Man In Rain (One Shoot)

Author : Lee Hanna

Title       : Man In Rain

Length  : 3500+ words

Category : One Shoot

Genre   : Angst,  Romance, Sad.

Main Cast : Im Yoona, Lee Donghae

Disclaimer : pyro~~~ setelah dapet notif tentang 1tahunnya blog ini, aku menyempatkan diri untuk buat FF One Shoot~~

meski gak ada hubungannya dengan First Anniversary (/_-)/||

yaaah tetap aja~ semoga suka sama FF nya ini yaaaa /peluk cium dari author/

terima kasih sudah meninggalkan setiap komentar, like dan menyempatkan diri untuk membaca setiap postingan Fanfiction dari Blog ini selama setahun ini. ^^)~~

and this is…

don’t forget to RCL -3-

 

Man in rain…

BeMc-IbCAAAmN8n

Lelaki itu masih di sana

Terjatuh bersama buliran air yang terus berpacu menyentuh permukaan bumi

Ia akan terus membasahinya

Membiarkan tetes demi tetes menjadi sebuah genangan

Genangan yang berbekas dan tak terlupakan…

Sejuk angin yang turut menyertai

Wangi tanah juga ikut menyeruak

Dan saat itu pula petir menyambar…

Man In Rain…

“Payung?” Tawarnya padaku. Aku menoleh menatap lelaki yang berdiri di sampingku ini, tersenyum cerah secerah mentari yang selalu memberikan kehangatannya. Tapi sayangnya Aku lebih menyukai hujan.

“Tidak. Aku menunggu saja” ujarku kemudian beralih menatap jendela perpustakaan yang cukup besar ini. Ia kecewa. Sudah pasti, sudah sering Aku mendengar cerita jika Ia menyukaiku. Dan entah kenapa sekalipun Aku tak pernah ingin untuk menatapnya.

Dan dia adalah orang pertama yang menyadari kepergianku tanpa sebab setahun terakhir ini dan Ia mulai menggila untuk mencariku. Begitu jelas teman-temanku.

Sayangnya kini Aku sudah terkunci. Terkunci meski ragaku bebas.

Sebuah senyuman mengembang di bibirku, terlihat jekas dari pantulan kaca dihadapanku ini. Dari sini, dapat ku lihat hutan di samping sekolah yang menimbulkan sebuah rumah kecil di sana.

Kau percaya dengan kisah putri tidur?

Tidak, Aku tidak percaya sebelum Aku benar benar mengalaminya.

 

Percayakah kau pada takdir?

jika jalanmu sudah di tetapkan dan tiba tiba seseorang merubahnya…

bagaimana dengan takdirmu? jodohmu? dan… anakmu?

 

Satu tahun yang lalu…

 

“Tidak, Kau urusi saja! Aku sudah muak denganmu dan semua keturunanmu” terdengar pekikan keras dari pria itu

“Kau pikir bagaimana denganku?! Bahkan di akhir pernikahan ini saja Kau sudah sangat egois!”  Sahut wanita yang tak mau kalah adu agrumen dengan lelaki dihadapannya

“Terserah apa katamu! Kau pikir Aku tak tau? Anak mu itu hanya meminjam margaku saja! Jika ini bukan karena Ibuku, Aku sudah menceraikanmu dari dulu” ucapnya semakin tersulut emosi

“Jadi itu alasanmu bermalaman dengan wanita murahan lainnya?!”

“Tentu saja! Sudah! Ia sudah cukup dewasa dan Aku tak mau mengurusinya lagi”

“Jadi maksudmu Kau mau meninggalkannya sendiri di seoul ini setelah nanti Kau pergi dengan selingkuhanmu itu?” Tanya Ibuku. Dan lelaki yang ada di hadapannya itu sedikit melirikku, seolah sadar jika ada yang mengintip pembicaraan mereka saat ini dan dengan takut-takut ku masukkan kepalaku kembali

“Ya. Dan setelah Kau pergi dengan lelaki mu itu” jawabnya,

Tanpa ataupun telah mereka sadari, ada Aku disini. Aku berdiri di balik pintu memperkuat pendengaranku dan termenggu setelahnya. “Mereka tak meninginkanku” desisku pelan. Langkah kakiku mulai gontai diiringi dengan tawa kecil yang tak tau kenapa tiba-tiba tersungging di bibirku dan tanpa kusadari pula, ada air mata yang mulai membasahi pipiku seiring dengan tawa kecil ku dan kini Aku menangis, menghentikan langkahku sebelum Aku terdiam kaku setelah menyimpulkan sebuah kesepakatan antara pikiran, hati, dan tubuh. Kemudian Aku kembali berjalan menuju jendela kamarku.

Hidupku sangat indah, menjadi anak satu-satunya dari keluarga yang berkecukupan membuatku terlahir manja dan egois.

Manja…

Dan egois…

Hujan, akhir-akhir ini selalu turun hujan. Seolah hanya awan yang menangis, tak memberikan kesempatan atau bahkan menutupi tetesan tiap air mata dari makhluk di muka bumi ini. Angin cukup bertiup kencang dan rambutku tersibak kebelakang searah dengan kain di jendela yang bergelantungan ria mengikuti arah angin, wajahku diterpa oleh angin dan air mataku mengering, berganti dengan basahnya air hujan yang sesekali memercik di wajahku. Sebuah senyum kurasakan saat tercium wangi tanah, meski ada jarak beberapa meter hingga ke dasar, tapi suasana di sini lebih indah dan nyaman hingga tanpa ku sadari Aku sudah berada di perujung jendela. Dengan satu langkah, Aku dapat pergi dari dunia yang indah ini. Dan satu langkah itu lah yang kini ku gapai…

Tik….

