My Hubby Is (Not) Your! (Chapter 7)

10865251_1581463632084745_866371861_a_副本

picture by Lee Minda https://www.facebook.com/yoonaiden.pyrotechnics

Author: Ester Lee / Alisya Lee

Judul: My Hubby Is Not Your!

Length: Chapters

Cast: Yoona and Donghae

Other Cast: Yuri, Siwon, Jessica, Eunhyuk, Kim Jaekyung

Genre: Romance

Readers, long time no See. kekeke. Sorry for not updated. my schedule crowded hhffiuuhh…and thank so so so Much for the pray for my Proposal thank you. sorry only updating one of my story pleas wait for another mine.dont forget to give my vitamin, right? ‘your comment’

thanks and enjoy 🙂

Synopsis:

Bukankah kesalahan selalu menyebabkan penyesalan? apa kehidupan lain didalam dirinya juga termasuk salah satunya? Tapi Yoona tak pernah menyesali kehadirnaya. sudah pasti bukan kesalahan, lalu apakah Donghae juga berpikir sama denganya? atau laki-laki itu hanya berusaha keras menerima semua ini? akankah Donghae mampu bertahan? atau Justru Yoona lah yang pada akhirnya akan melepaskan semuanya?

FLASHBACK

Yoona ‘s POV

Oktober 2008,

Benarkah setiap wanita terlahir dengan cantik? Dengan pesona masing-masing, indah dengan caranya sendiri? Benarkah seperti itu?

Lalu bisakah setiap orang melihatnya? Tidak-tidak bisakah seorang saja melihatnya, seseorang yang membuat jantungmu berdebar tak beraturan,  seseorang yang tidak pernah gagal membuat bibirmu tersenyum tanpa alasan yang jelas? Bisakah?

Laki-laki itu masih sama, masih Lee Donghae masa kecilku, masih seorang Oppa yang selalu berada disisiku sejak malam itu, sejak Ia berlari penuh semangat sambil menggumamkan perkataan cinta yang sayangnya bukan untukku -chapter1-.

“saranghae Im Yoona”

Aku bisa merasakan seberapa kebahagian tiba-tiba memenuhi seluruh dadaku, kaki-kakiku seakan tak lagi berpijak pada tanah, melayang ya aku melambung sangat tinggi merasakan kebahagiaan yang membuatku nyaris menjerit tak percaya.

“dia mengatakan saranghae padaku Yoona….Jaekyung Noonna mengatakanya”

Pada detik berikutnya, tubuhku terbanting keras, langit langsung menolakku dan menghempaskanku kembali pada tanah. Rasa sakit didadaku, mencekik membekukan seluruh tubuhku.

Sial!

Aku masih mengingat jelas kalimat TERKUTUK itu, kedua mata sendunya seolah memancarkan kedamaian saat bibir tipisnya berkata dengan penuh kebahagiaan memberi rasa menyakitkan begitu hebat didadaku. Menusuk dan melumpuhkan detakan disana. Ya aku mati selama beberapa detik, tak bernapas, tanpa detak jantung dan bahkan otakku membatu tanpa bisa melakukan apapun.

Jawabanya adalah tidak, laki-laki itu tak pernah melihat keindahan yang kumilki karena Ia sudah lebih dulu jatuh pada keindahan lain yang memikat hatinya.

“Yoong, kau tak perlu khawatir..aku tidak akan membiarkan siapapun mem-bullymu”suara Donghae Oppa terdengar, dan aku memaksakan diri untuk tersenyum menatapnya dari balik kursi kemudi.

“katakan padaku, siapapun yang menyiksamu dan aku akan memberinya pelajaran”

Suaranya terdengar lagi, kali ini lebih tegas dari sebelumnya. Jika kukatakan orang yang menyiksaku paling hebat adalah dirimu maka apa yang akan kau lakukan Oppa?. Ya! tidak ada yang lebih menyakitkan dibandingkan dengan duduk di jok belakang mobil sementara orang yang kau cintai duduk  didepanmu bersama orang lain, saling menautkan tangan dan bersenda gurau dengan wanita lain yang menjadi tambatan hatinya.

“tenanglah Donghae, mereka tau Yoona dongsaeng-mu….”

Benar, wanita disampingnya benar,  semua tau bahwa aku adalah Dongsaengnya. Ya bahwa Lee Donghae hanya menganggap seorang Im Yoona tak lebih dari itu. Dan kenyataan bahwa wanita bernama Jaekyung yang menggenggam tanganya sekarang lah satu-satunya wanita yang memenangkan hati seorang Lee Donghae.

“lagi pula, ini hari pertamanya, kau tidak bisa mencegah Yoona atau membuatnya tidak mengikuti masa orientasi. kau tau setiap mahasiswa baru membutuhkan itu dan itu suatu syarat yang harus dipenuhi. Tak perlu sekhawatir itu…”nada ketus wanita itu seolah berdengung ditelingaku, Ia melirikku dijok belakang dengan tatapan sebal.

Jaekyung Eonni, tidak hanya Jaekyung. Kekasihnya tidak pernah sudi mendengarku memanggilnya dengan sebutan itu.

