Mask In Me (Chapter 3)

 

Title                : Mask In Me

Autor               : SooNa

Cast                 : Im Yoon Ah – Lee Dong Hae

Supeort Cast   : Find By Yourself In Story

Genre              : Romance,Hurt,Family

Leght               : Series

Rating             : General

Note                : This Story asli hasil buah pikiranku dan kutuangkan dalam bentuk tulisan. Thank You for Reader and Very Thank You for good Reader.

PART 3

~

“Apa kau mendapatkan inspirasimu?”

“Sedikit, haish.” Yoona sedikit kesal dengan penginapan yang mereka sewa, bagaimana tidak disini hanya ada dua kamar tidur. Dia tidak masalah kalau harus sekamar dengan Yuri dan mereka nyaman-nyaman saja disni, didalam kamar mereka. Tapi Yoona sedang mengkhawatirkan satu orang, orang itu sangat tidak terbiasa ketika harus berbagi kamar apalagi tidak hanya dengan satu orang.

“Kau kenapa?” Tanya Yuri lagi, bagaimana ia tidak bertanya melihat Yoona yang terus berguling kesana kemari menggeser posisi tidurnya, dan ingat itu sangat mengganggu Yuri yang telah akan hendak berangkat kedunia mimpinya.

Sekalai lagi Yuri hanya bisa melongo ketika melihat Yoona bangun dan berjalan kearah pintu yang terbuat dari kayu itu. Ada apa lagi dengan dirinya? Batin Yuri, diapun melanjutkan tidurnya toh sekarang tidak ada lagi pengganggu bukan?

“Aku tahu akan begini.” Ucap Yoona ketika melihat Kyuhyun tidur diatas sofa, tepat seperti perkiraanya kalau Kyuhyun akan tidak tidur didalam kamar bersama dua orang makhluk aneh itu, dengan gerakan cepat Yoona menuju kembali kedalam kamar yang sempat ia tinggalkan tadi diambilnya selimut yang tidak terpakai oleh dirinya dan Yuri.

Diselimuti tubuh Kyuhyun yang hanya mengenakan baju kaos tipis dan celana piyamanya. Apakah namja ini tak kedinginan pikir Yoona dirinya saja merasakan angin musim dingin berkali-kali menerpa tubuhnya yang menggunakan pakaian yang cukup tebal.

“Maaf selalu merepotkanmu.” Ucap Yoona lirih seakan hanya anginlah yang bisa mendengar suaranya itu.

Ups sepertinya aku mengganggu.” Terdengar suara seorang namja ditelinga Yoona yang pasti sebentar lagi Yoona pastikan moodnya akan segera buruk. Dan benar lihat saja wajah Yoona yang sudah berubah 180 derajat.

“Bagus kalau sadar.” Ucap Yoona pergi dari ruangan itu entahlah ia akan kemana yang pasti Yoona tak menuju keruangan yang seharusnya ia singgahi untuk membuatnya tidur.

Donghae merasa aneh dengan Yoona, selalu saja bersikap dingin padanya tidak bisakah sekali saja wanita itu bersikap manis seperti yang Yoona lakukan pada pacarnyanya itu. Entah ada dorongan apa Donghae berjalan mengikuti Yoona yang keluar dari villa tempat mereka menginap padahal ini sudah sangat larut pikirnya.

Dan Donghae mengikuti Yoona masih dalam jarak aman tentunya, ia tidak mau sampai-sampai ia mempermalukan dirinya sendiri dihadapan Yoona.

Yoona masih terus berjalan masih tak menyadari kalau dirinya tengah diikuti, langkah kaki itu terus melangkah pergi menjauh dari Villa dan berhenti di sebuah bukit yang memang sangat indah kalau kita melihat pemandangan malam dari sana, sebenarnya bukan malam juga karena saat ini jam sudah menunjukan pukul 03:00 tidak terasa Yoona dan tentunya Donghae sudah berjalan hampir 40 menit.

Donghae terus memerhatikan gerak gerik yang dibuat oleh Yoona ketika tangan mungil wanita itu seakan menggapai langit yang berhiaskan bermilyar-milyar bintang yang ditemani cahaya dari sang rembulan.

