Sin, Hopelessness,Revenge and Love (Chapter 6)

Sin, Hopelessness, revenge, and love

Author : Lee Hanna

Title       : Sin, Hopelessness,Revenge and Love (SHRL)

Length  : 5000+ words

Category : Chapter

Genre   : Angst, Family, Romance, Sad

Main Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Choi Siwon

Other Cast : Cho Kyuhyun, Jung Jessica, Hwang Tiffany, Kim Taeyeon, etc

Disclaimer : before, this story was mine. i’ve strive so hard to make this story. This story is inspired from some Korean dramas I’ve ever watched before. Sorry for typos. don’t plagiarism my story without my permission. don’t forget to replace a comment for my story to next story will be more interesting. don’t bash the cast cause YoonHae is real.

okey then~ enjoy your reading

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ Sin, Hopelessness,Revenge and Love ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ •

“Dan Siwon, orang yang tepat untukku.” ucap ku lagi “Aku tidak perlu menyewa pengacara mahal untuk mengambil kembali hak ku pada Ibu tiriku” lanjutku dan dengan sulitnya menelan liurku.   “Aku tidak ingin kau tersakiti saat Aku pergi nanti” jelasku. Semoga Ia mengerti. Ia masih Diam seperti awal Aku membuka pembicaraan yang mengarah ke sini.

Hanya desir dedaunan serta angin malam yang menghiasi sunyinya suasana di sekitar kami. Dan mereka bilang semua akan menjadi jelas jika kau mengungkapkan semuanya. Mengungkapkan setidaknya membuat perasaanmu menjadi lebih tenang. Aku sudah melakukannya. Tapi kenapa hanya sakit yang ku rasa? air mataku menumpuk di pelupuk mataku dan ku coba mengalihkan pandangan mataku agar air mata ini tak menetes memperlihatkan lemahnya aku. Dan aku tersadar jika ku tak sanggup hanya sekedar untuk menatap matanya yang sendu itu. Kecewa. Itu yang dapat ku tangkap dari tatapan matanya.

“Awalnya Aku berjanji pada diriku sendiri” ucapnya memecahkan keheningan. Aku menoleh menatapnya yang sedang menerawang langit yang penuh bintang ini “Kau tak mungkin akan datang ke sini selama apapun Aku menunggu. Aku benar-benar menyerah padamu. Ku pikir Siwon lebih pantas. Tapi jika kau benar-benar datang, maka Aku tidak akan pernah menyerah padamu” dan Ia menatapku tajam “Dan kau datang.” Ucapnya. Tatapan kami bertemu. Ku coba telusuri tatapannya padaku, sangat dalam dan di sana ada sebuah kejujuran “Kenapa? Kenapa kau datang ke sini?” namja itu dengan tangannya memegang dadanya dan matanya menatapku sendu, penuh kesedihan, dan kekecewaan. Saat seorang lelaki melihat yeojanya dekat dengan namja lain, di saat itulah kekecewaan menyelimutinya.

“Mian” ucapku pelan. Entahlah. Aku bersyukur tidak ada lampu yang begitu terang hingga hanya remang-remang di antara kami, terutama Aku karena lentera yang di bawa Donghae di letakkannya di samping kirinya, hingga tak terlihat jelas Aku telah mengeluarkan air mata ini yang bahkan tanpa permisi dan dengan lancangnya keluar. Hatiku sakit melihanya seperti ini. Entahlah, kenapa Aku harus ke sini.

Aku ikut mengedarkan pandanganku ke langit gelap penuh bintang ini. Dan seketika ada sebuah cahaya terang di wajahku

“Kau menangis?” tanya namja itu. Aku beralih menatapnya kaget. Sialan! Ia meletakkan lentera itu tepat di wajahku! Dengan cepat Aku mengalihkan pandanganku ke pohon yang kebetulan ada di sampingku

“Tidak, Aku hanya mengantuk” jawabku. Terdengar suara lenguhan nafas namja itu. Aku kembali menatapnya yang kemudian memajukan tubuhnya padaku hingga punggungku menyentuh pohon yang ada di belakangku, meskipun ini dalam keadaan duduk, sangat sulit bagiku untuk menghindarinya. Jantungku berdegup kencang dan shit! Apa yang akan di lakukannya? Namja itu semakin mendekat dan tangannya naik meletakkan lentera itu di ranting pohon yang jaraknya dekat di atas kepalaku.  Ia tersenyum melihat tingkahku yang dapat di bilang aneh ini. bagaimana tidak? Aku mengiranya akan menciumku. Ah, otakku…

Dan malam ini kami hanya berdua menatap langit bersama hingga Aku tertidur di pundaknya. Sangat lelap. Entahlah, Aku sangat nyaman berada di sampingnya.

“Nona,” ucap seseorang sambil menggoyang-goyangkan pundakku. Aku terjaga dan tak menemukan Donghae di sebelahku “Taxinya sudah datang” ucap namja itu. Aku masih melihat sekitar. Bodoh! Namja itu sudah pergi dan hanya menitipkan seorang supir taxi padaku!

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Ia bahkan tak ada di rumah saat Aku pulang. Hampa, kosong. Begitulah hidupku saat ini. Dan hanya sekedar untuk mengepel lantai cafe ini saja rasanya sangat malas

“Yak Im Yoona!” teriak seorang yeoja. Aku tersentak kaget dan beralih menatapnya

“Wae?” tanyaku

“Dari tadi Aku memanggilmu dan baru sekarang kau menyaut?” yeoja itu memanyunkan bibirnya kesal

“Ada apa?”

“Entahlah, menurutmu kemana namja yang selalu duduk di sana?”  Aku menatapnya heran, maksudnya? Namja siapaa? “Ah, memang Cuma beberapa hari Dia di sana, tapi Dia sangat tampan” Aku hanya mencibirnya dengan memanyunkan bibirku dan melanjutkan tugasku. Sunny, selalu terpesona pada setiap namja tampan bahkan sampai remaja Senior High School pun Ia sukai. Wajahnya yang cantik dan sikapnya yang tomboy mengundang banyak namja untuk terpikat pada kepribadiannya yang unik.

“Kau istirahatlah. Tampaknya kau lelah” ucap Sunny prihatin

“Tidak perlu, Aku sudah istirahat tadi” tolakku secara halus.  Yeoja itu kemudian berbisik padaku  “Pakai jam makan ku saja” ucapnya sembari berlari menuju dapur. Biar ku tebak, Ia pasti akan menggoda Kim Ryewook. Koki di sini.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Well, Aku tidak lagi menunggu di depan cafe saat pulang. Aku hanya pulang dengan sendirinya

“Jika Aku gajian nanti, Aku akan beli sepeda motor” desisku pelan dan tiba-tiba ada suara klakson di belakangku. Aku menyingkir dari jalan. Apa jalanku sangat ketengah hingga mereka tak bisa lewat?

“Yak!” pekik seorang namja. Aku beralih dan menatapnya. Choi Siwon?!

