Your punishment : Love Me! (Chapter 5)

tumblr_n1y9jjqqIq1rlk492o1_500

Tittle : Your punishment : Love Me! Chapter 5

Author : Ester Lee

Cast : YoonHae and other

catagory : Romsnce/Chapter

Leight : 6000+ Word

 maaf untuk keterlambatan postnya ya.

enjoy reading! 🙂

Normal POV

“hyung?…..”

Donghae mengerutkan kedua alisnya mendengar suara ringan diseberang,

“ada apa? tumben sekali kau memanggilku seperti itu?”

Sahut Donghae, sambil menjepit ponselya diantara kepala dan bahu sementara kedua tangannya sibuk membereskan beberapa map yang terbuka dimeja kerjanya.

“yaa, apa salahnya memanggilmu seperti itu….kau memang Hyungku kan..”

“baiklah Kyu, aku sedang sibuk sekarang. apa yang mendorongmu memanggilku seperti itu? kau merayuku?”

“Jessica menemuimu?”

“Jessica?” Donghae diam sejenak, ia ingat 2 minggu yang lalu Jessica mengunjunginya. Dan menurut gadis itu kedatanganya atas permintaan Kyuhyun “Ya. Memangnya kenapa?”

“kenapa katamu?” Terdengar Kyuhyun mendecak kesal “hanya Kenapa? kau tidak ingin berterimakasih padaku?”

“untuk apa?”

“sudahlah…sepertinya dugaanku benar…oh kudengar bibi sudah sampai di SEOUL. Aku baru saja menerima berkas-berkas dari rumah sakit bibi di Amerika”

“ya hari ini dan jika kau tidak ingin disebut sebagai anak tak berbakti datanglah kerumahku malam ini”

“tentu aku akan datang,,,”jawab Kyuhyun riang,

“benar-benar aneh, kau senang sekali datang kerumah orang lain. Pulanglah kerumahmu Kyu, bibi -Eomma Kyuhyun- mengatakan padaku kau tidak pernah pulang, sebenarnya apa yang kau lakukan?”

“ya ya ya jangan bahas itu lagi,,, kau tau Eomma sangat cerewet. Telingaku sudah panas mendengar omelanya tentang pernikahan….”

“sepertinya bibi benar, kau sudah waktunya menikah Kyu…”Donghae terkekeh,

“kau bercanda? Kau lebih tua dariku! lagi pula kau sudah menemukan gadis yang cocok, cepat katakan atau kau akan menyesal”

“apa lagi? siapa maksudmu?”

“sudahlah aku ada pasien….cepat katakan atau kau akan menyesal”

‘klik’

Donghae mengendikan bahu sambil memandang layar ponselnya yang sudah berubah gelap, Kyuhyun memutuskan sambungan telpon secara sepihak. Dan sekarang Ia mulai menebak-nebak maksud perkataan sepupunya itu.

Gadis yang cocok?

Apa? siapa? Jessica? Atau…..

“tidak tidak,,,,” Donghae menggeleng, kemudian menghembuskan napas pelan dan melirik jam tangan dipergelangan tangan kirinya. Laki-laki itu bangkit dari duduk meraih jas dan tas kerjanya kemudian berjalan dengan langkah lebar menuju pintu.

Lampu lalu lintas berubah warna, Donghae menahan langkah. Beberapa orang disampingnya melakukan hal yang sama. Ia ingat sore ini Kristal mengajaknya bertemu ditaman disebelah kantornya. Tak hanya doengsaengnya, tapi juga Eommanya. semua itu atas permintaan Donghwa yang menyarankan agar Eommnaya dibawa ketempat itu, tempat yang tak begitu disukainya. Sejujurnya Donghae tak begitu menyetujui rencana kakaknya, apa lagi dicuaca sedingin ini. Tapi kembali lagi ini adalah salah satu harapan terakhir yang bisa dilakukan untuk membat eommanya kembali seperti sediakala.

Diseberang jalan terlihat beberapa orang juga berhenti dan menunggu lampu lalu lintas berubah warna, namun perhatian Donghae seketika tertuju pada seorang namja dan Yeoja yang menyela beberapa orang yang tak ingin menyingkir dan sekarang berdiri dibarisan paling depan. gadis dengan skinny Jean terbalut mantel tebal hingga lutut itu adalah titik fokusnya. Dan tak membutuhkan waktu lama karena Ia langsung mengenali siapa gadis itu, yang sekarang sedang tertawa pada laki-laki tinggi disampingnya.

“cepat katakan atau kau akan menyesal”

Tiba-tiba saja perkataan Kyuhyun beberapa saat yang lalu melintas cepat dikepalanya, benarkah gadis itu yang Kyuhyun maksud? Atau hanya dirinya sendirilah yang berpikir seperti itu.

Gadis Itu mengalihkan pandangan kearahnya, entah bagian mana tepatnya yang jelas tak lama setelah itu tatapan mereka bertemu. Donghae diam, ia ingin membuang wajah namun kepalanya tak bergerak, matanya terus terpaku pada gadis itu, sementara gadis diseberang jalan itu menatapnya dengan sorot mata keterkejutan yang berusaha disembunyikan. Donghae bahkan tak menyadari lampu lalu lintas yang sudah berubah warna dan beberapa orang disampinya menyerbu kearah jalan, Ia masih terfokus pada gadis itu, seolah orang lain yang berlalu lalang dihadapanya membaur dan hanya sosok Im Yoona yang jelas dimatanya.

Beberapa detik kemudian laki-laki yang berdiri disampig gadis itu kembali menunjukan deretan giginya, tak mendapat respon dari Yoona namja itu menarik lembut pergelangan tangan Yoona menununtun Yoona menyeberangi jalan. Shitt!!! Umpat Donghae dalam hati, bahkan Yoona bukan balita yang harus digandeng tanganya saat menyeberang, tatapanya yang sempat beralih pada tautan tangan itu kini kembali kearah Yoona, Donghae merasakan rahangnya mengatup keras ketika Yoona tepat berada dihadapanya, pandangan matanya kembali beralih pada tauan tangan Yoona dan Nickhun. Tidak Kyuhyuhn pasti salah, sangkalnya sementar kedua matanya mulai memanas  meskipun Donghae sama sekali tak ingin menangis tapi ia tak menyukai yang dilihatnya. Tepat saat Yoona membuka mulut dan siap mengatakan sesuatu Ia memalingkan wajah lalu melangkah lebar kearah jalan. Pikiranya kacau, berantakan, porak poranda,,entahlah otak dan hatinya saling memperdebatkan tentang perkataan Kyuhyun, tentang perasaan aneh yang menelusup kedalam hatinya saat ini tentang Yoona yang tertawa tersenyum dan bahkan begandengan dengan laki-laki lain. Hey apa masalahnya dengan Donghae?

Ponsel disaku celananya berdering dengan sebelah tangan Donghae meraih ponsel disakunya,,

“Oppa!!! disini…”

Suara khas Kristal langsung terdengar saat ponsel itu menempel ditelinganya, Donghae mendongak dan seorang gadis dengan mantel berwarna cerah melambai kearahnya. disebelah gadis itu berdiri kaku seorang wanita lain yang begitu dicintainya. Hanya berdiri tanpa menatapnya, tidak melambaika tangan seperti yang Kristal lakukan. pemandangan seperti itu menusuk hatinya, Ia memang hanya kehilangan Appanya, namun apa yang terjadi pada Eommanya saat ini membuat Donghae seolah kehilangan kedua harta paling berharganya sekaligus.

