Our Love Story (Chapter 3)

our love story

Tittle : Our Love Story

Genree : Sad, Family, Romance

Lenght : Chapter

Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Jung Jessica, Cho Kyuhyun

Note : Mian ne sangat lama mempost ini. admin akhir akhir ini sibuk karena persiapan mau ke malay T.T mulai dari tari sampai drama -_______-  mianata 🙂

Admin harap ff Our LoveStory kali ini tidak buat readers kecewa 🙂

RCL yaaa….

 

Author POV

 

“Eomma~” pekik namja yang berusia lima tahun itu. Namja itu berlari kecil ke arah yoona dan di sambut dengan pelukan hangat dari eommanya

“bagaimana sekolah mu?” tanya yoona dengan senyumannya yang sangat tulus pada anaknya itu

“appa mana?” tanya dongyoon dengan polosnya. Pertanyaan yang selalu di lontarkannya saat pulang sekolah

“appa kerja… ” wajah dongyoon berubah jadi cemberut. Dengan gemas yoona mengacak rambut namja kecil itu

“dia harus mencari uang untuk mu membeli robot lagi chagiii” ucap yoona lagi. “kajja,” yoona menggenggam tangan mungil dongyoon. Anaknya yang ia besarkan sendiri. Meski berdua dengan donghae, tapi donghae hanya bayangan yang bahkan tak pernah menyentuh anak mereka sedikitpun.

Seperti biasa, yoona hanya tetap teguh melangkah meski ia tak tau kisah cintanya akan berakhir sedih atau justru bahagia? Arah langkahnya tak teratur hingga terombang ambing bersamaan dengan bayang bayang takut akan terjadi hal yang sama di lima tahun yang lalu. Dimana donghae dan jessica yang berada di hadapannya membuat hatinya remuk bahkan makanan pun tak berasa di mulutnya saat itu. Yoona yang terlalu polos dengan kata cinta.

Mungkin untuk yeoja seumurannya cinta bukanlah kata yang asing, tapi untuk kondisi yeoja sepertinya yang melihat orang orang tersayangnya gagal dalam cinta membuatnya takut melangkah terlalu jauh. Lebih baik diam menanggapi nya dan tak banyak permintaan.

“kalian datang,” sambut kyuhyun. Jas hitamnya masih ada di tubuhnya. Yoona sedikit tersenyum melihatnya

“kau pasti baru pulang oppa~”

“aniya, sudah sejam yang lalu, tapi lupa ganti baju”

“kenapa bisa lupa?” tanya yoona lalu melangkah masuk. Pertanyaan nya terjawab ketika yeoja itu melihat permainan di layar tv itu.

“dongyoon, kau mau main sama hyung?”

“nde hyung” jawab dongyoon lalu mengambil sticknya

“jangan panggil hyung, itu terlalu muda untukmu”

“tapi untuk ukuran wajah aku memang muda yoong”

“aish….” desis yoona sambil menuangkan minuman

“apa appamu bisa bermain ini dongyoon-ah?”

“appa? Mollayeo… aku tidak pernah bermain dengannya” jawab dongyoon

“nde?” tanta kyuhyun terlihat sedikit kaget. Tapi wajahnya masih tetap mengarah ke pada layar tv

“appanya sibuk oppa~” jawab yoona langsung. Agar tidak terjadi kecurigaan. Menyembunyikan hal yang nyata tidaklah sulit.

Setelah jam sepuluh malam akhirnya yoona pulang juga. Dari tadi dongyoon tidak mau di ajak pulang dan jam segini dia baru tertidur pulas.

“oppa antar pulang nde?”

“tidak usah oppa. Yoong naik taxi saja”

“tapi dongyoon tidur”

“oppa tenang saja lah~ ” yoona tertawa garing.

***

Setelah meletakkan dongyoon di kamarnya yoona lalu meletakkan Fried Chicken yang ia beli tadi sebelum pulang di atas meja makan. akhir akhir ini ia jarang masak. Ia justru membelikan makanan cepat saji untuk malamnya dan baru masak untuk pagi. Donghae yang sedari tadi sibuk di kamarnya menyadari kalau yoona pulang. Namja itu keluar dan melihat ada makanan di atas meja.

Donghae menghela nafas panjang dan kembali masuk ke kamar. Melanjutkan membaca buku nya.

Sementara yoona berjalan ke taman belakang rumahnya. Matanya tidak bisa tidur malam ini. Ia terus menatap langit. Berharap sesuatu yang indah akan menimpanya.

Tiba tiba terdengar suara tangis dongyoon. Yoona berjalan masuk ke rumah dan tidak melihat dongyoon ada di kamarnya. Suara tangisnya berhenti. Yoona berjalan mencari dongyoon dan menemukan pintu kamar donghae terbuka lebar. Di sana ada dongyoon sedang menatap donghae begitu juga donghae.

“eomma mu di belakangmu” ucap donghae. Dongyoon berbalik langsung memeluk kaki yoona.

“eomma di sini…” yoona menggengdong dongyoona dan langsung menutup pintu kamar donghae.

Masih sangat terasa sakit hatinya bahkan suami nya sendiri tidak mau menyentuh anaknya.

Donghae yang masih menggunakan kaca matanya terdiam menatap pintu itu di tutup. Ia menghela nafas panjang lalu melihat sekitar ruangan yang masih terdapat fotonya dan jessica

***

“eomma tidak tidur dengan appa?” tanya dongyoon membuyarkan lamuan yoona. Yoona berbalik menatap anaknya itu dan sedikit tersenyum

“eomma masih mau tidur denganmu”

“tapi semua teman ku bilang eommanya tidur dengan appanya. Mereka menertawakanku saat tau eomma masih tidur denganku”

“berarti eomma mereka tidak sayang dengan mereka” jawab yoona seadanya

“berarti eomma sayang dongyoon?” tanya nya dengan polosnya. Yoona menatap mata namja itu dalam dan tersenyum “apa appa sayang dongyoon juga?” sejenak yoona terdiam

“nde. Ia sangat sayang padamu”

“eomma, sebentar lagi natal!”

