Journey Of Love (Chapter 1)

2015-07-04 10.17.36

Title     : Journey of Love

Genre  : Romance

Author : mawssica

Rating  : PG

Cast     :

  • Lee Donghae
  • Nichkhun Horvejkul
  • Im Yoona
  • Tiffany Hwang

N.B      :

Akhirnya gue menulis sebuah cerita. Gue punya banyak inspirasi jujur, tapi gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. jadinya, habis un, bikin ff, tapi gantung. MUNGKIN ANDA PARA KAUM ADAM DAN HAWA DAPAT MEMBANTU SAYA MEMBUAT/MEMBERI PENCERAHAN UNTUK FF SAYA. maaf gak woles kayak topinya taemin. okay, happy reading deh.

Btw, ini Donghae’s Side ya…

Namaku Lee Donghae. aku dokter muda yang bekerja di Amerika. orang berkata aku tampan, baik, pintar, mapan, dan sebagainya. aku hidup bersama istriku, Im Yoona. Dia cantik, baik, ramah, dan sebagainya. jika kalian berpikir kehidpuan cintaku dan dia mudah, kalian salah.

I will tell you about my Journey of Love

 

 

 

 

Kulangkahkan sepasang kaki milikku ini dengan cepat menuju taman. Bagaimana mungkin aku tertidur di waktu aku harus ke taman? ini pasti karena Kim Saem yang memberikanku tugas untuk dikerjakan sampai larut malam. guru sialan. ah, tidak ada waktu menggerutu.

Oh, aku terlambat 5 menit. cepat, cepat, cepat! Kuturuni tangga dengan tergesa tanpa hati-hati dan…

BUK!

Astaga, jatuh dari tangga pula. lengkap sudah penderitaan ini. ah, biarkan, lebih baik cepat.

Kuhentikan kaki ini setelah melihat ‘dia’ duduk sambil membaca novel seperti biasanya di bawah pohon besar bak bidadari turun dari kayangannya. aku sangat terlambat. aku biasanya melihat dirinya di atas pohon besar itu. berhubung aku terlambat, aku akan melihatnya dari sini, sepuluh meter dari tempat ia duduk.

Sifatnya yang tenang dan anggun, tatapan matanya sendu yang selalu kusuka, matanya yang bening nan indah berwarna hazel, senyumnya membuatku tatapanku tak bisa berpaling, wajahnya yang cantik dan manis bak dewi fortuna yang turun ke bumi. oh, jika orang selalu bilang tidak ada manusia sempurna di dunia ini, mereka salah.

“kalau cuma dipandang, kau tidak bisa mendapatkan kepastian perasaannya.” ujar temanku sambil merangkulku. “apa perlu bantuan Tiffany? aku bisa bilang padanya.” tambahnya.

“aku tidak berani. bagaimana kalau dia tidak suka padaku?” balasku sambil menopang dagu.

“itu urusan belakangan. at least, kau bisa menjadi sahabatnya. itu pendekatan secara perlahan.” nasihatnya. benar juga, kenapa aku tidak berpikir demikian?

“ide bagus..” ujarku sambil tersenyum puas. “lalu?”

“lalu… apa?” jawabku.

“lalu kapan kau mulai pendekatan, bodoh?” tanyanya lagi.

“mo…lla” jawabku ragu. kulihat ia mengusap wajahnya. “tampan dan pintar, tapi cukup bodoh dalam masalah cinta.” gumamnya. tiba-tiba ia menarikku kearah ‘dia’.

“ya! apa kau gila?” tanyaku berusaha menahan tarikannya. “cukup gila karena kau tidak mengerti apapun tentang cinta.” ujarnya. Aku tetap berusaha menahan tapi tetap saja tidak berhasil sampai akhirnya aku sudah berada tiga meter dihadapannya.

“ya! khun! cukup, aku kembali ke kelas saja.” ujarku membalikkan badan dan berusaha melangkah pergi begitu ia melihat kedatanganku. “aish, sudah tiga perempat perjalanan dan kau mau menyerah, kau payah.” bisiknya lalu dengan sekali gerakan ia mendorongku ke arahnya.

“Wah, taman ini sangat sejuk ya, Hae? omo, Yoona, aku baru menyadari ada kau disini. kenalkan, ini temanku, Lee Donghae.” ujarnya tersenyum. kulihat ia tersenyum. astaga, rasanya aku mau pingsan. “perkenalkan dirimu bodoh.” bisik Nichkhun.

