(Un)romantic Man (1 of 2)

Image

Author                            : misskangen

Tittle                               : (Un)romantic Man

Length                            : Two Shots

Genre                             : Romance, Friendship, Comedy

Rating                             : G

Main Cast                       : Lee Donghae, Lee Hyukjae, Cho Kyuhyun, Im Yoona

Support Cast                  : Kim Taeyeon, Park Jung Soo

Disclaimer                      : This story is mine including the plot and characters. But the casts are belong to themselves and god. Please don’t do plagiarism or bashing anything from this story.

Scene 1

 

Tubuhnya telah membuat sofa berwarna abu-abu itu terguncang karena sengaja menghempasnya begitu saja. Dia menghembuskan napas dari mulut seperti sebuah dengusan, sementara wajah tampannya tampak kesal dan lelah. Bersandar di sofa empuk itu sedikit banyak membuatnya bisa menghilangkan penat tubuhnya, tapi tidak dengan otaknya yang masih berjibaku memikirkan sesuatu.

“Ini semua karena Teuki hyung!” umpatnya seketika, membuat pandangan dua orang pria lainnya pun beralih padanya. “Kalau saja Teuki hyung tidak berlaku sok romantis pada Taeyeon, maka Yoona tidak akan meminta yang macam-macam. Dan aku tidak akan jadi pusing seperti ini!”

Dua pria – Eunhyuk dan Kyuhyun – saling berpandangan, lalu mereka serentak membuang muka menahan tawa. Gerutuan yang dilontarkan Donghae tadi ibarat sebuah acara komedi konyol yang membuat penontonnya sakit perut karena tertawa terbahak-bahak.

Donghae memandang kedua orang itu dengan penuh kekesalan. Dia berdecak, lalu mengacak rambutnya sendiri. Ia sangat menyadari bahwa kedua orang itu menertawakannya untuk sesuatu yang memang telah lama menjadi penyakit kronisnya. Penyakit yang selalu menjadi sasaran empuk ejekan maupun sindiran teman-temannya, dan penyakit ini juga selalu menjadi penyebab utama kerusakan moodnya.

“Aigoo… uri Donghae Oppa, kapan akan menjadi pria romantis seperti Teuki Oppa??” Eunhyuk mulai melancarkan aksi goda-menggodanya. Pria pemilik gummy smile itu seakan memutar kembali kejadian sejam yang lalu, dengan menirukan suara Yoona yang sedang menyindir kekasihnya.

“Cih, Yoona-yah… kalau hanya begitu saja sangat mudah! Aku bisa membuat yang lebih romantis dari itu,” Kyuhyun ikut nimbrung, meniru gaya berbicara Donghae saat mencoba membela diri di hadapan Yoona. Ya, kini dua pria berbeda tampilan itu lebih cocok dikatakan sedang bermain drama, melakoni satu scene antara pria yang terpojok karena terus dipandangi remeh oleh gadisnya sebab tak pernah bisa menjadi lelaki romantis idaman para wanita.

Satu bantal melayang mulus tepat di wajah Kyuhyun, melunturkan senyum evilnya yang sedari tadi terkembang senang karena berhasil kembali melihat Donghae terbanting dari singgasana kesempurnaan yang selama ini selalu dijunjung tinggi olehnya. “Ah, hyung! Jangan seperti dunia akan runtuh jika kau tidak bisa memenuhi permintaan Yoona. Aku pikir di dunia ini masih banyak stok wanita cantik.”

“Ya, kau benar, Kyu. Aku setuju denganmu,” Eunhyuk mengangguk-angguk persis dekorasi mobil berbentuk miniatur penguin yang bergerak seirama dengan per yang terpasang di badannya. “Aku heran kau bisa tahan dengan Yoona. Dia memang cantik dan tampak sempurna, tapi ia juga sedikit berisik, banyak maunya, dan lebih parah lagi… Yoona juga galak!”

Mata Donghae langsung menyipit, menatap curiga pada Eunhyuk dan Kyuhyun atas segala perkataan mereka. “Hei, konspirasi macam apa yang sedang kalian sodorkan padaku, eoh?” Wajah kedua pria itu langsung berubah pasif, kini terlihat polos seperti tidak ada kejadian di sekitar mereka. “Jangan pernah mengatai pacarku dengan segala tudingan miring itu! Kalian tidak mengenalnya. Dia itu tidak berisik ataupun banyak maunya, yah.. walaupun memang sedikit galak, tapi secara keseluruhan ia adalah gadis yang manis.”

Eunhyuk mencibir, melirik Donghae pasrah. “Kau mengakuinya sendiri, masih saja berkelit. Aku jadi penasaran, apa yang sudah dilakukan Yoona padamu hingga kau sangat tergila-gila padanya, apa dia sudah memantraimu dengan sesuatu?”

