Obsesi (Chapter 1)

wpid-obsesi-1-jpg

Tittle : Obsesi (Chapter 1)
Main Cast :
– Im Yoona
– Lee Donghae

Minor Cast :

  • Park Chanyeol
  • Jessica Jung
  • Wu Yi Fan
  • Other

Genre : married life
Length : Chapter
Author : Yuna21

Poster by : RyeohyunYoon (http://ryeohyunyoon.wordpress.com/)
Author’s Note : Halo! Aku author freelance disini!! Masih ingat Yuna nggak? Pada lupa ya? Gpp deh.. ini aku bawa FF baru dari YoonHae, sebenernya sih FF request. Tapi nggak papa deh, yang penting dipadukan dengan inspirasi yang ada diotak author. Jangan lupa tengok” ke blog ku di http://yunatwentyone.wordpress.com Happy reading guys! *btw alamat yang dulu sudah berubah*

Synopsis :

Pernikahan. Mungkin itu sangat berkaitan erat dengan cinta. Ada pernikahan berarti ada cinta. Tapi, bagaimana jika cinta tidak ada dalam sebuah pernikahan? Ya, mungkin pertanyaan itu sangat cocok untuk dua pasangan ini.

Yoona tak mencintai Donghae, tapi tidak untuk pria ini. Pria ini sangat sangat mencintainya. Mungkin lebih mengarah ke obsesi untuk memiliki gadis ini.

Sebuah perjodohan mempertemukan mereka. Ini membuat banyak peluang bagi Donghae untuk mendapatkan hatinya. Tapi ini justru membuat Yoona berada di posisi yang semakin sulit. Ia tidak bisa, lebih tepatnya belum bisa mencintai Donghae.

Mengapa? Tentu saja, mereka bahkan hanya baru bertemu sekali dan langsung mengarah ke pernikahan, tanpa ada masa pacaran lebih dulu. Entah mengapa ia masih belum bisa menerima posisinya ini, padahal sudah jelas kini ia sudah menjadi milik orang lain. Mungkinkah ini karena seseorang di masa lalunya kembali menghantui hidupnya? Entahlah ia tidak tau.

Donghae. Pria yang memiliki kepribadian yang sangat sulit ditebak. Terkadang ia bersikap manis dan terkadang ia bisa berubah menjadi monter yang begitu menakutkan. Donghae tetap berusaha sebisa mungkin untuk merebut hati Yoona. Segala cara ia lakukan, demi mendapatkan hatinya. Semua penghalang hubungannya ia tumpaskan dengan tangannya. Ia sangat encintai gadis ini.

Cinta tumbuh dengan sendirinya. Lalu, apakah cinta Yoona ke Donghae bisa tumbuh? Apakah jerih payah Donghae akan berhasil? Lalu, bagaimana dengan teman masa kecilnya? Apakah Yoona akan berpaling padanya?

* HAPPY READING! *

Yoona berdiri di pinggir pantai. Di rasakannya deburan ombak yang begitu tenang, aroma laut yang sangat khas. Punggung tangannya menghapus air mata di pipinya. Sebuah napas panjang di tariknya. Aku harus melakukan ini demi Appa. Kebahagianku tidak penting saat ini.

Matanya perlahan memejam. Kakinya berjalan beberapa langkah.

TAP!

Sebuah tangan berhasil mencegahnya. Matanya terbuka dan menatap sosok yang menahannya. “Jangan lakukan ini. Hidupmu masih panjang.”

“Tidak ada gunanya aku hidup, jika aku tidak bahagia.”sahutnya pada pria di samping.

Wajah pria ini seperti pernah dilihatnya, tapi ia lupa itu di mana dan kapan. “Biarkan aku memilih jalanku.”lanjutku.

Ya! Kau apa kau tidak berpikir? Apa kau tidak berpikir tentang perasaan orang – orang yang menyayangimu?”

“Siapa kau? Kenapa kau mencampuri urusanku?”

Pria itu tidak menjawab. Tangannya mencengkram lengan Yoona dengan erat, menariknya menjauh dari tempat ini. Sorot mata Yoona berubah. Tangannya merusaha melepaskan, namun tak bisa. Cengkramannya yang sangat erat membuat lengannya sedikit memerah.

