EPHEMERAL (Chapter 1)

yh

Author : Hadnifla

Chategory : Chapter

Genre : Dark Fantasy, Romance, Action

Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Jessica, Sungmin, Eunhyuk


Aku abadi.

Aku tidak bertambah tua.

Aku adalah seorang penghenti waktu.

Sang pencabut jiwa.


THE CRYING ANGEL

“Sebagai Soul Ripper, aku Aiden bersumpah untuk menjalankan tugasku dengan baik dan benar. Bersumpah demi dua mahkota sayap suciku bahwa aku tidak akan melalaikan, menghalangi maupun menunda pencabutan jiwa manusia dalam kondisi apapun. Jika aku melanggar ketentuan dan peraturan malaikat hitam yang tertulis dalam psalmist maka aku bersedia memberikan kedua sayapku sebagai hukuman”

oOo

Malam setelah penobatan suci malaikat hitam di Inner Sanctum aku turun ke bumi, tepatnya di sebuah kota padat dan bising di negara Korea. Untuk pencabutan jiwa manusia pertamaku, aku dibimbing oleh Soul Ripper jajaran kelas atas bernama Sungmin yang telah menjalankan tugas pencabutan jiwa selama ribuan tahun lamanya. Ia memiliki wajah imut seperti anak kecil, manis dan cukup menggemaskan. Tapi ketahuilah dia salah satu Soul Ripper yang paling keji, kejam, tidak punya belas kasihan dan tidak peduli siapapun itu yang akan menjadi sasarannya. Sayap milik Sungmin berwarna hitam kelam dan pekat, berbeda jauh denganku yang masih berwarna putih.

“Saat kau melakukannya, lakukanlah dengan cepat dan jangan ragu” Sungmin menasihatiku saat kami menapak di sebuah gedung hotel bertingkat lima belas.

Aku mengangguk mengerti sambil melihat holy book yang diberikan Madam Jessica, si sang penguasa jiwa. Ada sebuah catatan dalam buku suci itu yang mengatakan bahwa ada sebuah kecelakaan tragis yang menewaskan beberapa orang tepat di depan gedung kami berpijak. Ada keterangan detail akan kapan terjadi dan bagaimana kejadiannya berikut dengan nama-nama korban yang akan menjadi targetku. Im Sungwan adalah nama pertama yang muncul di urutan list kematian. Itu berarti ia manusia pertama yang harus aku cabut jiwanya setelah kecelakaan tersebut.

Tidak lama setelah itu terdengar suara klakson yang saling bersautan. Decit rem mobil yang melengking nyaring. Roda mobil yang menggesek aspal. Suara tubrukan yang keras dan kemudian sebuah mobil melayang lalu memantul beberapa kali hingga terhempas kepinggir jalan diiringi dengan suara teriakan histeris beberapa orang.

Malam setelah kecelakaan itu kota Seoul semakin bertambah bising dan ramai. Dijalan utamanya terjadi kemacetan total. Klakson mobil berbunyi panjang tidak ada hentinya. Suara ambulan berdengung kencang menambah kebisingan. Suara teriakan kini berganti dengan tangisan-tangisan. Tangisan ketakutan, tangisan histeris dan tangisan kehilangan. Beberapa orang sudah berkerumun di trotoar jalan yang terbasuh dengan darah dan para korban kecelakaan.

“Cepat gunakan Red Eyemu” perintah Sungmin.

Mendengar itu, aku langsung memejamkan mata dan mulai merasakan perubahan pada beberapa sel-sel disana. Terasa jelas seperti ada yang menggelitik namun juga terasa sangat sakit layaknya ditusuk jarum ribuan kali. Aku meringis mencoba menahan gelitikan-gelitikan perih itu saat membukanya dan mata Soul Ripperku pun aktif.