Donghae tersentak ketika melihat dua aliran sungai kecil membasahi pipi Yoona. Bagaimana mungkin gadis sedingin itu bisa menangis. Itulah yang dipikirkan Donghae. Sementara Yoona ia merasakan sesak didadanya lagi-lagi bundanya itu mengirimi pesan yang hampir sama setiap hari, mengumbar kata sayang dan menyuruh ia pulang.Apakah bundanya tak mengerti tentang keadaannya saat ini.

“Bunda, kau tidak tahu.”

Lirih Yoona pada dirinya sendiri, tangan yang sedari tadi ia angkat diturunkannya dan menaruh tangan itu tepat didepan dadanya seakan sedang menahan sesak yang sangat luar biasa. Apakah dirinya harus terus bermain dalam sandiwarnya sendiri? Ataukau melepaskan dan membongkar semuanya.

Jujur Yoona sangat tidak kuat lagi harus menanggung beban ini sendiri walaupun ada Kyuhyun tapi Yoona tak mampu untuk menceritakan semua kesandiwaraanya itu. Padahal Yoona sudah sangat mencoba berusaha keras tapi tetap tidak bisa.

Yoona menghabiskan kegelapan malam yang menyelimuti dengan berdiam diri dibukit itu hingga sang mentari muncul di ufuk timur dengan cahaya kehangatan yang siap dipancarkan untuk semua umat.

Akh sepertinya inspirasi yang ia inginkan cukup dan mungkin hari ini Yoona bisa pulang kembali bergelut dengan ‘mainannya’ dikantor.

~

“Kalian dari mana?”

Yoona seakan bingung dengan pertanyaan yang diajukan Yuri untuknya. Bukankah hanya ada dirinya sendiri kenapa Yuri memanggilnya dengan kata ‘kalian’. Yoonapun mengalihkan pandangannya kebelakang. Dan langsung wajahnya terkejut mendapati Donghae tengah berdiri tepat dibelakangnya. Sementara Donghae hanya tertunduk dan menghampiri Yesung yang tengah membuat secangkir kopi panas.

“Aku dari bukit, entahlah kalau dia.” Tunjuk Yoona kearah Donghae yang sepertinya ikut membuat kopi untuk dirinya sendiri tentunya mengikuti apa yang dilakukan Yesung tadi. Memang dapur dari tempat mereka menginap berada diluar.

Kyuhyun yang baru keluar dari dalam Villa langsung menghampir Yoona ketika dilihatnya sosok itu tengah terbatuk-batuk. Langsung diraihnya pergelangan Yoona.

“Kyu.”

Sementara Yuri,Yesung dan Donghae hanya dapat melihat semua itu dan menambahkan keyakinan dihati mereka kalau Yoona dan Kyuhyun memang memiliki suatu hubungan sementara Kyuhyun malah cuek tak menghiraukan pandangan mereka dan terus saja memegang pergelangan tangan Yoona setelah mereka berdua terduduk disalah satu bangku yang ada disana membiarkan mereka menjadi tontonan bagi ketiga teman mereka lainnya.

Sebenarnya Yoona sedikit risih dengan sikap Kyuhyun tapi apa boleh buat dia tidak bisa menolak itu semua toh Kyuhyun juga sering melakukan itu padanya. Pagi itu mereka makan bersama dengan suasan pagi dipulau Nami sebelum siangnya mereka kembali lagi ke Seoul.

~

Pulanglah! Bunda mohon padamu Yoong.

Pesan singkat dari bundanya sudah cukup membuat Yoona tertohok. Kalau Yoona hitung mungkin pesan sejenis ini sudah berpuluh-puluh kali bundanya kirimkan seminggu ini tapi tak satupun pesan itu dibalasnya, terserah apa kata orang terhadapatnya yang penting inilah dirinya menyayangi 2 orang itu dengan caranya sendiri jadi tak usahlah orang lain ikut merecoki hidupnya yang bahkan sekalipun ia tak pernah mau merecoki hidup mereka jadi adil bukan? Tidak saling mengganggu , hanya lakukan apa yang memang menjadi kepentinganmu.

“Yoong cepat rapatnya akan segera dimulai.”

Haish Yuri kau tak bisa ketuk pintu terlebih dahulu, dan ing…..” Tak mau mendengarkan ocehan Yoona yang menurut Yuri sangat tidak penting itu, iapun menarik tangan Yoona supaya cepat meninggalkan ruangnnya karena para mitra bisnis mereka sudah sangat menunggu dirunagn rapat hanya Yoonalah yang belum datang.