“Yak, Eunhyuk hyung! Kau ini hidup di zaman modern, masih saja percaya pada hal seperti itu! Donghae hyung itu tidak dimantrai atau diguna-guna, hanya saja ia tidak punya nyali untuk melawan kekuasaan sang kekasih. Benar-benar tipe pria takut istri sejati…” ejek Kyuhyun menambahi daftar rencana pembalasan Donghae untuk kedua orang yang telah begitu berani menindihnya dengan beragam sindiran nyata.

Eunhyuk dan Kyuhyun pun duduk mendampingi Donghae di sofa itu, tatapan mereka benar-benar sulit ditebak. Mereka bisa saja tampka prihatin, namun di sisi lain semua orang akan memilih menilai mereka sangat mensyukuri kegalauan yang diderita Donghae saat ini.

“Sudahlah, Donghae-ah. Lupakan saja permintaan Yoona yang satu itu. Sampai kapanpun kau tidak akan bisa jadi pria romantis, itu sudah jadi kutukan bagimu,” Eunhyuk memang tidak pernah bosan untuk menghasut temannya, bahkan rayuannya itu sangat mematikan karena semua perkataannya mengarah pada jurang yang amat dalam.

Donghae mendorong kepala Eunhyuk dengan seringaian kesal, “Dasar teman tak setia! Bukannya menolongku, kau malah mempengaruhiku untuk mengikuti jejakmu menjadi pria single paling miris sedunia.”

Perkataan Donghae berhasil membuat Eunhyuk terdiam lalu mencibir. Tapi sesaat kemudian berlanjut dengan cengirannya yang memperlihatkan gusi pink penuh pesona itu.

Donghae benar, Eunhyuk memang pria single yang sangat populer di kalangan wanita yang ada di lingkungan sekitar mereka. Hanya saja entah pesona apa yang dimiliki pria itu hingga banyak wanita-wanita yang tertarik padanya, tetapi perlu digaris-bawahi kalau wanita-wanita itu semuanya aneh. Sekali lagi, ANEH.

Ada yang mencoba menarik perhatian si pemilik nama lengkap Lee Hyuk Jae itu, tapi belum apa-apa sudah membuatnya melarikan diri. Bagaimana tidak, bila yang mengejarnya adalah seorang wanita dengan berat badan melebihi 100 kg. Eunhyuk tidak pernah punya bayangan menjadi pasangan angka sepuluh. Tidak akan!

“Setidaknya aku tidak akan pusing memikirkan bagaimana caranya memenuhi permintaan para gadis yang macam-macam bentuknya itu. My single life is a happy life, you know!” itu adalah kalimat paling mujarab yang dijadikan Eunhyuk sebagai senjata penghindar kegusaran hidup.

“Aigoo, hyung! Aku pikir kau memang perlu mencari hiburan, menikmati waktu layaknya pria-pria single di luar sana yang menghabiskan hidup tanpa beban dan tidak harus direcoki dengan long list of women’s desire.” Tepukan Kyuhyun di bahunya membuat Donghae harus melupakan sesaat pikirannya yang lumayan penuh dengan usaha mendapatkan cara romantis untuk merayu kekasih yang sedang merajuk.

*1*

“Aku iri sekali padamu, Eonni!” ucap Yoona yang terlihat lemas sedang membaringkan tubuhnya telungkup di atas ranjang. Ia memandang hopeless pada kakaknya – Taeyeon – yang sedang asyik mengagumi cincin berlian yang melingkar di jari manisnya.

“Tentu saja kau pasti iri. Cincin ini indah sekali!” pekik Taeyeon begitu gembira, mengarahkan tangannya kesana kemari dengan berbagai angle sambil terus menatap cincinnya dengan mata berbinar.

“Bukan cincinnya yang membuatku iri! Tapi bagaimana cara Teuki Oppa melamar Eonni, tadi. Bahkan dia melakukannya di depan banyak orang dan suasananya juga cukup romantis,” kenang Yoona nelangsa.

“Ya, aku akui yang tadi itu memang cukup romantis dan mengharukan. Ahh.. Teuki Oppa memang pria yang baik!” Sepertinya Taeyeon masih larut dalam euforia kebahagiannya karena baru dilamar sang kekasih hingga tak menyadari bahwa sedari tadi adiknya sudah memasang wajah iri dan putus asa.

“Aku juga ingin seperti itu. Dibacakan puisi atau sesekali diberi gombalan-gombalan narsis, dicium tangannya atau diberikan bunga…”

“Memangnya Donghae tidak pernah melakukan itu padamu?”

Yoona menghembuskan udara dari mulutnya lalu menunduk hingga dahinya menyentuh bantal, “Dia itu sungguh tidak bisa diharapkan. Jangankan membaca puisi atau melamar dengan romantis, mencium tangan dan memberikan bunga dianggapnya hal yang memalukan dan kekanakan. Aigoo… ingin sekali aku memukul kepalanya jika seperti itu terus!”

