EPHEMERAL (Chapter 2)

yh

Author : Hadnifla

Chategory : Chapter

Genre : Dark Fantasy, Romance, Action

Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Jessica, Sungmin, Eunhyuk


Aku abadi.

Aku tidak bertambah tua.

Aku adalah seorang penghenti waktu.

Sang pencabut jiwa.


THE CRUELEST ANGEL

Sebagai Soul Ripper, aku Aiden bersumpah untuk menjalankan tugasku dengan baik dan benar. Bersumpah demi dua mahkota sayap suciku bahwa aku tidak akan melalaikan, menghalangi maupun menunda pencabutan jiwa manusia dalam kondisi apapun. Jika aku melanggar ketentuan dan peraturan malaikat hitam yang tertulis dalam psalmist maka aku bersedia memberikan kedua sayapku sebagai hukuman”

oOo

Tidak akan. Aku tidak akan pernah berhenti menemuinya.

Ya, aku memang akan selamanya menemui Yoona. Sudah dua puluh tahun berlalu dan tidak pernah sekali pun aku tidak mengunjunginya.

Semua memang bermula setelah pencabutan jiwa Im Sungwan. Rasa kasihanku pada anak Im Sungwan tidak berhenti meski aku sudah mencoba. Sehari setelah kematiannya, aku pun memutuskan untuk mengecek keadaan anaknya. Dalam wujud malaikat hitam yang tidak terlihat aku memasuki rumah kediaman Im Sungwan. Di situ hatiku terenyuh saat melihat Im Yoona kecil sedang memegang cawan abu milik ayahnya dengan tatapan sangat kehilangan. Matanya terlihat sangat sedih dan yang kutahu saat itu, aku ternyata telah menjadikan Yoona seorang anak yatim piatu.

Selama beberapa tahun setelah itu aku terus memperhatikan kehidupan anak Im Sungwan yang tinggal di rumah penampungan anak yatim piatu. Aku tidak bisa melewatkan sehari tanpa melihat keadaannya. Bahkan saat aku sedang bertugas aku akan menyempatkan terbang ke Korea hanya untuk melihatnya meski hanya sebentar. Layaknya seperti seorang penguntit, aku mengamati pertumbuhan dan perkembangan Yoona dari kejauhan hampir setiap waktu secara diam-diam. Gadis itu tumbuh dengan sangat baik. Ia gadis yang sangat ceria meski sudah tidak lagi memiliki kedua orang tua. Ia pintar begaul, mudah tersenyum dan mata rusanya membuat siapapun bisa terpikat padanya. Rutin memperhatikan Im Yoona seperti itu membuatku mengetahui semua tentang dirinya. Aku juga menjadi sangat peduli padanya. Aku bahkan pernah menolongnya diam-diam saat ia dalam bahaya.

Jujur saja, aku juga sebenarnya telah menjadikan Yoona kaya raya dan memiliki kehidupan yang lebih dari sangat baik. Aku ikut andil dalam mengurusi keuangannya. Bertahun-tahun aku selalu mengirimkan ratusan juta won ke rekening Yoona secara diam-diam. Ketahuilah bahwa uang merupakan suatu yang bisa kami dapatkan dengan mudah. Para malaikat hitam nakal banyak yang melakukan pencurian dan peretasan akun rekening hanya untuk berfoya-foya saat menyamar menjadi manusia. Aku belajar semua masalah uang itu dari Heechul, si malaikat hitam paling nakal.

Awalnya memang hanya sekedar mengawasi Yoona, kemudian entah bagaimana berlanjut menjadi bertatap mata.

Berawal dari saat ia diganggu oleh sekumpulan anak-anak berandalan. Karena sangat muak melihat mereka yang menggoda Yoona, aku pun menyamar sebagai manusia dan menghajar para berandal brengsek itu hingga mereka lari tunggang langgang. Disitulah Yoona melihat wujud manusiaku. Meski saat itu ia agak takut dan terheran-heran pada awalnya, namun kemudian Yoona mengulas senyum sambil berterima kasih kepadaku. Dan oh God, itu benar-benar menjadi kesan pertama yang sangat mendalam.

Dan ketahuilah memperhatikan Yoona selama bertahun-tahun seperti itu tidak hanya membuatku peduli padanya, namun juga membuat ku jatuh cinta.

Aku tidak tahu kapan tepatnya perasaan itu muncul, aku bahkan tidak tahu kalau malaikat hitam ternyata bisa jatuh cinta. Eunhyuk pernah menceritakan tentang Leeteuk, seorang malaikat hitam yang jatuh cinta pada manusia, yang kemudian harus kehilangan sayapnya dan diasingkan di ruang hampa tak berwaktu saat Madam Jessica mengetahui semuanya. Tapi aku pikir cerita itu hanya sebuah gertakan dari Eunhyuk agar aku berhenti memperhatikan Im Yoona sebab kukira kami tidak bisa merasakan yang namanya cinta. Namun tak kusangka aku benar-benar menjadi korban dari perasaan terlarang itu sendiri.

