Obsession (Chapter 2)

6 (2)

Author : Lee Hanna

Cast : Im Yoona, Lee Donghae

Other Cast : Shim Changmin,  Seo Joo Hyun , Choi Minho

Genre : Marriage Life, Tragedy, Family, Angst

Chategory : Chapter

Lenght : 4300+ words

Note : Maaf atas ke-tidak enakan kemarin -_- yaaah author kekanakan ._. *bow*

by the way, itu chapter 1 ada sedikit di tambah di bagian akhir kalo gasalah, jadi baca aja dikit biar nyambung sama yang di chapter 2 nya 🙂 >click here

ntar kalo gabaca kalian bingung, ‘loh, kok udah honey moon aja nih?’ wkwk

well, selamat membaca, semoga part ini tidak membuat kalian kecewa 🙂

Obsession

Love is as much an object as an obsession, everybody wants it, everybody seeks it, but few ever achieve it, those who do will cherish it, be lost in it, and among all, never forget it…

*

*

*

Cinta itu antara mendapatkan dan melepaskan

Karena cinta tak selamanya memiliki

Namun memiliki tak selamanya di cintai

Obsession

 

You must be mine, Lee Donghae!!

 

“Kita pesan dua kamar saja” ujar Donghae masih mencoba memikirkan cara untuk menjauh dan menarik koper menuju pintu hotel yang terbuka lebar secara otomatis ini, diikuti oleh Yoona yang sedari tadi mencoba menahan sabar. Biar bagaimanapun Ia harus tampak lebih pendiam dan tak banyak membantah seperti biasanya. Rasanya bibirnya gatal untuk memprotes segala isi hotel ini, patung di tengah-tengah dengan mawar itu mengganggu penglihatannya, karpet merah yang disedikan membuatnya mual dan rasanya Ia tak ingin menginap disini. Tapi tidak, tidak untuk kali ini. Ia tidak bisa protes lagi.

Saat pintu terbuka, semua pelayan menyambut mereka dengan membentuk sebuah barisan dengan jari bersusun di depan dada dan tersenyum manis pada mereka

Welcome Yoona, and… Congratulation for your marriage. You’re lucky, Mr. Donghae” ujar seorang pria paruh baya dengan jas dongkernya yang cukup menampakkan jika Ia adalah pemimpin hotel ini

Thank’s Mr.Jean. So proud you can do it all for us” ujar Yoona sambil melihat-lihat

“Anytime Miss. I’ll take you two to your room” ujarnya kemudian berbalik. Tentu saja, pria disebelah Yoona ini-Donghae- menatap tak percaya sekaligus kaget pada gadis itu. Bagaimana bisa seorang Yoona bisa sedekat itu dan… Tunggu!

“Hotel ini punya Ayahmu?” Tanyanya pada Yoona sambil jari telunjuknya menunjuk singkat hotel mewah ini dan dijawab anggukan oleh gadis itu kemudian melangkah pergi dengan sebuah senyum kemenangan

Shit!” umpat Donghae pelan.

***

“Karna kau tak mau kita bersama, kau boleh tidur di sofa. Aku rasa itu cukup untukmu. Dan Aku disini” tunjuk Yoona pada kasur putih yang ditaburi bunga matahari

“Aneh, bisanya mawar”

I hate that flower” ujar Yoona kemudian meletakkan kopernya di samping lemari

And I like it” ujar nya kemudian meletakkan setangkai mawar yang di cabutnya di koridor hotel tadi dengan jahilnya dan meletakkan setangkai mawar itu di tengah tengah baby’s breathNow it looked so gorjess” puji Donghae masih terkagum-kagum pada setangkai mawar yang menyembul Diantara baby’s breath itu. Tampak seperti buket bunga pernikahan yang digenggam setiap pasangan yang akan menikah. Berbeda dengan Yoona, pernikahan itu sudah di setting sedemikian rupa agar gadis itu tidak menemukan bunga mawar disana. Dan sedikit membuat Donghae bingung karena tak biasanya pernikahan tidak di hiasi dengan mawar karena tentu saja setiap wanita menyukainya.

“Pemandangan dari sini indah!” Celoteh Donghae masih melihat-lihat pemandangan yang terpampang jelas dari jendela besar ini.

“Yoona! Besok Aku akan jalan-jalan sendiri. Sepertinya kita harus jalan-jalan secara terpisah. Aku ingin mengenang beberapa tempat dulu yang pernah kukunjungi dengannya” ujar Donghae bersemangat sedang kedua mata almondnya masih menatap pemandangan indah itu. Sedangkan Yoona yang langkahnya terhenti untuk mendengarkan perkataan lelaki itu, kini dengan segera memilih masuk ke kamar mandi yang di desain sangat rapi dan indah, menutupnya rapat dan mengatur nafas setelahnya. Ingin rasanya Ia berteriak, marah, melempar semua benda dan… semua itu tak mungkin dilakukannya saat ini. Beberapa menit kemudian Ia keluar dan menelpon beberapa pelayan dan ketua pelayannya hingga dengan sangat terburu-buru mereka bergegas ke ruang Yoona.

“Ada apa Yoon?” Tanya Donghae bingung. Sementara Yoona hanya melirik lelaki itu sekilas lantas kembali melayangkan death glore-nya pada para pelayan itu

Who’s manage the bathroom?” Tanyanya dingin, membuat sebuah tangan terangkat dengan takut takut dan sangat diyakini orang yang mengangkat tangan itu sudah sangat bergetar serta berkeringat dingin

You know how many temperature that needed for the good one? Now london in cold weather and how dare you to take 18 celcius? You want make my skin became wizened? Eoh?!”