Sesampainya disana Yoonapun langsung duduk dikursinya sekilas ia melirik namja yang sedari tadi mendengus dengan sangat pelan dan Yoonapun langsung melemparkan tatapan tidak sukanya ketika namja itu menyadari kalau Yoona sedang melihat kearahnya.

Cih dasar jam karet

Rapatpun dimulai dan selama rapat itu diisi oleh presentasi Yoona yang sudah hampir merampungkan konsep produk pakaian mereka, tanggapan yang diberikanpun sangat positif dan tentunya Yoona mendapatkan banyak pujian tapi tidak untuk satu orang, tentu itu bisa ditebak siapa lagi kalau bukan Donghae salah satu dan hanya satu-satunya yang menentang ide dan pemikiran yang keluar dari kepala Yoona sebagus apapun ide itu. Ya walaupun Donghae tidak mengungkapkannya secara lisan tapi sudah cukup bagi Yoona untuk mengetahuinya hanya dengan sikap dan perilaku yang ditunjukan namja itu.

“Tunggu aku perlu bicara padamu.” Pinta Yoona pada Donghae , sekarang tinggal mereka berdua dalam ruangan itu yang memang rapat sudah selesai. Yoona masih setia duduk dikursinya berhadapan dengan Donghae yang sama dengannya menempati kursi yang memang sudah disiapkan untuk perorang itu sesuai jabatan dan tentunya tingkat besar tidaknya peran orang itu yang pastinya Yoona dan Donghae lah yang paling memegang peranan penting dalam proyek ini.

“Apa?” Masih dengan gaya Donghae yang supel dan cuek iapun melipatkan kedua tangannya dan menarunya didepan dada.

“keluar dari proyek ini!” Ucap Yoona langsung, bahkan ia tak berpikir kalau sampai itu semua terjadi, ya kalau Donghae menuruti permintaanya maka proyek ini dapat dipastikan tidak akan berjalan alias mogok ditengah jalan. Kenapa? Karena Donghae sangat berperan besar terutama masalah dana tentunya.

Tapi yang Yoona pikirkan adalah bagaiaman mungkin ia bekerja dengan orang yang bahkan tidak menyukai rencananya dan itu tentunya sangat mengganggu bagi Yoona. Seumur-umur dalam hidupnya Yoona baru menemui manusia macam Donghae yang super aneh, setidaknya itulah citraan Donghae yang melekat didiri Yoona.

Are you sure Miss Im?” Tanya Donghae seakan ia merendahkan Yoona dan memang. Citraan Donghae terhadap Yoonapun tak berbeda dan itu membuat hubungan diantara mereka sangat sulit dibangaun, walaupun demi pekerjaanpun yang mengharuskan mereka bekerja sama.

Yes, I’m very sure jika kau tidak suka dengan ideku. Lebih baik kau keluar saja dari proyek ini!”

What?  Kau tidak berhak memintaku untuk keluar dari proyek ini, ingat nona Im kita sudah terikat janji. Dan kau pasti tahu apa akibatnya kalau kau membatalkan janji itu.” Donghae mengeluarkan smiriknya, dan terus menatap Yoona dengan tatapan yang masih sama. Meremehkan.

Tatapan Donghae seakan buyar ketika deringan Handphone memecahkan keheningan diantara mereka yang terus saling memberikan tatapan yang sangat menyeramkan mungkin kalau saja disana ada pihak lain selain mereka.

Terdengar alunan musik Bruno mars-Just the way you are. Yoona langsung mengambil benda kecil yang terletak disaku blezernya dan kemudian menaruh benda itu ditelinga kirinya.

“Halo”

………………..

“Ternyata kau masih peduli padaku setelah tadi pagi membuatku makan sendiri lagi.”

…………………….

“Yayaya kau sibuk bahkan hanya untuk menemaniku sarapan.”

…………………….

“Aku masih marah padamu.”

Yoona menyudahi teleponnya, Kyuhyun meneleponnya seperti biasa menanyakan keadaannya. Tentu saja ia tidak baik-baik saja, bagaimana Yoona bisa baik ketika ia sedang berhadapan dengan namja aneh ini. Dan tentunya Yoona masih kesal pada Kyuhyun yang sekali lagi tidak menemaninya sarapan tadi dan hanya meninggalakan masakan dengan menu yang sama tentunya.

