The Promise (Chapter 2)

TP

Author                  : Hime Lee

Title                       :The Promise (Chapter 2)

Cast                       : Yoona, Donghae, SNSD, Super Junior

Genre                   : Romance, Marriage life

Length                  : 3.227words

Category              : Chapter

Sinopsis                :

Setelah perjalanan cinta yang berliku, Yoona dan Donghae pun berhasil mendapatkan happily ever after mereka.Keduanya menikah dan dikaruniai sepasang anak kembar yang lucu dan menggemaskan.Namun, satu hal yang tidak mereka sadari, pernikahan bukan hanya berkisar di kebahagiaan.Banyak benang-benang rumit yang mengancam menghancurkan ikatan itu.Dan ketika kisah Yoona dan Donghae sampai di benang-benang rumit itu, mampukah keduanya mempertahankan janji pernikahan mereka?

 

Alunan Always Be Mine dari Urban Zakapa perlahan mulai meredup dan digantikan bass yang berdentum dari intro lagu boy group terkenal saat ini, EXO. Yoona berdendang riang di depan mesin cuci, kepalanya mengangguk-angguk mengikuti hentakan lagu sambil tangannya memilah-milah pakaian yang akan dicuci.

“Two moos, two moos, two moons two moons two moons,” mulutnya ikut bernyanyi.Menutup mesin cuci dan mengatur timer, Yoona kemudian kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Beginilah rutinitas Yoona setiap hari.Ia harus bangun lebih pagi dari semua orang di rumah untuk membereskan pekerjaan rumah dan yang paling penting adalah menyiapkan sarapan juga keperluan sekolah kedua anaknya dan keperluan kerja milik Donghae. Untuk menambah semangat, biasanya Yoona memutar radio dan memenuhi setiap sudut ruangan di lantai 1 dengan alunan lagu-lagu dari berbagai macam genre.

Yoona melirik jam dinding di dapur. Lima menit sebelum pukul 6. Itu berarti, ia masih memiliki lima menit sebelum membangunkan Taemin dan Jongin. Yoona lantas segera mencuci sayuran dan menyiapkan telur.Ia akan memasak omurice, makanan kesukaan Taemin, pagi ini. Taemin akan bermain piano di depan teman-teman dan gurunya hari ini. Yoona ingin memberinya sedikit penyemangat.

Tangan Yoona baru saja mematikan kran ketika sebuah lengan kokoh memeluknya dari belakang.Pemilik lengan itu mendekatkan hidungnya ke leher Yoona, lalu menghirup aromanya.Yoona tersenyum.Ia meletakkan sayuran di mangkuk di sampingnya sebelum menggenggam tangan yang melingkar di perutnya.

“Good morning,” sapa Donghae di telinga Yoona.

Yoona mengurai tangan Donghae di perutnya dan membalikkan tubuh.Ia berjinjit lalu mendaratkan satu kecupan di bibir suaminya. Tidak puas dengan kecupan ringan, Donghae menarik pinggang Yoona, membawanya mendekat dan menyatukan bibir mereka sekali lagi.Yoona tidak tahan untuk tersenyum di antara ciuman itu. Donghae selalu beraroma mint bahkan di pagi hari, cukup untuk membuat Yoona mabuk kepayang.

“Morning,” Yoona balas menyapa setelah keduanya melepaskan ciuman.

Donghae mengulurkan ponselnya di depan Yoona, membuat Yoona mengangkat alis bingung. “Joohyun is on the line,” kata Donghae.

Yoona mengambil ponsel itu dari tangan Donghae dan menempelkannya ke telinga.Ia membalikkan tubuh dan Donghae kembali memeluknya dari belakang sambil memejamkan mata.

“Joohyun-ah?”

“Selamat pagi, Unnie!” suara riang Joohyun terdengar di telepon.”Aku harap aku tidak mengganggu aktivitas pagimu dengan Donghae-oppa.”

Yoona melirik Donghae yang sedang membenamkan hidungnya di bahunya dan tersenyum kecil.”Tidak sama sekali.Bagaimana bulan madumu?”

“Inilah mengapa aku meneleponmu.Aku dan Yonghwa-oppa sangat berterima kasih padamu karena telah merekomendasikan Dubai dan Afrika Selatan untuk bulan madu kami.Those places were amazing! Unnie tahu sekali kami berdua sangat menikmati pemandangan kota yang megah di saat pasangan lain lebih memilih berbulan madu di pantai.”