Diantara pikiranya yang berantakan, Donghae tak menyadari sebuah mobil melaju kencang kearahnya, lampu penyebrangan memang masih menyala hijau dan mobil-mobil lain masih terparkir rapi, tapi entah bagaimana mobil itu tak menunjukan tanda-tanda akan berhenti. Suara keras klakson bahkan tak cukup menyadarkan Donghae untuk sekedar mempercepat langkah sampai ketrotoar jalan. hingga sebuah pekikan di Ponselnya membuatnya tersadar, namun terlambat mobil itu sudah terlalu dekat denganya.

“Andwae!!!!!”

Tepat sebelum mobil itu mebentur tubuhnya, Donghae merasakan sebuah dorongan keras melemparkan tubuhnya ketepi jalan, disertai sesuatu yang lain kini menindihinya. Donghae mengangkat wajah dan mendapati wajah Pucat Yoona begitu dekat dengan wajahnya.

“neo Micchosseo!!!!’

Pekik Yoona Keras, nada suara gadis itu bergetar, tubuhnya bergetar dan sorot mata penuh ketakutan menatapnya tajam. Doghae tak bereaksi, otaknya masih lumpuh, semuanya terlalu cepat hingga otaknya tak bisa memikirkan apapun.

“Donghae yah,,,andwae!!!”

Donghae memalingkan wajah cepat mendengar namanya dipanggil. Ia begitu terkejut dan bahagia mengetahui suara itu berasal dari mulut Eommanya, hingga Ia melupakan Yoona. tak menghiraukan gadis itu yang perlahan bangkit dan meninggalkanya. Donghae ikut bangkit dan memeluk erat tubuh Eommanya, membiarka wanita itu meraung raung dipelukanya.

***

Yoona menarik tubuhnya mundur, saat suara serak disertai tangisan terdengar ditelinganya. Ia memaksakan tubuhnya bangkit, Seorang wanita menerobos kearah Donghae sambi menangis dan tak seberapa lama Donghae berhambur kepelukan wanita itu. Wanita Itu, Yoona mengenalnya dia adalah ajjhumma yang selalu membeli coklat panas diCafe tempatnya bekerja, tapi apa hubunganya dengan Donghae dan juga Kristal. Entah hanya perasaan Yoona saja atau bagaimana, tapi Donghae tak terluka dan tak mengalami cidera dibagian manapun, tapi menurut gadis itu ada sesuatu yang lain yang terjadi, sesuatu yang tak dimengertinya hingga membuat wanita itu dan Kristal menangis tersedu-sedu dalam pelukan Donghae.

”Gwaenchana?”

Yoona menoleh mendengar suara khas Nickhun, laki-laki itu menatapnya panik.

“aku baik-baik saja…”sahutnya ringan.

“sungguh kau tidak terluka sedikitpun?” tanya Nickhun ragu sambil membolak balik pelan tubuh Yoona, takut-takut menemukan cidera disana.

“tidak, ayoo pergi..Oppa masih ingin makan ramen enak itu kan?”

Nickhun menautkan kedua alisnya, baru ingat tentang restoran ramen yang Yoona katankan sebelumnya.

“jadi masih mau makan atau tidak?” ulang Yoona,

Nickhun menghembuskan napas perlahan “baiklah Kajja..”

 

Yoona dan Nickhun langsung mendudukan diri disalah satu meja yang masih kosong, benar kata Yoona Restoran ramen ini terlihat begitu ramai, bahkan masih banyak dikunjungi meskipun bukan jam-jam makan. Pemandangan ini tidak berhasil membuat pikiran Nickhun yang kacau kembali terfokus pada ramen enak yang Yoona katakan. Pikiranya masih tertinggal dikejadian beberapa menit yang lalu,

“aku begitu terkejut saat kau menghempaskan tanganku dan berlari seperti orang kesetanan kearah jalan…” kata Nickhun, setelah pelayan dengan baju khas China mencatat pesanan mereka dan pergi.

“apa?” sahut Yoona asal, Ia sendiri tidak tau bagai mana bisa berlari secepat itu degan tubuh kurusnya. Dan mengambil resiko yang mungkin saja dapat mencelakakan dirinya sendiri.

“yang tadi,,”

“Oh.. Entahlah, gerak reflek mungkin…”jawab Yoona sambil mengendikan bahu.

“dia laki-laki itu….” kata Nickhun lagi, Yoona tak mendengar nada bertanya dalam perkataan Nickhun. Dan jika Yoona tidak salah suar laki-laki itu lebih mirip gumaman untuk dirinya sendiri.

“laki-laki yang mana?”

“Lee Donghae,,,”

“kau mengenalnya?” tanya Yoona terkejut,

“tidak,,”jawab Nickhun enggan “aku hanya tau dari temanku”tambahnya.

“oh…”

Yoona tak melanjutkan, teman Nickhun mengenal Donghae. lalu, apa temanya itu yang mengatakan pada Nickhun jika Yoona dan Donghae tak memiliki hubungan? Pantas saja jika waktu itu Nickhun begitu yakin mengatakan Yoona tak perlu berpura-pura menjadi kekasih orang lain hanya untuk menghindarinya.

“Yoona-yah…..”

Suara lembut Nickhun barhasil memotong jalan pikiran Yoona, gadis itu kembali menatap Nickhun dan bertanya.

“Waeyeo?”

“seandainya…..”Nickhun diam sejenak “jika laki-laki yang berdiri ditengah jalan itu adalah aku, apa kau juga akan berlari seperti itu?”

Yoona mengertutan keningnya sambil menatap Nickhun heran,

“apa yang Oppa tanyakan,,,,Tentu saja bahkan siapapun” jawab Yoona mantap.

Nickhun tersenyum simpul lalu kembali bertanya “jika aku dan dia disana dan kau hanya mempunyai kesempatan untuk menyelamatkan satu orang, siapa yang akan kau pilih?”

Pertanyaan Nickhun kali ini membuat Yoona sedikit terkejut dan diam diam ikut menunggu jawabanya sendiri. Akankah Ia memilih Nickhun? orang yang pernah masuk dalam hatinya atau kah Donghae? Pria brengsek yang sealu merecoki kehidupanya?

“a-a-aku akan menyelamatkan kalian berdua….”Yoona tergagap sambil berpaling kearah lain, menghindari tatapan Nickhun.

“kau hanya bisa mnyelamatkan satu orang Yoona,,,”

Yoona memutar kepala kearah Nickhun lagi, laki-laki itu menatapnya sangat lembu meskipun ada sedikit sorot mata menuntut jawaban disana. Yoona terpaku, mencoba menemukan suaranya, namun nihil otaknya pun sudah kosong, kedua bibirnya menutup rapat. Untunglah Ia terselamatkan dengan kedatangan seorang pelayan yang menyodorkan dua mangkuk Ramen mengepul kehadapanya. Hingga perhatian Nickhun beralih pada mangkuk itu dan tak lagi menuntut jawaban Yoona. setidaknya Yoona bisa bernapas lega untuk beberap saat.