“hm? Benar juga… apa permintaanmu?” tanya yoona sambil mengelus elus rambut dongyoon

“mmmm….” namja itu pout dan meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya “dongyoon mau kita bermain bertiga. Dongyoon, eomma dan appa, tapi jangan ajak kyuhyun ahjussi”

“kyuhyun ahjussi wae?”

“dia selalu bermain game…”

“jinjja? Hahahha…. dongyoon-ah. Besok dongyoon harus sekolah kan. malam ini tidur ya~”  bujuk yoona. Dongyoon mengangguk dan langsung memejamkan mata. Larut bersama mimpi indahnya.

***

“jinjja oppa?”

“nde… oppa jemput ya, kamu di mana?” tanya kyuhyun pada yoona

“aku di rumah,”

“nde, oppa menuju kesana” yoona mematikan sambungan teleponnya dengan kyuhyun. Ia segera mengambil syal merahnya dan bergegas menunggu di depan rumahnya. Baru saja ia pulang habis mengantar Dongyoon ke sekolah dengan taxi.

Tak beberapa lama mobil kyuhyun sampai dan langsung di rem mendadak di depan yoona. Yoona bergegas masuk ke dalam mobil dan mobil itu langsung melaju menuju incheon. Ke rumah sakit tempat appanya di rawat.

Tiba tiba appa yoona dan kyuhyun saat baru sampai di bandara langsung stroke dan harus di bawa ke rumah sakit terdekat. Dan itu membuat panik ke dua anaknya.

Sedari tadi keadaan di dalam mobil hanya hening. Sementara yoona masih sibuk mengutak atik handphonenya. Mengirim sms ke teman temannya meminta tolong. Tapi yuri sedang tidak di seoul, seohyun sedang ada acara pemakaman dan yang lainnya juga.

Yoona akhirnya melenguh kesal dan kyuhyun yang sedari tadi memperhatikan akhirnya angkat bicara

“kenapa yoong? Apa kau mengkhawatirkan appa?”

“iya… tapi… dongyoon tidak ada yang jemput dia pulang sekolah” ucap yoona

“donghae? Apa namja itu sibuk lagi?” yoona terdiam. bagaimana bisa ia katakan untuk tidak menyuruh donghae? Dan bagaimana juga ia bisa menyuruh donghae.

Yeoja itu terdiam sejenak. Ia mulai mengetik sesuatu di handphonenya

=to: Donghae Lee

Donghae ssi, bisa tolong jemput Dongyoon di sekolah? Aku dan kyuhyun mendadak pergi menjenguk appa di incheon. Ia terkena stroke. Aku tidak sempat membawa dongyoon karena panik, aku sudah menelepon chingudeul ku tapi mereka tidak bisa. Bisa kau tolong bantu sekali ini saja? Ghamsahambnida=

Yoona menarik nafas panjang sambil menggenggam erat handphonenya.

‘donghae pasti menjemputnya. Setidaknya dia masih memiliki hati’ batin yoona.

***

 

Yoona POV

Aku dan kyuhyun oppa berjalan dengan tempo cepat melewati lorong rumah sakit ini. Bau obat masih sedikit tercium di hidungku. Tak beberapa lama kami sampai di depan pintu kamar yang aku yakin  di dalamnya terdapat appa. Kyuhyun langsung membuka pintu dengan sebelumnya mengecek isi ruangan ini melalui jendela kecil di pintu ini.

di atas kasur terdapat appa sedang tertidur pulas dan di sampingnya ada kim ahjussi yang bernotabene sebagai sekretaris appa. Namja itu berdiri dan sedikit bow pada kami

“bagaimana bisa appa stroke di bandara?” tanya kyuhyun. Wajah kim ahjussi berubah seketika. Aku mendekati appa dan menggenggam tangannya. Melihat namja tua itu. Pasti ada sesuatu yang membuatnya seperti ini

“tadi eomma kalian ada di bandara bersama suami barunya hendak ke paris” aku langsung berbalik menatap wajah kim ahjussi

“n-nde?” tanyaku sedikit tidak percaya. Nafasku tercekat begitu saja. Ku lihat kyuhyun oppa menggenggam tangannya kuat. Tatapan tajam namja itu masih bisa terlihat.

“oppa~” ucapku pelan. Kyuhyun melihat ke arahku dan mencoba untuk tersenyum.

=drrrrrrt drrrrt= kim ahjussi permisi dan mengangkat teleponnya. Sontak saja kyuhyun langsung menahan tangan kim ahjussi “katakan pada para client appa, kalau appa sedang sakit. Selama seminggu tidak bisa mengadakan apapun, mau rapat, atau search looking, preview, atau latihan ke berbagai negara. Appa tidak bisa. Bisa kan?” tanya kyuhyun. Kim ahjussi mengangguk “rahasiakan ini darinya” ucap kyuhyun lagi. aku menata wajah appa. Kalau ia hanya melihat eomma dan suami barunya langsung seperti ini, bagaimana kalau ia tau aku dan donghae?

“apa sudah cukup panas?” tanya kyuhyun sambil mengutak atik penghangat ruangannya

“nde oppa” aku duduk di sofa begitu juga kyuhyun. Kami berdua terdiam, larut dalam pikiran masing masing. Mungkin yang di pikirkan kyuhyun oppa adalah eomma.  Ia tidak suka dengan cara eomma meninggalkan appa.  Dari dulu ia tidak suka.