“Siwon oppa?” tanyaku heran. Ia membawakan sebuah motor dan tertawa kecil melihatku. Ia menghentikan motornya dan memakaikanku helm. Motor matic berbentuk vespa dan sangat lucu saat Ia memakainya.

“Besok jangan jalan kaki lagi, nanti kakimu rusak. Kau tau kan? jarak dari kota ke rumahmu?” ucap Siwon sambil memakaikanku helmnya. “Bagaimana? Kau suka warnanya?” tanya Siwon.

“I-ini untukku?” tanyaku sedikit kaget. Ia menganggukkan kepalanya dan memberikanku sebuah senyuman tulus “Gumawo” hanya satu kata itu yang dapat ku ucapkan dan Aku sadar. Aku membutuhkannya, Ia yang selalu ada untukku.

Kami berdua berjalan menggunakan motor ini. Sangat aneh di saat semua pasangan kekasih jalan menggunakan mobil atau motor besar, namun Siwon membawaku dengan motor yang berbentuk vespa itu, aneh.

“Kau tidak malu?” tanyaku

“Untuk apa? Aku bahkan rela menggunakan sendal jepit di bandara jika kau mau” ucapnya dan itu membuatku tertawa

“Kau lapar?” tanyanya padaku, ku jawab dengan anggukan menyadari perutku yang sedari tadi sudah menahan lapar karena harus bertemu dengannya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Aku melangkahkan kakiku memasuki rumah. Hari sudah larut saat Aku mengantar Siwon dengan motor baruku dan pulang kembali ke rumahku. Ku buka knop pintunya dan sedikit mendesah kecewa “Dia belum pulang juga” desisku pelan. Aku kemudian meraih kunci itu di sakuku dan membuka pintunya. Apa maksud namja itu? Bahkan Aku tidak mengetahui tempatnya tinggal, nomer handphone nya juga ku tak punya.

“Awalnya Aku berjanji pada diriku sendiri. kau tak mungkin akan datang ke sini selama apapun Aku menunggu. Aku benar-benar menyerah padamu. Ku pikir Siwon lebih pantas. Tapi jika kau benar-benar datang, maka Aku tidak akan pernah menyerah padamu… dan kau datang”

Deretan kata-katanya yang sedemikian panjang itu melintas tanpa permisi di pikiranku. Bagaimana bisa Ia mengatakan hal seperti itu? apa perlu Aku membuat janji terlebih dahulu pada diriku sendiri dan Tuhan agar Ia datang kembali? Bagaimana jika Ia tidak datang? Aku sudah cukup membuat satu janji pada Appa dan Tuhan. Aku tidak mau membuat janji-janji lainnya.

Ku hempaskan tubuhku di atas ranjang kecil itu dan meluapkan semua penatku di sana. Tanganku mulai menggapai meja di samping kasur ini untuk mengambil sesuatu di sana. Dan gotcha! Aku mendapatkannya tanpa melihat. Suatu kesenangan tersendiri untukku di saat kau benar-benar kesepian seperti ini.

Aku kemudian terduduk dan memikirkan hidupku. “Apa Aku memang ditakdirkan untuk kesepian?!” kesalku.

Dulu, di saat Aku masih kecil, Aku selalu duduk di bawah pohon yang ku Akui sebagai surgaku sampai nemo datang menemaniku di sana. dan Aku kesepian lagi saat pindah.

Semenjak itu Aku selalu mengikuti kakak tiriku, Jessica. Ia sangat tidak menyukai ku begitu juga dengan Eommanya . Dan Ia di pindahkan ke California, itu benar-benar membuatku jauh lebih kesepian setelahnya.

Appa sibuk dengan pekerjaannya dan Ibu tiriku bahkan tidak mau melihatku.  Aku kesepian lagi.

Dan saat ini, semua pergi meninggalkanku hingga nemo datang kembali. Tanpa sadar air mataku jatuh membasahi pipiku meski hanya setetes. “Dan Dia pergi lagi” desisku pelan

 

{Tuhan, jangan biarkan Aku jatuh cinta. Jangan biarkan Aku merindukannya jika akhirnya kau akan menarik kembali malaikatmu itu}

 

Tiba-tiba Aku mendengar suara ketukan pintu dan langsung bergegas membukanya. Dia kembali! Dia pasti kembali!

Pintu terbuka dengan semangat ku yang bisa dibilang maksimal ini, dan semangat itu luntur seketika saat sebuah senyum menyapaku dan dengan ragu-ragu Ia berucap “Malam ini bisa Aku tinggal di sini?” tanyanya “Aku tidak akan melakukan hal-hal aneh. promise

Bagaimana bisa Aku menolak? Bagaimana bisa Aku mengintrogasi alasannya untuk tinggal di sini saat Aku mengintrogasi Donghae dulu?

Aish! Aku bahkan sulit untuk tidak mengatakan namanya dalam pikiranku. Apa Aku jatuh cinta padanya saat Aku sudah layak berada di  samping namja yang mencintaiku dulu? Ini tidak boleh. Jelas kemarin aku yang menolaknya. Mengatakan Ia tak bisa bersamaku dan kenapa sekarang aku yang menyesal?

Memang benar kata mereka, orang yang membuat sebuah keputusan salah adalah orang yang terlebih dahulu menyesalinya. Tunggu! apa keputusanku ini salah?

Aku memejamkan mataku dan sebuah genggaman di jemariku mulai terasa. Aku membuka mataku dan meliriknya

“Apa kau sakit?” tanyanya lembut.

“Aniya” jawabku singkat diiringi dengan sebuah senyuman.

“Kau lelah, istirahatlah”  Aku hanya mengangguk mengiyakan sarannya. Aku kemudian beranjak dari sofa itu dan memilih untuk tidur. Ku lihat Siwon duduk di sana sambil tersenyum padaku kemudian merebahkan tubuhnya di sofa. Jarak kami hanya berkisar satu meter. Jarak yang biasa ku kenakan saat bersama Donghae, tempat yang sekarang di tiduri Siwon adalah tempat Donghae, dulunya.

Aku memejamkan mataku, berharap setelah Aku bangun, Yoona yang baru akan muncul. Yoona yang sudah tidak akan memikirkan Donghae lagi. Donghae hanyalah sebuah mimpi yang jika kau terjaga, kau hanya mampu mengenangnya tanpa bisa kembali untuk merubahnya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Author POV

 

Siwon terjaga saat getaran handphone di sakunya terus memberontak meminta di angkat. Sayup-sayup Ia lihat Yoona tertidur di sana, dan seulas senyum menghiasi paginya melihat yeojanya tertidur pulas tanpa beban seperti apa yang Ia lihat kemarin.

Ia meraih handphonenya dan bergegas keluar agar suaranya tidak membangunkan yeoja itu.

“Yeobseyeo? … ne?…  Ne.. arra” singkat jelas dan padat dari suara yang di salurkan si penelpon. Siwon masuk kembali kedalam rumah, mencium kening yeoja itu lama dan menatap wajah yeoja yang tengah tertidur pulas itu “Mian membuatmu susah selama ini” ucap nya itu sambil mengelus pipi Yoona kemudian beranjak meninggalkannya.