‘Hey! Kau dan aku tak sedekat itu’

Itulah kalimat penolakan keras saat pertama kali aku memanggilnya Eonni. Dan aku tak pernah lagi memanggilnya tidak dengan menyebut namanya. Aku muak! Tentu saja aku membencinya, tapi kenyataan bahwa aku telah kalah membuatku tak bisa melakukan apapun. Meskipun Jaekyung aalah satu-satunya alasan yang membuat Donghae Oppa menganggapku ada, alasana yang membuat Donghae Oppa merubah sikapnya padaku sejak kalimat terkutuk itu ia ucapkan tetap saja aku tidak ingin berpikir seperti itu. Karena wanita itulah yang juga menjadi satu-satunya alasan Im Yoona kehilangan Lee Donghae kecilnya.

End of Yoona’s POV

April 2013,

“Yoong…tunggu!”Donghae mencekal pergelangan tangan Yoona, membuat pemilik mata rusa itu berhenti melangkah. Membiarkan hawa dingin merasuki sweater tipis yang dikenakanya.

“Yoong kenapa kau tak menungguku,,,sudah kukatakan aku hanya mengantar Jaekyung pulang dan aku akan menjemputmu. ini tengah malam–”

“aku lelah Oppa…”potong Yoona tanpa memandang wajah Donghae, Ia menarik tanganya berusaha melepaskan cengkeraman laki-laki itu. Adegan ciuman Donghae-Jaekyung yang disaksikanya disalah satu lorong kampus menyulut amarah gadis bermarga Im itu, memberi rasa sesak yang sangat didadanya dan membuat Yoona benar-benar lelah. Setelah itu yang Yoona lakukan adalah menyeret kaki-kakinya pergi tanpa mempedulikan perkataan Donghae yang memintanya untuk menunggu, tak peduli dengan malam yang telah larut atau bahaya apapun yang mungkin menghadangnya. Sayangnya Donghae meberhasil menemukanya ditepi jalan sebelum Yoona benar-benar sampai dirumah laki-laki itu.

“setidaknya beri tau kau pulang sendiri, kau membuatku khawatir” Donghae mempererat cengkeraman tanganya tak memperdulikan Yoona yang meringis kesakitan.

“Oppa lepaskan,,, sudah kukatakan aku lelah”tangan kanan Yoona yang bebas terangkat berusaha melepaskan cengkeraman Donghae tapi tak juga berhasil.

“ada apa denganmu Yoona!” teriak Donghae,

Yoona mendongak, menatap tepat kedua mata Donghae yang menatapnya penuh amarah.

Sesaat kemudian Yoona mendapati dirinya tersenyum getir “ada apa denganku?” tukasnya membalas tatapan Donghae tajam “ada apa denganmu Oppa!”

“nde?”

“ada apa denganmu? Ada apa dengan mengkhawatirkanku?” teriak gadis itu disertai air mata yang mengalir turun,

Donghae membeku, Ia tak pernah tau Yoona akan balas berteriak. Sebenarnya Donghae pun tak mengetahui ada apa dengan dirinya sendiri. Kenapa Ia begitu khawatir ketika tidak menemukan Yoona dikampusnya. Ini tengah malam, sebagai Oppanya Donghae takut sesuatu yang buruk terjadi pada Yoona. Ya Hanya itu.

“Yoona…”lirih Donghae,

“cukup Oppa, kau tak perlu merasa berhutang budi padaku hanya karena malam itu aku menunggumu, hanya karena malam itu aku berbohong pada Appa dan Eommammu. Kau mendapatkan kekasihmu karena dia juga menginginkanmu, aku tak melakukan apapun untuk itu. Jadi jangan bersikap seolah-olah aku adalah alasan kau mendapatkanya” Yoona terisak, Ia diam sesaat menarik napas dalam menahan rasa perih dihatinya dan membiarkan air mata terus membasahi pipi pucatnya. Yoona bukan malaikat, Ia tidak sudi menjadi alasan Donghae dan Jaekyung bersatu, itu menyaitkan!! sangat!!!!!

“tetaplah menjadi Donghae yang tak mempedulikanku, tetaplah menjadi Donghae yang tak pernah menganggapku ada” Yoona berhasil menarik pergelangan tanganya, namun sebelum gadis kurus itu melangkah pergi, Donghae sekali lagi berhasil mencengkram pergelangan tanganya yang lain.

“Yoong,,aku tulus melakukan semuanya” kedua pasang mata Yoona dan Donghae saling bertatapan, seakan-akan Donghae ingin menyampaikan kesungguhan perkataanya, dan yang bisa Yoona lakukan adalah menggigit bibir bawahnya keras dengan mata terpejam rapat.

“aku tidak pernah merasa memiliki hutang budi seperti yang kau katakan, semua itu karena aku sungguh-sungguh menganggapmu sebagai Dongsaeng-ku,,,sungguh Yoona aku tulus melakukan–”

“Jaebal keumanhae…”potong Yoona. Ia berbalik menarik tanganya dan mendorong tubuh Donghae, hingga laki-laki itu mundur beberapa langkah dan terpaksa melepas paksa kontak mata keduanya. Yoona tidak tahan lagi, mata sendu Donghae seolah menusuk tepat dijantungnya, melukainya luar biasa perih disetiap helaan napas yang dihirupnya.

“aku tidak menginginkamu Oppa, kedua orang tuaku sudah pergi dan aku tak menginginkan saudara sepertimu….karena aku..aku” jeda sesaat, Yoona merasa tenggorokkanya tercekat hampir saja Ia mengungkapkan betapa Ia mencintai seseorang yang menganggapnya sebagai dongsaeng-hanya sebagai dongsaeng.