Tik….

Tik….

Tiiiiiiiiiiit

Gelap yang tiba-tiba berubah menjadi cahaya terang yang menyilaukan. Di padukan dengan suara yang cukup menyengat hingga suara itu berhenti setelah penglihatanku mulai jelas. Ada banyak selang di atas tubuhku. Dapat kurasakan hanya selimut yang menutupi tubuhku, dan di dalam selimut putih ini, hanya ada pakaian dalamku dengan di tempeli beberapa selang menempel di beberapa titik di area tubuhku hingga membuatku sulit untuk bergerak. Dimana Aku sekarang?

Di sana ada sebuah jendela kecil dengan beberapa percikan air di kacanya. Hujan…

“Kau sudah bangun?” Ucap seseorang. Suara beratnya mendominasi di telingaku, samar-samar ku dengar dan perlahan ku tolehkan wajahku menatapnya. Seorang pria tampan dengan rambut pirang dan jas hijau di padukan dengan kemeja biru. Tampan. Itu yang terlintas di benakku.

Mereka bilang jika Kau sampai di surga, akan ada bidadari-bidadari cantik untukmu. Lalu untuk wanita apa akan di suguhi pria tampan seperti ini?

Jantungku langsung berdegup kencang saat melihat senyumnya yang menawan itu. Entah bagaimana cara mengekspresikannya lagi, Aku benar-benar bukan diriku saat ini.

“Jantungmu berdegup kencang. Apa nafasmu sesak?” Tanyanya sedikit khawatir setelah melihat monitor di sebelah kasur ini. Ia kemudian mengecek setiap selang yang masih mengalirkan cairan-cairan aneh di sekujur tubuhku. “Kau masih ingat namamu?” Tanyanya untuk yang kesekian kalinya. Dan kali ini ku jawab pertanyaan itu dengan sebuah anggukan kecil, membuatnya tersenyum cerah. “Bagus. Istirahatlah, Mungkin besok kondisimu akan lebih stabil dan semua ini akan dilepaskan dari tubuhmu ” ucapnya membuatku kembali melirik pada selang-selang kecil yang aneh itu dan kemudian beralih pada mesin besar di sebelahku yang terdapat tombol-tombol aneh di sana. “Kau sudah tidur cukup lama, Putri Tidur” ujarnya kembali, membuatku mau tak mau menatap kedua bola matanya itu yang membentuk sebuah senyuman seperti bibirnya tanya tengah tertawa kecil melihatku “Tidur?” Tanyaku mulai bersuara

“Ya, tidur. Kau tau sekarang sudah satu tahun setelah Kau tidur pulas? Bahkan sebuah ciumanpun tak mompan” ujarnya lagi  dan kali ini sontak saja Aku membelalakkan mataku setelah mencerna kalimat terakhirnya. Cium?!!

“Sudah, tak perlu di pikirkan. Tidurlah lagi dan besok Kau bisa beraktifitas kembali seperti dulu” ujarnya kemudian beranjak meninggalkanku sendiri di sini bersama segudang tanya yang mulai bertuturan memasuki pikiranku. Jika di kumpulkan mungkin pertanyaan ini sudah cukup membuat sebuah artikel untuk di posting di majalah.

Kulirik kembali jendela kecil itu. Benar-benar cerah di sana. Percikan air dan suasana meredup telah berganti menjadi silau cahaya yang merambat masuk membentuk sebuah bayangan indah di lantai sana. Sangat indah hingga memperlihatkan debu-debu di ruangan ini tengah menari gembira di bawah pantulan cahaya itu.

Hari telah berganti dan lelaki itu datang lagi. Kali ini Ia dengan jas yang cukup panjang berwarna putih serta masker yang menggantung di lehernya. Apa Ia seorang dokter?

Ia mendekatiku kemudian menempelkan punggung tangannya di keningku dan menekan dadaku untuk mengecek jantungku. “Masih di sini” ujarnya kemudian tersenyum cerah. Secerah mentari kemarin. Dan sekarang Ia membuka selimut ini, memperlihatkan tubuhku yang hanya mengenakan tank top serta celana pendek lima belas senti di atas lutut. Benar-benar membuatku malu.

“Kau malu?” Tanyanya sambil tertawa kecil sedang tangannya menarik beberapa plaster putih berbentuk lingkaran kecil yang memautkan selang kecil itu dengan kulitku. Entah apa yang dialirkannya pun Aku tak tau. Karna tak ada bekas di sana. Dan dengan telaten, lelaki itu merapikan barang-barangnya kemudian memberikanku sebuah baju. Gaun putih yang sangat cantik, menampakkan pundakku saat ku kenakan karna hanya lengan kecil dan sedikit terbuka di leherku. Dan rok terusan berbatas di atas lutut menambah kesan lembut layaknya seorang wanita untukku.

Aku keluar dari ruangan ini, terdapat banyak mesin-mesin aneh di luar sini dan beberapa bungkusan mie mangkuk yang sudah habis menyisakan sampah di sana.

“Maaf berantahkan” ujarnya saat kepergok olehku tengah membersihkan sampah-sampah itu dan saat Ia beralih menatapku, Ia tertegun cukup lama. Benar-benar membuatku malu dan tak tau harus berbuat apa.