Anugrah mata yang disebut Red Eye ini bisa membuatku melihat nama dan umur kematian di atas kepala para manusia dari jarak jauh dengan sangat jelas. Sangat jelas hingga bahkan aku bisa melihat hewan-hewan kecil yang merayap didinding dan menghitung jumlah mereka. Aku segera mengamati beberapa nama dan angka manusia dibawah. Nama dan angka manusia yang menjadi targetku berwarna emas sedangkan yang bukan berwarna hitam, sehingga meski banyak manusia di tempat itu aku bisa dengan mudah menemukan jiwa yang menjadi targetku, dan aku sudah menemukannya. Target pertamaku Im Sungwan sedang berada di pinggir jalan pejalan kaki. Ia tergeletak bersimbah darah dengan seorang gadis kecil yang menangis histeris di sampingnya.

“Kau sudah menemukannya?” tanya sungmin, ia mulai merentangkan sayap hitam lebarnya dengan gagah.

Aku mengangguk dan mengembalikan mataku kesedia kala.

“Kalau begitu langsung saja” Sungmin lalu mengepakkan sayapnya dan turun meluncur terlebih dahulu. Aku mencoba mengikutinya dengan cepat. Kami kemudian mendarat bersama dan memijakkan kaki di tanah, tepat di samping seorang pria berkeriput yang sedang sekarat.

“Kau sudah mengerti kan Aiden bagaimana cara mencabut jiwa?”

“Hmm sepertinya sudah”

Meski sebelumnya Sungmin sudah pernah memperlihatkanku bagaimana cara mencabut jiwa manusia tapi entah kenapa aku masih tidak yakin. Sungmin melakukan hal tersebut dengan sangat mudah dan cepat tapi aku tahu itu tidak mudah. Bahkan bisa dibilang cukup menyakitkan dan mengenaskan. Prosesnya tidak kejam namun saat itu aku bisa melihat dan merasakan jiwa orang yang dicabut jiwanya. Aku bahkan meringis saat mendengar teriakkan-teriakkan orang yang menjadi sasaran Sungmin. Histerisnya teriakan target Sungmin sangat menusuk telinga, bahkan membuatku ingin juga berlari dan berteriak. Pantas saja kami diharuskan untuk memiliki sifat kejam dan tak berbelas kasihan.

“Kalau begitu lakukan sekarang” perintah Sungmin tegas.

Aku pun mulai mendekati Im Sungwan. Nafas pria itu sudah mulai terdengar pendek dan berat sedangkan gadis disampingnya menangis sedih sambil berlutut. Ia terus memanggil pria tua didepanku disela-sela isak kencang tangisnya, meminta Im Sungwan untuk tidak meninggalkannya. Air matanya bercucuran deras. Tubuhnya gemetar ketakutan. Gadis itu kemudian memejamkan mata dan terlihat seperti berdoa. Tangan mungilnya disatukan erat dan diletakkan didepan dada. Aku bisa mendengar ia berujar pelan meminta untuk perpanjangan kehidupan pria didepannya. Gadis ini sepertinya adalah anak Im Sungwan.

“Aiden cepat ambil jiwanya!!” Sungmin memperingatkan dan menyentak perhatianku dari si gadis. Aku pun kembali memperhatikan Im Sungwan yang sedang sekarat. Waktu kematiannya adalah sekarang dan aku telah bersumpah untuk tidak menunda kematian seseorang di hari penobatan.

Aku segera berlutut untuk menyentuh dada kiri Im Sungwan. Tangan ku menembus tubuhnya dan mulai bisa merasakan jiwa lemahnya didalam sana. Ini tugas perdanaku dan tubuhku melemas saat menenggam jiwa seseorang yang lembut dan hampa untuk pertama kalinya. Perlahan aku menarik jiwanya keluar dan Im Sungwan menegang. Lalu penderitannya pun dimulai. Tubuhnya berguncang keras. Matanya mengerjap-ngerjap. Keringat mulai bercucuran di keningnya. Bibirnya meringis kesakitan.