“Yak! Im Yoona. Ini cuma permasalahan kecil,” lerai Donghae namun gadis itu masih tak memperdulikannya. Kasihan pelayan itu, Ia harus menjadi pelampiasan karena sakit hati Yoona begitu mendengar perkataan Donghae tadi

I-i’m so sorry for this bad pleasant situasion, miss Im” ujar seseorang sedang terburu-buru mendekati sekelompok pelayan ini dan langsung membungkukkan tubuhnya memberi hormat dan maaf

I really didn’t want to see his face from now on” ujar Yoona sambil menunjuk kearah pelayan yang masih berdiri memucat dengan tangan kanan terangkat diudara. Dan dengan segera gadis itu berbalik untuk memasuki kembali kamarnya

“Ani, tidak perlu di pecat. Lagipula Yoona akan lupa dengan wajahmu” ujar Donghae kemudian permisi dan ikut masuk ke kamar setelah memberi sugesti pada mereka, jika bisa dibilang, Donghae dan Yoona itu berbanding terbalik.

“Yoona, ada apa denganmu? Kenapa kau mempermasalahkan hal sekecil itu?” Tanya Donghae masih tak percaya, yang Ia ketahui Yoona itu adalah wanita pendiam. Yah, setidaknya seperti itu.

“Bagaimana bisa Aku mempercayai mereka bisa melayani pelanggan lainnya jika masalah air saja Ia tak bisa” ujar Yoona sambil membuka kotak make up nya dan mengolesi beberapa make up di wajah polosnya

“Kau mau kemana?” Tanya Donghae

“Aku mau pergi. Jika kau lelah, tidurlah” ujar Yoona dan kini tangannya beralih meraih lipstic dan memolesi warna merah menyala pada bibirnya. Ia benci itu, tapi tetap memolesinya.

Andwae. Ini sudah malam dan kau harus kutemani”

“Kita akan berjalan-jalan dengan terpisah sesuai keinginanmu, Donghae-ssi. Aku… Ingin mengenang beberapa hal yang harus ku kenang, alone.” Ujar Yoona membalikkan perkataan Donghae beberapa saat tadi, kemudian meraih gaunnya dan membuka sedikit bajunya “Kau mau masih tetap disana?” Tanya Yoona saat hendak membuka penuh resleting bajunya untuk berganti pakaian

“Kau bisa menggunakan kamar mandi,”

“Aku tak biasa mengganti baju di sana” Donghae mendesah pasrah dan melemparkan tubuhnya yang sudah cukup lelah di atas kasur, menutup seluruh kepalanya dengan selimut. Sedangkan Yoona segera mengganti pakaiannya dan pergi meninggalkan kamar hotel itu, sendirian, seperti katanya barusan.

Entah kemana tujuannya malam-malam seperti ini hingga sebuah taxi membawanya ke London Eye. Saat malam begini, tempat bernuansa biru itu tampak lebih menyala dari yang lainnya

“Oh, thank you” ucap Yoona sembari memberikan dua lembar kertas uang pada sang supir dan berjalan keluar. Dengan heels 7 sentinya, gadis itu melangkahkan kaki menuju market. Tak terlihat sedikitpun minatnya untuk membeli barang-barang berkilauan disana. Dipikirannya masih terngiang perkataan Donghae yang sangat antusias dengan ‘pacar’ nya itu. Sekali lagi, Yoona menghentakkan kakinya gusar. Dan malam ini, Ia lebih memilih untuk menghabiskan waktunya di London Eye. Berjalan-jalan dengan gontai hingga berhenti di sebuah restaurant dan memesan wine.

How old are you?” Tanya wanita itu sambil melirik ke arah Yoona, tidak meyakinkan jika gadis seperti Yoona memesan wine

23 years old.” Jawab Yoona kemudian dengan senang hati wanita berkulit putih pucat itu memberikan secangkir wine seperti yang Ia pesan. Dan malam yang dingin ini, gadis cantik itu duduk sendiri menatap beberapa orang yang berlalu lalang dari dalam toko kecil ini, sembari sesekali meneguk wine-nya. Sendiri. Sangat miris.

 

Terkadang Aku berpikir, apakah yang sudah Aku lakukan ini apa salah? Apa harus kulanjutkan?

Tapi sebuah suara halus berbisik lembut, lanjutkan saja, tuhan sudah mengatur semuanya.

Dan saat itulah aku menjadi bukan diriku.

 

***

“Bangun Yoona, kau tidak mau jalan-jalan?” Ujar seseorang sembari menggoyangkan pelan tubuh gadis itu. Lantas letih menunggu, Ia memilih untuk duduk di tepi kasur Yoona, menatap gadis itu, kemudian membisikkan sesuatu “Bangun Yoona” ujarnya pelan dan lembut. Gadis itu membuka matanya dan langsung menangkap Donghae yang tepat berada di hadapannya tengah tersenyum manis padanya.

“Mmmm sudah pagi?” Gumamnya sambil menggeliat pelan, kemudian melirik jendela besar yang sudah menampakkan kota London dengan silauan matahari yang sangat cerah. Beberapa gedung pencakar langit saling menampakkan bayangnya, menimbulkan kesan metropolitan yang teramat indah ditambah dengan siluit cahaya matahari yang menyeruak masuk hingga ke kamar mereka.