Ia berbalik untuk meletakkan sampah-sampah itu pada tempatnya dan mendekatiku kemudian menarik ikat rambutku agar rambut ini terjuntai menutupi pundakku “Lebih baik begini” ujarnya pelan, sangat dekat dengan wajahku. Kemudian lelaki itu tersenyum kembali padaku dan memberikanku sebuah payung setelahnya “Pulanglah, orang tuamu pasti mengkhawatirkanmu” ujarnya. Orang tua?

Ah… Aku ingat, “Mana mungkin mereka mengkhawatirkanku” desisku pelan

“Setelah Kau tidur cukup lama, Kau tak mungkin akan diam di rumah ini terus bersama ku kan?” Tanyanya kemudian, membuatku terperangah dan membulatkan mataku. Jadi maksudnya Ia mengusirku?!

“Tentu saja tidak! Siapa juga yang ingin tinggal bersama lelaki jorok sepertimu! Lihatlah, Aku tak mau memakan makanan instan ini saat tinggal bersamamu” cerepetku panjang lebar, mencoba menutupi rasa maluku setelah Ia mengatakan hal demikian

“Memangnya Aku memintamu untuk tinggal berasmaku? ” tanyanya memastikan. Bukan, terdengar di sana nada mengejek seolah Ia tengah mencomoohkan ku. Lihatlah, sekarang Ia tertawa melihat raut wajahku. Dengan segera Aku meninggalkan rumah ini dan lihat saja! Pohon dimana mana!!

“Bagaimana Kau bisa hidup di tengah hutan?! Bagaimana Aku bisa keluar?!” Keluhku di depan pintu rumah kayunya ini

“Kau tinggal ikuti jalan setepak itu dan akan menembus ke universitasmu” ujarnya. Lagi! Masih dengan senyuman yang cukup membuatku semakin merasa malu seolah senyuman itu dipergunakannya untuk mencibirku. “Pakai payung, Kau tidak lihat hari ini mendung?” Tanyanya sambil menatap langit

“Aku tak butuh” kesalku kemudian dengan segera beranjak dari posisiku dan meninggalkannya beserta rumahnya, dan masih dapat ku dengar teriakannya dari sana “Jika Kau ingin mengunjungiku, jangan waktu siang karna Aku tak ada di rumah. Datanglah malam hari atau saat hujan. Karna saat itu Aku tak bekerja!” Pekiknya

“Aku tak akan kembali!!” Balasku namun tetap melangkah kembali ke rumahku yang sudah kosong. Hanya tinggal barang-barang dengan di tutupi oleh kain putih agar tak berdebu. Tak ada segel di jual atau sebagainya di sana. Yang jelas rumah itu hanya terkunci rapat dan Aku tau letak kuncinya. Ibu biasanya menyimpannya di bawah pot bunga dan yang benar saja, kunci itu ada di sana.

Seharian penuh Aku membersihkan rumahku. Baru kali ini Aku memegang kemoceng yang biasanya di gunakan oleh pembantu di rumah ini. Kemana dia? Apa di pecat?

Tunggu, berapa lama Aku pergi ?

Dengan segera Aku beranjak ke kamarku dan mencari handphoneku yang telah mati dan setelah dihidupkan, terdapat banyak sekali pesan. Bahkan sampai ratusan di sana. Menanyakan kabarku, keberadaanku dan sebagainya. Aku benar-benar menghilang selama…

“Satu tahun?!!” Pekikku tak percaya. Yang benar saja! Apa yang dikatakan pria itu kemarin benar! Aku benar-benar tertidur dalam kurun waktu yang cukup bahkan sangat lama!

Benar-benar mengagetkan hingga Aku hanya dapat terdiam dalam kekalutan ini.

Man In Rain…

Aku benar-benar menjalankan kehidupanku setelahnya. Orang tua? Aku tak memilikinya.

Dan untuk saat ini, Aku harus mendaftar ulang smester selanjutnya. Tentu saja itu menyulut api kemarahan dari dosenku yang tak kukabari selama satu tahun terakhir ini. Percuma saja jika ku katakan alasan bodohku ini. Ia pasti tak akan percaya dan yang dapat kulakukan hanya diam menundukkan kepalaku dan bergumam pelan saat menjawab pertanyaannya.  Keanehanku juga di rasakan oleh teman-temanku yang bertanya-tanya kemana perginya seorang Im Yoona hingga meninggalkan satu tahun belajarnya untuk kepergian yang tak jelas ini. Dan alasanku?

“Orang tuaku bercerai dan Aku harus tinggal di New York untuk setahun terakhir…”

Tentu saja mereka percaya.

Man In Rain…

“Payung?” Tawarnya padaku. Aku menoleh menatap lelaki yang berdiri di sampingku ini, tersenyum cerah secerah mentari yang selalu memberikan kehangatannya. Tapi sayangnya Aku lebih menyukai hujan.

“Tidak. Aku menunggu saja” ujarku kemudian beralih menatap jendela perpustakaan yang cukup besar ini. Ia kecewa. Sudah pasti, sudah sering Aku mendengar cerita jika Ia menyukaiku. Dan entah kenapa sekalipun Aku tak pernah ingin untuk menatapnya.

Sayangnya Aku sudah terkunci. Terkunci meski ragaku bebas.

Sebuah senyuman mengembang di bibirku, terlihat dari pantulan kaca dihadapanku ini. Dari sini, dapat ku lihat hutan di samping sekolah yang menimbulkan sebuah rumah kecil di sana.

Aku harus mengucapkan terima kasih pada lelaki itu.

