Snowy Love (ONE SHOOT)

snowy love (2)

 
Title : Snowy Love
Author : Lee Hanna
Cast : Lee Donghae, Im Yoona
Other Cast : Jung Jessica, Lee Hyuk Jae
Lenght : One Shoot
Genre : Romance, School, PG-15
Note : annyeong yeoleobuuun!!! Berhubung karna gak ada author freelance yang mau ngirim ff ke sini T.T jadi admin harus bekerja keras untuk menghasil kan ff tiap minggu. *lho, kok curhat?*  gak perlu panjang panjang basa basi… ini ff one shoot dan jangan lupa RCL yaaa ^^
~Snowy Love~

 

 
Donghae POV
=drrrt= ku raba handphoneku di saku kanan jas ku. Ku buka pesan yang masuk dari Hyuk Jae
=nanti malam di Choco Cafe ada reuni. Ku harap untuk kali ini kau datang. Meski kau hanya dua tahun di sana. Kau masih lulusan sana. ^^= aku sedikit tersenyum membacanya. Bukannya aku tidak mau datang. Selama ini aku selalu tidak berada di Seoul. Dan tahun kemarin aku pulang ke Seoul dan membuka Studio di sini. Dan acara reuni tahun lalu aku menghadirinya. Tapi… aku tidak menemukan titik yang kucari. Bahkan sampai saat ini.
“donghae-ya” ucap seorang yeoja padaku lalu masuk ke dalam ruang kerjaku dan meletakkan  sebuah lensa kamera yang sudah di bersihkannya di mejaku.
“nde?” jawabku. yeoja itu memberikanku sebuah kertas amplop dan setelah ku buka amplop itu berisikan sebuah foto yeoja.
“aish eomma” desahku kesal. Aku langsung pergi pulang ke rumah dan terdapat beberapa orang sedang mengumpul di sana. Ini terjadi lagi. Usaha eomma untuk menjodohkan ku dengan yeoja yeoja pilihannya.
“hae-ya… ada tamu. Beri salam pada mereka” ucapan eomma membuyarkan lamuanku. Aku langsung bow pada mereka. Ku lihat di kursi sana duduk seorang yeoja yang tersenyum manis padaku. Yeoja yang tadinya ku lihat gambarnya di foto yang di kirimkan eomma.
Aku memilih duduk di samping eomma dan mereka mulai membahas tentang pertunangan kami. aku dan yeoja itu. Pertunangan yang sama sekali tidak ku ingnkan bahkan tidak terlintas di benakku untuk bertunangan dengan yeoja itu.
****
“sampai kapan?” tanya eomma. Aku hanya diam duduk di pinggir kasur.
“eomma… tapi belum saatnya untuk itu. Eomma jangan langsung bertindak saja. Eomma tidak pikirkan bagai mana aku?”
“dia yeoja yang baik. Kehidupannya jelas. Dan dia juga mencintaimu”
“tapi aku tidak mencintainya” ku buka pintu lemari bajuku dan mengambil syal biru yang sudah tua dan syal itu belum seutuhnya siap. Mungkin sekitar enam tahun syal ini ada. Ku pakaikan di leherku
“kalau saja eomma masih tau di mana mereka. Eomma pasti akan menjodohkan mu dengan dia. Tapi kami kehilangan kontak….” ucap eomma meyakinkan lagi “kau sudah dewasa hae… yang berlalu biarlah berlalu”
“beri aku waktu eomma. Setidaknya besok terakhir. Jika aku belum menemukannya. Aku janji akan meikahi yeoja yang eomma inginkan itu” ucapku lalu berjalan ke arah pintu kamar
“kau mau kemana donghae-ah?” tanya eomma  “appa akan marah besar denganmu jika ini gagal!” pekik eomma. Appa…. eomma memang tau kelemahanku.
Tapi aku tidak mau begitu saja menyerahkan diri ku dan hidupku ke yeoja yang sama sekali tidak ku kenal.
Ku buka knop pintu itu dan menemukan yeoja itu di depan pintu kamarku. Menatapku nanar. Matanya seolah berkaca kaca. Ia mengulum senyumnya begitu melihatku.
Tanpa mengacuhkannya, aku berjalan meninggalkannya dan pergi dengan mobilku.
Entah kemana aku pergi saat ini. Yang jelas aku pergi ke sebuah sekolah. Sekolah yang dulu sempat terukir jelas kejadian kejadian indah.
Sekilas memoriku berputar kembali. Mengingat ingat kejadian masa lalu yang ku harap akan terulang kembali. Aku berjalan melewati setiap kelasnya. Terdengar tawa dari beberapa siswa dan suara guru guru yang sedang mengajar.
Aku sangat rindu tempat ini. Sudah enam tahun aku tidak ke sini.
