Forget and Sorry (Chapter 2)

Forget and Sorry ( 2 )

cover forget and sorry 2 copyyyyyyyyyyyyyyyyy

Created By Kim Floklemond Vifasha | Featured : Im YoonAh (Yoona SNSD)
Lee Donghae (Donghae SJ) Jessica Jung (Jessica SNSD) Xi Luhan (vLuhan EXO M )|
Genre : Romance, Married-Life,Conflict,Sad, AU,AT | Rating : 15-

Note : Sorry for Typo(s). Kesalahan tanda baca, dan mungkin alur cerita yang kurang disukai readers.

Maaf untuk yang chapter kemarin… Bener-bener banyak banget typo and bahasanya bener-bener aneh + absurd -,- . Tapi, sekarang udah aku benerin. Insyaaloh, typonya udah berkurang. Wkwkwk… Dan maaf untuk kelanjutan ff ini yang bener-bener lama -.- Maklum aja, kemarin aku lagi sibuk ngerjain ff ‘Unknown’ dan project lainnya. Jadi, ff ini agak diabaikan… Hehe…

Dan kalo kalian lupa chapter 1 nya, kalian bisa baca ulang DISINI ( dah aku update dan edit typo dan bahasa anehnya. Maaf, Kalo masih ada yang nyangkut… Hehehe )

Disclaimer : The Cast Is Belong To God. I Just use Their Name to My Story. The Story is PURE Mine. It is PURE from my IMAGINATION. DON’T BE PLAGIATOR OR COPYCAT THIS STORY. Don’t BASH My Story and Character if this Story!

Copyright © 2014 Floklemond Vifasha ( With the cover too )

Enjoy Read….. :-*

When Trouble Is Coming……..

“Drrrtt….. Drrttt”

HP Jessica bergetar. Jessica tampak meraih sesuatu di dalam tas ungunya.

“Yeoboseyo”

“……….”

“Nde, Aku sedang di Bandara”

“……..”

“Baik Appa.Setelah sampai di Jepang nanti, Besok aku akan ke Starlight Restaurant untuk bertemu dengan Lee Corporation”

“…..”

“Nde. Annyeong”

“Sebentar,” Jessica menghentikan langkahnya.

“Lee Corporation?”

“Aku tidak tahu perusahaan apa itu”

“Tapi mengapa perasaan ini……”

“Apa Jangan-jangan???”

“Lee….Lee…. Iya LEE DONGHAE!!!”

“Aku ingat ingat!”

“Dulu sewaktu kami masih kuliah, ia pernah bilang jika appanya mempunyai sebuah perusahaan. Pasti itu perusahaan appanya! Namanya pun sama persis.”

“Aku masih punya kesempatan….” Sebuah seringai kecil terlukis di wajah cantiknya. Tak lama kemudian, Ia melanjutkan langkahnya tanpa menghilangkan ‘smirk’ yang ada di wajahnya.

*^^*

“Drrtt….. Drrrtt”

HP Donghae bergetar. Namja itu tampak meraih sesuatu di dalam tas kerjanya.

“Yeoboseyo”

“……….”

“Nde. Aku masih dalam perjalanan”

“……..”

“Baik Pak. Setelah sampai di Jepang nanti, Besok saya akan ke Starlight Restaurant untuk bertemu dengan Jung Corporation”

“…..”

“Nde. Annyeong”

“Jung Corporation?”

“Aku tidak tahu perusahaan apa itu”

“Tapi mengapa perasaan ini……”

“Jung….. Siapa orang yang bermarga Jung” Donghae terlihat berfikir

“Apa Jangan-Jangan……”

“Jung…. Jung…. Iya JUNG JESSICA!!!”

“Aku ingat ingat!”

“Dulu sewaktu kami masih kuliah, ia pernah bilang jika appanya mempunyai sebuah perusahaan. Pasti itu perusahaan appanya! Namanya pun sama persis.”

“Ya Tuhan Semoga dugaanku salah……..”

~##~

Pintu kamar mandi terbuka. Yoona keluar dari dalam kamar mandi dengan baju mandi dan handuk yang melingkar di kepalanya. Ia baru saja selesai mandi.

Ia sedikit menyipitkan matanya saat melihat sebuah amplop berwarna kuning di atas meja riasnya. Ia melangkah pelan menuju meja rias. Hendak mengambil amplop berwarna kuning itu.

“PRANGGGG”

Tangannya tidak sengaja menyenggol gelas yang berisikan air putih yang terletak di pinggir meja rias sehingga gelas itu jatuh dan pecah. Menimbulkan bunyi nyaring pecahan gelas itu. Amplop kuning itu mulai basah karena air yang tumpah dari gelas itu.

Entah mengapa perasaanya menjadi tidak enak. Ia segera mengambil amplop kuning yang dihiasi pita merah muda di sudut kanan atas amplop itu, dan membiarkan pecahan gelas kaca itu tanpa berniat membereskannya. Kemudian, Ia berjalan perlahan ke pinggir ranjangnya dan duduk disitu.