Langit yang seolah enggan mendengarkan perdebatan kedua anak manusia itu akhirnya menumpahkan isinya. Menyadari hujan yang turun sangat deras Donghae  menghampiri Yoona berniat membawa gadis itu masuk kedalam mobilnya. Tapi Yoona menolak, Ia menghempaskan tubuh Donghae meski tenaganya tak lagi cukup untuk membuat laki-laki itu mundur dan malah menyebabkan tubuhnya terjatuh di atas trotoar jalan.

“pergi!” bentak Yoona menundukka wajahnya yang penuh air mata, menyembunyikan segala kesakitanya dari laki-laki itu.

“Yoong dengar…”Donghae berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Yoona yang masih duduk bersimpuh berusaha mendapatkan kembali kontak mata dengan mata rusa itu. Kedua tangan kekarnya menyentuh lembut pundak Yoona yang bergetar. Perasaan aneh itu lagi-lagi muncul, hatinya seolah teremas melihat air mata mengalir dipipi Yoona. Meskipun hujan saat itu sangat deras tetapi Donghae yakin Yoona masih menangis, dan semakin terisak.

“Karago!!!” Yoona menepis kedua tangan Donghae dari pundaknya,

“Yoona,,,apapun kesalahan yang kulakukan, meskipun aku tidak tau apa itu aku minta maaf Yoong. Aku akan melakukan apapun asal kau mau pulang bersamaku. Kumohon Yoona….”

“apapun?” sebelah bibir Yoona tertarik mermehkan perkataan Donghae.

“Bullshit!”Yoona menatap Donghae tajam “bagaimana jika aku memintamu utuk berhenti mencintai Jaekyung Eonni?” gila! Yoona sudah gila. Yoona mendengar otaknya mengumpat, tapi Ia tak peduli, memendam perasaan selama bertahun-tahun membuat gadis itu kehilangan akal sehatnya.

“apa maksudmu Yoong?”tanya Donghae, berusaha mendengarkan suara lirih Yoona diatara deras hujan yang megguyur tubuhnya.

“bagaimana jika aku memintamu untuk meninggalkan Jaekyung Eonni?”ulang Yoona.

Tiga detik berlalu dan Donghae masih mengunci mulutnya, Ia sangat terkejut. Selama ini Donghae tak pernah sedikitpun memikirkan Yoona menyukainya. Selama ini Donghae berpikir Yoona hanya menganggapnya sebagai kakak bukan sebagai sosok tempatnya jatuh hati.

“kau tidak akan bisa Oppa,,”ucap Yoona, suaranya tak lagi meninggi justru terdengar putus asa “aku tau itu, karena itu berhentilah atau aku tidak akan lagi menjadi Dongsaeng yang manis untukmu. Karena aku—aku mencintaimu” Yoona memejamkan rapat kedua mata setelah kalimat pahit itu terlontar begitu mulus dari bibirnya. Gadis itu merasaka ketakutan besar, namun ada kelegaan yang tak bisa Ia jelaskan.

“cukup Yoona! Hetikan omong kosong ini..”bentak Donghae.

Donghae bangkit, Ia berjalan tegas kearah mobilnya lalu meninggalkan Yoona begitu saja diantara hujan deras yang seolah enggan untuk berhenti, meskipun perdebatan pelik anatara kedua anak manusia itu telah berakhir.  Dan semenjak malam itu Donghae tak pernah lagi berbicara padanya. sejak malam itu Donghaenya yang digin telah kembali. Donghae benar-benar tak pernah menganggapnya ada. Singkat kata, Donghae membenci Yoona, ya itulah kesimpulan yang Yoona buat dan selamanya akan Ia yakini.

END OF FLASHBACK

***

“Oh Anyeong Hasseyeo,,Miss Lee”

Yoona mengerutkan kening mendengar suara cempreng Sooyoung menyambutnya saat memasuki ruang kerjanya, dan kerutan itu semakin menjadi-jadi ketika Sooyoung membungkuk kearahnya sambil tersenyum hangat,

“Oh jangan katakan…” Yoona mendecak “Sooyoung-sshi,,,aku masih Yoona yang sama dan aku masih rekan kerjamu, Justru akulah yang harusnya membungkuk padamu, bukankah kau sunbaeku”

“tidak-tidak Yoona-sshi”Sooyoung menggeleng cepat, sebenarnya Ia merasa tidak enak pada wanita dihadapanya. Hey! Ia mencela Presdirnya beberapa hari yang lalu tepat dihadapan Yoona, Istrinya. Astaga!

“aku sungguh minta Maaf untuk semua yang kukatakan”sesalnya,

“eissh….”desis Yoona “bukan masalah besar” Yoona tersenyum lalu mendudukan diri dikursinya. “justru aku merasa bersalah telah berbohong pada kalian selama ini” aku Yoona disertai helaan napas,

“dan Juga aku ingin mengucapkan selamat atas kehamilanmu Yoona-sshi tapi—kenapa kalian memutuskan untuk merahasiakan pernikahan itu?”

Terkutuk! Sooyoung mengumpati mulutnya sendiri. Kenapa bibir tipis itu sama sekali tak bisa berkompromi disaat seperti ini. Tapi Ia sendiri tak bsa memungkiri, betapa dirinya berharap Yoona akan menjawab pertanyaan spontanya itu.

“Keunyang….” sahut Yoona lirih, tatapan matanya menerawang entah kemana.