Seiring berjalannya waktu, cintaku pada Yoona pun tumbuh besar dan semakin bergejolak. Perasaan itu sungguh tidak tertahankan dan membuatku memiliki keinginan lebih dari sekedar bertemu dengannya. Aku ingin menjadi alasan mengapa ia tersenyum. Aku ingin melindunginya. Aku ingin menjadi bagian dari kehidupannya sehari-hari, ingin menyentuhnya. Aku ingin dia mengakui kehadiranku. Aku ingin lebih dari sekedar malaikat hitam yang mengawasinya. Aku benar-benar ingin sekali memilikinya. Dan semua perasaan itu muncul semakin kuat tepat saat ia mulai tumbuh menjadi seorang gadis dewasa.

Saat ia berusia 20 tahun aku memutuskan untuk menemuinya kembali dalam bentuk manusia. Mencoba keras untuk memikat hatinya dengan berlatar belakang karangan belaka. Yang Yoona tahu aku adalah Lee Donghae, pria kaya berumur 24 tahun yang punya kehidupan seperti manusia biasa. Namun dengan usaha keras yang dibumbui kebohongan itu aku jadi bisa berbincang-bincang dengan Yoona, bisa menghabiskan waktu berdua seharian, menggenggam tangannya,  dan tersenyum untuknya. Dalam waktu singkat aku berhasil memikatnya. Yoona bersedia menjadi kekasihku. Dan kini sudah hampir 7 tahun aku menjalin hubungan romantis dengannya. Kami sekarang tinggal bersama di sebuah apartemen paling elit di Korea. Dan tiap malam aku pasti datang kesana.

Malam ini pun masih sama dengan malam-malam sebelumnya. Seperti biasa, aku pergi ke korea setelah selesai bertugas, ke sebuah apartement mewah elit di Seoul tempat dimana Yoona tinggal. Aku langsung menyamar menjadi manusia saat tiba di depan Apartementnya. Ku buka pintu perlahan dan masuk kedalam. Di jam malam aku kembali, ruang tengah apartemen Yoona sudah gelap. Aku melangkah langsung masuk ke kamarnya dan memperhatikan wajah tertidurnya yang cantik lalu kemudian merebahkan tubuhku tepat disampingnya dan menarik tubuh Yoona dalam dekapan.

“Kau sudah pulang?” Yoona terbangun. Ia mengerjapkan matanya dan berusaha untuk menatapku.

“Hmm, kembalilah tidur” aku tersenyum sambil mengusap lembut pipi nya.

“Aku merindukanmu” ia mencium bibirku dengan lembut. Kehangatan mulai merambat keseluruh tubuhku. Gairah dan hasrat manusiaku pun mulai muncul. Dan ntuk kesekian kalinya aku melanggar norma besar sebagai malaikat hitam. Malam itu aku bersetubuh dengan Yoona.

oOo

“Aku ingin sehari bersamamu” Yoona merenggut pagi itu. Memohon berkali kali agar aku bisa meluangkan waktu ku untuk dirinya. Sebab yang dia tahu aku adalah seorang pengusaha kaya sibuk yang harus berangkat pagi dan pulang malam mengurusi bisnis dan rapat. Pria yang selalu tidak ada waktu untuk dirinya kecuali tengah malam saat aku pulang bertugas.

“Tidak bisa sayang, dan kau tahu itu” aku mulai memakai dasi. Salah satu pelengkap penyamaranku agar aku bisa lebih terlihat seperti seorang pengusaha setiap harinya di mata Yoona.

“Tentu saja bisa, kau bisa mengambil cuti” Yoona cemberut dan mengambil paksa dasiku dengan menggemaskan.

Aku merangkul pinggangnya dan membawa tubuhnya mendekat denganku.

“Aku sudah mengambil cuti bulan kemarin, bahkan seminggu penuh hanya untuk berduaan denganmu” aku berbisik tepat ditelinganya. Kemudian menggodanya dengan menciumi leher jenjangnya.

Ia terkesiap “Aku ingin lagi”

“Nanti malam sayang”

“Bukan itu maksudku” ia menjauhkan wajahnya dariku “Aku ingin kau cuti lagi dan aku serius”

Mata Yoona memerintah dengan tegas. Memang agak keterlaluan jika setiap hari Yoona hanya bisa bersamaku saat malam saja. Tiap larut malam ia harus terbangun hanya demi diriku dan kembali tidur setelah urusan ranjang kami selesai. Tidak jarang kami melakukannya hingga pagi dan membuatnya kekurangan tidur sebab beberapa jam setelahnya Yoona harus kembali berangkat bekerja. Bagiku tidak tidur bukan masalah, kami malaikat hitam tidak pernah tidur, tapi bagi manusia jelas itu sangat melelahkan.