Donghae masih menatap Yoona seakan tak percaya, bagaimana Yoona bisa berubah 180 derajat seperti itu. Dan Donghae sangat mendengar jelas percakapan yang diberikan Yoona untuk seseorang disebrang sana. Seperti seseorang yang tengah bertengkar dengan kekasihnya hanya masalah sepele.

Nada bicara Yoonalah yang membuat Donghae seperti itu atau mungkin hanya kepada Donghaelah Yoona menggunakan nada dingin disetiap ia berbicara?

“Kenapa melihatku seperti itu?” Tanya Yoona yang tidak suka Donghae melihatnya seperti itu.

“Dasar muka dua.” Lirih Dongahe tapi masih dapat ditangkap indra pendengaran Yoona dan membuat Yoona mendengus kesal lalu meningglakan rungan itu.

Yak kau yang menyuruhku agar tetap disini tapi kau malah meninggalakanku??? Dasar yoeja aneh, gila, dingin.” Donghae mengeluarkan teriakan berharap kalau Yoona dapat mendengar itu, ia tak mempedulikan karyawan diluar sana yang mungkin akan mendengar teriakannya itu.

~

Hari ini Yoona berencana untuk jalan-jalan sekedar menikmati waktu luangnya sebagai ‘bos besar’. Taman merupakan pilihan Yoona, walaupun keadaan disana terasa sepi yang memang hari ini adalah hari biasa yang orang-orang isi untuk entah itu bekerja ataupun bersekolah. Hanya ada dirinya dan segelintir orang yang ikut menikmati keindahan taman yang sengaja dibangun untuk para penghuni apartement yang Yoona tinggali.

Headseat yang sedari tadi terus bertengger ditelinga Yoona seketika terlepas ketika secara tidak sengaja ada seseorang yang menabraknya. Yoonapun terjatuh ketanah dengan posisi ia berada diatas orang itu yang bahkan Yoona belum tahu apakah ia perempuan atau laki-laki.

Kaget, satu kata yang mampu menggambarkan situasi  mereka. Bagaimana tidak ternyata takdir mempertemukan keduanya dalam posisi yang hmmmm bagaimana menjelaskannya yang jelas mereka saling menindih dengan Yoona yang berada diatasnya. Dengan cepat Yoona mengangkat tubuhnya untuk berdiri dan orang itupun ikut berdiri seperti apa yang dilakukan Yoona. Mata mereka saling bertemu dengan pandangan yang sudah memercikan api-api kecil yang mungkin sebentar lagi akan membesar dan kian membesar.

“KAU!!!!” Ucap keduanya kompak sambil saling menunjuk satu sama lain.

“Kenapa kau bisa ada disini?” Tanya Yoona pada orang yang ada dihadapannya, sarat dengan kedinginan ketika kata-kata itu keluar dari mulutnya, baru saja akan menikmati hari indahnya tapi semua itu pupus begitu saja dengan kedatangan tamu yang sangat tidak terduga dan bahkan sangat tidak ingin melihat wajah orang itu.

“Apa aku perlu izinmu untuk berada disini.” Balas orang itu lebih dingin lagi seakan ingin membalas dan menunjukan pada Yoona kalau tidak hanya dialah yang bisa berkata dengan seperti itu.

Yak Lee Dong Hae, lingkungan ini tidak bisa dimasuki begitu saja oleh sembarangan orang.” Yoona seakan sengaja menekankan perkataannya diakhir seakan sedang menyindiri Donghae dan itupun sukses karena tatapan Donghae semakin menghujat Yoona dengan amarahnya yang semakin memuncak.

“Dan Dengar Im Yoon Ah aku tinggal disini jadi aku bukan sembarangan orang.” Ucap Donghae seraya meninggalkan tempat itu mencoba menghindari Yoona yang pastinya ia juga kaget kenapa juga orang itu –Yoona- sampai bisa tinggal disini sama dengannya.