Sedangkan aku hanya memikirkan dongyoon. Apa donghae menjemputnya?

****

“gumawo oppa” ucapku sambil mengangkat beberapa mainan yang sengaja ku beli untuk dongyoon. Sebagai ucapan permintaan maaf karena tidak menjemputnya dan seharian tidak bersamanya.

“nde. Oppa pulang nde?”

“nde oppa. Jangan mabuk mabukan nde?” ucapku dengan tatapan mengancam

“ah, kau tau saja oppa akan lakukan itu. Aniya~ karna dongsaeng oppa sudah menebaknya, jadi oppa langsung pulang saja” ucap kyuhyun sambil tersenyum manis dari dalam mobil.

“nde…”

“kalkae” ucapnya. Aku melihat mobil itu melaju di tengah malam ini.

Setelah appa sadar dan beberapa lama di rumah sakit, akhirnya kami pulang dan alhasil, sampai di seoul jam sepuluh malam.

Aku masuk ke rumah sambil membawa barang barang. Ku lihat donghae dengan kaca matanya sedang menonton tv sendirian.  Aku langsung masuk ke kamar dongyoon dan tidak menemukan nya di sana

“dongyoon-ah~” aku berjalan ke dapur tapi tetap saja nihil. Akhirnya aku berjalan menuju donghae dan menatapnya yang sedang menatapku sambil mengerutkan keningnya

“dongyoon eodiya?” tanyaku

“molla. Bukannya kau yang membawanya keluyuran hingga malam begini?” sontak saja aku langsung menjatuhkan barang barang mainan dongyoon dan menatap donghae tajam.

“k-kau tidak menjemputnya?” tanyaku

“nde? Hh, aku heran padamu. Kau keluar dari pagi hingga malam seperti yeoja yang murahan dan sekarang malah menyalahkan aku. mana aku tau, kau yang punya anak. Dan kau memerintahkanku?!” ku sipitkan mataku. Rasanya hatiku tersayat mendengar ucapannya. Ia masih menatapku bingung, begitu juga aku yang menatapnya tidak percaya.

Aku memang sudah tidak ada arti di matanya. Hanya wanita jalang yang menumpang dengannya.

“kau tidak membaca smsku? Mungkin kau baca, hanya tidak mau perduli. Bagai mana bisa kau memvonis kalau aku keluyuran seharian ini? Kau tidak tau apa apa tentang ku donghae-ssi. Yang kau tau aku hanya wanita jalan yang menumpang padamu beserta anak yang sama sekali tidak kau inginkan, benar kan?” air mataku sukses mengalir begitu saja. Ini pertama kalinya aku menangis di depan namja ini. Namja itu melangkah tertatih padaku, menatapku khawatir. Langkah pertamanya membuatku mundur dan menepis tangannya yang hendak menghapus air mataku.

“aku salah. Aku pikir dengan mengharapkanmu seperti orang bodoh bisa mengubah hatimu. Tapi ku rasa jessica sudah menguncinya rapat rapat. Bahkan sudah enam tahun aku bersamamu dan…. se jam pun kau tidak pernah bersikap layaknya suami padaku. Keure, aku tidak butuh suami… tapi setidaknya tolong jadi ayah yang baik untuk dongyoon. Menyentuh namja itu saja kau tidak pernah. mungkin kau boleh mendiamiku bertahun tahun lamanya, atau bahkan tidak menganggapku ada. Tapi kalau kau sampai menyakiti anak kita, salah, kalau kau sampai menyakiti anakku, aku tidak akan bisa diam lebih lama lagi Lee Donghae-ssi” ucap yoona. Donghae merogoh koceknya dan mengutak atik handphonenya “kau mungkin boleh mendiamiku bertahun tahun lamanya. Menganggapku sampah atau sejenisnya. Atau hanya menatap jijik pada dongyoon. Tapi kau sudah kelewatan donghae ssi.”

“kajja, kita cari dongyoon” donghae menggenggam tanganku. Langsung ku tepis tangan dingin namja itu.

Ku percepat langkahku menuju luar rumah dan menelepon kyuhyun oppa

“oppa jaebal, balik ke rumah dan jemput aku” ucap ku sambil menangis.

“yoong, wae keure?” tanyanya

“ppalli” ucapku sambil mematikan handphoneku.

***

“memangnya donghae kemana?”

“nanti ku ceritakan” ucapku. Tanganku menjadi beku seketika. Sangat dingin. Takut kehilangan dongyoon. Aku dan kyuhyun menuju ke sekolah dongyoon yang sudah gelap. Kami berdua berteriak mencari nya di tegah salju yang turun. Air mataku tak henti hentinya mengalir

“eomma~”  aku mendengar suara lirih dari namja itu dan berjalan menuju bawah luncuran yang sangat gelap itu. Wajahnya pucat.

“dongyoon-ah” langsung ku peluk dongyoon yang sedang berbaring di atas salju. Tangannya sudah sangat kaku. Bibirnya terus bergetar dan ia tertidur lemas di pelukanku.

***

Setelah pulang dari rumah sakit. Aku terus memeluk dongyoon.

“eomma eodika? ” tanyanya lirih

“mian ne… eomma… tadi pergi ke rumah haraboji” ucap ku.

“yoong, jawab oppa jujur. Hubunganmu dan anak mokpo itu sejak kapan tidak baik?” tanya kyuhyun langsung ke inti pembicaraan. Tatapan matanya dapat ku lihat dari kaca spion. Karena kebetulan aku duduk di belakang bersama dongyoon

“awal” jawabku

“MWO?! yak! Sudah berapa tahun kalian menikah dan kau masih diam saja?!” pekik kyuhyun

“oppa~ dongyoon tidak bisa tidur karnamu”

“jangan mengalihkan pembicaraan”

“aku hanya takut appa sakit lagi oppa” kyuhyun oppa terdiam “bukankah aku tidak menginginkan pernikahan? Sudah punya anak tanpa bayi tabung aja sudah cukup” tambah yoona.

