Sin, Hopelessness,Revenge and Love (Chapter 8)

floral wallpaper

Author : Lee Hanna

Title       : Sin, Hopelessness,Revenge and Love (SHRL)

Length  : 5000+ words

Category : Chapter

Genre   : Angst, Family, Romance, Sad

Main Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Choi Siwon

Other Cast : Cho Kyuhyun, Jung Jessica, Hwang Tiffany, Kim Taeyeon, etc

Disclaimer : annyeong Pyro ^^)

read, and don’t forget to RCL okeeey? 😀

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ Sin, Hopelessness,Revenge and Love ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ •

Suasana canggung mulai mengisi suasana diantara mereka. Yoona sadar jika wajahnya memerah menahan malu dan itu menjadi alasan mengapa Ia kini memalingkan wajahnya. Lebih memilih melihat pemandangan jalan dari jendela mobil Donghae. sementara namja di sebelahnya masih dengan senyumannya, menahan tawa yang ingin keluar jika tak dikendalikan. Bahagia saat Donghae mendengar permintaan dari Ibu Yoona.

Donghae menghentikan mobilnya di depan toko bunga tempat Yoona bekerja. Ia menoleh kearah Yoona dan tersenyum pada yeoja itu “Nanti jam tujuh malam Aku jemput di cafe” ucap Donghae singkat. Yoona hanya mengangguk tak sanggup menatap namja itu. dan sepertinya Donghae mengerti untuk tidak membahas ‘pernikahan’ itu terlebih dahulu. Yoona membuka pintu mobil dan menemukan Siwon di hadapan pintu toko bunga. Tentu saja, namja yang berada di dalam mobil itu juga mekihatnya.

Siwon berjalan mendekati Yoona membuat raut wajah kecemasan dan ketakutan di wajah gadis itu. mengingat Tiffany yang pernah mengancamnya dan Donghae yang kini berada di belakangnya. Ia sadar mobil itu masih di sana, tepat di belakangnya dan pastinya Donghae memperhatikan mereka.

“Aku sudah menceraikan Tiffany” ucap Siwon kemudian memeluk Yoona yang terdiam kaku mendengar pernyataan dari namja itu.

Cerai? Apa ini karenanya? Apa ini salahnya? Ya Tuhan… kenapa Ia menjadi sekejam ini?

Yoona masih sIbuk dengan pikirannya tanpa Ia sadari Ia sudah berada di pelukan namja itu hingga Ia mendengar suara mobil melaju pergi darinya dan suara mobil itu menghilang. Sadar jika Donghae pergi setelah melihatnya dan Siwon berpelukan.

“Kembalilah” ujar Siwon padanya “Aku tak tau apa yang harus kulakukan lagi tanpamu” lanjutnya. Lalu Yoona? Yoona yang di tinggalkannya selama tiga bulan ini bagaimana? Siwon yang hanya di tinggalkan beberapa hari mampu berkata seperti itu. Lalu bagaimana dengannya?! Batin Yoona berteriak.

“Aku harus bekerja dulu” ucap Yoona setelah melepaskan pelukan itu sambil berlalu meninggalkan Siwon

“Sampai kapan Kau akan seperti ini?! Apa karna lelaki itu?” tanya Siwon dengan meninggikan suaranya membuat langkah Yoona terhenti.

Hening. Mereka diam sejenak

“Bagaimana kalau iya?” ucap Yoona tanpa menatap Siwon yang masih tak percaya dengan apa yang Ia dengar. Kemudian memilih untuk pergi meninggalkan tempat Ia berdiri tadi.

Drrrrt drrrrrt

Siwon mengangkat telpon dari Ayahnya yang berdering di saku celananya. “Kapan appa sampai ke korea?” desisnya pelan kemudian menjawab telpon itu “Yeobseyeo”

“Siwon, kita perlu bicara tentang perceraianmu”

• ː̗̤̣̀̈̇ː̖́  •°• • ◦º°●ː̗̤̣̀̈̇ː̖́ ●°

“Yoona, antarkan bucket bunga ini dan ini alamatnya” ucap Hyoyeon saat Yoona meletakkan tasnya di loker kerjanya. Yeoja itu mengangguk mengerti akan perintah dari bosnya itu

“Kau pucat. Apa Kau sakit?” tanya Hyoyeon khawatir

“Animnida” jawab Yoona singkat

“Akhir-akhir ini Kau sering sakit. Setelah mengantar ini pulanglah untuk istirahat”

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Yoona menghentikan langkahnya pada alamat yang Ia tuju. Ia tau persis siapa yang meminta untuk di kirimkan bucket bunga ini. Apa Ia sedang di kerjai? Atau akan di lecehkan lagi? terserah. Yang penting pesanan itu di antarkan dan Ia harus langsung segera pulang.

“Bunga” pekik Yoona di depan pintu sambil menekan bel. Pintu terbuka dan seorang yeoja dengan baju khas pelayannya berdiri di sana.

“Masuklah” ucapnya lalu melangkah ke lantai dua dan berhenti tepat di pintu kamar

“Kau hanya perlu menandatanganinya” ucap Yoona pada pelayan itu. Pelayan itu tak berucap seolah Ia adalah manusia yang misterius.  Yoona melempar hembusan nafas kasar ke udara melihat tingkah seisi rumah ini. Tidak ada satupun yang ber-otak mungkin. Batinnya mengutuk.

“Bunga” ucap Yoona sambil mengetuk pintu putih berukir itu

“Masuk” perintah orang yang ada di dalam. Suara Yeoja dan Ia tau persis suara itu milik siapa. Yoona menarik nafas panjang kemudian membuka pintu tersebut dan dengan cepat mulutnya di dekap dan di seret ke tepi pintu dan pintu itu di tutup. Kaget diperlakukan seperti itu, bunga yang di bawa Yoona terjatuh dan sempat Ia memberontak sebelum yeoja yang mendekapnya itu melepaskannya

“Mereka datang” ucap yeoja itu setengah berbisik. Yoona menaikkan alisnya bingung. Siapa yang datang? Dan apa maksud yeoja itu?

“Kau tau? Pernikahan ku dan Siwon sudah di ujung tanduk. Aku mohon padamu. Bisakah Kau tidak mendekati Siwon lagi?” Yoona memutar bola matanya dan memaki yeoja itu dalam hatinya. Bukan Ia yang mendekati Siwon, tapi Siwon lah yang mendekatinya. Apa boleh buat, seorang istri yang dilanda kecemburuan Akut itu pasti tidak akan mengerti dengan keadaan seperti yang Yoona alami.