***

Yoona menatap pagar besi dihadapanya ragu, Ia kembali menimbang-nimbang apakah seharusnya pulang saja dan menolak ajakan Kristal untuk datang kerumahnya malam ini. Ia tak menyukai kecanggungan, apa lagi harus berkumpul dengan keluarga Donghae yang sama sekali tak dikenalnya ya kecuali Donghae dan Kristal dan juga Eomma Donghae, itupun jika wanita itu masih mengingatnya. Yoona menarik satu langkah mundur, Ia sudah memutuskan untuk pulang saja dan menolak ajakan Kristal, namun tiba-tiba ponsenya berdering dan suara Kristal langsung terdengar,

“Tunggu disana Unnie, aku akan membukakan pintu. Jangan coba-coba untuk pergi”

‘klik’

Yoona menghela napas lalu menghembuskanya perlahan sambil memasukan ponsel kedalam tas tangan yang dibawanya. Ia benar-benar tak bisa lari sekarang. Krsital sudah menagkap basah kedatanganya dan sudah tak mungkin baginya untuk mengelak. Bagaimana pun Yoona harus menghadapinya. Pintu besi dihadapan Yoona terbuka menampakkan sosok Kristal yang tersenyum lebar sambil menggandeng dan sedikit menyeret tubuhnya masuk hingga kebagian belakang rumah besar Donghae yang sudah disulap menjadi sebuah pesta kebun sederhana. Beberap orang menoleh dan senyum kearahnya membuat Yoona menggigit bibir bawahnya lebih keras, satu lagi hal yang tidak Ia sukai, menjadi pusat perhatian. Yoona bahkan membencinya, Ia membenci berada diantara orang asing yang melihat kearahnya.

“ini pasti Yoona”

Kristal dan Yoona menoleh bersamaan saat mendengar suara penuh semangat itu, dan mendapati gadis bermata Indah tengah tersenyum kearahnya.

“Tiffany Unnie,,ini Yoona Unnie yang kuceritakan padamu, dan Yoona Unnie Ini kakak iparku” sahut Kristal,

Yoona balas tersenyum kearah Tiffany,

“Haii senang bertemu denganmu, aku Tiffany..” Tiffany Mengulurkan tangan kearah Yoona masih dengan senyum menghiasi wajah cantiknya. Yoona menatap Tiffany sejenak lalu membungkuk dan membalas uluran tangan Wanita itu.

“Oh, maaf aku melupakanya…”kata Tiffany sambil membalas bungkukan badan Yoona “terlalu lama tinggal diluar membuatku berpikir kau bukan orang Korea, Maafkan aku”

Yoona mengankat sebelah tangan dan menggerakkanya perlahan “tak masalah Tiffany-sshi”

“oh Jessie? Kau Jessica kan?”

Yoona mengerutkan alis mendengar Tiffany menyebut nama tak asing ditelinganya, tidak salah lagi, Wanita itu baru saja menyebut nama orang lain yang membuat kepala kedua gadis itu berputar cepat kearahnya, menatap Tiffany tak mengerti dan berakhir mengikuti arah pandangnya. Kedua mata Yoona melebar beberapa saat, ingatanya langsung kembali pada foto yang Ia temukan dilaci meja kerja Donghae, tak hanya itu otaknya bahkan mulai memutar ingatan saat Ia dengan begitu bersemangat membuka pintu apartemen Donghae dan mendapati gadis itu disana. Berdiri kaku menatapnya, membuat moodnya seketika jatuh, ya semuanya kembali Ia rasakan sekarang. dengan kata apapun Yoona menyesali keputusanya datang, dan kalau boleh jujur Ia tak menyukai keberadaan gadis itu disini. Meskipun Ia tau tak sepantasnya merasa seperti itu.

“apa yang kau lakukan disini?”tanya Kristal ketus, ekpresi wajahnya seketika berubah kesal kedua tanganya secara spontan terlipat didepan dada dan menatap tajam gadis bernama Jessica dihadapanya.

“dia bersama ku,,,” sela sebuah suara yang tiba-tiba muncul dibelakang Jessica, “apa kabar evil kecil?” sapa Kyuhyun mengacak rambut Kristal, kemudian mengalihkan pandangan pada Tiffany “and beautifull Noona? Long time no see”. “and…???” Kyuhyun berpaling kearah Yoona dengan kedua alis terangkat,

“Yoona, Im Yoona…” sahut Yoona sekenanya, merasa tidak nyaman dengan situasinya sekarang.

“Oh my God, dia tak berubah,,,”celetuk Tiffany, “sebenarnya apa yang ada dipikiran para laki-laki ini –Donghae-Kyuhyun- jangan katakan kau juga masih tak punya pacar?”

“ah sudahlah Noona,, kau selalu membuatku terlihat buruk buruk didepan gadis cantik”

“Jangan Panggil aku Evil Kecil!” dengus Kristal, moodnya benar-benar buruk, “Tunggu!” Kristal berhenti sejenak, kemudian dengan dahi berkerut menatap Yoona heran,

“aku yakin tidak memberitahumu alamat rumah ini unnie,,,bagaimana kau. Maksudku bagaimana kau tau rumahku?”

Pertanyaan Spontan dari Gadis itu mampu membuat orang lain disekitarnya, menoleh dan melihathat kearah Yoona, seolah menuntut penjelasan,

“a-a-aku”Yoona menghela napas sejenak, menggigit keras bibir bawahnya lalu berkata dengan gugup “-a-a-aku aku menyakanya pada Donghae-sshi sebelum berngkat kesini”

“Oh jinjja?”Kristal tampak tak puas, Ia membuka mulut ingin menanyakan sesuatu tapi tidak jadi dan kembali menatap Kyuhyun.

“Dont Call Me Evil, You’re the true one!”tukasnya ketus,

“okay okay” potong Tiffany, sebaiknya kita duduk apa kalian akan membiarkan Yoona dan Jessie berdiri seperti itu?”

Akhirnya dengan usulan Tiffany mereka duduk disalah satu kursi yang mengelilingi sebuah meja panjang dengan berbagai makanan berjejer rapi disana. Yoona duduk disebelah Kristal dan berhadapan dengan Jessica. Jessica dan Kyuhyun berjarak satu kursi kosong, Tiffany disebelah Yoona dan Donghwa disebelah Tiffany. Tak lama berselang Donghae muncul dan berdiri mematung,

“Oh Hyung!”Panggil Kyuhyun riang, “duduklah” Kyuhyun menunjuk Kursi kosong disebelah Jessica. Yoona menatap Donghae sekilas, tatapan mereka bertemu dan Yoona segera memalingkan wajah. Ia tak menyukainya, Ia tidak menyukai Donghae duduk disebelah Jessica, atau paling tidak jangan didepan matanya tepat.

Yoona tak mendengar jawaban Donghae, namun tepat saat laki-laki itu menyentuh kursi disamping Jessica dan menariknya mundur, suara nyaring Kristal terdengar begitu dramatis,

“Andwaeee!!!! Aku yang akan duduk disana!!!!” dalam sekejap gadis itu sudah berdiri disebelah Donghae, mendorong tubuh Donghae mundur dan mendaratkan bokongnya dengan sempurna disamping Jessica, membuat Donghwa dan Tiffany saling bertatapan beberapa saat, namun memilih diam dan hanya mngendikan bahu.