Hal buruk apa lagi yang ia alami ketika harus tinggal digedung yang sama dengan aligator yang nyasar itu. Pikir Donghae dalam benaknya, memang benar Yoona bagaikan aligator yang seakan menjelma jadi manusia, bahkan mungkin aligator masih bisa ia jinakkan dibanding Yoona yang sangat-sangat menyeramkan dan selalu saja berteriak padanya tak pernah sekalipun Donghae melihat Yoona lembut padanya.

Begitupun Yoona yang langsung merutuki dirinya yang merasa sangat sial karena harus bertemu dengan seorang Lee Dong Hae namja yang pertama menolak ide yang menurut dirinya dan orang-orang sangat briliant itu. Tak kesal bagaimana kalau Yoona selalu melihat Donghae yang sangat menyebalkan apalagi ketika didepannya.

“Apa katanya tinggal disini? Apa tidak apartement lain selain disini. Bukankah sangat banyak.” Sepanjang perjalanannya kembali menuju ke apartementnya Yoona selalu saja mengeluarkan geramannya yang seakan masih tidak percaya akan hal yang baru saja terjadi. Donghae tinggal segedung dengannya. What the hell

~

Bukk

Suara benturan yang cukup terdengar ditelinga mereka berdua yang sekarang sudah dalam posisi saling duduk berhadapan akibat bertubrukan tadi. Dilihat disana mengalir cairan yang lebih terlihat seperti kuah sup.

“Maaf, tadi aku sedang terburu-buru.” Ucap salah satu diantara mereka yang terlihat lebih muda, sedangkan yang satunya masih terus saja sibuk dengan bajunya yang sedikit terkena tumpahan air soup itu, kuning dan sedikit sudah mengering.

“Tidak apa-apa lain kali hati-hati.” Ucap Donghae yang masih sibuk dengan bajunya. Baru saja Donghae akan pergi tapi teriakan atau lebih tepatnya suara erangan membuyarkan dan menghentikannya untuk melangkah.

“Sepertinya kakimu terkilir, ayo kita obati dulu.” Ucap Donghae sambil berusaha memapah anak atau ya bisa dibilang remaja karena untuk ukuran orang itu sangat tidak pantas untuk dipanggil anak.

“Tapi…” Belum sempat remaja itu berkata lebih Donghae lebih dulu melarangnya untuk berbicara, bagaimanapun ia harus bertanggung jawab karena semua ini juga sebagian dari kesalahannya.

Dan disinilah mereka dalam ruangan yang sangat modern dan terlihat minimalis khas seorang laki-laki karena memang didalam ruangan itu bukan perempuanlah yang menmpatinya. Bau maskulin menyeruak memenuhi aroma yang terhirup dari sini cukup berkelas dan terkesan mewah dan memang itulah citraan pribadi dari seorang Donghae.

Setelah selesai mengolesi sejenis salap pada mata kaki anak yang baru diketahui namanya oleh Donghae itu, iapun pergi menuju kamarnya untuk mengganti baju yang sudah mulai tercium bau anyir dari kuah soup walaupun hanya sebatas percikan cukup membuat hidung Donghae bekerja dan itu membuanya sangat tidak nyaman. Bukankah ia seorang director mana mungkin ia akan tahan dengan bau yang seperti ini apalagi bau itu menempel tepat dipakaiannya. Huek cukup sekali Donghae mengalami ini semua.

Terlihat berlebihan bukan, tapi ya begitulah adanya seorang Lee Dong Hae yang sangat perfectionis.

Hyung pergi dulu kekantor, kau disini saja!” ucap Donghae kembali merapikan jasnya yang sedikit kusut.

“Apartement noonaku disebelah jadi aku akan keapartementnya saja lagi pula tujuanku sebelumnya memang akan mengunjungi noonaku.”

Dan mereka berduapun pergi meninggalkan ruangan itu, Donghae yang pergi keluar dari gedung apartement yang baru beberapa hari ini ia tempati dan remaja itu yang masuk keapartement tepat disebelah apartement milik Donghae.

~

Hard, happy and unhappy ill definitely there, but just to see even all the pain and difficulty that entered me as if only the wind that caressed by the soft

“Yul.” Yoona hari ini sangat dibuat aneh oleh tingkah temanya itu, dari tadi ia berbicara masalah pekerjaan tanggapan yang diberikan Yuri hanya ‘ya’ dan ‘tidak’ seakan seseorang yang sedang duduk didepannya itu bukanlah Yuri yang selama ini ia kenal.

