The Reason (Oneshoot)

IMG-20160409-WA0006

THE REASON

Author                  : khaiicheen

Lenght                  : ONESHOOT

Cast                       :

  • Super Junior Donghae
  • Girls Generation Yoona

Another cast      :

  • Girls Generation’s members
  • Super Junior’s members
  • Find by your self

Genre                   : Romance

Author Note      :

  • Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Terbentuk sebagai luapan atau penyampaian ide dan kreativitas atas kesukaan pada kedua karakter dan support untuk keduanya. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, letak dan setting dari cerita ini. Dan apabila ada beberapa point yang tidak disukai, saya meminta maaf. Sekali lagi, cerita ini hanya fantasi. Bukan kehidupan nyata dari kedua karakter yang ada. Kehidupan pribadi adalah privacy mereka.
  • Don’t forget to give a comment for another next story ^^

Synopsis              :

  • “Why I hold on to you?” YoonA

*****

Jam baru menunjukan pukul delapan pagi ketika Donghae baru saja menggeliatkan tubuhnya di tempat tidur. Namja itu menyingkap selimut yang membungkus tubuhnya semalam dan beranjak menuju ruang TV dorm Super Junior dimana pada jam seperti itu beberapa member sudah berkumpul untuk melakukan sarapan pagi.

Dibukanya tuas pintu kamar dan berjalan keluar dengan masih menggunakan jumper putih dan celana pendek bewarna navy. Kaki itu kembali melangkah menuju dapur ketika tidak ada satupun membernya di ruang TV.

“Morning member-deul.” Sapa Donghae seraya menurunkan hoodie yang menutupi kepalanya.

“Aah, good morning too, Donghae-ya.” balas Sungmin dari arah dapur.

“Tumben sekali kalian makan dengan tenang seperti ini. Biasanya sudah berisik.” Ujar Donghae beranjak menuju kursinya.

“Memang tidak boleh kalau kami makan dengan tenang? Apa harus selalu berisik agar kau cepat bangun?” ujar Eunhyuk.

“Tidak juga. Tapi aneh saja.” Balas Donghae. “Wookie-ah, kau memasak apa hari ini?” tanya namja itu lagi.

“Japche, nasi dan kimchi hyung.” Jawab Ryeowook yang tengah mencuci piring dengan bantuan Sungmin.

“Gomawo. Selamat makan.” Ujar Donghae mengambil beberapa sendok nasi kedalam mangkuknya.

Beberapa member terlihat menghela nafas panjang dan beberapa lagi sibuk dengan kesibukan pada ponselnya masing-masing. Ada raut gusar pada ekspressi kedelapan orang lainnya. Ekspressi yang mendominasi sejak hari baru beranjak pagi.

“Ada apa dengan kalian? Kenapa kalian terlihat gusar seperti itu?” tanya Donghae bingung.

“Gwenchana. Sudah lanjutkanlah sarapanmu.” Ujar Siwon meninggalkan meja makan.

Donghae memandang aneh satu persatu membernya yang meninggalkan meja makan. Beranjak menuju ruang TV dan juga menuju dorm yang berada di lantai atas. Menyisakan Kangin dan Eunhyuk yang menemaninya.

“Hyung apa sesuatu terjadi?” tanya Donghae.

“Habiskan dulu sarapanmu baru berbicara.” Ujar Kangin.

“Sudah selesai, hyung. Wae? Apa terjadi sesuatu?” tanya Donghae lagi.

Ponsel namja itu kemudian berbunyi. Tanda pesan masuk pada salah satu aplikasi bertukar pesan di ponselnya.

Kau sudah bangun?

Jigeum eodiya?

Cepat balas pesanku

Pesan demi pesan masuk. Pesan dari sang kekasih.

“Hyung chankaman..” ujar Donghae.

*****

“Eothokaji?” ujar Ryeowook.

“Bersikaplah biasa saja.” Balas Kangin.

“Geundae bagaimana kalau ia mengetahuinya?” Sungmin turut bingung.

“Kita berharap saja kalau ia akan tahu dengan sendirinya.” Eunhyuk menenangkan.

“Walaupun ia mengetahui dengan sendirinya. Bagaimana rasa kecewanya ia? Hal itu yang lebih mengkhawatirkan saat ini.” Ujar Siwon.

“Donghae tidak akan seterpuruk itu. Midoyo.” Ujar Kyuhyun dari sudut sofa.

“Semua ini tak sesederhana itu, Kyu-ya.” ujar Sungmin.

“Aku tidak habis pikir apa yang perusahaan pikirkan dengan sengaja mengungkap berita seperti ini? ingin mengulang kebodohan seperti skandal Jonghyun dan Shin Se Kyung?” dumal Heechul.

“Tidak perlu menyalahkan pihak manapun untuk ini. Percuma saja. Ini tak akan mengubah apa yang sudah terjadi.” Ujar Shindong.