 Aku pergi ke sebuah pohon tua yang di bawahnya terdapat batu. Batu yang lumayan besar. Ku raba batu itu dengan tanganku. Ada sedikit lumut yang menutupi sebuah tulisan dan ku ambil daun kering untuk menghapusnya. Tulisan itu kembali hidup. Tampak jelas dan membuatku tersenyum. Memori otakku berputar cepat tentang masa lalu di hidupku. Yang membuat sedikit warna indah di hidupku.
**FLASH BACK**
“yak! Cepat sedikit!” ucapku saat memasuki kamarnya. Yeoja itu berbalik dan menampakkan tubuhnya yang sedang di balut dengan tanktop hitam dan baju seragam sekolah yang belum di kancing. Dengan cepat ia berbalik saat sadar kalau aku yang membuka pintu.
“TIDAK BISAKAH KAU MENGETUKNYA DULU?!!!” pekiknya. Aku segera berbalik dan menutup pintunya. Aku masih diam kaku dengan apa yang baru saja ku lihat barusan. Tak beberapa lama aku menunggu, Akhirnya dia datang dan kami pergi ke sekolah bersama
“yang tadi itu….” ucapku sambil menundukkan kepalaku
“lupakan saja. Aku sudah jauh melupakannya” ucapnya lalu berjalan dengan tempo cepat.
“kau lupa meminum susu tadi” ku berikan sekotak susu padanya dan langsung berlari melewatinya.
“yak! Donghae-ah!! Tunggu aku…!”
***
“keluarkan pekerjaan rumah kalian. Letakkan di meja” ucap kim songsaenim. Kami semua meletakkan buku pekerjaan rumah kami di atas meja dan Kim songsaenim berjalan melihat hasil kami satu per satu. Yoona yang duduknya di sebelahku kelihatan bingung mencari cari sesuatu di dalam tasnya. Aku tau, ia pasti lupa membawa pekerjaan rumahnya.
Wajahnya tampak sangat khawatir dan ketakutan merasukinya. Wajahnya yang biasanya ceria berubah saat ini dan itu membuatku resah. Tak beberapa lama Kim songsaenim mendekat dan ku geserkan buku pekerjaan rumahku ke mejanya. Aku menyunggingkan senyumku untuk menenangkannya. Ia menatapku dalam seolah penuh arti dan bertanya tanya tentang apa yang baru saja ku lakukan.
“mana pekerjaan rumahmu?” tanya Kim Songsaenim padaku
“mianhamnida” ucapku langsung berdiri. Hanya aku yang tidak mengerjakannya hari ini. Aku langsung di keluarkan dari pelajaran dan duduk berlutut di depan kelas.
***
Akhirnya bel berbunyi. Yoona mendekatiku dan memberikanku sekotak susu yang tadi pagi ku berikan padanya.
“berdirilah. Kim songsaenim sudah pergi” ucapnya. Aku berdiri dan sedikit menekan nekan lututku karena sakit. Ku raih sekotak susu itu dan meminumnya.
“apa kau mencatat pelajaran tadi?” tanyaku.
“nde. Di bukumu” ucapnya
“kau lupa membawa buku?”
“ani, aku hanya mau mencatat di bukumu. Kajja. Aku sudah lapar… kantin menunggu” yeoja itu menarik tanganku dan kami berdua pergi ke kantin. Saat menunggu makanan, aku sibuk dengan kameraku.  Memfoto sana sini. Memfoto adalah hobiku. Eomma dan appa mengirimkan kamera padaku tiga tahun yang lalu. Dan ku kembangkan hobiku itu hingga sekolah mengirimku untuk mengikuti lomba lomba fotografer.
“yak hae. Hari ini yeoja yang menjadi model akan di umumkan” ucap Hyuk jae lalu duduk di sampingku.
“benarkah?” tanyaku. Mataku beralih menatap yoona. Ku harap itu dia.
“kau juga mendaftar kan yoong?” tanya hyukjae. Yoona tersenyum manis dan mengangguk. Pemilihan itu untuk lomba selanjutnya. Untuk mengikuti lomba ini, di pilih satu fotografer-sudah pasti aku- dan satu model. Dan sekolah ku mengadakan tes untuk memilih modelnya.
“katanya akan di siar di radio. Mungkin saat makan siang ini” ucap Yesung yang entah kapan sudah berada di sampingku. Aku mentap yoona penuh harapan. Semoga ia yang memenangkannya. Hingga kami bisa bersama sama mengikuti lomba itu.
=zzzzz… yeolobun annyeong haseyeo… hari ini… kita akan memutarkan beberapa lagu pesanan dari siswa siswa tiap kelasnya… huhu…. dan pastinya akan ada cerita cerita pengalaman ni… di tambah lagi salju salju indah yang menghiasi sekolah kita, pasti banyak kenangan indah bukan?  oke langsung saja ke lagu pertama, dari Lee Hanna, Snowy Love= kami berempat masih duduk di meja ini meski makanan sudah habis. Kami masih saja menunggu pengumumannya meski si penyiar radio terus saja memutarkan lagu lagunya. Kantin sudah hampir sepi dan hanya tinggal kami berempat di sini.