“Ya!”

Pria itu melepaskan cengkramannya dengan kasar. “Apa kau gila? Kau ingin bunuh diri?”tanyanya serius.

Yoona hanya terdiam. Ia tak bisa menjawab apapun. Perkataan lelaki ini benar. Tidak ada gunanya ia melakukan hal ini. Toh, jika ia melakukannya ini tidak akan berubah. “Ku mohon jangan lakukan itu lagi.”lanjutnya lembut.

“Aku berpikir pendek. Kau memang benar.”

*****

Donghae mengetikan sesuatu di layar ponselnya.

‘Hari terindah untukku, aku bisa berbicara dengannya.’

Tulisnya di salah satu akun sosial medianya. Beberapa menit kemudian ponselnya bergetar. Sebuah notifikasi.

Sebuah senyum mengembang di wajahnya. Dadanya terasa tenang dan sangat senang hari ini. Sebelah tangannya naik ke atas. “Woh!”ucapnya girang. Tentu saja, setelah gadis pujaannya merespon tulisannya. Ini momen yang dinantikannya.

‘Apa kau Lee Donghae?’

Dengan cepat tangannya mengetikkan kalimat. ‘Ne. Ah, kau gadis yang tadi?’

‘Ya.’

Tangannya mengetikan balasan. Lalu menunggu. Tidak ada balasan. Matanya terus terfokus pada layar. Tetap saja sama. Tangannya merefresh beberapa kali, tetap saja. Ia menunggu dan terus menunggu. Tetap saja sama, dan ini membuatnya kesal. Sial!

*****

DRT!

Merasa ponselnya bergetar, Yoona terhenti sejenak. Tangannya mengarah pada kawannya, mengisyaratkan untuk menunggu.

“Halo,”sapanya.

“Apa? Aku tidak bisa.”

“Appa!”panggilnya untuk mencegah sambungan terputus. Itu hanya sia – sia, ayahnya sudah lebih dulu memutuskan sambungan. Lalu dimasukannya kembali ponselnya ke dalam saku.

“Apa ada masalah?”tanya kawannya yang melihat raut wajah Yoona yang berubah seketika.

“Ya. Aku harus pergi sekarang, maaf aku tidak bisa ikut denganmu.”

“Tidak apa – apa.”jawab temannya.

Yoona hanya bisa tersenyum sedikit dengan rasa bersalah. Kakinya mulai melangkah.

Dari awal ia sudah tidak menyetujui perjodohan ini, namun ayah bersikeras untuk melakukannya. “Sebenarnya yang mau menikah aku ata ayah?”gerutunya sambil berjalan.

Langkahnya terhenti di sebuah ruangan yang tak sembarangan orang bisa memasukinya. Tangannya mengetuk pintu beberapa kali. Dengan pelan digerakkannya gagang pintunya.

Badannya membungkuk sedikit, memberi salam. Langkah dengan ragu mendekat ke arah meja.

Sementara dibalik meja, terduduk seorang wanita paruh baya. Wanita itu tersenyum dengan sangat senangnya melihat kehadiran Yoona.

“Duduklah.”perintahnya. Yoona hanya bisa menurut. “Apa kau Im Yoona?”

“Ne.”jawabnya secukupnya. Ia hanya tertunduk, tak berani menatap. Tentu saja, posisinya disini hanyalah seorang mahasiswa. Sementara wanita dihadapannya ini adalah Presiden Kim, sang pemilik kampus.

“Ternyata kau lebih cantik dari yang kuduga.” Wanita ini terus saja menatap Yoona dengan senyum yang begitu lebar. “Ah, begini. Apakah kau ada jam kosong?”

“Ne.”

“Jangan canggung seperti itu, sebentar lagi kita akan menjadi mertua dan menantu.”

Yoona terdiam sejenak. Metanya terbelalak lebar tak percaya. Apakah dia?

“Aku sudah mengatur pertemuanmu dengan Aiden. Kau bisa, kan?”