“oh maafkan mulutku sekali lagi Yoona-sshi….kau tak perlu menjawabnya”

Yoona kembali memaksakan senyum tulusnya melengkung,

“terkadang, hal yang kita inginkan justru sudah menjadi milik orang lain Sooyoung-sshi…..” jawab Yoona pelan, sangat pelan. Namun pendengaran Sooyoung yang bak penciuman rubah itu dapat mendengar dan mencernanya dengan baik mengundang seribu pertanyaan lain yang mempertinggi rasa penasaranya. Tapi kali ini gadis jangkung itu berhasil mengendalikan mulutnya dan hanya senyum penuh arti yang bisa ia sunggingkan sebagai jawaban perkataan rekan kerjanya.

—-

“Yoona-sshi kau tidak makan?”

Tanya Sunye dari kubikelnya-kubikel Sunye dan Yoona saling berhadapan, disamping Yoona adalah kubikel Sooyoung dan disamping Sunye adalah kubikel Ryeeowok berhadapan dengan kubikel Sooyoung- Sementara meja Sunny ketua timnya terletek didekat pintu masuk-

“sebentar lagi”sahut Yoona Ia tersenyum pada Sunye lalu kembali sibuk dengan layar monitor dihadapanya.

“Kau bisa melanjutkanya nanti Yoona-sshi,,,kau pasti lapar”kali ini Ryeeowok ikut berkomentar mengingat ada kehidupan lain bersamanya, “kami bertiga ingin makan bersama, ingin bergabung?” tawarnya,

“Oh—emm—“ Yoona berpikir beberapa saat, “aku memiliki janji dengan seseorang“ sahut Yoona teringat janjinya dengan orang lain.

“maaf tapi sepertinya Ia akan makan bersamaku” suara bernada datar itu membuat kelima pasang mata dalam ruangan menoleh kearah pintu masuk,

“Oh Presdir Lee..”ujar Sunny saat melihat laki-laki bertuxedo hitam berdiri santai diambang pintu dan secara spontat beberapa orang dalam ruangan itu membungkuk hampir bersamaan tak terkecuali Yoona.

“tidak keberatan aku meminjam rekan kerja kalian?” pertanyaan Donghae menimbulkan rona merah dipipi Yoona,

“oh-oh tentu saja presdir Lee”sahut Sooyoung cepat,

“baiklah kami pergi dulu” pamit sunye diikuti Ryeeowok dan Sunny. Sementara Sooyoung masih diam ditempat menatap Yoona dan Donghae bergantian tapi tak sepatah katapun meluncur dari mulutnya.

“Soo Bodoh ayo!!” Ryeewok berbisik ditelinganya lalu menyeret wanita itu keluar. Wanita tinggi itu sungguh tak bisa menahan rasa penasaranya.

‘terkadang, hal yang kita inginkan justru sudah menjadi milik orang lain Sooyoung-sshi’

Dan pernyataan Yoona pagi tadi, semakin memupuk rasa penasaran gadis itu siapa Jaekyung yang malam itu mencium Donghae? Dan apa yang sebenarnya terjadi dibalik pernikahan presdirnya? Semua pertanyaan itu memenuhi otak Sooyoung. Beruntung Ryeeweok berhasil menyeretnya pergi sebelum koneksi mulut dan otaknya terputus. Jika terlambat semenit saja mulut terkutuknya sudah pasti menayakan ini itu pada sepasang suami istri ganjil-menurutnya- itu.

“jadi dengan siapa?” Donghae membuka pembicaraan, saat ini Ia dan Yoona sudah duduk disalah satu ruang VIP restoran langgananya dan Eunhyuk, sahabatnya.

“nde?” Yoona mengerutkan kening tak mengerti,

“kau ada janji makan siang dengan orang lain?”

“ah Battah…”sahut Yoona, Ia baru saja Ingat jika memiliki janji makan siang bersama Jessica, “Mian Oppa,,”Yoona tak langsung menjawab pertanyaan Donghae, wanita itu mengeluarkan ponsel dari tasnya lalu setelah menekan beberapa tombol dilayarnya Ia menempelkan benda itu ketelinga kananya.

“Eonni,,mian,,,aku lupa kita berjanji untuk makan siang bersama..Ah Jinjja kau sudah dalam perjalanan? Mian eonni kalau begitu datanglah kesini..aku akan mengirimkan alamatnya…nde..nde jeongmal mianhae..baiklah hati-hati…”

“Jessica-sshi?”tanya Donghae langsung setelah Yoona mengakhiri panggilan ponselnya,

“nde…Mian Oppa, Oppa tak keberatan Kita makan bertiga?”

“tentu saja tidak, sebentar lagi Hyukjae juga akan datang kurasa..”

“Oh Geurae?”yoona terkekeh pelan “aku seolah bisa meramalkan bagaimana kedua orang itu akan berdebat” gumam Yoona tersenyum geli,

Donghae hanya mengangkat bahu sebagai jawaban,

‘sreeeek’

Pintu kayu ruangan VIP itu bergeser, Donghae dan Yoona menoleh bersamaan kerah pintu dan benar saja kedua manusia itu sepertinya sedang berdebat sekarang.

“alasan!” Jessica mencibir sambil memutar bola matanya, “kau pasti mencari-cari kesempatan, jelas-jelas aku memegang pintu ini lebih dulu dan kau dengan sengaja meletakkan tanganmu diatas tanganku dengan dalih ‘kebetulan’ cih!”