“Cepat bangun dan mandi, dan kita pergi sarapan” ujar Donghae sambil menyingsingkan kebelakang helaian rambut yang menutupi paras cantik Yoona. Membuat gadis itu tetap pada senyumnya dan seketika terasa sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya “Kalau kau masih berbaring seperti ini, kau akan mendapatkan lebih, Im Yoona” ancam Donghae kemudian memajukan kembali wajahnya untuk kembali meraup bibir gadis itu, dengan segera Yoona menahan dada bidang Donghae dan berguling ke samping, menghindar dari pria itu dengan tawa renyahnya

“Kau mau main-main, eoh?” Tanya Donghae penuh ancaman dan kakinya sudah perlahan menaiki kasur berniat untuk menangkap gadis yang mengalihkan paginya ini, tak perduli jika pakaian yang sudah rapi dikenakannya akan kembali kusut jika berposisi seperti ini. Tentu saja Yoona menghindar sebelum mendapatkan pelukan dari Donghae hingga…

Buuugh!!!

“Aaah…” Ringis Yoona pelan. Ia meringis kesakitan lalu tersenyum dan tertawa setelah membuka matanya. Di lihatnya sekitar, ada Donghae yang tengah berjongkok di sampingnya dengan tatapan khawatir

“Sakit?” Tanya Donghae khawatir, lelaki itu kemudian menaikkan Yoona ke atas kasur dengan menggendongnya dan memberi waktu bagi Yoona untuk berpikir

“Aku mau pergi dulu keluar. Kau istirahatlah dulu, kau masih bau alkohol” desis Donghae sedikit bergidik melirik Yoona seolah berkata, ‘Bagaimana bisa ada wanita seperti mu?’

Pria itu kemudian beranjak keluar ruangan besar ini dan meninggalkan Yoona yang sudah mulai menyimpulkan sesuatu.

“Cuma mimpi…” Desisnya pelan dengan nada kecewa tentunya. Kapan terakhir kali Ia mimpi indah? Saat berada di pangkuan Ibunya. Dan itu sudah sangat lama.

*

*

*

Saat mimpiku jauh lebih indah dibanding dunia nyataku

Aku berharap setiap hari aku tertidur

 

“Bagaimana, kau mau kujemput atau tidak?”

“Tidak usah kalau kau tak mau!! Aku bisa naik taxi”

“Baguslah kalau begitu”

“YAAAK!! Lee Donghae!!!” Pekiknya tanpa menghiraukan keadaan disekitarnya “Ku tunggu di depan tempat kursus dan kau sudah harus ada di sana atau Aku tidak pulang!”

“Ancaman mu buruk sekali Im Yoona-ssi”

Aku tidak main-main!! Kau tau seluruh korea akan heboh jika Aku hilang, bukan?”

Bib bib bib bib…

“Bajingan…” Desis Yoona pelan dan saat matanya melihat sekitar, seluruh Ibu-Ibu yang berada di ruang ini menatapnya sinis.

“Baru berapa bulan kau menikah?” Tanya seorang Ibu

“Apa itu penting ahjumma?” Tanya Yoona masih memotong wortelnya dengan ukuran yang salah

“Yoona-ssi, itu salah. Harusnya seperti ini…” Tunjuk seseorang yang menjadi pengajar di sini.

“Baru dua bulan. Kau tidak ingat Dia itu pewaris tunggal perusahaan terbesar itu. Saat hari Dia menikah seluruh penjuru televisi korea menyiarkannya”

Stop this bullshit conversation!” Pekik Yoona menghempaskan pisau dan wortelnya. Ia membuka apron-nya dan segera keluar dari ruangan ini sambil mengumpat kesal, menimbulkan banyak pembicaraan setelahnya. Percuma berada di tempat kursus memasak ini! Memuakkan berhadapan dengan Ibu-Ibu dengan mulut lebar itu, setidaknya itu yang ada dipikiran Yoona. Ia masih tak bisa merubah sikapnya.

***

“Kau yang tiba-tiba ingin belajar memasak. Dan sekarang…”

“Aku tidak perduli! Aku mau private!” Bantah Yoona, membuat Ibunya hanya dapat menelan kembali kata-katanya dan mengikuti perintah putrinya itu. Yah, tiba-tiba Yoona meminta dicarikan kursus memasak. Karena apa lagi jika bukan karena Lee Donghae. Nyatanya toh pria itu biasa saja dengan Yoona yang sama sekali tidak bisa memasak dan membiarkan dirinya-Donghae- yang membuat makanan jika diperlukan. Namun Yoona menolak dan ingin tampil lebih baik, tentu saja…

“Lalu bagaimana dengan rumah barumu?” Tanya  Ibunya seolah mengalihkan pembicaraan

“Tenang saja ahjumma, sebentar lagi Aku akan keluar dari rumah ini. Bukan kah itu mau mu?” Tanya nya kemudian beranjak keluar dari kediaman Im yang mewah itu dan merebut kunci dari supir yang hendak menawarkan jasanya. Wanita paruh baya itu hanya menggelengkan kepala pelan kemudian meraih handphone-nya untuk memenuhi permintaan putrinya tadi.