=wah, tak terasa jam makan siang sudah habis. Kalau begitu aku pamit dulu…. yeolobun, yeolobun… saranghaeyeo…. hahaha, annyeong haseyeo=
“mwo?! kenapa tidak di katakan siapa pemenanganya!!” pekikku
“mungkin besok” ucap yoona menengangkanku
“benar hae. Kajja, kita ke kelas” kami berempat beranjak dari kantin ini
=zzzzz= langkah kami terhenti ketika mendengar bunyi dari speaker itu =ada yang lupa. Sebelum masuk ke kelas, kami akan mengumumkan tiga pemenang untuk Model di sekolah kita…. yeeee!!!= kami berempat kembali duduk di kursi dan memasang kuping rapat rapat. Menyetelnya agar tidak ada sedikitpun kata yang hilang =juara tiga ada… Tiffany Hwaang! Cukhae…. juara dua ada…. Im Yoona….  cukhae… dan yang pertama…. Jung Jessica… cukhae cukhae= aku terdiam mendengarnya. Jessica? Kenapa bukan Yoona? Kenapa harus Jessica??
“bukan rejekiku… kajja” ucap yoona. Aku masih tertegun mendengarnya. Apa benar semua yang baru saja ku dengar? Apa tidak salah? Yang ku inginkan yoona, bukan Jessica.
Setelah itu aku lebih sering bersama jessica. Kami sering berfoto bersama.
“hari ini kau ikut aku yoong?” tanyaku pada yoona. Ia keluar dari kamarnya.
“kemana?”
“ke taman bersama jessica” wajahnya berubah seketika. Ia mengulum senyumnya
“tidak. Aku ada janji dengan yuri. Mungkin sebentar lagi aku pergi”
“keure?” tanyaku. “kalau begitu aku pergi. annyeong” ia selalu tidak bisa pergi bersama ku akhir akhir ini.
aku pergi dengan sebelumnya berpamitan dengan eomma dan appa yoona. Aku tinggal bersama mereka semenjak aku di High School Junior. Eomma dan appa sibuk di amerika dan ku harus tinggal bersama bawahan appa yang sangat di percayai appa. Orang tuaku sangat jarang menemuiku. Bahkan natalpun tidak datang. Mungkin mereka terlalu sibuk dan lebih memikirkan pekerjaan dari pada anak mereka. Tapi mereka mengirimkan ku kamera dan menyuruhku memfoto kejadian kejadian yang sangat ku suka. Agar bisa ku ceritakan pada mereka kelak jika kami bertemu. Tapi entah kapan saat itu ada.
Sekitar satu jam aku bersama jessica. Dan pada saat itu batre kameraku habis dan aku terpaksa pulang sebentar dan ku temukan yoona masih di rumah.
“kau masih di sini? Bukannya pergi dengan yuri?” tanyaku. Ia terdiam sejenak
“tidak jadi” ucapnya. Kutatap ia sambil berpikir keras. Beberapa pertanyaan mulai muncul di otakku. Apa selama ini ia menghindariku? Tapi kenapa?  Ia selalu menolak ajakan ku jika harus pergi bersama jessica. Ku ambil batre kameraku dan terduduk di ujung kasur. Aku terdiam memikirkan semua ini. Jessica pasti masih menungguku di tempat itu. Ku lihat ke luar jendela. Salju turun dan langit sedikit meredup. Ku tarik nafas panjang dan kembali menutup jendelanya.
***
“jessica-ssi” ucapku. Ia berbalik dan sedikit tersenyum untukku. Ku lingkarkan sebuah syal di lehernya
“seharusnya kau pakai syal” ucapku
“tapi tadi tidak turun salju”
“setidaknya untuk jaga jaga” jessica kemudian memegang kedua tanganku dan menatapku dalam. Aku yang tadinya mau memasangkan syal di lehernya terhenti ketika melihat tatapan yang dilontarkannya padaku.
“donghae-ah. Aku menyukaimu… makanya aku bersikeras menjadi model” ucapnya. Terdengar tulus memang. Tapi…
“aku tidak butuh jawaban sekarang…” ia tersenyum sejenak dan membuatku terdiam kaku. Sekaku salju yang turun “ayo. Kita ambil gambar lagi”
“aku rasa… cukup untuk hari ini. Karena salju turun sangat banyak. Sebaiknya kau pulang. Nanti bisa sakit” aku berpaling meninggalkannya. Ku lihat di ujung jalan ini, ada seorang yeoja yang berjalan perlahan dan aku sangat mengenalinya. Ku kejar yeoja itu dan memegang pundaknya lalu membalikkan badannya.
“kau mengikutiku?” tanya ku padanya
“a-ani” jawabnya ketus. Ia lalu berjalan menuju rumah
“tadi… jessica mengatakan kalau dia….”