“soal appa… oppa akan mengatakannya pelan pelan. Pokoknya oppa tidak mau tau. Besok kalian sudah harus bercerai” ucap kyuhyun oppa

“tapi dongyoon masih terlalu kecil. Oppa taukan rasanya melihat kedua orang tua bercerai”

“kita bisa tinggal bersama. Oppa akan menjadi appanya” ucap kyuhyun pasti. Aku terdiam dan mulai mengutuk diriku sendiri. Jika aku tidak bercerai saat dongyoon baru lahir, pasti semua tidak akan seperti ini. Lebih mirisnya lagi, selama ini namja yang berada di samping dongyoon bukanlah donghae. Melainkan kyuhyun.

***

Aku langsung menggengdong dongyoon masuk ke dalam rumah. di rumah tidak terdapat donghae. Mungkin ia pergi ke rumah eommanya. Langsung saja ku letakkan dongyoon di dalam kamar. Kyuhyun oppa ada di dapur sedang membuatkan minuman untuknya.

Aku yakin, donghae menginap kalau tidak di kantor, di rumah eommanya atau di hotel, atau mungkin ke tempat jessica yang aku tidak tau ada dimana. Entah lah, aku tidak mau memikirkan namja itu lagi.

Ku elus pelan rambut dongyoon hingga ia tertidur pulas. Seketika terdengar suara mobil di depan rumah. dan deru langkah kaki masuk ke dalam rumah.

“yoona!” ucap suara namja yang ku rasa aku mengenalinya.

“apa yang kau cari heh? Istrimu atau budakmu?!” itu suara kyuhyun oppa. Apa yang harus aku lakukan? Aku hanya bisa diam saat hendak membuka ganggang pintu kamar ku.

“mana yoona?” tanya donghae

“yak sekya!” =bukh!= terdengar seperti suara tinju. Tanganku menggigil seketika “ini bahkan tidak cukup untuk mu sekya!” =bukh!= “apa ini cukup untuk jangka waktu enam tahun?! Aku mungkin tidak tau apa pun yang terjadi! Tapi aku yakin ini bahkan masih kurang untukmu!”

Aku masih terdiam kaku. Air mataku terus mengalir. Dengan cepat ku tepis air mataku dan membuka pintu kamar ini. Ku lihat di lantai donghae tertindih oleh kyuhyun yang memegang kerah baju donghae dan tangannya hendak meninju namja itu.  Kedua namja itu melihat ke arahku

Aku adalah adik kandungnya kyuhyun.  Aku tau pasti tentangnya. Ia adalah namja yang cuek. Bahkan saat appa dan eomma bercerai ia hanya diam, tidak menangis sepertiku. Ia juga tidak pernah berkelahi di sekolahnya. Ia hanya makhluk yang selalu mengeluarkan kata kata mematikan ketika marah. Tapi kali ini, donghae yang lain ada di hadapanku.

“geumanhae oppa” ucapku. Kyuhyun bangkit dan pergi keluar dari rumah ini. Ku lihat donghae menhapus darah yang terdapat di ujung bibirnya. Melihatnya sakit seperti itu rasanya aku sudah sangat lemah. Namja itu berdiri di hadapanku

“dongyoon eodi?” tanyanya dengan tatapan penuh harapan. Ku alihkan tatapan mataku agar tak terlalu terlarut bersamanya. Aku berjalan menuju kotak obat dan membawakannya ke kyuhyun oppa yang sedang duduk di depan rumah.

Aku duduk di sampingnya. Ku lihat tangannya yang sedikit memerah. Ku ambil perban dan melilitkannya di tangan namja yang ku yakin sedang menatapku penuh kasihan ini

“oppa pernah bilang kalau yoong harus kuat seperti oppa….” ucapku

“pabbo yeoja. kau bukan kuat. Kau hanya bohdoh. Mampu bertahan dengan keadaan seperti ini” ku tekan tangannya yang merah itu dan ia merintih kesakitan

“pabbo?!” tanyaku . aku kembali melilitkan perban lagi

“apa tidak apa apa kalau oppa pulang nanti?” tanya kyuhyun oppa padaku

“gwaenchana” jawabku sambil tetap tersenyum padanya. Tak beberapa lama ku obati tangannya. Sekarang ia pergi pulang dan meninggalkanku sendiri berdiri menatap mobilnya yang sudah menghilang.  Salju yang semakin banyak turun kini mulai memasuki tulangku. Membuat langkah kakiku ku percepat untuk masuk ke dalam rumah. saat baru masuk dapat ku dengar bunyi benda yang kebanting dan pecah.

“aish….” Aku berjalan menuju kamar dongyoon dan mencoba untuk tidak perduli dengan suara yang bersumber dari kamar donghae itu. Ku lirik sekilas namja itu menanggalkan foto fotonya dengan jessica. aku sedikit berjalan masuk ke kamarnya dan meletakkan kotak obat di atas mejanya. Dan berbalik pergi

“gumawo” ucapnya. Ini pertama kali namja itu mengucapkan hal itu padaku. Aku diam sejenak dan kembali melangkahkan kakiku.

“yoona-ssi” namja itu “aw!” sontak aku langsung membalik dan menemukan nya yang menahan sakit karena keinjak kaca dari foto yang ada di bawah kakinya

“aku… mau bicara padamu” ku lihat kakinya yang mulai mengeluarkan darah itu.