Aku menghela nafas dengan berat. Eunhyuk tentu tidak akan mau menggantikan tugas ku lagi meski hanya sehari. Ia sudah banyak melakukan tugasku selama masa pendekatanku dengan Yoona. Dan bulan kemarin ia harus bekerja double selama seminggu karena diriku lagi. Saat aku bertemu dengannya ia sudah kehilangan beberapa helai bulu sayapnya dan mengoceh panjang memintaku untuk bertukar sayap.

Aku mendekap wajah Yoona dan meminta pengertiannya sekali lagi “Sayang kau tahu kalau aku sangat sibuk. Aku tidak bisa ambil cuti lagi”

Yoona menepis tanganku, aku tahu ia mulai merasa kesal jika sudah seperti ini. Ini bukan kali pertamanya aku selalu menolak saat ia memintaku untuk ambil libur dan menghabiskan waktu bersamanya. Entah mengapa bulan-bulan ini ia sering sekali merajuk meminta waktuku.

“Kau selalu sibuk dan selalu bilang ada rapat dan rapat. Kau selalu mementingkan perkerjaan. Aku hanya meminta sehari untuk besok dan kau bahkan tidak bisa meluangkannya. Aku hanya ingin seperti pasangan lainnya. Pergi kencan saat weekend, menonton film di bioskop, jalan-jalan ke tempat bermain dan makan malam romantis bersama. Tidak bisakah kau melakukan itu sehari saja?”

Mendengar permintaan itu, aku terdiam sejenak. Tidak bisa menjawab apalagi menjajikan sesuatu untuknya. Tentu saja itu semua sulit. Menjadi pasangan normal memang mustahil bagi kami. Sebab dari awal hubungan kami pun tidak normal. Aku bukan dari dunianya dan cintaku  untuknya sangat terlarang.

“Aku benar-benar ingin meluangkan waktuku untuk mu Yoona. Tapi aku benar-benar tidak bisa”

“Kenapa kau tidak bisa?”

Karena aku harus mencabut jiwa para manusia setiap hari. Aku menghela nafas dengan berat, tidak mungkin aku mengatakan itu. Ku dekati Yoona kembali dan mengambil dasiku dari genggamannya tanpa bisa menjawab pertanyaan yang ia lontarkan barusan. Yoona semakin terlihat dongkol akan kebisuanku.

“Kau bisa melakukan ini sebelumnya saat di awal-awal kita berkenalan. Tapi selama berpacaran kau selalu sibuk dan tidak ada waktu untukku. Kita sudah tujuh tahun berpacaran dan kau bahkan tidak pernah melamarku” nada suara Yoona mulai meninggi saat ia mengatakan itu semua.

Tentu aku tidak pernah memintanya untuk menikah denganku. Bukan aku tidak mau, aku menginginkan itu melebihi apapun. Namun aku sadar bahwa kami berbeda dunia. Aku malaikat hitam, aku bisa dikutuk karena menikahi seorang manusia dan Yoona bisa terkena hukuman dari para malaikat hitam karena jatuh cinta padaku. Tentu saja aku tidak menginginkan hal itu terjadi. Bisa bersama seperti ini selama tujuh tahun tanpa ketahuan saja sudah merupakan sebuah keajaiban. Aku benar-benar tidak bisa melakukan lebih dari itu semua. Resikonya terlalu tinggi dan berbahaya. Syukurnya Yoona tidak terlalu sering mempermasalahkan dan membahas masalah lamaran atau pernikahan.

“Bagaimana jika nanti malam aku pulang cepat?” hanya itu yang bisa kutawarkan padanya. Hari ini daftar sasaranku lumayan sedikit dan akan kupastikan aku mencabut jiwa mereka semua dengan cepat.

“Secepatnya kau pulang, kau tetap saja pulang larut” ia memangku tangannya sambil cemberut. Aku tersenyum melihat bagaimana bibirnya mengerecut kebawah dengan lucu. Bibirku langsung mengecup bibirnya dengan cepat karena gemas.

“Tidak akan larut, aku janji” kembali aku mengecup singkat bibirnya namun Yoona justru semakin terlihat cemberut.

