He (Oneshoot)

He

Author            : Chalista

Title                : After Story Of He

Leght              : Oneshoot

Main Cast      : Chalista Im, Aiden Lee

Other Cast     : Find by Yourself

Genre             : Romance

Chalista Pov

Aku berjalan dengan susah payah memasuki lobi rumah sakit di pusat kota London. Pagi ini cuaca cukup cerah, mungkin karena sudah masuk musim semi. Bulan berlalu begitu cepat, dan usia kandunganku sudah menginjak bulan ke sembilan. Dan hari ini aku akan memeriksakan kandunganku untuk menanyakan seputar persiapan kelahiran. Aku begitu gugup menantinya, ini adalah kehamilan pertamaku. Dan aku ingin yang terbaik untuk anakku. Sayang sekali suamiku tidak bisa menemaniku. Aku harap saat melahirkan nanti suamiku ada disampingku.

Aku menunggu didepan lift dengan bosan. Pagi ini rumah sakit tampak ramai. Padahal kupikir di musim seindah ini tidak banyak orang yang jatuh sakit. Musim ini begitu hangat dan indah. Tapi pasti Tuhan punya rencana yang lebih indah bagi mereka yang sedang sakit. Saat lift berdenting aku melihat segerombolan orang keluar berdesakan dari dalam lift. Ku geserkan sedikit tubuhku menyingkir dari pintu lift, aku cukup tahu diri jika saat ini bentuk tubuhku tidak lagi ramping. Seorang pria lewat didepanku dan tidak sengaja menyenggol tubuhku, hampir saja aku akan menabrak tembok, namun ada sebuah tangan yang menahan badanku. Aku mendongak ingin mengucapkan terimakasih kepada orang yang sudah menolongku, tapi aku malah dibuat kaget dengan tatapan mata pria yang menyelamatkanku. Dia, Aiden Lee.

Flashback

Aku berjalan beriringan dengan Summer memasuki halaman kampus kami yang cukup luas. Hari ini adalah hari pertama masa kuliah. Banyak tatapan senior yang mengarah pada kami. Tatapan mereka seperti singa kelaparan yang hendak memburu mangsanya, namun aku tidak mempedulikan itu semua. Tujuanku masuk ke sini karena aku ingin belajar, jadi aku tidak perlu takut pada mereka. Toh kita semua sama-sama manusia.

“Chals, lihat senior itu. Dia sangat mengerikan?” Bisik Summer di sampingku.

“Oh ya? Kupikir dia lebih mirip dengan nenek sihir. Dandanan wajahnya sangat tebal. Sebenarnya dia mau belajar atau mau menari ala badut?” Balasku sambil berbisik pula. Kemudia kulihat Summer agak tertawa menanggapi ucapanku.

Selama perjalanan menuju kelas kami terus membicarakan perempuan yang kami lihat di halaman kampus. Sesekali aku melihat-lihat suasana di sekitar kelas yang kami lewati. Kemudian tanpa sengaja mataku bertemu dengan mata seorang pria yang sedang duduk di dalam kelas. Tatapannya sangat tajam dan membuat hatiku bergetar sejenak. Entahlah, aku sendiri tidak tahu mengapa tiba-tiba aku bergetar seperti ini. Apa aku takut dengan tatapannya? Tapi tatapan itu juga menyiratkan kehangatan untukku.

Flashback end

Aku jadi teringat saat pertama kali aku bertemu Aiden di kampus. Sebenarnya itu tidak bisa disebut bertemu, karena kenyataannya kami hanya saling menatap satu sama lain.

“Hey, kau ini masih saja ceroboh. Ubahlah sedikit kebiasaan burukmu itu.”

Omelan Aiden membuatku tersadar kembali ke dunia nyata. Sepertinya aku terlalu asik mengenang masa lalu.

“Maafkan aku.” Bisikku pelan. Aku tahu aku salah, jadi aku tidak akan membantah ataupun membela diri.

“Ayo, aku akan mengantarmu ke ruang dokter Ester. Aku khawatir dengan sifat cerobohmu itu. Aku harap anakmu akan baik-baik saja memiliki ibu ceroboh sepertimu.”

Huft. Inilah sikap yang paling kubenci dari Aiden. Dia suka sekali memarahiku, walaupun aku tahu tujuannya memang baik. Tapi kenapa pula dia harus membawa-bawa calon bayiku kedalam pembicaraan ini. Dan kali ini aku akan berusaha untuk mengabaikannya, walaupun mulutku rasanya sudah gatal untuk membalas semua ucapan pedas yang keluar dari mulutnya.

“Hey, kenapa diam saja? Kau marah?”