“ckckck… ya sudah kau putuskan saja dia! Di dunia ini lelaki tidak hanya satu, Yoong!” ucap Taeyeon enteng.

“Aish… kalau bisa memutuskan pria yang kau cintai semudah itu, aku akan berikan apapun yang kupunya.

*2*

“Apa aku harus memberikannya bunga, cincin, liontin, atau gaun branded? Ck, semua ini benar-benar memusingkan. Aku tak tahu mana yang paling bagus,” gerutu Donghae berjalan menjauhi kedua temannya yang bergerak santai di belakang tubuhnya. Berulangkali Donghae mengedarkan tatapan matanya ke penjuru outlet yang berjajar di sepanjang lantai pusat perbelanjaan terkemuka di Seoul.

“kau berikan saja semua itu jika kau benar-benar ingin melakukan penebusan dosa,” celetuk Eunhyuk dari belakang membuat langkah Donghae terhenti. Pria bertubuh cukup tegap itu berbalik dan menatapnya penuh tanya.

“Penebusan dosa?”

“Kau tidak perlu berkelit. Aku dengar dari Taeyeon katanya Yoona memergokimu sedang selingkuh. Benarkan?”

Donghae mendengus dan melanjutkan jalannya diikuti Eunhyuk dan Kyuhyun. “Sudah kukatakan pada Yoona kalau semua itu salah paham. Aku tidak berselingkuh atau menggoda wanita lain. Tetap saja ia tidak mau mengerti dan cemburu buta. Aku semakin tidak mengerti wanita, apalagi dengan wajah cemberut yang betah dipasangnya itu!”

“Jadi kau mulai bosan dengan Yoona?” Tiba-tiba saja Kyuhyun sudah berada di samping Donghae dan merangkul bahunya akrab. Donghae meliriknya heran karena cengiran yang diberikan Kyuhyun. “Kalau memang begitu kenapa tidak cari yang baru saja?”

“Dan setelah itu, kau akan punya kesempatan untuk mendekati Yoona. Begitukan?” ujar Donghae sarkatis. “Kyuhyun-ah, apa kau masih menyukai kekasihku? Kau masih tidak terima kalau Yoona lebih memilihku dari pada kau, kan?”

“Aish… kau ini sudah berburuk sangka padaku, seolah aku ini tidak laku dan tidak bisa move on karena dulu Yoona menolakku. Aku berbicara seperti itu karena aku kasihan padamu yang tak kunjung bisa jadi pria romantis. Lebih baik kau seperti kami, yang bebas memandang wanita mana saja yang kami suka tanpa diinterupsi oleh omelan siapapun!” Kyuhyun bersungut-sungut mengeluarkan kekesalannya. “Dan soal wanita… aku pikir semua mata wanita di mall ini tertuju padaku karena aku tampan dan single. Aku bisa saja langsung memilih salah satu dari mereka untuk jadi pacarku!”

“Cih, percaya diri sekali kau, evil!” ejek Eunhyuk. “kau berbicara seolah kau pria paling romantis sedunia..”

“Aku memang romantis. Kalau Donghae hyung mau mendengarkan ideku yang brilian ini, Yoona pasti akan lebih terpesona padanya,” Kyuhyun menyeringai penuh makna.

“Aku tidak percaya padamu, Kyu! Aku lebih percaya kalau idemu itu justru akan menjerumuskanku!” Donghae merespon remeh diikuti dengusan Kyuhyun yang merasa diabaikan celotehannya oleh kedua hyungnya itu.

Eunhyuk dan Kyuhyun saling tatap ketika Donghae berhenti di depan toko buku. Mereka bertanya-tanya karena tidak biasanya Donghae tertarik memasuki toko buku untuk sekedar hang out atau mencari hiburan.

“Apa kau mau membelikan buku untuk Yoona? Semacam novel cerita roman?” tanya Eunhyuk polos.

Donghae menggeleng cepat tanpa menoleh pada Eunhyuk. “Tidak. Aku tidak pernah berpikir untuk membelikannya novel. Justru aku sedang mencari buku yang berisi petunjuk bagaimana caranya menjadi pria romantis.”

Eunhyuk dan Kyuhyun serentak melongo, tidak menyangka Donghae memikirkan solusi yang menurut mereka walaupun sederhana tapi cukup tak biasa. Bayangkan saja seorang Lee Donghae, pria yang tampilannya dianggap sempurna baik fisik maupun sikapnya, kini harus berjibaku mencari buku yang berisi hal-hal nyentrik seperti itu. Semua karena usahanya menjadi seorang pria romantis di mata sang pujaan hati. Cukup miris!

“Memangnya ada buku seperti itu?”

“Entahlah. Semoga saja ada!”

*3*

“Yoong, ada telepon untukmu!” teriakan Taeyeon terdengar jelas dari dalam kamar Yoona. Suara kakak perempuan satu-satunya itu terkesan sangat melengking, walaupun Taeyeon dikenal punya suara yang bagus jika memanggilnya dengan teriakan begitu tetap saja tidak menyenangkan.