Diam-diam Yoona merasakan ujung bibirnya tertarik, mungkin Ia memang sudah gila tapi Yoona lebih menyukainya Ia menyukai Donghae duduk dimanapun asal tidak dengan Jessica. Ya hanya seperti itu.

“maaf aku terlambat,,,”

Permintaan maaf itu sukses membuat semua pemilik kepala disana menoleh,

“hai…” sapa Victoria sambil tersenyum lebar, dan sebelah tangan terangkat “Oh Jessica Unnie kau disini?

“begitulah..”jawab Jessica mengendikan bahu sambil tersenyum,

“duduklah,,” sambut Tiffany, baiklah satu lagi. orang yang juga tak Yoona kenal datang dan langsung menempati Kursi disampingnya. sementara Donghae memilih duduk disamping Donghwa. Well, sedikit kecewa? Mungkin. Yoona sempat berharap Donghae lah yang duduk disampingnya tadi. Dan sekarang Ia harus menetralkan pikiranya sendiri.

“dimana bibi?”tanya Kyuhyun,

“eomma sedang istirahat,,,”sahut Donghwa,

“kejadian sore tadi berhasil memancing emosi gumo, dan berhasil membuat bibi mau berbicara tapi sepertinya kejadian itu masih membuatnya terpukul, bagaimanapun bibi sudah mau bicara itu artinya ada kemajuan besar”tambah Kyuhyun.

“aku senang mendengranya…” timpal Victoria “dan appaku tidak bisa hadir malam ini, seperti biasa Ia harus ke Tokyo pagi tadi, dan memintaku untuk menyampaikan permintaan maafnya. Aku benar-benar menyesal”

“tidak apa, lagi pula ini bukan acara besar Vic” sahut Donghwa, “sebenarnya kami berniat membatalkan acara malam ini karena eomma masih tak ingin bertemu siapapun bahkan Ia menolak bertemu dengan bibi cho –ibu Kyuhyun- beberapa saat yang lalu tapi karena semuanya terlanjur seperti ini dan aku tidak mungkin membiarkan masakan istriku terbuang sia-sia”ungkapan Donghwa membuat pemilik mata indah disampingnya tersenyum malu,

“Oppa berhentilah membuatku malu” kata Tiffany manja dengan sebelah tangan bergelanyut dilengan Donghwa

“astaga! kalian memuakkan” komentar Kyuhyun,

“kau tidak akan tau sampai kau menikah, tidak-tidak sampai kau mendapatkan kekasih”protes Tiffany.

“oh Oppa” Victoria beralih menatap Donghae, “aku menghubungi ponselmu Sore tadi, tapi tak tersambung. Aku panik mendengarmu terlibat kecelakaan tapi ponselmu tak bisa dihubungi”

“ponselku mati, mungkin rusak”jawab Donghae,

“oh pantas saja…”

“jadi ponsel Oppa rusak sejak kejadian sore tadi?” Tanya Jessica memastikan, setelah mendapat anggukan Donghae Jessica melirik Yoona sesaat. Dan diam-diam menghela napas. Jika ponsel Donghae rusak sejak sore tadi, seharusnya Yoona tak bisa menghubungi Donghae dan tak bisa menanyakan alamat rumah Donghae, dan itu berarti Yoona sudah tau dan Yoona pasti pernah kesini sebelumnya.

“ah battah!!” kata Kristal sambil menatap Yoona dan Donghae bergantian “ponsel Oppa rusak sejak kecelakaan tadi sore, itu artinya Yoona Unnie tak bisa menghubungi Donghae Oppa. jadi,,,,”Kristal mengerutkan kening tampak berusaha keras menghubunbungkan isi pikiranya.

“hanya ada dua kemungkinan”timpal Kyuhyun tiba-tiba “Donghae menghubungi Yoona-sshi dari ponsel lain karena Ia mengingat nomor ponsel Yoona-sshi atau,,,”Kyuhyun diam sejenak, ditatapnya Yoona dan Donghae bergantian sambil tersenyum evil “Yoona-sshi pernah kesini sebelumnya” dan skak mad!! Sungguh apa yang diutarakan Kyuhyun adalah pilihan yang sulit.

Mata Yoona kembali melebar, kedua pipinya terasa panas. Ia memang pernah kesini sebelumnya, tapi sama sekali bukan karena memiliki sesuatu yang spesial dengan Donghae. bahkan laki-laki itu meninggalkanya dihalte bus setelah bersih keras mengantarnya malam itu.

“baiklah sudah cukup, Ayo makan….”tukas Donghae,

“tentu saja kau tau cara terbaik untuk melarikan diri….” sahut Kyuhyun menyeringai,

 

Tak ada yang terjadi selama makan malam, semuanya berjalan cukup baik, bahkan saat Tiffany memperkenalkan Yoona pada Victoria gadis itu biasa saja dan tersenyum ramah pada Yoona. sepertinya ia tak menyadari pernah bertemu Yoona sebelumnya. Victoria bahkan mendengarkan dengan antusias cerita dramatis Kristal yang menceritakan kejadian sore tadi saat Ia menyelamatkan Donghae. Victoria sendiri begitu akrab dengan Jessica, terlihat bahwa Ia lah yang mendominasi percakapan bersama gadis itu. meskipun Kristal beberapa kali menyela, jika Victoria mulai membicarakan tentang Donghae, Kristal juga langsung memprotes saat Victoria dengan bersemangat menanyakan tentang hubungan Donghae dan Jessica sekarang,

“hanya teman!”

Sahut Kristal Tegas, bahkan sebelum Donghae dan Jessica sempat membuka mulut.

***

 

“terima kasih sudah datang”

Kata Donghae  beberapa saat setelah Kyuhyu dan Jessica pergi, dan orang lainya sibuk dengan urusan masing-masing hingga menyisakan Yoona dan dirinya dikursi dekat perapian yang sengaja dibuatnya. Sebenarnya Ia ingin menyapa Yoona sejak pertamakali melihat gadis itu, namun kondisinya tak memungkinkan. Terlebih setelah Kyuhyun berhasil mempermainkanya tadi, Ia jadi berpikir ulang untuk sekedar menyapa Yoona dihadapan sepupunya itu.

“tak apa”jawab Yoona singkat, berusaha mengatur denyut jantungnya yang mulai berdetak secara berlebihan.

“and… Thanks for save me”kata Donghae lagi, kali ini disertai senyum manis yang berhasil menyihir Yoona. membuat bunga bunga seolah berguguran disekitarnya, senyum itu, senyum yang pernah Ia lihat dilorong apartemenya terakhir kali. Bisakah laki-laki itu terus tersenyum seperti itu?

“never mind..”singkat Yoona lagi, bukan karena malas menanggapi perkataan Donghae, hanya saja otaknya terlalu fokus mengatur denyut jantungnya yang berantakan hingga tidak menemukan kosa kata lain selain jawaban singkat itu. dan susana menjadi hening. Donghae pun mengatupkan rahangya rapat, bukan tak ingin bicara lagi, tapi sama halnya dengan Yoona seluruh tubuhnya hanya berfokus pada jantung yang bekerja berkali kali lebih cepat.

