Our Love Story (Chapter 4)

sasa2)a

Tittle : Our Love Story

Genree : Sad, Family, Romance

Lenght : Chapter

Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Jung Jessica, Cho Kyuhyun

Note : Mian ne sangat lama mempost ini. semoga masih ingat sama jalan cerita sebelumnya 🙂

Admin harap ff Our LoveStory kali ini tidak buat readers kecewa 🙂

RCL yaaa….

“oppa~” ucap yeoja itu

“wae?” tanya donghae singkat

“operasinya berhasil. Kita bisa bersama lagi bukan?” tanyanya pada donghae. Alasan utama namja itu takut akan mencintai yoona adalah takut kalau jessica kembali lagi. biar bagaimanapun yang paling tersakiti di sini adalah jessica. ia harus terpukul bertubi tubi, setelah mengetahui penyakitnya, lalu perceraian dan sekarang… namja yang ia sukai telah berpaling darinya.

Senyuman yeoja itu tak lepas hingga detik ini. tiba tiba jessica mengeluarkan air matanya

“aku baru saja ke rumah eomma mu” ucapnya “tetap saja. Meski aku minta untuk jadi yang ke dua, ia tetap saja tidak mengizinkan”

“lalu… kau” perkataan donghae terpotong saat jessica menggenggam tangannya erat

“geunyang kka…. kita bisa hidup bahagia bersama berdua di sana. Lalu pulang bersama anak kita. Anak yang di minta eommamu”

Donghae terdiam. ia benar benar sudah berada di penghujung masalah besar yang akan menyesatkannya. Di sisi lain, hatinya sudah seutuhnya untuk yoona. Yoona yang selalu menunggunya. Di sisi lainnya, ada yeoja yang menunggunya dan melakukan operasi yang sangat fatal untuk keselamatannya sendiri deminya. Donghae menundukkan kepalanya dan terdengar decikan dari mulut sicca. Seketika sicca masuk ke dalam rumah donghae dan menuju kamar donghae. Yeoja itu terdiam sejenak melihat foto pernikahan yoona dan donghae yang banyak terdapat di dalam kamar itu.

“apa yang kau lakukan sicca?” tanya donghae. Tanpa menghiraukan donghae, sicca membongkar lemari donghae

“yak! Apa kau gila?! Kau sudah seperti maling Jung Jessica” pekik donghae melihat tingkah yeoja itu dan mencoba untuk menahannya sampai akhirnya jessica menemukan passport donghae

“kajja” ucap jessica. donghae terdiam menatap yeoja itu tak percaya. Mata yeoja itu sudah memerah.

“micheosseo?” tanya donghae

“aku sudah tau akan jadi begini… mana ada yeoja dan namja bertahun tahun tinggal tapi mereka gak saling mencintai” ucapnya. Ucapannya membuat donghae menarik tangan yeoja itu keluar dari kamarnya dan yoona, keluar dari rumah mereka. Donghae membuka pintu mobil sica dan memasukkan jessica ke dalamnya

“mana kuncinya?” tanyanya pada sica. Sica memeberikan kunci mobilnya sambil sedikit kebingungan sementara donghae masuk ke mobil sica dan membawanya pergi ke suatu tempat

“kita mau kemana?” tanya sica

“tempat yang kau benci” ucap donghae singkat. Mendengar itu sica langsung mengerti.

***

Desiran ombak memenuhi kesunyian di antara mereka. Donghae masih tetap pada pikirannya dan menatap laut. Berharap akan ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah ini. sementara sicca masih sibuk dengan tatapannya ke donghae. Ia menatap namja itu sambil memainkan jarinya di pasir membentuk tanda hati kecil yang di putarnya berulang ulang tanpa sadar.

“andai aku bisa di bagi dua” ucap donghae tiba tiba

“nde?” tanya sica. Donghae berpaling menatap yeoja yang sedang tersenyum padanya itu

“kau masih saja terlihat tampan oppa” ucap sicca lagi “apa yeoja itu merawatmu dengan baik?” donghae terdiam, tak tau mau berbicara apa lagi.

“oppa, bagaimana dengan tawaranku tadi?” tanya sicca

“entahlah”

“kau harus ikut denganku. Hanya kau yang aku punya. Aku tidak punya orang tua lagi kecuali pamanku. Kau tau kan hubunganku dengannya sangat rumit?” donghae hanya diam menatap jessica.

“tsk,” jessica lalu mengeluarkan secarik kertas dan pena. Ia menuliskan alamat rumahnya di sana.