“apa?” Eunhyuk memberengut tak terima “yang benar saja, apa untuknya menyentuh tangan kasarmu itu…lagi pula apa yang kau lakukan disini tempat ini sudah terservasi atas namaku Nona, kau bisa mencari ruangan lain. Atau restoran lain jika perlu”

“tidak akan pernah! Aku datang lebih dulu. apa peduliku reservasi atas namamu atau bukan, sebaiknya kau yang pergi–”

“Jessica Eonni…”

Mendengar seseorang memanggil namanya, Jessica menoleh.

“aku yang mengundangnya Eunhyuk-sshi…”Yoona berkata pada Eunhyuk “dan Jessica Eonni,,memang Eunhyuk-sshilah yang mereservasi ruangan ini”

“OH GOD,,,”umpat Jessica, “jika saja aku tau, aku akan menolak untuk datang kesini”

“kau pikir aku juga senang bertemu denganmu”sahut Eunhyuk merasa tak terima,

“baiklah-baiklah, Jessica-sshi dan Juga kau Lee Hyukjae…kenapa kalian tidak masuk terlebih dulu dan membiarkan kedua Ajjhumma itu menyajikan makanan” Donghae menunjuk dengan dagu kedua wanita paruh baya dibelakang sepasang insan yang sedang berdebat itu. “lalu kalian bisa melanjutkan perdebatan apapunyang belum terselesaikn itu” saran Donghae,

Jessica menghembuskan napas kasar merasa tak memiliki pilihan lain selain menuruti saran suami sahabatnya. Begitupun Eunhyuk, dengan tanpa minat dan dengan hati yang sangat sangat berat Ia terpaksa duduk disamping Jessica tanpa suara sampai seluruh makan tersaji diatas meja yang memisahkanya dengan Donghae dan Yoona.

“silahkan”ujar Donghae “kalian bisa melanjutkan perdebatan itu sementara aku dan Yoona menghabiskan seluruh makanan ini” godanya membuat dengusan kesal keluar begitu saja dari mulut Jessica.

“ini mimpi buruk..buruk! sangat!”

“ini Neraka!” Eunhyuk menjawab dengan penuh penekanan sambil menyumpit sembarangan hidangan apapun diatas meja dan menjejalkan pada mulutnya sendiri dengan kesal.

Yoona tergelak memperhatikan tingkah laku keduanya “kalian Sungguh Lucu”ucap Yoona, ini pertama kalinya Ia merasa hidupnya sempura. Suami yang mencintainya-mungkin- duduk disisinya tersenyum kearahnya, sementara anugerah tuhan dalam perutnya dan juga sahabat karibnya duduk diseberang meja menghadap kearahnya. Sungguh ini adalah moment paling membahagiakan sepanjang kehidupan Yoona.

Tapi sepertinya Tuhan memiliki rencana lain, Yoona tiba-tiba saja merasakan kesempurnaan itu lenyap saat pintu ruangan bergeser dan menampakkan sosok tinggi Jaekyung menatapnya dingin. Yoona melupakan keberadaan wanita itu. Ya dan kesempurnaan itu benar-benar lenyap,

“Astaga dia lagi”seloroh Jessica memutar bola matanya, muak dengan penampakan wajah cantik-tapi menjijikan baginya- kekasih donghae itu.

“diam” Eunhyuk memperingatkan, lalu tersenyum kearah jaekyung “oh jaekyung-sshi, sayang sekali tempat ini sudah penuh”

Perkataan Eunhyuk seolah angin lalu, tak dihiraukan Jaekyung bahkan tak sedikitpun mengalihkan tatapanya dari Donghae. Yoona diam-diam melirik laki-laki diampingnya, kedua mata sendu itu, mata sendu suaminya seolah memancarkan kedamaian saat bersitatap dengan mata besar milik Jaekyung yang pemiliknya saat ini mematung didepan pintu.  Membawa kembali ingatan malam itu. Diam-diam helaan napas pelan terhembus dari bbirnya, bagaimana Ia bisa bahagia dengan perubahan sikap Donghae, sementara disisi lain suaminya itu mungkin menyembunyikan kesakitan saat bersamanya. Ya dari caranya menatap Jaekyung, Yoona seolah merasakan laki-laki itu masih mencintai dan menginginkan kekasihnya. Dan satu kesimpulan jika Donghae selama ini hanya berusa bertanggung jawab atas janin dalam kandunganya, bukan untuk membalas seluruh rasa cintanya bukan karena laki-laki itu merasakan perasaan yang sama denganya.

***

Yoona tersenyum miris, kesempurnaan?

Seharusnya Yoona tak begitu saja menganggap hidupnya sempurna. lihatlah bagaimana suaminya malam ini? Laki-laki itu duduk diruang tengah dengan sekaleng soju ditanganya tanpa penerangan, hanya cahaya remang-remang dari arah dapur membiaskan sedikit cahaya kewajah Donghae. Penampilan suaminya tampak berantakan, Ia duduk diatas karpet, menyandarkan tubuhnya kearah sofa dengan tatapan kosong. Laki-laki itu bahkan tak menyadari Yoona berdiri tak jauh darinya.

“Oppa sudah larut tidakkah Oppa lelah?”

Dengan sedikit keberanian yang dimilikinya, Yoona mendekat berjongkok disamping Donghae mensejajarkan wajah dengannya.