“Jika Kau ingin mengunjungiku, jangan waktu siang karna Aku tak ada di rumah. Datanglah malam hari atau saat hujan. Karna saat itu Aku tak bekerja!”

Aku menoleh pada lelaki di sampingku ini “Ryewook-ah” ujarku dan tentu saja Ia menoleh sedetik kemudian

“N-ne?” Tanyanya dengan raut wajah yang berbinar binar

“Boleh ku pakai payungnya?” Tanyaku dan dengan segera Ia menyerahkan payung hijaunya

“D-dengan senang hati” ujarnya sedikit gugup. Mungkin ini pertama kalinya Aku berbicara dengannya dan menerima barang pemberiannya secara langsung. Kemudian kuraih payung itu dan segera menuruni lantai perpustakaan ini dan segera berlari menuju hutan. Dari sini dapat kulihat lelaki itu masih termenggu menatapku yang tiba-tiba berlarian menuju hutan di samping universitas ini. Kulambaikan tanganku kemudian membuka pintu pembatas ini dan terbukalah celah bagiku untuk mengunjungi pria itu…

Pria yang menjadi hidupku, harus dan akan menjadi bagian hidupku.

Man In Rain…

Tok tok tok!!

Pintu itu terbuka menimbulkan suara decitan kecil dan diiringi dengan seorang pria dengan rambut acak-acakan yang hanya mengenakan kaos V-neck putih. Ia tersenyum dan mempersilahkanku masuk tanpa sedikitpun mengungkit perkataanku kemarin.

“Aku tak akan kembali!!”

Ah, sangat memalukan setelah mengatakan hal itu kemudian kembali ke rumahnya.

“Apa Kau sudah makan? ” tanyanya padaku setelah Aku duduk di sofa empuk ini.

“Belum..” Jawabku singkat. Ia tersenyum lembut padaku, lagi.

“Kau bisa masak? Aku sangat lapar setelah bangun tidur” ucapnya.

Man In Rain…

Sial! Aku paling payah dengan peralatan dapur! Sudah ku katakan bukan? Aku baru pertama kali memegang kemoceng dan sekarang Aku harus memegang pisau?!! dan jangan lupakan tentang penggorengnya.

“Kau pasti tak bisa” ucap seseorang, dan saat Aku hendak berbalik menatapnya, tangannya telah menyelip masuk di samping lengaku. Benar-benar membuatku kaget hingga hampir saja mau melompat kaget. Ia memegang kedua tanganku dan membantuku untuk memotongnya “Dasar orang kota. Apa ibumu tak pernah mengajarimu memasak? Bahkan memotongpun Kau kesulitan” cibirnya masih di belakangku, mencoba berbicara dan terdengar sangat jelas di telinga kiriku karna posisi wajahnya ada di sebelah kiri kepalaku. Benar-benar sangat dekat hingga jantungku berdegup kencang lagi. Ibu? Ia bahkan tak memperdulikanku dan sibuk dengan pekerjaannya. Tanpa kusadari air mataku jatuh kembali dan kini bahuku bergetar dan cairan bening itu jatuh mengenai tangannya. Ia melepaskan pisau yang dipegangnya dan membalikkan tubuhku, mengangkat daguku yang tertunduk dan membuatku menatap kedua bola matanya

“Aku tak mengerti bagaimana dan kenapa…” ujarnya kemudian memegang kuat kedua lengan atas ku dan menaikkan tubuhku hingga membuatku terduduk di atas meja dapur ini. Dengan segera lelaki itu mendekatkan wajahnya pada wajahku dan menyapu bibirku lembut, melumatnya perlahan hingga membuatku benar-benar tak sadar jika Aku masih berada di atas bumi saat ini. Benar-benar memabukkan dan… Dan dengan bodohnya Aku membiarkan bahkan membalas ciuman dari lelaki yang belum ku kenal sebelumnya. Bahkan namanya saja  Aku tak tau, benar! Bagaimana bisa Aku menerima ciuman ini jika Aku tak mengetahui siapa yang menciumku?!!

Dengan segera kulepaskan bibirku dan menatapnya setelah menarik nafas untuk kebutuhan hidupku.

“Lee Donghae, namaku Lee Donghae” ujarnya seolah mengetahui apa yang ku pikirkan. Apa Ia bisa membaca pikiranku?! “Tentu saja Aku tau. Setiap wanita pasti berpikir Ia harus mengetahui identitas lelaki itu sebelum jatuh cinta padanya” ucapnya sok tau

“Kau tau banyak tentang ini. Berapa banyak wanita yang telah Kau cium?” Ucapku dengan nada yang jelas menunjukkan kecemburuanku, Ia tersenyum lagi dan mendekatkan wajahnya pada wajahku “Hanya Kau… Im Yoona” ujarnya, dan kini dapat ku rasakan wajahku memanas, mungkin sudah memerah saat ini

“Tunggu, dari mana Kau tau namaku?” Tanyaku sambil membulatkan mataku. Ia memundurkan tubuhnya dan mulai tertawa kecil kemudian menjitak kepalaku

“Percuma saja ada internet, bodoh”  ujarnya. Ah, benar juga…

“Dan kenapa Kau menolongku?” Tanyaku sambil menatap kedua bola matanya. Ia terdiam sejenak kemudian kembali tersenyum

“Karena Kau jodohku Im Yoona. Takdir menemukan kita waktu itu” ujarnya. Pemikiran yang cukup bodoh untuk membodohi anak seusiaku. “Kau pasti tak percaya dan menganggapku bodoh, putri tidur” tebaknya sambil mencubit pipi kananku