Ibunya memanggilnya untuk menjemput istrinya di bandara Incheon. Tiffany, yeoja yang selama beberapa bulan ini berada di sampingnya sebagai istri yang sah sekaligus alasannya untuk pergi ke New York dan meninggalkan Yoona. Bukan karena istrinya itu Ia pergi, tapi karena paksaan kedua orang tuanya yang keras kepala dan suka seenaknya saja.

Siwon mengenal baik sikap kedua orang tuanya dan apa dayanya sebagai seorang anak yang hanya di besarkan dari hasil kerja keras kedua orang tuanya untuk dapat mencapai puncak kesuksesan? Dia bahkan tidak mampu untuk memberontak.

Sementara Yoona, ‘mimpi’ yang Ia alami beberapa hari ini membuatnya susah tidur. Ia duduk dari tidurnya dan menatap jendela. Mobil itu sudah pergi.

“Ia pasti menemui istrinya” desis Yoona. Dan Yoona, bagaimana bisa Ia menjadi perusak hubungan rumah tangga orang saat ini ? sungguh bukan sesuatu yang dapat Ia duga sebelumnya.

Braaak!!

Pintu itu terbuka secara paksa dalam sekali tendangan. Mata Yoona membulat dan kaget menyelimuti wajahnya yang terlihat jelas itu. Ia beranjak dari kasurnya dan menatap yeoja mana yang lancang menendang pintu rumahnya sepagi ini? Yeoja? Jelas! Karena high heel nya membuat bekas sebuah lubang di pintu kayu itu.

“Kau rupanya” desis yeoja itu. matanya menunjukkan amarah dan tangannya mengepal kuat “Kau yeoja bernama Im Yoona itu” Yoona mengernyitkan dahinya. Bagaimana bisa ada seorang yeoja yang marah-marah padanya sepagi ini ?

“Kau siapa?”

“Kau tidak tau? Aku yeoja yang suaminya ada di sini semalam. Dan lihatlah betapa murahnya dirimu! Kau tidak lebih dari seorang pelacur!!!” bentaknya keras. Mata Yoona memerah dan amarahnya mulai memuncak seiring dengan harga dirinya yang telah diinjak. Ingin sekali Ia menampar yeoja itu memberikan sebuah peringatan. Yeoja ‘murahan’ itu juga mempunyai harga diri dan yeoja itu tidak semurah yang Ia kira!

Tapi apa dayanya untuk memberi peringatan? Ini salahnya berada di sekitar kandang macan hingga macan lahap itu menjulurkan lidahnya berulang kali untuk menggapai mangsanya.

“Benar, Aku wanita murahan itu. Lalu kau bisa apa? Kalian hanya di jodohkan” ucap Yoona berusaha sekuat mungkin menutupi suaraku yang bergetar ini.

Plak!!!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Yoona. Perih, namun lebih perih hatinya saat harga diri yeoja itu terinjak oleh wanita yang mengaku Istri Siwon itu.

“Kau harusnya sadar ! kau berada di dekatnya bukan karena cinta juga. Tapi karena hartanya! Lihatlah! Bahkan rumahpun kau harus menggunakan rumahnya” yeoja itu kemudian melemparkan secarik amplop tepat di wajah Yoona.

“Kau mau membalas?!” bentak yeoja berponi itu. Ia sangat cantik, namun tak berprikemanusiaan. Mata Yoona memanas dan dengan sekuat tenaga Ia menahan agar tangannya tidak melayang untuk menampar pipi mulus yeoja itu . Ia membuka matanya dan sedikit kaget melihat yeoja yang ada di hadapannya itu menangis dengan mata yang memerah.

“Aku mencintainya” desis yeoja itu dan membuat Yoona serasa di tampar kuat oleh air mata yeoja yang ada di hadapannya ini. Lebih kuat dari tamparan yang langsung dari telapak tangannya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Kau yakin? Ruangannya sangat sempit”

“Tidak apa-apa. Hanya untuk satu hari dan Aku akan mencari tempat yang lain. Setidaknya Aku bisa tidur di sana” ucap Yoona dengan wajah memelasnya. Sedari tadi pagi Ia menghabiskan waktunya di bawah pohon tempat terakhir kali Ia bersama dengan Donghae. Dan siangnya Ia harus pulang mengingat pekerjaan yang sudah menunggunya.

Sebuah keputusan di dapatinya. Ia tidak membutuhkan Siwon. Ia bahkan tidak mendapatkan kenyamanan di antara mereka. Ia hanya membutuhkan fasilitas dari namja itu. Benar apa yang dikatakan oleh istri Siwon tadi.

“Baiklah” ucap namja itu setelah menimbang-nimbang baik buruknya permintaan Yoona “Aku percaya padamu” lanjutnya lagi. “Carilah rumah yang lain setelahnya. Aku akan meminjampan uang padamu” lanjutnya

“Gwaenchana. Aku sudah memiliki uang, hanya saja Aku tidak mau menyia-nyiakannya untuk menyewa kamar hotel atau motel” jawab Yoona. Namja yang memiliki cafe tersebut mengangguk paham maksud dari yeoja itu. Semua orang juga tau, keinginan terbesar Yoona, pergi ke California dan menyewa pengacara mahal. Ia pikir Ia akan bisa dengan mudahnya menyewa pengacara mahal itu tanpa sedikitpun bayaran, mengingat Siwon adalah pengacara lulusan New York. Namun Ia menarik pemikirannya kembali setelah kejadian tadi pagi.

Sebuah surat tanah kepemilikan rumah itu atas nama Siwon. Ia menyadari bahwa Ia memang telah memanfaatkan namja itu di saat ada hati seorang wanita yang lebih tersakiti. Ia dapat merasakannya saat Ia melihat Eomma dan Appanya bercerai dan yeoja lain masuk ke rumah mereka. Yeoja itu adalah Ibu tiri Yoona, apa Yoona akan berakhir seperit Ibu tirinya itu? tentu saja Ia tak tega.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Yoona, meja tujuh memesan makanan! dan ini untuk meja empat” Yoona bergegas mengambil nampan itu dan membawanya ke meja nomor empat.