“Tentu saja.Aku adalah Im Yoona si penulis buku perjalanan keliling dunia, aku tahu tempat-tempat unik yang indah.”Yoona bisa merasakan tawa teredam Donghae di bahunya.Ia juga bisa membayangkan Joohyun memutar bola matanya.

“Whatever. Yang jelas, kami sangat senang di sini.Rasanya tidak ingin lekas pulang,” Joohyun mengembuskan napas panjang.

Donghae yang mendengarkan perkataan Joohyun barusan setelah menempelkan telinganya di punggung ponsel, tidak bisa menyembunyikan tawanya.”Yah, tentu saja kalian tidak ingin pulang.Di sini kalian tidak akan bisa bebas melakukan ‘itu’.”

Yoona melepaskan diri dari pelukan Donghae dan memukul pundak suaminya itu.”Kotor sekali pikiranmu,” tegurnya.Donghae hanya menyeringai jahil.

“Donghae-oppa benar-benar… Semenjak menikah denganmu, pikirannya semakin kotor saja. Baiklah Unnie, aku tidak akan mengganggumu lagi. Kau pasti harus membantu Jongin dan Taemin bersiap ke sekolah.Sampaikan salamku untuk mereka, oke?Aku tidak akan lupa untuk membelikan oleh-oleh.”

“Bersenang-senanglah di sana,” adalah hal terakhir yang Yoona ucapkan sebelum sambungan diputus.

Yoona pun kembali bersiap-siap memasak sementara Donghae menuangkan kopi dari mesin pembuat kopi.Keduanya terdiam dalam keheningan yang nyaman ketika tiba-tiba Taemin muncul di pintu dapur, satu punggung tangannya mengusap-usap matanya yang masih enggan terbuka karena kantuk.

“Selamat pagi, Daddy.Selamat pagi, Mommy,” sapa Taemin dengan suaranya yang masih sarat kantuk.

“Selamat pagi!Kau bangun lebih pagi hari ini, Sayang,” kata Yoona sambil menuangkan segelas air putih dari dalam kulkas dan mengulurkannya pada Taemin.Taemin menerimanya dengan senang hati.

“Aku terbangun karena itu,” Taemin menunjuk sound system di ruang tengah dengan jari telunjuknya.

“Telingamu pasti gatal kan mendengar suara pria-pria ber-make-up itu?”Donghae bertanya dari kitchen counter.”Jangan kau ikuti selera musik Mommy, ia memang aneh.”

“Oppa!”Yoona memprotes keras.Donghae hanya tertawa.Ia pun berjalan mendekat untuk mengecup puncak kepala Taemin lalu beralih kepada Yoona.

“Biar aku yang membangunkan Jongin,” katanya sebelum keluar dari dapur dan menaiki tangga menuju lantai atas tempat kamar si kembar berada.

Yoona selesai memasak tepat ketika Jongin dan Taemin muncul kembali di dapur, kali ini sudah mandi dan berseragam.Yoona merapikan seragam mereka sebelum menggendong mereka untuk duduk di meja makan.Ia tidak melewatkan senyum lebar dan mata berbinar milik Taemin begitu melihat omurice di piringnya.

Donghae menyusul tidak lama kemudian.Ia memberikan dasinya pada Yoona dan tanpa diminta, Yoona langsung memasangkannya. Donghae mengecupnya singkat di bibir sebelum bergabung dengan kedua putranya di meja makan.

“Lee Taemin, kau akan tampil bermain piano hari ini?” tanya Donghae. Taemin mengangguk penuh semangat.

“Daddy yakin penampilanmu pasti akan memukau.”Donghae mengusap kepala Taemin dengan sayang.

“Daddy!Daddy!”Jongin memanggil-manggil.Ketika perhatian Donghae sepenuhnya tercurah padanya, Jongin langsung mengutarakan keinginannya.

“Kemarin ketika berjalan-jalan dengan Mommy, Jongin melihat figurine Iron Man yang terbaru.Ayo kita membelinya, Daddy!” rayu Jongin.

Donghae terlihat berpura-pura berpikir.”Sepertinya kau harus bertanya pada Mommy.”

Jongin terlihat ingin protes tetapi ketika melihat ayahnya yang menatapnya serius, Jongin tidak bisa membantah.“Mommy,” panggilnya.

Yoona yang baru saja dari dapur hanya menjawab dengan gumaman.”Jongin ingin figurine Iron Man yang terbaru.Bolehkah Daddy membelinya untuk Jongin?”

Tawa Yoona nyaris meledak melihat pandangan memohon yang dilemparkan putranya. Namun seperti Donghae, ia harus berpura-pura tegas. Ini memang cara mendidik yang disepakati Donghae dan Yoona sejak lama. Mereka hanya tidak ingin anak-anak mereka terbiasa dimanjakan.