“arra” ucapnya. Sudah ku duga. Ia mendengarkannya
“kalian berdua tampak serasi” ucapnya lagi. Terdengar miris. Tapi kata kata itu seolah tamparan untukku. Untuk sadar akan apa yang baru saja ia katakan. Apa ia cemburu? Apa ia memiliki hal yang sama dengan ku? Hal yang selalu ku sembunyikan jauh di dalam hatiku.
Ku pegang kedua pundaknya dan menatapnya dalam.
=cup= ku cium bibirnya dan ku tarik pinggangnya mendekatiku. Entah apa yang membuatku melakukan hal senekat ini. Yang pasti sekarang aku sudah mengatakannya sacara tidak langsung. Semoga ia mengerti dan tenang dengan situasi yang sudah terjadi. Salju yang turun semakin banyak dan rasa dingin hilang semua. Hanya rasa  hangat saat bibirku menyentuh bibir lembutnya. Serasa seperti mengalirkan jutaan sengatan listrik yang membuat jantungku berdegup kencang, Berguncah untuk keluar.
Ku lepaskan tautan di bibir kami dan ku lontarkan sebuah senyuman yang penuh arti padanya. Aku tidak akan pergi ke yeoja itu. Aku tidak akan memalingkan hatiku ke yeoja lain. Aku tidak akan membiarkan mu sedih. Aku… aku tidak akan beranjak darimu.
Semoga ia mengerti tiap kata yang ku lontarkan melalui tatapanku yang sangat dalam padanya.
***
~Seminggu kemudian.
Besok lusa aku harus mengikuti lomba tersebut. ku buka tas sekolah ku dan tidak menemukan kameraku di sana. Aku berjalan keluar mencari yoona. Di taman belakang sekolah kutemukan yoona dan jessica sedang terdiam terpaku saling bertatapan. Dan di sisi lainnya ku lihat kameraku sudah dalam keadaan pecah terhempas batu. Entah kenapa hatiku bergemuruh kuat untuk marah.
Aku mendekati mereka berdua perlahan dan tatapanku tak lepas dari kameraku yang sudah remuk “siapa? Siapa yang melakukannya?” tanyaku sambil menatap kameraku nanar.
“mian” ucap yoona. Ia menunduk. Aku mendenguh kesal dan meninggalkan mereka berdua.
Itu satu satu nya benda yang membuatku bahagia bahkan ketika eomma dan appa jauh di sana. Aku mengambil gambar demi gambar untuk ku ceritakan pada mereka kelak.
***
Ia terus mengetuk pintu kamarku. Di meja makan aku bahkan tidak menatapnya. Air yang ia berikan untuk ku minumpun tidak ku sentuh. Apa aku masih marah padanya? Wajar saja aku marah. Ia sudah menghancurkan semuanya. Seharusnya aku melakukan hal yang lebih seperti menamparnya atau sebagainya. Tapi aku malah mendiamkannya. Aku sudah di bius dengan rasa sukaku padanya hingga tidak tega menyakitinya. Bahkan berkata pun aku tidak mau.
“kau boleh memakiku, kau boleh memarahiku atau memukulku, tapi ku mohon jangan diamkan aku seperti ini. Atau aku akan minta appa dan umma mencari kamera seperti itu di seoul” satu hal yang ku tahu tentangnya. Ia tidak pernah membawa suatu masalah ke orang tua. Ia sangat tidak mau orang tuanya sedih melihat sikapnya. Ia sebisa mungkin menyelesaikannya. Hingga sampai puncak ia baru akan mengatakannya pada orang tuanya.
“tidak usah” ucapku
“sepulang sekolah aku akan meminta umma membelikannya. Lombanya besok kan?” tanyanya padaku. Aku mendongkakkan kepalaku melihanya yang sedang menghapus air matanya. Ia mengulurkan sekotak susu kecil padaku
“aku membawanya tadi. minumlah” ucapnya. Ku raih minum itu beserta tangannya.
“duduklah di sini” ucapku. Ia lalu ikut duduk di sebelahku. Kami berdua duduk di bawah pohon rindang yang sudah hampir tertutup salju ini. Kami duduk berdua di atas salju. Di tempat ini….  Tempat di mana kameraku terhempas dan rusak karenanya.
“tidak usah. Lagi pula bagus lah kamera itu lenyap” ia menatapku bingung. “aku tidak jadi ikut lomba itu bersama jessica”
“kau harus ikut” ucapnya
“aku tidak mau. Aku hanya mau ikut kalau kau modelnnya”
“lee donghae, berhentilah kekanakan….”
“ kekanakan?? yoong, bahkan sampai sekarang kau tidak mengerti? Aku bahkan sudah mengirimkan sinyal sinyal kalau aku menyukaimu. Tapi kenapa kau tidak bisa lihat?” tanyaku padanya. Akhirnya aku meluapkannya. Setelah lama ku pendam. “aku bahkan tidak menerima jessica untuk menunggumu”