“Aku harap Donghae hyung akan baik-baik saja.” Ujar Ryeowook.

“Sungguh awal tahun yang luar biasa.” Ujar Eunhyuk tah habis pikir.

*****

“Maaf baru menelfonmu. Aku baru saja selesai sarapan. Ada apa deer?” tanya Donghae pada sang kekasih melalui panggilan telfon.

“Oppa kau baik-baik saja bukan?” tanya Yoona.

“Nde, baik-baik saja. Waegeurae?”

“Oppa, Mianhae.” Suara Yoona terdengar lirih.

“Waegeurae deer? Apa terjadi sesuatu? Kau dimana sekarang?”

“Oppa, maafkan aku. Sungguh aku tak berniat melakukannya. Ini semua kesalah pahaman.” Ujar Yoona membingungkan.

“Wae? Waegeurae? Ada apa?” tanya Donghae tak paham.

“Oppa, maafkan aku. Aku tak ingin kau salah paham dengan ini.”

“Ada apa deer? Kau membingungkanku.”

“Oppa, maafkan aku.” Tangis Yoona pecah.

“Deer…” panggil Donghae panik.

Tangan donghae membeku seketika ketika sebuah berita muncul di layar laptop yang tengah dibukannya.

LEE SEUNG GI AND GIRLS GENERATION YOONA WAS HAD A RELATIONSHIP

Seoul, January 1st 2014

Tak ada suara kemudian. Baik Yoona dan Donghae berada dalam pikiran masing-masing. Menahan gejolak emosi yang kemudian merajai hati.

“Hae oppa..” panggil Yoona lirih.

Tak ada jawaban.

“Hae oppa mianhae.” Ujar Yoona lagi.

Sunyi.

Donghae masih beku ditempatnya. Tak ada suara. Tak ada gerakan yang memberi tanda kehidupan. Matanya memanas hingga bulir air mata itu jatuh membasahi meja. Tarikan nafas panjang terdengar memenuhi kehedingan ruangan. Matanya memerah.

****

Yoona Side

Ada rasa bersalah yang menjalar dalam perasaanku. Sejak dirinya mengantarkanku kembali ke dorm setelah pesta malam tahun baru bersama keluarganya semalam. Aku menghela nafas panjang ketika membaca kembali rumor berkencanku dengan Lee Seung Gi sunbaenim yang muncul di portal berita pagi tadi.

“Hae oppa..” panggilku lirih.

Tak ada jawaban.

“Hae oppa mianhae.” Ujarku lagi.

Kembali tak ada jawaban. Hanya deru nafas yang tak beraturan yang bisa kudengar. Gemertak gigi yang ditahan. Aku tahu, ia sedang menahan emosinya.

“Oppa, jeongmal mianhae. Jinjja jeongmal mianhae.” Ujarku lagi.

Mataku memanas. Aku tak sanggup menahan air mata ini. Aku tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi nantinya. Dan responnya yang mendadak diam dan memutuskan panggilan tanpa pamit membuat rasa bersalah itu kembali merajai hatiku.

“Oppa, aku tidak tahu kalau semua akan menjadi seperti ini. Sungguh, aku tidak mengetahuinya. Aku tidak ingin kau salah paham dengan semua ini.”

Sekuat tenaga aku menahan isakan tangis untuk tidak muncul.

“Hae oppa..” gumamku.

“Kita bicarakan ini nanti. Aku lelah.” Ujarnya singkat.

BEEP. Sambungan terputus. Rasanya perih. Sangat perih.

“Ini kesalahanku oppa. Mian.” Tanganku masih menggenggam erat ponsel yang masih menunjukan nama kekasihku itu di layar.

“Yoong-ah, tenanglah. Kita bisa menjelaskan ini padanya.” Leaderku memelukku lembut.

“Eonni eotthokae?” aku masih tak bisa menganggap semuanya akan menjadi biasa saja.

“Aku memang kecewa dengan apa yang dilakukan oleh perusahaan. Tapi kita tidak bisa berbuat banyak.” Lanjutnya lagi. “Kau perlu lebih tenang dulu saat ini.”

“Bagaimana dengan dia eonni? Aku takut ia kecewa.”

“Semua bisa kembali baik-baik saja nanti. Tenangkanlah dirimu lebih dulu.”

“Gomawo.”

Aku berusaha untuk menenagkan diriku sendiri. Berbagai macam hal masih berkelibatan di kepalaku. Apa yang akan terjadi setelah ini?

*****

Mata sembab masih menghiasi wajah tanpa make up milik Yoona. Dengan mencoba bersikap sebiasa mungkin di depan para membernya, ia meminta ijin untuk keluar beberapa waktu. Tak ada member yang meminta penjelasannya akan semua itu. Karena mereka tahu, pemberitaan itu hanyalah omong kosong belaka. Namun sayangnya, tak banyak yang bisa mereka perbuat untuk menyelamatkan posisi sang visual. Berbicara sejujurnya pun tidak akan memberikan hasil.