***

“Hahaha!! Tentu saja! Aku juga akan melakukan hal yang sama” seru Jessica diiringi dengan tawa renyahnya saat Yoona berhenti di kalimat terakhir pengaduannya terhadap persoalan di tempat kursus memasak tadi

“Hey, hey, untuk apa kau susah-susah belajar? Kau bisa menyewa pembantu, bukan? Lagi pula kau juga tinggal di rumah orang tuamu” tanyanya sambil menyeruput mocca latte yang dibawakan Yoona tadi

“Yaah… Pembantu itu hanya memasak tiga kali sehari untuk jam makan seperti biasanya. Dan jika tengah malam Donghae… Ani, Aku mendadak lapar bagaimana?” Tanya Yoona sedikit mengoreksi di tengah kalimatnya

“Benar juga. Aku juga pernah mengalaminya. Aku hanya mengambil pie dari kulkas dan beberapa kali ku temukan pie itu basi”

“Aku tidak suka makanan dingin” bantah Yoona kemudian merebahkan tubuhnya di sofa.

Jessica, Ia tengah berada di apartement Jessica saat ini. Gadis cantik blasteran itu menjadi teman sekaligus sahabat pertama Yoona setelah di perkenalkan oleh Donghae. Lebih tepatnya, Jessica adalah sahabat Donghae dan Donghae mengenalkannya pada Yoona sekitar sebulan yang lalu setelah Honey Moon mereka dan dengan sikap mereka yang mirip, membuat mereka menjadi semakin dekat satu sama lain dalam waktu singkat. Meski pertemuan pertama tidak berjalan mulus…

“Yoona, perkenalkan ini sahabatku, Jessica” ujar Donghae memperkenalkan gadis yang tadi memeluknya erat ini. Membuat Yoona sedikit mendelik marah dan menyalami gadis yang tengah tersenyum manis itu

“Not bad Donghae-ya” ujar Jessica sembari menatap Yoona dari ujung kaki hingga ujung kepala

“Too perfect,” koreksi Donghae pada Jessica lantas mereka tertawa kembali dan dengan entengnya Donghae mempersilahkan Jessica masuk ke rumah besar yang menjadi tempat tinggal mereka. Kebetulan Ibu dan Ayah Yoona sedang melakukan perjalanan bisnis, hingga Cuma mereka berdua yang berada di ruang tamu saat ini.

“Kapan kau pulang ke korea? Apa Aku yang membuatmu kembali?” Tanya Donghae

“Hey, kau sangat tau Aku. Aku kembali untuk melihat wanita mana yang berhasil membuatku cemburu” ujarnya. Mereka berdua berbincang ria seolah tak melihat kehadiran Yoona disana. Dan saat minuman dari pelayan di sini datang, Yoona segera meraih gelas tersebut dan menumpahkannya di rambut Jessica hingga ke tubuh gadis yang masih bergelayutan manja di lengan Donghae itu basah kuyup dan lengket, membuat teriakan melolong dari Jessica terdengar hingga kepenjuru rumah ini

“I’m sorry miss. I just want to show you that I was here just looking at you two. Am I a stupid statue?”

“What are you fuckin saying for?! Bitch!” Kali ini Jessica tak tinggal Diam kemudian menyerang Yoona dengan menjambak rambut gadis itu, tapi Yoona dengan cepat membalasnya hinga terjadi perkelahian antara mereka berdua

“Jessica, jaga bicaramu, dan kau Im Yoona… Errrh” Donghae meremas rambutnya gemas melihat kedua gadis dihadapannya ini bertengkar hebat! Serius, ini sangat memalukan.

 

“Eum Yoona! Kudengar Seohyun pulang besok dari sekolah design nya” ujar Jessica sambil membolak balikkan katalognya. Yoona sempat terhenyak dari duduknya sebelum kembali menormalkan raut wajah kagetnya “Kau akan tersaingi, Yoona-ssi” ejeknya kemudian kembali tertawa. Heran, kenapa gadis ini sering sekali tertawa.

“Untuk apa Aku bersaing? Demi Donghae? Oh for the food sake” bantah Yoona

“Benar, kau harus menemukan lelaki lebih tampan dari Donghae itu. By the way, sekretarismu si Choi Minho itu cukup tampan…”

Drrrt drrrt

“Wae?” Tanya Yoona saat baru saja mengangkat telponnya

Kau dimana? Aku sedang di depan kursusmu!!!” Pekik Donghae

***

“Kau selalu begitu, dan Aku harus bolak balik karenamu Im Yoona” omel Donghae setelah Yoona kembali kerumah.

“Aku lelah berkelahi terus denganmu. Sebentar lagi beberapa orang akan datang untuk mengangkut baju-baju kita” ujar Yoona sambil membuka syalnya dan memerintahkan beberapa pelayan untuk mengepak barang-barang mereka.

Barang-barangpun di pindahkan dan semua orang mulai sibuk dengan kepindahan Yoona ke rumah barunya. Termasuk Donghae.

“Kau sudah siap belum? Kamar sudah kosong! Ayo berangkat!!” Pekik Donghae dari lantai bawah. Sedangkan Yoona hanya menatap secarik kertas yang di gengamnya yang selama ini berada di belakang lemari. Di kertas itu terdapat bunga mawar yang sudah tampak rapuh dan layu namun merahnya masih sangat terlihat nyata.