“Untuk membeli figurine itu, Jongin harus mendapatkan nilai baik di tes menghitung hari ini.”

Jongin tahu ia tidak bisa berkutik. Ia hanya bisa mengangguk lemas. Jongin memang sedikit lemah di hal menghitung.Anak itu lebih menyukai pelajaran yang melibatkan kemapuan berbicara, menggambar, atau olahraga.Berbeda dengan Taemin yang jenius dalam berhitung dan bermain alat musik.

“Aku bisa membantumu,” tiba-tiba Taemin berkata.Mata Jongin langsung melebar, keduanya berbinar.

“Benarkah?”Melihat anggukan Taemin, Jongin langsung bersorak gembira.Yoona dan Donghae bertukar pandang dan saling melempar senyum.

Yoona mendesah lelah. Dengan dua kantung belanjaan di pelukannya, ia terlihat kesulitan mengambil ponsel di tasnya yang sejak tadi berdering nyaring. Susah payah Yoona meletakkan belanjaan di atas bagasi mobilnya dan mengambil benda tipis yang tidak bisa diam itu.Nama Donghae berkedip-kedip di layar.

“Yes, Honey?” sapa Yoona sambil membuka bagasi mobil.

“Yoong, aku mendadak ada rapat penting.Maaf, tetapi sepertinya aku tidak bisa menjemput anak-anak di sekolah.Kau bisa melakukannya untukku?”

Sebuah helaan napas panjang kembali meluncur dari bibir Yoona.Tenaganya sudah benar-benar dikuras hari ini. Tadi pagi sebelum bekerja ia harus mencuci pakaian, menyiapkan sarapan untuk keluarganya, dan mencuci piring setelah itu. Di kantor, ruangan divisinya akan direnovasi sehingga ia dan teman-teman satu timnya harus bergotong-royong memindahkan barang-barang penting. Beruntung ia tidak ada pekerjaan setelah itu. Selepas makan siang, ia harus ke supermarket untuk belanja keperluan bulan ini. Dan sekarang, ia harus menjemput anak-anaknya di sekolah yang jaraknya cukup jauh dari supermarket itu.

“Baiklah.Aku akan mengajak mereka bertemu dengan Sooyoung-unnie dan Yuri-unnie setelah itu,” jawab Yoona.Ia memasang sabuk pengaman, bersiap melajukan mobilnya.

Yoona bisa merasakan Donghae tersenyum di sana. “Great. I’ll make it up to you. Terima kasih, Yoong.Drive safely.”

“Hmm. Kau juga.”

Membutuhkan waktu hampir satu jam untuk sampai di sekolah si kembar karena jalanan yang ramai. Sesampainya Yoona di sekolah itu, kedua anaknya sudah menunggu di taman di depan sekolah mereka. Begitu melihat ibunya, Jongin langsung berlari dan memeluk paha Yoona.Taemin pun menyusul tidak lama kemudian.

Yoona berjongkok dan tersenyum ke arah anak-anaknya.Semua rasa lelah seakan-akan menguap melihat betapa antusiasnya mereka bertemu ibunya.

“Bagaimana sekolah kalian?”

“Menyenangkan!”Jongin menjawab dengan semangat.

Di sebelah Jongin, Taemin tanpa berkata-kata menyodorkan dua lembar kertas hasil tes menghitung tadi. Yoona tersenyum bangga melihat huruf A besar di masing-masing kertas itu. Ia mengacak-acak rambut Taemin dan Jongin bergantian.

Yoona pun mengajak Jongin dan Taemin ke salah satu cafe langganannya di Apgujeong-dong. Begitu sampai di sana, Yuri sudah menunggu mereka dengan Jeno di pangkuannya. Jongin dan Taemin langsung gembira melihat sepupunya.Mereka berlari mendekat dan ketiganya langsung ricuh.Yoona dan Yuri hanya terkekeh melihat tingkah anak-anak mereka.

“Aku sebenarnya terkejut mendapatkan teleponmu. Tidak biasanya kau bisa pulang kantor setelah jam makan siang.”

Yoona mengangkat bahu.”Pekerjaanku sekarang lebih fleksibel. Ketika tidak ada deadline yang menunggu, aku bisa meninggalkan kantor.”