“Yaak…Aku bukan putri tidur” belaku sambil mengelus pipi kanan yang dicubitnya tadi

“Siapa lagi yang tidur dalam waktu setahun jika bukan putri tidur” cibirnya, membuatku hanya dapat mendesis kesal. “Selama Aku tidur, Kau tidak melakukan apapun kan? Ani… Selain menciumku…” Ucapku lagi, kali ini Aku tak berani untuk menatap matanya

“Kau tau?” Tanyanya kemudian mendekatkan wajahnya pada wajahku “Aku adalah lelaki yang selalu menggunakan tiap kesempatan dengan baik” lanjutnya, sontak saja Aku membulatkan mataku dan menatap kaget dan tak percaya padanya yang tengah tertawa itu. Apa maksudnya? Pikiran negative mulai menggeroyoti otakku.

Dan semenjak hari ini… Kami semakin dekat layaknya sepasang kekasih. Ia mengantarku pulang saat hari sudah malam dan besoknya, Aku berniat untuk mengunjunginya kembali…

Hari ini terlihat cerah dan kicauan burung mulai menuntunku menuju rumah terpencil itu dalam setiap langkahku. Aroma dedauan yang menyegarkan serta bunyi ranting-ranting yang mulai bertautan menyapaku hingga Aku menghentikan kakiku tepat di depan sebuah rumah kecil di sana. Perlahan ku ketuk pintu rumah itu dan lama kelamaan menjadi ketukan ketukan yang tak terhiraukan. Apa Ia tak ada di dalam?

“Aish…” Desisku pelan dan mulai melihat sekitar hutan ini. Lama kelamaan berada di sini cukup mengerikan. Tunggu! Apa yang Aku lakukan hingga sampai ke hutan ini sendirian?! Tak biasanya Aku seberani ini untuk memasuki kawasan hutan yang mungkin akan membunuhku…

“Aku benar-benar berubah” desisku pelan dan tiba-tiba suara pintu mengagetkanku, Aku berbalik dan sadar jika pintu lemah itu tertolak oleh kuatnya angin. Dan sepertinya pintu ini tak terkunci.

Tanpa membuang waktu, Aku segera memasuki rumah Donghae dan langkah kakiku terhenti lantas mataku membulat melihat seisinya. Tak ada tanda-tanda kehidupan di sini. Lantai yang sudah rusak dan beberapa bolongan menimbulkan rumput, tikus yang berlalu di sana serta debu-debu dari rumah yang sangat menebal itu. Sofa yang kemarih masih kurasakan empuknya itu kini terlihat rapuh dan tak layak pakai, serta meja dapur nya telah roboh tak berbentuk.

Dengan segala ketegunanku, Aku melangkahkan kaki menuju tempat dimana Aku tertidur dalam waktu yang sangat lama.

Kosong…

Hanya kamar berantahkan tak berisi di sana dan tiba-tiba angin menghempas jendela itu, membuatku kaget  dan membiarkan gorden putih itu terurai mengikuti gerak dan arah angin mengibarkannya. Perlahan Aku memundurkan kakiku saat di otakku sudah berkecamuk segala macam pemikiran. Tentangku, tentang lelaki bernama Donghae, dan rumah ini.

Aku mengambil seribu langkah untuk meninggalkan rumah ini tanpa menghiraukan kini hujan yang telah mengguyur tubuhku dan berhenti tepat di pintu pembatasan hutan liar ini dan universitasku.

Di sana ada Ryewook yang menungguku, dan menatapku kaget. Membawaku masuk kedalam payungnya

“Sudah ku duga Kau kesana lagi. Kau tau? Tempat itu sangat berbahaya Im Yoona” ucapnya khawatir,

“A-Aku melihatnya…” Ucapku terbata bata “Ia… Tidak mungkin… Ini tidak mungkin!” Pekikku kemudian bergegas pergi kembali ke hutan itu, menelusuri jalanan yang mungkin akan dapat melukai kakiku. Terdengar di sana Ryewook berlari mengikutiku dan tiba-tiba lenganku tertarik ke tepi dan punggungku terhempas ke pohon. Lelaki itu, kini membekap mulutku dengan telapak tangannya. Deru nafasnya terasa jelas di hadapanku, tatapan marahnya yang menoleh pada sosok lelaki yang tengah memanggil namaku pun mulai ketara.  Ryewook, Ia memanggilku dan mencariku yang tengah disembunyikan di balik pohon yang cukup besar ini dan kini pandanganku hanya fokus pada lelaki yang berada di hadapanku ini, membekapku dengan wajah basahnya yang tengah di guyuri hujan. Tetesan air dari rambutnya berjatuhan mengenai tangannya dan mengalir indah menyentuh permukaan bumi dan setelah suara seruan itu pergi, Ia melepaskannya dan menatapku.

