Journey of Love (Chapter 2)

2015-07-04 10.17.36-2

Title : Journey of Love (Graduation and Holiday)
Genre : Romance, Bestfriend
Rating : PG
Length : Chapter
Cast :

– Lee Donghae
– Im Yoona
– Tiffany Hwang
– Nichkhun Horvejkul

NB:
Hai guys, ketemu lagi sama gue. gue cuma mau bilang terima kasih sama orang orang yang sudah mau baca ff gue walau kalimatnya mungkin aneh atau jalan cerita yang udah kebaca. gue lagi berencana bikin ff fiksi baru. TEPUK TANGAN BUAT GUE

*krik krik*

sangat meriah.
yang pasti gue gak mau buat kalian kecewa dengan cerita buatan gue dengan cara berusaha sekuat tenaga. Have a nice day and enjoy it!

Sudah 3 bulan berlalu termakan waktu. dan sudah 3 bulan berlalu semenjak kejadian itu. Kejadian dimana aku melihat -ehem- sahabatku bekerja di night club tanpa sepengetahuanku. Sekarang kulihat ia jauh lebih baik. Tampak lebih ceria, lebih cemerlang dan tetap cantik. Kulihat ia melayani pelanggan dengan senyum indahnya yang mengandung nilai positif dan negatif.

positif, semenjak kedatangannya, kafe ini ramai dibanjiri pelanggan dari hari ke hari. entahlah, mungkin karena aura positif miliknya menyeruak ke seluruh kafe.

negatif, pelanggan memang bertambah, tetapi 75% dari mereka adalah pria (sejujurnya, cukup banyak pelanggan wanita karena mereka juga mengincarku. bahkan meminta nomor telponku). entah itu pria muda, pria dewasa, anak-anak, bahkan pria usia lanjut pun tertarik padanya. aku tau dia sangat menawan, tapi ayolah, pria usia lanjut?

“terima kasih dan datang kembali.” ujar Yoona riang sambil tersenyum. Pria itu segera keluar dari kafe.

Sebagai contoh, pria bermantel hitam itu. aku tau ia pemilik perusahaan otomotif ternama di negara ini, hampir setiap waktu ia datang kemari hanya untuk melihat Yoona.

Argh… kenapa aku sebal? Aku bukan kekasih, bahkan suaminya. aku hanyalah sahabatnya. Apa aku salah merasa sebal. rasanya ingin ku maki pelanggan-pelanggan yang berniat untuk memikat hati Yoona. Atau mungkin ku tendang, itu lebih baik.

“Hae… Donghae?” kulihat ia mengibaskan tangannya didepan wajahku. “ah, wae?”

“ini sudah jam istirahat, mau mencari makan siang?” tanya Yoona.

“ah.. arraseo. aku yang traktir.”

“jeongmal? gomawo, Hae.” segera ia membuka apron yang tergantung manis di pinggangnya dan begitupun aku lalu berjalan keluar kafe. aku sempat melirik pelanggan-pelanggan di dalam sana dengan ekor mataku, wajah mereka terlihat geram karena aku sangat dekat dengannya. Rasanya aku ingin tertawa.

“bagaimana nilai-nilaimu? membaik?” tanyaku basa-basi, kulihat ia mengangguk-angguk sambil terus mengetik sesuatu di telpon genggam miliknya.

“lalu, bagaimana kabar adikmu?” tanyaku lagi. “dia membaik.” jawabnya. perasaanku saja atau seketika ia menjadi dingin?

“hei, kau kenapa? apa kau tidak suka restoran ini?” ia menggeleng malas.

“ada apa sampai kau terlihat malas seperti ini?” ia diam. tak bergeming dari telpon genggamnya.

“baiklah aku akan diam. maaf jika aku ada-“

“bingung.”

“nde?”

