Time Machine : Lonely

TimeMachine

Fanfiction by Ladyoong

Title     :  TIME MACHINE [LONELY]

Main Cast    :  IM YOONA and LEE DONGHAE

Genre  :  ANGST and HURT

Rating :  PG-13

Type    :  DRABBLE

Disclaimer       :

Stories are mine, pure mine. Casts belong to God not mine. Sorry for typo(s) and grammar error. Bashing and plagiator not allowed. Don’t be silent readers.

[Published on ladyoong’s land (personal blog)]

xxx—xxx

I need time machine

Gimme a time machine

Kacau. Mungkin kata itu yang menggambarkan sosok Im Yoona. Sama halnya dengan keadaan kamarnya saat ini. Buku-buku atau barang-barang apapun terlihat memenuhi setiap sudut-sudut kamarnya.

Tatapan rusa itu kosong. Tak ada lagi tatapan hangat. Seakan tatapan hangat itu sudah paten berubah menjadi tatapan kosong.

Yoona memeluk kedua kakinya yang sengaja di tekuknya. Menjauhkan punggungnya dari ranjang yang sedaritadi menjadi tempat sandarannya. Ponsel putihnya masih betah berada digenggaman tangan kanannya. Sekali lagi, Yoona menyentuh sebuah tombol pada layar sentuhnya. Mendekatkan benda persegi panjang itu tepat diatas telinganya.

The number you’re calling is unactivated. Please try it later or leave your message after this tone.

Tut…

Oppa, angkat teleponku. Kumohon, atau jika kau tidak sibuk kau bisa menghubungiku balik.”

Setidaknya pesan suara tadi adalah kesekian kalinya pesan yang Yoona tinggalkan untuk kekasihnya. Kepala Yoona seakan ingin meledak. Mengeluarkan segala uneg-unegnya yang begitu membuatnya merasa jengah. Ini begitu sulit baginya.

Yoona memejamkan kedua matanya sejenak. Mengeratkan selimut tipis berwarna cokelat menutupi punggungnya. Yoona membaringkan tubuh lelahnya diatas ranjang. Bahkan, ranjangnya juga ikut terkena imbas amukannya. Ia melirik sekilas kearah jam, pukul sebelas malam.

Kemana perginya Donghae? Kenapa belum pulang juga? Atau setidaknya pria itu bisa memberikannya kabar, itu sudah cukup bagi Yoona.

“Oppa, apa malam ini kau bisa menemaniku?” tanya Yoona dengan nada manjanya. Melingkarkan lengannya sempurna disekitar leher Donghae. Meletakkan dagunya diatas bahu lebar milik pria itu. Meskipun Yoona harus sedikit berjinjit untuk menyamai tingginya dengan tinggi Donghae.

Pria itu tersenyum kecil. Donghae, atau lengkapnya Lee Donghae melirik kearah belakangnya. Donghae heran kenapa kekasihnya sangat manja padanya akhir-akhir ini.

Mianhae, sepertinya malam ini aku tak bisa menemanimu.” Donghae melepaskan tautan tangan Yoona di lehernya. Sebagai gantinya, ia memeluk pinggang gadis itu. Mengunci tatapan rusa itu dengan miliknya.

“Ya, ya… aku mengerti.” Raut Yoona berubah. Ia gantian melepas tautan Donghae dan berahli menuju ke dapurnya. Mengambil segelas air dingin dan meminumnya dalam sekali tegukkan.

“Kau marah?” Donghae mengikuti langkah Yoona, “bukankah kita sudah sepakat tentang semua ini, Yoong?”

Yoona berbalik, “Aku tau itu,” Yoona menghembuskan nafasnya pelan, “aku mengerti dengan peranku disini.”

“Aku lelah,” bisik Yoona kemudian. Menaruh gelasnya didekat wastafel. Donghae menghampiri gadisnya. Sedetik kemudian, Yoona merasakan sudah berada di pelukan hangat Donghae.

