Kau semakin tinggi saja, Chanyeol-ah,” ujar Yoona.

“Dan tentunya aku juga semakin tampan, kan? hehehe” lanjut Chanyeol menambahkan.

“Terserahmu saja lah,” jawab Yoona menanggapi sambil memukul pelan lengan Chanyeol.

Tidak lama kemudian sesuatu menarik perhatian Chanyeol. Matanya tertuju pada seseorang yang sedari tadi berdiri di belakang Yoona. Ia baru menyadari bahwa Yoona tidak datang sendirian untuk menjemputnya.

“Kemana soulmate-mu itu noona? Biasanya dia selalu bersamamu,” tanya Chanyeol.

“Ah… Iya aku hampir lupa. Kenalkan ini Lee Donghae, temanku.”

Yoona memperkenalkan Donghae pada Chanyeol yang masih agak keheranan karena sebelumnya ia mengira kalau Yoona akan datang bersama Kyuhyun.

“Park Chanyeol,” ucap Chanyeol sambil mengulurkan tangannya pada Donghae untuk berjabat tangan.

“Lee Donghae,” dan Donghae pun menyambut uluran tangan Chanyeol.

“Aku kira kau datang bersama Kyuhyun hyung. Tumben sekali dia tidak bersamamu,” kata Chanyeol.

“Kemarin dia mengirimiku pesan kalau dia tidak bisa mengantarku kesini, ya sudah aku memintanya saja untuk mengantarku,” jawab Yoona sambil melirik Donghae.

“Senang bertemu denganmu Chanyeol,” Donghae melontarkan senyum pada Chanyeol.

Ne, aku juga,” jawab Chanyeol ramah.

“Hmmm… bagaimana sebelum kita pulang, kita mampir dulu untuk mengajak Chanyeol makan? Tenang saja aku yang traktir kali ini,” Yoona memberi usul pada kedua laki-laki tersebut.

“Ok noona aku mau!!!! Wahhhh senang sekali bisa makan sepuasnya!!” Chanyeol menanggapi dengan semangat.

“Yoona!!!”

Kontan saja Yoona, Donghae dan Chanyeol menoleh ke arah sumber suara yang memanggil nama Yoona.

“Kyuhyun oppa?” gumam Yoona yang tidak menyangka bahwa Kyuhyun akan menyusulnya.

“Syukurlah aku belum terlambat. Aku sengaja menyusulmu karena aku khawatir kau menjemput Chanyeol hanya sendirian, dan sedari tadi aku menghubungi ponselmu tapi tidak bisa,” tutur Kyuhyun sesaat ia telah menghampiri Yoona dengan sedikit tersengal-sengal karena ia berlari.

“Aiissh aku lupa ponselku mati. Kau tidak usah terlalu khawatir oppa. Aku sudah meminta Donghae-ssi untuk menemaniku ke sini,” sambung Yoona menanggapi.

Dan ya, Kyuhyun baru menyadari kalau Donghae ada di sana. Senyuman hambar pun tiba-tiba terpampang di wajah Kyuhyun.

“Lalu habis dari sini mau kemana lagi?” tanya Kyuhyun.

“Rencananya aku ingin mengajak Chanyeol makan dulu,” jawab Yoona.

“Iya hyung aku ingin makan dulu. Aku lapar, hehehe,” sambung Chanyeol dengan cengiran polosnya.

“Baiklah, ayo!”

Kyuhyun merangkul Chanyeol dan Yoona bersamaan dan mengajak mereka berjalan beriringan dengannya. Tapi tiba-tiba Yoona menolehkan kepalanya ke belakang tempat di mana Donghae berdiri. Tangan kiri Yoona terulur ke belakang untuk memegang tangan Donghae dan menariknya untuk ikut bersamanya.

 

32 thoughts on “The Precious Y (Chapter 3)

  1. Wanita paruh baya itu siapa kira” ??
    Donghae oppa kaya gak dianggap sama kyuhyun, kasian untung yoong inget sama belahan jiwanya. -.- masih ada dibelakang

  2. yoona so sweet bgt mnguLurkn tngn’y tuk narik donghae…!? kira2 c’pa wanita paruh baya ntu…!? dtnggu part sLnjut’y smga yoonhae bza b’stu…!? amiin…!?

  3. kyuhyun cemburu ama donghae krn dekat ama yoona ampe sikapnya ga bersahabat gt kasian donghae, untungnya Yoona ngerti…

    Moga aja persahabatan Yoona dan Donghae membawa mrk ke hubungan yg lbh ‘intim’ jd pasangan kekasih, di tunggu next partnya thor 🙂

  4. ahha haeppa hampir aja ketinggalan utg yoona ngulurin tangannya, tp kr” itu ibunya siapa ya? buat momen yoonhae lbh sweet lg hehe, dtnggu nextnya 🙂

  5. waduh… kaya’nya sebentar lagi akan ada perang antara ikan melawan iblis, hehehe #fishy,sparkyu,peace…v
    tapi siapa yang akan menang yah #masih.aja.bahas.perang…
    tapi eon, kok cuma dikit sih clue dari si bayi misterius itu? jadi makin kepo deh…
    ya udah, di tunggu next chap-nya yah eonni…

  6. Pendek amat thor. .
    Ea kyu krang ajar mae nyeret yoona aja x tauk apa ada hae d sna untung yoona gesit megang tangan hae. .
    Wanita paru bya entu kra” ibu hae apa yoona ea pnasaran ayo lanjut. .

  7. kyuhyun ini cemburu deh sama donghae oppa..hhh, bikin yoona sama donghae aja ya gag usah sama kyuhyun oppa..hhha, kira” eomma siapa itu..? next part ditunggu ya..

  8. Kejutan yg diberi donghae terlalu gmn gtu,senyum2 sndri klo ngebayangin klo memang ada dikhdupan nyata,
    syapa wnta paruh baya td?
    Cpat dilnjtkan yah thor chap slnjt ny!!hee

  9. Wahhhh kyu mulai cmburu sama donghae nih , dan gaa trima klo donghae ada d deket yoona , wanita paruh baya itu siapa sih , pasti ibu yg buang anknya itu yaaa (part1) tapi anak yg dibuang itu siapa , ? Msh blom kjwab ,

  10. wanita paruh baya itu Ibu yoona kah??
    Aish lee donghae so sweet sekali aku juga mau jadi sahabat kalo sampe di nyanyiin gitu bahkan kalo jadi pacar pun gapapa kekeke 😀

  11. siapa sosok paruh bawa yang merindukan anaknya itu?
    Kyu cemburu sedangkan yoonhae sedang berada dalam masa pertumbuhan benih” cinta. Halah ngomong apa sih aku.

    Next ditunggu.
    Fighting.

  12. Duchhh yoonggi,romntiss bngett ngulurin tgnnya utk donghae,critanya msih gamblang min,next part jgn lama2 ya min,buat yoona nikah ama khyunyun trus donghae tetep nungguin yoona ,trus khyunyun akhrnya skit,akhirnya yoona ama donghae,hahaha

Komentarmu?