Obsesi (Chapter 4)

wpid-obsesi-1-jpg

Tittle : Obsesi (Chapter 4)
Im Yoona || Lee Donghae || Park Chanyeol || Other

Genre : Married life
Author : Yuna21
Author’s Note : Warning! Little bit NC
Poster by : RyeohyunYoon (http://ryeohyunyoon.wordpress.com/)
Author’s Note : Hihi.. kini aku hadir dengan lanjutan Ffku, maklum author abal2 yg satu ini sedang sibuk.. ingin berkunjung ke blogku? http://yunatwentyone.wordpress.com Happy reading guys! *btw alamat yang dulu sudah berubah*

 

Synopsis :

 

Pernikahan. Mungkin itu sangat berkaitan erat dengan cinta. Ada pernikahan berarti ada cinta. Tapi, bagaimana jika cinta tidak ada dalam sebuah pernikahan? Ya, mungkin pertanyaan itu sangat cocok untuk dua pasangan ini.

Yoona tak mencintai Donghae, tapi tidak untuk pria ini. Pria ini sangat sangat mencintainya. Mungkin lebih mengarah ke obsesi untuk memiliki gadis ini.

Sebuah perjodohan mempertemukan mereka. Ini membuat banyak peluang bagi Donghae untuk mendapatkan hatinya. Tapi ini justru membuat Yoona berada di posisi yang semakin sulit. Ia tidak bisa, lebih tepatnya belum bisa mencintai Donghae.

Mengapa? Tentu saja, mereka bahkan hanya baru bertemu sekali dan langsung mengarah ke pernikahan, tanpa ada masa pacaran lebih dulu. Entah mengapa ia masih belum bisa menerima posisinya ini, padahal sudah jelas kini ia sudah menjadi milik orang lain. Mungkinkah ini karena seseorang di masa lalunya kembali menghantui hidupnya? Entahlah ia tidak tau.

Donghae. Pria yang memiliki kepribadian yang sangat sulit ditebak. Terkadang ia bersikap manis dan terkadang ia bisa berubah menjadi monter yang begitu menakutkan. Donghae tetap berusaha sebisa mungkin untuk merebut hati Yoona. Segala cara ia lakukan, demi mendapatkan hatinya. Semua penghalang hubungannya ia tumpaskan dengan tangannya. Ia sangat encintai gadis ini.

Cinta tumbuh dengan sendirinya. Lalu, apakah cinta Yoona ke Donghae bisa tumbuh? Apakah jerih payah Donghae akan berhasil? Lalu, bagaimana dengan teman masa kecilnya? Apakah Yoona akan berpaling padanya?

Yoona masih terdiam sambil memegangi sebelah pipinya yang membengkak. Matanya menatap lurus tempat bekas ayahnya berdiri. Ia tak menyangka ayahnya akan bertindak sampai melalui batas seperti ini.

Setetes air mata bergulir di pipinya. Ini mengingatkannya pada sang ibu. Wanita yang telah mengandungnya. Ia sangat merindukan ibunya.

Sepintas wajah ibunya terlihat dalam bayangannya. Wajahnya yang dulu ia lihat saat masih di sekolah dasar. Apa ibu sudah berubah?

FLASH BACK

Di tengah asyiknya Yoona bermain di kamarnya, suara gemerisik di lantai dasar membuatnya sedikit terganggu. Kaki kecilnya melangkah keluar.

Di depan pilarnya, kepalanya melihat ke bawah. Dilihatnya dua orang di bawah sana. Ia bisa menanda salah satu dari mereka, appanya.

Matanya terus menatap. Awalnya mereka terlihat sedang terduduk seperti biasa, namun kenapa wanita yang berpakaian sexy itu mendekat ke arah appanya.

Yoona yang masih begitu polos tak mengerti apa yang dilihatnya ini. Ia hanya bisa menangkap dua titik di sana yang sedang berpelukan mesra. Bibir mereka saling bersentuhan, saling mencium dengan berapi – api.