“Tokkk….Tok…Tok”

Suara ketukan pintu kamarnya membuat Yoona menoleh.

“Masuk”

“Cklek”

Pintu segera terbuka. Menampilkan Bibi Han yang menatapnya dengan tatapan khawatir.

“Nona gwenchana?” Yoona hanya mengangguk pelan dan tersenyum kecil. Bibi Han segera mengalihkan pandangannya ke arah pecahan gelas kaca.

“Sebentar Nona, Saya bersihkan dulu” Bibi Han kemudian berlalu keluar. 3 menit kemudian ia kembali membawa peralatan untuk membersihkan pecahan gelas kaca itu dan lekas membersihkan pecahannya.

Yoona hanya memandangi Bibi Han yang sedang sibuk membersihkan pecahan kacanya. Ia memegangi dadanya yang terasa sesak. Bahkan sangat sesak saat ini. Perasaanya tidak enak. Tak lama kemudian, ia teringat oleh suaminya. Kemudian, ia teringat lagi dengan Jessica. Apakah Donghae akan bertemu dengan Jessica???

Yoona menunduk. Takut kekhawatirannya akan menjadi kenyataan. Tapi, Disaat ia menunduk ia melihat sebuah amplop kuning lengkap dengan pita merah muda kecil yang terletak di sudut kanan amplop. Yoona tersenyum tipis melihat amplop itu. Dan dibagian depan amplop itu terdapat tulisan “Im Yoon Ah SARANGHAE” Senyumnya semakin lebar melihatnya. Tapi, di saat ia ingin membuka amplop itu, Handphonenya tiba-tiba bergetar.

“Drrtt….. Drrt….”

“Yeoboseyo”

“…….’’

“Nde… Hyemin-Ah Aku akan segera kesana”

“……..”

“Tunggu Aku nde. Baik aku siap-siap dulu. Annyeong”

“……..”

Setelah panggilan itu terjawab, Yoona segera beranjak pergi dari kasurnya. Amplop kuning itu pun belum sempat ia baca. Ia meletakkan di dalam laci meja riasnya. Dan ia segera bersiap-siap menuju butiknya.

‘Mungkin aku akan membukanya nanti’

#$$$#

22.00

Matahari sudah tergantikan oleh sang Rembulan ditemani bintang-bintang yang berkelap-kelip. Langit menjadi gelap. Hitam. Hembusan angin malam saat itu cukup kencang. Membuat beberapa orang menggigil merasakannya.

Pesawat yang Donghae tumpangi sudah sampai di Bandara Jepang. Setelah turun dari pesawat, perut Donghae terasa lapar. Bersama dengan rekan-rekan kerjanya, Ia segera menuju ke sebuah restorant untuk makan malam.

Jessica Pov

Malam ini aku sudah sampai di Jepang. Tepatnya jam 22.00. Aku penasaran apakah ‘Lee Corporation’ adalah perusahaan Appa Donghae Oppa atau bukan. Jika itu benar, Makan aku sangat bahagia. Tapi, jika itu bukan perusahaan Appa Donghae Oppa, maka….

Kudengar, 1 jam sebelum pesawatku sampai ke Jepang, ada pesawat lain yang sudah sampai terlebih dahulu di Bandara ini. Apakah itu Pesawat yang ditumpangi Donghae oppa?

Kakiku membawaku melangkah ke arah timur bandara ini. Kebetulan, aku juga ingin ke Toilet Wanita yang berada di sebelah timur bandara ini juga. Tanpa sengaja, Mataku menangkap sesosok pria yang sudah sangat kukenal sejak lama. Pria yang dulu pernah aku cintai. Sampai sekarang, perasaanku padanya tetap tak berubah.

Apakah ia sudah beristri? Siapa perempuan yang beruntung bisa menjadi istrinya jika ia sudah menikah? Apakah dirinya sudah ada yang memiliki? Entahlah aku juga tidak tahu.

Aku tersenyum simpul. Melihatnya yang sedang asyik mengobrol ria dengan teman-temannya. Aku memandanginya. Dengan tatapan penuh kebahagiaan karena, Apa yang aku harapkan selama ini benar-benar terjadi. Namun, ia sama sekali tidak menyadari keberadaanku. Setelah memandanginya cukup lama, Aku memutuskan untuk berjalan lagi menuju Toilet Wanita.

Jessica POV End

Author POV

06.00 KST

Jam masih menunjukkan pukul 06.00 KST. Pagi yang sangat cerah. Matahari mulai muncul dari tempat ‘persembunyiannya’. Burung-burung mulai betebangan kesana kemari. Angin berhembus sepoi sepoi.

“Hoaaamm……” uap Donghae yang baru saja bangun dari tidur lelapnya.
Lalu ia segera turun dari ranjangnya kemudian menuju ke arah jendela. Lalu membuka tirai yang menutupi sinar matahari di jendela itu.