“aku tak memintanya datang…”Donghae membuka mulut, sedikit lega setelah berhasil mengatakan kalimat yang disimpan otaknya sejak pertama kali melihat Jessica tadi. Ia juga terkejut melihat Jessica duduk dimeja makan besar itu dengan posisi berhadapan dengan Yoona.

“siapa?”tanya Yoona, padahal Donghae tau benar Yoona mengerti siapa yang Ia maksud,

“dia”

“Jessica-sshi?”

Donghae mengangguk, menunggu jawaban Yoona. takut-takut gadis itu hanya merespon perkataanya biasa saja dan dugaanya salah, dugaan tentang Yoona yang merasa tidak senang dengan kehadiran gadis itu, ya! Dugaan yang membuatnya merasa bahagia. Lama Yoona terdiam, hanya menatap kearahnya dengan tatapan yang tak bisa Donghae artikan, tatapan datar atau.. entahlah.

“aku tau”

Jawab Yoona akhirnya, membuat seulas senyum melengkung begitu saja dibibir Donghae.

“bagus” kata Donghae lagi dan secara spontan tangan kananya tarangkat naik mengusap puncak kepala Yoona. Yoona menahan napas, memastikan jantungnya tak melompat keluar. atau hatinya yang meledak karena bahagia.

“oh maaf, maafkan aku” menyadari kelakuan bodohnya Donghae menurunkan tangan kananya dan mengalihkan pandangan,sambil terus memaki otaknya yang tak berfungsi dan membiarkan Ia dengan mudahnya melakukan hal bodoh itu. astaga!

“sepertinya aku harus pulang..”kata Yoona berusaha membuang rasa canggung diantara mereka. Tepat setelah Donghae menarik tangan dari puncak kepalanya.

“akan kuantar”sahut Donghae,

“tidak perlu, aku bisa pulang sendiri” tolak Yoona, tak ada teriakan atau makian kali ini suara Yoona terdengar begitu lembut dan jauh berbeda dari biasanya. Entah pendengaran Donghae yang bermasalah atau bagaimana yang jelas Donghae cukup senang mendengarnya.

“kau adalah tamuku malam ini, jadi tidak ada yang salah jika aku mengantarmu pulang lagi pula malam sudah larut”

“emm, kau benar” Yoona tampak ragu,

“tenang saja, aku tidak akan menurunkanmu ditegah jalan seperti malam itu”

“tentu saja!”sahut Yoona “aku tamumu malam ini”

“kau tidak ingin tau kenapa aku menurunkanmu begitu saja malam itu?”

Yoona tersenyum simpul mendengar pertanyaan Donghae “apa itu penting?”

Dan jawaban dari Yoona membuat Donghae menghembuskan napasnya dengan sedikit kasar,

“kau benar, itu tak penting,,”

***

“aku yakin sudah meletakanya dimejamu!” tukas Yoona tak mau kalah, 10 menit yang lalu Ia masih memanggil laki-laki yang duduk dihadapnya begitu sopan. Sekarang, saat tak ada lagi orang lain disana Ia mulai meninggikan nada suaranya dengan geram. Tak ada lagi panggilan sopan atau nada suara hormat seperti layaknya mahasiswa yang berbicara pada pengajarnya.

“tidak ada”sahut Donghae angkuh sambil melipat tagan didepan dada.

“aku yakin sudah meletakknya disini!”pekik Yoona lagi, sambil mengetukkan jari telunjuk ke meja Donghae.

“sudah ku katakan, tidak ada!”

“lalu dimana?”

“mana ku tau, lagi pula kau benar-benar sudah mengumpulkanya?”tanya Donghae meremehkan,

“sudah kulakukan, tuan Lee Donghae yang terhormat dan sudah ku letakkan disini” Yoona menunjuk meja dihadapan Donghae tegas-lagi-, Ia yakin sudah meletakkan tugas yang diberikan Donghae sehari yang lalu. Tapi sekarang setelah batas akhir pengumpulan berakhir, Donghae justru menelpon dan menanyakan dimana tugasnya.

“lalu dimana sekarang?”

Yoona diam sejenak, mengatur amarahnya yang mulai membuncah dan berakhir dengan hembusan napas keras. Ia tidak mungkin salah, bagaimanapun tugas itu sudah ia kumpulkan dan jika sekarang tiba-tiba menghilang siapa yang harus bertanggung jawab. sebenarnya Yang membuat Yoona sangat kesal bukan karena tugasnya meghilang, Ia masih punya data dari tugas itu dan bisa mencetaknya ulang sekarang juga. masalahnya Dosenya yang keras kepala itu meolak, dan mengatakan waktu pengumpulan sudah berakhir.

“kenapa kau diam, sekarang apa yang harus kulakukan dengan nilaimu?”tanya Donghae datar, apa laki-laki itu bunglon? Semalam saat mengantarnya pulang Donghae begitu manis menurut Yoona. ya meskipun Donghae tak membukakan pintu untuknya atau melambaikan tangan saat Yoona sudah beridri didepan gedung apartemenya. Tapi senyum dan nada suara Donghae sangat berbeda dengan malam ini. Atau Donghaelah yang mempunyai golongan darah O? Hingga Ia memiliki kepribadian ganda? Bagaimana bisa sifatnya bisa berubah begitu cepat!

“kau tau mata kuliah ini adalah syarat mengambil tugas akhir semester depan”jawab Yoona, kali ini tak lagi berupa teriakan melainkan terengar penuh keputusasaan. Yoona memejamkan mata, mengehembuskan napas dan berkata pelan,

“tidak bisakah kau memberiku keringanan?”dan malam ini Yoona sudah membuang –lagi- harga dirinya. Kembali memasukan diri kedalam Lubang yang tak berdasar. Apa itu berlebihan? Ouh tidak! Ayolah Yoona sangat tau orang seperti apa Lee Donghae, laki-laki sejuta taktik yang sialnya selalu berhasil mempermainkanya.

“maksudku tidak bisakah kau memberiku tugas lain agar nilai mata kuliahku ini terselamatkan?” tanya Yoona penuh harap.

“lebih tepatnya Hukuman” sahut Donghae tanpa rasa belas kasih,

“baiklah apapun namanya terserahmu, tapi tolonglah pertimbangkan nasibku, ani..nasib Nilaiku”

“Tugas lain?” Donghae mengerutkan kening, mempertimbangkan sesuatu,

Yoona pasrah. Ia sudah bisa menebak jawaban apa yang akan keluar dari mulut laki-laki itu, bukankah Ia selalu mengancam Nilainya dan sekarang Donghae benar-benar memiliki kesempatan untuk itu. memberinya Nilai dibawah standart kelulusan sambil tertawa penuh kemenangan.

“jadi kau mau aku memberimu tugas lain?”ulang Donghae,

Yoona mengangguk lemah “nde, apapun asal bisa menyelamatkan nilaiku”Yoona kembali menghela napas dan menghembuskanya pelan “karena aku harus mengambil tugas akhirku tahun ini, harus!”