“Sekarang Ayah Siwon memintanya untuk bertemu dengan Siwon di sini. membahas pernikahan kami. Kuharap Kau mendengarnya agar Kau sadar. Setelah itu Aku akan menandatangani bon-nya dan membayarmu lebih” ucapnya. Yoona mendengar ucapan itu merasa iba dengan hubungan mereka yang rusak karenanya. Yeoja itu bergegas meninggalkan Yoona dan berpesan agar tidak keluar sebelum di suruh keluar olehnya dan terdengarlah Yoona tentang pembicaraan keluarga itu.

Satu tamparan keras terdengar mendominasi di telinga Yoona dan Ia yakin itu adalah tamparan untuk Siwon. Betapa naasnya namja itu demi mempertahankan hubungannya dengan Yoona

“Siapa yeoja itu?! ” bentak seorang namja yang dari suaranya dapat di simpulkan Ia lebih tua

“Setauku dia penjual bunga. Im Yoona” ucap Tiffany. Bukankah Yoona mengetahui suara yeoja itu? ya, itu Tiffany

“Yoona?! yeoja itu lagi?! jalang sekali dia” bentak Appanya. Berderet cacian mulai muncul kala itu. berulang kali Siwon membantah namun tak ada hasilnya. Yoona yang mendengar itu semua mulai muak dan tak tahan dengan namanya yang terus berada di perdebatan panas di sertai dengan hinaan dan cacian seperti ini.

Yoona nekat membuka pintu dan keluar menuruni tangga tepat saat semua mata tertuju padanya, begitu pula dengan Siwon. Di hadapannya ada dua orang namja paruh baya dan satu orang yeoja paruh baya dengan di sampingnya Tiffany yang tengah menangis sambil menggenggam jemari tangan yeoja itu. Yoona tau, yeoja paruh baya itu Ibunya Siwon tengah menenangkan Tiffany yang menangis di sampingnya, dan dua namja lainnya adalah ayah Siwon dan mantan suami Taeyeon eonni, lebih tepatnya ayah Tiffany

“Kenapa Kau ada di sini?!” bentak si pemilik rumah. sadar jika yeoja itu adalah adiknya Taeyeon

“Dia Im Yoona ” ucap Tiffany. Di matanya mucul kebencian. Munafik. Ia memohon pada Yoona dan kini Ia mencaci yeoja itu

“Aku hanya penjual bunga dan sedang melaksanakan tugas. Aku hanya mengantar bunga pesanan Tiffany. Ia belum membayarnya sedari tadi jadi ku tarik lagi bunganya” ucap Yoona lalu melangkah keluar rumah ini. Ia menghentikan langkahnya dan berbalik “Apa orang kaya seperti mu tak mampu membayar bunga yang murah ini?” ucapnya sarkatis sebelum meninggalkan mereka.

Ia menyalakan motornya di saat Siwon meraih tangannya

“Yoona-ah kita perlu bicara”

“Tidak ada yang perlu di bicarakan lagi. Kembalilah. Aku tak tega melihatmu di maki seperti itu”

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°*

Yoona mengunjungi Eommanya. Hanya Ia dan Eommanya di sana serta bunyi mesin penunjang kehidupan yang sedari tadi berdetak teratur.

Drrrrt drrrrt

“Yeobseyeo?”

“Kau tau restaurant le Vinnate kan? Aku menunggu mu di sana” ucap seseorang dan sambungan telponnya terputus, lebih tepatnya di putuskan sepihak. Membuat Yoona mencibir, siapa yeoja angkuh yang menelponnya dengan cara tidak sopan seperti itu.

Dan kini Yoona tau. Pantas saja dari cara berbicaranya sangat dingin seperti itu.

“Ada apa?” tanya Yoona setelah lama diam saling menatap satu sama lain

“Aku tidak ingin membuang banyak waktuku di sini” yeoja itu menyerahkan amplop coklat pada Yoona membuat Yoona mengernyitkan keningnya seolah bertanya ‘apa isinya?’

“Itu cek yang berisi uang sebanyak 10juta won. Kau bisa memilikinya dengan syarat jangan mendekati Donghae lagi” ucap yeoja itu, membuat Yoona tertawa kecil. Bagaimana bisa ada orang yang membayar mahal seperti ini hanya demi ‘cinta’ bukan kah cinta itu hal yang paling murah namun sangat berharga dan kenapa harus dibayar semahal ini

“Kenapa tertawa? Kau mengejekku?” tanya yeoja itu dengan tatapan marahnya

“Tidak. Hanya saja sangat konyol saat Kau harus memba-”

“Kau tidak tau bagaimana bisa hidup di dunia ini, itu sebabnya hidupmu dan kakakmu masih melarat seperti ini” potong yeoja itu sarkatis membuat Yoona terdiam seribu bahasa. melarat? Yang benar saja. Lalu hidup seperti apa yang akan mendatangkan untung hingga membuat Yoona bisa hidup sepertinya? Dengan cara mengambil hak orang lain?

Kini Yoona menarik ujung bibirnya dan tersenyum miring

“Baiklah. Aku tau Appa ada memberikan warisan padaku dan bawakan surat itu padaku dan Aku benar benar akan melepaskan Donghae” ucap Yoona. Ia tau itu sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan yeoja itu. Setau Yoona, warisan dari Appanya pasti sangat besar. “Hingga bahkan Kau dan Ibu mu tak memiliki apapun kecuali Donghae…”

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Siangnya Yoona pergi kerja di cafe dan sesuai janji Donghae, namja itu datang tepat waktu sepulang Yoona bekerja. Berusaha melupakan apa yang Ia lihat tadi pagi Ia mencoba tersenyum menjemput Yoona. Tentu saja itu membuat teman-teman yeoja itu cemburu akan ketampanan namja yang ada  di ambang pintu cafe ini

“Kau lapar?” tanya Donghae

“Tidak. Bagaimana denganmu? Mau kutemani makan?” tanya Yoona

“Kalau Kau sudah kenyang, Aku juga sudah kenyang” ucap Donghae membuat Yoona tertawa geli. Namja itu selalu bisa mencairkan suasana dengan gombalannya yang berhasil membuat Yoona tertawa itu.