Aiden menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahku. Tapi aku masih bungkam dan tetap tidak ingin membuka suara. Biarlah dia bicara dengan tembok, aku tidak peduli. Kulihat dia akan membuka mulutnya lagi, tapi seseorang memanggilnya dari belakang dan terlihat tergesa-gesa.

“Dokter Lee ada pasien yang membutuhkan anda segera di ruang operasi.” Kata perawat itu dengan tergesa.

Perawat itu mengatakannya sambil berlari. Kulihat name tagnya, dia bernama Alice. Nama yang cantik sesuai dengan parasnya yang rupawan.Kemudian Aiden mengatakan sampai jumpa padaku dan berlalu pergi bersama perawat itu. Ada perasaan aneh yang menyusup dihatiku. Dan aku mulai bertanya-tanya, apa perawat itu kekasih baru Aiden? Mereka tampak serasi, Menurutku. Tapi sudahlah, itu bukan urusanku. Aku harus segera menemui dokter Ester untuk menanyakan hal-hal apa yang harus kupersiapkan saat melahirkan nanti.

Kuketuk perlahan sebuah pintu yang terdapat papan nama yang bertuliskan dokter Ester. Setelah mendengar jawaban dari dalam, aku segera membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam. Hal pertama yang kulihat saat aku memasuki ruangan ini adalah sosok dokter Ester yang sudah merentangkan tangannya didepanku. Sejak kapan dia berdiri di sana?

“Chalista. Apa kabar, lama tidak berjumpa denganmu.” Sambutnya girang.

Dia memelukku dengan sangat girang membuatku sesak napas dibuatnya. Tahukan dia bahwa perutku tidak dalam mode mengempis, jadi aku semakin kesulitan bernapas.

“Ester aku tidak bisa bernapas.” Gerutuku sebal. Kemudian dia segera melepas pelukannya dan menggiringku ke sofa untuk tamu.

“Bagaimana kondisimu? Apa kau sudah merasa ada tanda-tanda?” Tanyannya sambil memberiku segelas jus jeruk.

“Terimakasih. Belum, aku belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan. Aku hanya merasa selalu pegal dan memang posisi bayiku sudah semakin turun.” Jelasku sambil meminum jus jeruk pemberiannya.

“Oh itu adalah hal yang wajar. Jadi kau tenang saja. Ngomong-ngomong apa kau bertemu dengan Aiden?”

“Ya, dan dia malah mengomeliku.” Jawabku sebal. Sepertinya moodku langsung berubah buruk saat mengingat hal tadi.

“Ada apa? Apa kalian masih sering bertengkar hanya karena masalah sepele?” Tanya Ester dengan penuh semangat.

Bertengkar? Kata-kata Ester membuatku mengingat sesuatu.

Flashback

Setelah beberapa minggu sejak aku menatap mata seorang pria yang kulihat disebuah kelas, aku dipertemukan dengan pria tersebut. Secara tidak sengaja saat kami semua sedang dikumpulkan dilapangan untuk membahas agenda wajib mahasiswa baru, yaitu bakti sosial. Setiap kelompok akan didampingi satu senior yang memang sudah berpengalaman dalam menjalankan tugas lapangan. Aku mendengarkan dengan seksama nama-nama dalam kelompok yang tengah disebutkan oleh seorang senior, dan pada akhirnya namaku disebutkan juga. Setelah namaku disebut, senior itu menyebutkan nama pendamping yang akan membimbing kami beserta tugas dari pendamping tersebut dimasyarakat. Senior itu menyebutkan nama Aiden Lee dan jabatan Aiden Lee yang merupakan dokter relawan didesa tempat kami akan melakukan bakti sosial. kulihat pria yang kemarin menatapku maju kedepan dan memanggil semua anggota kelompok untuk berkumpul menjadi satu barisan. Dengan enggan aku maju dan meninggalkan Summer sendirian menanti namanya disebut oleh senior kami.

“Semoga beruntung.” Kataku sambil menepuk bahu Summer.

Aku berjalan semakin lama semakin mendekat dengan kerumunan kelompokku. Aku merasa tali sepatuku terlepas, tapi aku tidak mepedulikannya dan terus melangkah menuju semua anggota kelompokku berada. Saat tinggal selangkah lagi akan masuk ke dalam barisan, tak sengaja kaki sebelah kananku menginjak tali sepatuku yang sebelah kiri. Hampir saja aku akan jatuh, tapi refleks tanganku mendorong seseorang yang ada didepanku. Dan aku berhasil menjaga keseimbanganku dengan tetap berdiri tegak, namun saat aku menoleh ke seseorang yang tadi menjadi sasaran tanganku, orang itu sudah jatuh telungkup didepanku. Kejadian itu membuat semua senior maupun teman-temanku tertawa. Aku merasa sangat bersalah dengan orang itu. Cepat-cepat aku mengulurkan tanganku untuk membantunya berdiri, namun ia malah mengabaikanku dan berdiri sendiri dengan wajah yang masih menunduk menahan kesal.

