First Love (ONE SHOOT)

 first love
Title : First Love
Author : Lee Hanna
Cast : Im Yoon-ah, Lee Donghae, Cho Kyuhyun
Lenght : One Shoot
Genree : Romance, Sad, PG-15
Note: ini ff one Shoot yang admin buat. RCL yaa ^^
First Love
Im Yoona POV
First love. Saat kita masih belum bisa menentukan apa yang di rasakan saat ini. Saat hari demi hari berlalu begitu indah jika hanya dapat memandang wajahnya. Saat bingung apa yang kita lakukan ini salah atau benar. Dan menjadi secret admirer adalah pilihanku. Mau tidak mau.
Aku menyukainya. Sangat sangat menyukainya. Aku bukan orang pertama atau satu satunya yeoja yang menyukainya, masih banyak di luar sana yeoja yang memiliki perasaan yang sama dengan ku. Tapi dengan cara yang berbeda.
Bahkan untuk bertatapan mata dengannya saja aku sudah merinding. Yang bisa dilakukan hanya melihantya dari jauh.
Aku benci hari minggu dan sabtu. Kenapa hari itu harus libur sekolah? Di saat itu aku hanya bisa melihanya yang tersenyum di dompetku.
Aku selalu mengikutinya tanpa dia tau. Bahkan saat hujan, aku meninggalkan payungku di pohon yang sama dengannya lalu pergi tanpa payung itu. Ia lalu menggunakan payung yang sudah tanpa pemilik itu. Meski sekujur tubuhku basah, aku rela melakukannya deminya. Aku tau tentangnya, aku tau ukuran sepatunya, makanan kesukaannya, warna kesukaannya dan sebagainya. Tapi aku tak tau siapa yang ada di hatinya. Ah, itu tidak penting bagiku. Yang terpenting adalah aku bisa selalu melihanya tersenyum manis bak malaikat itu meski dari jauh.
Aku tak ingin pisah darinya, meski ia tak tau siapa aku. aku bahkan mengikuti universitas yang sama dengannya. Hanya beda jurusan. Ia sangat pintar dan aku… aku tidak terlalu pintar untuk sekedar menyelesaikan setumpuk soal di hadapanku.
Tapi suatu hari eomma menawariku untuk di jodohkan dengan namja yang sudah panjang lebar ku ceritakan barusan. Seakan mimpi, aku memilih tidak tidur semalaman. Berharap tidak bangun dari tidurku yang indah ini. Selalu tersenyum dan sesekali mencubit pipiku, merasakan desiran darah yang ternyata masih mengalir indah seperti alunan musik yang merdu. Tangan ku gemetaran saat eomma dan appanya melamarku. Di hadapanku ada dia yang tersenyum manis. Sangat manis padaku. Aku lebih sulit bernafas karena di jantungku sudah di rasuki rasa bahagia yang teramat sangat. ‘Apa ini semua mimpi? Ini sungguh mustahil’ kata kata itu tak lepas dari pikiran ku. Siapa yang sangka takdir membawa ku ke jalur seperti ini.
Seakan tuhan hanya melihat keinginanku, ia seolah mendengar keinginanku dan merangkainya menjadi sebuah kenyataan yang indah dan tak terlupakan. Hari hariku hanya terukir senyum di bibirku. Tak sabar menunggu hari itu tiba. Hari di mana dia menawarkan tangannya untuk ikut bersamanya menyelami hidup bersama dengannya. Dan setelah itu akan ada hari hari di mana aku akan terbangun dan menemukannya di sampingku sedang tertidur dan ku bangunkan dengan bisikan bisikan cinta.
Malaikat malaikat yang mengelilingi kami dan menambahkan keceriaan di setiap detik jam yang berlalu.
“yak, yoona…. im yoona” ucap seseorang. Aku terbangun dari lamuan ku “apa kau tidak mau berfoto denganku?” tanya tiffany. Aku mengangguk dan berpose dengannya
“naemu yeppeo-sseo” ucap tiffany padaku sambil menunjukkan eye smilenya.