Mereka berdua masuk kedalam mobil tanpa melepas senyuman itu.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Apa tak ada orang di rumah?” taya Yoona

“Kyuhyun mengambil kuliah malam dan Ji Eun sepertinya mengikuti Kyuhyun, Ia ngin melihat cara kuliah orang korea” ucap Donghae sambil melemparkan tubuhnya di samping Yoona

“Kau haus?” tanya Yoona dan di jawab anggukan oleh Donghae. Yoona beranjak dan menyiapkan dua Jus guava.

“Kau minum?” tanya Yoona melihat ada sebotol wine di atas kulkas

“Tidak. Itu punya Kyuhyun” Yoona mengangguk paham dan meletakkan dua gelas itu di atas meja kemudian kembali duduk.

Mereka diam memperhatikan TV sebelum Yoona memecahkan keheningan dengan permintaannya “Bisakah Kau berpura-pura menikah denganku?” tanya Yoona. Sedari tadi hal itu yang berkecamuk di pikirannya. Donghae mentap yeoja itu seolah bertanya ‘pura pura?’

“Sebelum Eomma meninggal, Ia ingin melihat anak-anaknya menikah dan Aku harus menikah ” ucap Yoona hati-hati “Dengan nemo ku” lanjutnya “Ini hanya pura pura. Kita hanya mengundang temanku dan Kyuhyun serta Ji Eun. Atau kita tak perlu menundang yang lain. Hanya Kau, Aku, Taeyeon, Eomma dan Dokter park” jelas Yoona lagi. Donghae masih diam. Betapa sakitnya hati namja itu mengingat Yoona memintanya dalam keadaan pura-pura. Bagiamana bisa Ia memaksakan kehendaknya untuk memasuki hati yeoja itu saat namja lain masih ada di sana. Mantan tetaplah mantan. Tapi jika mantan itu sangat berarti, kesempatan untuk kembali masih sangat banyak terutama jika hati mereka ingin kembali.

**flashback…

Dua orang namja tengah berhadapan saat ini dengan meja membatasi mereka. Tatapan satu sama lain masih belum lepas juga bahkan secangkir teh di hadapan mereka masih belum tersentuh setelah lima belas menit mereka diam tenggelam dalam pikiran masing masing

“Kau tau Aku dan Yoona adalah sepasang kekasih kan?” tanya Siwon mulai angkat bicara

“Dan Aku juga tau Kau sudah memiliki istri” jawab Donghae

“Aku akan bercerai dengannya” Donghae mengangguk pelan sambil menyeruput kopinya, menanggapi ucapan Siwon dengan santainya dan itu membuat Siwon semakin geram dengan namja di hadapannya ini

“Lalu?” tanya Donghae

“Aku akan kembali pada Yoona, begitu juga dengannya” tangan Donghae mengepal dan mengeras kaku. Ia diam lantas meletakkan kembali cangkir itu ke atas meja

“Kalian adalah mantan” ucap Donghae

“Kami belum mengatakan putus. Kami hanya berpisah, itu bukan berarti putus kan?”

**end of flashback…

 

Donghae menggendong tubuh Yoona dan membaringkannya di kamar Donghae. Yoona . Donghae duduk di tepi kasur tempat Yoona tidur saat ini. Yeoja itu tertidur karena lelah setelah mengatakan permintaannya pada Donghae. Ia benar benar lelah. Bukan hanya hari ini, Ia benar-benar lelah pada hidupnya. Ia tak yakin jika Donghae bersedia. Mengingat tatapan Jessica pada waktu itu. Seolah mereka adalah sepasang kekasih yang hidup bahagia sebelum kedatangannya, begitu juga dengan hubungan Siwon dan Tiffany. Ingin rasanya Ia menangis dan pergi dari dunia ini. Bagaimana bisa Ia menghancurkan dua hubungan sekaligus?

Donghae menepiskan rambut Yoona yang menutupi kening cantik yeoja itu

“Lusa kita akan menikah. Berpura-puralah mencintaiku sampai Kau lupa jika Kau sedang berpura pura” ucapan Donghae masih terdengar jelas di telinga Yoona. Dan bunyi pintu yang di tutup dan cahaya yang meredup dapat di rasakannya. Ia membuka matanya dan merapatkan selimut. Menangis di sana sepanjang malam.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Hari ini Yoona mengundang teman-temannya. Hanya yang Ia kenal saja. Pernikahan ini di rancang hanya untuk maksimal 20 orang dengan semua yang serba sederhana. Tak pernah singgah di otak Yoona jika Ia akan menikah dengan acara apa adanya seperti ini.

Yeobseyeo” jawab Donghae pada telponnya

“Kwon baek hyo mengetahui Kau sudah membangkrutkan perusahaannya! Dan sekarang mereka sedang menyusun rencana untuk menjatuhkanmu!” pekik Kyuhyun dari balik sana. Donghae membulatkan matanya, kaget dengan penuturan Kyuhyun. Ia memang pernah menjadi alasan bangkrutnya perusahaan itu dan kini keberadaannya telah di ketahui karena seumur umur tak ada yang mengetahui dia adalah Lee Donghae melainkan seorang Aiden Lee.

“Arraesso” jawab Donghae kemudian mematikan sambungan telponnya saat tirai itu terbuka. Terlihat di sana Yoona dengan gaunnya yang mewah. Wajah cantiknya sangat ketara dengan gaun putih yang mengembang itu. Wajahnya terlihat ragu namun Ia tetap tersenyum, membuat Donghae ternganga dengan penampilan yeoja itu. Apa Ia sedang melihat bidadari? Kenapa sangat cantik?