“Maafkan aku. Sungguh aku tidak sengaja.” Kataku dengan tulus dan penuh sesal.

Kemudian dia menengok ke arahaku, seketika aku merasa bahwa darahku berhenti mengalir. Pria ini, pria ini senior yang menatapku tempo hari. Aku benar-benar kaget, bagaimana bisa?

“Kau sungguh sangat ceroboh. Dimana kau letakkan matamu hah?” Umpatnya marah.

Hey, tak seharusnya dia berkata kasar dengan seorang junior, apalagi aku masih berstatus mahasiswa baru. Lagipula aku sudah meminta maaf, kenapa dia malah marah.

“Kenapa anda marah? Sayakan sudah meminta maaf kepada anda.” Balasku sengit. Enak saja, dia pikir dia siapa. Aku tidak akan takut pada siapapun, aku hanya takut pada Tuhan.

“Kau, berani-beraninya berkata seperti itu setelah membuatku malu.” Katanya dengan emosi. Aku merasa dia akan menelanku hidup-hidup setelah ini.

“Tapi saya kan tidak sengaja, saya juga sudah meminta maaf kepada anda.” Kataku geram.

Pria itu akan membalas ucapanku lagi, namun segera dihentikan oleh salah satu senior, karena kami sudah menjadi tontonan semua mahasiswa.

“Aiden, hentikan. Kau memperpanjang masalah yang tidak penting. Bagi mahasiswa baru, diharap kembali melanjutkan aktivitas yang tertunda.” Kata seorang senior yang kutahu dari name tagnya bernama Andrew. Seketika semua mahasiswa tidak memperhatikan kami lagi dan mulai melanjutkan aktivitas mereka yng tertunda. Syukurlah kakak tingkat itu datang menyelamatkanku dari amukan singa kelaparan ini. Dan kemudian aku bisa tertawa puas sambil berlalu melewatinya. Dan sejak saat itu kami sering terlibat pertengkaran kecil.

Flashback end

“Chals, kau melamun?”

Aku merasakan goncangan yang sangat keras di tubuhku. Lalu aku menoleh dan menemukan wajah Ester yang tampak khawatir.

“Aku baik-baik saja. Hanya teringat kejadian lama.” Kataku sambil tersenyum.

“Benarkah? Jika kau merasakan sesuatu katakan padaku. Karena perasaanku mengatakan kau akan melahirkan hari ini. Tapi itu hanya perasaanku, jadi jangan terlalu dipikirkan.” Kata Ester sambil mengibaskan tangannya didepan wajah.

“Tidak, aku rasa belum. Dan lagi, nanti ayahnya akan pergi ke Amerika. Siapa yang akan menemaniku jika aku akan melahirkan. Apa kau tidak merasa kasihan padaku jika setiap saat aku selalu diabaikan oleh suamiku. Dia hanya sibuk dengan kertas-kertasnya jika berada dirumah.” Sungutku sebal.

“Mau bagaimana lagi, dia seorang pimpinan. Tanggungjawabnya sangat besar. Tapi aku yakin dia itu sangat-sangat mencintaimu.”

Ester mengatakan hal itu dengan berapi-api, seakan-akan ia sangat tahu suamiku. Padahal aku sama sekali tidak merasa demikian. Bagaimana mungkin seorang suami hanya pernah mengantarkanku periksa kandungan sebanyak tiga kali, itu pun aku tidak diantarkan pulang. Aku hanya dititipkan kepada supir pribadi kami. Sungguh ironi hidupku. Kenapa saat itu aku mau menikah dengan orang seperti dia.

Flashback

Hari ini hari pernikahanku. Pernikahan sederhana yang dilakukan disebuah gereja di pusat kota London. Tidak banyak yang hadir saat acara pemberkatan ini, karena aku hanya mengundang orang-orang terdekatku. Saat aku sedang duduk diruang tunggu pengantin wanita, pintu yang sedari tadi diam, tiba-tiba bergerak dan memunculkan seorang pria dengan balutan jas hitam yang sangat pas melekat ditubuhnya. Pria itu masuk dan menatapku dalam.

“Aiden, apa yang kau lakukan disini?” kataku kaget. Seharusnya dia tidak diperbolehkan masuk ke sini. Bisa-bisa dia diseret keluar oleh ibuku. Karena tidak seharusnya seorang pria masuk ke dalam ruang tunggu pengantin wanita.