“Appa! Appa!” melihat Im Sungwan yang sedang di ujung penderitaannya gadis disampingku kini panik. Wajahnya terlihat ketakutan. Ia berkali-kali memanggil targetku sambil mengguncang-guncang tubunya. Lalu tangis gadis itu pecah.

“Appa, kumohon bangun. Jangan tinggalkan aku Appa” suara pasrah gadis kecil disampingku mengalun pelan ditelinga. Sambil menarik jiwa ayahnya, aku mengamati wajahnya yang pucat pasi. Air mata anak Im Sungwan tidak berhenti menetes. Bibir mungilnya tidak berhenti memanggil ayahnya dengan suara keputusasaan. Mata rusanya sungguh indah dan memikat. Lalu aku tersentak luar biasa saat mata lebar miliknya tersebut tiba-tiba saja berpaling menatap kearahku. Konsentrasiku langsung buyar, genggamanku pun melemah dan jiwa Im Sungwan terlepas.

“AIDEN!! Jangan kau lepas jiwanya!!” Sungmin berteriak padaku dan terlihat marah. Disaat yang bersamaan bola mata anak itu terkunci tepat pada bola mataku yang merah, seolah ia sedang melihat aku yang berada disini. Matanya terpaut denganku cukup lama. Tatapannya seperti berbicara agar aku tidak menarik jiwa ayahnya. Menatapku dengan penuh harap yang diringi dengan keputusasaan. Ia tidak berpaling sedikit pun dan terus melihatku sambil menangis tersendu-sendu. Luar biasa, benarkah ia baru saja melihatku? Aku terdiam dengan sejumlah kebingungan menjalar di pikiranku. Mengapa aku bisa terlena pada tatapannya? Haruskah aku mencabut jiwa ayahnya dan membiarkannya hidup tanpa kasih sayang salah satu orang tuanya? Aku tidak tega sekaligus mulai tertekan dan merasa tidak professional.

“AIDEN CEPAT!” kembali Sungmin membentakku dengan keras. “Kau harus melakukannya sekarang atau Jessica akan menghukummu karena melanggar perjanjian psalmist!

Kami Soul Ripper memang mempunyai beberapa aturan dikalangan para malaikat hitam. Salah satu aturan yang tidak akan pernah ingin kami langgar adalah menunda kematian seseorang. Meski ditunda hanya beberapa menit bahkan detik namun konsekuensinya tetap berat, sangat menyulitkan bahkan bisa berakhir dengan kematian seorang malaikat hitam.

Namun meski begitu aku masih saja melamun menatap gadis kecil disampingku. Aku tidak percaya saat mengingat matanya yang memandangku sebelumnya. Padahal tidak ada manusia yang bisa melihat kami. Dan bagaimana bisa ia punya tatapan mata yang melemahkan dan melumpuhkan keberadaanku. Apa itu karena aku yang terlalu lemah dan emosional sebagai malaikat hitam?

“Damn it Aiden!! CEPAT” sungmin semakin menyudutkan dan mulai terlihat geram. Suaranya menggelegar dan menyentakku dengan sangat keras.

Aku mengambil nafas dalam-dalam sebelum mengenggam erat kembali jiwa Im Sungwan yang terlepas dan menariknya perlahan. Sedikit demi sedikit kutarik keluar dan aku kembali bisa mendengar teriakan teriakan menyakitkan dari jiwa Im Sungwan. Aku masih ingat Ryeowook, salah satu Soul Ripper yang paling pintar pernah berkata bahwa penarikan jiwa bagi manusia sakitnya sama seperti mereka sedang dikuliti kemudian dimasukkan dalam minyak goreng yang masih panas.

Tubuh Im Sungwan berguncang dahsyat dan bagaimanapun juga aku harus cepat menarik seluruh jiwanya. Meski gadis disampingku menangis dan membuatku dilemma tapi tidak boleh ada lagi yang namanya rasa iba dan tidak tega. Kini aku mengerti sepenuhnya mengapa menjadi keji dan tidak berperasaan sangat diperlukan.