Waitress lainnya beranjak pergi meninggalkan mereka berdua di ruangan itu. menyadari akan ada hal-hal yang akan di lakukan mereka berdua nantinya. Yoona berjalan mendekati Donghae dan sedikit berbisik padanya “Gaun ini sangat mahal. Kau tau kan ini butik? Kita ke tempat lain saja” ucap Yoona khawatir

“Kau sangat cantik” ucap Donghae membuat Yoona mengangkat alisnya dan pipinya bersemu menjadi merah merona. Donghae tersenyum melihat Yoona yang baru saja malu dengan ucapan Donghae yang memang jujur dari hatinya

“Hae, ini terlalu mahal untuk pernikahan pura-pura ini” ucap Yoona memastikan sekali lagi, kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Yoona membuyarkan semua kekaguman Donghae akan dirinya, mata namja itu berubah tajam dan rahangnya mengeras. Dengan cepat Donghae melumat bibir Yoona kasar tanpa ampun meski yeoja itu berulang kali memukul dada bidang Donghae, kini namja itu benar benar hilang kesabaran akan kata ‘pura-pura’ yang selalu saja keluar dari bibir Yoona. Sampai Ia tak sadar apa yang Ia lakukan saat ini akan menyakiti yeoja itu dan yang benar saja, ada rasa asin di tepi bibir Yoona. Donghae melepaskan ciumannya dan dengan nafas tersenggal-senggal, Yoona menangis dan menundukkan kepala. Kenapa Donghae begitu kasar dengannya?

“Mian” ucap Donghae nanar “Aku akan melakukannya hanya bersamamu. Jadi kumohon turuti saja” pinta Donghae. Namun yeoja itu masih tertunduk dengan tangisannya. Donghae mengangkat dagu Yoona dan membersihkan darah di tepi bibir yeoja itu dengan jempolnya “Setidaknya demi Ibumu” lanjut Donghae. Hatinya bergetar. Sakit. Entah kenapa, rasanya Ia sangat ingin mengatakan pada yeoja itu kalau Ia tak ingin pernikahan pura-pura ini. Tapi Ia ragu jika Yoona akan menolaknya dan membatalkan pernikahan ‘pura-pura’ ini. Biar bagaimanapun keberadaan Siwon sangat berbahaya untuknya, seperti nuklir yang siap meledak dan menghancurkan kesempatannya untuk bersama Yoona kapan saja.

Mereka tak berbicara satu sama lain setelah pulang dari tempat itu. Rasa menyesal pun mulai singgah di hati Donghae. Rasanya kata maaf pun tak cukup untuk melupakan apa yang Ia lakukan di butik tadi.

“Nanti malam ku jemput” ucap Donghae saat menurunkan Yoona di depan cafenya. Lagi-lagi Yoona hanya  mengangguk mengerti dan beranjak meninggalkan mobil Donghae. Besok mereka menikah dan suasana canggung seperti ini, sampai kapan akan selesai?

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Dan satu lagi hal yang mengagetkan!” ucap Kyuhyun saat Donghae baru saja masuk ke rumahnya

“Apa itu?”

“Sekretaris Choi ada di Korea! Kita tak butuh untuk menghancurkan anaknya lagi, dan kita tidak membutuhkan Yoona lagi” ucap Kyuhyun

“Yoona? apa maksudmu?”

“Ah hyung, Kau ini. Kau membawa Yoona kesini untuk memancing Siwon kan?” Donghae mengernyitkan keningnya merasa kalau apa yang di sampaikan Kyuhyun semuanya salah

“Jadi selama ini Kau berpikir seperti itu?” tanya Donghae dan dijawab anggukan dari Kyuhyun

“Yoona adalah pemilik diary itu dan besok Aku akan menikahinya” ucap Donghae membuat Kyuhyun membulatkan matanya sempurnya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Donghae turun dari apartementnya setelah menerima telpon dari adiknya. Di jalan, mata namja itu tak lepas dari spion saat menyadari ada mobil yang sedari tadi selalu di belakangnya. Tiba-tiba namja itu mengingat perkataan Kyuhyun tentang Kwon Baek Hyo. Namja itu langsung memutar mobilnya menuju tempat lain. Ia melihat seperti di dalam sana hanya ada satu orang dan itu peluang besar baginya untuk menyingkirkan namja itu. Donghae membawa mobilnya ke jalan sepi di tepi laut. Benar perkiraannya, mobil yang sedari tadi mengikutinya itu masih  betah di belakangnya hingga Donghae menghentikan mobilnya dan seseorang turun dari mobil itu.

Donghae ikut turun sebelum mempersiapkan mentalnya terlebih dahulu. Benar, namja penuh dengan amarah dan kebencian di matanya ini adalah Kwon Baek Hyo. Namja itu mendekati Donghae dan meninju wajah Donghae membuat Donghae tersungkur ke mobilnya

“Kau harusnya mati, bajingan!” pekik Baek Hyo sebelum Donghae menendang kakinya dan menghajar lelaki itu bertubi tubi sampai namja itu tersungkur di tanah. Donghae kemudian meletakkan kakinya di leher lelaki itu. Sangat mudah baginya untuk membunuh lelaki yang sedang putus asa ini. Setelah di teliti oleh Donghae tadi, namja ini di tinggal mati oleh istrinya beberapa hari yang lalu akibat depresi karena tak biasa hidup dengan segala kekurangan.

“Kau sepertinya belum mengenalku, Kwon Baek Hyo-ssi” ucap Donghae mantap.

Drrrrt drrrrrt

Donghae meraih handphonenya. Terdapat pesan masuk dari Ji Eun. Melihat kelengahan Donghae namja itu dengan sigap menarik pisau yang sudah di sediakannya dan menusuk betis Donghae membuat Donghae meringis kesakitan hingga melepaskan kakinya dari namja itu. Donghae menarik pisau yang menancap di kakinya dan mengejar kwon baek hyo yang tengah lari menuju mobilnya, dengan sekali tancapan di leher, namja itu berhasil mati mengenaskan di tangan Donghae.

Donghae memasukkan lelaki itu kedalam mobil dan membersihkan sisa sisa-jejak tangannya di sana. Ia terlihat seperti pembunuh profesional. Kemudian Donghae menghidupkan mesin mobil dan meletakkan batu pada gasnya hingga mobil itu melaju kencang menabrak pohon di hadapannya dan dalam hitungan beberapa menit, mobil itu mengeluarkan api. Pemandangan yang mengenaskan di hadapan Donghae namun Ia memilih untuk meninggalkan mobil dengan api tersebut.

“Kau mengerjakannya dengan benar Lee Donghae” ucap seseorang. Namja itu lagi, namja yang membongkarkan rahasianya pada Kyuhyun dan kini Ia muncul di hadapan Donghae.

“Kau tau harimu tinggal tiga hari lagi? oh, Kau pasti lupa karena keasikan dengan yeoja itu bukan? bagaimana bisa kau mendapatkan wanita secantik itu? aku heran, Ia tidak terlihat sexy sama sekali” ucapnya panjang lebar

“Untuk apa Kau ke sini lagi?”