“Aku hanya akan mengatakan sesuatu. Sebelum kau melaksanakan janji suci, kau harus tau semuanya. Aku tidak ingin memendamnya lagi. Dan maafkan aku karena tidak mengatakannya dari dulu.”

Aku belum pernah melihat wajah Aiden seserius ini. Kira-kira apa yang akan ia sampaikan padaku?

“Aku sangat mencintaimu Chalista Im. Maafkan aku karena baru mengatakannya sekarang.” Kata Aiden tanpa keraguan.

Aku menitikkan air mata setelah mendengar kata-kata itu. Sunggu aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku.

“Pergilah. Aku senang akhirnya kau mau mengatakan hal itu. Terimakasih” Kataku setulus mungkin. Bagaimanapun juga aku merasa sedikit kesal padanya, kenapa dia tidak mengatakannya dari dulu. Padahal ia sangat memiliki banyak kesempatan untuk mengatakannya.

Sesaat kemudian aku mendengar suara pintu ditutup. Dan dia pergi.

Flashback end

“Aku pamit pulang ya, terimakasih atas waktumu. Aku sudah sedikit lega setelah mengunjungimu.”

Akhirnya aku pamit juga pada Ester, setelah aku kembali melamun tentang masa lalu. Kenapa aku jadi melankolis seperti ini. Apa ini pengaruh bayi yang ada dalam kandunganku?

Aku kembali berjalan menuju lift. Untung saja lift sudah tidak penuh seperti saat aku datang. Jadi aku tinggal melangkahkan kakiku dan masuk ke dalam lift. Kurang selangkah lagi aku melangkah, aku merasakan perutku sakit dan sedang melakukan kontraksi. Apa ini saatnya? Aku benar-benar dilanda kepanikan. Aku hanya bisa menunduk dan memegangi perutku. Seorang petugas kebersihan dan beberapa perawat membantuku berjalan menuju ruang bersalin. Saat aku sedang merasakan kesakitan yang amat dasyat, aku melihat dia. Datang dengan muka panik dan segera menggendongku ke ruang bersalin.

“Chals bertahanlah. Berjuanglah untuk bayi kita.” Kata Aiden dengan muka panik.

“Aiden. Aku senang kau ada saat aku akan melahirkan.” Kataku dengan mata yang sedikit buram karena menahan sakit.

“Berjanjilah untuk tidak melakukan hal-hal bodoh saat melahirkan.”

“Iya, aku berjanji. Karena aku ingin hidup denganmu sampai seribu tahun lagi bersama dengan anak-anak dan cucu kita.” Kataku sambil mengelus wajahnya.

Aiden meletakkanku di tempat tidur, kemudian tak berapa lama Ester datang sambil mengatakan bahwa perasaannya tidak pernah salah. Tapi dia segera menolong proses persalinanku hingga akhirnya aku mendengar suara tangis bayi yang sangat nyaring memecah suasana panik diruang bersalin.

“Selamat Aiden, putrimu lahir dengan sehat dan berwajah sangat cantik seperti ibunya.” Kata Ester sambil memperlihatkan bayi merah ke arah Aiden. Kemudian bayi itu diletakkan diatas tubuhku. Aku melihat Aiden tersenyum bahagia. Dia kemudia mencium keningku dan menggumamkan kata terimakasih.

 

 

29 thoughts on “He (Oneshoot)

  1. astaga ku kira YoonHae ga menikah?! Donghae aka Aiden terlalu cuek nih, apalagi pas kejadian di lift, mereka tuh seolah bukan pasangan yg udah nikah wkwk 😀 ternyata mereka emang gitu ya?! 😛

  2. hohoho udah dagdigdug aja saya kirain mrka bkn pasangan ternyata aduh aduh author hebat bgt buat alur.a yg bisa gk ketebak…. saat.a baca ff author lain.a…

  3. Suaminya yoong ongek kan?? Jgan bilang bkan. Prtamanya aku kira bkan krna distu kan dia nggk dittmanin sma suaminya.. Ankknya lahir 😀

  4. ceritanya modelnya flashback gitu yaa, seru ceritanya, ini flashbacknya dari ff oneshot yang lainnya yaa, jadi agak tau alurnya, tapi seru kaya berkelanjutan ffnya

  5. lol ternyata aiden suaminy.. tp org sibuk ya jdi pimpinan rumah sakit.. cm aq bingung kok yoona blg wktu perawat yg namanya alice dikira pacar baru aiden? tp kekny dia biasa2 aj, malah blg toh bukan urusan dia.. kirain aiden bukan siapa2 dia tp trnyt suaminy.. jdi itu gmn sbnrny thor?

Komentarmu?