Genggamanku pun mulai mengeras sebelum akhirnya aku menghentakan dengan kuat jiwa Im Sungwan keluar dari jasadnya. Pria tua itu akhirnya menghebuskan nafas terakhirnya. Satu jiwa selesai sudah.

“Appaaa!!” gadis bermata indah itu menjerit sedih sambil memeluk ayahnya. Air matanya bercucuran deras. Tangisan kesedihannya lagi-lagi membuai, tak hanya di telinga namun juga sampai ke hati. Entah mengapa kini aku merasa sangat bersalah.

“Kau nyaris menunda kematiannya Aiden. Jangan kau ulangi lagi! Kita lanjutkan ke jiwa selanjutnya” ajak Sungmin dengan acuh, ia seperti tidak peduli dengan teriakan kencang kesakitan yang masih menggema. Aku bahkan tidak bisa bergerak dari tempatku. Lututku masih terasa lemas. Ini benar-benar tidak seperti sebagaimana mestinya. Hanya karena tatapan dari seorang gadis kecil yang lemah aku menjadi sangat kacau.

Sungmin pergi meninggalkanku terlebih dahulu sedangkan aku masih menatap gadis itu.

“Appa! Bangun Appa!! Jangan tinggalkan aku!”

Ada perasaan iba yang muncul saat aku melihat wajahnya dan mendengar isak tangis pilunya, ini jelas sesuatu yang seharusnya tidak boleh dirasakan seorang Soul Ripper. Tapi sungguh, gadis bermata menawan ini sangat terlihat rapuh. Aku seperti ingin mengusap air matanya dan tidak ingin pergi dari sisinya. Aku tidak kuat mendengar tangisan sesenggukkannya, tidak kuasa merasakan jiwanya yang terguncang, tidak mampu menahan rasa kasihan ku yang meluap-luap. Lalu tiba-tiba saja pipiku terasa basah dan entah bagaimana, seperti sebuah naluri yang muncul secara tiba-tiba, tubuhku dengan sendirinya mendekati gadis itu dan memeluk tubuh mungilnya dengan sangat erat.

“Aku minta maaf”

*** 20 Tahun Kemudian ***

Abu-abu, aku mengamati sayapku yang terbentang untuk yang kesekian kalinya hari ini dan sayapku masih berwarna abu-abu. Meski aku telah mengambil ratusan jiwa manusia selama 20 tahun ini, namun ternyata itu masih belum cukup membuat sayapku berubah menjadi hitam legam.

“Kau terlalu baik” Eunhyuk, partnerku berkomentar. Si malaikat bodoh, itu yang kami juluki untuknya.

“Kau harus lebih keji lagi. Itu akan membuat sayapmu berubah hitam dengan cepat” lanjutnya.

“Diam, aku sedang tidak membutuhkan pendapatmu”

“Hahaha” Eunhyuk tertawa keras meremehkanku “Ayolah aiden semua juga tahu kalau kau adalah Soul Ripper yang paling emosional. Kau harus lebih keji”

“Oh ayolah, itu hanya sekali. Dan itu terjadi saat tugas pertamaku, kau harus memaklumi itu”

“Tapi kau membutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk menarik jiwa seorang pria tua. Di tugas pertama kami, kami semua melakukan itu dengan sangat cepat dan tidak emosional”

Itu jelas-jelas sebuah ejekan. Apalagi ia menekankan kata emosional saat berbicara. Aku tidak mau mengindahkan celotehan dia untuk yang satu itu. Tidak ada gunanya.

Kembali pada tugasku, mataku pun menyusuri jalan kota Tokyo, mencari targetku dari atas Red Tower. Si malaikat bodoh ini bilang akan membantuku menemukannya, tapi nyatanya malam ini ia hanya menjadi penganggu yang tidak berguna.

“Dan kau menangis saat itu” lagi, ia mengejek.

“itu hanya rumor!” bentakku kesal.