“gumawo” balasku sembari tersenyum
“aku harus pergi keluar dulu. annyeong” dia lalu pergi dari ruangan ini. Ku lirik jam. Tinggal hitungan menit lagi, aku sudah menjadi istri nya. Istri namja yang sangat ku cintai. Ku lirik handphoneku. Donghae belum juga datang untuk melihatku. Ada apa dengannya? Apa ia terjebak macet? Atau bagaimana? Tsk, namja itu… Aku harus menghukumnya nanti
=cklek= pintu ruangan ini terbuka perlahan. Terlihat donghae dengan wajah kusutnya dan rambut yang acak acakan
“oppa, kemana saja kau? pernikahan akan di mulai sebentar lagi” aku langsung menghampirinya yang terlihat sangat lemah itu. Ia oppa ku. Kami selalu bersama sejak di junior high school. Meski kami berbeda beberapa tahun, kami sangat dekat. Karena rumah kami yang letaknya lumayan dekat dan ia juga sering datang ke rumah. ia sangat akrab dengan keluargaku. Oleh karena itu aku menganggapnya oppaku sendiri. Orang tuanya tidak tinggal di seoul, makanya ia sering ke rumahku. Ia selalu bersikap baik padaku, layaknya oppa ku sendiri. Ia bahkan sering mengerjakan tugas sekolahku. Ia satu universitas denganku, membuatku dengannya bertambah dekat setelah dari junior high school hingga senior  high school selalu bersama. Banyak yeoja yang mendekatiku untuk bisa berdekatan dengannya. Sepulang sekolah aku selalu membawa surat setidaknya satu, pemberian dari fansnya. Hihihi. Tapi aku hanya setuju ia dengan Jessica. Yeoja yang sering berbicara padanya. Aku selalu berusaha untuk menjodohkan mereka. Tapi hingga saat ini belum ada kabar mereka berpacaran.
“yoongie” ucapnya samar samar. Matanya memerah. Seolah menahan tangis yang sudah mau meledak.  Kakinya dengan tertatih berjalan ke arahku dan aku menahan tubuh nya yang hampir terjatuh itu
“oppa wae keure?” tanyaku lagi “apa kau berkelahi?” di gelengkan kepalanya pelan. Ia mendongkak kan kepalanya menatap wajahku
“mian. Aku terlambat” yang tadinya aku ingin marah padanya, kini berbalik menjadi mengasihaninya
“gwaenchana”
“ani, aku terlambat mengatakannya padamu” kini ia berdiri sempurna dan meletakkan kedua tangannya di bahuku. Di tatapnya mataku dalam seolah ada sesuatu yang tersembunyi.
“saranghae…” tiba tiba saja namja ini memelukku erat. Sangat erat “mian aku sudah terlambat. Aku bahkan tidak mengatakannya dari dulu padamu. Jeongmal, saranghae” ucapnya tepat di telingaku. Darahku berdesir begitu mendengarnya. Ku lepaskan pelukannya dan menatapnya penuh tanya. Ku singkirkan dengan cepat pikiran pikiran aneh di otakku
“oppa, apa kau di tolah jessica? haha”  aku mulai tertawa garing untuk mencairkan suasana
“berhentilah mengataknnya, kau selalu menjodohkanku dengannya. Aku tidak suka, im yoona. Aku hanya mau kau” tawaku redup seketika.
“tsk, apa kau mabuk? Atau sakit?” ku letakkan punggung tanganku di dahinya. Ia menggelengkan kepalanya pelan. Raut wajahnya yang tampak sangat menderita itu kini mengeluarkan setitik air mata. Ini sungguhan. Apa yang baru saja ia katakan memang dari hatinya yang paling dalam. Dapat ku rasakan itu.
Di pegangya tanganku dan kini ia menatapku “saranghae jeongmal. Aku… mungkin aku sudah gila. Tapi aku menunggumu di belakang gedung ini. Ikutlah denganku. Aku akan berikan segalanya… menempuh hidup bersama dan… dan aku akan sangat mencintaimu, lebih dari yang kau kira” ucapnya lagi. Ini gila. Ia benar benar sudah mabuk. Tidak ku rasakan bau alkohol di sekitar tubuhnya, tapi ia seperti orang mabuk yang sangat teramat berat.