“nde Yoong ini melelahkan…”sahut laki-laki bermarga Lee itu pelan, tapi Yoona mendengarnya. Perkataan laki-laki itu seolah menyiratkan makna lain, lain dari makna kata lelah yang ditanyakanya. Lelah, mungkinkah Donghae mengatakan lelah padanya. lelah pada semua kebohonganya, lelah memungkiri hatinya sendiri.

“kau mabuk Oppa,,”Yoona menghela napas, lalu duduk disamping Donghae menyandarkan punggungnya pada Sofa, menahan rasa mualnya kibat bau alkohol dari napas Donghae “aku tau ini sangat melelahkan” lanjutnya,

Donghae menoleh menatap kedua mata Yoona, sebelum laki-laki itu mengeluarkan suaranya Yoona kembali berkata.

“it’s also too hard for you”

Donghae masih menatap Yoona sementara istrinya itu hanya menatap kosong kesembarang arah sambil menghela napas.

“itulah hidup Yoong,,”lirih Donghae memalingkan wajahnya kelangit-langit ruang tengah yang remang “kau ingat seberapa aku membenci tangisanmu semasa kecil?” tatapan mata Donghae masih menrawang seolah kembali kemasa tanpa beban itu “Sejak saat itu aku selalu berjanji pada diriku tidak akan membuatmu menangis aku benci melihat tangisan gadis cengeng sepertimu. Karena setiap kali kau menangis kedua orang tuaku selalu memberikan apapun yang kau inginkan. karena itulah aku membencimu, aku benci kau mendapatkan seluruh perhatian mereka”

Yoona tersenyum samar, memori indah itu seakan kembali terulang dihadapanya. Ingatan dimana hanya ada dirinya dan Donghae, ingatan tentang bagaimana Donghae kecilnya selalu melakukan apapun untuk menghentikan tangisan Yoona kecil. Masa-masa itu dirinya dan Donghae memang masih dua bocah ingusan, tapi Yoona merasa begitu nyaman, Ia tidak ingat apakah jantungnya berdebara atau tidak saat itu yang jelas Donghae kecil adalah seseorang yang tak pernah gagal memberikan rasa nyaman dibalik sikap acuh tak acuhnya.

“Oppa,,,” susah payah Yoona memanggil nama laki-laki disampingnya itu, Ia merasakan air matanya mulai mengepul dan siap meluncur turun. Donghae tak menghiraukan, alkohol sudah menghilangkan separuh kesadaranya, yang ia inginkan sekarang adalah bicara dan terus bicara.

“aku sangat marah mengetahui kedua orang tuaku membawamu kerumah dan mengatakan kau akan tinggal bersamaku. Tapi kemudian aku mulai membenci diriku sendiri aku merasa sangat kekanakan dengan membencimu, dan aku menyesal karena memperlakukanmu begitu buruk. Mianhae Yoona Mianhae…” Donghae menegguk lagi sisah soju dalam kalengnya. Sementara Yoona tak bisa lagi menahan air matanya, Ia membiarkan cairan bening itu mengalir turun membasahi pipinya sementara kedua tanganya memeluk erat lututnya sendiri.

“aku menyayangimu Yoona sangat…”

Donghae berkata lagi, dan secara spontan Yoona menolehkan kepalanya kearah Donghae.

Kedua pasang mata itu saling bertatapan, “tapi aku mencintainya,,aku mencintainya aku sangat mencintainya Yoona aku membutuhkanya”

Yoona merasakan hatinya tersayat begitu dalam dengan benda sangat tajam hingga menimbulkan rasa perih tak terungkapkan, tak tertahankan, terlebih ketika menyadari setetes air mata jatuh dipipi suaminya. Untuk pertama kalinya Yoona melihat laki-lalki itu menangis, dan air mata itu seakan menjadi tanda seberapa dalam perasaan Donghae seberapa besar rasa cintanya untuk kekasihnya.

“bagaimana jika aku menyuruhmu untuk berhenti mencintainya Oppa?” Yoona mencelos  mendengar pertanyaanya sendiri, lagi-lagi Ia menyeret diri pada pertanyaan yang hanya akan melukai perasaanya.

Donghae tak langsung menjawab, suaminya itu membuang wajah lalu meneguk sojunya lagi.

“maka aku akan berhenti Yoona” Donghae kembali manatap kedua mata Yoona, Yoona dapat merasakan mata sendu milik laki-laki disampingnya mulai meredup meski ada kesungguhan disana.

“aku akan berhenti karena kaulah sebagian duniaku sekarang, pernikahan ini, aku milikmu Yoona”

Entahlah! Yoona tak bisa menjelaskan perasaanya atas jawaban Donghae. Ia meras melambung tinggi namun dalam waktu bersamaan ia juga merasa terhempas jatuh dengan begitu keras. Perlahan kepalanya menggelang, dan bibir tipisnya menyunggingkan senyum pahit sementara kedua matanya masih menatap lekat manik mata Donghae.

“tidak Oppa..pernikahan ini, bukan keinginanmu. Oppa hanya terjebak diantara takdir keji ini bersamaku..bertahanlah sebentar lagi setelah dia lahir aku akan menceraikanmu, kita akan berpisah dan Oppa bisa bersamanya”

Air mata Yoona tak henti-henti menmbanjiri pipinya, bahkan setelah wanita itu menutup mulut dan menguncinya rapat. Laki-laki disampingnya diam, tak ada penolakan atau persetujuan yang terlontar dari bibirnya. Donghae bungkam dan hanya mengunci kedua matanya untuk terus bersitatap dengan mata besar milik Yoona. Keduanya tak pernah tau bayak waktu telah berlalu hingga beberapa detik berikutnya Donghae memutus kontak matanya yang mulai memburam,

“Gumawo” bisik laki-laki itu dengan suara serak, lalu benar-benar kehilagan kesadaranya.