“arra… aku yang seharusnya menunggumu… kenapa kau yang menungguku? Bukankah namja yang mengatakannya lebih dulu?” benar juga. Aku sedikit tersenyum. Aku beranjak dan mencari sebuah batu krikil besar. Ku buat suatu tulisan di batu besar yang terletak di samping pohon ini
=kau milikku Im Yoona= keras mengukirnya memang. Tapi jika di tekan kuat akan terbentuk bekas tulisan di sana. Yoona mengambil batu krikil itu dan membuat tulisan di sana =kau juga milikku Lee Donghae=
Kami tertawa bersama di saat dinginnya salju yang tetap tidak mampu menembus kehangatan antara kami.
***
Seminggu kemudian~
Ku lihat keluar jendela kamarku.Hari ini matahari sangat bersinar cerah. ku lirik koper koper ku yang sudah tersusun manis di sana. Aku mendengus kesal. Hari ini hari terakhir aku sekolah di sini. Entah kenapa rasanya berat untuk pergi dari sini.
Tadi malam eomma meneleponku dan mengatakan ada sekolah untuk anak dari Korea di sana. Mereka terdengar bahagia.Apa yang harus aku lakukan? Apa aku juga harus bahagia? Itu yang seharusnya. Tertawa sambil mengatakan ‘aku senang bisa tinggal dengan kalian lagi’ tapi…. sangat berat mengatakan hal yang tidak ingin di katakan, hal yang membuat hati ku selalu memberontak. Di sisi lain aku merindukan sosok orang tua yang selalu berada di sampingku. Meski mereka sibuk, setidaknya aku bisa melihat mereka secara nyata. Merayakan natal bersama. Dan… pastinya menyapa mereka tiap pagi.  Dan di sisi lainnya aku tidak mau meniggalkan yoona.
Aku keluar dari kamarku sambil membawa koper koper ini. Eomma dan appa pasti sudah menungguku. Di saat yang sama, yoona keluar dari kamarnya dengan piyama birunya.
“siapa yang datang eomma?” tanya yoona lalu melihat ke lantai dasar. Di sana ada orang tuaku. Aku berdiri dengan koperku. Ia menatapku kaget. Seolah tak percaya ia sedikit tertawa. Tawa yang garing.
“apa kau mau liburan?” tanyanya padaku dengan nada bercanda.
“donghae akan pindah ke amerika” ucap eomma yoona. Yoona menatapku menunggu jawaban yang sebenarnya dariku. Ia sedikit tersenyum padaku
“sheolma” ucapnya pelan. Tak kuhiraukan ia yang sedang menunggu jawabanku. Aku membawa koperku ke appa dan eomma. Aku hanya tidak mau melihatnya sedih karena kepergianku.
“kajja donghae-ah” ucap eomma dan kedua orang tuaku bow pada keluarga Im. Kami berjalan ke mobil yang sudah menunggu di depan rumah ini
“donghae-ah” ucap seorang yeoja. aku berbalik dan yeoja itu sudah mendekat ke arahku. Ia memberikanku sebuah syal berwarna biru
“ini belum selesai… rencananya hadiah natal. Tapi… kita tidak natal bersama tahun ini” ucapnya. Matanya memerah menandakan ada sesuatu yang ingin keluar. Ia lalu berbalik dan pergi.
**END OF FLASH BACK**
Beberapa tamu sudah berhamburan datang ke cafe ini. Tapi tidak terlihat yeoja yang ku tunggu datang atau bahkan menampakkan dirinya.
“yak, aku rasa ia tidak datang” ucap hyuk padaku. Aku hanya memandang makanan makanan yang tersedia di sini dengan tidak selera.
“mian aku terlambat” ucap seorang yeoja. aku langsung berbalik melihatnya.
“donghae?” tanyanya padaku. Ia tersenyum manis dan ku balas dengan senyuman. Bukan dia yang ku tunggu. Yeoja itu duduk di sebelahku
“apa kabarmu?” tanyanya
“baik” ucapku dingin
“apa… kau sudah punya pacar?” tanya nya lagi. Aku beralih menatap matanya. Ia terlihat seperti menunggu jawaban dariku
“jessica-ah. Kau masih menunggu donghae?” tanya hyukjae. Aku tertegun mendengarnya.
“apa benar?” tanyaku dan ia hanya mengangguk pelan
“mian membuatmu menunggu. Tapi…. aku tidak bisa” ucapku lembut