Dengan langkah pasti, Yoona beranjak menuju mobil miliknya yang terparkir di basement gedung dormnya. Melajukan mobil menuju suatu tempat untuk meminta penjelasan dari apa yang terjadi hari ini. Decit ban dan aspal jalanan terdengar ketika gadis itu sudah berhasil tiba di sebuah gedung. Tempat yang ditujunya.

Mengabaikan protokoler untuk bertemu dengan orang yang ditujunya. Gadis itu membuka pintu sebuah ruangan dengan kasar.

“Sajangnim, kenapa kau melakukan ini?” tanya Yoona pada direktur perusahaannya yang kemudian melemparkan sebuah amplop cokelat di atas meja atasannya.

“Hei, kau bisa tenang dulu nona Im.” Ujar sang atasan.

“Kau kira aku bisa tenang dengan semua ini, sajangnim?”

“Duduklah dulu. Kita bicara baik-baik.”

“Aku butuh penjelasan atas semua ini.” Yoona tak berniat mengikuti perintah sang direktur.

“Baiklah kalau kau tidak mau duduk.” Ujar sang direktur tenang. “Apa yang salah dengan semua ini? Bukankah memang itu yang sedang terjadi.” Balas sang direktur tenang.

“Sajangnim..” seru Yoona kesal.

“Ikuti saja semua permainan ini. Jangan berontak dan kau tidak perlu menyangkal. Kau ingin semua berjalan baik bukan?”

“Sajangnim, tapi bukan dengan cara seperti ini. Ini semua adalah kebohongan publik.” Nada bicara Yoona menurun.

“Ingat nona Im. Kontrakmu dengan perusahaan ini masih berjalan sampai beberapa tahun yang akan datang. Kau hanya perlu melakukannya sebagaimana yang sudah pernah kita bahas. Setelah semuanya selesai, kita bisa kembali menyatakan bahwa semuanya sudah selesai.”

“Aku tidak menyangka kau akan mengorbankanku seperti ini.”

“Aku tidak mengorbankanmu. Tapi kau lah yang berkorban untuk groupmu.” Balas sang direktur tenang.

Yoona meremas tangannya untuk tidak mudah tersulut emosi direkturnya ini. “Ini diluar pembahasan kita sajangnim.”

“Kau ikuti saja semua permainan ini dengan santai. Jangan menjadikannya sebuah beban. Tenang saja, ini tidak akan berlangsung lama. Hanya sampai semua jadwal itu selesai.”

Tak ada jawaban yang kembali dilontarkan gadis itu. Tak ada hal lain yang bisa disampaikannya lagi saat ini. Semuanya telah mengunci pergerakannya.

“Kita akan menggelar konfrensi pers terkait masalah ini dengan management Seunggi. Kau biasa memilih untuk datang ataupun tidak. Aku tidak memaksa.”

Gadis itu memilih meninggalkan ruangan setelah tak ada lagi yang bisa dilakukannya. Ia telah berfikir, tidak masalah jika semua ini harus dilakukannya demi membernya yang lain dan demi groupnya. Tapi, semuanya tidak akan semudah itu mengingat bagaimana perasaan Donghae yang kecewa setelah mengetahui semua ini.

Dan hati gadis itu tak kunjung tenang ketika tak ada satupun kabar yang Donghae berikan padanya. Beberapa pesan telah dikirimkannya pada namja itu. Meminta Donghae untuk bertemu. Mereka perlu berbicara. Yoona perlu menjelaskan dan Donghae perlu mendengarkan.

Kembali dihelanya nafas berat ketika suara operator yang menjawab panggilan telfonnya pada sang kekasih. Entah panggilan yang keberapa yang ditujukannya pada ponsel Donghae. Bagaimana ia akan menjelaskan kalau namja itu tidak menjawab panggilannya atau membalas pesannya.

*****

Namja bermarga Lee itu sudah meninggalkan dorm sejak beberapa jam yang lalu. Pergi tanpa berpamitan pada membernya satu pun. Sengaja melarikan diri untuk menenangkan hati dan emosinya. Apa yang dilihat dan diketahuinya beberapa jam sebelum ini sudah berhasil menghancurkan harinya menjadi serpihan. Serpihan yang tak akan kembali menjadi sempurna lagi.

Menjalankan mobilnya dalam kecepatan diluar batas normal. Terus melanjukan mobilnya tanpa arah yang jelas. Hanya memacu mesin betenaga kuda itu untuk semakin melaju membelah jalan raya. Otaknya tak bisa berpikir jernih dengan semua yang terjadi di pagi hari tadi. Seperti petir di siang bolong.