Bukankah ia seharusnya senang karena seseorang yang sangat ia nantikan dan tentunya masih bersemayang dihatinya ada kembali untuknya dan juga sedang berusaha mendapatkannya lagi, tapi lihatlah yang Yoona lihat seakan itu bukan aura kebahagian yang dipancarkan oleh seorang Kwon Yuri bahkan ia lebih terlihat seperti seseorang yang patah hati karena telah disakiti oleh kekasihnya.

Tunggu disakiti? Kalau sampai benar Yuri disakiti oleh seseorang maka orang itu akan langsung berurusan dengan dirinya berani menbuat seseorang yang sangat berarti bagi Yoona terlihat menyedihkan seperti ini.

Tapi itu hanya pemikiran Yoona seorang dengan kebenarannya tentu belum pasti dan hanya Yurilah yang mampu mengungkapkan semua kebenaran yang membuat Yoona bertanya-tanya apa itu kebenaran semua ini. Oh ayolah bukankah Yuri sering curhat padanya dan sering pula ia berkeluh kesah padanya walaupun belum tentu dirinya dapat memberikan petunjuk untuk menyelesaikan semua keluh kesah Yuri padanya tapi setidaknya Yuri bisa membaginya dengan dirinya bukankah dengan dihadapi bersama akan lebih terasa ringan.

Tapi rasanya semua yang dipikirkan terakhir itu lebih cocok Yoona tunjukan pada dirinya sendiri bukan malah pada orang lain. sungguh bodoh dirinya.

“Yul…” Ucap Yoona sekali lagi dan kali ini berhasil karena Yuri menoleh padanya bukan hanya sekedar menyahut dengan deheman yang bahkan tidak keluar dari mulutnya melainkan dari tenggorokan yang sangat mengganggu ditelinganya.

“Kenapa Yoong?” Aneh, harusnya Yoonalah yang bertanya seperti itu pada Yuri bukan malah sebaliknya, bahkan dirinya terlihat sangat baik-baik.

“Kau yang kenapa.” Tanya Yoona membuat Yuri seakan sadar kalau ia tengah melamun dan mengabaikan semua perataan Yoona yang bahkan tak satu katapun ia ingat dari sekian ribu kata yang Yoona lontarkan. Hanya gara-gara kejadian yang ia lihat tadi pagi sebelum ia pergi ke kantor cukup membuat kepalanya berantakan dan berakibat pada pekerjaannya.

Nothing.” Jawab Yuri enteng yang membuat Yoona seketika melemparinya dengan tatapan yang sangat tak dapat diartikan entah itu kesal, marah atau malah bingung terlebih setelah Yuri menyuruh Yoona mengulangi semua perkataanya tadi.

“Ya ampun Yul kau tahu kalau sampai ada yang mendengar ide itu dan orang itu musuh bisnis kita mungkin mereka akan memenangkan proyek besar.”

Kata Yoona.

“Tidak akan lagi pula ruangan disini tertutup, cepat ulangi lagi perkataanmu yang tadi director.” Perintah Yuri, yang membuat Yoona menganga bagaimana mungkin seorang director disuruh oleh wakilnya?

Awalnya Yoona sempat menolak buat apa ia harus cape-cape mengulangi perkataanya, salah Yuri sendiri yang tidak memasang kedua telinganya untuk sekedar mendengarkan bukan malah melamun yang sangat tidak berguna itu bahkan tidak akan mendatangkan uang sepeserpun. Tapi melihat Yuri yang terus memohon membuat Yoona luluh seketika, hais inilah yang Yoona sangat tidak sukai dengan sekali tatapan Yuri yang seperti itu maka akan sangat dengan mudah merubah pemikiran dan keputusan Yoona.

“Orang yang melihat pakaian kita akan dapat merasakan bagaimana proses pembuatan dan tahapan-tahapan dari mulai benang sampai menjadi sebuah baju, apa ya namanya hmmmm memasukan unsur emosional. Bukankah sudah aku menyuruhmu untuk menyampaikan pada mereka agar bajunya ada yang dirajut karena dari faktor rajutan inilah akan tampak unsur emosi itu sendiri.”

Walaupun tidak sepanjang yang sebelumnya tapi cukup dengan beberapa kalimat itu mampu mewakili semuanya yang telah tertampung dalam kepala Yoona yang tentunya sudah disalurkan dalam ingatan Yuri.