“Cheogiyeo” Yoona  menoleh sekilas pada sumber suara dan segera meletakkan napan itu ke meja nomer empat tersebut. Ada seorang Ibu dan anaknya duduk di sana “Have a nice day dan makan yang banyak ya” ucap yeoja itu sembari tersenyum pada seorang Ibu dan mengusap pelan kepala anak kecil itu, kemudian bergegas berjalan ke arah sumber suara tadi

“Apa kalian pasangan? Kalian terlihat serasi” goda Yoona saat sampai di meja nomor 7. Mereka tersenyum. “Mau pesan apa?” tanyanya ramah

Choco latte dan lemon tea. Lalu pasta satu” ucap sang yeoja

“Ne, tunggu sebentar” jawab Yoona lalu beranjak meninggalkan mereka lalu meletakkan kertas tempel di jendela kecil yang mengarah ke dapur “Pasta, ppalliyeo” perintah yeoja itu lalu berlari kecil ke tempat pembuatan minuman dan membuat minuman pesanan orang tadi

“Cheogiyeo!” panggil seorang ahjussi di meja sudut ruangan ini. “Sunny eonni, ada pesanan di sana” tunjuk Yoona dan sunny segera beranjak “Arraesseo” ucapnya lalu bergegas menuju tempat itu. Yoona merenung sejenak. Ia pernah melihat seorang namja di situ. Dan Yoona mulai menimbang nimbang dan berpikir keras

“Dasimu bagus, Mau pesan apa?”

“Dan mukamu pucat”

Ia mengingat percakapan singkat itu. saat Ia mencatat pesanan di sana. tapi siapa namja itu? samar-samar Aku mengingatnya

“Donghae?” desisnya dan seketika Ia tersadar

“Im Yoona!” seseorang memanggilnya dan Yoona beralih menatap arah sumber suara. Ada seorang namja berdiri di hadapannya dengan dua orang namja lainnya berdiri di belakangnya yang ikut menyertainya. Semua orang memperhatikan mereka bertiga yang datang tanpa permisi dan membuat kehebohan tersendiri

“Kau di tangkap karena telah kabur dari rumah sakit” ucap salah satu namja yang ada dibelakangnya itu

“Mwo?!” bentak Yoona kaget. Ia berjalan dengan gusar menuju namja yang sedang tersenyum sesumringan itu. Namja itu kemudian membuka sebuah surat dan menunjukkannya pada semua yang menatap mereka kaget

“Kau kabur dari rumah sakit sebelum semua masalah pengobatan terselesaikan. Dan kau harus kembali untuk di rawat di sana selang beberapa hari” ucap namja itu yang membuat Yoona ingin muntah rasanya. Seketika sebuah ide terlintas di benak Yoona

“Kalau begitu Aku akan di rawat di rumah sakit?” Tanya Yoona. Namja itu mengangguk mantap atas ucapan Yoona. Akhirnya ide gilanya untuk menangkap Yeoja itu berjalan dengan lancar

“Baiklah. Tunggu di sini sebentar”  ucap Yoona sambil menarik sebelah bibirnya

“Kau tidak berpikir untuk kabur kan nyonya Im?”

“Tentu saja tidak” ucap Yoona lalu beranjak keruangan yang Ia tempati untuk tidur. Ia menarik kopernya ke cafe dan keluar dari tempat itu meninggalkan orang-orang yang tengah bingung dengan sikapnya dan keadaan saat ini serta tiga orang namja yang tengah kebingungan itu

“Kalian kenapa masih di sana? bukankah mau membawaku kerumah sakit?!” tanya Yoona saat barbalik memperhatikan wajah bodoh mereka bertiga.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Gumawo” ucap Leeteuk pada kedua rekannya yang sudah berhasil menangkap Yoona. Ia yakin jika Ia hanya pergi sendiri, Yoona tak akan mendengarkan ucapannya. Namun sepertinya, tanpa membawa surat dan dua pengikut pun Yoona akan dengan senang hati tinggal di rumah namja itu karena memang tak ada tempat untuk ditinggalinya lagi.

Leeteuk menarik nafas panjang saat melirik yeoja yang di sampingnya itu

“Untuk sementara kau tinggal di rumahku saja” ucapnya “Sampai hasil lab nya benar-benar keluar”

“Baiklah. Dan sekarang tamu mu ini lapar” ucap Yoona sambil memasang tampang memelas pada namja yang sedang menatapnya aneh itu

“Kau jauh lebih mengesalkan saat dekat. Dan kau tau? Pasien tidak di perbolehkan makan tiga jam sebelum check up. Jadi bersabarlah”

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Hari sudah malam namun Yoona masih menunggu di koridor rumah sakit. Terlihat olehnya beberapa orang tua dengan raut khawatir membawa anaknya, ‘gwaenchana?’ ‘kau pasti sembuh’ ‘dokter tidak menakutkan’  kata-kata penenang itu setidaknya dapat membuat anak-anak mereka merasa sedikit lega dan melupakan ketakutan mereka sejenak. Yoona hanya dapat tersenyum miris melihat itu semua. Mengingat Ia dari dulu yang selalu di temani oleh Ibu tirinya kerumah sakit di sertai makian

 

‘kenapa lamban sekali?!’ 

‘Ibu, Aku tidak bisa berjalan. Pegang tanganku, kumohon’

‘kau bisa menyentuh tembok rumah sakit ini. Jangan memelas, Aku sibuk dan tidak punya banyak waktu untukmu!’

 

“Mereka beruntung” desis Yoona pelan.

“Siapa yang beruntung?” tanya Leeteuk mengagetkan lamuan Yoona “Sudah lama menunggu?” tanya Leeteuk saat keluar dari ruangannya. Yoona mengangguk pelan sambil meraih softdrink dari Leeteuk.

“Mana hasil check up ku?”

“Tidak bisa di ambil sekarang. Butuh setidaknya 24 jam untuk memproses semuanya” kesal Leeteuk “Malam ini tidurlah dirumah ku dulu”

“Kau tinggal bersama orang tuamu?”

“Tidak, sama kakakku dan Dia sedang dinas ke Australia saat ini” Yoona mengangguk mengerti sambil meneguk minuman kaleng itu

“Ayo kita pulang” ucap Leeteuk sambil berjalan meninggalkan Yoona

“Leeteuk-ssi!” panggil Yoona sambil menyetarakan langkah mereka “Aku lapar. Di rumahmu ada makanan kan?” ucapnya dan ucapannya itu membuat langkah kaki Leeteuk terhenti lantas beralih menatap Yoona

“Kau tidak ke kantin tadi? Jangan bilang uang ku tadi kau simpan dan menahan laparmu dari tadi sore” Yoona hanya tersenyum kecut menahan malunya. Ya benar, uang itu Ia simpan. Hitung-hitung Ia dapat membeli sesuatu yang lebih penting. Untuk saat ini, makanan bukanlah hal yang penting untuknya.

Dan dengan segenap kekesalan, Leeteuk mentraktir Yoona di tempat makan murah di tepi jalan. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, pantas saja warung itu terlihat sepi. Ahjumma itu kemudian meletakkan semangkuk daging dan Leeteuk mulai memanggangnya satu persatu.