“agghasi, semuanya sudah menunggu di luar” ucap salah seorang pelayan yang tiba tiba membuka pintu itu. Ku lepaskan tanganku dari genggaman tangannya.
“aku pergi dulu, datanglah jika kau mau merubah pikiranmu” ucapnya yang menundukkan kepalanya. Mengelakkan tatapan mataku. Menyembunyikan buliran air mata yang satu demi satu terjatuh dari mata indahnya. Ia pergi dari ruangan ini.
Tidak ku sangka ia selama ini menyukai ku. Kenapa ia harus diam saja di saat aku memperhatikan gerak gerik kyuhyun? Kenapa ia diam saja di saat aku sangat tergila gila pada kyuhyun?
Di sisi lain aku kasihan padanya, tapi… hatiku berkhianat. Aku tetap ingin bersama kyuhyun. Namja yang sangat ku sukai. Mimpiku hampir jatuh dengan kedatangannya barusan. Aku sudah mengenakan pakaian pengantin dan apa aku harus bertingkah seperti orang bodoh untuk pergi beranjak ke tempatnya?
“aggashi?” tanya pelayan itu lagi.
“nde…” aku langsung bergegas keluar dari ruangan ini. Ku fokuskan semuanya pada pernikahan ini. Pernikahan ini tidak boleh tertunda meski ada hambatan. Appa melingkarkan lengannya dan ku sambut dengan lenganku. Kami berjalan perlahan menuju altar. Di sana, berdiri seorang namja yang selama ini hanya ku lihat dari jarak jauh. Ia tersenyum padaku. Selama ini aku hanya melihatnya tersenyum untuk orang lain, tapi kali ini ia tersenyum untukku. Khusus untukku. Oh, aku serasa melayang.
****
Aku duduk di ujung kasur. Bau dari rumah baru ini masih menyengat di hidungku. Ku putar putarkan kedua  jari telunjukku menahan rasa berdebar yang tak kunjung henti. Jantungku serasa mau melompat saat ini.
“yeobseyeo?” ku lirik kyuhyun yang sedang menelepon seseorang “ah… mian ne… jinjja. Mungkin dua bulan dari sekarang. Kau boleh datang. Menginap? Boleh. Ah, biarkan saja…. nde, jaljayeo chagi-ah” aku membulatkan mataku melihatnya. chagi?! Siapa yang ia telepon barusan?!
Namja itu berbalik dan menemukanku yang sedang kaget setengah mati mendengar pembicaraannya barusan
“kau mendengarnya?” tanyanya dingin. Ia berbeda dengan yang di tempat pernikahan tadi. Kyuhyun yang selalu menggandeng tanganku dan memperkenalkanku dengan bangganya ke chingunya dan rekan kerja appanya.
Namja itu duduk di sebelahku “mian ne. bukan kah kau tau ini perjodohan? Aku bahkan tidak mengenalmu sebelumnya.” Darahku berdesir seketika, bulu kudukku merinding mendengar lontaran kata yang ia rangkai untukku “aku sudah memiliki yeoja chingu… kalau kau mau berpacaran aku juga tidak akan melarangmu. Asalkan eomma dan appa jangan tau.” Ku tatap matanya dengan segenap tenagaku
“ternyata kau cantik juga” ucapnya lagi sambil tersenyum evil “tapi tidak cocok denganku. Kau bisa cari namja lain. Ini hanya sementara. Anggap saja kita hanya tinggal bersama. Setelah eomma dan appa memberikanku cabang kantornya, dan mereka pindah ke amerika, aku akan menceraikanmu. Aku janji. Tapi…. bersikaplah seolah kita benar benar suami istri. Mungkin sekitar dua bulan ini” ucapnya lagi
“tsk, jadi semua ini hanya untuk kantormu?” tanyaku tak menyangka semua akan seperti ini
“bukankah sudah ku bilang tadi? Ah… aku lupa. Kau tidak cukup pintar. Mekanya kau tidak cocok denganku. Kau hanya selalu memperhatikan ku, benarkan?” tanyanya dengan tatapan penuh selidik
“ani” ucapku ketus
“tsk, im yoona, mau dua bulan, atau satu tahun, atau bahkan seumur hidup aku denganmu, aku tidak akan bisa menyukaimu seperti kau menyukaiku… mian.” Tangannya mengelus pipiku dan menyingkirkan rambut yang menutupi sedikit wajahku “aku sudah memiliki yeoja lain. Besok ia kesini dan menginap”
Nafasku tercekit dan penuh di paru paruku. Serasa tidak muat untuk di masukkan udara lagi. Ia beranjak pergi meninggalkanku
“aaaargh!!!!” pekikku sambil meluapkan segala air mata yang tidak akan bisa menjernihkan suasana jika aku terus mengeluarkannya. Impianku memudar seketika. Seakan ini mimpi buruk yang datang setelah mimpi indah menghampiriku. Aku seperti tenggelam di dalam lautan gelap. Seharusnya aku tidak menerima pernikahan ini. Aku tau, sejak awal aku selalu merasa hal seperti in sangat mustahil. Memang, mustahil. Seharusnya aku mengikuti saran donghae tadi. aku pergi bersama nya dan membangun kehidupan baru dengannya.