“Pagi yang cerah” ucapnya pelan sambil tersenyum memandangi pemandangan di bawah kamar Hotelnya. Pemandangan berupa jalan raya yang tak pernah sepi karena setiap saat selalu ada kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang di jalan itu. Jalan itu juga sering menjadi rawan macet.

“Ya Tuhan, Semoga dugaanku tentang perusahaanku yang akan berkerjasama dengan perusahaan Jessica itu tidak benar. Aku tidak ingin melihatanya lagi. Semenjak kejadian itu…..”

Flashback ( In Author POV )

2 Years Ago

Terlihat seorang yeoja cantik berbadan mungil sedang berjalan ria menuju sebuah rumah. Rumah itu bertingkat 2 dengan cat ‘SapphireBlue’ dan bermodel minimalis. Yeoja itu bernama Jessica. Jessica terlihat sedang menuju rumah seorang namja yang ia cintai. Siapa lagi namja itu jika bukan Lee Donghae. Sesampainya di rumah Donghae, Ia mengetuk pelan pintu minimalis berwarna putih rumah tersebut. Tak lama kemudian, muncul seorang namja tampan. Ia tersenyum hangat menyambut kedatangan Jessica. Jessica pun membalas senyuman hangatnya dengan senyuman manis terbaiknya. Kemudian, pemilik rumah itupun mengajak Jessica masuk ke dalam rumahnya.

Di dalam rumah itu hanya ada ia dan Donghae. Di dalam rumah yang berukuran cukup besar nan mewah. Ia dipersilahkan duduk di sebuah kursi sofa bewarna merah yang sangat empuk dan mahal.

“Sebentar, aku ambilkan minuman dan cemilan dahulu” Pemuda itu beranjak dari sofanya, namun niatnya ke dapur ia urungkankarena sebuah suara.

“Tidak perlu Oppa. Aku hanya sebentar disini” Jessica menahan Donghae yang ingin beranjak dari sofanya. Pemuda itu hanya mengikuti perkataan temannya dan kembali duduk.

“Jadi ada apa kau kemari Jessica-yya?” Donghae membuka percakapan.

“Boleh aku minta bantuanmu Oppa?” Jessica berkata dengan hati-hati.

“Tentu. Apa yang bisa kubantu” Donghae memberikan senyum tipisnya.

“Kau tahu kan Taecyeon-ssi yang selalu mengejarku untuk mendapatkan cintaku?”

“Donghae berfikir sebentar. Kemudian, pemuda itu mengangguk singkat.

“Aku ingin kau membantuku untuk membuatnya tidak lagi mengejarku. Dengan cara kita berfoto bersama”

Donghae terlihat bingung dengan apa yang Jessica katakan.

“Berfoto? Maksudmu Selca?”
Jessica hanya mengangguk

“Untuk apa?”

“Kita selca dengan gaya yang cukup dekat dan mesra. Kemudian, aku akan memberikan foto kita ke dia. Taecyeon akan mengira bahwa kita pacaran. Dengan begitu, ia akan berhenti mengejarku”Yeoja itu berkata dengan mata yang berbinar-binar dan penuh harapan.
Namun Donghae, namja itu terkejut bukan main. Ia tidak berhenti menganga lebar.

“Kau bercanda?. Mianhae Sica-yya, bukan aku tidak mau membantu. Tapi, Aku sudah mempunyai Yeoja Chingu. Aku akan membantumu tapi, tidak dengan cara seperti ini. Kau mengerti maksudku kan??”

Jessica terlihat murung. Secara perlahan, ia mulai menundukkan kepalanya.

‘Aku tidak boleh menyerah’

“Ayolah Oppa…. Kumohon bantu aku…. Jeballlll…..” Jessica menatap Donghae penuh harapan. Ia mengeluarkan aegyonya.

“Sekali lagi Mian. Sica-yya”

“Oppa…. Ayolah bantu sahabatmu ini…. Aku mohon Oppa…. “ Jessica mulai memejamkan matanya tanpa melepas kedua tangannya yang sudah bergenggaman satu sama lain”

‘Apa? Sahabat?? Aku tidak pernah menganggapnya sahabat. Jangankan sahabat, Menganggapnya teman saja, Aku sedikit terpaksa. Jika bukan karena Yoona.’ Batin Donghae.

Donghae mulai tidak tega melihat Jessica seperti itu. Alhasil, dengan berat hati ia menerima permohonan Jessica.

“Baiklah..”

“Yessss!! Oppa gumawo” Jessica mendekati Donghae. Hendak memeluk pria itu. Namun, Donghae buru-buru menahannya dengan cara menyilangkan kedua tangannya kedepan.

“No Hug Please!”
Jessica berhenti mendekati Donghae. Suasana sempat hening sebentar.

“Baiklah. Sekarang kita mulai!!” Jessica terlihat bersemangat. Sedangkan Donghae, ia hanya menatap Jessica malas.

‘Jangan sampai Yoona tahu’

Jessica mengeluarkan ponselnya. Dan mereka mulai berfoto.