Yoona terisak, tak adala lagi kekuatanya untuk menahan tubuhnya yang bergetar hebat. Perlahan tangisan kecil wanita itu menjadi isakan yang menderu-deru, Yoona menggigit bibir bawahnya kuat sementar kedua tanganya memeluk lututnya sendiri.

***

“jika malam ini kau berubah pikiran temui aku disana…”

Donghae tak bisa mengalihkan kedua matanya dari tatapan Jaekyung, mata besar kekasihnya itu membalas tatapnya lembut, tatapan yang selalu Ia dapatkan ketika wanita itu masih bergelanyut manja dilenganya, tatapan yang belakangan ini tak lagi bisa Ia nikmati. Donghae sudah berusaha keras untuk berpaling tapi sama sekali tak berhasil, lebih lama lagi Ia menatap mata itu maka seluruh tamengnya akan runtuh. Dan tubuhnya akan lepas kendali untuk berlari kearah wanita itu,  memeluknya erat.

“kau tidak bisa memilih, don’t You?” sudut bibir Jaekyung tertarik disertahi desisan meremahkan dan mata besarnya yang menajam. Donghae tak lagi merasakan pancaran cinta dari mata wanitanya melainkan kesakitan, kebencian dan entahlah laki-laki itu tak lagi mengenalinya. Tidak ada lagi tatapan lembut Jaekyung disana, Donghae tak mengenali tatapan itu. Itu bukan jaekyung, bukan wanitanya.

“lupakan…” Jaekyung kembali tersenyum kecut, “aku ingin meminta satu hal lagi darimu. Setidaknya untuk yang terakhir”

Donghae tak menjawab tapi masih dengan setia mendengar kelanjutan perkataan jaekyung,

“berikan ponselmu..”perintah Jaekyung,

Kedua alis laki-laki itu terangkat tapi perlahan tanganya terjulur kesalah satu kantong Tuxedonya, dan megeluarkan benda bernama ponsel dari dalamnya.

“setidaknya biarkan aku menghapus dengan kedua tanganku sendiri menghapus seluruh kenangan itu” Jaekyung menjelaskan karena Donghae hanya terpaku tak menyodorkan ponsel kearahnya “dengan begitu aku masih merasa memiliki harga diri jika suatu saat kita bertemu lagi” lanjutnya.

Donghae menghembuskan napas yang tanpa sadar tertahan. Perkataan Jaekyung berhasil membolak balikan perasaanya. Membuat rasa sakit wainita itu menyusup kedalam hatinya, menggores hatinya, menikam dan meremas jantungnya. Dan Lagi-Lagi Donghae merasakan tamengnya nyaris runtuh, satu hentakan kecil saja maka Ia akan benar-benar berlari kearah Jaekyung, meraup bibir ranum wanita itu.

Tapi kemudian bayangan Yoona berkelebat, kembali mempertebal tamengnya. Tidak! Donghae tak boleh mundur, Ia sudah melangkah terlalu jauh dan sudah memberi harapan sangat besar pada Yoona. kemudian entah dengan kekuatan dari mana, Donghae merasa sangat yakin ketika tangan kananya terjulur kearah Jaekyung menyodorkan ponsel miliknya. Wanita Itu tersenyum pahit lalu meraih ponselnya.

“semoga tak pernah ada penyesalan…”Ponsel Donghae sudah berpindah ketangan wanita itu.

Benar? Ini adalah benar dan seharusnya Ia lakukan? Ini lah rasa sakit yang harus diterimanya. Tuhan mungkin sudah terlalu marah padanya, selama ini tanpa Donghae ketahui terus meggoreskan luka dihati Yoona. Dengan tanpa berdosa Ia memeluk dan mencium Jaekyung dihadapan Yoona, tanpa pernah mencoba mengerti bagaimana perasaan wanita itu.

“aku sudah tidak memiliki apapun untuk kukatakan padamu, semua benda dalam kotak itu” Jaekyung menunjuk kotak coklat berukuran sedang diatas meja kerja Donghae, “kembali menjadi milikmu, aku tidak ingin mengingatmu kelak” suara serak jaekyung semakin bergetar, dan dengan tangan yang juga bergetar Ia mengembalikan ponsel Donghae.

“maaf..”

Jaekyung menahan langkahnya, suara sangat pelan dari Donghae membuat kaki-kakinya membeku tanpa diperintah. Ia membalik badan tapi Donghae tak melihat kearahnya, laki-laki itu memalingkan wajah menyembunyikan kedua mata sendunya yang berkaca-kaca.

“kau akan mendapatkan yang lebih darimu Hae”

Kalimat pedek dan sederhana itu mencekik Donghae,  tidak-tidak tidak ada orang lain yang lebih baik dari dirinya untuk berdiri disamping Jaekyung. Hanya Donghae hanya dirinya yang bisa melunakkan kekeras kepalaan wanita itu, hanya Donghae yang bisa membuat wanita yang lebih tua darinya itu merengek layaknya anak kecil, ya laki-laki itu hanya dirinya.