“Le-Lee Donghae Imnida.” ujarku sedikit membungkuk. “sudah cukup, aku akan mengumpulkan tugas Kim Saem.” bisikku padanya.

“aigoo, aku akan mengumpulkannya. kau tidak lihat, Yoona melihatmu dengan pandangan aneh?” bisiknya lagi. aku melihat, memang benar, ia melihat kami dengan pandangan ‘apa yang kalian lakukan’. tiba-tiba dia mengambil telpon genggam miliknya dari saku celananya.

“oh, Tiffany menelponku. Yoong, kutitip Donghae padamu, arra?” belum aku membalas perkataannya, ia sudah pergi. aku berani bertaruh, Tiffany tidak menelponnya, melainkan hanya bualannya. Ah sial, sekarang apa?

kami hanya terbalut dengan suasana hening. aku yang masih mengatur detak jantungku, dia yang masih membaca buku novelnya.

“ka-kau suka Sherlock Holmes?” tanyaku padanya, dia hanya mengangguk lalu kembali membaca, dan suasana pun hening kembali. Ah, aku tidak tahan.

“ehm, aku ingin ke toilet” ujarku lalu melangkah pergi. setelah lima langkah menjauh, aku mendengar ia berkata, “apa kau membenciku sampai kau selalu menghindariku?”

Sepertinya ia salah mengartikan sikapku. mungkinkah ini maksud Nichkhun? entahlah. aku segera berbalik dan memandangnya, untuk pertama kalinya.

“bagaimana bisa kau berpikir seperti itu?”

“setiap kita berdekatan, kau selalu menjauh. setiap kita bertatap kau selalu menghindar. kalau tidak benci, lalu apa?” ternyata dia sama bodohnya denganku.

“ah, itu…” aku mengusap tengkukku, bingung harus menjawab apa. “apa kita tidak bisa menjadi… teman setidaknya? kelihatannya kau tidak suka berteman denganku.”

apa aku tidak bermimpi? Im Yoona mengajakku berteman? Daebak, penderitaan hari ini hilang sudah.

“teman? baiklah, sekarang kita berteman.” ucapku menjulurkan tanganku. dia tersenyum dan membalas uluran tanganku. “baiklah, sekarang kita berteman. ah, waktu istirahat sudah habis. aku duluan.” ujarnya lalu pergi.

Aku sangat senang sampai tak bisa berteriak. aku berlari-lari mengelilingi pohon ini, mungkin orang akan berpikir aku sudah gila, toh biarlah, aku memang sudah gila.

BRUK

“DISAAT SENANG PUN AKU MASIH PUNYA PENDERITAAN! TERPELESET AKAR POHON, LUCU SEKALI, LEE DONGHAE!” teriakku.

waktu pulang sudah tiba. kubereskan peralatan tulisku dan bukuku ke dalam tas.

“bagaimana? ada kemajuan?” tanya Nichkhun padaku. aku hanya tersenyum dan mengangguk seperti anak kecil ditawarkan permen.

“lihat, sekarang wajahmu seperti orang kesetanan.” ujarnya lagi. “terserah.” balasku acuh.

“hei lihat, itu Tiffany dan Yoona.” Ujar Nichkhun sambil melambaikan tangan. lalu ia menarikku untuk kedua kalinya. jika ia bukan temanku sudah kubunuh dia.

“Annyeong Tiff.” ujar Nichkhun sambil memeluk Tiffany. “annyeong oppa.” balasnya sambil memeluk Nichkhun tak kalah erat.

aku hanya memandang dengan canggung dan menilik Yoona beberapa kali yang juga terlihat canggung.

“Oppa, aku ingin makan sesuatu. kajja. Donghae-ya, kutitip Yoona padamu ya.” ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya.

“arra, kajja.” dan… dia pun pergi meninggalkanku, lagi. suasana pun canggung lagi.

“aku pamit, donghae-ssi. annyeong.” ujarnya membungkukkan badannya lalu beranjak pergi.

“chamkkamanyo. aku akan mengantarmu.” kataku spontan.

“gwaenchanna. aku bisa naik bus.” lalu ia membalikkan badannya lagi. “aku bilang aku akan mengantarmu.” ucapku sambil menggenggam tangannya. astaga, jantungku berdegup kencang karena hanya menggenggam tangannya. sekali lagi, menggenggam tangannya.