Semenjak kepulangannya dari keliling dunia hingga menikah, Yoona memang tidak bekerja.Dan setekah Jongin dan Taemin lahir, Yoona mendedikasikan penuh waktunya untuk kedua putranya.Baru ketika Jongin dan Taemin berusia dua tahun, Yoona akhirnya menerima tawaran pekerjaan di sebuah majalah lifestyle setelah menerbitkan dua buku.Donghae pun mendukung semua keputusan Yoona.

Sementara Yuri sendiri sekarang sudah menetap di Seoul bersama keluarganya.Tugas Yunho di Jepang telah selesai.Orang tua Kwon bersaudara pun bersyukur akhirnya bisa tinggal dekat dengan anak-anak dan cucu mereka.

“Di mana Sooyoung-unnie? Bukankah ia berjanji bertemu dengan kita berdua?” tanya Yoona ketika Sooyoung tidak juga datang.

Tepat setelah berkata seperti itu, ponsel Yuri berdering menandakan ada pesan baru yang masuk.Yuri membacanya dan mendengus.

“Speaking about the devil.Ia tidak bisa keluar karena Yoojin diare.”Yuri menunjukkan isi pesan singkat Sooyoung kepada Yoona.

Yoona terkekeh.”Aku jadi teringat ketika Jongin dan Taemin diare secara bersamaan.Keduanya sangat rewel dan aku hampir putus asa karenanya.”

Yuri ikut tertawa.”Dan itu semua karena Donghae, bukan begitu?”

“Benar.Bagaimana bisa dia tidak membaca tanggal kadaluarsa di kemasan yogurt itu?”Yoona menggelengkan kepala tidak habis pikir.Ingatan itu masih jelas terekam di pikirannya ketika Donghae dengan takut-takut menjelaskan mengapa Jongin dan Taemin bisa terkena diare.Yoona tidak tahu harus marah atau mencium Donghae karena ekspresi yang dipasang suaminya itu.

“Bahkan ayah yang sempurna pun masih bisa berbuat salah.”

Yoona tersenyum merenung mendengar perkataan Yuri barusan.Jongin dan Taemin memang memiliki sindrom father-complex, mereka menganggap Donghae adalah manusia paling sempurna dan menaruh kekaguman sangat tinggi terhadapnya.Yoona tentu saja tidak keberatan.Di matanya, Donghae memang seorang suami dan ayah yang sempurna.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi jika aku tidak menyatakan perasaanku pada Donghae-oppa waktu itu.”

Yuri ikut merenung.”Donghae mungkin masih menunggumu dan sampai sekarang bisa saja kalian berdua masih single.”

“Yah!Kau pikir tidak ada lelaki yang mau denganku?” protes Yoona.Ia kemudian mengedarkan pandangannya dan berhenti di seorang siswa SMA yang berkali-kali mencuri pandang ke arahnya. “Lihat siswa SMA itu.He’s checking me out.”

Yuri memutar bola matanya.”Dia masih sekolah, Yoong.Lagipula tidak semua pria tertarik padamu. Ingat, Kwon Yuri was the well-known hottie.”

Yoona mendengus melihat kesembongan kakaknya. Dasar Yuri, sudah menikah masih saja seperti itu.

“Aunty Yoona,” tiba-tiba Jeno memanggil. Yoona dan Yuri lantas menghentikan obrolan mereka.

“Ya, Jeno?” tanya Yoona sabar.

“Bolehkah Jongin-hyung dan Taemin-hyung menginap di rumah Jeno?Jeno ingin menunjukkan kereta mainan Jeno yang baru.”

Yoona menatap kedua anaknya yang melempar pandangan memelas ke arahnya.”Kalian ingin menginap di rumah Jeno?” tanyanya.

“Ya, Mommy!” jawab si kembar serempak.Yoona dan Yuri terkekeh. “Baiklah, nanti Mommyakan mengantar kalian ke sana.”

“Yes!!!” tiga anak kecil itu bersorak bersamaan. Pemandangan yang begitu menggemaskan.

Tiba-tiba ponsel Yoona berdering.Ia mengambil ponsel di tasnya dan mengerutkan kening ketika melihat nama Donghae berkedip-kedip di layar.

“Ada apa, Oppa?”

“Yoong…” Yoona makin mengerutkan kening mendengar nada panik di suara Donghae.Yuri yang sedang menyuapi anaknya pun mendadak berhenti dan mendengarkan.

“Ya, Oppa?”

“Donghwa-hyung, Yoona.Donghwa-hyung.”

Yoona menegakkan duduknya .This doesn’t sound good. Ia memiliki firasat buruk tentang ini. “Ada apa dengannya?”