“orang tuaku sangat susah untuk dihubungi. saat mereka mengangkat telponku, mereka berkata, “baiklah, kami akan mengirim uang untuk biaya rumah sakitnya. berapa?” dengan sakit hati kututup percakapan. maksudku, hei, yang dibutuhkan anak berumur 13 tahun adalah kasih sayang orang tua, bukan uang.” terangnya panjang sambil menatap kosong ke telpon genggam miliknya. Aku berpikir keras untuk mengalihkan pikirannya dari orang tuanya, Tapi apa?

Ahh…

“sepertinya makananmu enak. lebih baik untukku saja.” kataku sambil menarik mangkuk ramen miliknya.

“shirreo, aku lapar, Hae.”

“bohong, kalau kau lapar, seharusnya kau makan daritadi. sini, untukku saja.”

“Andwaee.” ujarnya sedikit merengek.

“haish, arraseo,” kukembalikan ramen miliknya dan kulihat ia tersenyum seperti baru memenangkan lotere. kuusap rambutnya gemas

“you’re prettier when you smile, keep your smile and be happy. sometimes God is testing you, you know?” kutarik kembali tanganku dan melanjutkan urusan dengan makanannku.

“sekarang jelaskan padaku, kenapa kalian ikut belajar bersama kami?” ujarku kesal pada dua sejoli yang hanya bisa nyengir sambil membuka buku.

“ayolah, Hae, kau kan ahli Biologi. Aku dan Nichkhun sangat… you know? Ayolah, kami mohon.” kedua orang tersebut menyatukan kedua tangan mereka dan menatapku dengan puppy eyes.

“aish, arraseo. tapi kalau kalian yang meminta, kalian harus bayar 10.000 won.” ujarku kesal.

“kau bercanda? kenapa mahal sekali? ini namanya diskriminasi.” protes Nichkhun.

“oh ya sudah, Yoong, buka bukumu halaman-“

“arraseo, arraseo. kami akan membayar. aish, bocah ini.”

“baiklah, buka buku kalian halaman-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“mengerti, Yoong?”

“nde, Gomawo, Hae. aku merasa terbantu karenamu.”

“no problem. setidaknya tidak merepotkanku seperti dua orang bodoh itu.” sinisku sambil menunjuk dua orang yang tengah tertidur dengan kepala di atas meja yang berjarak 5 meter dari kami.

“sudahlah, Hae. mereka sepertinya sudah berjuang keras juga untuk Ujian Negara ini. waktu kita tinggal seminggu. kau juga Hae, perbanyak istirahat. tidak perlu mengajariku lagi. gunakan waktumu sekarang untuk belajar.” terang Yoona panjang.

“tapi jujur saja, kau senang kan, belajar bersamaku?” kataku yakin. “tidak tuh, buktinya aku bosan sekarang.”

“ah, jujur saja.” kutarik tangannya sambil menggodanya.

“aku tidak-“

DEG

Sepertinya, aku menarik tangannya terlalu kencang sehingga jarak kami -sangat- dekat. Mungkin jika kuberanikan diriku, akan kucium bibir merah mudanya dan melumatnya lembut. namun, aku masih mempunyai akal sehat yang sangat sehat -tapi tetap saja terasa lumpuh-. jadi, aku hanya bisa diam, dan berusaha membuang pikiran tentang ciuman itu jauh-jauh.

“sepertinya sudah malam, lebih baik aku pulang. Annyeong!” ujarnya memasukkan buku dan alat tulisnya dengan tergesa lalu pergi.

Selesai sudah ujian yang sangat menyebalkan itu. kubereskan alat tulis di atas mejaku yang berserakan dan kumasukkan kedalam tas ku.

aku tersentak saat dengan keras tangan menggebrak mejaku dan terdapat flyer dibawahnya. ku ambil flyer itu.

“Prom Party?” tuturku. “Yep, dan yang datang harus membawa pasangan ke pesta. itu syarat utama.” ucap Nichkhun dengan senyum manisnya.