“Tidak mau, aku ingin kau meluangkan waktumu besok untuk kencan denganku sehari penuh”

“Yoona, aku-“

“Aku mohon Oppa, hanya sehari saja”

Oh tidak, ia mulai menatapku dengan tatapan itu lagi. Sebuah tatapan memohon yang sangat mengenyuhkan hati. Apalagi ditambah dengan air mata yang berlinangan. Ini jelas titik kelemahanku. Jika ia menangis dengan tatapan seperti itu maka itu hanya akan mengingatkanku akan pencabutan jiwa ayahnya, sesuatu yang tidak pernah ingin aku ingat kembali.

Entah harus bagaimana tapi mungkin sepertinya aku benar-benar akan bertukar sayap dengan si malaikat bodoh itu.

“Baiklah. Aku akan cuti besok”

oOo

Seharian ini aku bisa merasakan kebahagiaan yang terpancar dari Yoona. Ada gilang gemilang yang terpantul dimatanya. Senyum diwajahnya terlihat begitu merekah. Setelah menghabiskan waktu seharian dengannya layaknya seperti pasangan normal, aku selalu bisa menemukan senyum itu di wajahnya kapan pun aku melihatnya. Aku harus benar-benar berterima kasih pada Eunhyuk hari ini.

“Terima kasih untuk hari ini Oppa” ia tersenyum dan sungguh senyum itu membelai lembut sampai ke hatiku.

“Tidak masalah” aku mengeratkan pelukanku di pinggang rampingnya. Kami sedang dalam perjalanan pulang sehabis makan malam. Yoona memilih untuk berjalan kaki menuju apartement. Alasannya ia ingin menikmati indahnya malam di kota Seoul.

“Oppa ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu”

Aku menoleh dan menatap wajah manisnya “Mengatakan apa? Bahwa kau sedang hamil?”

Yoona terkekeh “Tentu saja bukan itu”

Ya tentu saja bukan. Aku bahkan tidak yakin aku bisa menghamilinya. “Lalu apa?”

“Aku-“

DOR!

Belum sempat Yoona mengatakan itu semua, terdengar suara tembakan keras yang menggema. Jeritan kepanikan orang-orang terdengar setelahnya. Jalanan pinggir kota Seoul pun berbuah menjadi sangat ramai dalam sekejap. Orang-orang berlari dengan wajah panik dan ketakutan ke arah kami. Setelah itu terdengar kembali suara tembakkan.

“Apa yang terjadi?” wajah Yoona pun manjadi panik seketika.

“Entahlah, sepertinya sedang terjadi baku tembak”

“MINGGIR KALIAN SEMUA!!” seorang pria berambut panjang dengan tampang berandalan muncul dari gang gelap diseberang kami. Pria itu berjalan dengan senapan yang siap memuntahkan peluru-pelurunya. Senapan itu diangkatnya sebagai sebuah gertakan. Tampangnya terlihat menggila. Detik kemudian ia mulai menembak orang-orang disekitarnya dengan membabi buta. Dua. Empat. Enam manusia menjadi sasaran tembak tanpa ada rasa bersalah diwajahnya.

Pria itu lalu berjalan ke arah kami berdua dan terang-terangan mendongkan senapannya. Aku bisa merasakan Yoona terdiam kaku dengan tubuh yang gemetar.

DOR!

Satu peluru dilepaskan lagi. Aku bisa melihat pelurunya melesat ke arah kami berdua dengan cepat, tepatnya ke arah Yoona. Mataku membelalak terkejut namun tubuhku dengan sigap merespon. Aku langsung membawa Yoona ke dalam pelukan. Sesaat setelah itu aku bisa merasakan ada sesuatu yang menembus dibagian punggungku dan terasa menggelikan. Sebuah peluru.

Pria yang menembakku lalu berlari melintasi kami berdua. Dan dijalan utama aku bisa melihat para polisi sudah berkumpul dan menghadang dengan pistol yang ditodongkan ke arah si berandal gila.

“Yoona, kau tidak apa-apa?” aku melepaskan pelukanku dan mengecek keadaannya. Wajah Yoona jelas panik bukan main. Kekhawatiran terpantul di matanya. Ia menatapku dengan sejuta kekhawatiran.

“Oppa, kau tidak apa-apa?” ia balik bertanya.

“Ya aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?”

“Tapi kau tertembak” Yoona menatapku dengan terheran-terheran sambil meraba-raba sekujur tubuhku. Tidak ada yang terluka.

“Aku tidak apa-apa. Peluru itu sepertinya melesat ketempat lain” aku beralasan. Peluru itu memang tepat mengenai punggungku, hanya saja itu tidak berpengaruh.