Ponsel namja itu tak henti mengeluarkan bunyi. Panggilan masuk daripara membernya yang khawatir dengan keadaannya. Namun dileparkannya ponsel itu ke kursi penumpang dibelakang hingga layarnya berubah menjadi gelap. Ia tidak perlu rasa khawatir itu. Ia tidak butuh semua itu saat ini. Ia hanya ingin sendiri.

Setelah lelah menginjak pedal gas untuk memancing tarikan mesin mobil kembali, Donghae menepikan mobilnya pada sisi jalan yang menyambungkan pandangannya pada bentangan air laut bewarna kebiruan. Berhadapan langsung dengan jernihnya warna air memberikannya sedikit ketenangan. Beberapa kaleng minuman beralkohol juga sudah ada di dalam mobilnya. Dibukanya satu persatu sisi kaleng dan menegak cairan memabukkan yang ada di dalamnya.

“Aaaarkkkkkkk…” teriak Donghae melepaskan semua.

Ia benci dengan semua ini. Ia benci dengan keadaan ini. Ia benci dengan kebodohannya sendiri. Kecewa. Ia tidak pernah menyangka kalau kekasihnya akan melakukan hal seperti ini padanya. Apa yang dilakukannya? Apa alasannya? Kenapa? Bantin Donghae.

Ia memang tak berniat meminta penjelasan dari sang kekasih terkait masalah ini. Bukan ia tak ingin juga memberikan kesempatan bagi Yoona. Tapi, mendengar semua penjelasan saat ini hanya menambah luka kecewa di hatinya. Semalam keduanya baru saja menghabiskan malam pergantian tahun bedua dan bersama keluarganya. Sang ibu beserta sang kakak. Tapi tak ada satu pun yang Yoona sampaikan padanya. Yoona bersikap manis seperti tidak ada yang terjadi. Mereka melaluinya dengan kebahagiaan. Kebahagiaan yang menjadi kepalsuan saat ini.

*****

“Oppa, apa sudah ada kabar?” Yoona tak tenang.

“Tenanglah dulu, kami sedang berusaha mencari dan menghubunginya.” Ujar Kangin.

“Yoong-ah, tenanglah. Bagaimana kalau kuantarkan kau kembali ke dorm?” tawar Eunhyuk.

“Aku akan menunggunya sampai ia kembali.” Tolak Yoona.

“Baiklah. Aku tidak bisa memaksa.”

Hanya ada Kangin, Eunhyuk, Heechul dan Sungmin di dorm bersama dengan Yoona yang tiba disana sejak beberapa jam yang lalu. Siwon dan beberapa member lainnya tengah menyelesaikan jadwal individu mereka. Para member Super Junior sudah menanyakan dan meminta penjelasan yang bersangkutan mengenai pemberitaan di media pagi tadi. Membuat Yoona menjadi semakin merasa bersalah karena ia harus berbohong dengan keluarga lain kekasihnya itu. Ia tak bisa menjelaskan apa yang terjadi sesungguhnya.

Walaupun ada rasa kecewa yang dirasakan oleh para member Super junior, namun dengan kedewasaan dan pengertian mereka, Eunhyuk dan member lainnya tak memaksa Yoona bercerita dengan jujur dan menerima penjelasan gadis itu walaupun mereka tahu semua itu adalah bohong. Ada hal-hal yang sengaja gadis itu sembunyikan dari mereka.

*****

Flashback

Donghae tak menemukan Yoona diantara para kerabat dan sahabat member Super Junior di backstage SM Town Week Super Junior. Walaupun perasaannya sudah merasa lega setelah gelaran konser selama dua hari itu selesai digelar dengan sempurna, tapi di satu sudut hatinya ia tak bisa merasa lega dengan ketidak hadiran sang kekasih.

Seingatnya, sebelum konser dimulai ia sempat melihat Taeyeon, Tifanny, Yuri dan Sooyoung yang datang menyaksikan konser mereka. Tapi memang tak ada Yoona diantara mereka. Namja itu mengira kalau sang kekasih akan datang menyusul nanti. Namun hingga konser telah usai, tak ada tanda-tanda bahwa Yoona datang.

“Kami kembali lebih dulu. Segera istirahatlah.” Pamit Taeyeon.

“Apa Yoong tidak datang?” tanya Donghae penasaran.

“Dia masih memiliki jadwal sebelum kami datang tadi.” balas Yuri.

“Nde, masih ada beberapa jadwal dan sepertinya jadwal itu pun memang belum selesai sampai saat ini.” tambah Sooyung.

“Kau datang saja ke dorm setelah ini. Semoga ia sudah kembali.” Usul Tifanny.

“Baiklah, aku akan menyusul nanti.” Balas Donghae.

“Baiklah, kami akan memberitahukannya untuk menunggu.” Ujar Sooyoung.

“Nde, terima kasih banyak. Kalian berhati-hatilah dalam perjalanan pulang.”