Tak ada yang perlu ku sesali lagi, aku hanya perlu menenangkan otakku yang sudah berdenyut denyut entah apa maunya. Aku keluar dari rumah baruku dengan namja bajingan itu.
Angin malam merasuki tubuhku, aku bahkan masih mengenakan baju pengantin.  Di ujung jalan aku menemukan sesosok namja dengan sebotol soju di tangannya. Seakan sadar di perhatikan, namja itu menatapku. Matanya sayu dan rambutnya acak acakan. Ia sedikit tertawa begitu melihatku
“tsk, aku berkhayal lagi…” di kuceknya matanya dan kini ia mendekat padaku “ini tampak lebih nyata” ucapnya. Satu hal yang pernah ku tau. Ia tidak bisa meminum soju, ia akan mabuk berat jika meminum soju dan ia pernah berjanji tidak akan meminumnya lagi. Tapi kini ia mengingkarinya.
“yak, lee donghae. Berenti minum”
“sekarang kau mengaturku? Tsk, yak… nappeun yeoja! aku menunggumu hingga sore! Tapi Kau tak datang juga! Pulanglah, pergi dengan namja itu…! bukankah ini yang kau inginkan??” ia sedikit tertawa garing dan berbalik dengan jalan yang tidak teratur ia berjalan sepanjang jalan ini. Air mataku kembali keluar. Aku tidak menginginkan posisi seperti ini. Kalau tuhan akan memberikan hal yang manis tapi di balik manis itu tersembunyi sebuah kepahitan, aku tak akan menerimanya. Aku terlalu egois untuk mendapatkan hal yang indah itu. Aku tau kyuhyun terlalu tinggi untuk ku gapai.
Aku sedikit berlari mengejar namja itu, ku gopoh tubuhnya ke rumahnya. Ku baringkan tubuh lemahnya itu di kasurnya.  Seketika ia meringkuk dan menangis
“eomma” ucapnya. Aku tertawa geli melihat tingkah manjanya itu
“yak, kenapa kau sangat manja” ucapku sambil tertawa geli. Ia masih tertidur pulas. Seharusnya ini menjadi malam pertama aku dan kyuhyun. Aku di rumah bersama kyuhyun. Tapi aku malah di rumah namja lain. Apa aku pantas untuk di panggil istri? Dulu aku berjanji akan menjadi istri yang baik bagi kyuhyun. Tapi nyatanya sekarang aku malah berkhianat.
***
Ku buka mataku perlahan, matahari sangat terik memasuki jendela besar itu. Ku lihat di hadapanku sudah ada dongahe sedang memegang tanganku. Ia menatap wajahku.
“ada masalah kau dengan kyuhyun?” tanya donghae lembut. Dari mana dia tau? Seolah mendengar pertanyaanku ia menjawab “kau mengigau tadi, ‘nappeun namja, kyuhyun-ah… nappeun’” aku terdiam sejenak. Bahkan aku sudah mencampakkannya ia masih saja bersikap baik padaku.
“ceritalah,” ucapnya lagi.
***
“kemana saja kau?” tanya kyuhyun ketika aku masuk ke dalam rumah. sekarang ia mengkhawatirkanku.