***

Aku memang bodoh dan aku akui itu. Yeoja pabbo yang tidak tau apa apa tentang cinta. Bagiku cinta hanya sebuah kata yang sangat indah bagi yang merasakannya.

“mian ne” ucap namja ini. Aku tetap terfokus membersihkan luka pada kakinya. Ini sudah ke tiga kalinya namja itu mengucapkan kata kata itu.

“apa sesulit ini?” tanyanya akhirnya

“ini lebih sulit dari menahan rasa sakit saat kau diami aku donghae-ssi. Lebih sulit dari melihatmu tidur bersama dengan yeoja itu di rumah kita. Lebih sulit dari melihat dongyoon yang memiliki appa tapi tidak pernah di sentuh sedikitpun” ku tahan air mataku agar tidak mengalir dengan mudahnya.

“karna yang kurasakan hanya sakit saat melihatmu” ucapnya lagi. aku menatapnya bingung “sicca bilang ia akan kembali. Tapi setelah ia kembali, aku tak merasakan apapun. Aku rasa aku mulai bersikap tidak adil” ku tundukkan kepalaku dan mempercepat pekerjaanku pada kakinya. Tiba tiba air mataku keluar begitu saja

“saat melihatmu menangis aku baru sadar kalau aku sudah menyia nyiakan air matamu selama ini. aku pikir aku bisa melupakan jessica” Ku angkat kepalaku untuk menatapnya. Entahlah, mungkin wajahku sudah terlihat  sangat menyedihkan saat ini. tapi aku tak perduli.

Tanpa berbicara sedikitpun, Aku berdiri dan mengangkat kotak obat itu. Ku lirik foto pernikahan mereka yang ada di lantai bersama kaca kaca pecah lainnya. Aku hanya bisa tersenyum miris melihat senyuman mereka yang sangat bahagia di foto itu.

“hajima” ucap donghae. Dapat ku dengar ia melangkahkan kakinya menuju tempatku dan memelukku dari belakang. Seketika aku merinding. Entah kenapa itu yang ku rasakan. Mendadak suhu tubuhku memanas.

Namja itu melingkarkan tangannya di pinggangku dan aku diam dengan semua perlakuannya padaku

“saranghata” ucapnya. Aku berbalik dan melihat mata nya yang sembab itu “saranghamnida”ucapnya. Terdengar sangat formal. Aku masih diam, menetralisasikan otakku, berfikir bahwa yang barusaja ku dengar tidak salah.

Namja itu memegang tanganku

“kau tau? Alasan ku untuk tidak pernah memakan makanan mu, pulang malam dan tidak mau menatap matamu… aku hanya takut terhipnotis. Meski begitu aku tak tau kenapa aku sudah terhipnotis duluan sebelum menatapmu. Aku… aku hanya takut melihatmu menangis. aku takut melihatmu lebih dalam dan jatuh cinta padamu.” Namja itu menatapku dalam “tapi aku rasa sebesar apapun aku menyembunyikannya, aku selalu berdebar saat bersamamu” donghae meletakkan tanganku di dadanya dan dapat ku rasakan detak jantungnya.

‘oppa tidak mau tau, besok kalian sudah harus bercerai’

***

=cklik= pintu kamar ini terbuka perlahan. Aku menutup mataku rapat. Dengan langkah kaki yang tengkak ku dengar sepertinya namja itu menuju ke sini

“cepat kali tidurnya” ucapnya. Tak beberapa lama dapat ku rasakan ia mengangkatku. Menggendongku entah kemana. sudah satu jam aku berbaring di samping dongyoon setelah berbicara tadi dengannya. Dan sekarang ia mengangkatku.

Dapat ku rasakan aroma tubuh namja ini. rasanya aku ingin menangis. kenapa di saat yang curam ini semua berubah? Keajaiban benar benar datang. Hanya saja sedikit terlambat.

Langkah kaki namja itu sedikit menjauh dan ini kesempatan untukku untuk memuka mata. Ku lihat sekeliling. Tidak ada foto mereka lagi. kamar ini sudah sedikit bersih.

Tiba tiba donghae masuk dengan piyama birunya. Ia berjalan sedikit tengkak karena kakinya.

“kau terbangun?” tanyanya padaku. Aku langsung duduk di kasur ini

“wae?” tanyanya padaku “bukankah suami istri harus tidur bersama?” ia bukan seperti donghae yang ku kenal selama ini.

Ia berbaring di sebelahku dan menarikkan selimut untukku “tidurlah” ucapnya. Aku kembali berbaring dan membelakanginya.

“apa…. kita bisa ulang dari awal lagi?” tanya namja itu. Aku masih diam tak bergeming “aku tau kau belum tidur yoong” ini pertama kalinya ia memanggilku yoong. Namja itu memegang pundakku dan membalikkan tubuhku

“apa aku bisa mengulang dari awal denganmu lagi?” tanyanya.

“aku takut oppa” ucapku pelan “karena kau sangat berharga untukku. Aku takut akan mengecewakanmu” donghae menatap kedua mataku dalam

“justru kau harusnya khawatir kalau aku mengecewakanmu lagi” aku tersenyum melihatnya berbicara dengan tampang seriusnya

“wae?” aku menggeleng pelan.

“kau percaya keajaiban?” tanyaku padanya. Ia terdiam sejenak. Seolah teringat sesuatu. Dapat ku lihat ia sedikit kesulitan menelan liurnya.

“ani…. aku tidak percaya” ucapnya

“wae? Aku rasa yang kita jalani sekarang ini adalah keajaiban” ucapku sambil tersenyum manis “aku harap keajaiban ini tak akan berhenti”

“itu berarti kau mau mengulang nya lagi denganku?” tanya donghae. Aku hanya membalasnya dengan senyuman ku. “aku janji tidak akan membuatmu kecewa yoong” ucapnya. Aku rasa ini mimpi. Seolah aku tidak mau menutup mataku untuk tidur. Takut mimpi ini akan buyar.