Donghae terdengar susah payah menenangkan diri. Yoona menunggu hingga suaminya mau bercerita. “Dia… Dia mencoba bunuh diri.Sekarang di rumah sakit.Aku harus ke Busan sekarang.Tidak.Kita berdua harus ke Busan sekarang.Aku tidak bisa menghadapi ini sendiri.”

Yoona menutup mulutnya yang terbuka, syok mendengar berita itu.Setelah memberikan kata-kata menenangkan agar Donghae tidak panik dan menyuruhnya untuk segera pulang dan bersiap, Yoona pun menutup teleponnya. Ada pancaran ketakutan di matanya ketika ia menatap Yuri dan menceritakan semuanya.

“Unnie, bisakah kau menjaga Jongin dan Taemin untuk malam ini?Kami berdua benar-benar harus ke sana.”

Mendeteksi nada panik di suara adiknya, Yuri mengangguk cepat.Ia segera membereskan barang-barangnya, membayar semua makanan, dan beranjak dari cafe itu. Jongin dan Taemin hanya bisa mengikuti ibunya dengan bingung.

Di mobil, Yoona menatap mata kedua anaknya dengan serius. “Taemin, Jongin, dengarkan Mommy. Mommy dan Daddy harus ke rumah nenek kalian di Busan sekarang.Uncle Donghwa membutuhkan kami.Untuk malam ini, kalian menginap di rumah Jeno.Mommy akan menata pakaian dan perlengkapan kalian. Kalian bersedia, bukan?”

Melihat keseriusan di mata ibunya, Taemin dan Jongin mengangguk tanpa berpikir dua kali.Yoona mengelus kepala keduanya dengan lembut.”Jadilah anak yang baik.Jangan merepotkan Aunty Yuri dan Uncle Yunho, bermainlah dengan rukun dengan Jeno dan Soojung-noona.Kalian mengerti?”

Lagi-lagi si kembar mengangguk.Yoona mendesah panjang, mendadak merasa lemas.Ia ingin menangis, tetapi ia tidak ingin melakukannya di depan kedua putranya.

“Mommy?” suara kecil Taemin berbisik.

“Ya, Sayang?”

“Aku ingin melihat Mommy tersenyum.”

Yoona semakin tidak bisa menahan air matanya. Bening-bening kristal sudan menggenangi pelupuk mata, membuat pandangannya kabur. Apa yang dikatakan Taemin barusan sangat mengguncangnya.

“Tentu, Mommy akan tersenyum.”Sekuat tenaga, Yoona memasang senyum palsu termanisnya.Jongin dan Taemin yang masih terlalu kecil untuk mengerti tersenyum puas melihat senyum di wajah ibu mereka.

Sesampainya di rumah, Donghae sudah bersiap-siap. Pakaian kantornya sudah ia ganti dengan sepasang jeans dan kaus polo. Begitu melihat ayah mereka, Jongin dan Taemin langsung berlari dan melompat ke pangkuannya.Donghae hanya terkekeh, sekuat tenaga menutupi kesedihan yang menguasainya.

Yoona berganti pakaian, menata barang-barang yang akan dibawa, sebelum menata perlengkapan kedua putranya untuk malam ini dan besok pagi. Keluarga Yuri sudah menunggu di ruang tamu. Yoona berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Yuri, bersyukur ia tidak harus mengantar si kembar ke rumah Yuri di saat ia dan Donghae harus mengejar penerbangan tercepat ke Busan.

Ketika semuanya sudah siap, Donghae berpamitan kepada kedua anaknya.Ia memeluk mereka erat dan lama, membuat Yoona harus mengalihkan pandangannya agar tidak terhanyut dalam suasana ini. Ini memang pertama kali mereka meninggalkan Jongin dan Taemin, Yoona dan Donghae sama-sama mengerti betapa berat ini semua bagi masing-masing.

Yuri memeluk erat adiknya, membelai punggungnya dengan gerakan menenangkan.”Kuharap semuanya baik-baik saja.”

Yoona mengangguk, berterima kasih.”Aku titip mereka berdua, alright?”

Setelah saling berpamitan, Donghae dan Yoona langsung naik ke mobil mereka.Jongin dan Taemin melambaikan tangan ke arah kedua orang tua mereka sebelum SUV itu melaju meninggalkan halaman rumah keluarga Lee.

Donghae dan Yoona beruntung bisa mendapatkan tiket pesawat ke Busan. Walaupun harus menunggu 3 jam, itu masih lebih baik daripada tidak pergi sama sekali. Sepanjang perjalanan, tidak ada satu katapun yang keluar dari bibir Donghae.Ia hanya menggenggam erat tangan Yoona, mencari ketenangan untuk dirinya sendiri.