***

“Seo Joo Hyun, atau lebih sering di panggil Seohyun. Anak dari direktur perusahaan makanan Dorcful. Hidup hanya bersama sang Ayah karena Ibunya telah lama meninggal dan sudah menjalani hubungan bersama Donghae selama dua tahun. Tapi beberapa bulan terakhir Ia harus kursus di paris untuk jurusan design yang Diambilnya. Ia sangat senang di bidang itu dan karyanya bagus-bagus. Wah, kau juga mengambil jurusan yang sama, Yoong” ujar Minho panjang lebar

“Appa yang memaksa” koreksi Yoona “Dan Aku lebih berminat ke seni lukisan, kau tau itu” lanjutnya kemudian menyeruput americano-nya

“Lalu. Apa kau juga akan menyingkirkan gadis cantik ini?” Tanya Minho sembari menyodorkan sebuah foto dari gadis bernama Seohyun yang tengah tersenyum manis itu. Senyumnya tampak lembut dan tulus bersamaan dengan parasnya yang sangat cantik itu. Sangat mudah menyingkirkannya, semudah Yoona yang membuat Hyoyeon-gadis yang menghinanya waktu itu- berada di rumah sakit.

“Aku akan menyingkirkan tiap orang yang menghalangi jalanku, Minho-ssi. Kau tau itu kan?”

Jika Yoona yang sudah mengatakan, bahkan langit runtuh pun tak dapat mengembalikan perkataannya.

“Tapi aku akan menikmati yang satu ini”

***

“Eomma kerumah mu, tapi para pelayan mengatakan kau sudah pindah. Tidak ada mertuamu disana kecuali pelayan-pelayan itu” ujar Ibunya panjang lebar sambil tergopoh-gopoh membawa barang-barang turun dari angkutan umum, Donghae sedikit menarik nafas panjang sambil membantu Ibunya yang jauh-jauh datang dari Mokpo untuk menemuinya dan mengangkut barang-barang itu ke dalam rumahnya

“Aku lupa mengatakan jika kami pindah, baru kemarin kami pindah.” Terang Donghae

“Istrimu dimana?”Tanya Ibunya sedikit parno sambil melirik sekitar

“Dia sedang pergi, kenapa Eomma?” Tanya Donghae dan dengan segera Ibunya menarik pergelangan tangan pria itu menuju halaman belakang rumah Donghae dan Yoona

“Tadi Eomma sedikit bercerita tentang Yoona pada pelayan-pelayan disana, Dia sungguh jauh dari yang Eomma kira” ujar Ibunya

“Dia kenapa?” Tanya Donghae, alis pria itu berkerut mendengar tuturan itu dari Ibunya

“Dia melakukan sesuatu yang aneh dan.. Kejam padamu?” Tanya Ibunya memastikan

“Tenanglah Eomma, Aku diperlakukan baik olehnya dan kami biasa-biasa saja”

“Tidak, Aku dengar Dia sangat egois, suka seenaknya dan seluruh isi rumah harus menuruti permintaannya. Mungkin ini karena keluarga mereka yang sedikit tidak beres, lihat saja Ibunya tak jelas kemana. Kini Ia sudah punya Ibu tiri” Donghae sedikit memikirkan kejadian-kejadian sebulan lalu saat mereka berbulan madu di London, disana sikap asli Yoona jelas ketara

“Dan pernikahan ini…” Lanjut Ibunya “Bukan-”

“-Eomonim,” panggil Yoona setelah membuka pintu belakang rumah mereka. Ia tersenyum manis pada Ibu mertuanya yang sudah menegang ketakutan itu, dan membungkukkan tubuhnya memberi hormat, “Baru datang?” Tanya Yoona mencoba seramah mungkin

“Ah, ne… Aku hanya mengantarkan barang dan akan langsung kembali ke Mokpo hari ini sebelum kereta api berangkat” ujarnya panjang lebar sambil berjalan meninggalkan mereka berdua di halaman belakang rumah

“Pakai supirku saja” tawar Yoona

“Tidak terima kasih”

“Eomma. Pakai supir saja, biar ku telpon” tawar Donghae lagi

“Baiklah” jawab Ibunya pasrah. Sialan, Ia menerima dengan baik jika itu Donghae dan menolak mentah mentah tawaran Yoona. Sungguh mencoreng harga diri gadis itu. Dan tak berapa lama setelah Ibunya menjelaskan tumpukan makanan itu beserta kegunaannya, mobil hitam datang di depan rumah

“Aku minta maaf, besok ada rapat penting jadi tidak bisa mengantar Eomma” ujar Donghae sedikit menyesal

“Ne, tidak apa” jawab Ibunya, Ia masih kaku dan dengan perlahan Ia memeluk Donghae, “Jaga dirimu, nak” ujarnya. Namun pesan singkat itu masih dapat di dengar oleh pendengaran Yoona yang cukup tajam.

“Baik Eomma” jawab Donghae, dan tanpa pelukan hangat seperti apa yang diberikannya pada Anaknya, Ia segera pergi meninggalkan mereka berdua dan hanya menatap sekilas pada Yoona, “Eomma pulang dulu” ujarnya dan mobil itu melesat pergi begitu saja.

Mereka kembali membereskan tumpukan makanan tradisional itu kedalam kulkas, tak beberapa lama setelahnya, terdengar bunyi nyaring dari telpon rumah, seperti sesuatu yang aneh terjadi, dengan perlahan Donghae bangkit dari duduk nya membantu Yoona, Ia mengangkat telpon rumah itu

Yeobseyeo…” Jawabnya, sebuah berita buruk begitu saja terdengar di telinganya dan dengan panik, pria itu bergegas pergi menuju tempat yang di tentukan

“Eomma… eomma kecelakaan, Kau menyusul saja, nanti ku kabari” ujar Donghae masih panik setelah memberi tahu apa yang dikatakan si penelpon itu. Begitu mobil Donghae pergi, Yoona meraih handphonenya, matanya yang tadi tampak penuh khawatir kini berubah datar seolah tak terjadi apapun,

“Dia tidak mati, kan?” Tanya Yoona

“Tidak. Cuma luka berat dan mungkin akan ada trauma berat.”