“Kau sudah tau?” Tanyanya padaku dengan suara lembutnya, membuatku kembali mengingat masa-masa dimana tak kutemui Ia di dalam rumah aneh dan tua itu. “Aku adalah takdirmu. Tapi mereka merebut kehidupanku karena keadilan” ucapnya lagi “Tetaplah bertahan di sini, setidaknya demi Aku” ucapnya lagi dengan tatapan serius. Ia mengelus rambutku dan sebuah senyum terukir indah di bibirnya. Perlahan lelaki itu mencium bibirku hangat di tengah hujan yang dingin ini. Aku membiarkannya dan menutup kedua mataku, merasakan tiap lumatan hangatnya. Ini adalah ciuman keduanya yang dapat ku rasakan, mungkin ini sudah kesekian kali baginya. Entah lah… Entah makhluk apa yang kubiarkan untuk menyentuh bibirku ini. Kubiarkan hangatnya menjalar hingga Aku sadar…

“Ini ciuman terakhir” ujarku setelah tak kurasakan lagi hangatnya dan saat mataku terbuka, Aku hanya dapat tersenyum getir dan menangis bersama dengan air yang sedari tadi menghiasi seluruh tubuhku dan wajahku.

Man In Rain…

“Benar, Aku pernah mendengarnya. Ia lelaki yang pintar dan nomor satu di sekolahnya meski Ia miskin. Tapi saat Ia hendak masuk ke universitas yang sangat di inginkannya, seseorang membayar salah satu panitia penerimaan mahasiswa agar Ia tak dapat masuk ke situ. Yaah… Menyogok dengan kekayaan… Merasa ada kecurangan, si lelaki miskin ini melaporkan universitas ini ke pemerintah dan tentu saja, si-pembayar dan panitia yang melakukan kecurangan itu di tangkap polisi. Setelah itu si lelaki miskin ini tak terlihat lagi, ada yang mengatakan Ia telah di bunuh… Bisa jadi kan? Who’s know? Si-pembayar yang dengki terhadap lelaki itu adalah pria yang sangat kaya” ujarnya panjang lebar. Aku yang tengah berdiri di cermin perpustakaan ini hanya dapat dapat mendengarkan ocehan mereka tentang lelaki yang meninggal terbunuh beberapa setahun lalu. ya, Ia pasti Donghae. Si pintar yang mati demi mempertahankan keadilan. Ia bahkan dapat menghidupkanku kembali tanpa bantuan dokter. Ia bahkan menyelamatkan nyawaku setelah aku seharusnya tak berdiri lagi di sini.

Tatapanku masih menyapu hutan di samping universitas ini yang tampak bunga-bunga mulai bermekaran di iringi dengan terik matahari yang akan melelehkan keringatmu. Musim panas sudah tiba. Membuatku tak dapat melihat kembali lelaki dalam hujan itu. Aku benar-benar sendiri lagi…

Biarlah Donghae menjadi sebuah mimpi bagiku dan saat aku terbangun, hujan itu telah reda berganti dengan terik matahari yang siap menyambutku.

“Hueeek!!!” Tiba-tiba Aku merasakan ada sesuatu yang aneh di perutku. Aneh, ada apa denganku?

Aku berlari menuju toilet dan mencoba untuk memuntahkan isi perutku. Nihil, tak ada yang keluar selain cairan bening dari mulutku. Rasa mual itu mulai ketara lagi hingga kuputuskan untuk pergi ke dokter…

“Cukhae agasshi. Usia kandungan anda sudah menginjak sepuluh minggu”  ujarnya.

 

percaya atau tidak…

aku hamil

 

Man In Rain…

Kau meninggalkan genangan yang cukup besar dan kini Aku tak mampu menahan genangan itu

Tapi Kau menitipkan sebuah cahaya kehidupan

Untuk menemani tiap langkahku kedepan

Aku tak pernah sempat mengatakannya padamu…

“Gumawo…”

Man In Rain…

 

fix!

endingnya jelek?

feelnya ga terasa?

alurnya mudah di tebak?

banyak typo?

maaf readers tercinta, mereka ber-empat masih terikat kontrak pada ff oneshoot kali ini /? #plak #abaikan

semua tentang donghae tersirat di FF ini 🙂 

jadi hanya pandai pandai kalian dalam menebaknya.

43 thoughts on “Man In Rain (One Shoot)

  1. sebenernya qw bingung sama alurnya, nebak” tp salah
    tdinya qw kira yg nawarin payung itu donghae eh ternyata ryeowook
    trs donghae wujudnya apa donk sebenarnya??
    klo dy cuma hantu kok bisa bikin yoona hamil sih 😮
    klo feel sedihnya jujur qw ga dpt di ffmu yg ini , mianhe 😦
    justru feel bingung hehehehe
    ditunggu karya”mu yg lain 😀

  2. Bingung thorr…kasih penjelasan doong.,sequel.!
    Sbenernya yoona itu knp??qok bisa tidur selama 1th.
    Teruss kenapa yoona bisa hamil????
    Donghaenya kmn??
    Sorry thorr..,bukannya banyak tanya., habis bingung bgt sichh.,!

  3. aduch bingung dech bcanya ? Jika hae hntu knpa bsa nyembuhin yoong . Dan knapa yoona jga bsa hmil ……truz donghaenya kmana ! Ma’ar yaw Menrut q nie crita msih gntung !