“Tapi yang ku dengar kau juga–“

Tidak ingin mendengar kelanjutan ocehannya, aku melesat turun dari Red Tower dengan cepat. Tidak ada gunanya membahas itu dengan seorang malaikat yang kurang pintar. Lagi pula targetku baru saja melintas di persimpangan jalan kecil yang sepi. Aku bisa tahu Eunhyuk yang kemudian menyusulku sambil bersumpah serapah karena kutinggalkan begitu saja.

Targetku adalah seorang pemuda Tokyo yang berusia 25 tahun. Penampilannya terlihat seperti pemuda berandalan. Rambutnya pirang, banyak tindikan di telinganya dan tato yang menghias lengan kananya. Seorang pengguna narkoba yang habis bertikai dan terkena tembakan, itu yang tertulis di holy book ku. Ini akan menyenangkan. Mengambil jiwa seorang pemuda yang sedang hancur hidupnya adalah tugas yang paling menyenangkan. Aku selalu bermain-main terlebih dahulu sebelum mengeluarkan jiwa mereka. Lagi pula aku memang tidak pernah suka dengan para berandal dan mereka pantas untuk dipermainkan.

Sebelum kakiku menapak di tanah, aku memutuskan untuk memperlihatkan wujud asliku pada si berandal. Hal itu biasa kulakukan untuk mengejutkan para manusia. Mereka akan memasang wajah kaget ketakutan dengan tubuh yang gemetaran. Ya, kami memang bisa memperlihatkan wujud asli kami, kami juga bisa menyamar sebagai manusia jika kami mau. Namun itu jelas melanggar peraturan malaikat hitam dan jika Jessica tau, dia pasti akan mematahkan sayap kami.

“Hallo” aku menyunggingkan bibir sambil menyapa targetku. Wajah manusianya langsung terlihat sangat terkejut hingga membuatnya tersungkur berlutut. Tubuhnya gemetaran dan ada darah yang mengucur dari dada kirinya. Ia benar-benar terlihat mengenaskan sekaligus menyedihkan.

“Si-siapa ka-kau?” suara pria itu bergetar. Tatapannya penuh dengan ketakutan. “Me-mengapa kau punya sayap”

Aku menyeringai “Bisa dikatakan aku adalah pengantar kematianmu”

“Ja-jangan bercanda!!!” Ia membentakku dengan kencang karena ketakutan sambil menodongkan pistol ke arahku.

“Wow kau punya pistol? Bukankah itu dilarang?” aku berujar santai sambil mendekatinya. Sayapku sengaja aku kibaskan ke arahnya agar ia semakin ketakutan.

“Jangan mendekat” Berandal itu menembakku berkali-kali. Benar-benar sesuatu yang membuatku ingin tertawa. Ia pikir seorang malaikat bisa mati dengan sebuah tembakan. Semua peluru yang ditembaknya terhisap ketubuhku dan itu justru membuatku geli. Pria jepang itu pun semakin panik.

“Kau pikir pistol itu bisa membunuhku?”

Kulangkahkan kakikku mendekat padanya. Semakin aku berjalan semakin bergemetar tubuhnya.

“K-kau ini a-apa?!” Ia kembali menodongkan pistolnya padakku. Aku yakin ia sangat ingin berlari menjauh namun rasa sakit didadanya itu pasti membuatnya tidak sanggup berdiri dan pergi.

“Kau tidak perlu takut, aku akan melakukannya dengan cepat” aku megulas senyum jahil.

Ritme nafasnya terdengar semakin pendek dan berat. Tubuhnya mulai melemas. Tangannya semakin meremas erat dadanya yang tertembak. Ia menggertakkan giginya dengan kencang. Dan inilah waktunya aku berperan.

Aku menjulurkan tanganku pada tubuhnya. Jiwanya bisa langsung terasa didalam sana. Ia berteriak kesakitan saat kutarik jiwanya dengan cepat, namun menjadi seorang Soul Ripper selama 20 tahun membuatku terbiasa dengan teriak-teriakan itu. Lagi pula teriakan seorang pemuda berandal tidak akan bisa mengenyuhkan hati. Sangat tidak pantas untuk di kasihani. Tatapanku bahkan tidak tersirat apa-apa saat melihat dia yang kini sudah terkulai tidak berdaya.