“Bagus.” Jawab Yoona kemudian mematikan sambungan telponnya.

 

Dan seperti yang kukatakan, tak akan pernah ada yang bisa menghalangi jalanku atau mereka akan mencelakakan dirinya sendiri.

 

“Kau  gila Yoong. kau bahkan hampir membunuh Ibunya” komentar Minho setelah mendengar penuturan Yoona atas kecelakaan yang terjadi kemarin, mata bulatnya kini semakin melebar.

“Tidak ada yang bisa menghalangi jalanku, termasuk kau, Minho-ah”

“Semoga Kau masih mengingat karma, Yoong” ujar Minho lagi, baiklah, pria itu kini tampak panik dengan ide-ide gila milik Yoona. Mendengar itu Yoona tercenung sejenak, seseorang mengatakan hal yang sama seperti apa yang Minho katakan, tapi seseorang lagi berbisik lembut, mengingatkan Yoona jika hidupnya adalah karma terbesar dari tuhan.Mengingat perkataan perkataan dari guru pianonya dulu,

“Kau buta karena Ibumu yang selalu memakan pil untuk mengugurkan bayinya. Tapi pil itu tak bekerja secara maksimal” Kehadiran Yoona saja sudah menjadi sebuah Karma tersendiri, jika boleh memilih lebih baik Ia berdiam diri di neraka dari pada harus menapaki bumi. Tapi Ia lemah jika Ia terlalu dini untuk mendatangi neraka,

“Bahkan jika aku mati karena karmapun aku mau, deminya.”

***

Pagi ini sangat cerah, serta burung-burung saling bernyanyian menunjukkan kegembiraan di pagi ini bersama dengan deru angin dan suara rantinga pohon. Musim dingin akan segera berakhir. Dan sepertinya akan ada banyak bunga yang menyambut para burung ini hingga membuat mereka sangat bahagia.

Musim semi itu… Datang kembali…

“Bagaimana?” Tanya Yoona setelah Donghae mencoba masakannya. Lelaki itu sedikit mmengerutkan wajahnya

“Tidak enak Yoong!!” Komentar itu keluar begitu saja dari bibirnya,  kemudian dengan tanpa merasa bersalah Ia mendorong pelan makanan itu.

Mwo?? Aku sudah benar dalam takarannya. Kau harus menghabiskannya! Aku tak mau tau!!!” Pekik Yoona tidak terima. Donghae menolak, dan mereka bertengkar lagi karena hal kecil itu. Hingga piring tersebut jatuh ke lantai dan menimbulkan suara dentuman kaca yang nyaring.

“Ups, Aku sudah terlambat” ujar Donghae setelah sadar dari shock nya sambil melirik piring yang sudah tak berbentuk itu dengan tatapan seolah berkata, ‘Aku tak mau mengurusi piringnya’ dan  Ia segera beranjak keluar rumah. Langkahnya terhenti saat melihat pintu rumah tersebut dan mendesah kesal. Di tariknya Yoona dan membuka pintu rumah itu lebar “Aku pergi kerja dulu, Yoona-ya” ujarnya kemudian mengecup kening gadis itu dan melambaikan tangan serta pergi meninggalkan Yoona yang masih terpaku menatap Donghae. Jika saja… Tidak ada CCTV yang Yoona pasang bersama Minho untuk ide gila ini, mungkin Donghae tak akan mengecup kening Yoona disetiap kali akan berangkat kerja. Usaha ini Yoona buat dengan ancang-ancang agar mereka semakin dekat dan sedikit menakuti Donghae dengan mengatakan bahwa orang tuanya meletakkan CCTV itu untuk memantau mereka setelah pindah. Toh selama mereka tinggal bersama orang tua juga mereka selalu berperan seperti ini, dan bertengkar hebat di kamar mewah itu untuk merebutkan kasur. Dan kepergian Donghae melunturkan senyum diwajah Yoona. Mengingat hari ini Donghae tidak pergi kekantor, melainkan pergi ke Incheon.

Gadis itu… Gadis yang datang bersama datangnya musim semi menjadi satu satunya alasan kepergian Donghae dengan balutan jas kerjanya. Ia tidak mau terlihat pergi ke tempat lain dengan baju bebas, namun Yoona sudah mengetahui jika dari jauh hari Donghae mengambil cuti sehari untuk hal ini.

“Selamat datang, Seohyun-ssi…” Ujar Yoona miris diiringi dengan senyumnya yang terlihat rapuh.

***

Tau kah kau jika cinta membuatmu melakukan hal hal diluar dugaanmu…

Sadar maupun tidak dan akhirnya kau bertanya, kenapa aku melakukan ini semua…

 

Langit menjadi semakin gelap dan bintang bertaburan indah di langit sana. Rasanya sangat sepi jika malam-malam seperti ini. Tidak ada yang bisa diajak untuk bertengkar terutama bagi Yoona yang kesehariannya selalu beradu mulut dengan sang Ibu. Hanya bunyi kuas yang mengiris kanvas dengan perlahan ditemain suara cat yang di goncang pelan dengan kuas panjang tersebut. Dan iringan musik instrumen kitaro yang mengalun lembut mengisi penuh ruangan ini.