“mian aku terlambat” aku kini berbalik melihat pintu masuk. Seorang yeoja dengan gaun biru lembut tanpa lengan masuk ke ruangan ini. Rambutnya di ikatnya ke samping dan gaun nya yang tinggi di atas lutut di dominasikan dengan sepatu nya berwarna putih. Ia berhenti sejenak ketika melihatku. ku konsenkan pandanganku untuk mengakses ke memori otakku yang bekerja hebat saat ini. Memikirkan mimik wajahnya. Aku tau ia. Wajahnya tidak berubah. Ia masih seperti yang dulu.
Ia mengulum senyumnya untukku dan ku balas dengan senyuman termanisku.  Ia berjalan dan duduk di samping jessica.  Jantungku berdegup kencang seketika. Banyak pertanyaan yang ingin ku tanyakan padanya. Apa ia masih yoona yang sama?
***
“mau ku antar?” tanyaku padanya yang sedang berdiri di pinggir cafe ini.
“boleh” ucapnya. Di mobil suasana menjadi sdikit awkward. Aku tak kuasa menahan senyumku yang mau keluar sejak tadi.
“ini….” ia mengambil syal biru yang di temukannya di mobilku. Aku hanya tersenyum melihatnya
“tadi aku ke sekolah” ucapku. Ia hanya tersenyum
“apa… kau sudah punya pacar?” aku hanya diam dalam senyumanku. Hatiku serasa bahagia dan ingin rasanya aku tertawa
“sudah. tunangan” ucapku. Aku ingin tertawa melihat ekspresinya yang terlihat sedikit kecewa. Sedetik kemudian ia tersenyum
“baguslah.” Ucapnya “aku juga sudah punya namja chingu”
=chiiiiit!!= mobilku berhenti mendadak mendengarnya. Ku tatap matanya dalam
“aniyeo yoong. Aku hanya bercanda. Kau bercanda juga kan?” tanyaku
“mian donghae-ah” ucapnya sambil menatap lurus ke arah jalan yang hanya diam memperhatikan kami
“k-kau bohong kan?” tanyaku lagi. Ia menunduk. “sebaiknya aku naik bus saja” ia mencoba membuka pintu mobil ini tapi ku tahan tangannya
“aku masih menunggumu” ucapku lagi
“itu yang ingin ku dengar” ucapnya. Seketika ia tersenyum dan mendorong jidatku yang tertutup poni dengan telunjuknya. “kau pikir aku bisa di bohongi huh?” ia tertawa lepas. Tawa yang ku tunggu dari enam tahun yang lalu. Tawa yang membuatku sangat bahagia
“jadi… kau sudah punya namja chingu?”
“aku akan menjawabnya nanti” ucapnya. Dengan sedikit kekecewaan dan rasa penasaran yang lebih mendominasi aku diam sambil mengantarnya pulang. Ia tinggal di hotel dan pulang ke sini hanya untuk mengikuti reuni ini. Ia dan keluarganya pindah ke paris dan ia sekolah sekolah desainer baju ternama di sana.
****
“jadi bagaimana?” tanyaku masih menunggu jawaban darinya. Kami masih berada di parkiran hotel ini. Ia tersenyum padaku dan mengecup bibirku kilat
“aku masih yoona yang dulu” ucapnya lalu keluar dari mobilku. Aku tersenyum dan meraba bibirku. Ia berjalan masuk ke hotelnya dan tanpa pikir panjang diam diam aku mengikutinya hingga sampai di depan pintu kamarnya
“kau mengikutiku?” tanyanya kaget
“nde. Aku kan namjachingumu, masa aku tidak boleh ikut masuk”
“tsk” ia tersenyum padaku. Seolah tuhan sangat adil pada kami dan hanya memperhatikan kami. ia memepertemukan ku pada yeoja ini lagi. Dan memperlihatkan senyuman yang sangat ku rindukan setelah enam tahun serasa hampir lenyap begitu saja.
Author POV
**FLASH BACK**
“kenapa kau disini dengan kamera donghae?” tanya jessica yang menemukan yoona sedang memfoto pemandangan sekitar
“memangnya kenapa?” tanya yoona menantang
“tsk, yak! Jangan dekati donghae ku lagi!” ucapnya “dan juga kamera itu! Kami akan pergi ikut lomba bersama dan menjadi king and queen sekolah!”
“tsk, sejak kapan sekolah ini punya king and queen? Teruslah berkhayal nona Jung” ucap yoona lalu beralih ke kamera donghae. Dengan cepat jessica merampas kamera itu
“tanganmu bahkan tak pantas untuk ini!” yoona yang tidak terima dengan perkataan jessica barusan kembali merampas kamera itu dan di tahan di tangan jessica. Sedetik kemudian jessica melepas kamera itu dan membuat hentakan keras ke arah yoona hingga yoona hilang kendali dan menjatuhkan kamera itu yang dengan mudahnya pecah begitu saja. Yoona dan jessica terdiam sejenak. Saling kaget dan shock. Tiba tiba donghae datang dan melihat kameranya yang sudah pecah itu “siapa? Siapa yang melakukannya?”
**END OF FLASH BACK**
END~