“Aku balik ke California dan tak menemukan Jessica di sana. Kupikir Ia menyusulmu setelah kami berakhir” Donghae menarik senyumnya miring. Jijik dengan penuturan namja itu

“Kalian? Ah, Aku lupa kalau kalian sepasang kekasih. Dia menemuiku” ucap Donghae membuat  tangan namja beraliran china-korea itu mengepal kuat.  “Tentu saja Ia tak bisa melupakan mantannya yang satu ini” lanjutnya

“Kau baru saja mengirimkan setengah uangnya. Aku tak sabar untuk memasukkanmu ke penjara lagi dan membiarkan seluruh keluargamu melihatnya. Atau Aku akan membiarkanmu terkulai mati di tanganku” ucap namja itu. Ia berbalik dan masuk ke dalam mobilnya, meninggalkan Donghae yang tengah berdiri menatap kepergian namja itu. Mencoba menenangkan pikirannya akan ancaman busuk yang keluar dari mulut orang tersebut.

 • ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Kenapa Kau tak menjemputnya?! Dia berteriak saat menelponku!!” kesal Kyuhyun lalu meraih jacketnya dan pergi begitu saja. Yoona yang baru pulang dan harus melihat semua kekesalan Kyuhyun hanya bisa bungkam. Yoona pulang lebih awal karena Ia tiba-tiba pingsan di cafe dan beristirahan sekitar setengah jam sebelum Ia di suruh pulang oleh bosnya. Akhir akhir ini Ia menjadi sangat lemah.

Yoona duduk di depan TV dan mulai menyalakan TV, berharap penatnya akan hilang.

= Kwon Baek Hyo, seorang pendiri HR Cooperation tewas mengenaskan sehari setelah kematian istrinya. Namun ada yang menjanggal di kematiannya kali ini. Meski mayat Kwon Baek Hyo telah hitam karena api, masih dapat di temukan tusukan pisau di lehernya dan batu di gasnya.=

“Kyu!!! Bisa Kau ambilkan perban lagi?! ada dikamar mu kyu!” pinta Donghae dari kamar mandi. Ia tak sadar jika Kyuhyun sudah tak ada. Yoona menoleh dan beranjak dari duduknya untuk menuju kamar Kyuhyun, membukanya perlahan. Terdapat banyak monitor komputer di sana, beberapa alat aneh menurut Yoona.

Yeoja itu berusaha menyingkirkan pikiran buruknya dan tetap fokus mencari perban. Di lihatnya di tepi monitor terdapat satu foto. Foto yang sama dengan apa yang Ia lihat di TV. Di foto itu tercoret silang. Sontak saja Yoona membelalakkan matanya. Mungkinkah apa yang ada di pikirannya ini benar adanya?

Dan di bawah monitor itu terdapat satu foto yang tak asing baginya, Choi Siwon.

Apa Donghae berniat menyinkirkan Siwon? Apa Donghae yang membunuh Kwon Baek Hyo?

Yoona mengedarkan pandangannya dan melihat baju penuh darah serta sebuah pisau di atasnya.

Cklek

Pintu terbuka memperlihatkan Donghae di ambang pintu. Membuat bulu kuduk Yoona merinding hebat dan jantungnya berdegup kencang. Yoona menurunkan pandangannya menatap kaki Donghae yang berlumuran darah. Terlihat jelas dari sana jika kaki namja itu berbekas tusukan pisau,

Donghae sama kagetnya dengan Yoona. menyadari Yoona melihat penampilannya seperti ini dan foto di monitor itu semakin memperkuat dugaan siapa Donghae.

Donghae melangkahkan kakinya mendekat membuat Yoona memundurkan langkahnya.

“Jangan mendekat!” pekik Yoona. Kecewa. Satu kata itu yang menggambarkan isi hatinya saat ini. Ia dengan sulit menelan liurnya dan mencari akal untuk pergi dari sini secepatnya.

Donghae yang mengerti maksud Yoona kemudian menyingkir dari ambang pintu

“Aku tak akan menyakitimu,” ucap Donghae mencoba memberi penjelasan. Mengingat cara Donghae memperlakukannya di butik waktu itu semakin memperkuat pikiran Yoona jika lelaki ini bukanlah lelaki yang baik, dengan cepat Yoona meninggalkan Donghae dan keluar dari apartement itu, Ia tidak mau mengambil resiko. Selain itu,  Ia juga butuh untuk menenangkan hati dan pikirannya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Keadaannya semakin memburuk” ucap Leeteuk kecewa membuat yeoja itu hanya bisa menatap Eommanya dengan tatapan cemas.

“Tadi Ia makan banyak bubur” adu Taeyeon mencoba untuk menghibur diri. Ia kemudian duduk di sofa menatap kosong kedepan. Leeteuk yang melihat itu ikut duduk di samping Taeyeon sambil mengupas buah di hadapannya

“Setidaknya Ia akan bisa melihat Yoona menikah besok” lanjut Taeyeon mencoba mencairkan suasana

“Yoona?” tanya Lelaki itu

“Iya. Kau tidak tau?” tanya Taeyeon pada Leeteuk dan dijawab gelengan kencang dari namja itu

“Ia memintamu untuk menjadi pengantarnya. Menggantikan Appa, biar bagaimanapun Appa sudah tidak ada” ucap Taeyeon

“Eomma mu tau Appa kalian sudah tidak ada?” Taeyeon menggeleng pelan.

“Yang Ia tau Appa sedang ke luar negri” ucap Taeyeon. Mungkin itu kalimat terakhir pembicaraan mereka saat ini. Leeteuk selesai dengan apelnya yang sudah terkupas dan terpotong rapi

“Kau mau?” tawar Leeteuk. Taeyeon mengambil satu potongan dan memasukkannya kedalam mulutnya

“Gumawo” ucapnya. Dan satu kata itu berhasil membuat jantung Leeteuk berdegup kencang, keringat pun mulai keluar di keningnya. Kenapa Ia segugup ini? #LeeteukLebay (?)