Yoona sudah lama tahu bahwa Donghae sangat menyayangi kakaknya. Walaupun usia mereka terpisah cukup jauh, 6 tahun, hal itu tidak menghalangi Donghae dan Donghwa untuk dekat layaknya sahabat. Jadi, tidak mengherankan jika Donghae terlihat begitu khawatir mendengar kabar itu. Yoona pasti akan melakukan hal yang sama jika Yuri mengalami apa yang dialami Donghwa.

Tidak lama kemudian, pesawat mereka mendarat di Busan.Karena tidak membawa terlalu banyak barang, Donghae dan Yoona langsung bisa keluar dari bandara dan memanggil taksi menuju ke rumah sakit.

Hal pertama yang dilakukan Donghae begitu sampai di rumah sakit adalah memeluk ibunya yang terlihat lelah dengan bekas air mata di wajahnya. Ibu dan anak itu berpelukan cukup lama, berbicara dari hati ke hati.

“Kalian meninggalkan Jongin dan Taemin di rumah?” tanya ayah Donghae yang tidak terlihat lebih baik.

“Kami menitipkannya pada Yuri-unnie,” jawab Yoona.”Bagaimana dengan Donghwa-oppa?”

Ibu Donghae mendesah.”Ia sudah stabil sekarang. Kata dokter, ia hampir tidak bisa diselamatkan karena kehilangan terlalu banyak darah. Jika kita terlambat sebentar saja, Donghwa tidak akan selamat.”

Donghae mendengarkan dalam diam. Yoona mendekat, mengusap lengannya perlahan.”Kau ingin masuk sekarang?” bisik Yoona lirih.

Yoona bisa melihat bagaimana Donghae berusaha terlihat kuat di depan semua orang. Ketika ia keluar dari kamar rawat Donghwa, ia berusaha sekuat tenaga untuk menahan tangis. Yoona hanya bisa menatap Donghae dengan sedih.Melihat Donghae berusaha terlihat kuat adalah hal yanb paling dibencinya.Ingin sekali Yoona mengambil semua kesedihan Donghae. Biarkan ia yang terluka, asal Donghae tidak harus merasakan ini semua.

Namun, malam harinya, ketika kedua orang tua Donghae sudah pulang dan hanya ada mereka berdua yang menunggui Donghwa, Donghae tidak mampu lagi menahannya.Ia langsung memeluk Yoona yang baru saja keluar dari kamar mandi, memeluknya erat dan menenggelamkan wajahnya di bahu istrinya. Yoona membelai belakang kepala Donghae dengan lembut, membisikkan kata-kata yang bisa menenangkan.

“Aku tidak bisa membayangkan berdiri di sini tanpamu, Yoong.”Ucapan Donghae teredam di bahu Yoona.

“Yang terpenting sekarang, Donghwa-oppa sudah selamat.Semuanya sudah terlewati,” bisik Yoona di telinga Donghae.

Donghae menarik diri untuk menatap Yoona.Ia mendekatkan wajahnya, lalu menghapus jarak di antara mereka. Ciuman Donghae begitu intens, dan Yoona bisa merasakan kesedihan yang Donghae coba sampaikan lewat ciuman itu.Setiap pagutan bibir Donghae di bibirnya seakan-akan menegaskan betapa Donghae sangat membutuhkannya.

Setelah melepaskan ciuman itu, Yoona mengajak Donghae ke sofa untuk beristirahat.Sofa itu memang terlalu sempit untuk dua orang dewasa, tapi mereka tidak peduli.Mereka berbaring di sofa itu dengan posisi berpelukan.

“Yoong, kurasa aku harus di sini selama beberapa hari ke depan.” Ketika tidak ada tanggapan dari Yoona, Donghae melanjutkan, “Eomma masih sangat membutuhkanku di sini.Begitu pula dengan Donghwa-hyung.”

Yoona berusaha mengubur dalam-dalam kekecewaan yang tiba-tiba muncul.Ini bukan waktunya untuk merasa kecewa, Yoong, katanya pada diri sendiri.”Aku akan kembali ke Seoul besok pagi.Aku tidak bisa meninggalkan Jongin dan Taemin terlalu lama.”

Donghae mendesah mendengar nama kedua anaknya. Ia tidak bisa menutupi rasa bersalah yang hinggap karena harus meninggalkan mereka selama beberapa hari. “Tolong sampaikan permintaan maafku ke mereka.Begitu semua kembali normal, aku akan langsung pulang dan mengajak mereka bermain seharian penuh.”