“let me guess, Ketua Panitia acara ini pasti Kau dan Tiffany?”

“Bingo! You’re so smart!” serunya sambil menepuk bahuku. “Aku dan Tiffany tentu saja sengaja memberikan syarat itu. sahabatku harus mendapatkan seseorang yang ia suka saat itu juga. semoga berhasil, kawan!” ia segera berlari ke arah Tiffany dan pergi entah ke mana.

“sekarang apa yang harus ku lakukan?”

“sekarang apa yang kulakukan di depan apartmen Yoona? Lee Donghae bodoh.” ku pukul kepalaku yang tanpa sadar membawaku ke tempat ini, apartmen Yoona.

“Baiklah Lee Donghae, kau harus bisa.” kutarik napasku dalam-dalam dan ku angkat tanganku untuk mengetuk pintu di depanku saat tiba-tiba pintu itu terbuka muncul sosok perempuan dengan jeans dan juga sweater hijau. Ia terlihat terkejut.

“Omo, sesange!” pekiknya sambil mengelus dadanya. Aku tersenyum melihatnya.

“Annyeong, kau seperti habis melihat hantu, kau tau? ayo ikut aku.” ujarku sambil menarik tangannya. tapi kurasakan ia menahan tarikkan tanganku.

“Ada apa ini? Hei tolong aku.”

“sekarang kau sedang amnesia? haha lucu sekali, yoong.” bukannya menyerah, ia malah memekik lebih keras. aku pun berhenti menarik tangannya.

“Hey ada apa?” aku bertanya padanya yang menatapku dengan tatapan ketakutan. tiba-tiba suara derap kaki muncul dari dalam ruangan di hadapanku.

“eonni, waeyo?” tanyanya dengan wajah panik. seketika aku membulatkan mataku melihat mereka.

“Yo..Yoona?”

“Jusunghamnida.” ujarku sambil membungkuk sopan kepadanya.

“gwaenchanna. semua orang selalu berpikir kami adalah kembaran. baiklah, sampai jumpa.” yeoja itu berjalan pergi dengan heels boots miliknya menuju lift

“jadi itu kakakmu yang bernama Yuri?”

“nde. dia datang untuk menjenguk Soojung di rumah sakit lalu mengambil beberapa alat lukisnya. ia seorang pelukis.” ku anggukkan kepalaku menanggapi penjelasannya.

“jadi, ada urusan apa sampai kau datang kemari?” tanyanya mengangkat alis indahnya.

“eumm.. itu..” kenapa tiba-tiba aku gugup seperti ini?

“ini. Nichkhun bilang, nanti akan ada acara prom party. dan, syarat utamanya adalah membawa pasangan.” kuserahkan flyer yang kugenggam kepadanya.

“ja..jadi..”

“aku ingin mengajakmu. itu pun jika kau mau.” ia diam. entahlah, mungkin berpikir atau mungkin ia tidak mau datang.

“ehm.. baiklah jika kau tidak mau datang, aku pulang saja-“

“heish, arraseo. aku ikut.”

“jawaban yang bagus. sebagai hadiahnya…” ku angkat tas kertas dengan semangat.

“igeo mwoya?”

“dress. pakai ini pada saat kau datang ke prom party. aku memilihnya dengan teliti. baiklah sampai bertemu minggu depan.” ujarku melambaikan tangan.

“baiklah.” ujarnya tetap di depan pintunya tanpa bergerak sedikit pun.

“masuk, bodoh.”

“ah benar juga. annyeong!” serunya sambil masuk ke dalam apartmen miliknya.

AKU BERHASIL TUHAN! TERIMA KASIH NICK, YOU’RE MY BEST FRIEND. seruku dalam hati. aku berlari menuju lift dan..

BUK

“ORANG MACAM APA YANG MENGEPEL LANTAI TANPA MENARUH PERINGATAN! DAN INI, INI MENGEPEL APA MEMBUAT LANTAI BANJIR!”