“Oh Syukurlah” Yoona bernafas lega dan mendekap tubuhku dengan erat. “Aku tidak akan pernah ikhlas jika kau harus meninggalkanku hari ini”

Aku mencium puncak kepala Yoona untuk menenangkannya. “Tenanglah Yoona. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu”

Yoona terdiam dalam dekapanku dengan isak tangis yang tiba-tiba. Dekapannya sangat erat sekali. Aku tahu ia masih sangat ketakutan dan mungkin sedikit trauma. Kucoba untuk mengelus punggungnya dengan lembut agar ia jauh lebih merasa tenang. Kalau saat itu aku tidak cepat menggunakan tubuhku sebagai tameng, mungkin akan lain cerita. Meski begitu Yoona terlihat sangat rapuh sekarang. Sama seperti saat aku melihatnya di pencabutan jiwa ayahnya.

Lalu DEG!!

Jantungku tiba-tiba saja berdegup kencang. Ada sebuah perasaan aneh dan mengerikan yang tiba-tiba saja muncul. Aku merasa merinding dan tubuhku terasa lemas. Sayap yang kusembunyikan seolah berontak minta keluar. Kini giliran aku yang memeluk erat Yoona, mencari kenyamanan di sela-sela perasaan aneh tersebut. Aku merasa seperti sedang terancam. Tidak salah lagi, perasaan seperti ini hanya muncul ketika seorang malaikat hitam terkeji datang ke bumi. Sontak mataku menyusuri sekitar, mencari dimana sosok malaikat keji tersebut berada. Aku mengalihkan pandanganku pada gedung-gedung bertingkat, tempat dimana biasanya para Soul Ripper bertengger mencari targetnya.

Di sebuah gedung apartemen bertingkat sepuluh, yang tak jauh dari kerumunan, disana tepatnya aku bisa melihat seorang malaikat hitam dengan sayap hitam legam mengkilap dan pekat sedang membawa sebuah sabit besar ditangannya. Ia memakai jubah hitam dengan tudung yang menutupi wajah kejinya, namun aku bisa melihat bagaimana Red Eyenya menyala-nyala berusaha mencari targetnya. Aura kehadirannya benar-benar dahsyat. Dan aku tahu betul aura mengerikan seperti ini hanya dimiliki oleh beberapa malaikat hitam khusus, yang kekejamannya tidak bisa ditandingi oleh seorang Soul Ripper biasa seperti ku. Kehadiran malaikat terkeji itu benar-benar membuat tubuhku merinding seketika.

Malaikat terkeji itu adalah Kris, malaikat paling kejam di antara semua para malaikat hitam. Kau bisa melihat bagaimana sayap hitamnya merentang lebar dengan penuh kebanggaan. Warna hitam sayap itu sangat amat pekat dan legam bahkan kepekatannya membuat sayapnya terlihat berkilau. Berkilau dengan sangat mengerikan. Ia merupakan malaikat hitam yang masuk jajaran satuan khusus Soul Ripper, seperti Sungmin. Dan malaikat-malaikat keji seperti mereka hanya ditugaskan mencabut jiwa para manusia yang tidak mempunya hati atau bisa dibilang berhati iblis. Seperti para pembunuh, psikopat, dan beberapa manusia yang melakukan pelanggaran dosa sangat besar.

Rumor mengatakan bahwa tidak ada yang sanggup melihat bagaimana Kris mencabut jiwa para targetnya. Ia lebih kejam dan lebih keji dari Sungmin. Ada yang mengatakan bahwa Kris mencabutnya dengan sangat perlahan bahkan dilakukan berulang-ulang sehingga manusia targetnya akan lebih kesakitan dan sekarat lebih lama. Eunhyuk, pernah sekali mencoba mengikutinya dan melihat bagaimana cara Kris melakukan pencabutan jiwa. Malaikat bodoh itu bilang ia mau mencotoh pencabutan jiwa yang dilakukan Kris agar sayapnya bisa cepat berubah hitam. Bodoh benar-benar bodoh. Namun saat Eunhyuk kembali tubuhnya bergetar, sayap kanannya patah diujung. Red Eye miliknya mengeluarkan cairan merah seperti darah. Eunhyuk juga tidak berbicara selama hampir dua minggu. Aku tidak pernah tahu apa yang sebenarnya ia lihat saat itu. Ketika aku memintanya untuk bercerita, Eunhyuk selalu enggan dan berakhir dengan wajah ketakutan. Rumor, lagi-lagi mengatakan, bahwa saat kau melihat pencabutan jiwa yang dilakukan Kris, kau bisa mendengar ada teriakan keras yang merusak telinga. Teriakan yang begitu menyayat, teriakan kesakitan yang membabi buta, teriakan yang seolah bersatu dengan gemuruh petir. Tidak ada telinga dan mata Soul Ripper yang sanggup menjadi saksi kekejiannya.

Aku berani bertaruh bahwa pria berandal yang sedang dikepung polisi tersebut adalah target Kris. Sebab aku bisa melihat bagaimana Red Eye Kris mengamati pria itu dengan tatapan penuh kekejian. Entah apa motif pria itu menembaki orang-orang yang tidak bersalah, yang jelas Kris adalah Soul Ripper yang pantas untuk membalas perbuatan gilanya di dunia.