“Kau… menurutmu mungkinkah seorang malaikat bertahan lama di dunia?” ucap Leeteuk memecahkan keheningan dan kegugupannya pastinya. Taeyeon menoleh, seperti berpikir

“Ini seperti film…” Taeyeon mulai memainkan jemarinya di depan bibirnya, membuat Leeteuk dengan susah payah menelan liurnya “Ah Aku lupa. Tapi  ku rasa Ia harus menemukan setan agar mereka berbaur dan bisa menjadi manusia. Bukankah manusia itu perpaduan antara malaikat dan setan? Mereka bisa berbuat baik dan jahat di saat bersamaan mau di sadari ataupun tidak” ucap Taeyeon kemudian beralih menatap Leeteuk. Yeoja itu mengangkat alisnya melihat Leeteuk yang tak lepas juga menatapnya dari tadi.

Dengan cepat Leeteuk menautkan bibirnya ke bibir Taeyeon, membuat yeoja itu membelalakkan matanya. ‘Apa yang di lakukan dokter ini?!!’ batin Taeyeon terus menolak seiring dengan tangannya yang masih dengan kerasnya mendorong bahu lelaki itu.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Kepanikan Donghae semakin membara saat Yoona tak kunjung pulang. Padahal Ia tau ini sudah jam satu malam dan besok adalah hari pernikahan mereka. Donghae segera keluar dari apartementnya dan mulai mencari yeoja itu. di rumah sakit, di rumah Leeteuk, di pohon tempat biasa mereka bersama, dan bodohnya namja itu, Ia tak berpikir untuk mencari Yoona di rumah tempat mereka tinggali dulu.

Dan di sana Yoona, meringkuk dalam tidurnya di atas kasur itu tanpa selimut. Donghae menarik nafas lega. setidaknya Ia dapat menemukan yeoja itu dalam keadaan baik-baik.

Donghae membuka jacketnya dan menyelimuti Yoona, berbaring di sebelah yeoja itu dan memeluknya dari belakang tanpa membangunkan yeoja itu.

Dengan erat Donghae memeluk Yoona, menghirup dalam aroma rambut yeoja itu yang akan dirindukannya.

“Kau sudah mencaritakan tentang kehidupanmu setelah kita bertemu waktu kecil” ucap Donghae “Sekarang giliranku” lanjutnya kemudian menarik nafas panjang. “Alasanku menangis waktu itu, karena Aku telah melihat hal-hal aneh selama hidupku. Kedua orang tuaku meninggal dalam kecelakaan mobil. Dan Aku serta Ji Eun di sembunyikan di keluarga Kyuhyun sampai Aku melihat Sekretaris Appa yang berkhianat membunuh kedua orang tua Kyuhyun demi mendapatkanku. Itulah alasan kenapa sampai sekarang kami selalu bertiga. Aku sungguh tak berniat untuk membalas dendamku ke Sekretaris itu, tapi keadaan berkata lain. Aku menjadi narapidana di california karena jebakan dari kekasih Jessica dan berhutang banyak untuk menutupi biaya kuliah Kyuhyun dan Ji Eun yang tak tau jika kakaknya ini adalah seorang narapidana. Ku harap kau mengerti kelak, alasanku melakukannya” cerita Donghae panjang lebar meski Ia tau Yoona tak akan mendengar semua curhatannya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Yoona membuka matanya.  Sebuah kehangatan di tubuhnya berbeda saat Ia hendak tidur tadi malam karena tidak ada selimut di sini. Yoona bangkit dan melihat sebuah jacket menempel di tubuhnya.

Hari sudah pagi, serasa mimpi yang Ia alami menjadi sangat nyata. Seolah Donghae memeluknya erat dan bercerita panjang lebar padanya.  Ia kembali melihat jacket yang menempel di tubuhnya itu dan mencoba mengingat-ingat “Ini punya Donghae” desisnya pelan.

Yoona mengernyitkan keningnya saat melihat seseorang tengah tidur di sofa. Bingungpun mulai melanda pikirannya. Ia mencoba menepis segala pikirannya. Ah, banyak jacket seperti ini di korea. Bukan hanya Donghae yang memilikinya.

Ia kemudian menyelimuti namja yang tengah tertidur pulas di sofa itu sebelum Ia sadar, di atas kasur ada sebuah amplop.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°*

Yoona merendamkan kakinya di air sungai ini. Air yang sangat Ia rindukan. Jemarinya mulai membuka amplop surat itu. berisikan sebuah surat di tulis tangan,

Yoona, teman masa kecil ku im Yoona…

Maaf membuatmu takut semalam. Ada banyak alasan kenapa Aku melakukannya hingga saat ini. namun alasan tetaplah alasan.

Jika Kau mendengar ceritaku semalam, Aku akan melanjutkannya sekarang.

Hutangku di tuntut dalam waktu yang sangat singkat dan sisa nya tinggal tiga hari lagi sementara Aku baru sanggup membayarnya setengah, bahkan setelah aku menggadai apartement dan segala barang barangku. Aku memiliki seribu alasan untuk hidup dan Aku juga akan melakukan serIbu cara agar tetap hidup. Ku harap Kau begitu juga.

Maaf, Aku merasa sangat tak pantas untuk berada di sampingmu. Berbahagialah bersama Siwon, anak dari Sekretaris yang telah membunuh orang tuaku dan Kyuhyun. Semoga Kau sehat selalu.

Donghae Lee

 

Sebuah surat singkat itu berhasil membuat air mata Yoona terjun bebas tanpa permisi, isakan tangisnya mulai terdengar. Namja itu pergi dan menitipkannya bersama Siwon.

Ia tidak bermimpi. Hangatnya pelukan Donghae benar adanya. Cerita Donghae itu benar adanya dan lebih mirisnya lagi, yeoja itu harus membohongi Ibunya. Jika Ibunya bertanya dimana nemo, apa yang harus Ia katakan?

Meski Ibunya tak tau siapa nemo itu, tapi satu hal yang Ia ingin tunjukkan pada Ibunya. Menerima uluran tangan nemo di altar nanti meski pernikahan konyol itu akan tetap konyol karena semua kebohongan.

Kaki Yoona melemas dan tangannya memopang tubuhnya agar tak jatuh ke sungai. Setetes demi setetes air mulai berjatuhan bercambur dengan air sungai itu.