Lukisan merah menyala itu sedikit mengiris hati Yoona. Mengingat Ia sangat membenci satu warna ini karena hal tertentu. Dan kali ini, bunga mawar lah yang menjadi gambarnya dengan background hitam tanpa cahaya. Dan sebuah warna menyala yang tak kering di antara lukisan itu. Warna merahnya sangat kental. Darah. Itu darah yang hari ini mendadak keluar saat Yoona hendak melukis mawar putihnya dan darah itu lah yang dipolesinya, sedikit menggabungkan warna setelahnya dan merubah niatnya untuk menjadikan lukisan itu menjadi mawar merah, mawar merah yang menusuk.

Ting nong…

Bel berbunyi dan dengan derap langkah cepat Yoona membukakan pintu

“Nu-nuguseyeo?” Tanya Yoona pada seorang pria yang membawa Donghae

“Supir panggilan” ujarnya kemudian menjatuhkan Donghae yang tengah tak sadar kan diri di pelukan Yoona kemudian melangkah pergi meninggalkan gadis itu bersama suaminya setelah memberikan kunci mobil.

Yoona menggeret Donghae dan tercium jelas bau alkohol dari tubuh pria itu

“Kau mabuk Hae?” Tanya Yoona, lagi dan lagi pria yang taksadarkan diri itu hanya dapat bergumam pelan dan kini Ia mengangkat kepalanya dan menahan kedua pundak Yoona dengan sangat kuat

“Mian…” Ujarnya kemudian mencium bibir Yoona, membuat mata gadis itu membulat mengingat ini pertama kalinya Donghae menciumnya didunia nyata dan langsung mendapatkan sensasi panas dari ciuman yang menuntut ini. Donghae mendorong tubuh Yoona menepi ke tembok, alkohol dari bibirnya semakin terasa kini menyeruak ke penciuman Yoona, namun lambat laun gadis itu memejamkan matanya dan melingkarkan lengannya di leher Donghae, mencoba menikmati ritme ciuman panas ini. Setitik air mendarat di pipinya beriringan dengan lepasnya ciuman ini yang tanpa Yoona sadari kini Ia sudah berada di tepi tembok dan…

“W-wae keure Donghae-ah?” Tanya Yoona setelah sadar jika air itu adalah milik Donghae, tetesan yang jatuh bersama kerapuhan lelaki itu

“M-mianhae, Aku tidak bermaksud dan juga lebih tidak menginginkan pernikahan itu, Seohyun-ah… Mianhae”

Tentu saja perkataan itu mengohok hati Yoona hingga sekuat tenaga di dorongnya tubuh Donghae dan menamparnya keras, “Sadar lah Donghae-ssi! Aku Im Yoona!! Bukan Seohyun mu” pekiknya lantas beranjak meninggalkan Donghae dan menghempas kuat pintu kamarnya. Terduduk di balik pintu, memeluk lutut dengan tangisan yang masih terdengar. Sakit, perih yang tak bisa diungkapkan oleh kata kata. Ada satu bagian yang terluka, bahkan mungkin terkoyak sangat lebar hingga mengakibatkan sakit yang teramat sangat yang sulit di jelaskan. Hanya air mata yang dapat menjelaskan semua.

Hati yang dulu membeku kini tak membeku lagi

Air mata yang sudah lama tak pernah menampakkan diri kini mengalir begitu saja

Dan Im Yoona, Ia menangis setelah bertahun tahun lupa dengan cara bodoh tersebut untuk melampiaskan amarahnya, kekesalannya, kekecewaannya ini. Disamping selama ini semua selalu terpendam rapat semuanya. Ia menangisi satu hal kecil, hal bodoh yang dulu tak pernah Ia pikirkan akan terjadi padanya, Cinta. Satu kutukan yang akan membuatmu seperti ini, menangis dan tertawa disaat bersamaan…

“Bajingan…” desis Yoona di tengah tangisannya sambil sedikit tertawa miris.

 

Karena mencintaimu harus sesakit ini, apa Aku harus menyerah dan menentang sikapku yang selalu tak pernah menyerah…

 To Be Continued…

Untuk yang belum liat treasernya bisa di buka di YouTube 😀

bisa ngebayangin kan, betapa kejamnya muka yoona di opening Cabi Song… hehe 😀

Dan… yah, terkadang orang yang terlalu terobsesi itu sampai lupa akan dirinya , seperti orang berkepribadian ganda, dan Ia cenderung tak memikirkan sekitarnya dan tetap pada tujuannya. Seperti itu.

well, verry verry big thanks, big hug and big kiss/? to pyro that support me before 🙂 love ya. I really do. kkk.

87 thoughts on “Obsession (Chapter 2)

  1. sumpah thor,,ini bener2 bikin penasaran..sbenernya suka bgt sm peran yoona..dia bner2 jd cewe yg kuat
    fighting thor jgn lama2 yaa lankutannya..ff lainnya jga thor

  2. Yoona eonni mengerikan sekali yah~ kkk’
    Aku merasa kasian pada yoona eonni, semoga donghae oppa bisa mencintainya. Dan semoga donghae oppa bisa merubah sikap yoona eonni, aku berharap donghae tidak menjalin hubungan secara diam2 dengan seo johyun. Soalnya aku gak terlalu suka padanya, dalam cerita ini atau dikehidupan nyata #curcol *nobash
    Ditunggu kelanjutan cerita yg keren ini thor. I like it.,,,