“ini rumahku di sana. Aku tidak yakin kau datang tapi ku mohon, aku sangat membutuhkanmu hae” ucap jessica, air matanya masih setia mengalir di pipinya dan itu membuat donghae luluh seketika. Donghae mengambil kertas itu dan menatapnya lama. Donghae sangat mudah luluh dengan air mata yeoja. ia menerima tawaran eommanya untuk menceraikan jessica karena air mata eommanya. Ia membatalkan perceraian dengan yoona karena air mata yeoja itu. Dan sekarang…

“jessica-ah, kajja” ucap donghae. Matanya menatap jessica teduh.

***

Senyum tak pernah lepas dari bibir sicca. Sementara donghae sibuk menatap pemandangan laut yang di lewatinya. Sebentar lagi mereka sudah akan sampai di bandara incheon.

Donghae menatap jessica yang sedang mengemudi

“waeyeo?” tanya sicca

“aku… mian ne sicca-ah. Meski nanti kita bersama, oppa gak janji akan seperti dulu” jessica beralih menatap donghae seketika sebelum sadar kalau ia sedang mengemudi

“hati oppa masih dengan yoona. Oppa mencintainya, juga anak kami. biar bagaimanapun ia telah lama menjadi bayangan yang selalu menunggu oppa, ”

“harapanku untuk kembali seperti dulu tidak sampai 10 persen, benarkan?”

“mungkin” jessica tersenyum getir

“waktu tau kalau aku tidak bersama oppa dulu, aku rasanya mau mati saja. Tapi aku bertahan karna yakin kalau oppa pasti akan menungguku. Tapi nyatanya…” donghae terdiam mendengar perkataan jessica. mobil terus melaju kencang.

“keure! Kalau aku sudah tidak ada lagi di hati oppa, untuk apa lagi aku hidup” ucap jessica. donghae menatap sicca tajam “aku ingin mati saja” sicca tersenyum sambil menatap jalan “kalau aku mati, oppa juga tidak boleh bersama nya. Bukankah di surga lebih indah untuk kita berdua? Tidak ada eomma yang melarang kita lagi, tidak ada yeoja itu lagi dan semuanya bisa kita lakukan” ucap sicca. Donghae menarik nafas panjang

“keure, ” jawab donghea mantap. Seolah tak percaya, sicca menatap donghae dengan mata tajamnya yang merah karena menangis itu

=teeeeeeeeeeeet= bunyi klakson mobil dari arah berlawanan melengking seketika. Tatapan sicca langsung menuju sumber suara. Mobil itu melaju kencang. Dan dengan cepat sicca membelokkan stir kemudi ke kanan yang terdapat jurang yang dalam dengan di bawahnya ada laut. Mobil itu terjun ke laut dan mengguncangkan isinya.

****

7 Bulan Kemudian~

Leeteuk duduk di meja kerjanya. Ia membuka laci meja nya dan menemukan gambar rotgen otak. Ia terdiam sejenak dan seketika ia teringat sesuatu. Matanya langsung menatap kalender

“safe my life juseyeo~ ” ucap namja yang ia temukan hanyut di pinggir laut ketika leeteuk sedang berjalan di pinggir laut itu. Leeteuk langsung mendekat dan memeriksa keadaannya. Namja itu menahan tangan leeteuk dengan tatapan sayu seolah tak bernyawa lagi, bibir pucatnya mencoba untuk berbicara

“sembunyikan aku. tujuh bulan…” leeteuk terdiam sejenak mendengar ucapan namja itu namun dengan segera leeteuk membawanya masuk kemobil dan membawanya ke rumah sakit tempat nya bekerja.

****

=drrrrrt drrrrt= “yeobseyeo?” angkat heechul “dia lagi bersamaku” ucapnya sambil menatap namja yang sedang sibuk dengan laptopnya itu “nde… ” heechul langsung mematikan telponnya “aish si tua leeteuk ini cerewet sekali” heechul langsung meletakkan roll rambutnya dan merapikan sedikit rambutnya.

“hae,” pekiknya. Namja yang di panggil namanya itu langsung menoleh

“apa yang kau lakukan?” tanyanya sambil duduk di sebelah namja itu.

“aigo… kau masih saja penasaran dengan kecelakaan itu. Itu Cuma kecelakaan…” ucap heechul “em… leeteuk menyuruhku mengantarkanmu ke seoul” ucap heechul lagi

“wae?”

“katanya kau sudah sebaiknya mengingat rumahmu, kajja”

“benarkah? Kenapa dia tidak ada di sini juga?” tanya donghae lagi

“dia sedang sibuk, pasien banyak apa lagi ini awal winter” ucap heechul lagi sambil meraih jacket winter pinknya. Mereka berdua pergi ke alamat yang terdapat di passport donghae yang berada di seoul.

Tak beberapa lama mencari rumahnya, akhirnya mereka temukan tumah itu. Di depan terlihat seorang anak kecil.