23 thoughts on “Snowy Love (ONE SHOOT)

  1. Huaaa…Keren…^^
    YoonHae setia banget ampe 6th lamanya perasaan mereka masih sama…XD

    buat sequelnya d0ng thor,kalo bisa ampe nikah dan punya anak…wkwkwk…
    Ditunggu ff yg lainnya…

  2. Kyaaa. .

    Pnantian yg tidk sia2
    stlah 6 thn sling menunggu akhrny mreka sm2 lg. .

    Dtnggu ff yoonhae lainnya.

  3. sweet.. akhrnyaa.. stlh 6 thun mrka ktmu jugaa.mana cntanya gk brkrng lagi.. heheh.. first love never die!! sequel dong!! klo bsa ampe mrka udh pnya anak!!*reader bnyk mau* keep writing!

  4. Akhirnya donghae sama yoona bisa ktmu lagi , 🙂 Kirain yoona beneran udah punya namjachingu , trnyata dia cyma ngerjain donghae ajj , 😀 , trnyata yg mecahin kamera donghae itu jesicca , ,

  5. annyeong chingu
    endingnya masih ngegantung chingu, tapi kisah cinta yoonhae pasti romantis. tapi karna ada pihak ketiga yang bikin ga enak bacanya
    daebak chingu. gomawoyo

Komentarmu?