“Dua botol soju juseyeo” pinta Leeteuk. “Kau bisa minum kan?” tanyanya. Yoona masih Diam melihat tingkah namja itu, bagaimana bisa ada seorang dokter mentraktir pasiennya soju “Kalau tidak bisa biar Aku habiskan saja nanti” ucapnya lagi

“Ani, Aku bisa. Tapi kenapa soju? Jangan-jangan kau…”

“Tidak! Aku tidak akan melakukan hal aneh padamu!” marah Leeteuk sambil melambung-lambungkan  sumpitnya keudara

“Wah, kau baik juga ternyata. Mentraktir pasien dengan soju. Andai saja semua dokter di dunia ini seperti mu” goda Yoona. Leeteuk tau persis maksud yeoja yang ada di hadapannya ini

“Ahjumma! Tiga botol soju” pekik Leeteuk dan Yoona melebarkan senyumnya.  “Dan andai saja semua yeoja secantik mu” lanjut Leeteuk pada Yoona, membuat yeoja itu melepaskan senyumnya “Jangan minta hal-hal aneh padaku dengan memujiku ” ucap Yoona sarkatis sambil menyipitkan matanya membuat Leeteuk tertawa puas.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Bau soju menyeruak di penciuman Leeteuk, meski mereka memesan hanya tiga botol, kini botol itu menjadi tujuh akibat ulah Yoona. Ia memesan tanpa berpikir terlebih dahulu dan itu suatu keuntungan tersendiri bagi si penjual. Leeteuk dengan terpaksa menarik koper Yoona sambil menggopohnya ke apartementnya itu

“Untung noona tidak di rumah, jika dirumah, bisa mati Aku” gumam Leeteuk pada dirinya sendiri

“Leeteuk ssi!” ucap Yoona setelah berhenti dari semua racauannya yang tidak jelas itu,

“Wae?!” kesal Leeteuk sambil menggopoh tubuh yeoja itu. Ia memang terlihat kecil dan kurus, namun badannya sangat berat dan makannya sangat banyak. Hal itu mempersulit Leeteuk hingga Yoona terjatuh ke lantai beberapa kali dan membuat namja itu malu

“Leeteuk ssi!!!!” panggil Yoona lagi dan kali ini yeoja itu mengalihkan pandangan Leeteuk untuk menghadapnya “Aku akan memberitahu mu suatu rahasia” ucapnya

“Wae? Jadwal PMS mu?” ejek Leeteuk. Ia tau yeoja itu sedang tidak berada di titik normal saat ini hingga berbicara hal-hal aneh pun akan terasa konyol.

“Aku sedang tidak PMS! pabbo” Yoona memanyunkan bibirnya dan kembali menatap Leeteuk yang susah payah menggopoh tubuh Yoona hingga sampai dalam lift. Yeoja itu bersandar di tepi dinding lift dan Leeteuk merenggangkan tulang-tulangnya. Rasanya seperti mengangkat berkilo-kilo beras.

“Kau tau? Saat Aku kecelakaan,,,” Yoona mendekati Leeteuk dan kembali bergelantungan di bahu namja itu “Aku bertemu Appa. Ia tidak membiarkanku mati” kemudian yeoja itu tertawa depresi sedangkan Leeteuk masih diam menunggu kelanjutan cerita yeoja itu. Meskipun mabuk membuatnya tidak sadar akan semua yang Ia lakukan, tapi mabuk membuat orang lain lebih jujur akan perasaannya.

“Dan Ia menyuruhku untuk membuat harta Appa yang di ambil wanita jalan itu kembali pada Ibuku dan Taeyeon eonni” Leeteuk kemudian menatap wajah Yoona penuh prihatin dan simpati “Dan Ia janji pada Tuhan akan membuatku kembali ke surga jika itu semua telah selesai ku laksanakan” ucap Yoona bangga

“M-mwo?!” pekik Leeteuk  sedangkan Yoona menatapnya sambil tertawa frustasi. Yeoja itu kemudian terjatuh tepat di kaki Leeteuk

“Dan sekarang Aku tidak ingin kembali ke sana, Aku salah telah jatuh cinta pada namja itu! harusnya Aku tidak boleh jatuh cinta! Ini hanya membuatku sakit” ucap Yoona sambil menggeleng-gelengkan kepalanya depresi. Ia menangis histeris membuat isi lift ini menjadi ribut karena gema suaranya. Ia terduduk dan mengacak rambutnya frustasi dan sedetik kemudian pintu lift terbuka. Memperlihatkan Yoona yang tengah duduk di sana sambil mencengkram kuat rambutnya dan menangis, sedangkan Leeteuk hanya menatapnya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Leeteuk menutup pintu apartementnya dengan satu kaki dan menggopoh Yoona ke kamar tamu, membaringkan yeoja itu di sana. Kemudian namja itu menyelimuti tubuh Yoona. Seulas senyum tertera di wajah namja itu, rasa ingin melindungi yeoja yang ada di hadapannya ini semakin kuat. Dan hingga saat ini, Ia belum mengerti kenapa Ia dengan mudahnya mengurusi yeoja yang tidak di kenalnya itu. Jika di dasari alasan untuk mendekati kakak Yoona, Leeteuk bahkan sudah berusaha keras untuk melupakan yeoja itu, baginya sangat sulit untuk mendapatkan yeoja yang kini sudah menjadi istri orang lain.

Drrrrt drrrrt

Leeteuk melihat pesan masuk dari handphonenya

=hyung! Ini lebih cepat dari yang ku kira dan Aku mengirimkannya padamu. Ini hasilnya= 

Leeteuk memperhatikan dengan seksama kiriman gambar yang di kirim oleh bawahannya tentang hasil test Yoona. Ia terlihat kaget begitu melihat ada yang tak beres di sana nafasnya kini menjadi tak beraturan mengingat cerita yang di katakan Yoona tadi

“Di turunkan kembali ke bumi untuk membuat Ibumu dan kakakmu bahagia dan akan di tarik kembali ke surga. Apa kau malaikat?” desis Leeteuk menatap wajah polos Yoona saat tertidur pulas.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Pagi-pagi sekali Yoona bangun dan bergegas pergi meninggalkan apartement Leeteuk. Ia merasa segan dan malu karena menginap di rumah namja itu, bahkan sangat menyusahkan namja itu.dan tak lupa Ia meninggalkan makanan yang sudah terhidang di meja makan sebelum Ia pergi. Di sana juga tertera sebuah note kecil

‘Maaf merepotkanmu. Aku akan menjemput hasil testnya nanti sore jam 5 sore’

Yoona sudah mengirimkan pesan ke  Taeyeon untuk izin tinggal di sana beberapa hari dan di setujui oleh yeoja itu.

Yoona masih melangkahkan kakinya menuju toko bunga. Sudah tiga hari Ia tidak masuk, Ia yakin, pemilik toko itu, Kim Hyoyeon pasti marah padanya terutama dengan koper yang Ia tarik sepanjang perjalanannya.

“Kau sudah sembuh?” tanya hyoyeon.

“Ne” Jawab Yoona singkat. Yeoja itu lebih ramah dari biasanya.

“Tadi ada seorang namja tampan lagi menyari mu, yak! Kenapa kau selalu di kelilingi namja namja tampan?”

“Namja? Donghae?” kaget Yoona “Apa tubuhnya tidak terlalu tinggi? Apa Dia berponi?”