“coba kau tanya mereka,” ucap heechul sambil menyuruh donghae keluar dari mobil itu. Donghae keluar dan menatap anak kecil yang kemudian masuk kedalam mobil itu. Nomor rumahnya sama, ia menatap anak kecil itu lagi, mencoba mengingat kembali. Tanpa ia sadari tak jauh dari itu ada seorang yeoja yang menatapnya dengan mata sayu. Yeoja yang mengenakan baju hitam itu.

“appa~” ucap anak kecil itu dari dalam mobil. Donghae mengeritkan keningnya berpikir siapa yang anak itu panggil appa. Siapa yeoja itu.

yoona lalu memasuk kedalam mobil dan langsung pergi meninggalkan donghae yang masih terdiam di depan rumah itu. Sementara heechul yang menyaksikan semuanya dari dalam mobil hanya bisa tercengang diam. Apa yang terjadi pada keluarga ini? apa donghae salah alamat?

***

“eomma tadi itu appa, kenapa tidak membawanya? bogosipposoyeo” ucap dongyoon

“itu bukan appa” ucap yoona. Mobil yoona melaju menuju apartement kyuhyun. Namun di pikirannya masih saja mengingat kedatangan donghae yang sangat tiba tiba itu. Untuk apa ia datang lagi?. kata kata itu terus saja terngiang di otak yoona. Tepat di depan apartement yang besar itu terparkir mobil audi hitam milik kyuhyun. Yoona langsung memarkirkan mobilnya juga dan masuk ke dalam mobil kyuhyun.

“kenapa kau lama sekali?” tanya kyuhyun

“mian ne” ucap yoona

“tadi kami bertemu appa” celetuk dongyoon, dengan cepat yoona menatap dongyoon,

“benarkah?” tanya kyuhyun langsung menatap dongyoon juga, begitu juga dengan appa mereka

“dia mimpi bertemu donghae tadi malam” ucap yoona mengalihkan pembicaraan.

“ia pasti sangat merindukan namja pendek itu” ucap kyuhyun lalu menjalankan mobilnya.

Mereka bertiga pergi ke tempat pemakaman.

Di sana sudah ramai dengan orang orang yang berpakaian hitam.

Baru saja yoona, kyuhyun dan appanya masuk, semua mata tertuju pada mereka dan sedikit menundukkan kepala untuk menghormati kedatangan pemimpin perusahaan.

Mereka bertiga bergantian menghormati makam eomma donghae yang di depannya sudah terpampang jelas foto nya. Air mata yoona perlahan turun kembali mengingat dua ratus hari yang lalu dimana eomma donghae pergi menyusul tempat jessica dan mengalami kecelakaan pesawat. Hal yang membuat yoona tidak akan dapat memaafkan donghae.

***

“oppa” ucap yoona saat baru keluar dari mobil kyuhyun. Saat ini mereka sudah sampai di depan rumah kyuhyun meski hari sudah sore. Setelah pulang dari pemakaman tadi, yoona dan kyuhyun mengantar appanya ke incheon airport karena appanya ada urusan kerja di NY.

Yoona menatap dongyoon yang tidur di mobil kyuhyun

“aku titip dongyoon, nanti malam ku jemput” ucap yoona

“wae?”

“aku mau sendiri dulu” ucap yoona. Sebuah kesedihan yang mendalam masih terlihat jelas di wajahnya

“waktu peringatan seratus hari dulu kau tidak sesedih ini yoong, waeyeo?” tanya kyuhyun khawatir

“aniya, ada sedikit masalah di kantor” bohong yoona. Kyuhyun menarik nafas panjang mengetahui kebohongan dongsaengnya itu. Kyuhyun tau jelas bagaimana adiknya itu.

“pergilah, jangan lupa jemput dongyoon. Nanti aku kerepotan”

“tsk, keure… aku tak akan merepotkanmu kyuhyun-ssi” ledek yoona lalu masuk kedalam mobilnya.

***

“yak! Sampai kapan kau akan di situ??? Dari tadi pagi aku belum makan nasi!” pekik heechul dari dalam mobil seperti ahjumma. namun tak ada respon dari namja yang sedang duduk melamun itu

“yaaak! Kita pergi makan di restaurant dulu, baru nanti kesini” pekiknya lagi sambil membuka makanan kaleng yang di belinya dari tempat terdekat. “aku menyesal melewati jalan ini” desisnya.

=drrrrt drrrrrt= “yak teuk!”

“mwo? kenapa kau belum pulang? Apa kau kesasar? Donghae mana? Apa ia sudah pulang kerumahnya?” pertanyaan beruntun itu keluar dari handphone heechul dan itu membuat kekesalan namja itu bertambah

“yak, karena anak kesayanganmu ini, aku harus makan makanan kaleng seharian, dia tidak mau pulang juga dari tadi”

“anak?”