Leher Yoona menegang saat melihatnya. Walau ia tak mengerti, tapi ia tau apa yang dilakukan dua orang itu.

Sebelah tangannya menutup mulutnya yang sedikit terbuka. Matanya melebar. Entah dari mana asalnya, suaranya tiba – tiba keluar. “Appa!”teriaknya.

Sepontan dua orang di sana menghentikan aktifitas mereka. Wajah ayahnya dengan cepat terangkat ke arahnya. Kilatan amarah terlihat di sana.

Sementara wanita yang di ajaknya bercumbu itu terlihat salah tingkah, ia tak tau apa yang harus dilakukannya setelah kepergok gadis kecil.

“Im Yoona! Masuk kamarmu sekarang!”teriak ayahnya.

Yoona gadis yang penurut. Tak ada yang bisa dilakukannya selain menuruti ke mauan ayahnya.

*****

Malam itu, ia tak bisa tertidur. Selain karena kejadian yang ia lihat, suara berisik di bawah sangat mengganggunya.

“Kau tidak tau diri!” Suara ayah yang begitu menggelegar masuk ke dalam telinganya. Ini membuatnya sudah tak tahan lagi.

Kaki kecilnya mengendap – endap keluar. Dari atas ia melihat kedua orang tuanya yang sedang bertengkar dengan hebatnya. “Kau menuduhku selingkuh? Sepertinya itu lebih tepat untukmu!”balas ibunya.

PAK!

Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi ibunya. Hati Yoona terasa tersiksa. Ia tak tau apa yang harus dilakukannya. Ia tak bisa melihat kedua orang tuanya seperti ini.

Air matanya menetes satu demi satu, melihat sang ibu yang terus saja ditampar oleh ayahnya.

Ibu begitu sabar menghadapi ayah… ia berusaha mempertahankan rumah tangganya, karena ia mencintai ayah… sementara ayah, ayah hanya bisa menghianati cinta ibu. Yang ayah pentingkan hanyal kekuasaan….

Begitu pikirnya. Tanpa ia sadar, ibunya telah berada di lantai dua. Matanya menatap ibunya sejenak. Lalu mengikuti arah langkah ibunya.

“Eomma, udiga?”tanyanya pelan, melihat ibunya memasukan barang – barang ke dalam koper. “Apa eomma akan pergi? Lalu siapa yang akan menemaniku?”

Aktivitas wanita ini terhenti sejenak. Badannya berputar menatap anak semata wayangnya. “Eomma tidak pergi darimu, tapi eomma hanya pergi dari rumah ini.”

Sebuah tangis pecah. Yoona menatap ibunya penuh air mata. “Eo-eoma…. aku akan ikut eomma…”

Perlahan badan wanita ini merendah, sebelah tangannya mengelus pelan rambut Yoona. Di tariknya gadis itu ke dalam pelukannya. “Jika kau pergi, siapa yang akan menjaga ayahmu?”ucapnya pelan.

Bisa di rasakan nada tak rela akan kehilangan di sana.

*****

Yoona mengikuti ibunya yang menggeret koper besarnya ke depan gerbang. Tangisan Yoona tak bisa dihentikan.

Wanita di sana berbalik pelan. Matanya menatap sang anak tak tega. Ibu akan merindukanmu…

Ia begitu sedih, hingga tak bisa memberikan senyum sedikitpun kepada anaknya. Badannya kembali berputar. Kakinya sedikit demi sedikit menjauh.

“Eom-ma!!!!!!” Telinganya mendengar teriakan menyebut namanya, tapi ia menahan diri sekuat tenaga agar tak berputar. Selamat tinggal….

FLASH BACK END

Ini membuatnya kembali merindukan sosok ibunya. Sejak saat itu Yoona menjadi anak pendiam dan pemurung, mungkin tak pernah tersenyum ceria.