“Nde, gomawo oppa. Kami kembali.” Pamit sang leader.

Donghae kembali ke ruang tunggu setelah para member SNSD sudah meninggalkannya. Bersiap mengemasi barang-barang pribadinya dan juga berganti baju. Setelah selesai dan juga berpamitan pada membernya yang lain, namja itu berjalan menuju pintu belakang Kintex Indoor Stadium untuk menuju mobilnya yang sudah terparkir disana dan meninggalkan vennue.

Baterai ponsel namja itu sudah hampir habis ketika ia mengirimkan pesan kepada sang kekasih. Meminta gadisnya menunggu sebelum ia akan datang dan menjemputnya makan malam di sebuah restaurant. Hal yang sudah ia rencanakan bila saja gadis itu datang ke vennue konsernya tadi. Tidak lama, namja itu sudah tiba di basement gedung apartment yang menjadi dorm SNSD. Gedung apartment yang juga dorm lamanya bersama Super Junior.

Setelah memastikan mobilnya terparkir dengan baik, namja itu melangkahkan kakinya untuk keluar dari mobilnya. Beranjak menuju llift yang akan mengantarkannya menuju dorm sang kekasih di lantai 15 gedung itu. Dengan masker dan juga topi yang sudah menutupi identitasnya, Donghae melangkah tenang dan menunggu denting demi denting lift yang hampir berhenti di setiap lantainya. Hingga akhirnya denting lift menunjukan angka 15 muncul di layar.

Namun langkah kaki namja itu terhenti melihat sesuatu yang terjadi di lorong yang akan dilaluinya. Matanya memicing untuk melihat jelas sosok sepasang siluet namja dan yeoja yang tengah berciuman di depan pintu apartment yang ditujunya. Jantungnya merasa mendadak berhenti berdetak ketika matanya sudah dapat melihat dengan jelas siapa kedua sosok yang dilihatnya itu. pandangannya membeku dan kakinya mendadak melemas. Pijakannya nyaris melemah dan membuatnya terjatuh kalau tidak ada dinding disebelahnya.

Lidahnya mendadak kelu hingga tak bisa mengatakan apapun. Bahkan untuk memanggil salah satu diantara pasangan yang tengah dilihatnya itu.

Flashback end

Donghae kembali menahan amarahnya ketika harus kembali mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Kejadian yang sebenarnya ada sangkut pautnya dengan berita yang diterimanya pagi tadi. Kejadian yang sebenarnya semakin membuatnya terlihat bodoh dengan semua yang terjadi itu.

“Aku akan menjaga Yoona untuk masalah ini.”

Namja itu mendengus kesal. Ia tak habis pikir dimana pikiran dan perasaan namja dihadapannya ini? Apa ia ingin mengambil Yoona dengan masalah ini? Apa ini cara merebut gadisnya itu yang juga disukainya? Apa seperti itu?

“Apa maksudmu dengan menjaganya tuan Lee Seunggi-ssi. Kau tidak cukup bodoh bukan untuk mengartikan hubunganku dengan Yoona?” seru Donghae.

Ditinjukannya tangan yang sudah mengepal kuat itu pada sebuah dinding batu yang ada di hadapannya. Akhirnya sengaja tak melayangkan pukulan itu pada namja yang sedang ditemuinya saat ini. Nafasnya berderu cepat.

“Donghae-ssi, maafkan aku. Aku tidak mengira kalau semua ini akan terjadi lebih cepat dari yang kubayangkan.” Ujar Seunggi.

“Karena kau juga menyukainya. Kau senang bukan kalau saat ini publik sudah mengetahui kalau Yoona adalah kekasihmu. Tak perlu menyimpannya dan merasa seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan.” Seru Donghae.

“Bukan keinginanku juga membuat semua ini muncul dalam pemberitaan di media. Aku memang menyukai Yoona. Kau bahkan mengetahui hal itu..”

“Dan kau juga mengetahui kalau Yoona adalah kekasihku, Lee Seunggi-ssi.” Seru Donghae lagi.

Darah segar mengalir dari punggung jemari Donghae. Dari luka hantaman pukulannya pada dinding yang berada di belakang Seunggi sebelumnya.

“Jangan melukai dirimu seperti itu. Yoona akan khawatir melihatnya.” Ujar Seunggi.

“Luka ini tak seberapa sakit ataupun perih dibandingkan melihat dan merasakan pengkhianatan yang dilakukan kekasihmu.” Ujar Donghae. “Dan apa pedulimu Yoona akan khawatir atau tidak.”

“Jangan membuatnya menjadi khawatir dengan sikap kekanakanmu seperti ini.” ujar Seunggi.

“Sikap kekanakan katamu?” ia kembali mengepal kuat. Mengesampingkan rasa perih yang mulai terasa di tangannya.