“lagipula, Tiffany menitipkanmu padaku dan sekarang kita berteman.” aku pun menarik tangannya menuju motorku. kuberikan helm cadanganku padanya lalu kami menelusuri ibukota Korea Selatan ini.

“hei, pegangan yang kuat, nanti kau jatuh.” reaksiku saat ia hanya menggenggam seragamku. “gwaenchanna.” balasnya. baiklah, jika itu yang ia mau. saat itu terlintas ide untuk mengerjainya. tiba-tiba aku mengurangi kecepatanku tanpa persiapan. Bingo! dia memelukku.

“sudah kubilang, dasar bodoh.” ujarku sedikit terkekeh. aku mengikuti instruksi yang ia arahkan, dan akhirnya kami sampai di apartemennya.
“kau tinggal sendirian?” ia hanya mengangguk sambil membuka helmnya. “gamsahamnida.”

“aigoo, kita teman, jangan seformal itu.” balasku.

“arraseo, gomawo.” ralatnya.

“kemarikan telponmu.” kataku sambil menjulurkan tangannku. “waeyo?”
“sudah, kemarikan.” ia menyerahkan telponnya kepadaku. aku memasukan nomorku kedalam kontaknya dan kutelpon nomorku dengan telpon genggamnya.

“igeo, kau sudah punya nomorku. jika kau butuh bantuan, kau bisa hubungi aku.” ujarku tersenyum sambil mengangkat kedua telpon genggam ditanganku. kuserahkan telpon genggam miliknya.

“baiklah aku pamit. annyeong.” aku mengenakan helmku lalu melajukan motorku.

“benar kata Nichkhun. jika aku tidak mencobanya, aku tidak akan tahu perasaannya padaku. aku harus mencobanya.” gumamku sambil tersenyum.

2 years later

“ujian kelulusan sudah dekat. aku berharap kalian bersungguh-sungguh dalam belajar. arraseo?” ucap Kim Saem sambil membereskan bukunya. “nde, saem.” balas kami lalu membereskan semua barang yang ada di atas meja kami.

“Im Yoona, jangan pulang dulu. ada yang ingin kutanyakan.” kudengar Kim Saem memanggil Yoona. kami keluar kelas kecuali Yoona. aku menunggu di depan kelas, menunggunya keluar.

5 menit

10 menit

20 menit

akhirnya ia keluar dengan wajahnya yang lesu. “waeyo?” tanyaku.

“Kim Saem bilang, nilaiku menurun drastis semenjak awal kelas tiga. aku harus lebih giat katanya.” ujarnya.

“memangnya kau peringkat berapa? 87?” tanyaku lagi.

“178” balasnya. aku melotot kaget mendengar tuturannya. 178? itu berarti sama saja peringkat nomor 5 dari bawah. “ada apa denganmu sampai nilaimu turun drastis?”

“ani, aku tidak apa-apa. hanya takdir.” tuturnya. “kau yakin?” aku berusaha meyakinkan apa yang ia katakan padaku.

“ne, aku tidak apa-apa.” ujarnya tersenyum. “arraseo, ayo kuantar kau pulang.” ujarnya.

“gwaenchanna, aku akan naik bus.” tolaknya. “tapi sudah hampir setahun kau menolak ajakanku.” balasku lagi melempar helmku padanya.

“aku bilang aku tidak apa-apa, pergilah, aku akan pulang cepat. annyeong.” ia segera berlari menuju halte bus. ia segera masuk begitu bus sudah berada didepannya. aku mengenakan helmku.

aku akan pulang cepat.

 

tunggu, kata-katanya sangat janggal. apa maksudnya? berarti ia tidak langsung pulang. dengan segera kuluncurkan motorku mengikuti bus itu. aku terus mengikutinya sampai bus itu berhenti disebuah halte. ia keluar dari bus itu dan berjalan menuju… pub?

“apa maksudnya ini?” gumamku dengan segera mengubah gaya rambutku dan memakai jaket dan kacamataku hitamku agar tidak ketahuan. aku melihat spionku, aku masih terlihat seperti Lee Donghae. kutambahkan kumis di atas bibirku dengan spidol.