“eomma datang nanti siang. Jadi ganti pakaian pengantinmu itu” ucapnya lagi
“aku akan meminta cerai nanti” ucapku. Ia menatap wajahku dan tersenyum evil
“sedah ku duga”
“bukannya kau yang tidak mengininkanku? Untuk apa aku masih di sini?” tanyaku. Ku genggam erat baju ini untuk menahan tangis ku
“jika mau menangis, menangis lah.” Ucapnya lalu beralih menatap tv. “aku mungkin terlalu kejam padamu” aku ingin sekali marah padanya. Ingin memukul wajahnya, ingin membunuhnya. Tapi perasaan suka dan cintaku padanya membuatku kaku seperti orang bodoh yang hanya bisa meluapkannya dengan tangisan. Aku bahkan tidak mampu lagi untuk berkata kata jika berhadapan dengannya. Aku memang sangat bodoh.
Ia mendekat ke arahku lalu memegang kedua pundakku
“jeongmal mian ne” ucapnya lagi. Ku palingkan wajahku untuk tidak berhadapan dengan namja bajingan ini. Sejuta kali pun aku mengatakan kalau dia bajingan, tapi hatiku tetap mencintainya. Membuat otot otot ku melemah untuk melawannya. Ku hela nafas panjang, melepaskan penatku dari semua hal yang terjadi.
***
“nde annyeong eomma….” namja ini merangkul tubuhku dan melambaikan tangannya pada eommanya. Ia sangat baik dan bahagia padaku saat eommanya datang. Ia memperhatikanku dan selalu merangkulku. Tapi mobil itu berlalu dengan cepat dan ia langsung melepaskan tangannya dari pundakku. Ia masuk ke dalam rumah dan membiarkanku berdiri diam mematung di depan pintu ini
“kenapa? Tidak pernah di rangkul dengan namja sebelumnya? Aku bisa menjodohkanmu dengan chinguku kalau kau mau. Tapi belum tentu chinguku ada yang mau” kata katanya sangat kasar untukku. Air mata bodohku turun lagi, entah kenapa aku hanya bias menangis di saat saat seperti ini “kenapa tadi tidak minta cerai saja? Kau tidak sanggup kan?” tanyanya lagi. Nafasku tercekal dan seperti ada sesuatu yang meruak igin keluar dari dadaku. Mataku terlihat nanar menahan buliran air yang hendak keluar.
Tiba tiba mobil datang dari depan rumah dan berhenti. Donghae oppa? Kenapa ia kesini?
“yoong, ” sapanya padaku. Aku sedikit tersenyum. Setidaknya ia bisa menenangkan hatiku yang sedang bergemuruh ini “kita pergi, kajja” ia menarik tanganku tanpa mendengar jawaban dariku
“tapi oppa, aku belum mengganti bajuku”
“kau tetap canti meski begini” ucapnya lagi. Aku akhirnya pergi dengannya berdua. Menghabiskan waktu bersama hingga akhirnya harus pulang lagi ke neraka itu.
***
“aku akan mengurus surat perceraiannya” ucap donghae ketika mobilnya berhenti tepat di depan rumahku
“gumawo oppa. Kau jadi repot karenaku”
“gwaenchana…”
“dan mian ne” ucapku lagi. Air mataku kini kembali keluar ketika mengingat betapa menderitanya namja yang berada di hadapanku ini di hari pernikahanku. Donghae dengan cepat menghapus air mata yang membasuhi pipiku dengan jari jempolnya. Tiba tiba wajahnya mendekati wajahku dan mencium bibirku lembut. Getaran demi getaran yang ia lontarkan serasa makin hidup saat ini. Salahkah aku? harus menerima ciuman dari namja yang bukan suamiku? Salah kah aku jika aku menolaknya? Toh aku tidak akan mendapatkan ini dari kyuhyun. Ku pejamkan mataku untuk menghilangkan segala kegalauan dan tetap terpaku dalam kehanyutan rasa yang di baginya untukku. Bibir lembutnya makin terasa saat ia mengulum bibirku lembut.
Tak beberapa lama ia melepaskan ciuman ini dan tersenyum padaku. Sangat manis.