Yoona mengangkat telepon dari kamarnya, penasaran dengan seseorang yang meneleponya. Seharusnya orang itu menghubungi langsung ke ponselnya, biasanya memang seperti itu. Jika lewat telepon rumah, terkesan berasal dari instansi atau apapun bentuk komunikasi formal lainnya.

“Yeoboseyo…” Yoona menjawab teleponnya dengan suara enggan.

Hello…my lovely Princess…”

Suara dari seberang telepon membuat Yoona mengerutkan keningnya. Ia dengan jelas mengenali suara itu, suara Donghae. Tapi keanehan yang terjadi karena tidak biasanya Donghae menelepon lewat telepon rumah dan mengawali pembicaraan dengan panggilan gombal seperti itu membuat Yoona sedikit tidak mempercayai pendengarannya.

“Siapa ini?” ceplos Yoona.

Di seberang pun terdengar decakan lidah si penelepon, pasti orang itu merasa kesal karena tak dikenali. Padahal ia yakin sejuta persen kalau kekasihnya itu akan menyambutnya dengan senyuman dan suara manja. Tapi harapannya itu tidak terwujud.

Ya ampun sayang… apakah suaraku terdengar terlalu merdu di telepon hingga kau tak mengenaliku? Aku ini kekasihmu, pujaan hatimu, your Prince of Love…”

Yoona langsung menganga, matanya membulat sempurna. Tidak salah lagi, ini memang Lee Donghae. Namun apa yang terjadi padanya hingga pria itu terkesan sedikit korslet seperti ini?

Yoona menepuk-nepuk pipinya, berharap kalau ini hanya mimpi. Karena ia merasakan kesakitan, jadi kesimpulannya ini bukan khayalan atau mimpi belaka.

“Donghae Oppa? Apa yang terjadi padamu, kau sakit? Mengapa kau meneleponku tidak melalui ponsel? Pasti terjadi sesuatu kan… Ayo katakan padaku…” Yoona langsung memberondong Donghae dengan pertanyaannya.

Di sisi lain Donghae mendesah, merutuki sikap aneh yang dianggapnya sedikit tolol itu. Susah payah ia memaksa bibirnya bergerak untuk berbicara, menyatakan kegombalan dan rayuan super menjijikkan yang pernah dilakukannya. Tapi Yoona justru bereaksi berbeda. Bukannya terpukau, malah menyangkanya sakit atau mengalami suatu kejadian yang merusak laju otaknya.

Oh tidak apa-apa sayang! Aku baik-baik saja. Ponselku mati, jadi aku tidak bisa menggunakannya.”

 

“Begitu ya… Ada apa meneleponku? Aku belum merindukanmu, Oppa…” ujar Yoona enteng.

“Apa harus rindu dulu baru menelepon? Baiklah, aku sudah sangat merindukanmu… jadi aku ingin bertemu denganmu sore ini di Café Cheriè jam 5 sore. Aku sudah siapkan kejutan untukmu!”

“Kejutan? Benarkah?” Yoona terdengar antusias membuat Donghae tersenyum merasa memenangkan situasi. “Wah… tumben sekali. Oppa, apakah sesuatu sudah membentur kepalamu hingga aku merasa kau… sedikit aneh?”

Senyum Donghae langsung pudar. Euforianya langsung kandas berganti dengan awan suram penuh kegelapan. Tadi ia sudah merasa diangkat ke langit, kini ia malah dibanting ke tanah. Yoona oh… Yoona, sekaku itukah Donghae dimatamu? Atau memang Yoona sendiri adalah gadis yang tak punya perasaan? Donghae sungguh miris!

sekali lagi aku baik-baik saja. Ya sudahlah, yang penting kau harus datang. Aku memesan meja nomor 15. See you there, Dear…”

Donghae langsung menutup teleponnya. Dengan bibir mencebik, Yoona ingin menggerutu tentang keanehan Donghae. Ia sempat menatapi gagang telepon, mungkin ada sesuatu yang salah dengan alat itu. Sesaat kemudian ia memutar bola matanya. Semoga ini hanya perasaannya saja, yang mengira sang kekasih sedang terjangkit penyakit gombal dadakan hingga sikapnya itu tak pelak membuatnya sedikit mual.

*4*

Donghae berjalan sambil memainkan kunci mobilnya, berniat secepatnya meninggalkan base camp klub basket yang diikutinya menuju café tempat ia membuat janji dengan Yoona. Sesekali ia bersiul, menandakan ia sedang cukup gembira dengan segala rencana yang sudah disiapkannya hari ini untuk Yoona. Sebentar ia merogoh kantong jaket birunya, lalu tersenyum memandangi kotak beludru berwarna merah yang berisikan cincin emas putih dengan desain yang cantik. Dan tentunya ia mempersiapkannya untuk sang kekasih, Yoona.