Tidak terasa sudah hampir satu bulan ini mereka atau perusahaan Yoona menjalankan proyek ini dan tentunya sudah satu bulan juga Yoona mengenal makhluk paling aneh dan paling menyebalkan bernama Donghae.

Setelah bertemu dan mengetahui kalau Donghae tinggal digedung apartement yang sama dengannya ketika mereka berdua dipertemukan secara tidak sengaja waktu itu, Yoona tidak lagi melihat Donghae. Tapi semua itu membuat Yoona sangat bersyukur setidaknya tidak ada lagi yang mengusik pikirannya cukup hanya bertemu  Donghae waktu rapat jangan diluar itu karena ia tak yakin dapat menahan untuk tak mengeluarkan kekesalan didepan orang itu yang selalu saja mampu memaksanya untuk menahan semua amarah dan umpatan-umpatan yang siap ia lontarkan.

~

Donghae hari ini dibuat kelabakan oleh seseorang yang biasa ia panggil hyung itu.  Sampai matahari tepat ditempat yang paling tinggi wakil director itu belum menunjukan tanda-tanda keberadaanya padahal pekerjaan dikantor ini sudah sangat menumpuk ditambah hari ini menurut perjanjian yang telah dibuat kalau wakil direkturnya itu yang tak lain dan tak bukan adalah Yesung harus datang keperusahaan yang bahkan sangat tak ingin untuk Donghae ucapkan itu.

Dengan sangat terpaksa Donghaelah yang kesana, tidak ada seorangpun yang mampu dipercaya diperusahaan itu selain hanya Yesung. Bukankah semua orang yang dikantornya itu berdiri dibelakang sang penguasa yang sebenarnya? Jadi untuk apa juga ia mempercayakan kepercayaanya untuk orang-orang yang tidak bekerja untuk dirinya bukankah itu hanya membuang-buang kepercayaan itu sendiri?

Yoona sudah dibuat aneh dua kali dalam sehari ini bahkan kali ini ditambah dengan rasa terkejut dan tentunya saja kesal. Dia orang yang duduk didepannya siapa lagi kalau bukan orang yang aneh dan dengan sangat tenangnya menyeruput secangkir minuman yang baru dibawakan oleh Yuri itu.

“Bukankah wakil direkturmu itu yang akan kesini.” Ucap yoona sangat kentara sekali nadanya sedingin es tapi siapa peduli dan bahkan orang ini masih baik disapa seperti itu. Seseorang yang sudah menolak idenya itu terlihat sangatlah buruk dimatanya dan semuanya perkataan pria ini masih terukir jelas dalam memori dikepalanya itu.

“Awalnya, tapi dia tidak masuk hari ini.”

“………….awalnya aku sangat malas, tapi harus bagaimana lagi. Ini.” Sebuah map meluncur dari tanagn Donghae dan mendarat dengan sangat mulus diatas meja tepat dihadapan Yoona yang masih memandangi Donghae dengan segenap tatapan tajamnya itu seperti sebelum-sebelumnya, dan seperti biasa Donghae merasa tidak terganggu dengan itu.

“Itu foto dan data tentang model-model yang akan bekerja dengan kita, tapi kau juga harus menyeleksi dari semua yang ada didalam maf itu, terserah kau akan mengambil berapapun aku tidak peduli. Semuanya model yang pernah bekerja dengan perusahanku yang pastinya model papan atas.” Ucap Donghae seraya berjalan kearah pintu ruangan Yoona.

“Kita?” lirih Yoona, seakan kata itu masih mengganggunya untuk beberapa saat hingga sosok Donghae yang sudah terhapuskan seiring pintu itu yang menutup kembali dari luar tentunya

~

“Yak kenapa kau tidak masuk? Apa kau mau mencari mati denganku?”

…………..

“Apa?”

…………….

“Hahah aku pikir hanya manusia saja yang bisa sakit ternyata juga kau, hyung.

…………….

“Kau menyebut dirimu manusia dengan semua kelakukan anehmu itu?”

…………….

“Sudah aku tutup dari pada mendengar ocehanmu saja yang seharusnya aku yang mengoceh.”