“Kau tidak perlu bersikap sampai sejauh ini.  Kau, aku dan Yoona. Kita semua sama-sama menyadari apa yang sudah terjadi hari ini. Apa kau pikir akan mudah mengatakan kepada mereka kalau semua ini adalah kesalah pahaman saja? Dengan berbagai bukti yang sudah ditujukan, media tidak akan menerima semua alasan yang bahkan kujelaskan dengan mudah. Berita ini bukan main-main.” Ujar Seunggi.

“Lee Seunggi-ssi.” Seru Donghae akhirnya tak bisa menahan semua emosinya.

Pukulan itu melayang tepat di wajah namja dihadapannya. Mengalirkan darah dari sudut bibir Seunggi . Dari bibir yang pecah akibat pukulan Donghae.

*****

Gadis bermarga Im itu belum kunjung kembali ke dormnya. Masih tetap bertahan di dorm sang kekasih untuk menunggu namja itu kembali. Keadannya cukup buruk saat ini. Mata indah gadis itu kembali terlihat sembab. Lelah dan tangis sudah bercampur menjadi satu.

“Apa yang harus kita lakukan? Donghae hyung belum kunjung kembali.” Tanya Ryeowook yang belum lama kembali dari jadwal siarannya.

“Hubungi Taeyeon atau member SNSD lainnya dan katakan kalau Yoona berada disini. Jangan sampai mereka pun menjadi khawatir.” Ujar Eunhyuk.

“Baiklah, aku akan menelfon.” Balas Ryeowook kemudian meninggalkan Eunhyuk yang tengah menjaga Yoona.

“Apa sudah ada kabar?” tanya Kangin.

“Eobsseo. Ponselnya tidak aktif. Berkali-kali suara operator yang menjawab panggilan telfonnya.” Jawab Siwon.

“Yoong-ah, kau tidak lelah? Tidurlah dulu dikamarnya. Akan kubangunkan kau kalau ia sudah kembali.” Usul Eunhyuk.

“Aku akan menunggunya disini saja oppa. Gwenchana. Kalian istirahatlah lebih dulu.” Tolak Yoona.

“Jangan seperti ini Yoong. Dia akan kembali. Istirahatlah.” Ujar Siwon.

Yoona baru saja akan kembali menolak ketika suara pintu terbuka terdengar di setiap indera pendengaran para penghuni dorm. Semua mata terfokus pada sosok namja yang baru saja kembali.

“Aku pulang.” Sapa Donghae lelah.

Tak ada member yang bergerak melangkah ketika melihat namja itu datang. Datang dengan luka pukulan di beberapa bagian wajahnya dan juga bekas luka dengan darah yang sudah mengering di tangan namja itu. Dan langkah yang mendadak menjadi tak terisi hingga tubuh namja itu terjatuh di lantai. Namja itu tak sadarkan diri.

“Donghae oppaa..” seru Yoona menghambur pada sang kekasih yang sudah terjatuh.

*****

Tangan dengan jemari lentik itu tak melepaskan genggamannya pada tangan kekasihnya sejak Donghae dipindahkan ke kamarnya. Dokter kepercayaan perusahaan pun sudah selesai memeriksa keadaan namja bermarga Lee itu. Meminta Yoona untuk mengoleskan obat pada luka-luka di wajah sang kekasih.

“Dia hanya mengalami syok ringan dan kelelahan. Biarkan dia beristirahat sampai besok.” Ujar dokter Park. “Dan Yoona-ssi, kau bisa membersihkan lukanya dan mengoleskan ini.” Dokter Park memberikan beberapa obat luka pada Yoona.

“Gomawo euisa-nim.” Balas Yoona.

“Baiklah, aku pamit untuk pulang setelah ini.” pamit dokter Park.

“Terima kasih banyak untuk bantuannya, euisa-nim. Dan tolong rahasiakan ini dari perusahaan.” Pinta Eunhyuk.

“Nde. Kalian tidak perlu khawatir. Kembalilah beristirahat.”

Eunhyuk meninggalkan kamar Donghae untuk mengantarkan dokter Park kembali.

“Kami tinggalkan kalian berdua. Eunhyuk akan tidur di dorm atas. Kau bisa menginap disini setelah selesai mengobati lukanya. Istirahatlah.” Ujar Heechul. “Kami percaya padamu, Yoong.”

“Gomawo oppa. Kalian juga beristirahatlah.”

Dengan tangan gemetar, Yoona membersihkan luka-luka di wajah kekasihnya itu dan juga mengoleskan obat yang sudah diberikan dokter Park kepadanya. Menahan tangisnya sendiri yang tidak tega melihat keadaan sang kekasih saat ini.

“Apa yang terjadi? Apa ini semua karena aku?” ujar Yoona lirih.

Kini, tangan gadis itu tengah mengoleskan obat pada punggung jemari Donghae dengan luka yang lebih buruk dibandingkan dengan luka di wajahnya.