Mereka mulai berfoto bersama. Dari mulai ‘V’ Pose, Jessica merangkul Donghae, ‘Pout Mouth’,Senyum 3 Jari, Senyum manis, Dan berbagai gaya yang lainnya. Mereka terlihat mesra dalam foto itu. Jessica tersenyum bangga smabil melihat hasil foto itu. Sedangkan Donghae, Ia mulai merasakan resah mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Entah mengapa perasaannya mulai terasa tidak enak. Seperti sesuatu akan terjadi.

“Baiklah Oppa. Terimakasih karena sudah mau membantuku. Ghamsahamida Oppa.” Jessica membungkukan badannya 90 derajat.

“‘Baiklah Oppa. Aku pamit pulang. Bye….” Jessica melambaikan tangannya ke arah Donghae. Tak lupa, Ia juga ‘bow’ sebelum kembali ke rumahnya. Namja itu hanya tersenyum melihatnya.Ia merasa, ia seperti melupakan sesuatu.

10 Minutes Later

“Ah iya… Aku lupa bilang kepadanya agar ia tidak memberi tahu foto itu ke Yoona. Aissshhh… Pabo-yya!!” Donghae merutuki kebodohannya sendiri.

‘Percuma saja, jika bilang sekarang, ia pasti sudah pulang dari tadi. Aissh… Aku juga tidak punya nomer Telefonnya!! Aaaah….” Donghae mengacak-acak rambutnya frustasi. Padahal, Tanpa sepengetahuannya, Jessica masih ada di sekitar rumahnya. Yeoja itu sedang melihat kembali hasil fotonya-bersama Donghae- yang ada di dalam ponselnya.

“Jika aku memberi foto ini kepada Yoona, Sudah pasti Yoona akan marah besar. Dengan begitu, Ia akan memutuskan Donghae. Dan Donghae Oppa akan menjadi milikku..” Jessica berkata pelan. Ia sangat bahagia akan rencananya.

“Dan aku juga akan membuat Taecyeon berhenti mengejarku…”

“Semoga rencanamu berhasil Jessica!! HWAITING!!”

.

.

.

.

.

.

3 Days Later

Terlihat seorang Yeoja berperawakan tinggi sedang menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya.Yeoja itu terlihat rapih lengkap dengan ‘hand bag’ nya. Ia berniat ingin berjalan-jalan ke sebuah Taman di dekat rumahnya. Sekedar ingin melepas lelah karena tugas kuliahnya yang sangat menumpuk. Namun, Ia cukup terkejut ketika mendengar bel rumahnya berbunyi.

“Ting….Nong…”

Yeoja itu-Yoona- segera berlari menuju pintu rumahnya

“Cklekkk…” Pintu bercat putih itu kemudian terbuka. Menampakan seseorang ahjussi yang berpakaian layaknya seorang Tukang Pos. Lengkap dengan sebuah paket ditangan kanannya.Ahjussi itu segera membungkuk dan tersenyum ramah.

‘Sepertinya, ahjussi itu seorang tukang pos’ pikir Yoona.

“Annyeong Haseyo” Sapa Ahjussi itu dengan senyum yang masih terukir di wajahnya yang berkulit ‘tan’ itu.

“Annyeong” Jawab Yoona. Ia membalas senyuman Ahjussi paruh baya itu.

“Nona, Im YoonA?” Tanya ahjussi itu sambil melihat sebuah paket.

“Ya saya sendiri?”

“Ada kiriman paket untuk anda” Tukang Pos itu memberikan paket yang ada di tangan kanannya.

“Tolong tanda tangani ini” Setelah memberikan paket itu, Tukang Pos itu memberikan sebuah papan yang di atasnya ada secarik kertas dan sebuah pulpen yang dijepit oleh penjepit di papan itu.

Setelah menandatanginya, Yoona memberikkan papan itu lagi dan lekas bertanya.

“Maaf, Ahjussi. Tapi, paket ini dari siapa?”

“Maaf Agashi, Saya tidak tahu. Saya hanya ditugaskan mengantarkan paket ini. Jadi saya tidak tahu siapa orang yang mengirim paket itu untuk Agashi” Tukang Pos itu tersenyum hangat.

Yoona hanya memandang Tukang Pos itu bingung. Sedetik kemudian, pandangannya beralih pada sebuah paket yang kini berada di tangan kanannya.

“Baiklah Agashi… Kalau begitu saya pamit. Annyeong” Ahjussi itu membungkuk 90° kemudian bergegas pergi dari rumah Yoona –dan Donghae-.

Yoona masih terpaku di tempatnya. Ia membaca nama pengirim di paket itu.

“JSY?” Begitulah nama orang yang memberikannya paket ini.

Sungguh ia tidak tahu dan ( mungkin ) tidak kenal dengan ‘JSY’

“Apa artinya? Apa ini inisial nama seseorang?” Yoona bertanya pada dirinya sendiri. Ia memutar – mutar otaknya untuk mencoba menebak siapa seseorang yang berinisial ‘JSY’.