“dengan ini beres. walau aku lebih terlihat seperti orang gila.” dengan segera kukunci motorku dan berjalan memasuki pub itu. awh, rokok, alkohol, aku benci ini. kutolehkan kepalaku kesegala arah dan menemukan Yoona dengan pakaian pelayan, membawakan minuman alkohol menuju ke sebuah meja. kutunggu sampai ia pergi dari sana.

“hai, gadis manis. temani ahjussi. kemarilah” katanya sambil menarik Yoona.

“mian, disini aku hanya pelayan.” ujarnya lalu melepas genggamannya.

“aigoo, akan kubayar kau, berapa?” ujarnya sambil mengambil uang didompetnya. “gwaenchanna.” tolaknya lagi. tiba-tiba ahjussi itu menarik Yoona dan memojokkannya ke dinding.

“jangan menolakku gadis manis. ini akan sangat menyenangkan.” ucapnya. okay cukup, ini sudah diluar dugaanku. aku berjalan dengan tergesa dan dengan segera membanting tubuh ahjussi itu. “jangan memainkan seorang yeoja hanya karena mereka lebih muda, tuan.” teriakku pada ahjussi itu.

“kau memangnya siapa?” balasnya berteriak. “kau tidak perlu tau siapa aku.” balasku lagi.

“kalian, apa yang kalian lakukan? lawan dia!” perintahnya pada pengawalnya.

kuhajar satu persatu dari mereka. setelah berhasil kutumbangkan semuanya, aku membawa Yoona pergi, keluar dari tempat laknat itu.

“gamsahamnida ahjussi.” ahjussi? ah, aku masih menyamar.

“kau masih berpikir aku seorang ahjussi?” ujarku. “nde?” tanyanya bingung. kulepas semua atribut penyamaranku dan aku melihat dia terkejut.

“Do-Donghae?”

kubawakan Cappucino dan Caramel Machiatto kesukaan Yoona. Aku berjalan menuju meja dimana Yoona terduduk hening, diam. mungkin masih terkejut.

“sekarang jelaskan padaku, apa maksudmu bekerja disana.” ucapku to the point setelah menaruh minuman itu dimeja.

“baiklah, aku bekerja karena aku membutuhkan uang. adikku sakit. sebenarnya, orang tuaku mengirim kami ke Seoul untuk membuang kami. saat aku memberitahu mereka bawha adikku masuk rumah sakit, mereka berkata, ‘itu urusanmu, bukan kami’. mereka lebih memikirkan pekerjaan mereka daripada kami.” tuturnya panjang.

“adikku demam berdarah. aku kekurangan uang untuk biaya pengobatan. aku mencari pekerjaan tetapi tidak ada yang mau menerima karena aku masih bersekolah. aku terpaksa mencoba bekerja di pub dan mereka menerimaku. aku senang, lagipula mereka memberi gaji dengan jumlah yang lumayan besar.” lanjutnya.

“kau tau mengapa mereka memberi gaji yang besar? karena mereka akan tau kejadian seperti tadi akan terjadi. kau tidak sadar?” ujarku dingin. dia hanya menunduk. aku mengusap wajahku.

“ini sebabnya nilaimu menurun? kau sudah bekerja disana selama hampir satu tahun?” tanyaku.

“ya begitulah, aku tidak punya waktu luang untuk belajar. tapi aku baru bekerja disana selama 2 bulan. sebelumnya aku bekerja di toko roti itu.” ujarnya sambil menunjuk sebuah toko roti diseberang jalan. “lalu?”

“aku dipecat karena menjatuhkan roti untuk ulang tahun anak perdana menteri.” ujarnya. ia meminum minumannya.

“lalu…”

“lalu apa?” tanyanya menatapku bingung.

“lalu… ehm… kau… apa saja yang sudah kau lakukan disana?” tanyaku terbata-bata.

“aku? maksudmu?”

“ehm, kau tahu…” ku tempelkan ujung kelima ujung jari kanan dan kiriku.

“ah, ciuman?” baiklah, dia mengerti, sangat mengerti. “tidak, aku hanya menjadi pelayan. tadi adalah pertama.” aku hanya menganggukkan kepalaku.

“bagaimana… kalau kau bekerja untukku?” Yoona tersedak oleh air dimulutnya. apa ada yang salah dengan ucapanku?

kau bekerja untukku

oh, dia salah mengerti.