“donghae… lee donghae….”

“ooh… memangnya kalian dimana?”

“tadi kami kerumahnya, tapi ada yeoja yang hanya melihatnya namun pergi meninggalkan donghae tanpa berbicara sedikitpun, kami kira salah alamat, setelah mencari cari lagi, alamat yang tadi itu benar. Lalu donghae dan aku berniat mau pulang, saat melewati sebuah pantai, donghae meminta untuk melihat pantai itu dan sampai sekarang si pendek itu masih terpaku seperti orang bodoh di sana. Bahkan aku suru makan dia tak mau, ku ajak pulang pun dia masih saja diam, apa dia gila?”

“aku akan kesana, kirimkan saja alamatnya”

“apa kau gila? Sudahlah, biarkan saja dia di sini, toh rumahnya memang di seoul”

“aku akan mengusirmu kalau kau biarkan dia, arraesseo?” ancam leeteuk

“aish, kalau gitu ppalliwa!” sambungan telepon pun di matikan “dikiranya dari mokpo ke seoul itu dekat?!” celetuk heechul

Tak beberapa lama heechul menunggu, makanan di dalam mobil sudah habis, batrai hp yang di pakainya untuk mendengarkan lagu pun sudah habis.

Namja itu melirik jam tangannya “masih lama lagi si leeteuk datang” desisnya. Namja itu keluar dari mobil dan pergi menuju donghae yang duduk di atas pasir pantai

“yak, apa kau tidak kedinginan? Ini winter” donghae menggelengkan kepalanya pelan namun matanya masih tetap terpaku pada air yang tak kunjung habis itu

“apa kau tidak lapar?” donghae menggeleng lagi “kau akan semakin pendek kalau tidak makan” ucap heechul lagi, ia tertawa kecil karena lawakan nya itu. Biasanya donghae akan langsung memarahinya kalau ia di bilang pendek, tapi tidak dengan kali ini. namja itu masih diam menatap hamparan laut

“aku pergi membeli makanan sebentar, kau jangan kemana mana arraesseo?” donghae mengangguk. Dan heechul pergi meninggalkan namja itu menuju restaurant untuk makan. “seharusnya aku melakukan ini dari tadi” ucapnya.

Sementara donghae masih sibuk menatap hamparan laut yang sangat tidak asing baginya, beberapa scene yang sedari tadi berjalan di otaknya seperti cerita cerita yang tidak beraturan. Namun yang paling jelas di otaknya hanya saat seorang yeoja yang sangat samar samar berkata padanya tentang orang tuanya yang telah tiada, dan suatu pemaksaan untuk ikut dengannya. Tapi namja itu masih bingung untuk mentelaah siapa yeoja itu.

Tiba tiba di sampingnya duduk seorang yeoja yang ia lihat tadi pagi. Yeoja itu menarik nafas panjang lalu menatap donghae yang sedari tadi menatap kedatangan yeoja itu.

Seketika jantung donghae berdegup kencang, hatinya berasa teriris melihat tatapan sendu yeoja itu, begitu pula dengan yeoja yang ada di sebelahnya. Suatu kebencian yang seharusnya ia lakukan tapi tertutupi oleh rasa aneh yang ingin membuatnya tetap menatap mata namja itu dan hanyut dalam kisah kisah indah yang pernah mereka ukir.

Seulas senyuman tersirat di bibir yeoja itu

“bagaimana kabarmu?” tanya yeoja itu. Donghae terdiam bingung. Apa yang ia lihat tadi pagi sangat berbeda dengan apa yang ia lihat detik ini. hal ini membuat nya berpikir apa di seoul ada dua yeoja dengan wajah yang sama dan dua duanya membuat jantung namja itu berdegup kencang.

“kenapa kau kembali huh?” tanya yeoja itu lagi tapi donghae masih saja diam tak bergeming. Bingung mau menjawab apa

“wae? Kenapa kau diam? Tsk… gwaenchana, jangan merasa tidak enak padaku, aku tau ini akan terjadi” yeoja itu tersenyum lagi. membuat donghae semakin bingung pertanyaan nya mengarah kemana.

“ini lebih sulit dari menahan rasa sakit saat kau diami aku donghae-ssi. Lebih sulit dari melihatmu tidur bersama dengan yeoja itu di rumah kita. Lebih sulit dari melihat dongyoon yang memiliki appa tapi tidak pernah di sentuh sedikitpun” kata kata yang entah datang dari mana itu terngiang di otak donghae.

“dongyoon….” ucap donghae akhirnya

“dongyoon wae?” tanya yoona. Donghae hanya ingin bertanya siapa dongyoon itu. Hanya itu satu satunya nama yang ia ingat dari perkataan sebelumnya.