  3. makin siip aja ffx , karakter yong un bikin merinding . sayangx udah tbc , next partx jangan lama” ya thor 😀

  4. Wah aq suka bngd sma crita ny thor!!
    Kira2 apa yg mw dilakuin yoona slanjt ny yah??
    Ditunggu klnjtn ny thor!!

  5. Kok yoona jahat sama mertua sendiri ya, padahal sempet kasian sama yoona. Apakah akhirnya yoona menyerah ya. Ditunggu kelanjutannya ya thor 🙂

  6. Haha.. Iya sy rada bingung npa tiba2 dah honey moon ajah tpi gk msalah sih 😀

    nih ff makin bkin orng tngglam ma kisahnya sy ampe brasa jd yoona *ditabok donghae* haha.. Suka dah pkoknya dri segi pnulisan gaya bhasa trus pnyampaian klimatnya tuh ngena semua

    jika d’tnya pnsaran ma lnjutnya “JELASLAH SAYA PENASARAN!!” apa lg hal2 yg bkal ngehebohin d’next chap mungkah yoongie bkal ngelakuin hal buruk lagi? Taw sdikit2 tu sifat brubah taw lbih buruknya pcar haeppa bkal jd korban brikutnya n sjauh ni biduk rumah tngga mreka baek2 ajah yah krna donghae orng yg pnyabar jd bisa brtahan lama tuh keluarga kecil lee..

    okey sbnernya sy mau ngakuin kalu sy sbnernya bukan yoonhae shipper tpi yw shipper cmant krna emang sy seorng yoonaddict *curcol* jdi buat cople apapun tuh bkn mslah apa lg segi pnyampaian ff nya sbagus ini jd mungkin sy bkal trus ikutin nih ff chap smpai ending

    so buat outhornya yg SMANGAT YA!! *keep writing^^

    1. hello yoonwonited *am i right?* kkk senang kamu bisa nyasar kesini ^^ semoga suka dengan cerita cerita yoonhaenya 🙂

  7. Yoona eon terlihat menyedihkan gara” cinta dia jadi jahat gtu. Pnasaran ama klnjutanya thor jngan lma” ya ngpostnya

  8. yoona nyeremn sesadis itu kan dia hnya utk mndptkan cnta donghae…!? apa eomma donghae tau kLo pRjdohan itu settingn yoona…!? dtnggu part sLnjut’y

  9. Mengerikan sekali yoong’a
    jd kaya menghalalkan segala cara tuk apa yg d inginkannya
    tp sepertinya cy yoong dsini walaupun sifatnya kaya gt tp kaya seolah menutupi,sesuatu
    semisal trauma
    hmmm
    Moga hae bisa ngerubah yoong untuk lbh baik
    n bisa mencintai yoong
    next’a d tunggu chingu…

  10. walaupun sifat yoona eonni kejam, tapi bagaimanapun q malah kasian ma dia… dia seakan kurang kasih sayang dan perhatian oleh semua orang… ni donghae oppa jga ngapain pkek punya pacar seohyun… semoga donghae oppa dpat merubah sifat yoona eonni…

  11. wow…..karakter Yoong disini beda banget dia benar2 kejam. …g peduli siapapun selama orang itu menghalangi jalannya buat bersama dengan donghae dia akan hancurkan meskipun itu ommanya donghae sendiri…..kayaknya donghae harus sadar sifat asli yoong dan mudah2an aja dia mau huat yoong ngerubah sifatnya yang egois ini…….tapi klu donghae juga g bisa memandang yoong yang ada donghae bakal kehilangan orang2 yang dia sayang…….lanjuuuuut

  12. Maskin seru ceritanya , aapalagi sama sifatnyaa yoona yg bisa ngelakuin apa juga sama orng yg menghalangi dia buat dspetin donghae *ihhh serem tapi keren* pnsaran knapa yoona smpe bsikap kyak gitu , apa krna ibu kandungnya yaaa ?? Smoga donghae mulai bisa nrima yoona jd yoona sipatnya bisa brubah gaaa arogan lagi ,

    1. ku kira kita sudah membahas tentang ini kemarin. and hell, i’m not copy or take the same story from that’s fanfic. if you know the way i made this fanfic, i post the treaser long time from that fanfic was posted. please don’t judge me again.

  13. Huaaa gila ya dia ampe bikin ibu nya donge kecelakaan.. Tapi sebenernya aku kasian ama yoona.. Dia kesepian, dan sekarang pas di jatuh cinta, ternyata donge udh punya pacar.. Keren, keren bgt ceritanya.. Fighting!

  14. Jadi, Yoona Eonni dulu buta? Eomma kandung Yoona Eonni jahat banget sama kandungannya, sampai – sampai minum obat penggugur kandungan. Kira – kira, apa yang akan terjadi sama Seohyun? Eomma Donghae aja sampai dicelakakan sama Yoona Eonni.

  15. Sayangnya sikap romantis Donghae pada Yoona hanya ada dalam mimpi Yoona…😢😢
    Apa ibu Donghae setakut itu pada menantunya setelah mendengar Donghae diperlakukan kasar Yoona??
    Haaa…ah…dengan tanpa perasaan Donghae mengatakan masakan Yoona tidak enak,padahal Yoona dengan sangat senangnya membuat masakan itu untuknya.Sedihnya jadi Yoona mengetahui Donghae suaminya lebih mencintai kekasihnya dibandingkan dirinya istrinya,meski ia tahu dari awal Donghae mencintai kekasihnya….

Komentarmu?