Yoona tersenyum kecil.”Jongin dan Taemin adalah anak yang cerdas.Mereka pasti bisa mengerti.Kau akan menelepon mereka setiap hari, kan?”

“Tentu saja,” jawab Donghae tanpa berpikir dua kali.

“Mereka akan merindukanmu.”

“Me too.Dan aku juga akan merindukanmu.”Donghae menatap Yoona sendu. Berjauhan dengan Yoona adalah salah satu hal yang paling ia hindari semenjak mereka menikah. Dan sekarang, berpisah beberapa hari pun terasa berat, walaupun jarak di antara mereka tidak terlalu jauh.

“Yakinkan aku kalau kau akan baik-baik saja di sini.”Menyaksikan suaminya tumbang di hadapannya membuat Yoona khawatir.

Bibir Donghae mengulum senyum, senyuman pertama sejak sore tadi.”Aku akan baik-baik saja.Aku harus kuat untuk mereka.”

Yoona mengeratkan pelukannya pada tubuh Donghae.”Telepon aku jika kau membutuhkan sesuatu.”

“Bagaimana kalau aku membutuhkan pelukanmu?Kau akan langsung terbang ke sini?”Donghae menyeringai.

Yoona membalas seringaian itu.Ide jahil muncul di kepalanya.”Tidak, aku akan meminta tolong Eomonim untuk membelikanmu guling baru.”

Donghae tergelak.“You’re the best, Yoong.”

Yoona mengangkat bahu, berlagak tidak peduli.”Aku tahu.”

“Inilah mengapa aku menikahimu,” gumam Donghae.Bibir Yoona mencebik.

“Mungkin maksudmu kau menikahiku karena aku adalah satu-satunya wanita yang berhasil mematahkan egomu.”

Lagi-lagi Donghae tertawa.Yoona diam-diam merasa lega Donghae sudah terlihat lebih baik.

“Baiklah, baiklah.I’m head over heels for you, Kwon Yoona. Kau adalah segalanya untukku,” Donghae menyurukkan kepalanya di leher Yoona dan mengecupnya ringan.

“Bagus, karena aku akan membunuhmu jika tidak,” ancam Yoona.Untuk ketiga kalinya malam itu, Donghae dibuat tertawa oleh Yoona. Hanya Yoona yang bisa membuatnya seperti ini, merasa jauh lebih baik dan seakan-akan lupa akan kesedihannya.

to be continued….

*****

Harusnya sih udah mulai kebaca konfliknya. Hayo, kira-kira apa konfliknya? Main tebak-tebakan yuk! :p

Makasih banget buat yang kemarin udah baca, udah komen, dan kasih masukan.Ternyata banyak ya yang masih pengen tahu kelanjutan kisah Donghae dan Yoona di sini. Ohiya, ada beberapa pertanyaan nih kemarin. Aku jawab di sini aja ya.

  1. Kenapa Yoonhae tiba-tiba udah punya anak aja? Kenapa gak diceritain dari mereka nikah?

Well, simply karena aku udah gak sabar liat Donghae jadi ayah dan Yoona jadi ibu. Bayangin deh, Donghae bakal hot banget pasti jadi ayah.Dia bakal tambah macho, lebih keliatan laki, lebih bikin melting karena perlakuan lembutnya terhadap anak-anaknya. (fangirling mode: on) Dan Yoona pasti anggun banget jadi ibu. Duh my Yoonhae feels :”

  1. Kenapa nama anaknya Jongin dan Taemin?

Hmm. Pertama karena aku pengen semua tokoh di sini, termasuk anak-anak, pake nama artis-artis SM (kecuali Yoojin). Selain itu, aku pernah baca ff di Asianfanfic couple-nya Luyoon, mereka punya anak kembar namanya Jongin dan Taemin dan anak-anak mereka sangat lucu menggemaskan bikin pengen gigit pipinya. Semoga gak keberatan dengan pemilihan nama ini ya J

  1. Chapter 1 masih adem ayem aja, belum ada konfliknya?

Bukannya chapter awal biasanya gitu?Kalo langsung aku keluarin konfliknya nanti ditimpuk, lagi L Aku pakenya alur maju, jadi ada tahapannya, pelan-pelan, gak langsung konflik.Sekarang lebih baik kita manjakan diri aja dengan ke-sosweetan Yoonhae dan anak-anaknya yang menggemaskan.Konfliknya bakal keluar, nanti, di saat yang tepat. Sabar ya guys J

Let me know what you think ya. Yuk kritik dan saran masih ditunggu J

Love,

Hime Lee

78 thoughts on “The Promise (Chapter 2)

  1. aww keluarganya yoonhae bener2 harmonis sampek gaisa kebayang harmonisnya gimana hehehehe…
    sebenernya lebih suka gadak konflik sih thor hehehehehe cuma kalo konfliknya muncul tiba2 gak keren banget hehehehe tapi kalo kelamaan juga bisa2 bosen hehehehehe…
    ditunggu next chapternya bener penasaran gimana jadinya konfliknya..