“tidak usah pikirkan dia, dia hidup tenang bersamaku” ucap yoona lagi. kini yoona menatap ke arah laut yang luas itu “kau tau bagaimana kabar ibumu? Atau tau kabar itu makanya datang ke korea?” tanya yoona lagi

“ada apa dengan eomma?”

“sudah ku duga, semenjak kepergianmu dengan yeoja itu, ia ingin menyusulmu dan membawamu pulang, tapi ia terlibat ke dalam satu di antara puluhan korban kecelakaan pesawat waktu itu” ucap yoona. Donghae langsung menatapnya tak percaya.

“kau tau? Itu suatu keberuntungan untukku” ucap yoona, matanya memerah menahan tangis namun ia masih bisa tersenyum meski hatinya tersayat mengingat yeoja yang sangat ia hormati itu “semua warisan berjalan mulus ke tangan dongyoon dan aku. kini perusahaan mu itu sudah ku raih”

“maksudmu?” yoona tersenyum lagi mendengar pertanyaan donghae

“alasan utama perceraian orang tuaku karena eommaku… ia pergi ke namja yang lebih kaya untuk bisa menaikkan perusahaannya dan bercerai dengan appa.” Ucap yoona “dan aku rasa aku mewarisi sikap eommaku. Melakukan apapun demi karirnya… kau tau itu kan? saranghaneun opsoyeo…”ucap yoona sambil menatap laut, berharap laut tidak akan mengutuknya karena kebohongan itu.

“jadi… kau hanya mau harta ku?” tanya donghae dengan tatapan menyelidik. “dimana eomma di makamkan?” tanya donghae lagi

“berjanjilah untuk tidak muncul di hadapanku lagi atau aku akan membunuhmu” ucap yoona, matanya benar benar memerah . ia mengeluarkan secarik kertas serta pena untuk menuliskan alamat dan meberikannya pada donghae. Donghae menatap kertas itu dengan seksama

“ini alamat rumahku di sana. Aku tidak yakin kau datang tapi ku mohon, aku sangat membutuhkanmu hae” “jessica-ah, kajja”

Perkataan itu terngiang di otaknya. Di lihatnya alamat itu kembali, “jessica?” tanya donghae sambil menatap yoona. Tatapan yoona berubah seketika

“apa yeoja itu yang ada dipikiranmu” tanya yoona

“entahlah, aku hanya mengingatnya saat ini” ucap donghae apa adanya. Yoona hanya tersenyum miris mendengar suaminya mengatakan hal itu “sepertinya kau harus segera pulang kerumahmu dengannya, kau pasti sangat merindukannya”

“merindukannya? Maksudmu jessica?”

“iya, siapa lagi” ucap yoona. Tangannya menggenggam butiran pasir itu dengan kuat menahan rasa amarah dan tangisnya

“sebaiknya aku pergi dulu ke tempat eomma” ucap donghae “apa kau tidak apa di sini sendirian?”

“gwaenchana” ucap yoona “aku mau melihat matahari terbenam di sini” ucapnya lagi

“baiklah kalau begitu” donghae pergi berhalan mencari taxi. Sementara yoona langsung berdiri mendekati air yang terus saja berdesir menyapu pasir yang ada di tepinya “bahkan kau tidak mengingatku, kau sudah gila karenanya…” ucap yoona. Air matanya terus saja mengalir dan langkah kakinya terus saja berjalan tanpa henti meski kini rok hitamnya sudah basah karena air “dan bodohnya aku, aku pun ikut gila karena kalian”

Langkah kaki donghae terhenti, entah kenapa ia ingin menatap yeoja itu dan saat ia berbalik melihat yoona yang sedang berjalan di air yang dingin itu hingga kini hanya tinggal lehernya dan kepalanya. Donghae segera berlari ikut masuk ke dalam air dan menggendong yoona keluar dari cairan beku itu. Yoona langsung pingsan saat berada di gendongan donghae. Yeoja itu sudah tidak tahan dengan dinginnya air laut di musin dingin.

“apa kau sudah gila?” tanya donghae. Ia mendudukkan yeoja itu di atas bangku kayu.

“apa yang harus aku lakukan?” tanya donghae pada dirinya sendiri.

***

Donghae masuk ke dalam kamar hotel dengan membawakan baju yang baru saja ia beli. Bajunya dengan baju yeoja yang hingga sekarang belum ia ketahui namanya itu basah dan donghae harus membeli baju untuk mengganti baju mereka dengan yang kering.

Donghae meletakkan sekantung plastik itu di atas kasur. Matanya tertuju pada yeoja yang masih terlelap tidur itu. Tak beberapa lama menatap yeoja itu, donghae langsung pergi keluar dari kamar ini dan menuju ke tempat pemakaman yang sudah tertulis alamatnya di secarik kertas yang di berikan yoona tadi.