“Yoon?” tanya Siwon, namja yang tertidur pulas di sofa itu “Gwaenchana?” tanyanya khawatir

 

Flashback***

“Dari mana Kau tau nomor handphoneku Donghae-ah?”  tanya Siwon saat menerima telpon dari Donghae

“Kau juga menyimpan nomorku” ucap Donghae datar mengingat namja yang sedang berbicara dengannya melalui seluler itu langsung berbicara dingin padanya tanpa menanyakan siapa lawan bicaranya itu

Oke kita impas” jawabnya

“Aku ingin minta satu hal padamu” ucap Donghae “Kau tak mungkin menolaknya” lanjutnya lagi

“Apa?” tanya lelaki itu mulai penasaran

“Datanglah ke sini…”

End of flashback***

 

Yoona berlari menuju apartement Donghae, namun hanya beberapa petugas dengan barang-barang yang sudah di kotak rapi. Membungkus barang-barang itu untuk di dijual. Kemana Donghae? ke bandara? Atau balik ke california? Atau justru namja itu kembali pada Jessica? Entahlah, semua kemungkinan menjadi satu saat Yoona tak menemukan satupun tanda keberadaan Donghae.

Sesuai permintaan, pernikahan di adakan hari ini. Selama proses pernikahan, Yoona hanya diam. Pasrah di jadikan seperti apapun bentuknya. Sepuluh orang yang di undangnya, dan kesepuluh orang itu tau jika pernikahan ini hanyalah pura-pura.

“Kemana namja itu?” kesal Leeteuk dengan mondar-mandir di hadapan Yoona. yeoja itu sudah lengkap dengan pakaian pernikahannya.

Gaun yang Ia perlihatkan ke Donghae beberapa hari lalu. Gaun yang di beli oleh Donghae dan gaun yang menjadi saksi ciuman panas mereka.

Yoona ingin menangis lagi mengingat namja itu. Namun Ia sadar di mana Ia berada. Sangat tragis jika seorang pengantin menangis sebelum pernikahannya. Terutama pernikahan ini di hadiri oleh Ibunya.

Seseorang setengah berlari memasuki ruangan ini “Sudah siap?” tanyanya dengan tuxedonya

“Kau?” tanya Leeteuk bingung.

“Dia pengantin prianya” jawab Yoona sambil melontarkan senyum palsunya.

Pernikahanpun di laksanakan. Ada sedikit harapan pada Yoona jika Donghae tiba-tiba datang dan membuka pintu ini. Membuat seluruh mata tertuju padanya dan namja itu menarik tangan Yoona. tapi semua hanya angan angan.

Satu hal yang ingin Yoona sampaikan pada Donghae. Donghae pantas bersamanya, sangat pantas.

Leeteuk menggandenga tangan Yoona dan mereka berjalan perlahan menuju altar. Di sana, berdiri seorang namja yang sungguh tak diharapkannya. Mungkin dulu Ia pernah berharap jika ini terjadi, tapi keadaan berubah seiring berjalannya waktu, perasaan berubah seiring berjalannya hidup.

Yoona menoleh menatap Ibunya yang tengah duduk di kursi rodanya dan seulas senyum terukir indah di bibirnya. Ia terlihat senang hari ini mengingat ini adalah hari pernikahan anaknya.

Yoona meraih tangan Siwon dan mereka berdua bersiap untuk mengucapkan janji di depan pastor, yang adalah teman Leeteuk sendiri. Pastor itu mulai berkicau lantas pikiran Yoona melayang memikirkan Donghae. Entahlah, namja itu sangat lekat di pikirannya dan di perasaannya hingga sulit untuk dilepaskan.

“Kau Choi Siwon, akan menerima Im Yoona sebagai pendamping hidupmu dalam susah dan senang, sehat maupun sakit?”

“Aku bersedia” jawab Siwon tegas.

“Dan Kau, Im Yoona, akan menerima Choi Siwon sebagai pendamping hidupmu dalam susah dan senang, sehat maupun sakit?”

Yoona diam. Seluruh isi ruangan diam hingga sebuah teriakan memecahkan keheningan

“Eomma!!!” pekik Taeyeon. Semua berlari ke arah yeoja yang terkulai lemah di atas kursi roda dengan mata yang tertutup itu. Denyut nadinya sudah tak ada lagi dan tangannya terkulai lemah seiring dengan senyumnya yang memudar.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°*

Pintu mobil terbuka. Namun yeoja itu masih menatap lurus kedepan. Entah apa yang Ia pikirkan hingga saat ini. “Kau tidak ingin turun?” tanya seorang namja sambil mengulurkan tangannya. Yoona menoleh, dejavu. Hal ini terulang lagi seperti saat kepergian Appa.

Tapi dengan perasaan dan sikon yang berbeda.

Yoona meraih jemari namja itu dan berjalan dengan pakaian pengantinnya. Raut wajahnya pucat pasi saat ini. tak menyangka jika hidup Ibunya akan berakhir  secepat ini.

Drrrrrt drrrrt

“Tunggu sebentar” ucap Siwon sedangkan Yoona masih melangkahkan kakinya menuju rumah sakit, tempat Ibunya akan di persiapkan untuk pemakaman. Lama tak di lalui Siwon, Yoona berbalik untuk memastikan namja itu. Namja yang ada dibelakangnya saat ini, tengah diam dengan handphone di tangan kirinya yang sudah tak berada lagi di telinganya. Yoona berbalik, menanyakan keadaan Siwon

“Wae?” tanya Yoona. melihat ekspresi shock dari Siwon sedikit membuatnya khawatir

“Appa.. meninggal” desisnya pelan “Dibunuh…”

To Be Continued…

Pasti sudah tau dong siapa yang ngebunuh… parah ya (/_-)/||

yah… mereka bilang ‘Nyawa dibayar dengan nyawa’

terima kasih untuk komentar komentar di part sebelumnya ^^)

semoga part ini semakin menegangkan dan selamat menunggu part selanjutnya(ending)^3^)~~~

BekO6OcCEAAzUvg

 

45 thoughts on “Sin, Hopelessness,Revenge and Love (Chapter 8)

  1. Bagus min…yoong msh ragu sma perasaan hae oppa ya? Ckckck…lanjut minnnn semoga yoonhae makin romantis di part selanjutnya 🙂

  2. wahhhhh……sumpah menegangkan baget bacanya aku kirain bener td haeppa yang datang eh ternyata siwon……saat haeppa ada disamping yoooongie dia g menyadari perasaan cintanya tapi saat haeppa pergi ninggalin yoooong baru yooooong menyadari klu cuman haeppa yang pantas ada disisinya……berarti yooong belum jadi nikahkan ama siwon siapa yang dah bunuh appanya siwon haeppa yaaaa……ahhhh…….semakin menegangkan konflik nyaaaa….lanjuuuuuuuut thorrrrrrrr

  3. kasian yoona . .
    ah aku pingin ini ff sad ending kkkk
    donghae sama yoona mati dan bersatu di alam lain xD
    lanjut author

  4. yang bunuh Donghae..Yoona jadi nikah yah sama Siwon..tapi bukan ny Dia belum bilang ‘saya bersedia’ waktu ibu ny meninggal…
    Huft..terus gimana kelanjutan kisah kasih antar YoonHae…pliss Author..apa pun yg mereka alami selama ini..tetap buat mereka akhir ny bersatu yah..pliss..happy end..oke..FIGHTING!!