  2. Thor bisa kah konflik ny yg ringan2 saja,jgn yg berat2.sakit hati thor bca ny!!hehe
    ditunggu klnjtn ny..

  3. ahhh yoonhae.a so sweet bgt…. q suka karakter mrka dsini,,, wahh konflik.a mulai krasa nih… smga mrk bisa melwatinya….. dtggu next part.a thor fighting 🙂

  4. Konfliknya apaan sih?? Qok aq Bloom bsa nebak yachhhhh…. Mungkin aq nya aj yg lemottt
    Huhuhuuu… Tpi keren qokkj,, emang aura keibuannya Yoona diet bgtzz? Si donghae juga bsa jadi figur ayah yg TOP

  5. makin penasaran ma konflik yg akan terjadi di ff ini moga gax bkin yoonhae berpisah … cepetan di lanjut thor

  6. Thor sorry baru bisa komen di chapter 2 ini…bener2 maaf banget^_^
    Yoonhae nya sweet banget lah,,momment mereka nya dapet^_^
    Oh iya thor aku ngga ahli dalam tebak menebak,,jadi aku ngga tau konflik yoonhae itu tentang apa…
    Dan aku suka banget ff ini,,karena yoonhae nya punya 2 anak kembar yg cute banget…
    Dan aku setju anak mereka Taemin & Jongin karena emang muka mereka mirip banget…
    And thanks utk ff ini
    Next nya lebih bagus
    Love you and Fighting

  7. Keluarga yoonhae emang keluarga impian, pngen bgt pny kluarga seharmonis ini

    Konfliknya apa?
    Apa donghae bakal lbh mmentingkan donghwa, smpe lupa sama yoona dan anak mereka?
    Apa dy bakal lupa bwt ngasih kabar ke mereka?
    Ah,gatau ah, ga pandai nebak mah aku -_-
    Tp, smg aja la konfliknya ga berat,

    Cepat dilanjut yaa ^^

  8. Aduh konflik nya mwu dmlai y?tkut jga aq bca nya.kyak nya ada org ktga.jgn trlalu nysek y thor knflik nya

  9. udah mulai bisa nebak konfliknya, dan aku harap konfliknya gak terlalu berbelit belit thor jadinya gk terlalu panjang” part nya 😀 walaupun udh punya 2 anak tp tetep so sweet. next chapter ditunggu 🙂

  10. Plisss konfliknya jgn berat” thor 😦 ga tega klo liat mrka 😦 pdhl udh adem ayem aj keluarganya 😦 d tunggu lanjutannya thor
    Gomawo

  11. Duhh sosweet banget mereka, gakuat liatnya bunuh aku dirawa rawa coba/?wkwk tapi plis konfliknya jangan beratberat hehe next thor!><

  12. Uri yoonhae memang paling so sweet . . .
    Ntah kenapa aq takut baca chapter berikutnya, apa sih konfliknya jangan sampai ada orang ketiga . . .
    Tp aq penasaran sama klanjutannya jadi next aja deh, jangan lama”

  13. Yaaa ampun haeee rapuh bnget tanpa yoona ….. gaa kbyang .. ak blum bisa baca nih konfliknya dmna … 😯 smogaa gaa bkalan ad orng ktiga dsaat yoona samaa haee tepisahh …

  14. Kok jd deg2an mau baca part selanjutnya,, apa yaa kira2 konfliknya?? Gag berhub sm perempuan lain kaaan??
    Klo aku tebak siii bakal ada hub.nya sm donghwa,apa nnti donghae lbh mentingin kakaknya itu drpd keluarga kecilnya??
    Next

  15. Si kembar yg lucu & mnggemaskan itu pengrtian bgt dgn sik0n yg d alami 0rang tua mereka,.
    Y00nhae.a r0mantis sekali, Q jg gk bisa ngebayangin kalau Y00na gk ada d sisi D0nghae, saat D0nghae trpuruk sama keadaan D0nghwa,.
    K0nflik.a jangan trlalu berat y Chingu.,,

Komentarmu?