“Hei, Donghae, apa menurutmu tuxedo milikku ini menawan?” tanya Nichkhun berdiri dihadapanku sambil memakai dasi. ia mengenakan tuxedo berwarna coklat tua dengan dasi berwarna kuning.

“hmm.. lumayan.”

“apa kau perlu komentarku tentang tuxedo-mu?”

“tidak perlu, aku sudah cukup tampan tanpa kau komentari, kau tidak bisa menyang-“

“kerahmu berantakan bodoh. dan apa kau tidak diajari menggunakan dasi kupu-kupu? heish, dan tata rambutmu jadi seperti…” tangannya bergerak lincah mengambil sedikit pomade miliknya dan menata rambutku menjadi ke atas (tepatnya di bagian depan)

“..ini. sekarang kau sudah tampan” ujarnya sambil mengeluarkan aegyo menjijikannya dan duduk di pinggiran kasurku.

“disgusting” ujarku. kulihat ia berdiri lagi dan membereskan kerah bajuku dan memasang dasiku. aku memandang kesamping mencari bahan untuk dipandang, karena, kau tau itu canggung bukan?

“bayangkan aku Yoona.” seketika aku kembali memandangnya dan seketika terbayang Yoona dihadapnku seakan Nichkhun adalah Yoona. ia selesai memasang dasiku dan tersenyum. ah, senyuman manis itu lagi. terbayang rasanya pasti akan sangat bahagia.

“Jeongmal, kau benar-benar membayangkannya? sebegitukah rasa cintamu pada Yoona?” kulihat ia menjauh sambil menatapku aneh. aku hanya mengangkat bahuku. “crazy little thing called love” ujarku kepadanya dan mengambil jas ku yang tergeletak di atas kasur. “time to go.”

kuparkir mobilku di halaman sekolah dan bergegas menuju aula tempat pesta dilaksanakan. sepertinya kedatanganku sangat menarik perhatian semua orang, terutama kaum-kaum hawa. mereka berbondong-bondong datang padaku berusaha berbicara padaku. ada yang mengajakku berdansa, ada yang meminta nomor telponku, dan juga ada yang mengobrol basa-basi. aku tidak fokus mendengar pembicaraan mereka karena aku terlalu sibuk mencari keberadaan Yoona, gadis yang lebih penting dari mereka semua yang ada di hadapanku, kecuali Tiffany yang sedang datang ke arahku.

“hei pergilah, disana masih ada ruang kosong.” cibirnya pada yeoja-yeoja itu. mereka menatap sinis pada Tiffany yang membalas menatap mereka tak kalah sinis.

“tenang saja, Hae. Yoona akan datang. aku sempat melihatnya dengan gaun pemberianmu dan dia sangat cantik.” hiburnya. aku sedang dilanda kegugupan yang besar. Kutatap sekilas, ia menggunakan gaun Hitam selutut dengan tas tangan di yang ia sampirkan di samping pinggangnya.

aku mengambil minuman cola di sampingku. kuhabiskan cola itu dalam sekali tegukkan. lalu kuambil lagi dan kutegukk lagi.

“woah woah, easy lee donghae. are you nervous?”

“tentu saja, bodoh. aku bahkan berpikir untuk membatalkan acara menyatakan cinta.”

“nonono… kau harus. kudengar Jung Yonghwa, namja yang berdiri di sana berniat untuk menyatakan cinta padanya hari ini.” bisik Nichkhun sambil menunjuk namja yang sedang ia bicarakan, Jung Yonghwa, ketua klub band.

“selain dia ada Ok Taecyeon, lalu ada Choi Siwon, lalu yang disebelah sana ada Kim-“

“arraseo, arraseo. aku akan menyatakan cinta padanya, puas?” kulihat ia nyegir tanpa rasa bersalah. kuambil lagi cola dan kuteguk lagi, ini sudah ketiga kalinya. entah mengapa seketika suara orang berbicara yang sedikit menggema di aula berubah menjadi suara gaduh, bisikkan, dan juga siulan. ku lihat semua orang tertuju pada satu titik yang sama di belakangku.