“Ne. Akan kuusahakan.”jawab Yoona terpaksa.

*****

Donghae berdiri di dekat ruangan ibunya. Kalau tidak salah tadi dia melihat gadis itu masuk ke dalam. Setahunya gadis itu tak pernah membuat kesalahan, tapi kenapa dia dipanggil?

Terdengar suara gagang pintu yang hendak terbuka, dengan cepat ia menyingkir dan bersembunyi.

Telinganya yang terpasang mendengar keluhan gadis itu. “Ini akan menjadi lebih sulit. Kupikir bukan putra Presiden Kim.”

Kepala Donghae sedikit dimiringkan saat mendengar ucapan gadis itu. Tunggu, itu berarti aku yang akan dijodohkan dengan gadis itu.

Sebersit kesenangan mencuat dihatinya. Rasanya ia ingin berteriak saat ini. Ia sudah tak bisa lagi menahan senyumnya yang sudah tertempel dengan rapi.

*****

Yoona berjalan dengan pasrah. Ia tak tau harus berbuat apa lagi. Ini akan menjadi lebih sulit. Ia tak mungkin membatalkannya.

“Ya Tuhan!”teriaknya terkesiap. Seorang namja tiba – tiba saja muncul dari balik semak – semak. Pria ini hanya tersenyum padanya.

“Im Yoona?”tanya pria itu.

“Ne.”jawab Yoona dan bergegas pergi. Seolah tak peduli dengan pria itu, kakinya terus melangkah.

“Apa kau tidak mengingatku?”tanya pria itu dari kejauhan.

Yoona tak memedulikannya, kakinya terus melangkah. Ia sangat membenci perbincangan antara orang asing yang tidak dikenalnya. Menurut pendapatnya, orang yang tak dikenalnya biasanya memiliki niat jahat terhadap dirinya.

“Ya!” teriak pria itu.

TAP!

Tangannya menarik Yoona secara paksa. Itu membuat badan Yoona berputar dengan cepat. “Woh,” Matanya terbelalak lebar, melihat pria itu di hadapannya.

Tangannya menghempaskan pengangan pria itu, tapi tidak juga terlepas. Pria itu mencengkram lengannya dengan sangat kuat. Sebuah senyum terlihat di wajah pria ini. Ini membuat Yoona merasa semakin takut.

“Kau Im Yoona?”tanyanya.

“Lepaskan! Aku tidak mengenalmu orang asing!”bentak Yoona.

“Aku Donghae, apa kau tidak ingat? Aku orang yang mencegahmu bunuh diri waktu itu.”

“Aku sudah lupa.” Jeda. “Lepaskan aku atau aku akan berteriak.”

“Teriak saja.”

“TOLONG!”teriak Yoona. Dengan cepat Donghae menutup mutulnya.

“Aw!”rintih Dongahae yang merasa tangannya terkena gigitan.

Tanpa banyak bicara Donghae menarik Yoona secara paksa. Ini membuat Yoona marah, dan ingin menampar pria ini detik ini juga. “Ya! Apa kau mau mencari mati? Kau mau kuadukan pada calon suamiku? Dia bukan orang sembarangan. Dia bisa membuatmu keluar dari sekolah ini!”

Terpaksa Yoona menyeret – nyeret nama calon suaminya agar pria ini merasa takut.

Bukannya takut, pria ini hanya terkekeh dan terus melangkah membawa Yoona. Lalu, menyuruhnya masuk ke dalam mobilnya.

Berusaha keras Yoona berontak, namun gagal. Pria itu sudah terduduk di sampingnya, menutup pintu mobilnya dan melajukan mobil. “Ya! Apa kau tidak dengar?”teriak Yoona sekali lagi. Pria ini terus saja terfokus menyetir mobilnya.

TRET!

Diremnya mobilnya secara mendadak, itu membuat Yoona marah dan bertambah kesal. “Apa kau mau membunuhku?!”bentaknya.

Pria ini berpaling ke arahnya dengan kesal. “Kau bilang kau akan mengadukannya pada calon suamimu. Cepat adukan.”tantang Donghae.