“apapun?” ulang Donghae lagi,

Yoona mendesah, Ia bisa saja langsung berkata tidak dan pergi dari hadapan Donghae, jika saja Ia tak menyayangi nilainya. Bagaimanapun Yoona harus bisa menyelesaikan pendidikanya tahun ini. dan jika Ia tidak mendapat nilai diatas standar dalam mata kuliah Donghae artinya Ia gagal, Yoona harus menambah pendidikan satu semester dan sudah pasti tidak bisa menyelesaikan pendidikanya tahun ini.

“ya,,”jawab Yoona akhirnya,

“akan ku pertimbangkan..”

***

Mobil Hitam Donghae melambat begitu dekat dengan Caffe tempat Yoona bekerja, dan berhenti tepat disamping pintu masuk Caffe. ia tidak datang karena janji menemui seseorang atau untuk sekedar membaca buku seperti yang biasa Ia lakukan, Ia hanya ingin melakukanya tanpa alasan. Donghae ingin masuk kedalam Caffe itu, merecoki Yoona di counter pemesanan sebentar kemudian duduk disalah satu kursi yang tersedia disana, memperhatikan hiruk pikuk kota Seoul dari kaca besar Caffe dan juga………..memperhatikan gadis itu.

Donghae menggeleng, berusaha keras menghentikan otaknya yang terus berpikir tentang Yoona Yoona dan Yoona. Ia pasti sudah Gila atau Donghae sudah jadi Psikopat yang tak ingin berhenti merecoki kehidupan gadis itu. atau karena Donghae membutuhkanya? Ia membutuhkn tatapan kesal gadis itu, pekikan yang memekakan telinganya, atau desahan kesal yang membuat bibirnya dengan spontan tertarik untuk tersenyum puas?

Donghae kembali menggelengkan kepalanya pelan sambil mengatupkan bibirnya sendiri yang tiba-tiba tersenyum. Ia mengalihkan pandanganya kedalam Caffe, tapi tak menemukan Yoona di Counter pemesanan, ada orang lain disana dan juga orang yang sedang membersihkan kaca besar Caffe itu bukan Yoona.

“apa tidak bekerja?”

Gumam Donghae dengan alis terangkat, pandangannya kembali menjelajah Caffe itu, mungkin saja Ia bisa menemukan Yoona. sudah ketiga kalinya ia mutar kepala menjelajahi apa yang bisa dilihatnya dari kaca besar itu namun Yoona tak juga terlihat. Donghae memutuskan untuk pergi, tepat sebelum menginjak pedal gas, seorang gadis dengan mantel merah tebal keluar dari Caffe dengan wajah cerah, Donghae tersenyum Simpul mengenali gadis itu adalah Yoona. tangan kananya beralih pada seatbelt dan siap membukanya. Tapi Sekali lagi, Ia harus menahan keinginanya sendiri, saat pintu mobil yang terparkir tepat didepan Mobilnya terbuka, memunculkan laki-laki tinggi yang langsung tersenyum pada Yoona. Sementara Yoona langsung membalas senyum laki-laki itu dan wajah cerahnya seolah merona seketika. Donghae diam, sekujur tubuhnya membeku, bukan karena salju yang terus berjatuhan diluar, mobilnya dilengkapi pemanas Ia bahkan tak akan kedinginan tanpa mantel tebal yang sekerang membalut tubuhnya. Tapi dua orang dihadapanya lah, gadis dengan mantel merah dan laki-laki tinggi itu adalah alasanya, alasan agar otaknya membekukan seluruh ototnya dan terpaku ditempat dengan sebelah tangan siap membuka Seatbelt.

Laki-laki tinggi itu membukakan pintu mobil sambil terus tertawa dan tersenyum, begitupun Yoona, Donghae bisa melihat dengan jelas perlakuan kecil dari Laki –laki itu membuatnya senang. Sangat berbeda dengan perlakuanya saat mengantar gadis itu pulang, Ia membiarkan Yoona membuka dan menutup sendiri pintu mobilnya bahkan Ia lansung melesat pergi saat Yoona turun tanpa menunggu gadis itu masuk kedalam gedung apartemenya, meskipun Ia tersenyum sebelumnya tapi tetap saja Donghae rasa itu tak sebanding dengan perlakuan Nickhun.

Hembusan napas meluncur begitu saja dari mulut Donghae ketika mobil putih yang terparkir dihadapanya melesat pergi. Beberapa detik kemudian barulah hatinya seolah diremas, napasnya yang tanpa ia sadari tercekat ditenggorokan kini kembali bebas. Donghae tau laki-laki itu adalah Nickhun, alasan yang membuat Yoona melemparkan payung saat hujan begitu deras dan melangkah mundur saat laki-laki itu berjalan mendekat. Lalu apa sekarang? ini sudah kedua kalinya Donghae melihat Yoona dan laki-laki itu begitu akrab, tersenyum, tertawa, seoalah tak ada sesuatu apapun yang pernah terjadi dimasa lalu. Meskipun, Donghae sendiri tak pernah tau bagaimana masa lalu Yoona bersama laki-laki itu.

Sekarang apa yang harus Donghae lakukan? Yoona sudah tak membutuhkanya lagi, selama ini alasan Yoona bergantung pada Donghae adalah laki-laki itu. karena Yoona begitu lemah dihadapan Nickhun sehingga Donghae memiliki kesempatan untuk menarik Yoona pergi dari hadapan laki-laki itu. memberi Yoona rasa nyaman dari ketakutan saat berhadapan dengan masa lalunya. Semuanya berbeda sekarang, perasaan lain berhasil menyusup kedalam hatinya membuat remasan-remasan kecil yang membuat hatinya nyeri saat melihat kedua orang itu saling tertawa tersenyum dan pergi bersama.

Duduk diam, itulah yang bisa Donghae lakukan, jadwal mengajarnya masih dua jam lagi tapi Ia sudah mendudukan diri diruang dosen. Tak melakukan apapun, hanya menatap layar laptopnya yang menyala. Pandanganya beralih pada tumpukan tugas dari mahasiswanya, sekali lagi Ia terdiam membaca nama yang terpampang jelas diatas tugas bersampul biru itu, Im Yoona. tiga detik berlalu Donghae masih memperhatikan Tulisan nama Im Yoona disana, tanpa bekedip, barulah didetik keempat Donghae tersenyum penuh arti, mengambil Tugas atas nama Im Yoona dan memasukanya kedalam tas kerja yang selalu dibawanya.

Jarum pendek jam dipergelangan tangan kirinya berhenti diangka sepuluh. Donghae Kembali mendudukan dirinya diruang Dosen yang mulai sepi. Jadwal mengajar semua mata kuliah sudah berakhir dan dosen-dosen lain hampir semuanya sudah pulang. Donghae teresenyum licik, menatap layar ponselnya beberapa detik kemudian terdengar suara datar Im Yoona yang tak seberapa lama menjadi heboh, gadis itu terus mengomel. Hingga satu jam kemudian pemilik suara itu sudah berdiri dihadapan Donghae. dan kembali meyakinkan laki-laki itu bahwa Ia sudah mengumpulkamn tugasnya sehari sebeluymnya. Donghae yang jelas-jelas melihat dan memasukan tugas Yoona kedalam tasnya justru mengatakan tak menerimanya. Hingga gadis itu memelas dan meminta bantuan Donghae untuk menyelamatkan nilainya, gadis itu bahkan mau melakukan apapun agar Donghae mau menerima salinan ulang tugasnya.

