Intro (Chapter 4)

Title     : INTRO Shot 4

Author : Frncs Adita

Cast     : Im Yoon Ah, Lee Donghae

Length : Short Story

Genre  : Romance

Rating : General

 

……………………………………..HAPPY READING………………………………………..

“Hya, Sonbaenim!” seru seorang yeoja dari balik tubuh tegap Lee Donghae.

Senyum mereka saling berbalas selaras dengan langkah kaki mereka yang sama-sama semakin mendekat.

“Aku mencarimu,” ucap yeoja itu sembari menyodorkan sekaleng minuman dingin rasa melon, seperti biasanya.

“Bagaimana dengan ini,” Lee Donghae memperlihatkan sisa goresannya semalam.

“Bagian ini klimaksnya? Emm… aku harus sedikit berfikir keras.”

“Aku ambil bagian ini sebagai reff-nya.”

“Yang ini, bagaimana yang ini? Ketukannya agak cepat, agak sulit mencari syair yang pas.”

Dirabanya kertas kusut di tangan yeoja itu sembari sesekali berusaha mengingat-ingat rasa dari tiap-tiap bait yang sempat ia otak-atik. Aroma halus vanilla tiba-tiba menelusup rongga-rongga indera penciumannnya, dirasanya aroma semakin kuat tatkala rambut ikal yeoja itu terbawa hembusan angin musim gugur mendekati wajahnya.

Konsentrasinya semakin buyar ketika wajah mereka hampir berdekatan. Tidak, jangan. Ini salah. Terlalu cepat.

“YoonA-sshi, aku ada kelas. Emm… notebook ini kau boleh simpan,” Lee Donghae berucap sembari sesekali mengusir rasa gugupnya dengan berbagai cara.

Diayunkan kaki kokohnya menjauh dari tempat pijakan semula. Dirasanya samar-samar suara yang terbawa hawa dingin tersampaikan lewat ayunan buay aroma dingin yang menelusup mencuri-curi celah masuk ke gendang telinga. Tak terhiraukan. Tangannya kuat mengepal berusaha mengusir rasa penyesalan.

Sedang yeoja dibalik punggungnya tak juga beranjak dari pijakan semula, memandang nanar ke arah lawan bicara yang terasa semakin jauh saja. Diremasnya notebook tanpa dosa yang kini tengah ada dalam genggaman jari-jari keriting lentik miliknya dengan tak sudah-sudah memanggil nama namja diseberang seolah hendak menyerukan permintaan tolong dengan gencarnya.

****

“Melon,” jawabnya ringan tatkala hyung-nya bertanya mengenai minuman kaleng yang berada di dalam cengkeramannya.

“Sejak kapan kau suka melon, Hyung,” kata Kyuhyun seperti hendak membenarkan pernyataan tersirat maksud dari ucapan Leeteuk beberapa detik lalu yang dijawab oleh Donghae dengan jawaban singkat sederhana.

“Sejak seminggu yang lalu.”

“Hya…. Daebak. Nuguseo? Geu yeoja?”

“Oh… Jadi yeoja.”

Tak henti-hentinya mereka mendaratkan pertanyaan penuh jebakan pada sosok namja hemat suara dihadapan mereka. Satu-persatu bergantian mereka melempar granat berusaha untuk membentur tembik pertahanan Lee Donghae namun hasilnya nihil.

“Bagaimana lagunya?” tanya Leeteuk mengalihkan pembicaraan.

“Emm… syair. Aku sedang menggarap syairnya Hyung.”

“Tidak seperti biasanya kau mengerjakan syair sendiri.”

“Hanya tinggal merampungkan bagian reff dan kita bisa mencobanya.”

“Oh, begitu? Aku harap semua akan cepat selesai Hae,” seseorang tiba-tiba menyambung sambungan kabel dari ambang pintu.

“Siwon-yya!” seru Leeteuk kepada sobatnya.

“Aku berharap yeoja itu bisa cepat melaksanakan tugasnya. Em… tapi kalau dipikir-pikir jika dalam lagu itu kita mencantumkan penciptanya hanya kau saja bukankah itu terlalu serakah Hae? Setidaknya kau harus memberikan penghargaan untuk bantuannya,” lanjut Siwon. Perkataannya kini syarat akan penekanan pada tiap barisnya.

Yang menjadi lawan bicara terlihat semakin gugup. Digaruknya kepala yang tak terasa gatal sama sekali sembari sesekali mengigit bibir bawahnya berusaha mengusir rasa canggung yang sekelebat lewat namun tiba-tiba malah singgah.

“Hyung?” ucap Kyuhyun meminta penjelasan.

****

“Kau tahu? Dosenku suka dengan lagu ini dan memintaku ikut dengannya ke LA akhir bulan ini. Bagaimana menurutmu? Oh.. tidak. Apakah perkataanku terdengar agak sombong. Baik akan aku ulangi. Hya, YoonA-sshi karena lagu yang kita buat… aigooo, lagu yang kita buat? Ishhh… kenapa ucapanku sejak tadi selalu salah.”

“Kau sedang apa Hyung?” seseorang menyapa dari kejauhan.

“Eh… anu, aku sedang-“

“Kenapa kau tampak gugup Hyung?” potong Kyuhyun.

“Lupakan saja. Anggap kau tadi tak melihat apapun.”

“Memang aku melihat apa? Apa yang aku lihat?”

“Ah… sudahlah Kyu. Lupakan, aku terlalu malas menjelaskan.”

“Kudengar karena lagu barumu itu kau akan ke LA akhir bulan ini,” sahut Kyuhyun langsung pada poin pertanyaannya.

“Nde.”

“Baguslah. Kau memang layak mendapatkannya hyung. Jika aku jadi kau, aku akan cepat mengambilnya.”

“Apa aku agak serakah?” tanya Donghae tiba-tiba.

“Tidak hyung. Justru ini kesempatan bagus untukmu,” jawab Kyuhyun yang tak mengerti arah pembicaraan yang Donghae buat.

Bukan tentang kesempatan, ini tentang perasaan dan balas budi.

“Aku tahu maksudmu. Aku harap ini akan menjadi sesuatu yang baik.”

“Aku setuju denganmu hyung. Aku harap saat kembali kemari, hyung-ku yang satu ini telah cukup bisa aku andalkan,” kata Kyuhyun sembari melingkarkan tangan kirinya ke bahu hyung-nya itu, “dan paling tidak bisa membuatkanku lagu,” lanjutnya.

Donghae sontak melepaskan pelukan Kyuhyun di bahunya tadi dan mendaratkan tinju ringan beberapa kali yang mengundang teriakan histeris Kyuhyun berlebihan.