Namun, setelah sekian lama ia berfikir, Ia tidak menemukan hasil apapun.

“Ah sudahlah… Aku menyerah” Ia akhirnya menyerah. Yoona segera menutup pintu kayu bercat putih gading itu. Dan segera mendudukan dirinya di sofa rumahnya.

Ia memerhatikan paket itu dengan seksama. Paket yang berbentuk persegi panjang dan terbungkus oleh sebuah kertas berwarna coklat.

Ia mengernyitkan dahinya bingung.

Kemudian, dengan perlahan tapi pasti, Jari-jari lentiknya tergerak untuk membuka bungkusan paket itu.Ia mengeluarkan sesuatu dari dalamnya.

Matanya refleks membulat sempurna. Mulutnya menganga lebar. Matanya memanas. Rasa sesak mulai ia rasakan. Jantungnya berdetak berkali-kali lebih cepat.

Ia melihat lembaran-lembaran foto-foto mesra kekasihnya dan Jessica Jung.
Tangannya bergetar hebat memegang benda ‘itu’. Ia hampir saja meremas foto-foto itu.

Di foto-foto itu, tampak kekasihnya dan Jessica Jung berselca ria
Mereka tampak dekat ( layaknya sepasang kekasih )
Dengan tangan donghae yang merangkul gadis bermarga ‘Jung’ itu
Dan pipi yang ‘hampir’ bersentuhan

‘Mereka tampak cocok’ Ckkk… Pikiran macam apa itu Yoona?

Tidak-tidak..

Berpikir postif…

Cobalah jernihkan pikiranmu (walau hanya sesaat )

Tidak…. Ia tidak bisa…

Pikiran-pikiran buruk kini menyelimuti syaraf-syaraf otaknya

Liquid-liquid bening mulai berjatuhan dari mata rusanya. Matanya sudah memerah sekarang.
Gadis itu terisak. Hatinya hancur sudah.

Sakit

Hatinya benar-benar sakit sekarang

Mukanya mulai memerah. Menahan amarah yang mulai bergejolak di dalam jiwanya.

Bahkan semua foto yang tadi disentuhnya kini sudah lecak karena diremasnya.

‘Lee Donghae! Awas Kau! Tunggu Aku!’

*

*

*

*

Yoona merogoh-rogoh ‘hand bag’ nya. Hendak mengambil sesuatu. Karena tukang pos itu, rencananya yang hendak pergi ke taman, ia tunda (Oh Yoona! Jangan salahkan tukang pos itu! ia tidak tahu apapun. Salahkan pengirim paket itu. Keduanya memang salah bagi Yoona! )

Ia ingin melepas lelah. Namun, karena ini semua, kepalanya semakin terasa berat dan pusing. Ia butuh ‘refreshing’ sekarang. Tidak… Tidak…. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menyegarkan pikirannya.

Ia mengeluarkan sesuatu dari ‘hand bag’nya. Tepatnya benda berbentuk persegi panjang berwarna putih lengkap dengan stiker Rillakuma di belakangnya. HandPhone.

Jari-jari lentiknya bergerak lincah di atas layar ‘Touchpad’ Handphone itu. Tak lama kemudian, ia kembali memasukan Handphonenya ke dalam handbagnya.

Tak lupa, paket beserta foto-foto yang tadi diberikan oleh tukang pos tadi, ia masukkan pula ke dalam handbagnya. Tak peduli jika beberapa dari foto itu sudah sangat lecak karena diremasnya.

Beberapa lembar foto –yang sudah lecak- itu menampilkan foto Donghae dan Jessica yang sangat mesra dan dekat.

Kaki jenjangnya membawanya menuju keluar rumahnya. Ia tutup pintu rumahnya, ia masukkan kunci ke dalam lubang kunci yang tersedia di pintu itu. Kemudian memutarnya. Dan memakai sepatu ‘high heel’ soft yellow, dan pergi ke suatu tempat.

Tatapannya tajam, datar, dingin, dan menusuk. Begitu juga mimik wajahnya.

.

.

.

.

.

Suara bel cafe berbunyi. Menandakan ada seseorang yang masuk ke dalam cafe itu.

Yeoja yang terlihat memakai dress ‘Light Yellow’ lengkap dengan ‘high heel’ 7 cmnya, melangkah memasuki cafe itu. Beberapa karyawan cafe itu membungkuk kepadanya. Ia hanya membalasnya dengan tersenyum sekilas.

Iris ‘brown’ nya tak pernah berhenti bergerak. Sibuk mencari meja yang kosong. Akhirnya, ia temukan meja yang belum terisi pelanggan itu di sudut cafe. Tepat berada di samping jendela besar yang menghadap langsung ke taman yang ingin ia tuju sebelumnya. Sebelum ‘mood’ nya benar-benar hancur karena…. Ah, benar-benar banyak orang yang patut ia salahkan menurutnya.

Ia segera menuju meja itu dan duduk di atas salah satu kursi yang disediakan. Matanya melirik jam tangan putih gading yang melingkar di tangan kanannya.