Didalam pelukanku, tubuh Yoona masih bergemetar. Ia tidak berkata apa-apa tapi wajah paniknya sudah cukup menjelaskan bahwa ia sedang dalam kondisi yang tidak baik. Aku segera mengajaknya pulang. Sambil menunggu taksi yang melintas, aku melirik ketempat dimana pria gila itu dikepung. Ia sudah tergelapar di jalan dengan sebuah tembakan tepat dikepalanya dan sebelum aku sempat melihat bagaimana akhir si pria gila itu ditangan Kris, sebuah taksi datang dan membawa kami pulang.

oOo

Akhir-akhir ini aku jadi sering ke apartement Yoona, jauh lebih sering dari biasanya. Yang biasanya hanya sekali dalam sehari, kini kulakukan tiga bahkan hampir empat kali dalam sehari. Dua minggu setelah kejadian penembakan tersebut, Yoona terbaring lemas dan jatuh sakit. Sudah dua minggu juga aku mengurusnya, bolak-balik dari suatu negara ke Seoul berkali-kali demi dirinya. Namun selama dua minggu itu pula Yoona tidak kunjung sembuh atau setidaknya membaik. Aku kira penyakitnya hanya sekedar efek pasca trauma tapi setiap hari kondisinya bisa dibilang justru semakin parah. Bodohnya, aku belum bisa membawanya ke rumah sakit. Yoona selalu menolak meski aku sudah memohon berkali-kali, alasannya ia tidak suka ke rumah sakit.

“Sayang kau harus minum obat sekarang”

Yoona hanya terdiam tanpa mengiyakan ucapanku sama sekali. Ia terus menolak untuk meminum obat serta makanan yang kusediakan. Aku benar-benar tidak tahan jika harus terus-terusan melihat wajahnya yang pucat, tubuhnya yang terkulai lemas dan terbaring di kasur seharian. Ia bahkan sudah mulai terlihat lebih kurus dari sebelumnya karena tidak mau makan sama sekali.

“Yoona, kumohon minumlah ini” aku menyodorkan tablet kecil pereda panas ke mulutnya, namun untuk yang kesekian kalinya ia menolak.

Rasanya aku benar-benar ingin marah, marah karena ia tidak memiliki keinginan untuk sembuh. Namun disisi lain aku juga tidak bisa memaksanya terus-terusan untuk minum obat atau makan. Semua selalu ditolaknya. Ia bahkan marah padaku saat aku mencoba menelpon seorang dokter untuk datang. Meski dokter telah datang, ia menolak untuk diperiksa. Kini hanya obat yang bisa aku andalkan. Di minggu pertama ia masih mau meminum obat-obat yang diberikan dokter, tapi setelahnya ia menolak itu semua. Dia bilang percuma ia tetap akan mati pada akhirnya. Oh sungguh kalimat itu benar-benar membuatku geram. Aku ingin sekali mebentak-benataknya atas apa yang ia ucapkan, tapi melihat dirinya yang sedang sakit parah membuatku tidak sanggup berujar apa-apa.

Sudah tidak ada lagi senyum yang bisa kujumpai di bibirnya. Hanya tatapan lesuh yang terpancar dimatanya yang sayu saat melihat Yoona. Yang membuatku semakin kalut adalah setiap malam Yoona merintih kesakitan dan meronta-ronta sambil menangis. Suhu badannya akan naik drastis. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain memeluk erat dirinya. Yoona tidak bilang padaku penyakit apa yang sebenarnya ia derita dan aku tidak tahu menahu masalah penyakit-penyakit manusia. Jika begini terus justru malah aku yang tersiksa.

Aku hanya bisa mendesah melihat Yoona yang sekarang. Hari ini ia mulai berhenti bicara padaku. Perlahan dia menjadi wanita yang berbeda, baik secara fisik maupun secara emosional. Aku tidak bisa lagi mengerti keadaannya. Ia seolah ingin membuatku membenci dirinya.

Malam itu pun aku berhenti memintanya untuk meminum obat. Aku tidak lagi ingin memaksanya. Percuma, ia tetap tidak akan meminum itu meski aku menangis darah. Aku pun memutuskan untuk berjalan ke balkon yang ada di luar kamar Yoona untuk mencari udara segar. Namun udara malam kota Seoul saat itu anehnya terasa suram dan tidak sedap di hirup. Perasaanku entah kenapa juga tidak enak. Dan saat mataku menulusuri keadaan sekitar tiba-tiba saja aku melihat sosok keji itu lagi.