“aku akan melakukan semuanya untukmu” ucapnya padaku. Ku balas dengan senyuman termanisku dan ku buka pintu mobil ini untuk keluar. Tiba tiba darahku berdesir ketika melihat eomma dan kyuhyun sedang berdiri mentapku. Terlihat raut kecewa dari wajah eomma dan kyuhyun. Terlebih pada eomma. Kyuhyun hanya menatapku dingin.
***
“eomma tidak menyangka,” ucap eomma sambil memijit mijit kepalanya
“mian eomoni” ucap donghae
“kenapa harus kau donghae-ah” ucap eomma lagi
“bukan donghae oppa yang salah eomma, aku yang salah. Seharusnya aku tidak menerima tawaran itu” ucapku pada eomma.
“tapi kau tampak senang kemarin… tapi, tapi kenapa seperti ini jadinya?”
“aku hanya tidak ingin eomma kecewa” ucap ku ngasal.
“gwaenchana eomma. Mungkin ia belum terbiasa. Aku akan menjaganya agar hal ini tidak terulang lagi” ucap kyuhyun sambil memegang pundak eomma untuk menenangkan yeoja paruh baya itu.
“ku serahkan ia padamu kyuhyun-ah. Jeongmal mian ne” ucap eomma
“gwaenchana” balas kyuhyun. Aku dan dongahe terdiam melihat tingkah kyuhyun.  Eomma lalu pulang dengan segala rasa kekecewaannya terhadapku. Aku dan donghae masih terpaku dengan kebingungan di sini
“mulai besok, jangan berhubungan lagi dengan yoona” ucap kyuhyun pada donghae. Aku lalu berdiri, mensejajarkan  tatapanku padanya
“tsk, bukankah kau bilang aku boleh berpacarang dengan namja lain? Kenapa sekarang melarangku?!”
“kau istriku im yoona”
“tsk, istri? Istri hanya di dalam kertas tuan cho kyuhyun” ucapku. Ia lalu memegang kedua pipiku dan mencium bibirku. Melumatnya kasar penuh amarah. Aku mencoba mendorongnya, tapi apa dayaku, bahkan aku tak bisa hanya untuk menhentikan hal sekecil ini. Dan lagi lagi aku hanya bisa menangis. sedetik kemudian donghae melerai kyuhyun dan satu tinjuan maut melayang ke wajah kyuhyun. Aku kaget dengan sikap donghae dan melerai perkelahian ini. Terdapat darah di bibir kyuhyun.
“ia bukan istrimu lagi besok” ucap donghae pasti
“oppa, kajja” aku menarik tangan donghae keluar dari rumah ini. Air mataku keluar ketika ia bertanya padaku “gwaenchana?”
“oppa mian. Mian sudah membuatmu susah”
“aku sudah bilang. Aku akan melakukan semuanya untukmu. Kau hanya diam dan lihat”
“mian atas semuanya” ucapku pada dongahe. “pulanglah, sudah sangat larut” ucapku padanya
“tidak apa apa ku tinggalkan kalian berdua?”
“kalau ada apa apa aku akan meneleponmu” ucapku. Dongahe beranjak dengan sebelumnya mengecup bibirku kilat. Menghapus jejak kyuhyun di sana. Aku masuk dan menemukan kyuhyun sedang duduk di depan tv
“besok aku akan menggugat perceraian kita” ucapku
“yoona-ya” ucapnya. Ia berdiri dan menghadapku. Kenapa tidak dari dulu ia memanggilku seperti itu? Terdengar seperti alunan indah yang merasuku pikiranku. Dengan cepat ku tepis semua pikiran itu “yoona-ya” ucapnya lagi. Membuyarkan semua lamuanku. “mian, terlalu kasar padamu”
“sudahlah, tidak ada eomma dan appa di sekitar sini. Kamera juga tidak ada.” Ucapku lalu masuk ke dalam kamarku. Ia menahan pintu kamarnya dan masuk ke dalam kamarku. “kita mulai dari awal” apa maksud namja ini? Ia memelukku erat. Sangat erat. Pelukannya sangat hangat dan membuat air mataku jatuh lagi
“aku cemburu melihatmu bersama namja itu. Aku pikir, aku akan kehilanganmu”
“apa kau di bayar untuk ini?” tanyaku padanya dengan nada angkuh
“aniyeo… jeongmal mian ne…” kenapa ia berubah secepat ini? Apa yang terjadi padanya?