‘Seharusnya ia sudah datang sekarang. Aissh… Kemana pria itu? kenapa ia belum datang ? Selalu aku yang menunggu…’

Ia menunggu seseorang. Tepatnya seorang pria.

.

.

.

.

Sudah 30 menit ia menunngu ‘pria’ itu. Kakinya tak pernah berhenti menghentak-hentak ke lantai cafe. Matanya berulang kali melirik jam tangannya. Kepalanya juga tak pernah diam. Sibuk mencari pria itu yang belum juga menampakkan batang hidungnya.

Menunggu

Hal yang paling ia benci

Namun sering ia lakukan

Salah satunya karena ‘pria’ itu

Terdengar bel cafe berbunyi lagi. Matanya dengan cepat melirik pintu cafe itu. Sorot matanya kembali menjadi dingin dan menusuk. Begitu pula raut wajahnya. Melihat siapa ‘orang’ yang baru saja masuk ke dalam cafe itu. Tepatnya seorang pria.

Kepala orang itu sibuk berputar mencari-cari seseorang. Sampai ia menemukan siapa orang yang ia cari. Ia tersenyum simpul ke arah Yoona yang sedang memandanginya dengan tajam. Sepertinya ia tidak menydari bahwa ‘yeojachingu’ nya sedang menatapnya tajam.
Kaki jenjangnya membawanya kehadapan Yoona. Kemudian duduk di hadapannya.

.

.

“Sudah lama menunggu?” Tanyanya memulai pembicaraan. Masih dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Namun, yang ditanya hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Hanya menatapnya dingin dan tajam.

Donghae menyadari raut wajah yeojachingunya yang berbeda dari biasanya. Ia sedikit bingung. Tidak biasanya Yoona seperti ini. Tatapan dan raut wajahnya tidak biasanya sedingin ini. Seperti ada sesuatu dibaliknya.

“Maaf, aku terlambat. Tadi Chunji memintaku untuk mengantarkannya ke toko buku. Kau tahu bukan? Aku tidak bisa menolaknya jika tidak mau ia kembali marah seperti dulu. Dan jarak Toko buku yang juga cukup jauh. Dan setelah itu, Jung Soo Yeon tiba-tiba menelefonku. Ia ingin membicarakan suatu hal yang penting. Kemudian, aku pergi ke rumahnya. Dan percayalah padaku, yang kami bicarakan berkaitan dengan kampus. Dan, kami tidak berdua. Ada Jungah, Kevin, dan Minhyun juga disana” Donghae berbicara panjang lebar. Dan menyunggingkan senyum lebar pada saat ia selesai berbicara.

Namun, penjelasannya tak urung bisa membuat ekspresi Yoona berubah menjadi hangat seperti biasanya. Masih tetap dingin.

Donghae merasa ada yang janggal. Ia menjadi bingung.Ia benar-benar yakin Yoona tidak seperti biasanya.

“Yak! Ada apa denganmu? Tidak biasanya kau seperti ini?!” Donghae sedikit berteriak ke arah Yoona. Kesal karena kekasihnya yang belum mengucapkan sepatah kata apapun.

“Let’s Break Up! Lee Donghae!” Perkataan itu meluncur bebas dari bibir tipis Im Yoona. ‘Death Glare’ nya semakin terlihat. Juga tatapannya yang semakin menajam.

DEG

Perkataan itu cukup menohok hati Lee Donghae. Hatinya bagaikan tertancap beribu-beribu pedang yang rasanya sangat menyakitkan. Jantungnya benar-benar berdetak lebih cepat dari biasanya. Matanya refleks membulat sempurna. Ia berharap, kalimat tadi hanyalah sebuah candaan. Dan tidak serius.

“MWO?!?!” Pekikan Donghae berhasil menjadikannya pusat perhatian seluruh pengunjung cafe. Bahkan beberapa karyawan cafe sempat melirik ke arahnya.

Yang menjadi pusat perhatian hanya tersenyum malu. Ia bangkit berdiri. Kemudian membungkukan badannya ke seluruh pengunjung cafe. Permintaan maafnya. Kemudian kembali duduk kembali.

“Yak! Yoona-yya! Kau bercanda kan? Katakan padaku bahwa itu tidak benar!!!” Lee Donghae menggeram. Tangannya mengepal kuat. Wajahnya sudah sangat merah sekarang. Menahan amarah yang bisa meledak kapan saja.

“Kau terlambat 30 menit tadi” Jawaban Yoona tidak sesuai dengan pertanyaan yang dilontarkan pria itu. Apa maksud yeoja itu?

“Apa maksudmu?” Tanya Donghae tak mengerti.

“Kau terlambat Pabbo!” Yooa menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan.