Berada di atas gedung didepanku adalah Kris dengan sayap hitamnya yang terbentang. Ia baru saja mendarat tapi sudah membuat perasaanku langsung bergejolak tidak karuan. Aku benar-benar tidak suka dengan kedatangannya. Hawa keberadaannya benar-benar menyiksa seperti ia membawa malapetaka. Kekejian dan kekejamannya menyeruak dari tubuhnya. Aura hitam mengelilingi dirinya. Brengsek, mengapa belakangan ini ia dapat target di Korea.

Aku mencoba menggunakan Red Eyeku dan mengamati orang-orang yang melintas di bawah dan di dalam gedung untuk mencari targetnya. Anehnya sejauh mataku mencari tidak ada angka kematian manusia yang nol atau mencapai batasnya. Aku mengamati Kris kembali dan tersentak saat menyadari bahwa mata Red Eyenya ternyata tidak mencari kebawah namun justru memandang lurus ke arahku.

Kris tidak mungkin ingin membawaku kembali dan melaporkan keadaanku pada Jessica, bukan? Setahuku, ia tidak pernah peduli dengan para malaikat yang suka menyamar sebagai manusia.

Sayap hitam Kris terbentang lebar, malaikat dengan label terkeji sejagad raya itu mengepakkan sayapnya dengan gagah. Kris mulai melesat cepat dan dalam waktu sepersekian detik kemudian ia telah berdiri tepat di depanku.

Aku terkejut bukan main. Sekujur tubuhku terasa kaku tak mampu bergerak. Kakiku bergemetar. Bayangkan saja jika seorang malaikat paling keji dengan tongkat sabit ditangannya tiba-tiba saja melesat cepat dan hadir tepat dihadapanmu tanpa kau duga-duga. Aku bahkan nyaris ambruk kalau bukan karena tanganku yang berpegangan pada pagar balkon.

“Apa yang kau lakukan disini Aiden?” suara Kris terdengar cukup tegas. Sayap hitam miliknya masih mengepak-ngepak di udara dan terlihat sangat legam jika dari dekat. Mata Red Eyenya menyala dan berwarna merah cerah. Namun wajahnya tidak sekeji ketika aku melihatnya dari jauh dengan Red Eyeku.

“Aiden!” ia memanggilku sekali lagi saat aku tidak menjawabnya.

Keterkejutanku perlahan hilang dan pikiranku kembali normal. Aku mencoba sebisa mungkin untuk terlihat biasa. “Ma-maaf aku sedang tidak fokus, kau tadi bertanya apa?”

“Apa yang sedang kau lakukan disini dalam wujud manusiamu?”

Aku menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal dengan gugup “Hmm… Hanya sedang bermain-main”

“Berhentilah bermain-main dan lakukan tugasmu Aiden!” Kris berkata dengan sinis.

Aku mengeluarkan tawa renyah yang canggung “Tenanglah Kris, aku hanya butuh sedikit hiburan”

“Kau tahu, kau akan dikenakan pasal berat karena menyamar jadi manusia dan bermain-main di dunia. Cepatlah kembali bertugas”

“Kau jangan khawatir, tugasku sudah selesai hari ini. Bagaimana denganmu?” tanyaku berbasa-basi.

“Satu target lagi”

“Apakah kau sudah menemukannya?”

Kris menyeringai “Sudah, baru saja”

Aku mengamati Kris lebih cermat “Lalu mengapa kau masih disini?”

Kris justru menatapku dengan heran “Tentu saja karena aku ingin mencabut jiwa targetku”

“Dimana targetmu?” tanyaku sambil melayangkan mata ke sekitar untuk mencari, dan entah mengapa tiba-tiba saja aku merasakan sesuatu yang sangat buruk.

“Bukannya kau punya Red Eye? Kau bisa melihatnya bukan, manusia mana yang sudah habis waktunya” terang Kris.

“Aku sudah mencoba mencari, tapi tidak kutemukan”

Kris kembali memasang raut wajah heran namun kali ini alisnya mengerut lebih dalam.“Bagaimana mungkin kau tidak menemukannya? Kau sedang bersamanya malam ini”

Aku menelan ludah, firasatku semakin tidak enak

“Be-bersamanya? A-apa maksudmu?”