“Apa yang sebenarnya kau lakukan oppa?” Yoona kesal karena tak kunjung ada jawaban yang diterimanya.

Donghae tengah tertidur saat ini.

Namun tanpa gadis itu sadari, namja yang tengah berbaring di hadapannya itu sebenarnya tidak tertidur. Ia sudah kembali dalam keadaan sadar. Namun matanya memang sengaja dipejamkannya demi menahan air mata yang tak ingin ditunjukkannya pada sang gadis.

“Aku tahu bahkan sangat tahu kalau kau adalah kekasihnya. Bahkan Yoona sangat mencintaimu dan menyayangimu. Menolak setiap perhatian yang aku berikan padanya. Ia sangat menghargai keberadaanmu. Tapi apakah kau tidak bisa sedikit pun memberikanku kesempatan?” ujar Seunggi ketika Donghae akan kembali melayangkan pukulan kepada namja itu.

“Aku tidak akan meminta kau memberikan Yoona kepadaku. Karena ia terlalu berharga bila diperlakukan seperti itu. Aku pun tahu bagaimana beratnya perjalanan kalian. Tapi bisakah kau membiarkan pemberitaan ini mengalir dengan sendirinya? Semua akan meredup dan usai pada waktunya.”

“Kau fikir hubunganku dengan Yoona adalah permainan?” ujar Donghae.

“Karena dengan seperti ini aku bisa merasakan cinta Yoona hanya untukku. Menerima dukungan publik dan para penggemar atas rasa sukaku padanya. Aku berjanji akan menyelesaikannya tidak lama setelah ini. Kau akan tetap pada hubunganmu dengannya. Aku tidak akan mengganggunya. Yoona sangat bahagia dengan adanya dirimu disisinya.”

Suara isakan tangis Yoona akhirnya tak lagi bisa membat Donghae bertahan pada mata terpejamnya. Dibukanya mata itu dan menolehkan pandangannya pada gadis yang tengah tertunduk di sisi tempat tidurnya dengan satu tangan yang masih menggenggam tangannya.

Digerakkannya tangan itu hingga membuat Yoona tersadar dan mengangkat kepalanya. Mengadukan pandangan kedua mata jernih itu. Sorot mata meneduhkan milik Donghae dan mata indah milik Yoona.

“Oppa, kau sudah sadar?” ujar Yoona.

Donghae menggerakan jari telunjuknya di depan mulut. Meminta Yoona untuk tidak berbicara dan membangunkan yang lain. Ia hanya ingin bersama dengan gadisnya itu.

“Kenapa wajahmu seperti itu deer? Kau sangat buruk.” Ujar Donghae perlahan.

“Nappeun.” Kesal Yoona dan air mata gadis itu kembali mengalir.

Diusapnya lembut kepala sang gadis dengan tangan kirinya yang bisa bergerak bebas. “Aku baik-baik saja deer.” Tenang Donghae.

“Kau membuatku khawatir oppa. Apa yang kau maksud baik-baik saja? Wajahmu penuh luka seperti itu.” ujar Yoona setelah kembali lebih tenang.

“Aaah, sepertinya sudah lama kau tidak memarahiku seperti ini deer.”

“Oppa, aku benar-benar mengkhawatirkanmu.”

“Arrasseo. Aku minta maaf kalau begitu.” Ujar Donghae tersenyum.

Namja itu kemudian mengubah posisinya menjadi duduk menyenderkan punggungnya pada dinding kamar. Dan tanpa diminta, Yoona mengambil salah satu bantal dari tempat tidur Eunhyuk yang ada di belakangnya. Meletakkan bantal tersebut untuk mengganjal punggung sang kekasih agar duduk dengan lebih nyaman.

“Duduklah.” Pinta Donghae.

Yoona duduk di sisi tempat tidur. Duduk tepat berhadapan dengan sang kekasih.

“Oppa, ada hal yang ingin kusampaikan padamu.” Ujar Yoona.

“Wae?” Balas Donghae tenang.

“Untuk pemberitaan hari ini..” ujar Yoona.

“Bisa kita tidak membahasnya?”

“Aniyo. Aku tidak akan membahasnya. Aku hanya ingin menjelaskannya.”

“Apakah harus?

“Nde, aku tidak ingin kau salah paham dengan berita itu.” ujar Yoona. “Berita itu tidak sepenuhnya benar. Aku minta maaf sudah membuatmu kecewa…”

Tanpa menjawab, Donghae menarik tubuh Yoona dalam pelukannya. Memeluknya lembut dan jugahangat. Mengunci pergerakan gadis nya itu agar ia juga tak lagi melanjutkan penjelasannya. Penjelasan yang tak ingin di dengarnya. Ia hanya ingin gadis itu terus berada disisinya. Sama halnya dengan dirinya yang akan selalu berada di sisi Yoona.