Belum sempat Donghae membuka pintu mobilnya, ia menoleh pada asal suara yang memanggilnya cukup lantang. Eunhyuk dan Kyuhyun tampak berjalan cepat mendekatinya dengan cengiran khas dari kedua orang itu.

“kau tampak terburu-buru,” ujar Eunhyuk merangkul bahu Donghae. “Baru saja kami ingin mengajakmu hang out bersama. Kami akan bermain bowling dan kali ini kita akan ditemani gadis-gadis cantik anggota cheerleaders.”

“Ya, kau harus ikut hyung! Anggap saja hiburan. Aku yakin Yoona tidak akan tahu.” Kyuhyun menambahkan bumbu hasutannya agar Donghae mau ikut bergabung.

“Aku tidak tertarik hang out bersama gadis-gadis SMA itu. Aku rasa mereka itu terlalu muda untuk kalian. Hei… sadarilah umur kalian! Jangan karena tidak bisa mendapat wanita matang kalian jadi banting stir mengencani anak di bawah umur.” Donghae sukses menyindir kedua orang itu dan membuat mereka langsung menyeringai jijik dan kesal.

“Jadi kau mau bilang kalau kami ini sudah tua dan menjadi lajang lapuk ah… maksudku sebagai the best single men forever, begitu?” ucap Eunhyuk ketus tetapi masih bisa mempertahankan egonya sebagai pria dengan seribu satu dalih terbaik sepanjang masa.

“Kau berbicara seolah kau itu pria paling dewasa yang ada di dunia, padahal tingkahmu lebih mirip anak umur 5 tahun. Aku malah merasa Yoona itu sudah seperti babysitter untukmu!” Tanduk Kyuhyun seperti muncul karena merasa tersinggung.

“Yak, aku rasa aku tidak mengatakan sesuatu yang salah. Itu masalah kalian sendiri kalau kalian merasa terpojok karena status yang memang melekat pada diri masing-masing!” Donghae membela dirinya seketus mungkin.

Eunhyuk melengos, melipat dadanya dan memandang Donghae dengan menyipitkan matanya yang semakin kecil seperti garis. “Okay, kalau begitu kita batalkan soal kebersamaan dengan gadis-gadis itu. Kita pergi bertiga saja. Bisa juga dengan teman-teman kantor atau klub basket lainnya. Apa kau mau?”

“Aku tidak bisa.”

“Kenapa??” Eunhyuk dan Kyuhyun kompak bertanya sambil memekik.

Donghae diam sesaat. Ia berpikir jika mengatakan semua rencananya hari ini pada kedua orang itu, maka ia akan mengalami kegagalan. Kedua orang ini bisa menjadi malaikat tapi lebih sering menjadi iblis. Walaupun mereka bersahabat, namun sifat suka menjahili satu sama lain tidak bisa dihilangkan begitu saja. Jika mereka tahu Donghae akan bertemu Yoona untuk melancarkan aksi romantis yang sudah dipelajarinya dari buku panduan yang dibelinya beberapa hari yang lalu, selanjutnya Donghae akan habis karena menjadi bahan lelucon dan rencananya akan gagal total.

“Aku… aku harus menjemput ibuku ke stasiun kereta. Ibuku hari ini akan datang dari Mokpo,” dusta Donghae.

Eunhyuk dan Kyuhyun akhirnya menyerah. Tidak ada paksaan lebih jauh yang akan mereka berikan pada Donghae jika sudah menyangkut ibunya tersayang.

“Ya sudah, kita kan bisa atur lagi di lain waktu..”

*5*

Setengah jam sudah Yoona menunggu Donghae di meja nomor 15, tepat seperti yang dikatakan pria itu kemarin lewat telepon. Wajahnya tak lagi berseri-seri karena penasaran dengan kejutan yang dijanjikan Donghae untuknya. Justru kini air mukanya tertekuk dan ketat seperti orang yang kelaparan sekaligus menahan amarah.

Berulang-ulang Yoona melihat kepada jam tangannya, menit demi menit hingga ia jenuh dan merasa jarum jam itu bergerak begitu lamban. Sudah gelas kedua yang diantarkan oleh waiter kepadanya, namun kekasihnya itu belum juga memperlihatkan batang hidungnya.

“Awas saja kalau nanti dia muncul dan tidak memberikan sesuatu yang menghibur. Akan jadikan ikan pepes paling norak se-Korea!” tanpa sadar Yoona mengumpat-umpat dan menyumpahi Donghae karena kekesalannya yang semakin banyak.