Kris melirik buku kematiannya “Targetku bernama Im Yoona. Gadis yang sedang tertidur di belakangmu itu adalah target terakhirku hari ini”

Bersambung


Trailer for the next chapter, untuk yang penasaran

AN: Mungkin kalian ngerasa kalau ini alurnya cepet banget karena langsung lompat ke tahap dimana Donghae udah pacaran sama Yoona dan voila tiba-tiba kris muncul mau ngambil nyawa Yoona. Tapi ya mau begimane lagi emang begitu alur dan plotnya. Sebenarnya niat awal itu ini cerita mau dijadiin two shoot atau three shoot makanya alurnya cepet, tapi pas ngeliat jumlah page di ms nya ternyata banyaaak banget, satu chapter yang dipost mungkin bisa 14 pages. Kalian pasti bete kalau baca sebanyak itu kan keke. Jadi akhirnya dibuat chapter deh. Oh ya thanksssss banget beribu-ribu makasih dan cinta buat yang baca ini fanfic, apalagi untuk yang RCL!! sumpah awalnya gak nyangka kalo bakal ada yang komen dan tertarik. Nih hati rasanya mau meledak-ledak waktu banyak yang bilang kalau ini keren. Padahal nyangkanya gak akan ada banyak pyro yang suka baca ff yh dengan genre dan cerita kaya gini. Tapi ternyata komen aja tembus sampe 40 lebih. (sumpah 40 lebih itu udah diluar ekpektasi banget) DAEBAK EMANG KALIAN!

Oh ya satu lagi, ini ff udah sebenernya udah 95 % jadi… melihat banyaknya yang antusias pingin cepet di update, makanya hari ini lanjutannya langsung di post padahal niatnya mau minggu depan. Karena banyak yang komen dan bikin mood jadi bagus aja makanya langsung cepet di post haha padahal baru tiga hari kemarin di release. Anyway thank you so much for ur anticipation. No words actually can describe how much im thankful to all you my readers 🙂

74 thoughts on “EPHEMERAL (Chapter 2)

  1. Omo daebaaaaakkkk!!! Tp gmn itu kris mau cabut nyawa yoona?? Huwaaaa jangan dong.. aduh penasaran ini kelanjutannya gmn.. lagian yoona sakit ap y..

  2. Knpa kris malaikat hitam yg di tugaskan menyabut nyawa yoona? bukankan kris hanya menyabut manusia keji?? ga tega ngeliat yoona.. Next thor👍

  3. Daebakk!! Hae nekat BGT jadi manusia buat dket yoong,, dan sbagian tugas dikasi ke eunhyuk.. Kris cuma cbut nyawa orang keji kan?? Kok nyawanya yoong jga mau di cabut?? Nggak rela jika nyawanya yoong dicabut ama kris..

    Next yahh.. Cpet yah postnya..
    Fightingg

  4. Ahh gumawo author
    Bukannya kris nyabut nyawa khusus buat orang yg keji knpa yoona yg cabut kriss bukan aiden aja thor, perasaan disini yoona kan jadi protagonois thor?

  5. huwaah, daebak
    knpa donghae gk bisa melihat kematian yoona?? apa yg terjadi..
    trus, knpa harus yoona. ahh gk rela yoona nya mati. eumm

  6. Wah kok yoona eonni mau dicbut ma kris?kn yoona eonni org baik.
    gr2 dh jtuh cinta ma pndngn pertma hae oppa lngsung nglanggar aturan mlaikat n mnjlin hbungn ma yoona eonni mn dh lm bgt lg.nanti lox yoona eonni tau hae oppa mlaikat yg cbut nyawa appanya gimn ya?

  7. omo jgn sampe yoona d ambil nyawa na, haduuh lalu gmana kalo aiden ketauan? Apakah yh bkal terpisahkan?, jgn sampe deh yaa

  8. ak suka bngt sma critany,bikin ketawa bikin deg2an apalagi pas tau kalo target terakhir kris itu yoona bikin ak penasaran ap yg mau dilakuin donghae

  9. Ceritanya makin seru, kasian sama Yoona 😦
    Bukan nya kriss cuma nyabut nyawa orang yg jahat aja yaa, ko malah mau nyabut nyawa Yoona, apa karena Yoona mencintai seorang malaikat.

    Daripada penasaran mending lanjut baca chapter selanjut nya aja deh , udah ada juga soalnya

  10. kris kan malaikat terkeji, terus tugasnya nyabut nyawa org yg jahat. emang yoona jahat ya ??
    atau karna pacaran sama malaikat bisa d kategorikan org jahat ?

  11. Mungkin gak sih Yoona termasuk orang yang keji karena dia jatuh cinta sama malaikat hitam, itu kekejian, kan? Pelanggaran gitu? Makanya Kris yang cabut?
    Aduhh aku konpyusss.

    Bagus FFnya, aku paling risih bagian “bersetubuh”. Omegot. Itu gimana gitu ya xD mungkin next time tulisnya make love aja biar gak geli wkwk.

    Aku sukaaaaa bangetttt. Selain karena YoonHae, ini karena Kris ada!!!!!! Hadu haduuu, makin gagah aja dia dimataku wakaka.

    Oiyaa, gabung deh jadi new reader xD. Panggil saja oliz B)

Komentarmu?