  5. Ya udah jadi rahasia umum, pasti donghae yang bunuh kkk~
    aduhh eonni kenapa jadi ngegantung gini? jadi, yoona sama siwon jadi ga tuh nikahnya?
    semoga aja enggak ya.. yoona selamanya akan tetap untuk pangeran nemonya 😀
    dan setelah donghae pergi barulah yoona merasa amat sangat kehilangan.
    tapi pas yoona nanya donghae minum apa enggak, kok aku ragu ya hehehe benarkah kyuhyun yang minum? atau donghae bohong? karena kan paginya donghae ngeliat siwon sama yoona pelukan. bisa jadi kkk~ tapi entahlah.. hanya tuhan, author dan donghae sendiri yang tau :0
    ditunggu banget pokoknya ending ffnya.. semoga endingnya ga sad seperti ceritanya ^^

  6. Donghae kejam sekali -___- tapi itu yoonwon belum resmi nikahkan, soalnya yoona belum bilang bersedia, aaaa semoga nanti yoonhae yg nikah 🙂

  7. donghae, dy udh seneng bgd wktu ibu yoona ngmong pernikahan
    tp dalam sekejap hancur gra” yoona bilang cuma pura-pura 😥
    apa lg dy msh kebayang wktu yoona sama siwon pelukan didepan matanya, jg kata” siwon
    wktu dy bisikin yoona, kelihatan bgd dy pengen yoona kelak bakal nganggep pernikahan ini jd kenyataan bkan pura”
    tp kenyataannya 😥 dy hrus ngerelain yoona ke siwon
    tp qw msih ga nyangka donghae bisa sadis bgd, itu yg ngebunuh appanya siwon donghae kah?? 😮
    klo wktu pernikahan yoona ada insiden yg ibunya yoona tiba” meninggal brarti siwon sama yoona gagal kn menikahnya?
    berharap seperti itu…

    ditunggu part selanjutnya, jgn lama” ne 😀

  8. Yachh..nasib yoonhae gmn?? Qok malah g jadi nikah sichh.,
    Malahan si siwon yg nikah…
    Thoorr lanjutannya yachh.,,I’ll wait
    Keren ceritanya.,bikin geregetan abiszz…..

  9. .menegangkan…pasti yg bnuh appa.a siwon haeppa…
    .itu yoong ama siwon udh resmi yuh?
    .bukan.a yoong blm sempet bilang ‘ya saya bersedia’ ya…kn krburu taeyeon teriak..trus eomma.a meninggal..ml
    .haeppa prgi kmna..?

    .lanjut thor prnasaran…jgn bkin yoonhae pisah ya thor… 🙂

  10. sumpir ini hidup mereka ribet banget -_-
    next part ending? aaah can’t wait !!! YH harus bersatu unn, HARUS . HARUS *maksa 😀

  11. wah makin seru nih ffnya,
    itu yg bunuh siapa ? donghae.
    yoona jangan nikah sama siwon dia harus sama donghae ya ya

  12. wahhhhhhhhh keren eon…
    gak bisa bayangin kalau hidup mereka berliku-liku #alay.mode.on
    eh tadi kata taeng eonni kalau malaikat harus ketemu iblis dulu biar bisa tetep hidup,
    dan yoong eon adalah malaikatnya, yang menjalani hidupnya dengan cara bekerja keras
    sedangkan haeppa itu iblisnya, yang mejalani hidupnya dengan cara bunuh orang…
    jadi….
    ditunggu next part-nya ne… 😀

  13. keren banget…
    Donghae hopeless banget sama yoona, sedih bacanya 😦 apa lg wkt donghae cerita sama yoona wkt yoona tdr, 😥
    thor buat yoonhae happy ending ya ;;)
    Sangat ditunggu kelanjutannya, aplg ending. Hihihii fighting!!^^

  14. apa donghae yG bNuh appa siwon…!? yoona udh tau s’pa donghae sbnr’y…!? pRnikhan’y ga2L kan…!? bkin deg2an ja bca’y…!? smga yoonhae bza b’stu…!? dtnggu part sLnjut’y

  15. aihh makin rumit, hidupnya YoonHae penuh kemalangan… Berharap yg bunuh appanya siwon bukan Donghae, ternyata Yoona merasa kehilangan jg stlh Donghae pergi, moga2 aja Yoona ga jd nikah ama Siwon-ssi…

    Smoga YoonHae bersatu, naga2nya nih ff bkln sadend nih mgkn salah satu dr mrk Yoona ato Donghae yg meninggal ato malah dua2nya dibuat tewas (sok tau) tp berharap sih ga, maunya YH hidup bahagia meski nantinya Donghae hrs mempertanggungjawabkan perbuatannya, di tgg chap selanjutnya thor fighting…

  16. Omo yoona sama siwon, please yoona harus sama donghae, semoga yoona bisa mengerti pekerjaan donghae, ditunggu kelanjutannya ya..

  17. Biarin aja appa siwon meninggal itu malah gk setimpal sama 4 nyawa yang sudah dia lenyapkan dan bersyukur aja satu lagi orang jahat sudah meninggal..
    tp gmna nasib yoona nanti
    Apakah dia akan ttp meninggal mengikuti ayahnya atau dia bertahan hidup demi donghae?

  18. Y00na mskipun kecewa sama D0nghae tp ttp cinta & ngarepin Hae yg nikah ‘pura2’ sama dia,.
    Tp E0mma.a Y00na jg udah mninggal bahkan sebelum dia ngucapin janji prnikahan.a,.,
    Appa.a Siw0n mninggal d bunuh? Udah jelas siapa dalang.a.,,

Komentarmu?