Sementara di tempat lain, Donghae sedang bercermin di toilet dengan senyuman penuh makna. Ia sudah membayangkan bahwa kejutannya kali ini pasti akan menjadi momen yang sangat manis dan terkenang sepanjang hidup Yoona. Yah, dia akan melamar Yoona. Meminta wanita yang sangat dipujanya itu untuk menjadi pendamping hidupnya dan berbagi suka duka dengannya. Meskipun selama ini Donghae menyadari bahwa ia belum bisa menjadi pria seutuhnya seperti yang diinginkan Yoona – pria romantis.

Donghae sesekali membalik tubuhnya yang berbalut kaus biru dengan tulisan sablon ‘I Love You’ di bagian punggungnya. Kekanakan dan aneh, itulah yang ada dalam pikirannya. Tapi ia mengikuti semua instruksi dalam buku ‘how to be a romantic man’ yang dibelinya di toko buku beberapa hari yang lalu, sehingga ia melupakan segala bentuk protes di otaknya yang mengatakan bahwa ia mulai tidak waras karena obsesi menjadi pria romantis.

*6*

“Kenapa kita jadi datang ke café yang romantis seperti ini, Kyu?” protes Eunhyuk pada Kyuhyun saat mereka tiba di Café Cheriè.

“Aku sudah lapar sekali, hyung! Ini café terdekat dari rumah Siwon hyung. Aku tidak mau kelaparan sebelum menantangnya main game.” Kyuhyun langsung sibuk mencari-cari meja dengan posisi ternyaman baginya. “Memangnya kenapa kalau kita makan di tempat seperti ini? Bukannya jadi menarik karena keromantisannya bagi pasangan kekasih?”

Eunhyuk melirik tajam pada Kyuhyun, sepertinya pria satu ini patut dipukul kepalanya karena berpikir pendek. “Apa benar kau ini pintar? Kenapa aku merasa kau jadi idiot karena lapar, Kyu?”

“Ish, apa maksudmu menyebutku idiot?”

“Kau ini ingin menyiksaku dengan melihat pemandangan pasangan-pasangan berbahagia yang ada disini, eoh?!” ujar Eunhyuk sinis. “Dan kau bilang apa tadi, romantis sebagai pasangan kekasih? Memangnya kau pikir kita ini pasangan kekasih? Aku tidak mau sampai dikira gay, aku masih normal!”

“Cih, jadi kau mulai meragukan status single man yang kau agung-agungkan itu?” ejek Kyuhyun dengan evil smirknya. Eunhyuk hanya mendengus kesal karena Kyuhyun berhasil memojokkannya.

“Hey, Kyu.. bukankah itu Donghae?” tunjuk Eunhyuk pada seorang pria berkaus biru yang berdiri gelisah di depan lorong menuju toilet. Kyuhyun menyipitkan matanya, memastikan sosok yang ditunjuk Eunhyuk itu. “Apa yang dilakukannya disini? Bukankah dia ingin menjemput ibunya? Atau dia mengajak ibunya makan disini?”

“Tidak!” sahut Kyuhyun tegas. “Dia membohongi kita. Donghae hyung sedang berkencan dengan Yoona,” mata Kyuhyun beralih mengikuti pandangan Donghae pada sosok gadis yang duduk tak jauh dari sana.

“Wah, jadi dia sudah ‘menyelingkuhi’ kita dan lebih memilih berkencan dengan Yoona. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kyu, kau punya ide untuk membalas Donghae?”

Kyuhyun tampak berpikir, tidak butuh waktu lama ia tersenyum licik lalu membisikkan sesuatu ke telinga Eunhyuk. Keduanya tampak punya niat sekali untuk melakukan sesuatu yang tak biasa pada Donghae. Eunhyuk mengangguk-angguk mengerti dengan kata-kata dari bisikan Kyuhyun. “Ayo kita hampiri dia!”

Donghae terkejut dengan satu tepukan di bahunya, sedari tadi ia terlalu fokus memandangi Yoona dari kejauhan sekaligus menyiapkan mentalnya menemui kekasih yang sudah dibiarkannya lama menunggu. Eunhyuk dan Kyuhyun memberikan cengiran kebahagiaan mereka karena bisa bertemu Donghae disini.

“Hae-ah, kau bilang ingin menjemput ibumu ke stasiun, tapi aku tidak melihat ada ibumu disini..?” basa-basi Eunhyuk memasang wajah bingung sambil menoleh ke kiri dan ke kanan mencari-cari seseorang. “Tapi aku malah melihat Yoona disini..”

Donghae langsung membekap mulut Eunhyuk, menghentikan rentetan suara-suara tidak penting yang keluar darinya. “Kau ini berisik sekali! Aku sedang menyiapkan surprise untuk Yoona… yang sangat manis!” protes Donghae dengan wajah judes. “Lebih baik kalian pergi saja dari sini, karena kalian hanya menggangguku!” Donghae mendorong-dorong tubuh Eunhyuk dan Kyuhyun agar kedua temannya itu pergi meninggalkannya dan berhenti merecokinya.

“kau tega sekali, hyung! Kata-katamu itu menyakitkan hati, kau tau!” mimik sedih yang ditunjukkan Kyuhyun sama sekali tidak menyakitkan.