“Ani, Dia sangat tinggi dan tidak berponi, senyumnya seperti pangeran dari kerajaan eropa sana! dan dengan kemeja nya. Ia sepertinya mengkhawatirkanmu hingga mencari mu ke sini”

“Apa itu Siwon?” desis Yoona pelan, yeoja itu mendengarnya kemudian berpikir

“Ya, Kalau Aku tidak salah namanya Siwon” ucap Hyoyeon sambil menyiram kembali bunganya. Suatu kekecewaan saat Siwon yang mencarinya, bukan Donghae.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Kau sudah datang?” ucap Leeteuk saat Yoona memasuki ruangannya. Hari sudah malam saat Yoona pergi kerumah sakit, Ia pulang kerja dari cafe jam tujuh malam, dan itu harus membuatnya mengingkari janji nya untuk bertemu jam lima sore

“Kau terlambat”

“Aku baru pulang”

“Baiklah, ini hasilnya” ucap Leeteuk sambil mengambil berkas bertuliskan Yoona di amplopnya “Kecelakaan fatal itu membuat cedera primer pada otakmu dalam tahap kontusio serebi, kerusakan langsung di fraktur tulang tengkorak, robek pembuluh darah hematom, kerusakan jaringan otak termasuk robeknya durameter, kontusio dan leserasimu. Sinyal kematian sel nukleus mu mulai bertambah setiap hari oleh membran bound apoptotic bodiesnya.” Yoona mengernyitkan dahinya bingung dengan segala bahasa biologi yang diucapkan Leeteuk, tapi satu hal yang Ia rasakan dari firasatnya berkata hal buruk yang ada di dalam sana

“Aku… kurang mengerti” gumam Yoona pelan

“Intinya kau harus di operasi sebelum robeknya pembuluh darahmu semakin membersar, dan kami bisa mengatasi fraktur tulang tengkorak kepalamu. Serta banyak hal-hal lainnya yang harus di atasi lainnya”

“Apa itu sangat fatal?” tanya Yoona. dapat terlihat ketakutan dari pancaran wajahnya

“Jika tidak di operasi cepat, maka akan semakin fatal akibatnya. Bisa jadi kematian saat kau nanti berada di tahap subdural hematota saat vena dalam ruang subarakhnoidmu juga ikut robek dan pembesaran hematoma karena robeknya vena itu. Tahap mu sudah sangat dekat dengan tahap akhir, ku sarankan untuk kau operasi minggu depan” Yoona tersenyum miris mendengar penjelasan panjang itu

“Appa benar-benar menepati janjinya” ucap Yoona miris

“Mwo?” tanya Leeteuk yang tak seutuhnya mendengar gumaman Yoona.

“Tapi Leeteuk-ssi, bagaimana dengan tanda-tandanya?”

“Kau baru akan mengalaminya setelah tahap ini, seperti mual dan sakit kepala yang sangat kuat”

“Baiklah, Aku kurang yakin dengan hasil test itu. Jika Aku benar benar mengalami gejalanya maka Aku akan menemuimu dan siap untuk dioperasi” ucap Yoona sambil tersenyum karena telah menemukan ide untuk menghindari operasi mematikan itu. Bagaimana jika operasinya tak berhasil? Ia bahkan belum melakukan satu hal pun dari yang dijanjikannya. Ia menundukkan kepalanya untuk memberi hormat pada yang lebih tua padanya,

“Ghambsahambnida. Sudah mau melakukan test ini” ucap Yoona lalu pergi meninggalkan Leeteuk dalam ruangannya

“Kau seperti ini, membuatku semakin ingin tahu tentang kehidupanmu Yoona-ssi” ujar Leeteuk saat pintu itu tertutup rapat.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Kesalahan fatal nya untuk tinggal di sini bersama kakaknya terlihat sudah. Baru saja Ia menginjakkan kakinya di sini, Ia di perlihatkan dengan adegan tidak mengenakkan hati. Kakaknya mendapat tamparan keras dari ahjussi tua itu. ini kedua kalinya Ia melihat wajah namja itu, Taeyeon eonni benar-benar menjadi selirnya.

“Kenapa ada yeoja lain lagi?! kau pikir rumah ini di ciptakan untuk keluargamu?!” marahnya pada Taeyeon.

“Aku sudah mengatakannya padamu. Dia tidak akan mengganggu dan akan tinggal sekamar dengan Eommaku. Ku mohon” ucap Taeyeon eonni, tubuhnya menegang dan matanya memerah, tak sanggup untuk menatap mata namja itu yang saat ini sudah mencengkram rahang Taeyeon eonni kuat

“Ku katakan padamu untuk angkat kaki dari rumah ini kan?! dan kau menolaknya karena Ibumu dan sekarang kau memasukkan orang lain dengan alasan Ibumu. Lama-lama Ibumu itu akan ku cabut juga peralatan dokternya!” marah namja itu dan namja itu melirik sekilas kearah Yoona yang masih terdiam kaku.

Kaget, pasti. Tapi tak menghindari fakta, Itu lah yang di alami kakaknya selama setahun terakhir ini saat Ia harus berhadapan dengan namja tua tak berperasaan itu.

“Kajja Yoona” ucap Taeyeon sambil berjalan mendahului Yoona. Ia membukakan pintu pada sebuah ruangan “Mian. Aku tidak mau bertemu Ibu dulu. Aku harus meminta maaf pada lelaki itu dulu . Kau tidurlah di sana.” ucap Taeyeon eonni dan dengan cepat ku tarik tangannya “Jangan. Jangan meminta maaf padanya jika eonni tak ingin lebih disakiti” ucap Yoona. Yoona melirik ada CCTV di sudut ruangan ini dan dengan cepat menarik tangan Taeyeon ke kamar Ibunya. Terlihat Ibunya kaget begitu melihat Yoona. ternyata Ibunya tengah menguping apa yang di lakukan namja itu pada Taeyeon dan raut keriput di wajahnya serta air matanya membasahi pipi wanita paruh baya itu. Yoona terdiam untuk beberapa menit setelah melihat kondisi Ibunya, sangat kurus dari yang sebelumnya, begitu juga dengan Taeyeon eonni.

“Eomma….” desis Yoona pelan dan yeoja itu memukul Yoona dengan geramnya

“Kenapa kau datang?! Kau hanya mempersulit kakakmu! Pergi sana ke tempatmu!” marahnya pada anaknya itu. Air mata Yoona kini meluap membasahi pipinya

“Mian” jawabnya tanpa mengelak dari pukulan-pukulan itu, berharap Ibunya akan tenang dengan itu, namun infus yang terletak di atasnya begoyang tak tentu hingga membuat Taeyeon harus menahannya dan menahan Ibunya agar tidak bertindak terlalu emosi

“Eomma,kita bicarakan baik-baik” ucap Taeyeon

“Tidak ada yang perlu di bicarakan!!!”  dan Yoona kini terduduk berlutut di hadapan Ibunya.