Donghae masuk dan melihat peti hitam yang di atasnya terdapat foto eommanya. Donghae mengeritkan keningnya. “hanya dia yang kupunya” desis donghae pelan. Ia terdiam menatap foto eommanya. “semenjak kepergianmu dengan yeoja itu, ia ingin menyusulmu dan membawamu pulang, tapi ia terlibat ke dalam satu di antara puluhan korban kecelakaan pesawat waktu itu” seketika kaki donghae lemas mengingat perkataan yoona tadi dan ia terjatuh berlutut di depan peti hitam itu. Ia menunduk atas semua penyesalannya.

***

Mata yoona samar samar melihat sekeliling ruangan yang sangat asing baginya. Dirasakannya bajunya basah dan kepalanya mulai sangat pusing. Ia bangkit dari tidurnya dan menemukan plastik putih di atas selimutnya. Dibukanya dan isinya adalah baju, dan celana baru.

Yoona berpikir sejenak dan melihat sekeliling. Tidak ada orang di ruangan ini.

Yoona langsung mengenakan baju yang ada di dalam plastik itu dan langsung meninggalkan hotel itu.

Yeoja itu kembali pulang ke rumahnya dengan taxi.

Ia masuk ke kamarnya dan melihat panggilan tak terjawab sebanyak 27 kali dari kyuhyun. Tak beberapa lama handphone itu berdering lagi

“yeobseyeo” ucap yoona dengan suara parau

“yak! Kemana saja kau im yoona? Ini sudah jam sebelas malam, kau tidak menjemput dongyoon?”

“omo! Aku lupa!” pekiknya

“bagaimana bisa kau lupa dengan anakmu sendiri”

“ah, mian oppa… aku akan menjemputnya”

“kau dimana sekarang”

“dirumah”

“genius! Mobilmu ada di apartemenku dan bagaimana bisa kau menjemputnya?! Aku akan antarkan!” seketika sambungan teleponnya di matikan. Tepat di saat bel rumah yoona berbunyi

Yeoja itu berjalan dan membukakan pintu. Terlihat dua orang namja, satu dengan kemejanya yang sudah berantahkan dan satu lagi namja dengan wajah sedikit cemas

“nugusaeyeo?” tanya yoona

“apa ini rumah Lee Donghae?” tanya namja itu

“nde…”

“apa donghae ada di sini?”

“donghae? Dia… tidak ada di sini. Ada yang bisa di bantu?” tanya yoona “ah, sebaiknya kalian masuk saja dulu. Di luar dingin” ucap yoona ramah. Kedua namja itu masuk

“sebelumnya ku perkenalkan dulu. Nama saya leeteuk dan ini heechul.”

“annyeong, im yoona imnida” ucap yoona

“saya pikir donghae ada di sini karena dia sudah saatnya untuk pulang kerumahnya” yoona mengeritkan keningnya

“maksudnya?”

“tujuh bulan lalu aku menemukannya saat kecelakaan, waktu itu ia sadar dan mengatakan untuk menyembunyikannya selama tujuh bulan. Dan saat di bawa kerumah sakit, otaknya mengalami prosopagnosia dimana otaknya tidak dapat mengingat apapun kejadian yang ia alami sebelumnya dan tidak dapat mengingat lagi orang orang sekitarnya, kecil kemungkinan untuk bisa mengembalikan ingatannya.”

“dia mulai berceramah tentang ilmu kedokterannya” desis heechul

“setelah tujuh bulan aku membawanya kesini dan…” perkataan leeteuk terpotong oleh yoona

“apa… ia masih belum meningat siapapun?” tanya yoona

“aku kurang yakin tentang itu” ….

***

Kyuhyun terdiam menatap laptopnya. Ia terus membaca artikel yang terdapat di dalam laptop tersebut.

“araesseo. Tapi… apa kau yakin mereka itu bukan orang suruhan donghae?” tanya kyuhyun pada yoona yang sedang duduk termenung

“aku yakin” yoona lalu memberikan passport yang diberikan oleh leeteuk dan heechul tadi

“keure, passport ini seperti pernah basah, dan belum ada cop ke luar negrinya”

“apa yang harus aku lakukan oppa?”

“kau tinggal isi aja otaknya. Bukan kah ia hilang ingatan? Ia pasti lupa siapa itu jessica” ucap kyuhyun dengan entengnya sambil mengambil pspnya lalu memainkannya

“aniya… aku sudah mengisi otaknya dengan perkataan… perkataan yang tidak seharusnya” kyuhyun langsung menatap yoona tajam “maksudmu?”