“kau tidak tidur?”

“nde” jawabku pelan lalu menutup mataku pelan.  Aku rasa donghae sudah tidur. Tak beberapa lama ku buka mataku dan melihat namja itu masih menatapku. Seketika kami tertawa bersama

“sudah ku duga ” ucapnya. Ia sedikit bangkit dan menindihku. Ia tepat berawa di atasku. Wajahnya sangat dekat denganku. Dapat ku rasakan deruan nafasnya memberi kehangatan tersendiri padaku. Jangtungku berdegup kencang dan aku juga bisa mendengar degupan dari jantungnya. Dan hal itu membuatku tersenyum.

Namja ini mendekati wajahnya ke wajahku

“eomma!” ucap dongyoon. Donghae langsung bangkit dan melihat dongyoon yang berada di depan pintu, begitu juga denganku.

“dongyoon-ah” ucap ku. Namja kecil itu berlari kecil kearah ku

“malam ini boleh kita tidur bertiga?” Tanyaku pada donghae

“ini kamarmu juga. Untuk apa kau minta izin lagi… dongyoon-ah, kajja tidur di sini” ucap donghae. Donyoon menatap bingung ke donghae. Namun perlahan ia berjalan ke arah appanya dan tidur di sebelah appanya dan di sebelahku.

“eomma kenapa tidur di sini?” tanya dongyoon

“tapi dongyoon bilang temen temannya tidur sendiri dan eomma appanya tidur bersama”

“iya ya” ucap dongyoon.

***

Aku duduk di taman ini sendirian. Hari ini donghae tidak kerja kerna kakinya. Itu memang kantor milik keluarganya, jadi kalaupun ia tidak datang tidak masalah.  Matahari baru saja terbit, menyinari putihnya salju salju yang sedari tadi menemaniku.

Tak beberapa lama donghae datang membawakan sarung tangan untukku.

“gumawo” ucapku sambil memakai sarung tangan itu.

“punyamu? ” tanyaku padanya yang tidak terlihat sarung tangannya

“aku sengaja beli satu”ucapnya. Aku mengerutkan keningku berfikir maksud dari perkataan namja yang tengah tersenyum ini. ia melepaskan satu sarung tanganku dan memakaikannya di tangan kirinya. Dan sekarang kami hanya mengenakan satu sarung tangan

“apa uangmu tidak cukup untuk beli dua?” tanyaku sambil tersenyum menahan tawa. Donghae juga tersenyum lalu mengambil sesuatu dari kantong celananya, ia memakaikanku cincin di jari manisku di tangan yang tak bersarung itu. Dan menyuruhku juga untuk memasangkannya cincin

“cincin pernikahan kemarin itu jelek” ucapnya. Jelek atau hilang? -_-“

Setelah itu ia menggenggam tangan ku dan memasukkannya ke dalam kocek jas nya bersama dengan tangannya. Dan kami jalan berdua menyusuri pasar gangnam ini untuk membeli barang barang.

***

Winter yang dingin sudah kami lewati bersama, melangkah hingga sring dan matahari mulai menyinari dengan panasnya menandakan akan masuknya summer.

Awal nya kyuhyun oppa tidak terima kalau kami masih tetap bersama hingga akhirnya selama seminggu ia menginap di rumah kami dan akhirnya percaya.

Hari ini aku dan dongyoon berserta donghae baru pulang dari rumah eomma. Dan kami langsung masuk ke rumah untuk beristirahat. Hari sudah semakin larut dan besok dongyoon harus sekolah

“cepat habiskan makanan mu dongyoon-ah” ucapku sambil mengupas apel di meja makan

“shireooo, shireorago dongyoonah (katakan tidak)” ucap donghae

“shireo eomma” ucap dongyoon.

“donghae oppa~” keluhku kesal dan tawa kedua namja itu meledak begitu melihatku kesal.

***

“good night jagoan appa” donghae mencium kening dongyoon lalu keluar dari kamar namja itu. Sementara aku masih sibuk membersihkan piring piring

“kau tidak mau tidur?” tanya donghae

“sebentar lagi oppa” donghae duduk di atas meja makan dan melihatku membersihkan dapur

“kenapa kau sangat rajin?” aku sedikit tersenyum mendengarnya. Bagaimana tidak, aku risih kalau tidak kerja.

“karena hanya ini yang bisa ku perbuat” jawabku.

Setelah selesai membersihkan dapur, aku masuk ke dalam kamar. Ku lihat donghae masih sibuk dengan berkas berkas kerjanya di meja kerjanya. Aku berjalan menuju meja kerjanya  dan duduk di sana

“ku pikir oppa sudah tidur”

“kau saja belum tidur. Bagaimana oppa bisa tidur” ucap donghae, namun namja itu masih terpaku dengan laptopnya. Mataku lalu mendarat di sebuah foto. Foto pantai yang sangat indah.

“ini di mana oppa?” tanyaku. Donghae melihat foto itu dan terdiam sejenak.

“waeyeo? Kau ingin kesini?” tanyanya. Aku mengangguk semangat.

“bagaimana kalau besok kita kesini? Oppa sangat suka pantai ini” ucap donghae.

“jinjja? Sepulang dongyoon sekolah nde?”

“aish, kenapa membawa dongyoon?” ucap donghae kesal. Ia melepas kaca matanya lalu berdiri. Ia menatapku dalam

“memangnya kenapa dengan dongyoon?”