“Lagi-lagi kau menunjukkan wujudmu”

Aku menoleh dan melihat Eunhyuk yang berpangku tangan dengan wajah tidak sukanya.

“itu menyenangkan dan gang ini sepi” jawabku sambal menggidikkan bahu.

“Sangat tidak professional”

“Aku hanya ingin membuat mereka semakin ketakutan dengan kematian”

Eunhyuk masih terlihat tidak setuju “Jika Jessica tahu, dia akan membakarmu”

“Maka dari itu jangan kau beri tahu” aku melemparkan tatapan memohon dan ia hanya berdecak tidak percaya.

“Hey kau mau kemana lagi?” tanyanya saat aku merentangkan sayapku dan bersiap terbang.

“Seperti biasa aku akan ke Korea”

Lagi-lagi Eunhyuk berdecak “Menemui gadis itu lagi, huh?”

“Jika sudah tahu mengapa masih bertanya” ujarku sebelum melesat ke langit dengan cepat.

“Yak, aiden! Berhenti sebelum Jessica tahu dan menghukummu!”

Aku berhenti terbang, mengambang diudara dan termenung mendengar kalimat yang diucapkan Eunhyuk. Tentu itu bukan lah lelucon darinya. Perkataan itu jelas adalah sebuah gertakan, peringatan keras untukku seorang. Tapi jika aku harus dihukum karena menemui gadis yang satu ini maka aku akan sangat bersedia menerima hukuman apapun. Aku bahkan rela mati demi dia seorang gadis korea cantik menawan yang telah membuat seorang malaikat hitam sepertiku jatuh cinta padanya. Satu-satunya wanita yang membuatku melanggar ratusan aturan malaikat hitam. Satu-satunya manusia yang membuatku merasa emosional. Seorang gadis yang telah membuatku terlihat lemah di hari pertamaku bertugas sebagai seorang Soul Ripper. Ya gadis itu adalah anak dari Im Sungwan. Im Yoona.

Aku menoleh kebawah dan melihat Eunhyuk disana. Sambil tersenyum aku berteriak “Tidak akan. Aku tidak akan pernah berhenti menemuinya”

Bersambung

73 thoughts on “EPHEMERAL (Chapter 1)

  1. Keren thor ff nya
    Si donghae jadi penyabut nyawa & dia jatuh cinta sma yoona tapi kasihan juga liat yoona yg ditinggal sma appa nya.

  2. oke..knp jg aq baru nemu ini ff padahal ini keren ><

    black angel???
    yakin tu ikan nemo cocok jd black angel dg jiwa melankolisnya?? 😀

  3. Astga
    Keren ceritnya
    Aplgi karakter donghae opp
    D sini sbgai black angel
    Dan jatuh cnta dgn org yg
    Tlah dia ambil nywany

  4. Sedih pas lht yoona eonni kcil nangus sambil mnggilin appanya.n hae oppa lngsung jtuh cinta pd pndngn prtmnya ma yoona eonni kcil n smpi skrg hehe…
    crtnya keren min.

  5. ummhh aku kira aiden sama yoona blm ketemu lg semenjak kejadian 20thn yg lalu. ternyara aiden rutin nemuin im yoona ya.. hhehe
    apa karna itu ya sayap aiden jg ga item2 ?

  6. aduh ngebayangin dicabut nyawanya kaya nya serem yaaaa . tapi itu bener yoona lihat donghae pas appa yoona mau dicabut nyawanya ? aduh pengen tahu kalo mereka bisa berinteraksi ga yaaaa

  7. kok kayanya pas pencabutan nyawa sakitnya luar biasa banget yaa, ngga bisa ngebayangin tuh gimana rasanya, donghae malaikan pencabut nyawa yang paling perasa yaa

Komentarmu?