“aaargh bodohnya akuuuu” pekikku sambil mengacak acak rambutku

“kau katakan apa padanya?!” tanya kyuhyun semakin penasaran,

***

“berkas apa itu?” tanya kyuhyun yang baru saja bangun dari tidurnya.

“tumben oppa bangun cepat” ledek yoona sambil melirik kyuhyun yang bangkit dari sofanya melirik ke arah yoona yang sibuk bolak balik mencari sesuatu

“karena kau ribut” namja itu kemudian sibuk mencari psp nya yang terjatuh entah kemana

“psp mu di bawah sofa” ucap yoona

“aaah kenapa bisa jatuh? Seharusnya aku pulang ke rumah semalam”

“seharusnya begitu,” ucap yoona sambil membolak balikkan berkas

“jangan bilang kau mencari data perusahaan eomma donghae dan memberikannya pada namja itu”

“iya. Waeyeo?”

“aish… lalu kau mau kerja apa?”

“kan perusahaanmu tidak kalah besar” yoona tersenyum

“kau harus masuk sendiri tanpa bantuanku”

“aku bisa, aku kan mantan manager perusahaan yang lumayan besar milik eomma donghae” ledek yoona. Seketika ia tertawa.

“lalu kau mau cari dia kemana?”

“aku rasa ia masih di hotel itu”

“hotel?”

“nde,” yoona segera mengambil tasnya “oppa… yoong kalkae, antar dongyoon kesekolah ne? annyeong” ucapnya sambil bergegas ke mobil. Yoona pergi ke hotel kemarin, tapi kamar tersebut sudah kosong, yoona pergi ke pantai dan juga tidak menemukan orang di sana.

Hingga siang yoona terus mencari sampai ia kelelahan dan duduk di sebuah taman sambil memakan burger yang ia beli.

Yoona POV

“donghae oppa eodiya? Apa ia kembali ke tempat leeteuk?” desis yoona. Tiba tiba ada seorang namja yang duduk di sebelahku sambil memakan hotdognya.

“d-d-donghae-ssi?” tanyaku kaget sambil terbata bata. Namja itu langsung menoleh

“neo… yeoja yang di pantai itu kan?” tanyanya

“nde ” seketika aku tersenyum “yang perkataanku di pantai itu, lupakan saja” lanjutku “aku… kemarin aku sedang mabuk”

“perkataannya? Semuanya?”

“bukan, yang… ehm, yang bilang soal perusahaan itu”

“hm… araseo” jawabnya sambil tersenyum. aku langsung menyodorkan berkas yang ku bawa “aku mencarimu ke hotel tadi, tapi kau sudah tidak ada. Neo eodika?” tanya ku pada donghae

“aku tinggal di rumah eomma ” jawab nya lalu mengambil berkas itu “ige mwoya?”

“Ini berkas perusahaanmu, mulai besok kembalilah bekerja di sana. Biar bagaimana pun sahammu masih ada 50%”

“lalu 50% lagi punya siapa?”

“molla” bohong ku. Padahal sesuai ucapan eomma donghae, ia akan memberikan seluruh sahamnya pada cucu nya yaitu Dongyoon. Tapi aku malah memberikannya pada donghae setengah saham itu.

“baiklah, akan ku usahakan. Tapi, sejauh ini aku belum tau namamu” ucap donghae . aku terdiam sejenak.

“ah, aku lupa. Mian. Annyeonghaseyeo. Im yoona imnida” jawabku sambil menyodorkan tanganku hendak bersalaman dengannya

“lee donghae imnida” jawabnya sambil menjabat tanganku. Biar semuanya hilang dan ku perbaharui semua, hingga kenangan pahit itu akan berubah menjadi kepingan embun yang akan membasahi panasnya api

***

Satu Bulan Kemudian~

“eomma, besok bisa eomma bawakan appa kerumah? Teman teman dongyoon appa dan eommanya tinggal serumah” ucap namja kecil itu waktu ku selimuti sambil memberikannya boneka ironman kesayangannya

“suatu saat nanti, eomma pasti akan membawanya kesini”

“yakso?”

“nde, yakso” jawab ku. “sekarang dongyoon tidur dulu ne?”

“nde eomma” ucapnya sambil menutup kedua matanya. Aku pun pergi keluar dari kamarnya dengan sebelumnya mematikan lampu kamarnya dan menghidupkan penghangat ruangannya.

=ting tooong= ku lirik jam di rumahku

“jam sepuluh gini, pasti si kyuhyun oppa” desisku sambil melangkah membukakan pintu. Ku buka pintu itu dan melihat donghae berdiri dengan jas kerja nya. ia tersenyum melihatku. GOD! Aku masih mengenakan piyama.

Keundae, untuk apa aku kaget, kami kan sudah menikah.