“Aku sudah bosan melihatmu selalu terlambat setiap aku mengajakmu bertemu. Selalu aku yang datang terlebih dahulu dan selalu aku yang mencari meja. Aku selalu duduk sendiri. Tanpa siapapun dihadapanku. Tanpa ada yang menemaniku. Kau selalu terlambat! Tak pernah tepat waktu! Dengan berbagai alasan. Dan ada beberapa yang konyol dan tak masuk akal! Aku sudah bosan Lee Donghae! Aku bosan. Aku lelah”

Suara Yoona meninggi. Yoona menitikkan airmatanya. Ia menangis tanpa suara. Membiarkan airmatanya menganak sungai di pipi tirusnya. Ia hanya memejamkan matanya. Tak berani menatap Lee Donghae.

Donghae memandang Yoona tak percaya.

“‘Ini benar-benar tak masuk akal! Itu hanya alasan sepele Im Yoona! Kau harus mengerti aku!”

Yoona bangkit berdiri.

“Seharusnya kau yang mengerti aku! Kau tahu? Kau menyita begitu banyak waktuku untuk menunggumu! Seharusnya aku bisa melakukan perkerjaan lain yang lebih penting daripada harus selalu menunggumu! Hei, Kau ingat? Bahkan aku pernah menunggumu 3 jam Lee Donghae! 3 Jam! Di tengah hujan deras dan angin yang sangat menusuk. Aku setia menunggumu di tepi sungai Han. Walau badanku hampir membeku dan seluruh pakaianku basah, aku setia menunggumu. Aku tahu. Itu adalah pekerjaan terbodoh yang pernah kulakukan. Namun, apa? Setelah 3 jam menunggumu, kau tidak jadi menemuiku. Dengan alasan kampus dan kampus. Hatiku sangat sakit mendengar itu. Dan keesokan harinya, aku demam tinggi. Terpakasa 4 hari aku tidak masuk kuliah. Dan kau tahu? Di salah satu hari itu, adalah hari yang kunantikan. Hari yang benar-benar kutunggu-tunggu sejak lama. Dan kau!!! Kau membuatku tidak merasakah hari itu! KAU PENGHANCUR LEE DONGHAE!!!”

Mata gadis itu memerah. Begitu pula wajahnya. Tangannya ia kepalkan begitu kuat. Cairan bening yang berasal dari matanya kini benar-benar keluar. Ia menangis. Terisak dalam diam.

Ia benar-benar marah. Amarah yang sudah sejak lama ia tahan, ia keluarkan begitu saja.

Pekikannya berhasil membuat seluruh pengunjung cafe dan karyawan menatapnya. Menatap aneh lebih tepatnya. Membuatnya menjadi pusat perhatian.

Donghae menganga lebar. Ia menatap Yoona tak percaya. Ini pertama kalinya Yoona marah seperti itu kepadanya.
Ia mulai merasa bersalah. Sepertinya perkataan gadis itu memang benar apa adanya.

“Dan satu lagi. Karena ini! Ini benar-benar menjadi alasan yang sangat kuat mengapa aku mengakhiri hubungan ini. Selamat tinggal. Kuharap kau berbahagia dengan Jung Soo Yeon”

Yoona meletakkan foto-foto itu kasar ke atas meja dihadapan Donghae. Dan mulai berjalan cepat keluar cafe.

Donghae menatap benda yang diberikan Yoona. Matanya refleks membulat. Tangannya mulai bergerak menyentuh foto-foto itu.

Tak lama kemudian, amarahnya kembali memuncak. Tangannya kembali mengepal kuat. Ia benar-benar ingin memukul seseorang saat ini.

‘JESSICA!!! KAU TAK AKAN KUMAAFKAN! LIHAT SAJA NANTI’ batinnya.

Ia memasukkan lembaran – lembaran foto itu ke dalam saku jaketnya. Dan berlari menyusul Yoona yang mulai menjauh.

.

.

Kaki jenjang wanita itu masih berlari kencang. Sepatu ‘high heel’ nya ia lepas agar tidak mengganggunya saat berlari. Tak ia pedulikan berapa banyak debu yang menempel pada telapak kakinya. Tak ia pedulikan pula jalanan kota Seoul yang kasar dan menyakiti kakinya. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah menjauh dari seorang ‘ Lee Donghae’

Lelaki yang sudah lama dicintainya. Ia benar-benar mencintai pria itu dengan tulus. Namun, setelah sekian lama mereka menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih, pria itu mengkhianatinya. Pria itu yang membuat hatinya hancur lebur sekarang. Pria itu yang membuat ia menjatuhkan belasan tetes air mata. Dan pria itu juga yang membuatnya seperti orang bodoh sekarang.

Berlari tanpa alas kaki. Dengan dress ‘Light Yellow’ selutut.

Oh bahkan sudah puluhan warga kota Seoul yang berbisik-bisik dan menatapnya bingung.

“Im Yoona! Tunggu aku! Kumohon berhenti”
Samar-samar yeoja itu mendengar suara Donghae. Ia terus berlari. Mengabaikan suara pria yang kini sudah berstatus ‘ex boyfriend’nya.

“Aku bisa jelaskan semuanya. Ini semua tak seperti yang kau pikirkan. Kumohon… berhentilah..” Yoona benar-benar mengabaikan panggilan itu. Ia terus saja berlari menjauh.