Tangan Yoona dengan cepat meraih ponselnya. Untung saja tadi dia meminta nomor ponselnya. Ditempelkannya ponselnya di telinganya, matanya menatap Pria ini. Nada sambung terdengar.

Nada dering ponsel pria ini berbunyi. Tangannya yang memegang ponsel mengarah ke Yoona. “Apa ini nomormu?”

Mata Yoona terbelalak lebar. Mulutnya sedikit terbuka, namun ditutupnya kembali. “Apa yang mau kau adukan?”lanjut pria itu.

Yoona terdiam sejenak. “Kau mau bilang aku penjahat yang menculik calon istriku sendiri?”tanya pria ini kesal.

“Tidak jadi.”sahut Yoona yang langsung mengalihkan pandangannya keluar. Pria ini masih menatap Yoona lekat – lekat. “Jika aku tau dari awal, seharusnya aku menolaknya baik – baik.”gerutunya yang dapat di dengar oleh Donghae.

“Kau bilang apa?”

“Tidak, tidak. Aku tidak bilang apa – apa.”sahutnya masih tak melihat ke arah Donghae.

“Hei, orang asing.”panggil Donghae. Seketika kepala Yoona berputar ke arahnya.

DEG!

Jantungnya serasa berhenti berdetak. Ia menatap wajah Donghae yang sangat dekat dengannya. Digerakkannya wajahnya mundur sedikit, agar ada jarak antara wajahnya dengan Donghae.

“Mulai sekarang kau adalah milikku. Aku tak mau melihatmu berjalan bersama pria lain.”tutur Donghae.

Mata Yoona hanya terhenti pada satu titik. Ia merasa takut, gugup, dan kaku. Sepertinya ia sedang menahan napasnya saat ini.

Kepalanya perlahan mengangguk mengerti, mencoba agar Donghae mau menjauhkan wajahnya.

Ternyata itu tak semudah yang dibayangkannya. Pria itu tetap saja memasang wajahnya di sana, bahkan ia lebih mendekatkan wajahnya.

“Bisa kau menyingkir sebentar?”tanya Yoona yang memaksa suaranya keluar.

“Kenapa?” Jeda. “Pernikahan kita akan diadakan besok. Jadi bersiaplah.”lanjutnya.

“Mwoya? Jangan bercanda.”jawab Yoona yang masih gugup.

“Kau tidak percaya? Mereka sudah mengatur ini semua.”

“Baiklah aku percaya tapi kau menjauhlah sedikit.”

“Kenapa?” Jeda. “Apa kau percaya bahwa aku selama ini menyukaimu? Sering mengikutimu?”

“Tidak.”

“Kenapa kau selalu tidak percaya?”

“Karena kau orang as-”

DEG!

Jangtung Yoona seolah berhenti. Napasnya seolah ditahannya. Matanya terpejam dengan cepat. Ia merasakan bibir Donghae yang menyentuh bibirnya. Begitu manis. Walau hanya sebuah kecupan, tapi itu sangat lama.

“Ya!” Teriak Yoona saat Donghae sudah menjauhkan bibirnya.

“Waeyo?” Raut wajah Yoona berubah kesal akibat perlakuan pria ini. “Apa kau mau menikah denganku?”

“Bagaimana jika aku menerimanya tapi secara paksa?”

TBC

22 thoughts on “Obsesi (Chapter 1)

  1. Aku udah pernah baca, lupa di mana. Tapi belum ending juga sih. Ya udah deh baca lagi nggak apa2, aku suka juga kok sama ff ini. Next thor

  2. Seruuuuuuuu nex partny jagan lama2 y thor heeeee pensaran sma yoonhae.Couple nex ya agak panjag y thor biar pus baanya heee fighting author gomawo

  3. Sepertinya udah pernah baca, klau ngga salah di blog ini juga sih. Cuman baru sampe 3 part klau ngga salah tapi ngga apa dibaca ulang kan gw juga suka sama alurnya.

  4. jiaahh 😀
    ngomong apa ya ?
    keren sih , dapet banget feelnya waktu baca .
    ditunggu lanjutannya !
    selamat berkarya , hehe

Komentarmu?