“ada apa jam segini datang oppa?” tanyaku ramah

“m… dongyoon mana? Aku merindukannya” ucapnya sambil mengelus tengkuknya sendiri

“dongyoon sudah tidur oppa, ah, masuk lah dulu. Di luar sangat dingin”

“aniya, nanti kalau di dalam pasti ribut dan dongyoon bisa bangun. Kita di luar saja” ucap donghae, sontak saja aku mengeritkan keningku sambil menatapnya aneh “di luar banyak bintang” ucapnya lagi. aku tersenyum dan kami berdua duduk di bangku depan rumah ku.

Tak beberapa lama kami diam dalam keheningan, akhirnya aku membuka pembicaraan

“mianhae” ucapku

“wae?”

“karena dongyoon memanggilmu appa”

“ah, gwaenchana… ” ucap nya “apa kau tidak kedinginan yoong?” tanyanya. Ia membuka jasnya dan memberikannya padaku

“gumawo” ucapku sambil menyelimuti jas itu pada tubuhku

“tadi pagi kenapa gak antar sarapan seperti biasanya?” tanyanya padaku. Aku langsung menoleh padanya. memang seperti biasa aku ke rumahnya dan mengantarkan sarapannya. Terkadang membawa dongyoon sekali dan sarapan bersama. Haha, terlihat gila.

“oppa sampai gak sarapan dan terlambat, oppa pikir kamu terlambat karna ada sesuatu”

“mian, hari ini yoong bangun telat. Lagi pula… tidak mungkin kan yoong ngantar sarapan tiap hari, oppa kan juga bisa buat sereal atau omelet atau apalah itu” ucapku sambil pout “lagi pula aku tidak di bayar” desisku

“hahaha,” suasana menjadi hening lagi

“oppa tidak tanya kemana ayah dongyoon?” tanyaku. Donghae diam sejenak dan menarik nafas panjang

“ani, ” namja itu tersenyum sambil menatap bintang. Dan jawabannya hanya bisa kujawab dengan anggukan.

“oppa tidak pulang? Sudah larut malam” ucapku. Meski sebenarnya aku sangat berat melepaskannya pergi.

“di rumah sepi.”

“jinjja? Pindah saja ke rumah yoong” jawabku sambil tertawa kecil

“boleh” jawabnya

“yoong Cuma bercanda” kali ini rautku berubah menjadi serius

“besok oppa pindah ke sini ne?” ia mencubit pipiku yang aku yakin sudah memerah ini. entah kenapa ada rasa yang sangat menggembirakan bisa serumah lagi dengannya. Meski tidak seperti dulu, tapi aku yakin aku bisa meraih detik detik bahagiaku yang dulu.

“oppa pulang ne” ia berjalan menuju mobilnya yang sudah sedikit tertutup salju yang mulai berturunan. Aku mengikutinya dari belakang, dan saat hendak membuka pintu ku lepaskan jasnya berniat untuk mengembalikannya

“aniya, besok saja kembalikan” ucapnya

“ah… ne” jawabku.

“soal appa dongyoon…”

“wae?” tanyaku

“aku tidak perduli dia siapa, dan bagaimana, yang penting aku akan menjadi appa yang baik untuknya nanti” seketika perkataannya membuatku terdiam. apa maksudnya? Apa ia menyatakan cinta? Aniya, tidak ada kata saranghae di sana.

Aku terdiam masih larut dalam kebingungan, dan seketika bibir hangat donghae menyentuh bibirku. Menyecupnya sebentar dan memberikan senyumannya untukku. “oppa kalkae” ucapnya. Ia masuk ke dalam mobil. Tak beberapa lama mobil itu berjalan. Masih ku lihat mobil itu hingga kaca nya terbuka perlahan dan terlihat kepala donghae. Namja itu berteriak “periksa kantung jasnya! Annyeong!” terlihat tangannya keluar dari jendela mobil yang melaju kencang itu. Lambaian tangannya di antara salju salju yang perlahan turun.

Ku raba kantung jasnya dan melihat kotak merah kecil berisi cincin.

Tanpa sadar air mataku keluar dan bibirku tersenyum lebar, tak kuasa menahan rasa bahagia ini.

Keure, pada malam di musim dingin ini, ku ulang semuanya.

Our Love Story, Started here.

*

*

*

The End

54 thoughts on “Our Love Story (Chapter 4)

  1. aku kurang suka kalo ending nya gantung kaya ff ini, banyak ff yang gantung dilibrary dan aku sebel banget sama author karna gantung, kalo niat buat ff jgn gantung dong, diminta bikin sequel gak dibikin bikin, kan udah lama banget nungguinnya, hampir 2 tahun. maaf ya jgn trsinggung
    # gue mah gitu orangnyy

Komentarmu?