“Bisakah kau bersabar sedikit lagi? Tunggu aku, Yoong. Semua ini akan berakhir secepatnya. Aku janji,” ucap Donghae dengan lembut. Yoona semakin merasakan nyaman di pelukan Donghae. Ia memejamkan matanya dan memendamkan wajahnya di dada bidang milik pria bermarga Lee itu.

Senyuman tipis terpatri di wajah lelah Yoona. Mengingat pembicaraan beberapa minggu yang lalu. Yoona tau bagaimana posisinya saat ini. Yoona sangat mengerti, diskenario ini ia juga mendapatkan peran utama. Sebuah skenario takdir yang dibuat oleh diri sendirinya. Tapi, haruskah ia selalu mengalah? Menunggu itu sangat melelahkan baginya. Ia tak sanggup jika sandiwara ini terus berjalan semakin lama.

Seandai Yoona mempunyai mesin atau alat apapun untuk membuatnya kembali kemasa lalu. Masa dimana hanya ada dia dengan Donghae. Sebelum masalah rumit itu muncul diantara mereka.

Yoona sekarang bisa merasakan apa itu kata penyesalan. Kata penyesalan bukan lagi sekedar kata kiasan untuknya. Sial, siapa orang yang mencetuskan kalimat bahwa‘penyesalan selalu datang terlambat’. Sekarang, saat ini juga kalimat itu berhasil menempati posisi dalam skenario hidupnya. Jika saja waktu itu Yoona bergerak lebih dulu, semua tidak akan seperti ini. Tembok transparan itu berada tepat di depannya. Membuat dirinya sulit untuk meraih sosok Donghae lagi.

Malam ini Yoona hanya seorang diri. Lagi dan lagi seperti malam sebelumnya, tak ada sosok Donghae yang menemaninya untuk tidur. Menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur khusus untuknya. Memeluknya sampai ia benar-benar tertidur. Hening. Dingin.

Yoona hanya sebatas selingkuhan. Selingkuhan dari seorang Lee Donghae. Orang ketiga atas hubungan Donghae dengan tunangannya. Dan, Yoona sangat membenci fakta itu.

—THE END—

Note : Haloooo~ I’m new author in here. Sebelumnya thanks buat admin yang udah nerima aku hoho dan ini ff pertama yang aku posting sebagai author disini. Buat yang nanyain sekuel buat part ini tidak ada sekuelnya. Paling nanti adanya kelanjutan cerita dari FF ini tapi pake alur cerita yang berbeda, sama kayak di MV-nya itu sendiri. Jadi, ditunggu buat drabble YoonHae dari ff Time Machine versi aku selanjutnya hehe 😀 ohiya salam kenal semua~ *bow* havefun and enjoy with us ^^9

23 thoughts on “Time Machine : Lonely

  1. keren thor…
    kasihan yoong unnie jd selingkuhan…
    tp sepertiny hae oppa sukany sama yoong unnie, toh itu masih tunangankn, masih bisa dibatalkan. jadi Berjuanglah yoona unnie, rebut donghae oppa…
    author next..
    ditunggu…

  2. Weitsss
    Bener” penasaran kenpa harus drabble thor klo one shoot pasti lebih seru
    Bikin sequel.a thor
    Daebakkk

  3. bagussssssss
    tapii sayang disini YH nya gak tentuuu hub nyaa mash gantungg
    buat YH bersatu donkk thoor 🙂
    jaebaaaaaaaaaaaaaal

  4. kasihan sih yoonanya.. tapi mereka masih tunangan kan? ya mungkin aja donghae terpaksa nerima tunangannya itu, mungkin karena orang tuanya, atau bisnis mungkin hehehe *sekedar menyenangkan hati sendiri* berfikir positive aja kkk~
    walau ngegantung, tapi kita kan bisa ngelanjutin alur ceritanya dengan pikiran masing-masing *kalau aku sih gitu* 😀
    bagus kok, ya walau sedikit nyesek u,u
    ditunggu cerita-cerita lainnya ^^

  5. salam kenal juga thor…
    wah kok ending-nya gantung gini sih? 😦
    tapi gak apa-apa juga, cz kalau ending-nya happy atau malah sad itu udah biasa hehehe 🙂
    di tunggu another fanfict-nya ne…

Komentarmu?