“Mian” Ia meletakkan kedua telapak tangannya di lantai dan membiarkan air matanya jatuh disana. Beribu kalipun Ia berkata maaf, apakah itu akan merubah semua? Kesalahan yang di buat Appanya dan Ibu tirinya kini menjadi mimpiburuk padanya. Mengakibatkannya yang harus di liputi rasa benci dari Ibu kandungnya sendiri, yeoja yang menjadi panutannya dan suatu kehormatannya untuk dapat memeluk Ibunya kembali. Taeyeon eonni bergegas mengambil jarum suntik dan disuntikkan ke Ibunya. Ini sangat nekat. Sungguh. Namun apa lagi yang bisa Ia lakukan?

“Eonni!” bentak Yoona melihat aksi kakaknya itu

“Gwaenchana” ucap Taeyeon eonni seolah Ia sudah sering melakukan hal ini.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Satu-satunya alasan Aku tetap mempertahankannya setelah membaca diarynya” Yoona beralih menatap yeoja itu bingung. Sementara Taeyeon masih terpaku menatap indahnya langit malam ini di jendela. Dari sinilah Ibunya melihat dunia saat Ia sama sekali tak bisa berada di tengah-tengah dunia itu

“Ia ingin melihat kita berdua menikah. Tersenyum dengan pasangan kita” ucapnya lagi “Setelah kau menikah nanti, Aku pastikan untuk pergi dari sini dan membawanya ke desa. Di sana Ia akan menghabiskan sisa waktu hidupnya dengan tenang. Ia hanya ingin melihatmu menikah, dan itu alasannya untuk hidup” lanjut Taeyeon. Buliran air mata itu kembali turun, Yoona merasa resah dan menyesal mendengar perkataan singkat dari kakaknya itu. Ada rasa sayang di balik kebencian Ibunya pada Yoona dan Yoona tau itu.

“Eonni. Ayo kita keluar dari sini. Kau tau dokter park kan?”

“Dokter park?”

“Iya, Dia menyukaimu dan Aku yakin akan menerimamu apa adanya” Taeyeon menggeleng pelan

“Aku bukan lagi anak gadis. Hidupnya akan hancur saat menikahiku” ucap Taeyeon

“Ani, Ia sangat baik. Ia tidak mungkin akan berpikiran seperti itu. besok temui Aku di cafe Rose. Kau tau kan? tempat biasa kita  bertemu. Aku tidak bisa tinggal di sini. Aku akan ke rumah temanku. Mian membuatmu menjadi bermasalah seperti ini” ujar Yoona. Taeyeon hendak menahannya, namun harus bagaimana lagi. Ia bukanlah tuan rumah di sini.

Di arah pintu Ia menemui seseorang di sana. Ia menghentikan langkah kakinya dan tertegun melihat pemandangan di hadapannya.

Tiffany. Yeoja yang kemarin memakinya dan sekarang tengah duduk di ruang tamu sambil menyeruput minumannya. Taeyeon membungkukkan kepalanya lantas Yoona masih diam dalam posisinya

“Apa yang kau lakukan, cepat beri hormat” perintah Taeyeon pada Yoona dengan suara sedikit berbisik

“Kau…” tiffany mendekati Yoona dan melihat Taeyeon. Seketika Ia tersenyum melihat dua sosok yeoja di hadapannya  “Ternyata kakak dan adik tak jauh beda. ”

“Kau mengenalinya?” tanya Taeyeon pada Yoona

“Tidak, dan bahkan sekalipun Aku mengenalinya, Aku tidak akan pernah mengakui itu” ucap Yoona kemudian berjalan meninggalkan Tiffany dan Taeyeon

“Keurom” ucap Taeyeon pada Tiffany dan beranjak menuju Yoona

“Bagaimana kau bisa mengenalnya?” tanya  Taeyeon

“Dia anak dari namja yang menamparmu tadi?”

“Ne. Kenapa?”

“Umur kalian tidak berbeda jauh dan bagaimana-” Yoona menggantungkan kalimatnya menyadari ini percuma, Ia hanya akan melukai hati kakaknya “Bertahanlah. Aku akan membawamu pergi dari sini secepat yang ku bisa” lanjutnya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Yoona duduk lama di pohon itu. Pohon tempat terakhir kali Ia bertemu dengan Donghae. Ia termenung di sana dan dingin pun mulai merasuki tulangnya. Ia sangat merindukan sosok namja itu.

Setelah dua jam di sana Yoona beranjak untuk meninggalkan tempat itu. Yoona masih menarik kopernya. Kemana Ia akan pergi lagi? atausebaiknya Ia ke rumah Sooyoung? Tidak. Orang tua Sooyoung sangat galak dan ketat. Ia melihat sekitar jalan. Tak ada satu orangpun bahkan satu taxi pun.

“Baiklah, sepertinya Aku harus berjalan kaki mencari tempat pemandian air panas terdekat” ucapnya pada dirinya sendiri saat tiba- tiba seseorang menabraknya. Namja itu menjatuhkan tubuh Yoona yang terhuyung ke tanah.

“Mian” ucapnya. Suara bassnya terdengar di telinga Yoona saat Yoona menerima uluran tangannya untuk memberdirikan yeoja itu. Yoona menatap namja yang ada di hadapannya, haru, marah, bahagia, sedih bercampur menjadi satu saat namja ini tiba-tiba menghilang dan sederet masalah mulai menghampirinya hingga Ia bertemu dengan wajah namja ini lagi

“Yak Lee Donghae!” pekik seorang yeoja dari sana membuyarkan acara saling tatap Yoona dengan Donghae. Yoona dan Donghae menoleh kearah sumber suara, mendapati seorang yeoja tengah mengejar namja itu dengan ngos-ngosan dan dengan cepat Donghae menarik kedua pipi Yoona dan menyentuhkan bibirnya pada bibir ranum Yoona membuat yeoja itu membulatkan matanya.

Donghae melumat pelan bibir Yoona yang hangat itu meski cuaca saat ini sangat dingin, merasakan setiap getaran bersama dan degupan jantung yang ingin keluar dari tempatnya saat ini.

Sementara mata Yoona masih membelalak terutama saat yeoja yang tadi mengejar Donghae kini semakin dekat dengan mereka. Bukan ciuman itu yang menjadi alasan Yoona masih membuka matanya, tapi yeoja yang ada di belakang Donghae lah yang menjadi alasan Yoona untuk kaget saat ini.

in

Hola Pyro~~

*

*

*

tidak banyak komentar dariku. hanya jangan lupa RCL

Love ya :^)

 

39 thoughts on “Sin, Hopelessness,Revenge and Love (Chapter 6)

  1. Yoong menyesal karena sudah menolak donghae.,dan akhirnya sadar bahwa dia sangat membutuhkan donghae .
    Lanjut thor . , . ,,

  2. Konfliknya makin rumit. Jessi siapanya donghae? Yoona mau nyelamatin ibu sama kakaknya dari ayahnya fany. Lanjut

  3. yoona menderita banget hidupnya.
    penyakitnya ribet banget juga-__-
    dan akhirnya dia nyesel ninggalin donghae, dan sadar kalau dia sangat membutuhkan donghae.
    semoga di kehidupan nyata juga begitu:)
    ditunggu kelanjutannya chingu, keep writing;))))

  4. aaaah gila seru bnget ni ff.,haaah..kaya drama2 korea,beneran…
    Kasian bnget hidup ny Yoona luntang lantung begitu…Donghae..ayolah bantu Yoona..kasian Dia..eh tapi nanti ending ny jangan sampai Yoona kembali ke surga ya Chingu..karna itu berarti meninggal dong Yoona,trus Donghae gimana??..
    Tau deh saya serahkan ke Author…di tunggu part 4 ny..FIGHTING!