Tak akan melepaskan gadis itu untuk alasan apapun. Ia tidak peduli dengan pemberitaan di media atas hubungan Yoona dan Seunggi. Karena itu hanyalah hal yang dilihat oleh publik di depan layar dan media. Tapi dimata sahabat dan keluarganya serta yang diatas, Yoona adalah miliknya. Yoona adalah gadisnya.

“Aku tidak akan pergi meninggalkanmu hanya karena hal seperti ini. Aku akan selalu ada disampingmu deer.” Ujar Donghae.

“Aku pun akan melakukan hal yang sama untukmu oppa.” Balas Yoona memeluk erat tubuh namja yang juga memeluknya saat ini.

“Karena aku tak peduli dengan apapun yang terjadi di luar sana. Karena kita sama-sama mengetahui untuk siapakah kita ada saat ini.” ujar Donghae.

“Kau adalah keajaiban dalam perjalanan hidupku.” Yoona memejamkan matanya. Merasakan hangat tubuh namjanya itu lebih dalam.

“Saranghae deer.” Bisik Donghae lembut dan mencium puncak kepala gadisnya itu hangat.

“Nado saranghae oppa.”

*****

 

18 thoughts on “The Reason (Oneshoot)

  1. Aaaaaaa apakah seperti ini cerita di bln januari itu? Aku berharap yoonhae couple is real, gk tau knp aku sukaaaa bgt liat interaksi keduanya saat smtown dan berharap mereka bener2 menjalin hubungan. Ceritanya kereennn thor di tunggu karya2 lainnya gomawo authornim fighting

  2. Feelnya dapet unnie, aku jadi gemes sendiri , tp yoonhae nya kurang sweet, next ff d tunggu ne? Fighting

  3. Huhh…
    Menurutku masih kurang panjang. Hehehehe..

    Udah dapet feel nya. Tapi aku kurang nyaman dengan kata *deer*.. hihihi.
    Tapi ndak papa min..
    Ditunggu ff yang lain..
    Fighting.. ^^

  4. Aaaahhh cmpur aduk smua prsaan ini…. huhu feelnya dpet bgt thor,, apakh sprti ini wktu awal 2014 itu? brsa kyk real thor… dtggu ff author lainnya fighting 😀

  5. Saya suka – saya suka 😉
    Ff nya bagus author Daebakkk.

    Curcol dikit boleh yak.
    sebenarnya 1 january itulah awal aq jd pyro. Karena dulunya aq yoonaddict.
    Pas kbr itu aq jd kepo, koq bnyak fans yg patah hati ya, trnyata mereka adlh pyro, mulai dech rasa penasaran q kumat ,aq ubek2 tu youtube dan bener feel yoonhae berasa real, jadilah diriku ini YoonHae Shipper, semoga aja Yoonhae emang real.

    #pulangwamilYoonHaeNikah

  6. terima kasih banyan but para readers 😊😊😊
    maaf kalau masih banyan kekurangan. dii cerita selanjutnya akan diusahakan menjadi lebih baik 😀😀😀 Dan akan lebih banyan juga YoonHae moment ya 💞💞

  7. Hadeuhh jf flashback deh,,, sakit hati hayati saat tuh,, untug dah yah udah end,,, yoonghaejjang,,,

  8. Kalo inget pas kejadian pemberitaan Yoona dan Seunggi dating jadi inget juga sewaktu ada berita itu kemudian Donghae dan Eunhyuk comeback, dan lagu yg dibuat Donghae yaitu lagu ‘Still You’ yg arti dari lirik lagu nya ada yg
    “aku menyesal melepaskanmu, aku melihatmu masuk ke mobil pria lain” Ininih kaya menceritakan foto pas Yoona Seunggi ketauan dating, sewaktu itu Yoona mau masuk ke mobil Seunggi -_-

    Terus pas SJ abis comeback Mamacita , pas SM town Seoul malah ada YoonHae moment sewaktu Donghae ngegelitikin perut Yoona 🙂

    Ah I Hope YoonHae Got Married 🙂
    Semoga secepatnya, kalo bisa pas Donghae selesai WaMil 😉

  9. Ffnya bikin keinget kejadian masa lalu di bulan januari..kkk
    Ffnya bagus thor cuma yoonhae kurang greget kurang so sweet..hehe
    Ditunggu thor ff yh lainnya^^

  10. Akhirnya kesalah pahaman selesai. Donghae keren bisa menghadapi masalahnya dengan dewasa. Yang penting YOONHAE forever…

  11. Aaaa sedih banget😢 apalagi sambil dengerin lagunya baek a yeon – so we are. Gak tau kenapa nusuk sekali kehati. Makasih author udah buat ini sederhana tapi bermakna! Teruslah buat ff kaya gini, semangaaat authornim!!

Komentarmu?