“maksudku, kau bisa bekerja ditempatku. ayahku memberiku sebuah kafe dan aku pemilik kafe itu. jika kau tidak keberatan, bekerjalah disana.” ia tampak berpikir. “baiklah.”

“kau akan bekerja hanya 3 jam dengan gaji 50.000 won.” jawabku

“apa itu tidak terlalu banyak?”

“tentu saja tidak.” ucapku sambil menyesap Cappucino ku.

“arraseo, aku siap jika mulai bekerja hari ini. oddin?” tanyanya padaku. aku menunjuk lantai kafe ini.

“i-i-igeo? kafe ini milikmu?” dia terlihat terkejut ketika aku menganggukan kepalaku. “daebak” reaksinya.

“baiklah, mulai besok kau bekerja. dan, mulai besok aku akan menjadi tutormu dalam belajar. arraseo?” tanyaku.

“nde, Donghae. bicara soal penyamaran, kau membuat gambar kumis sangat berantakan. payah.” ucapnya.
“mwo? sudah baik kuselamatkan kau dari ahjussi gendut itu.” gerutuku, kulihat ia terkekeh pelan. ah, perasaan sukaku semakin besar padanya…

TBC

GUE CAPS SAMA BOLD NIH TBC NYA *digebukin pyro*

Udah ya segini dulu, kalo ada saran kirim ke

twitter: swaggieys/mazayariyanti

ig: mazayariyanti

line id: tashoot

*kenapa jadi promosi?

Baiklah, kalo perlu follow ya, bilang aja folback, kalo inget/? gue folback…

Salam tiga jari/?

oh iyaa!

FF yang she’s still here mau gue lanjutin gak? atau throwback nya gitu? halo iya guee buatkan spesial gitu..

okay, annyeong!

TTD

orang terkasih/?

mawssica

43 thoughts on “Journey Of Love (Chapter 1)

  1. OoWwwhh jadi ini flashback sblm mereka nikah,,tp ada kehidupan pernikahannya gag nntinya??
    Penasaraan gmn fb mreka dn gmn mreka bs dket..ayoo lanjuut

  2. Howaaaaa…
    Yg ini kereenn..
    Ga pernah nemu nih jln cerita yg kyk gini.. ahahhaha, ngebayangin donghae yg sllu salting dpan yoona kok geli yak..?
    Utg ad nickhun sm tiff yg dmn bgt ngerjain donghae. Pdhl itukan demi dia jg. Coba kl ga gitu, donghae blm2 bsa tmnan sm yoona..
    Ini crtanya flashback perjalanan cnta mereka.. duuuuh, bklan seru nih chapter slnjutnya..
    Jgn lama2 author kece..
    Salam 2 jari dr reader baru muh..
    Khamsamidaaaa, annyeoooong…
    Fightiiiing…
    Kkkkkkkkkkkkkk…

    1. Hai readers baru! Makasih mau baca ff absurd ini ya… Kalo chapter selanjutnya gak seru maaf ya gue sedang berusaha mikir nih… Kalo mau bantu apalah boleh kok:’)

  3. Jd ini ceritanya flashback perjalanan cnta yoonhae sebelum jd suami istri ya.certnya menarik next partnya jgn lm2 ya.

  4. nggak sia-sia nickhun ngedeketin donghae sama yoong, yoonhae jadi sering interaksi deh.
    oh iya,alurnya agak kecepetan, terus kalimatnya ada yang kurang pas. maaf yah kalau komentnya kayak gini.
    semangat bikin ffnya…

    1. Tenang aja, ini juga karena gue sibuk nyari sma pasca lulus. Masalah kalimat gue udah coba perbaiki kok. Thanks komennya^^

  5. Bagusss..ceritanya seruu bgtzz., donghae baikk bgtzz sma yoona., tpi keknya bkal complicated bgtzz masalah mrekaa
    Aq tunggu next chapnyaa.. Aq harap g lama2.. Heheee

  6. Hahahah lucu next thorrr qw tunggu next chap keren hahaha…
    yoona bilang lngsung karena kebodohan hae buat kumis yg berantakan hahahah…

  7. Heee, seru ffnya, jadi penasaran sama kelanjutannya, next next yaaa, jgn lama2 tp htor hehehe fighting!

  8. yoona kasian banget,masa orang tuanya buang yoona gitu aj si??untung ad donghae yang baik hati suka sama yoona lagi

Komentarmu?