“Dasar berlebihan!” gerutu Donghae. “Sudah sana pergi!” usir Donghae lagi pada kedua orang itu.

“Tunggu dulu, hyung! Kami hanya ingin memberikanmu pelukan semangat. Sebagai sahabat kami akan selalu mendukung dan menyemangatimu!” Kyuhyun dan Eunhyuk langsung memaksa untuk memeluk Donghae. Akhirnya mereka bertiga berpelukan layaknya kaum pria yang sedang memberikan support kepada rekan satu timnya.

Tanpa disadari oleh Donghae, Kyuhyun menempelkan selembar kertas yang menutupi tulisan ‘I Love You’ dibelakang punggungnya. Sedikit berakting, Kyuhyun pun menepuk-nepung punggung Donghae dan membisikkan kata-kata semangat tanpa bisa menyembunyikan senyuman evilnya.

“Selamat berjuang… Semoga kejutanmu berhasil, Hae-ah!”

“Thank you, guys. Kalian telah memberikanku semangat lebih,” ucap Donghae polos. “kalian tahu, hari ini aku ingin melamar Yoona. Itu adalah kejutan terbesar dariku!”

“Mwo?? Kau akan melamar Yoona?” pekik Eunhyuk kaget. “Daebak!! Kini kau sungguh berani dan mulai jadi pria romantis, Hae! Aku salut padamu!” puji Eunhyuk dengan ekspresi haru yang dipaksakan.

Thanks to the book, now I can be a romantic man in the world! Donghae pun mulai membanggakan dirinya.

Eunhyuk dan Kyuhyun saling lirik dan menyembunyikan seringaian muak mereka. Tiba-tiba saja Donghae merasa telah menjadi pria romantis dalam waktu singkat, hanya karena sebuah buku panduan. Yang benar saja!

*7*

“Hai…sayang,” sapa Donghae pada Yoona sambil menutupi dadanya dengan sebuah balon berbentuk hati berwarna pink.

Wajah Yoona masih tampak cemberut, namun ia masih memaksakan dirinya melirik pada Donghae. Bibirnya yang masih berbentuk garis lurus, menandakan kalau ia sedang kesal dan bosan dengan pekerjaan dadakan yang diterimanya.

“Aku sangat berterima kasih karena kau mau datang dan menungguku disini. Sesungguhnya aku ingin mengungkapkan sesuatu dan itu berkenaan dengan perasaanku padamu.” Donghae menyodorkan balon hatinya kepadanya Yoona. Entah mengapa, Yoona pun tersenyum menerima balon itu seolah langsung bisa melupakan kekesalannya pada Donghae.

Entah dari mana, seperti sulap Donghae memunculkan setangkai mawar merah dari balik lehernya dan mempersembahkan bunga itu untuk Yoona.

“Aku sengaja memberimu satu tangkai mawar. Karena jika aku membawakan sebuket mawar, aku takut semua bunga-bunga itu menjadi tak indah lagi dan layu karena mereka takut bersanding dengan kecantikanmu.”

Blush… Yoona merasakan pipinya panas, pasti kini warnanya memerah karena ia sedang dihinggapi kesan malu karena gombalan Donghae barusan.

“So sweet…” ucap Yoona dengan suara manjanya.

Donghae tersenyum lebar, merasa usaha awalnya untuk membuat Yoona terkesan dan kagum padanya telah berhasil.

“Dan kau pun tak perlu membelah dadaku agar kau tahu seberapa besar cintaku padamu,” lanjut Donghae dengan mata berbinar-binar. “…tapi, kau bisa melihatnya dari ini..”

Donghae membalik tubuhnya, menjadi memunggungi Yoona dan berharap gadisnya itu membaca tulisan berupa pengungkapan cintanya dan semakin terkesan padanya.

Senyum yang telah terukir di wajah Yoona sontak menghilang ketika membaca tulisan di kertas yang telah menutupi kaus bagian atas milik Donghae. Matanya langsung melebar dan menggeleng-geleng pelan. Yoona membacanya berulang-ulang karena masih tak percaya dengan kalimat yang tertera disana.

AWAS!! PACARKU SEGALAK HERDER

 

Yoona membanting tasnya ke atas meja dan buru-buru berdiri. Donghae sempat menoleh ke belakang, penasaran dengan reaksi Yoona. Apalagi Yoona sama sekali tak mengeluarkan suara apapun untuk sekedar memuji atau memberikan komentar.

Donghae pun berbalik, masih tetap tersenyum lebar dan kepercayaan diri yang sangat tinggi. Ia bahkan tidak menyadari ekspresi wajah Yoona yang sudah berubah muram. Bahkan Yoona yang bernapas berat seraya memegangi dadanya pun tak dianggapnya sebagai sesuatu yang berbeda dari ekspresi kegembiraan kebanyakan orang.