Donghae seakan masih sangat kesal dengan ketidak hadiran Yesung yang tentunya membuat kerjanya bertambah dua kali lipat, biasanya juga Yesung lah yang selalu membuat mood maker diantara mereka menjadi lebih menyenangkan dengan semua kelakukan anehnya yang ia tunjukan.

Awalnya Donghae ingin meminta Siwon untuk menemaninya lembur hari ini tapi mengingat Siwon yang sedang sibuk dengan pekerjaannya yang baru ia sadari kalau penasehat perusahaanya itu sedang melakukan kunjungan kerja ke Jepang.

Benar-benar hari yang membosankan harus lembur dengan hanya ditemani sekumpulan kertas-kertas yang berisikan entah berapa juta huruf yang tertera disana dan laptop yang sesekali ia mainkan permainan yang ada disana sekedar untuk menghilangkan rasa kantuk yang mulai menyerangnya.

~

28 thoughts on “Mask In Me (Chapter 3)

  1. Masiih penasran dgn konflik*nya..
    Maslh Yoona nd Eomma.nya yg blm jelas,,
    Kyuhyun Yoona sbnrnya hbngnnya gmna ??
    Nd yg plg penting, koq YoonHae berantem terus..kapan akurnya..
    Buat moment* YoonHae yah ^^
    Next.next

  2. aduh yoonhae ny brantem mulu deh prasaan,kpn baikan ny nih!!
    bwat donghae suka sma yoona yah thoorr!!hee,,
    sbnr ny ada mslh apa antra yoona n eomma ny??
    yoona sakitkah?sakit apa?
    lnjtka thorr,ditunggu,,

  3. yoonhae ga da akur2’y nie…!? kpan sih mRka akur n sLing jTuh cNta…!? sbnr’y apa hub kyu ma yoona…!? s’pa aNk remaja yg tbrkan ma donghae…!? dtnggu part sLnjut’y

  4. Yaahhh kok tbc sih , ? Pshal lg seru2-nya 😦 msh penasaran sbnernya hub yoona sama kyu itu cuma sbatas sahabat atau gmna sih ?? Dab hub yoona sama keluarganya kok renggang ? , ? Penasaran apa yg diliat sama yuri sih smpe bkin dia gaa semangat gitu , ditunggu lanjutan ceritanya thor , jgn lama2 yaaa 🙂

  5. Yoona, eommanya, kyuhyun, perhatian kyuhyun, penyakit, haduh penuh misteri deh.
    Bikin penasaran deh.

    Next ditunggu.
    Fightaeng.

  6. Yoonhae kapan akurnya? Trus itu yuri knpa melamun? Ada masalah apa yoong sma eommanya? *banyak tanya.-.* pokoknya ditunggu kelanjutan ffnya:)

  7. aduh kpan sih mrwka brdua akur. thor buat mreka akur dong,
    kyaknya moment yoonhae dkit bget dech. .
    thor buatin moment mreka yg banyak dong yg romantis, spya bcanya jadi lebih gregetan gtu ( hahaha sory banyak prmintaan)
    aduh sbnarnya apa yg trjadi antra yoona dan ibunya?
    apa sbnarnya hbungan yoona sm kyuhyun? kok kyuhyun prhatian bget sm yoona. .
    thor lnjutin ffnya buat yoonhae nya yg lbih akur, mreka bsa sling jtuh cinta.
    d tgu 🙂
    thor fighting

  8. noona??? satu gedung? jngan2 orang yg d tbrak donghae adiknya yoona?
    trllu bnyak rahasia dan mslah yg berunsur dari yoona?trus yuri knpa tuh? next

  9. Remaja itu yoonjae adek.nya yoona ya? Kalau bener kayak drama you who some from the star. . .mulai dari adek si cewek yg namanya yoonjae dan apartment yang bersebelahan. . Padahal FF ini dipublish sebelum drama itu tayang. . . Author Keren!! Lanjut aja dah. . Hehe

  10. Aishh yoona sama donghae nih bnr2 kayak tom and jerry gk ada akurnya..
    Kira2 diantara mereka siapaa dulu yang akan jatuh cinta.

  11. Y00na cepat pulang, Bundamu udah smpai m0h0n2 ke Kamu.,
    Dan buat Y00nHae, cepatlah akur biar gk k0nflik trs kalau ketemu..,

Komentarmu?