“aku tidak sadar yeoja yang memperhatikanku selama ini kini sangat menderita karenaku… hukum aku semaumu” ucapnya. Kata kata itu membuatku luluh dan persetan dengan semua ini, tanganku membalas pelukannya. Semenit kemudian otakku bekerja keras dan dengan sekuat tenaga ku lepaskan pelukannya.
“aktingmu bagus juga” ucapku. Aku langsung masuk ke kamar mandi
“aku sudah memutuskan hubungan denganya. Yeoja itu. Aku tak bisa melihatmu terus terus menangis” ucapnya. Perkataannya membuatku terhenti. Tapi ku paksakan kakiku untuk masuk ke dalam kamar mandi ini. Ku putar showernya dan menimbulkan suara gemercik air yang akan menghapus suara tangisku di sini.
***
“kalian baru saja menikah dua hari dan mau bercerai? Atas dasar apa?” tanya appa padaku. Terlihat raut kekecewaan di wajahnya. Aku tidak pernah menemukan ini sebelumnya
“mian appa”
“kau pikir pernikahan ini hanya main main? Dasar anak kurang hajar!” appa memukulku dengan tali pinggangnya. Ku tahan segala rasa sakit itu demi terlepas dari jeratan neraka bersama kyuhyun. Air mataku turun satu persatu. Eomma berusaha melerai appa tapi hasilnya nihil. Tiba tiba pintu rumah terbuka dan kyuhyun berjalan dengan tempo cepat lalu ikut berlutut di sampingku
“mian ne aboji, pukul saja aku jika kau mau” ucap kyuhyun. Ku pandangi wajah namja itu dalam. Apa yang ia lakukan sekarang?? Ia berusaha membuatku luluh?
“kenapa kalian ingin bercerai?” tanya appa lagi
“aku berselingkuh” ucap kyuhyun. Appa terduduk kaget. Air mataku keluar deras. “mian aboji” ucap kyuhyun lagi. Namja busuk ini terlalu banyak mengeluarkan kata maaf. Appa meremas dadanya dan nafasnya tersenggal senggal seketika.
Hari itu aku dan eomma duduk di tepi kursi rumah sakit. Air mataku terus keluar. Bahkan rasa sakit di punggungku tidak ada apa apanya dengan rasa bersalahku. Kyuhyun duduk di depan kursi ini sambil menatapku dingin. Dan donghae, dia hanya merangkul tubuhku dan menenangkanku. Tatapan kyuhyun terlontar ke sini lagi. Ia terlihat dingin menatapku.
“menikahlah kalau begitu” ucap eomma. Aku bangun dan melihat eomma yang wajahnya terlihat kesulitan
“eomma yang salah. Eomma tidak memikirkan perasaanmu ketika itu…” air mataku keluar seketika. Bukan eomma yang salah. Aku yang salah karena terlalu kekanakan. Menganggap pernikahan hanyalah sebuah mainan. Rasa bahagia dan haru  merasukiku. Entah aku harus bahagia atau bagaimana. Di satu sisi aku terlepas dari kyuhyun dan dapat bersama donghae. Namja yang sudah mulai ku cintai. Tapi di satu sisi aku tidak ingin melepas kyuhyun.
Kyuhyun lalu mendekatiku dan memegang pundakku
“menikahlah. Anggap ini balasan atas air mata yang kau keluarkan untukku” ucap kyuhyun. Ia menatapku teduh. “aku akan menghadapi eomma dan appa ku” kyuhyun lalu pergi dari sini. Aku menatap donghae. Ku genggam tangannya erat. Melampiaskan rasa bahagia dan sedihku. Dongahe hanya tersenyum seolah menenangkanku.