“kau hanya fokus padanya” kata katanya membuatku ingin tertawa puas

“kenapa kau tertawa?” tanya donghae padaku

“ani–” tiba tiba namja itu mencium bibirku dan membuatku diam. Ia tersenyum dan kembali mencium bibirku. Aku yang masih duduk di meja kerja hanya bisa diam tak dapat melakukan apa apa lagi. kini namja itu melumat bibir bawahku dan ku lingkarkan tanganku di lehernya membalas ciumannya. Dan…… yah….. gitu lah (?)

***

Author POV

 

Pagi pagi sekali yoona mengantar dongyoon dengan mobil donghae. Sementara donghae bersiap siap untuk pergi ke kantor. Hari ini mereka ada janji pergi ke pantai tempat biasa donghae pergi dulu.  Dengan wajah yang ceria donghae menatap cermin sambil tersenyum cerah.  secerah hari ini.

Ia memasang dasinya dan tiba tiba bunyi bel  membuatnya berhenti melanjutkan aktifitasnya.

“baru saja pergi kenapa balik lagi?” tanya donghae. Ia berbalik dan pergi menuju pintu.

=cklek= pintu terbuka perlahan. Senyum donghae perlahan memudar melihat yeoja yang ada di hadapannya sambil tersenyum indah. Sangat indah.

“oppa~” ucap yeoja itu

“wae?” tanya dongahe singkat

“operasinya berhasil. Kita bisa bersama lagi bukan?” tanyanya pada donghae. Alasan utama namja itu takut akan mencintai yoona adalah takut kalau jessica kembali lagi. biar bagaimanapun yang paling tersakiti di sini adalah jessica. ia harus terpukul bertubi tubi, setelah mengetahui penyakitnya, lalu perceraian dan sekarang… namja yang ia sukai telah berpaling darinya.

Senyuman yeoja itu tak lepas hingga detik ini. tiba tiba jessica mengeluarkan air matanya

“aku baru saja ke rumah eomma mu” ucapnya “tetap saja. Meski aku minta untuk jadi yang ke dua, ia tetap saja tidak mengizinkan”

“lalu… kau” perkataan donghae terpotong saat jessica menggenggam tangannya erat

“geunyang kka…. kita bisa hidup bahagia bersama berdua di sana. Lalu pulang bersama anak kita. Anak yang di minta eommamu”

***

 

Yoona POV

=drrrrt drrrrrrt= “yeobseyeo?”

“yoong, apa donghae di rumahmu?”

“aniyeo eomma. Mungkin di kantor” jawabku sambil menggulung gulung kimbab

“ia tidak ada di kantor”

“lalu….? dia kemana eomma?” tanyaku, ku hentikan aktifitasku sejenak

“tadi jessica kerumah, dia minta balik lagi dengan donghae dan…. rela jadi istri keduanya. Tapi eomma melarangnya. Eomma rasa ia membawa donghae…” ucap eomma. Seketika kakiku lemas dan aku terjatuh di lantai dapur ini

“yoong?! Yoong! Im yoona!”

***

“sudah oppa duga” ucap kyuhyun oppa. Aku mencoba untuk tidak perduli dan melahap jjangmyunku. Pagi pagi sekali kyuhyun yang berada di Swiss pulang mendengar berita itu dari eomma. Eomma yang meneleponnya dan ini masih belum di ketahui oleh appa.

“oppa sudah mengantar dongyoon?” tanyaku mengalihkan pembicaraan

“sudah. Ia terus bertanya dimana appa”

“biarkan saja” ucapku. Tiba tiba terdengar bunyi suara telepon masuk. Aku berjalan menuju kamar dan menemukan handphone donghae. Panggilan itu langsung mati. Tapi, meninggalkan pesan suara.

Langsung saja ku dengarkan pesan suara itu

“donghae-ah. Kau dimana? Eomma akan menjemputmu ke rumah jessica di california itu. Kau tau? Awalnya eomma pikir dengan perkataanmu saat menikah itu kau benar benar akan balas dendam. Eomma pikir setelah mendapatkan anak kau akan bercerai dengan yoona. Eomma tau kau selama ini bersikap tidak baik pada yeoja itu. Tapi eomma salut padanya, ia masih bisa menyembuyikan sikap burukmu dan bertahan. Eomma rasa kau akan luluh dan ternyata kau benar luluh. Eomma sangat bersukur waktu kalian bertiga datang ke sini bersamaan dan bercanda ria. Eomma jadi merasa sangat bahagia. Tapi setelah jessica datang, eomma tidak mungkin menyuruhmu menjadikan sica istrikeduamu. Eomma takut dengan yoona. Biar bagaimanapun ia telah bekerja sangat banyak. Kalau yoona tidak sebaik yang sekarang, eomma akan membiarkanmu menikah atau kabur bersama jessica sekarang. Tapi… eomma tidak sanggup melihatnya harus lebih lama bersabar lagi. eomma akan mencarimu hae. Sebelumnya eomma sudah menyerahkan seluruh perusahaan pada dongyoon. Hidupmu ada di tangannya. Mungkin kau tidak butuh pekerjaan itu, tapi eomma berharap kau masih punya rasa iba pada yoona.” Aku terdiam sejenak.

“waeyeo yoong?” tanya kyuhyun oppa. Aku langsung menghapus air mataku dan berbalik menatap kyuhyun oppa

“oppa, antarkan aku ke bandara incheon”

***

Aku langsung berlari keluar dari mobil dan mencari eomma. Ku lihat dari jauh dari gayanya dan gerak geriknya itu adalah eomma

“yoongie” ucap eomma. Aku langsung memeluknya

“bagaimana kau tau eomma di sini?” tanyanya padaku

“aku tadi kerumahmu dan kata ahjumma itu kau ke bandara” bohongku. Ku peluk yeoja paruh baya ini erat erat

“eomma akan membawakan hae untukmu” aku mengangguk di pundaknya dan mulai menangis

“yoong tidak pernah merasakan punya eomma sebaik ini” ucap ku

“aigo… kenapa kau menangis huh?” donghae eomma mengacak rambutku pelan

“cha, eomma kalkae”

“nde eomma….”