  4. ngerti! aku sedikit ngerti maksud FF ini apa! dan omigat FF ini bener-bener keren, feelnya dapet banget, bikin penasaran, alurnya gak gampang ditebak! ahhhh gatau musti pake kalimat apa ngedeskripsiin kerennya FF ini._. padahal aku gak suka fiksi yang fantasi tapi ini…… meskipun awalnya aku mikir ‘ih apasih?’ ‘ih kok gak jelas?’ tapi semakin mendekat ke ending semakin ‘nyata (?)’
    Eon, kalo bisa sih dibikin sequelnya. Yaah minimal Donghae idup lagi atau Yoona sama anaknya meninggal jadi mereka bersatu *halaaah *merusak alur *digampar author. Hihihih.. ya tapi kalo engga bisa dibikin sequelnya ya gapapa sih ahahah-_-v
    Yasudahlah~ ditunggu FF lainnya yooooooo<3

  5. Daebbak ffnya.. Tp endingnya blm mudeng..kok bs hmil c gmn crtanya..?? Bkin sequel thor..hihi
    keep writing

  6. Donghae itu hantu gentayangan bkn? Orng yg dibunuh itu ? Trs nanti anaknya yh berwujud apa ? Manusia yg punya indra keenam kah ? # eaaa
    Ngak papa sih asal jng siluman(?) aja #plakk
    Penasaran sama nasib yoong dan bayinya
    trs gmn cara donghae tanggung jawab ?
    Kemungkinan yoong bakal jadi bahan omongan orang -_-
    btw aku jg sempet mikir kLo donghae itu sebnrnya makhluk smacam gumiho soalnya bisa nyembuhin yoong… Ngak papa jg sih kalo donghae emang gumiho, asal jangan ganas2 (?) Ntar kan bisa jg mnusia lg # apa deh ?
    nah, kalo kedua pikiran aku digabungin kesimpulannya gni, donghae mahluk berwujud manusia berdarah gumiho tp pas dia dibunuh, haeppa jd gumiho seutuhnya dan lg berusaha jd manusia lagi (?)
    Komentar ini rada gak nyambung, mian hehe =D abis ff ini seru. Bisa bikin aku nebak2. Gak jelas jg si tebakannya -_- # hadeuu

    1. aduh kamu korban cerita My Girlfriend is gumiho atau filmnya seunggi dan suzy itu? haha 😀
      aku mumet deh kalo soal gumiho-an~~

      1. hehehe iya tahu aja deh ><
        Abis kalo hantu – hantuan gitu, aku tahunya cuma pocong sama kuntilanak doang, kan gak lucu kalo ngebayangin Donghae jadi kedua mahluk (?) diatas itu 😀

        Yesungdah, kalo mumet soal gumiho, bisa dituker jadi manusia yang dikutuk kyk beauty and the beast aja kali yaaa, jadi si Haeppa jadi ganteng (?) pas malam hari atau saat hujan doang kkk :-p

  7. What? jadi donghae udah meninggal? terus gimana bisa dia ngerawat dan nyembuhin yoona? yoona juga kenapa bisa hamil? terus kalo donghae mati siapa yg tanggung jawab dong? buat sequelnya dong thor, donghae nya dibikin hidup lagi(?) gitu…

  8. kirain td yg ngasih payung si donghae, taunya ryeowook, trs itu aku jg bingung.. Emg donghae hantu yah? Klo hantu knpa donghae bisa hamilin sih yoona? Atau yg hamilin si yoona org lain lg.. Pokoknya msh bingung.. Minta sequel dong.. Pleaassseeee…

  9. aigo…
    ceritanya sad but sweet…
    haeppa bener-bener baik, bahkan dia terbunuh demi memperjuangkan keadilan…
    di tunggu another ff yah eon…
    ff-nya keren dan menyentuh…

  10. Critanya bgs thorr..
    Cman agk bungung sm wujud donghae sbenarnya ap?
    Klo donghae arwah tp kok yoona bs hamil?
    Truss klo bs buat sequelny ^^

  11. Sbnernya bngung sama ceritanya , knapa yoona bisa gaa siuman slama 1thn ??? Apa karna yoona niat bnuh diri ?? Tp kok hae bisa nyembuhin yoona , bukannya hae itu udah mninggal ?? Dan knapa hae blang klo yoona itu tkdirnya ?? Dan knapa juga yoona bisa hamil ?? Apa yoona hamil sama hae yg notabennya hantu ??? Bngung nih thor ,,,,

    1. karna banyak tanda tanyanya author jawab deh -3-
      iya karna niat bunuh diri
      kan donghae pinter… sangking pinternya sampe ada yang dengki dan ngebunuh dia
      iya. tapi arwahnya kan masih ada -3-
      karna di tulisan takdir, yoona itu akan jadi jodohnya. tapi karna donghae di bunuh, dia ga sempat untuk jalanin takdir takdirnya -3-
      yoona bisa hamil karna sprema donghae masuk ke sel telur yoona. mereka bertemu dan terjadilah pembuahan. mau di lanjutkan penjelasan yang ini? haha
      iya. pernah denger cerita dihamilin setan? itu lah dia -3-
      kalau ceritanya author buat mereka bertemu dan pacaran kemudian lalu hidup bahagia rasanya flat banget. jadi ya author buat aja setragis ini mwehehehee /?
      kalau tanya : jadi ntar anak yoona itu setengah setan?
      pernah lihat film Pee Mak? film thailand. /promosi/ anaknya setengah setan kan? tapi itu menarik dan jangan di khawatirkan anaknya~~ wkwk
      yg jelas menurut author kisah yoonhae ini cukup unik jadi author buat ceritanya -3-
      sekian dan terima kasih -3-