Matanya menatap sebuah benda yang masih tersisa di atas kasurnya. Tangannya menyentuh benda itu perlahan. Benda yang diberikan Chanyeol, hanya ini yang tersisa.

Baginya Chanyeol seperti malaikat yang dikirim Tuhan untuk menghilangkan rasa sedihnya. Ia selalu bisa tersenyum di dekat pria itu. Tapi, takdir sepertinya berkata lain.

*****

Donghae menatap dirinya di cermin sejenak. Begitu banyak yang harus ia tinggalkan mulai detik ini. Memang ia sangat menyukai Yoona, lebih tepatnya terobsesi.

Sejak ia melihat Yoona, dan sejak saat itu pula kebiasaan tidak normalnya menghilang. Mungkin Yoona adalah obat baginya.

Sejak SMA ia sering melihat Yoona di sekolah. Mereka memang beda sekolah, bahkan Donghae lebih tua dua tahun dari Yoona. Sekolah mereka yang berdekatan itulah yang menjadi keuntungannya.

Donghae kembali menatap dirinya. Ia tak mengira hari ini begitu cepat datang. Ia bahkan belum mempersiapkan diri dengan baik.

Ya! Lee Donghae! Wah, lihat pangeran kita hari ini.”ucap Yesung. Donghae menatapnya sejenak dan kembali merapikan rambutnya. “Aku tadi mampir ke ruangan calon istrimu, Im-Im..”

“Im Yoona?”tanya Donghae.

“Entahlah siapa itu namanya. Aku heran, kenapa gadis secantik dia bisa menikah denganmu?”

Ya! Tentu saja. Jangan salah, semua orang juga tau kalau aku ini tampan.”

“Tentu, hingga sesama jenismu saja tertarik padamu.”sahut Yesung malas, jika Donghae telah menyebut – menyebut ketampanan. “Saharusnya aku sekarang yang menikahinya, dia itu incaranku. Dasar penikung!”

Sebuah tawa hambar keluar dari Donghae. “Hei, hei istriku mana mau dengan pria kurus sepertimu.”

“Kau menghinaku?”sahut Yesung kesal. “Oh ya, apa kau sudah tau mantan kekasihnya?”

Tangan Donghae yang sedang mengacak – acak rambut terhenti seketika. Ia menatap dirinya di kaca sejenak. “Aku khawatir dia akan menghantui rumah tangga kalian. Kau tau, sebelum ke sini aku sempat menonton gosip. Mereka bilang banyak artis yang berselingkuh atau melakukan kawin cerai. Mungkin itu sedang jamannya.”lanjut Yesung sambil lalu.

Perkataan Yesung ada benarnya juga. Apalagi Yoona masih belum bisa melupakan kekasihnya itu. Perlahan kepala Donghae berputar ke arah Yesung. Ia tak ingin Yesung berbicara yang tidak – tidak lagi dan merubah moodnya. “Ya! Lebih baik kau pergi, daripada merusak moodku disini.”

“Wah sepertinya pangeran sedang kambuh! Aku jadi takut.”ucapnya penuh candaan. Donghae semakin kesal dibuatnya, dengan segera kedua tangannya mendorong pria itu keluar secara paksa.

Dihembuskannya napasnya lega, melihat pria itu kini sudah tak dihadapannya lagi. “Satu lagi aku hampir saja melupakannya, ingat malam pertamamu. Jangan menyia – nyiakannya. Berusaha sebaik mungkin!”

Menatap Yesung yang kembali dengan ucapan anehnya itu, semakin membuatnya kesal. Tangannya mengambil bantal terdekat dengannya. Dengan sekuat tenaga ia melemparkan bantal itu ke wajah Yesung. “Ya!”teriaknya kesal. Yesung hanya menyengir jahil dan bergegas pergi.