“siapkan mentalmu, Lee Donghae. karena ini akan menjadi alasanmu untuk tidak melepaskannya.” bisiknya tepat ditelingaku dan seketika aku menoleh kebelakang dan…

bagai melihat bidadari
bagai melihat dewi
bagai melihat cleopatra
bagai…
bahkan seseorang yang sangat cantik pun kalah dengan kecantikan miliknya yang terpancar dari dirinya.

dengan balutan gaun hitam dengan sedikit pernik di bagian atas gaun menunjukkan kesan mewah dan elegan pada dirinya dengan rambut yang ia biar terjuntai dan dengan make up tidak terlalu tebal seperti yeoja-yeoja tadi. ketukan heels semakin nyaring di telingaku sampai akhirnya, tubuhnya berdiri dihadapanku dan tersenyum manis. aku terfokus pada bibirnya yang merah karena lipstick.

“terima kasih. gaunnya sangat indah. kau terlihat tampan, Hae.” ucapnya begitu sudah berada di hadapanku. aku terdiam tidak berbicara sedikit pun. kurasa saraf pengantar impuls ku sudah lamban bekerja karena sepertinya namja terpintar di sekolah ini harus menjadi namja terbodoh dalam satu malam.

“go…gomawo.” kendalikan dirimu Lee Donghae! kendalikan. kutarik nafasku kuat kuat dan sangat dalam. “gwaenchanna, haeppa?”

“eoh? gwaenchanna..

seketika kulihat namja yang kukenal sedang mengetuk microphone didepannya. “baiklah, kami akan mengumumkan King&Queen pada hari ini.” ujar Nichkhun didepan penonton.

“dan King&Queen this year goes to… Lee Donghae dan… Goo Hara.” kupelototkan mataku dan kupandangi Nichkhun dengan tatapan mematikan. Nichkhun hanya tertawa geli melihatku.

“oops, sepertinya aku salah menyebutkan nama. And the Queen of this year goes to… Im Yoona! kutarik tangannya menage ke atlas panggung untuk mengenakan mahkota yang terbuat dari besi.

“Pasangan diharap untuk berdansa di tengah aula.” aku gugup dan berusaha menghilangkan rasa gugupku. ku angkat tanganku dan sedikit menjulurkan tanganku pada Yoona

“mau berdansa dengan ku?”

“ah.. nde.” kugenggam tangannya dan membawanya menuju tengah aula untuk mulai berdansa.

aku mulai berdansa mengikuti alur musik yang sedikit melankolis seperti senang melihat hidupku bahagia, bahagia bisa berdansa dengan Im Yoona, gadis manis yang disukai banyak orang.

“kau, tampak manis dan cantik dengan gaun itu.”

“go..gomawo.” kulihat ia menundukkan kepalanya, tak mau menatap mataku yang tengah menatapnya.

“ikut aku.” kutarik tangannya saat semua orang tidak terfokus kepada kami. kutarik tangannya menuju taman sekolah dengan pohon besar disana yang biasa aku panjati waktu aku kelas 1.

“aku tau kau benci tempat ramai, yoong. seharusnya kau katakan saja.” kududukan badanku di rerumputan yang hijau dan lembab.

“hae, disini ada kursi.”

“gwaenchanna.” kutepuk tempat disebelahku untuk mengundangnya untuk duduk disebelahku. kulepas jas ku dan kusampirkan pada bahunya.

“suhu sangat panas sekali hari ini.” ujarku memberi alasan palsu.

“oh ya? sekarang kan musim kemarau, Hae.” balasnya memandangku bingung.