“BRUKKKK”

Badannya menabrak sesuatu yang keras. Tepatnya seseorang. Seorang pria.

Gadis itu terjatuh karena terlalu keras menabrak pria itu.

“Awww…” Ringisnya. Ia mendarat tepat di atas jalanan Seoul yang keras.

“Gwenchana?” Matanya samar-samar melihat bayangan seorang pria.Pria itu mengulurkan tangannya untuk membantunya berdiri.

Ia meraih tangan pria itu.Dan segera bangkit berdiri.

Tangannya sibuk membersihkan dressnya yang sedikit kotor.

“Gwenchana?” Tanya pria itu sekali lagi.

“Nde… Gwenchana. Mianhamida… Aku menbrakmu tadi. Aku benar-benar tidak melihatmu. Sekali lagi Mianhamida” Yoona membungkuk. Meminta maaf pada pria yang ditabraknya. Kepalanya masih menunduk. Tak berani menatap pria itu.

“Gwenchana…. Tidak apa-apa. Ini bukan sepenuhnya salahmu. Seharusnya aku tidak berdiri di tengah jalan”

Kemudian, pria itu sedikit tersenyum. Ia merasa tidak asing dengan gadis yang dihadapannya ini. Ia merasa pernah mengenal gadis ini.

Begitu pula Yoona, suara pria itu, terasa tidak asing di telinganya.

“Apa kau Im Yoona?” Tanya pria itu dengan hati-hati.

“Nde?” Kepala Yoona tak lagi menunduk. Ia memberanikan diri untuk melihat siapa pria yang ditabraknya tadi.

Matanya refleks membulat. Melihat siapa pria yang ditabraknya.

“LUHAN SUNBAE?”

.

.

To Be Continue

Halo!! Ketemu lagi dengan saya!! Akhirnya selesai juga ngetik chapter 2 nya #fiuhhh

Oh iya! Kalian bingung nggak? Kenapa diceritain flashback? Kalian akan menemukan jawabannya di chapter selanjutnya… haha.. #tawaevil

Ada yang bingung? Kalo bingung tanya aja di comment. Insyaaloh, ntar kalo ada waktu, ntar aku reply..

Oh ya! Mianhae Luhannya aku Cuma munculin dikit di chapter ini T.T Untuk chapter selanjutnya, Insyaaloh ga dikit ko.. #horaaaayyy

Ok… Thanks For Read…
Don’t be Silent Reader!
RCL Please… bisa aja di salah satu chapter aku kasih PASSWORD
See you in next chapter /////…..||||||

23 thoughts on “Forget and Sorry (Chapter 2)

  1. aku kurang suka krna flashback terlalu panjang,sama post nya terlalu lama nunggu nya, lebih fokus cerita yg sekarang aja, flashback jngan terlalu panjang. 🙂

  2. Maaf ya mw kritik,flashback na panjang x n ngebosanin,aq lbh suka klo org k 3 namja tu kykhyun lbh ngena gitu,crita na jg kurang bikin gregetan,,konflik na jg kurang kena,bahasa na jg klo bs kyk author lee hana,maaf ya atas kritikan ku,aq cuma ingin supaya crita kmu lbh baik n menarik dngn bgitu akan bnyk yg suka,mohon d trima dngn lapang dada

    1. Maaf ya… Flashbacknya emang panjang… Soalnya emg kaya gitu critanya. Biar jadi tau yoonanya ketemu luhan kek gimana. Trus biar nunjukin klo sicanya emang bner terobsesi sma donghae. Sekali lagi maaf ya… Mian klo jlan critanya tuh emg ga ngena/?

      Dan untuk bahasa penulisan lee hana, kayanya aku kurang bisa. Karna mungkin emg pengaruh umur atau akunya yg krg brbakat (mungkin) dalam ff. Emg udah segini yg ak bisa. Aku udh bingung/gatau mesti gimana lgi.

      Dan untuk kyu, kan kyanya ga lucu atau gmana gitu di tngh chapt ff castnya dirubah…
      Kinfliknya emg blum spenuhnya dimulai. Ntar mngkin ada di chapt ff yg emg konflik tujuan dibuatnya ff ini. ( tapi aku gatau bkal aku lnjut kpan. Mungkin agak lama )

      Sekali lgi mianhamida
      Aku terima ko kritikanmu 🙂

  3. lama jga ya nunggu fanfic ini di pos…tp akhirnya di pos jga…licik ya tu si jess…
    next chapter ye…

  4. Jangan sampe donghae sam sica, donghae harus kembali dan ngambil yoona sama anakx. Flasback nx jgn kelamaan dong, post nx jg lngsng intinxa aja dh nggk sabar nungguin pengen liat perjuangan hae ngembaliin ingatanx yoona. Next

  5. gak nyangka kalo dimasa lalu donghae sering telat, terus rasanya dia gak peka kalo misalnya yoona paling benci nunggu

Komentarmu?