*****

Yoona menatap dirinya di cermin sejenak. Sebentar lagi statusnya akan berubah. Ia bukan lagi pacar Park Chanyeol, tapi ia akan menjadi Nyonya muda Lee.

“Apa kau siap?”sebuah suara membuatnya berputar. Sebuah senyum dan anggukkan diberikannya, sambil berkata, “Ne.”

Kakinya melangkah mengikuti ayahnya, hingga tiba di ujung karpet merah. Ragu sejenak. Kemudian ia menyelipkan tangannya di gandengan ayahnya.

Kakinya berjalan pelan memasuki tempat pernikahan. Ia merasa belum siap dengan semua ini. Dirasakannya seluruh pandangan yang tertuju padanya. Ini sungguh membuatnya sangat gugup.

Matanya menangkap sosok Donghae yang berdiri menunggunya di sana. Ia sangat tidak siap. Ia tak yakin ia akan bisa menjalani hidup dengan orang yang tak dicintainya sama sekali.

Matanya melihat ke deretan – deretan tamu. Begitu banyak orang. Ia hanya berharap tak ada orang yang dikenalnya di sini.

Tepat saat itu, matanya jatuh pada pandangan para photografer yang sibuk mengambil gambar Yoona maupun Donghae. Ya, salah satu dari mereka yang memiliki tubuh tinggi menjulang.

Jantung Yoona serasa berhenti berdetak. Ini membuatnya sangat sakit. Ia tak tau apa alasa Donghae memintanya menjadi photografer di acara prawedding sampai acara pernikahannya ini. Padahal pria itu tau, bahwa Chanyeol mantan kekasihnya.

*****

○Other Side○

Chanyeol menatap Yoona sejenak. Gadis itu terlihat sangat cantik. Ia hanya bisa berandai menjadi pria yang sedang menunggunya di tempat Donghae sekarang.

Ini begitu sulit baginya. Ya, sangat sulit. Ia bahkan tak tau apa yang harus dilakukannya.

Ya! Jangan hanya diam! Tunggu apa lagi? Cepat ambil gambarnya!”bentak atasannya.

“Oh, ne.”sahut Chanyeol dan kembali terfokus pada pekerjaannya.

*****

Donghae yang menunggu di sini mengembangkan senyumnya. Ia tak menyangka hari ini akhirnya akan tiba.

Langkah Yoona terhenti di hadapannya. Kini ayahnya menyerahkan putrinya pada Donghae.

Pernikahanpun dimulai. Mereka mengucapkan janji suci terlebih dahulu, hingga tiba pertukaran cincin.

Perlahan Yoona meletakan tangannya di atas tangan Donghae. Jari – jari lentiknya dengan mudah dimasukan cincin. Tanpa ia sadar, ia telah mencium tangannya Yoona.

Tiba giliran Yoona memasangkan cincin di salah satu jari Donghae. Matanya menatap Donghae sejenak. Tangannya ragu memasukkan cincin ia tak yakin dengan semua ini. Hatinya begitu bimbang. Padahal sedikit lagi cincin itu akan terpasang sempurna.

TBC

27 thoughts on “Obsesi (Chapter 4)

  1. Next..
    Thour panjangin lg yah.. Si dongdong jangan menyerah, emma lupain dia, sekarang ada Hae

  2. langsung komen tuk part 3 & 4 ff ni bagus seru tp kurang panjang ja klo dipanjangin lagi cerita ny akan lebih apalah apalh

  3. Panjangin donk thor…pas dh dpt feelny mlah tbc huft!!
    Yoong ayo jgn ragu nanggung dah tinggal msukin cincin doang dh g bisa batal nikah*reader sok tau hehe
    next part lbh panjang yg thor panjaaaaaaannggggg bgt jg blh hehe jeballll*reader lg ngrayu

  4. akhirnya yoonhae menikah. ….moga aja nntix yoona mw nerima donghae sepenuhnya dan mencintaix.

Komentarmu?