“ya..? ah iya. tapi memang panas. intinya malam ini sungguh panas.” ah, aku bodoh sekali kalau sudah berbau romansa.

“Setelah ini kau akan melanjutkan kuliah dimana?” tanyaku tiba-tiba.

“entahlah, belum kuputuskan. kau?”

“ayahku memintaku untuk masuk bisnis tetapi, aku sama sekali tidak tertarik. tapi yang kuinginkan adalah menjadi dokter.”

“easy, just follow your heart” nasihatnya. aku menoleh ke arahnya yang sedan tersenyum.

“hatiku ingin menyatakan cinta pada orang yang kusuka tapi entahlah dia suka padaku atau tidak.” gumamku yang sepertinya didengar olehnya.

“benarkah? seperti apa orang itu?” ia memandangku dengan senyuman.

“dia… baik, cantik, ramah, pintar, dan… lugu.”

“beruntung sekali yeoja itu.”

“benarkah?”

“tentu, kau tampan, baik, pintar, ramah. yeoja mana yang tidak suka padamu?” tambahnya.

“kau yeoja, berarti kau suka padaku?” ujarku sambil memandang langit.

“a..aniya. heish, jangan salah paham.” ia memukul wajahku dan membulatkan matanya begitu sadar aku sedikit meringis.

“omo.. gwaenchanna?”

“aku butuh obat.”

“apa namanya? akan ku ambilkan.” ia sedikit beranjak dan segera kutahan lengannya. kami bertatap dalam beberapa detik. aku menunjuk pipiku dengan jari telunjukku.

“ppoppo. (ciuman)” candaku.

“mwo?” pekiknya.

“aku butuh ciuman dari yeoja yang kusuka. kalau tidak, yeoja yang suka padaku.” ucapku sedikit tertawa. ia membulatkan matanya kaget.

“kau gila?”

“baiklah, aku akan kembali ke aula dan mengumumkannya di panggung.” aku beranjak berdiri dan membersihkan celanaku.

CUP

tubuhku kaku beberapa saat. apa yang terjadi? aku merasakan sesuatu yang lembut dan sedikit basah ada di pipiku dan ia melepasnya. kami diam tak mengeluarkan sepatah katapun.

“su..sudah sembuh? apa perlu ku ulangi.”

“mwo?”

“itu ta..tadi. kiss…seu. apa perlu ku ulangi? i..itu pun jika masih sakit.” tuturnya. kutatap matanya, rasanya ingin tertawa.

“sangat lugu.” gumamku. ku majukan langkahku memojokkannya ke pohon dibelakangnya. Kuletakkan tanganku di samping kepalanya dan ia menunduk. kuletakkan tangannya didepan dadaku.

“mi..mianhae Donghae. aku tidak bermaksud apa-apa. aku hanya-“ ia diam. ia menegakkan kepalanya menatap mataku. “kau- bagaimana bisa-“

“ini yang akibat yang kau lakukan padaku tadi.” ia diam terus menatapku. aku pun menatapnya dalam.

“sejak pertama kali kita berteman, ani, sejak umurku 13 tahun.” terangku padanya. “kenapa kau selalu membuatku berdebar dengan keras, Im Yoona? seakan aku harus meneriakkan apa yang ingin hatiku teriakkan kepadamu bahwa aku…” aku berhenti berbicara dan melihat ia menunggu jawaban dariku.

“menyukaimu.” ya! satu kalimat yang membuat hatiku tidak keruan itu sudah keluar lancar dari mulutku. ia kembali menundukkan kepalanya. “hei, tatap mataku.” ia diam tak bergeming.

“tatap mataku.” ia menatap mataku dengan tatapan sendunya.

“kenapa kau tidak menatap mataku?”

“kenapa? kenapa katamu? apa kau tidak sadar, aku menyukaimu! kalau kau sebut aku lugu, kau lebih lugu. kau menyebalkan.” tuturnya.