      1. Ini pemikiranku sebelumnya >> Jadi pas Yoona kecelakaan itu Donghae udah meninggal terus dengan kekuatan supernya sbg hantu, dia nyelamatin Yoona. Mungkin si Donghae dibunuh saat hujan turun makanya dia ngomong ke Yoona ‘Datanglah malam hari atau saat hujan’. Karena pada saat hujan itulah Donghae berubah wujud menjadi manusia.
        Dan soal yang ini >> ‘yoona bisa hamil karna sprema donghae masuk ke sel telur yoona. mereka bertemu dan terjadilah pembuahan’ tolong lanjutin penjelasannya. kalo perlu selengkap-lengkapnya, sedetail-detailnya *plakk *ditoyor authornya. Tapi aku ngerti kok kenapa hal itu (Yoona hamil) bisa terjadi. karena pas Yoona tidur selama setahun itu sempet ‘ditidurin’ Donghae=___= emang si ikan mokpo mesum banget. mengambil kesempatan didalam kesempitan :v.
        Ahh satu lagi. Eonni kan bilang ‘semua tentang Donghae tersirat di FF ini’. kok aku mikirnya gini ya.. jadi si Donghae dan Yoona (real. bukan fanfic) are love each other tapi mereka gabisa benar-benar saling memiliki. terus yang Yoona bilang ‘aku terkunci meski ragaku bebas’ itu kayak semacam hati Yoona udah terkunci buat Donghae meskipun raga Yoona bebas berteman atau bahkan pacaran sama siapa aja *lirik LSG *ceritanya masih belum bisa move on *tbtb curhat *tbtb ngomongin couple lain selain YH._.v
        Sori tentang kalimat terakhir. itu cuman pikiran aku aja hihi~.~v mohon dimaafkan yah ^3^

      2. /manggut manggut gajelas/ bener bener…
        pinter…. B^)

        nah yang soal sperma dan sel telur itu… awalnya mau copas lagi dari buku biologi kelas 2… tapi kayanya kalian bakal bosan bacanya /? atau karna authornya yang gangerti? /?
        haha… jadi intinya donghae itu ngambil kesmepatan dalam kesempitan… yaah. meskipun donghae hantu tapi dia kan tetap seorang ‘namja’ eh? #salahFokus
        bisa saja mereka melakukannya… kan donghae bukan manusia lagi. banyak hal yang kita tak tau dan tak mungkin di-kitanya tapi mungkin di donghaenya /? soktau
        atau mau di sambungin cara donghae dengan mesumnya menghamili anak orang yg tengah tidur panjang? /? haha :v
        ntar kalian keringat dingin bacanya lagi /? jujur author gaberpengalaman. belum di ajari secara detail dengan minhonya /?
        ntar salah salah ketik malah ketuker tuker lagi anu-nya/? #apaan?!!!
        yang soal seung gi dan yoona dan quotes dan kehidupan real mereka… author gatau, yang jelas quotes itu author gaada sangkut pautkan sama SG dan Yoona. dari awal author udah gamau bawa bawa seung gi lagi dan gamau nyangkut pautkan mereka dalam fanfic author, masalahnya bukan karna gasuka atau gimana… tapi author belum dapat kabar tentang hubungam mereka apakah nyata atau tidak dari suami author sendiri (read : choi minho) /? eh?
        jadi intinya gaada hubungannya 🙂
        tapi kalau mau nganggap gitu sih juga gak apa :——-3
        terima kasih untuk kesimpulan dan komentarnya yang panjang lebar ^3^)~~~ /nangis terharu di dada minho/ /?

  12. aigoo haeppa hantu ternyata, daebak thor, bener2 daebak!!! keren banget ceritanya, awalnya agak bingung sama orang yang nawarin payung itu sebenarnya siapa, tpi lama2 ngerti juga jalan ceritanya, keren!!!

  13. jd,sbnr’y donghae itu dah mninggaL ya…!? jd ,yg noLongn yoona itu arwah’y..!? squel dong thor…!? bkin donghae reinkarnasi…!? biar yoonhae bza b’stu..!?

  14. donghae bener2 manfaatin kesempatan dg baik ya? sampe bisa hamilin yoong, padahal waktu itu yoongnya sedang koma ya? ckck…
    sequel dong, kan penasaran anak yoonhae ntar jd kyk apa…

  15. sy bingung sama ceritanya .
    Klo haeppa itu hantu knp dia bisa hamil??
    sejak kpn hantu bisa bikin hamil manusia

    sy benar2 bingung

  16. sy bingung sama ceritanya .
    Klo haeppa itu hantu knp yoona bisa hamil??
    sejak kpn hantu bisa bikin hamil manusia

    sy benar2 bingung

  17. kayaknya butuh sequel deh thorrrr penasaran soal nya gimana haeppa bisa hamilin yooooong tapi daebak ff nya yooooong g bs pindah hatinya ke yang lain karena dah terkunci ama hatinya haeppa………kerennnnnnnn

  18. Eh bentar bentar, aku udh baca commentnya author, setan atau hantu itu bisa megang manusia ya? Sampai si ikan mokpo bisa “niduri” Yoona, bisa nyium juga :v
    Hebat juga si ikan mokpo, terus nanti anaknya aktenya gimana? LDH-IY ya ortunya? Tapi yoona nggak nikah dong ‘-‘

    Oke, abaikan komentar nggak jelas di atas, btw FFnya keren thor, ditunggy ff jenis ini lagi, yg nggak bisa ditebak gitu~

    Fighting thor! YH Jjang!

  19. keren keren..alurnya gak monoton.. ngakak baca komen komennya apalagi soal bagaimana yoona bisa hamil,haha.. keep writing author:)

  20. Lah. . .Si Donghae ini bener” yah, pinter ngambil kesempatan dalam kesempitan -_-
    Donghae itu hantu yah? gimana caranya yoona bisa hamil?
    Btw. . .FF.nya keren thor. . ^^

Komentarmu?