  5. yooooongieeee menyesal sudah menolak haepppaaaaaa keundae siapa yeoja yang ngejar haeppaaaaa jangan2 jessica yaaa makin rumit nih konflik nya kehidupan yoooongie miris bangettttttt……..next thorrrrrr

  6. “Saat seorang lelaki melihat yeojanya dekat dengan namja lain, di saat itulah kekecewaan menyelimutinya” duh ini kata2nya jd inget lagu still you nya eunhae. Yaampun smg dikehidupan nyata yoong nyesel udh ninggalin haeppa, padahal yg dia butuhkan sebenernya itu haeppa.

  7. Sempat kecewa karena ga ada donghae ditengah-tengah cerita. tapi diakhir cerita cukup puas dengan kedatangan donghae, sepertinya sica datang untuk mengejar donghae lagi tanpa tau kalau sebenarnya donghae jatuh cinta sama adik tirinya sendiri. dan pastinya dia syok banget kkk~
    serasa dunia hanya berputar diantara mereka, dunia sesempit itukah sampai segala sesuatunya saling berhubungan seperti itu?
    penyakit yoona bener-bener ribet, ga ada yang masuk keotak nama-nama ilmiah yang disebut tadi. maklum ga jado di bidang biologi 😀
    tapi jujur ceritanya semakin menarik, aku sangat menunggu kelanjutan ff ini. ya sangat ^^ semoga nanti cepat dilanjut chapter berikutnya..

  8. Beneran deh ini ceritanya seru bgt. Kasian Yoona makin menderita aja, pasti cewe yg liat yoonhae ciuman itu jessica dah *sok tau*
    lanjut thor.

  9. yoona ksihan bgd 😥
    dy hrus brjuang demi janjinya sma sang appa, tp dy jg hrs brthan krn pnyakitnya 😥
    donghae kmn sih kok ngilang gt ? yoona kgen tu
    eh trs da hubungan pa jessica sma donghae 😮
    dtunggu next partnya 😀

    bca ff km bsa mengobatin galau gra” berita kmren 😀
    mkin syang dan ttp support sma YH ❤
    gomawo 😀
    ttp bkin ff YH trus ya 😀

  10. Haduhhh,,,
    ad pengganggu lgi nih, ckckck #lirikjesica_meanbagifnsny
    leeteuk oppa knap pengn nglindngi yoong eonni,? Ap dy ngrasa kal yoong eonni it sdah dianggpny sbgai adk yh,smoga, yoonhae kpan klian brsatu.next d tunggu..

  11. akkhh….semakin bikin deg2an aj..baguss bgt.,aq takut qlow yoona mati,.
    jangan bikin yoona mati yachh,thorr.
    next…next..next

  12. ya,ampun khdupn yoona n kLuarga’y kzian bgt…!? donghae Lg kNp tiba2 mNghiLng…!? aigo,donghae cium yoona…!? pnykit yoona ribet amt smga ja dia bza smbuh n bza kLuarin taeyeon n ibu’y dr rmh appa’y fany…!? apa dia jessica yg ngjar2 donghae…!? dtnggu part sLnjut’y

  13. Ya ampun kasihan banget nasib yoona eonnie, aku bener2 nangis bacanya T^T

    Eon buat yoonhar bersatu ya 🙂

    Next part eon 🙂

  14. Ya ampun kasihan banget nasib yoona eonnie, aku bener2 nangis bacanya T^T

    Eon buat yoonhae bersatu ya 🙂

    Next part eon 🙂

  15. kyknya Yoona udah mulai jatuh cinta ama Donghae, semoga aja perjalanan cinta mereka nantinya mulus dan berakhir bahagia 🙂

  16. Donghae..kenapa dirimu menghilang dr yoona -_-
    sangat ditunggu kelanjutannya~
    Sudah pensaran bgt. Hehehe
    Fighting!!^^

  17. Kehidupan yoong ngenes banget.
    Keluarganya juga.
    Ya ampun gg tega banget deh.

    Hae nyium yoong untuk terhindar dari yeoja itu?
    Huaaaaaa jahat kah?

    Next ditunggu.
    Penasaran banget.
    Fighting.

  18. wah gilak makin keren aja nih epep …
    aigo yoona harus berjuang keras nih buat eomma sama kakanya supaya bahagia sebelum yoona ditarik kesurga sama appa nya .. u.u
    kalok yoona ditarik kesurga sama appanya gimana nasib donghae ?
    lanjut author

  19. Kasian amat taeng udah nikah sama tua bngka dianiaya lagi , ayoo dong teuki trima taeng apaa adanya yaaa , 🙂 waduuuh hae sxnya ktmu sma yoona lagi maen cipok2 ajjj , psti mpok sicca tuh yg ngejar hae , skaligus kakak tirinya yoona , dtunggu lanjutannya 🙂

  20. ya ampun yoona kasian, untung taeyeon masih sayang sama dia, walaupun dia juga menderita, dan kenapa leeteuk baik banget sama yoona ya? padahal katanya dia mau ngelupain taeyeon, dan itu pasti jessica balik lagi buat ketemu donghae, kenapa aku ngerasa ada beberapa scene mirip sama drama that winter ya? tapi ini keren banget, semoga yoonhae bersatu, ditunggu kelanjutannya 🙂

  21. aq gx pham pnyakit yoona ap,jd ku anggap aj kerusakn pd otak –”
    ksihan taeng eonni,, hdup bgtu kejam pd kluarga yoona
    dan jessica.. dy kmbli dr california?

  22. Sebenernya bukan maksud yoona untuk nolak donghae, karena perjanjian yoona sama appanya yng bikin yoona gk bisa nerima donghae, dia takut donghae sedih bila suatu saat yoona pergi ninggalin dia..
    knpa hidup yoona harus sesusah dan serumit ini, kasian dia.

  23. Ay0 Y00na, prjuangkan E0mmamu & Taeye0n agar bisa secepat.a keluar dr rumah Ahjussi tua yg jg Ayah Tiffany itu,, Tp dngar pngharapan.a E0mma.a Y00na yg ingin ngeliat Y00na menikah, kapan bakal kesampaian y?
    Jessica yg ngejar2 D0nghae & jd pen0nt0n kissing scene.a Y00na-D0nghae, siapa.a Y00na y? Apa mungkin saudara tiri.a?
    Lanjut baca next chaptr.,,

Komentarmu?