“jadi selama aku mempertimbangkan hukuman apa yang akan kau terima berbaik-baiklah padaku” ucap Donghae puas, “setidaknya agar aku tak berubah pikiran” lanjutnya.

“arra,,”sahut Yoona tanpa semangat,

“baiklah kau boleh pergi”

Donghae tak mendengar jawaban Yoona, gadis itu memilih diam dan langsung pergi dari hadapan, tanpa menoleh atau manatapnya lagi. Ia kembali tersenyum, dengan begini Donghae memiliki alasan agar Yoona kembali bergantung padanya, bekesempatan untuk merecoki kehidupan gadis itu lagi. dan tentu kebutuhanya akan teriakan dan tatapan kesal gadis itu akan terpenuhi lagi. Pada akhirnya Donghae menyadari Ia bukan Gila atau psikopat, tapi Lee Donghae membutuhkan seorang Im Yoona, ya Gadis yang diam-diam sudah menjadi oksigen di udara bebasnya.

***

“Masuklah Unnie,,”

Kata Kristal, sambil mendorong Pintu bercat gelap dihadapanya. Sementara Gadis yang berdiri dibelakangnya hanya patuh dan terus mengekor sampai Kristal meletakkan kantong belanjaan tak begitu besar di meja tinggi yang menghadap kedapur. Yoona bukan mau begitu saja menerima ajakan Kristal jika saja gadis itu tidak memohon dan mengatakan hanya ada eommanya dan Donghae dirumah. sementara Tiffany dan kakak pertamanya mengunjungi orang tua Tiffany.

“sebenarnya Eomma lah yang memintaku untuk mengajak Unnie kerumah hari ini”

“Nde?”respon Yoona terkejut dengan perkataan Kristal, merasa terlalu berlebihan Ia cepat-cepat menurunkan nada suaranya dan mentap Kristal ragu “apa aku melakukan sesuatu?”tanyanya Khawatir.

“tentu saja!” sahut Kristal cepat, membuat perasaan was-was dihati Yoona semakin besar.

“Eonnie sudah menyelamatkan Donghae Oppa, artinya kau sudah melakukan sesuatu Eonnie dan tentu saja karena kejadian itu Eomma kembali berbicara. Jadi secara tidak langsung Eonni telah melakukan dua hal secara bersamaan”jelas Kristal panjang, Ia bahkan menraik napas dan berniat kembali mengoceh namun aksinya kali ini berhasil digagalkan oleh kedatangan Eommanya.

“anyeong Hasseyeo..” sapa Yoona sambil membungkukan badan begitu melihat Eomma Donghae berjalan dan tersenyum kearahnya.

“Eomma dari mana?”tanya Kristal, setelah wanita Parobaya itu dihadapanya.

“Taman belakang, sudah lama Eomma tidak merawat bunga-bunga disana, tapi sepertinya mereka –pekerja- merawatnya dengan begitu baik selama Eomma pergi”

“tentu saja Eomma, oh..”Kristal baru ingat ada Yoona disampingnya “Eomma ini Yoona Eonnie”

“Eomma sudah mengenalnya sayang,,”sahut Eommanya ramah, “bukan begitu Yoona?” Eomma Donghae beralih menatap Yoona.

“benar bibi, sudah sangat lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?”tanya Yoona Sopan,

“baik, aku senang bertemu lagi denganmu. Dan aku berhutang banyak padamu Yoona. Terimakasih”

“ah,..”Yoona terperangah Ia mengerti hutang apa yang wanita itu maksud, dan itu pasti tentang Donghae. Sebenarnya tidak benar baginya jika itu merupakan hutang karena Eomma Donghae atau siapapun tak pernah meminta Yoona untuk melakukan tindakan menyelamatkan Donghae seminggu yang lalu itu.

“tidak bibi itu sama sekali bukan apa-apa, siapapun bisa melakukan hal itu. sungguh tidak perlu mengucapkan terimakasih” balas Yoona menyunggingkan senyum canggung,

“baiklah Eonni dan Eommaku tercinta sebaiknya kita memasak sekarang, setelah itu kalian bisa melanjutkan percakapan itu saat kita makan dan juga ceritakan padaku bagaimana kalian saling mengenal. Apa hanya aku yang terakhir, Donghae Oppa juga sudah mengenalnya lebih dulu menyebalkan” usul Kristal beserta keluh kesahnya keluar lancar dari bibir tipisnya,

Membuat Yoona dan Eommanya tertawa, lalu menyetujui usulan gadis itu. Ketiganya pun kemudian mulai menyibukkan diri didapur, saling tertawa bercerita bahkan Kristal sempat membuat pipi Yoona merah padam saat gadis itu menceritakan kejadian memalukan di apartemenya-saat Kristal memergoki Ia dan Donghae dalam posisi yang membuat siapapun yang melihatnya pasti berpikiran yang tidak-tidak. Atau Saat Kristal dengan antusias mengatakan betapa Ia menginginkan Donghae memiliki kekasih seperti Yoona, Eomma Donghae hanya tertawa sambil sesekali ikut menggoda Yoona. dan terakhir kali Ia  mulai membombardir Yoona dengan berbagai pertanyaan mengenai kedatanganya kerumahnya sebelum hari ini dan juga sebelum makan malam itu.

“ti-ti-tidak pernah…” begitulah jawaban bodoh Yoona atas pertanyaan Kristal, pertanyaan seputar kedatangan Yoona sebelumnya. Rupanya si Evil Kyuhyun sukses meracuni pikiran gadis itu hingga percaya seratus persen bahwa Yoona dan Donghae pernah kesini sebelumnya. untunglah sebelum sempat Kristal menyudutkanya semakin jauh Eomma Donghae meminta Kristal untuk menghentikan aksinya-lagi-.

“hai sayang…..”

Sapaan halus dari Eomma Donghae berhasil membuat Yoona menoleh dan mengikuti arah pandang wanita itu. menampakan sesosok laki-laki berbadan tegap dengan stelan kaos putih dan celana dark blue santai selutut. Laki-laki itu menatap Yoona sesaat sebelum menjawab sapaan eommanya dengan senyuman. Seolah tak ambil pusing dengan keberadaan Yoona disana.

“kemarilah makanan sudah siap,,kita bisa makan siang sekarang,,,”

Laki-laki berbadan tegap itu melirik jam ditangan kirinya kemudian mengendikan bahu dan dengan langkah lebar berjalan kearah meja dengan berbagai makanan dengan uap tipis masih melayang diatasnya.

“Oppa ada janji?”

Tanya Kristal, setelah mereka berembat duduk mengelilingi meja makan dan melihat Donghae berkali-kali melirik jam tanganya.

“sepertinya Oppa tak berhenti melihat jam itu sejak pertama kali duduk”lanjut Kristal, membuat Yoona dan Eomma Donghae ikut menunggu jawaban Donghae. dan Yoona diam-diam melirik kearah Donghae yang duduk dihadapanya.