***

Winter kembali menghiasi bulan november. “ppalli dongyoon aaaah!!” pekikku lalu menangkapnya yang tengah berlari. “kenapa kau sangat lincah?” tanyaku

=drrrt drrrt= aku langsung mengangkat teleponku “eoh oppa…. wae yeo?” tanyaku

“kau sudah siap? Oppa dan appa ada di apartement oppa sekarang”

“nde oppa… aku akan kesana dalam waktu lima menit”ucapku

“ppalli arraesseo?!”

“nde….” jawabku. Aku segera menukar baju kerjaku dengan baju adat serba hitam.

Dengan sedikit polesan make up aku siap pergi bersama dongyoon. Namja itu sudah menunggu di mobil dan setelah mengunci pintu, aku pergi menuju mobil. Tapi langkah kakiku terhenti melihat sesuatu yang sangat tak asing bagiku.

Namja itu juga menatapku. Aku mengkonsentrasikan pikiranku dan berpikir apa aku sedang bermimpi? Atau hanya fatamorgana?

“appa~” ucap dongyoon dari dalam mobil. Aku menoleh ke arah dongyoon dan kembali melihat namja yang sedang terdiam menatap kami berdua itu. Rasanya ingin ku tarik garis bibirku membuat sebuah senyuman yang sangat indah. Tapi hatiku masih sangat sakit memikirkannya.

Satu hal yang aku ingin ucapkan…..

“bogoshippeo~”

 

 

TBC ya….

 

Next part :

 

Yoona : aku rasa aku mewarisi sikap eommaku. Melakukan apapun demi karirnya… kau tau itu kan? saranghaneun opsoyeo…

 

Donghae : dia alasanku untuk tetap bertahan di dunia ini. tapi… dia telah pergi. Jadi lebih baik aku menyusulnya saja….. aku tidak akan pergi sendiri ke sana.

50 thoughts on “Our Love Story (Chapter 3)

  1. Hwaa…. Jebal Hae Oppa,,, jgn plin plan gitu doong,,,, jangn ampe balik lg ke Sica, 😦 kasian kan Yoong,,, ;(

    Nice FF Chingu,,,,. *kasihjempol*

  2. aa..aq sneng sih yoonhae bersma,tp aneh bnget,drmna hae eomma tau hae ikut sica k california?
    n trakhir it hae yg brdiri mliht yoona kan? yoona shrusny mrah donk,krna hae tdak mnpti jnjiny utk tdak prnh mmbuat yoona nngis lgi..
    tp smoga sgla kbingungan q bisa d atasi d part slnjutny^^

  3. Ihh, itu Donghae oppa bner” ikut jessica ??

    Menyebalkan 😦
    sumpah kesel am sikap Hae oppa eanq plin plan !!

    kesel juga am Yoona eonni yang terlalu sabar (?)
    jadi Donghae oppa kyak seenak dy aja .

    itu eanq meninggal cppa thor ??

    Penasaran.
    next part.a jangan lama” yah ?

  4. aduh penasaran deh
    terus dongahenya beneran balikan sama sica?
    gak terima pokonya kalo yoonhae gak bersatu 😀
    next partnya ditunggu chingu jangan lama2 ya 🙂

  5. Akhhh knpa sica eonnie dteng dh gtu bwa kbue appa, akhh chingu part slnjut’y jgn lma” ku pnsran bgt nih,,

  6. Waaah akhrnya di post jg. .

    Jiah, baru sbntar bahagianya sudah ada pngganggu lg

    tp sbnrny ap yg trjdi?
    Kmn donghae?

    Lanjut thor

  7. huhuhuhu T.T
    Yoona harus kuat!

    ceritanya makin seru dan bikin deg degan!!
    ditunggu kelanjutannya thor ^_^

  8. Thorr..itu donghae gmn sich??qok tau2 ilang..truss gmn sama nasib yoona dan dongyoon??cepet lanjutin thorr..aq penasaran bgt.!

  9. next thor.
    Daebak.
    Konfliknya dapet banget.

    Penasaran ma nasib yoonhae selanjutnya.
    Fighting.

  10. Huwaaa, menguras air mata 😥
    Author, jebal buat YH bahagia. Kasihan Yoong trlalu bnyak mnangis. Jebal *pasangpuppyeyes
    Next part di tunggu ya, thor 🙂

  11. kenapa konfliknya muncul lagi,, tetep kereen kok…
    kasian hidupmu yoong.. klo bsa endingnya buat bersatu.. 🙂

    cepet dilanjut ne

  12. daebak ff.xa thor,
    kshan ma yoong eonni,bru mrskan kbhgian skrang mrasakan kphtan,
    ending.xa yoonhae ya thor,
    next part yach,

  13. ya ampun, aq terlalu menghayati & terlalu terbawa peran… jadi nya baca ini cengeng gini… hiks hiks… berasa aq jadi ikut berperan jadi yoona… sedih bgt… bukan sedih tapi MALANG..

    mian comment di part 3, coz ketinggalan ff…
    lanjut… fighting… buat Hae selalu bersama ma Yoona…
    only Yoona & Dongyoon.. no other…

  14. kasian yoong.

    kok donghae oppa malah prgi brsama sica sihh U,u

    thorr next.y jgn lama2 dokk please.

    ff sumpah kren pake bgt.

  15. Jessica!!!! Kenapa sih suka bgt ngrusak hidup orang..
    Semoga part 4 endingnya bahagia.. 😀
    daebak thor

Komentarmu?