“ja..jadi.”

“nde, Lee Donghae, aku menyukaimu. Nan Nigga Joha (aku menyukaimu.) kau menyebalkan. kenapa kau tidak sadar.”

“tunggu, kau marah padaku?”

“ani, hanya kesal.” gerutunya sambil. ku sentuh wajahnya. “izinkan aku…”

“apa?”

“ppoppo.”

“nde? jigeum (sekarang)?” aku mengangguk. “a..aku belum siap, Donghae.”

“kau harus nona.” kudekatkan wajahku dan kupautkan bibirku diatas miliknya. cukup lama kunikmati momen ini. hingga aku menyelesaikan kegiatan itu.

“dengan ini, kita resmi berpacaran.” ia menundukkan kepalanya seraya mengangguk. ku dekatkan wajahku lagi.

“eh, lagi?” aku mengangguk. “waeyo?”

“tapi, yang tadi-“

“itu untuk kejadian dirumahku. aish, harusnya langsung saja kuterkam kau.”

“maksudmu menerkam? ya Lee-“ tak mau embiarkan kesempatan emas ini terbuang, kutautkan bibirku lagi di atasnya. ah… manisnya.

TBC

AHAHA GUE LAGI MALES LANJUTIN

GUE TAU INI CHAPTER YANG PENDEK

GUE TAU BAHASANYA JELEK

GRAMMARNYA APALAGI

BAIK INDONESIA ATAUPUN INGGRIS

TAPI NAMANYA JUGA USAHA

KOMENTAR JAGNAN LUPA KARENA KOMENTAR KALIAN ADALAH PENYEMANGAT GUE BUAT FF. INGET PENYEMANGAT!

SALAM MAO

MAWSSICA

26 thoughts on “Journey of Love (Chapter 2)

  1. gak tau knpa chap ini agak lucu…. hahahh mrka berdua lugu bgt Daebak…. udh lma gk dipost jdi agk lupa alur.a hehehh… dtggu next part.a thor fighting 😀

  2. Ahahaha sweetnya, 🙂 daebak untuk nickhun n tiffany yg ngadain prom night n njadi.in yoonhae king n queen
    Next chap d tnggu ne? Fighting

  3. Daebak lucu yoonhae couple so sweet mereka berdua sama2 lugu hehehehe bacanya sambil senyum2 sendiri gomawo author sdh membuat ff yg bisa mengobati rinduku pada couple ini fighting di tunggu karya2 selanjutnya

  4. Sedikit lupa sih sma jalan ceritanya sampe baca part pertama dulu hehe
    Akhirnya Donghae menyatakan perasaannya ke Yoona, lanjut thor

  5. Akhhh… Aq lpa sma cerita part 1 nyaa. Hwaa
    Tpii FF nya lucu bgtzz.. Truss d part nie bloom kliatan konfliknyaa, smoga next part kluarnya g lma2

  6. ini ff lma bngd kan yaah kmrn gak dilnjt2?? smpe lupa saia hahahaa
    lnjt yaah crita ny, yoinhae ydah jdian, senang ny 🙂
    ditunggu klnjtn ny..

  7. Wahh yoonhae cute bgt hahah donghae lugu tapi agak pervert yah *plakk* wkwk next part sangat ditu ggu fightinggg author^^

  8. yoona dan donghae sama sama lugu.
    tingkah mereka lucu di part ini.
    bagus thor ceritanya..
    ditunggu ya next nya 🙂

  9. nichkhun sama tiffany bener2 sahabat yoonhae yg baik,mereka sampe ikut bantuin donghae buat nyatain perasaannya sama yoona..daebakk
    ditunggu chapter selanjutnya

  10. gue gak menjanjikan bisa buat cepet karena, banyak tugas guys, sorry kalo nanti agak lama lagi:( tapi kalo ada kesempatan, gue buat kok… keep follow my story ya guys:)

Komentarmu?