“begitulah”

Jawab Donghae singkat,

“pasti dia akan pergi dengan wanita itu?” gumam Kristal malas, sembari menghembuskan napas dan memanyunkan bibirnya. Sementara Yoona mengalihkan pandangan kembali menatap mangkuk nasi dihadapanya, jika Ia tidak salah membaca situasi maka wanita yang Kristal maksud adalah Jessica. Mendengar tak ada respon dari Donghae maka Yoona menyimpulkan diamnya sebagai jawaban “Iya” atas pertanyaan Kristal. Rupanya Kristal pun berpikiran sama,

“sebenarnya apa lagi yang Oppa harapkan darinya? Dia sudah mencampakkanmu dan pergi begitu saja dengan laki-laki lain dan Oppa masih bersedia memaafkanya?”

Kali ini Donghae menghela napas pelan meletakkan sumpit ditanganya dan menatap Kristal datar, tidak menyukai kefrontalan gadis itu mengomentari tentang Jessica. Setidaknya itulah yang berhasil Yoona tangkap dari tingkahnya.

“Jessica tidak seburuk itu”

Dan pembelaan singkat dari Donghae membuat hati Yoona mencelos, Donghae membela Jessica dihadapan Kristal dihadapanya dan Juga Eommanya. Tidakkah itu mencerminkan sesuatu? Suatu seperti Perasaannya terhadap Jessica mungkin? Benar atau tidak toh Diam-diam Yoona menghebuskan napas pelan menerima dengan berat hati pemikiranya sendiri. masih dengan menatap mangkuk  nasi itu Yoona kembali mendengar suara protes Kristal,

“apanya yang tidak buruk,,dan sekarang dengan seenaknya dia kembali..tidak kah itu keterlaluan?”

“cukup,,”kata Donghae dengan nada sedikit Tinggi. membuat Yoona mendongak dan mendapati Donghae sudah berdiri dari duduknya,

“bagaimanapun Jessica adalah teman Oppa Soo Jung-ah, jadi Oppa mohon bersikaplah baik padanya dan Juga Dia lebih tua darimu seharusnya kau menghormatinya”lanjut Donghae tegas, tanpa penekanan dan juga tak terdengar kasar. namun cukup menutup mulut gadis itu.

Setelah mengatakan itu Donghae beranjak pergi meninggalkan Kristal yang masih menatap Donghae tajam, tak sepatah katahpun keluar dari bibirnya. Melihat kejadian itu Eomma Donghae segera menghampiri Kristal dan membelai kepalanya lembut,

“sudahlah sayang, biarkan Oppamu”

“tapi Eomma…”

“soo Jung-ah,,,,”potong wanita Itu lembut “eomma tentu mengerti alasanmu melakukan itu, tapi sayang,, Oppamu juga berhak menentukan pilihanya sendiri”

Kristal menyerah, Ia tak lagi membantah perkataan Eommanya. Dan sekarang memutar kepala kearah Yoona disertai hembusan napas.

“maaf Eooni, suasananya menjadi canggung seperti ini…” kata Kristal menyesal,

“ah tidak tidak, tidak apa,,,aku dan Taemin juga sering memeperdebatkan hal-hal seperti itu” sahut Yoona seadanya, memang benar Yoona pun sering memperdebatkan masalah Nickhun bahkan jika Taemin tau Ia kembali dekat dengan laki-laki itu akan jadi masalah besar.

“oh jadi kau memiliki saudara laki-laki Yoona?”

Tanya Eomma Donghae setelah kembali duduk dan melanjutkan makanya,

“Ndee..”sahut Yoona Sopan,

Dan Percakapanpun berlanjut hingga Yoona dengan sangat terpaksa harus menceritakan kepergian kedua orang tuanya. Bahkan Kristal juga terus bertanya tentang kehidupan Yoona, memujinya dan kembali mengharapkan Donghae memiliki kekasih sepertinya. Setidaknya Yoona cukup senang dengan hal itu, mungkin berlebihan memang menganggap Kristal dipihaknya, namun pemikiran itu tak berlangsung lama saat Donghae muncul dengan pakaian yang sudah rapi, Hatinya kembali mencelos, mengingat Donghae pergi untuk menemui wanita dari masa lalunya itu. namun apa yang bisa Yoona lakukan? Ia bukan siapa-siapa tak berhak atas apapun tentang Donghae, apapun meskipun Yoona sangat menginginkannya. Menginginkan untuk bisa menahan lengan Donghae dan mengatakan ‘jangan pergi’.

‘ponsel Yoona berdering nyaring’

Hingga gadis itu mengucapkan permintaan maaf sambil menjauh untuk menerima panggilanya. Sesaat kemudian saat Donghae beranjak pergi laki-laki itu terpaksa harus berhenti dihadapan Yoona. memperhatikan gadis itu terdiam dengan ponsel yang masih menempel ditelinganya dan kedua matanya yang berkaca-kaca. Sebelah tangan gadis itu terangkat naik menutup mulutnya yag terbuka, Donghae mengerutkan kening sambil menatap Yoona gelisah.

“apa yang terjadi?” tanya Donghae, namun tak mendapat jawaban. Kekhawatiran Donghae semakin besar saat air mata menetes dan membasahi pipi gadis itu. hingga membuat Donghae kembali bertanya sambil sedikit mengguncang tubuh Yoona.

“hey,,apa yang terjadi” ulangnya,

“ada apa Oppa? Unnie kenapa kau menangis?”Kristal ikut bertanya panik.

“Im Taemin…”

Hanya kata Itu yang berhasil keluar dari mulut Yoona dan air mata kembali jatuh dipipinya, hingga Kristal dengan cepat meraih ponsel Yoona dan mengambil alih panggilan ponselnya. Setelah bebicara sesaat Kristal kembali menatap Donghae dan berkata untuk mengantar Yoona kesebuah rumah sakit yang disebutkan penelpon yang Ia ketahui benama Park jung su itu.

TBC

72 thoughts on “Your punishment : Love Me! (Chapter 5)

  1. Halllo aku reader baru.maap aku komentnya di part terakhr d post ,yoona sm donghae udh saling suka cuma ga saling ngukapin mgkn mrka donghae mikirnya yoona mssh ska nichkhun ssbliknya yoona mikirnya donghae msh suka jessica hehe . Oia kenapa taemin ?

  2. Kenapa Donghae malah kembali ke Jessica atau Donghae cuma mau manas manasin Yoona eonni aja , pengen cepet cepet liat YoonHae bersatu .

    Jangan lama lama thor chapter 6 nya 🙂

    Cerita nya makin lama makin seru ^_^

  3. Akhirnya keluar juga…terkhir do Post bulan puasa kan yah….next thor…makin bagus ni…bikin YoonHae bersatu…barentemnya mereka jangan diilangin thorr..kalo bisa ditambah ….fighting…

  4. thank a lot buat yang udah baca dan komen,,, sungguh jadi motivasi dan dukungan serta semangat buat Author. chapt selanjutnya masih dalam proses readers. wait ya! 🙂 thanks thanks thanks kekekekeke

  5. kenapa donghae masih berhubungan sama jessica si??jadi bikin sebel aj
    ak setuju sama sikapny kristal yg ga mau kalo donghae sama jessica

Komentarmu?