Donghae menjulurkan tangannya, memegang kedua lengan atas Yoona dengan lembut. “Aku benar-benar tidak menyangka kalau kau terlihat begitu…speechless melihatku seperti ini dan juga kejutan dariku.”

Yoona menurunkan kedua tangan Donghae dari lengannya. Sesaat ia mendesis, lalu memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. “Oppa… sekali lagi aku tanyakan padamu. Benarkah kalimat yang tertulis dibalik punggungmu itu jujur dari dalam hatimu?” tanya Yoona dengan suara tercekat-cekat.

Donghae mengangguk mantap, “tentu saja benar sayang… aku jujur dan tidak berbohong padamu.”

Yoona terkesiap, dan lagi-lagi napasnya terasa berat. “Jujur??” Yoona mengulangi kata itu lagi, dan Donghae pun mengangguk penuh percaya diri. Yoona menyipitkan matanya menatap Donghae, lalu mendesah pasrah.

“Kalau begitu ini balasan untuk Oppa…”

Donghae dengan semangat memejamkan matanya dan sedikit memonyongkan bibirnya, berharap mendapatkan satu ciuman manis dibibirnya dari Yoona. Sementara Yoona dengan sangat menyesal harus merelakan minuman dari gelas yang baru dipesannya untuk Donghae. Ya, Yoona mengguyur kepala Donghae dengan jus stroberinya yang masih penuh. Kalau boleh sedikit menyebutkan mantra, maka Yoona akan mengatakan ‘semoga kepalamu akan berpikir lebih dingin sebelum melakukan sesuatu yang menyebalkan’.

Donghae mengusap wajahnya yang basah terkena tumpahan air dari atas kepalanya. Ia mengerutkan kening dan menatap penuh tanya pada Yoona.

“Sekalian saja Oppa pacaran dengan herder!” sembur Yoona dengan wajah judes dan menggertakkan gigi.

“Kenapa kau menyiramku? Salahku apa?” tanya Donghae bingung.

“Masih bertanya apa salahmu?!” pekik Yoona. Dengan sigap Yoona menarik kertas itu dari punggung Donghae dan menyodorkannya langsung ke depan wajah pria itu. “Coba saja lihat sendiri!”

Donghae mengambil kertas itu dan membacanya dengan teiti. Serta merta ia pun terkesiap, bahkan ia tidak peduli dengan pandangan pengunjung lainnya yang melihat mereka seolah menonton drama gratis.

“Sudah lihat sendiri kan? Nah, sekarang Oppa pacaran saja dengan herder!” umpat Yoona dan langsung pergi meninggalkan Donghae yang masih bertahan dalam pose shocknya.

Donghae meremas kertas itu dengan kekesalan yang mencapai ubun-ubun. Dia sadar betul siapa pelaku dibalik kejahatan moril yang menimpanya ini.

“Kyuhyun!! Eunhyuk!! Awas kalian!!”

Dua orang yang menjadi tersangka itu bahkan sedari tadi menonton adegan ‘romantis’ Donghae-Yoona dari kejauhan sambil menahan tawa hingga wajah memerah. Mendengar teriakan penuh dendam Donghae, mereka pun sepakat untuk kabur dari tempat itu secepatnya sebelum Donghae mengejar mereka dan memberikan balasan setimpal yang pasti akan membuat keduanya menjadi bulan-bulanan Donghae.

Usaha Donghae kali ini sepertinya sia-sia, walau ia sempat mencicipi sedikit keberhasilan di awal. Jika bukan karena kejahilan kedua temannya itu, mungkin sekarang ia akan kenyang dengan pujian dari Yoona. Selanjutnya, usaha apa lagi yang akan dilakukan Donghae untuk menebus kesalahannya pada Yoona sekaligus membalas atau menghindari tingkah ganas kedua temannya?

‘To Be Continued’

Annyeong… ga tahu ada angin apa tiba-tiba aku pengen buat ff dengan cerita gaje seperti ini. Kalo misalnya garing… sorry banget deh, baru mencoba membuat yang banyak komedinya…

Mungkin kebanyakan baca novel atau nonton sinetron nih jadi begini yang muncul (padahal ga ada waktu buat nonton Tv hehehe). Gimana readers, baguskah? Atau mengecewakan?? Mohon komentar, kritik, dan sarannya ya…

 

61 thoughts on “(Un)romantic Man (1 of 2)

  1. Eunhyuk sama kyuhyun jahat banget sama temen sendiri, padahal itu kan kesempatannya donghae melamar yoona. Lanjut yaaa…

  2. Hahaha hae oppa usaha sampe sgitunya mlah gagal totak*ups g bleh ketawa
    kyu n eunhyuk oppa bner” jahil +evil+nyebelinnnn*damai guys
    usaha pa lg y,yg mo dilakuin hae oppa bt damai ma yoong???!!!

Komentarmu?