***
Hari ini kami resmi bercerai dan aku harus memindahkan barang barangku dari rumah ini.  Saat aku hendak mengangkat kotak ke dalam mobilku, kyuhyun berdiri sambil tersenyum padaku. Senyuman yang dapat ku lihat ketika di altar. Senyuman yang hanya untukku. “mian ne. Aku akan selalu mengenganmu” ia tersenyum padaku
“tsk, kau pikir aku sudah mati?” tanyaku sambil tertawa garing. Ia lalu memeluk tubuhku erat. Membuatku sulit bernafas
“kyu lepaskan” ucapku
“kumohon untuk yang terakhir. Biarkan seperti ini” ucapnya. Kau memang pernah singgah di hatiku kyu, tapi sekarang sudah penuh dengan donghae. Donghae yang berhasil menjernihkan hatiku yang sempat terluka karenamu.
Kini aku tau, tak semua cinta pertama itu indah. Tak semua hal yang kita ingin kan itu tercapai. Di saat tuhan memberiku pilihan, aku memilih mana yang aku inginkan, bukan mana yang aku butuhkan. Keegoisan dalam cinta hanya membuat kita hancur. Lebih baik dicintai dari pada mencintai, tapi… lebih baik saling mencintai dari pada ada yang tersakiti. Pernikahan ku yang manis, malaikat malaikat kecilku, dan harapan pagiku yang selalu bisa menatap wajahnya ku buang jauh jauh. Kini hanya aku dan donghae. Namja yang jauh mencintaiku lebih dari aku mencintai kyuhyun. Meski aku tidak tau seberapa besar, tapi aku yakin, kata cinta nya bisa terlihat ketika ia rela melihatku menjadi istri orang lain, menerimaku saat aku sudah mencampakkannya, selalu menemaniku saat aku down.
***
~sebulan kemudian
Aku membuka mataku perlahan. Donghae ada di hadapanku sambil tertidur pulas. Aku sedikit tersenyum melihatnya.
“aku tau aku tampan,” ia berbicara dengan mata tertutup “apa kau tidak muak menatap wajahku terus?”
“tidak,” ucapku. donghae lalu membuka matanya dan langsung melihat jam, ia tersentak kaget
“OMO! Aku terlambat pergi kerja!!!” teriaknya
“bukannya sekarang hari minggu?”
“aku ada meeting!”
“kenapa tidak mengatakannya padaku?” donghae bergegas masuk ke kamar mandi dan bersiap siap.
Aku pergi ke dapur dan menyiapkan sarapan untuk kami. donghae melahap rotinya sambil memasang sepatu kerjanya yang baru ku beli kemarin
“yoong, kenapa sempit?” tanyanya padaku
“molla… aku tidak tau ukuranmu. Jadi ku belikan dengan ukuran kyuhyun, apa sempit?”
“kyuhyun?! Yak, kau bahkan tidak tau ukuran sepatu suamimu dan mengetahui ukuran sepatu namja lain”
“aku tau itu dari aku sekolah dulu oppa”
“pantas saja sempit…” ucapnya  “aish, aku harus mengenakan sepatu lama” ucapnya sambil mengobrak abrik rak sepatu.
“na kalkae” ia mengecup bibirku kilat dan pergi ke kantor dengan terburu buru. Aku tersenyum padanya sambil melambaikan tanganku padanya.  Hal hal kecil yang selalu menghiasiku adalah dia dan harus selalu dia.
Aku sadar, untuk mencoba meraih bintang yang bermil mil jauhnya dari bumi sangat  sulit, tapi kenapa harus bintang yang ingin di gapai jika di sini ada bulan yang bahkan lebih indah dari bintang bintang itu.
~The End

22 thoughts on “First Love (ONE SHOOT)

  1. awaw aku kira bakal sad .. yoonhae ga bersama xD
    ternyata yoonhae happy ending ^0^
    kyu kau harus move on ..
    aku bakal jodohin sama eonniku sooyong haha …

  2. awaw aku kira bakal sad .. yoonhae ga bersama xD
    ternyata yoonhae happy ending ^0^
    kyu kau harus move on ..
    aku bakal jodohin sama eonniku sooyong haha …

  3. awaw aku kira bakal sad .. yoonhae ga bersama xD
    ternyata yoonhae happy ending ^0^
    kyu kau harus move on ..
    aku bakal jodohin sama eonniku sooyong haha xD

Komentarmu?