“temui aku malam ini Donghae, kau masih menginginkanku. Bersumpahlah demi Tuhan kau akan berubah pikiran” air mata mulai berjatuhan dipipi Jaekyung, Ia sungguh berharap Donghae berlari kearahnya sekarang memeluknya dan semua ini akan berakhir dengan mudah.

Tapi Donghae tak bergerak, laki-laki itu hanya diam terpaku ditempatnya berdiri. Hanya kedua mata sendu tak berdaya laki-laki itu yang menatap matanya lembut. Hal itu membuat Jaekyung mulai membenci semuanya, membenci kenyataan bahwa Ia sudah kehilangan Donghae seutuhnya.

“tidak Jae, tidak meskipun aku menginginkanmu aku tidak bisa” mata Donghae memerah, Ia tak peduli lagi ini adalah kantor. Jam kerja kantornya sudah berakhir persetan dengan semua karyawanya yang masih tersisah disana.

“ini pilihanmu, ingatlah kau yang membuat ini menjadi sulit Lee Donghae!” Jakyung setengah memekik, Ia berjalan penuh amarah kearah pintu namun sebelum tubuhnya berhasil melewati pintu kayu itu Ia berbalik kearah Donghae.

“tapi kurasa” ucap Jaekyung dingin, sorot matanya berubah tajam “meskipun kau tidak berubah pikiran kau akan tetap ketempat itu…”

***

“Donghae?”

Wanita paruh baya yang baru saja membuka pintu besar dengan ukiran mewah nan megah itu mengerutkan kening melihat sosok anak tunggalnya berdiri didepan pintu.

“apa yang kau lakukan disini sayang?” wanita itu bertanya lagi,  kali ini giliran Donghae yang mengerutkan keningnya,

“menjemput Yoona”sahutnya,

“Yoona” ulang Eommanya tak percaya, “Yoona baru saja pergi bersama orang suruhanmu. Yoona mengatakan kalian akan makan malam bersama, apa yang terjadi kalian bertengkar?”

“makan malam?” Donghae menambah kerutan didahinya “orang suruhan? Aku tidak mengerti yang eomma katakan”

“Istrimu baru saja pergi setelah menerima pesan singkat darimu. Dan seseorang menggunakan sedan hitam menjemputnya” Eomma Donghae menjelaskan dengan nada panik. Jika Donghae tidak tau-menau tentang makan malam dan seseorang yang menjemput Yoona, lalu?

“tidak mungkin” Donghae bergumam pelan, Ia yakin tidak mengirim pesan apapun kepada Yoona. Dan tidak ada percakapan yang terjadi setelah Yoona menelponya dan mengatakan sedang dirumah besar,

Tunggu!

‘meskipun kau tidak berubah pikiran kau akan tetap ketempat itu’

Seketika kalimat terakhir Jaekyung berputar diotaknya. Itu adalah ancaman, Donghae merasa tiba-tiba tak bisa bernapas. Dan mimpi buruknya malam itu kembali mencuat, memberikan rasa panik luar biasa dihatinya. Bagaimana jika mimpinya benar? Bagaimana Jika Jaekyung benar-benar membunuh Yoona tepat dihadapan mata dan kepalanya?

“Donghae-yah…”panggilan gelisah Eommanya menyentakkan Donghae kedunia nyata,

“eo-eomma ini salah paham, aku akan segera kembali”

Dan tanpa menunggu jawaban wanita yang berdiri resah diambang pintu, Donghae berlari kearah mobilnya. Dalam hitungan detik mobil hitam miliknya sudah melesat dengan kecepatan yang bahkan tak bisa Donghae bayangkan. ‘tempat itu’ ya Donghae harus cepat sampai disana,

“selamat datang Yoona”

Yoona menggenggam gaunya sendiri mendengar nada dingin dari wanita dihaapanya tepat ketika Yoona sepenuhnya masuk dalam aparteman yang hanya diterangi cahaya remang tapi juga tak teralalu gelap itu.

“senang bertemu denganmu” Jaekyung berkata lagi, membuat bulu kuduknya meremang. Wanita itu duduk disalah satu Sofa ruang tamu, dengan satu lilin dimeja pendek dihadapanya dan kedua mata besarnya menatap Yoona tajam membuat kesan horor terpancar hebat dari wajah cantiknya.

“Jae-Jaekyung-sshi….” Yoona berusaha tenang, Ia tidak ingin wanita itu tau dirinya ketakutan. Dimana Donghae? Dimana makan malam yang laki-laki itu janjikan.

“aku tebak, kau sangat senang dengan rencana makan malam ini” Jaekyung bangkit dari duduknya, menghampiri Yoona “ikutlah denganku Donghae menunggumu diatas”

Yoona tidak mengerti ekspresi apa yang saat ini tergambar diwajahnya, Donghae bersama wanita ini? Dan apa sebenarnya tujuan dari makan malam ini? Donghae ingin memperjelas perasaanya tentang seberapa besar rasa cintanya pada Jaekyung. Tak perlu! Yoona sudah tau dengan sangat jelas, tak perlu diperjelas lagi. Demi Tuhan seharusnya Yoona tak menerima ajakan makan malam terkutuk ini jika sejak awal Ia mengetahui semuanya. Dan bukan Yoona namanya jika mundur dengan mudah, setidaknya Ia sudah sampai ditempat ini dan hanya tangga disisi kanan pintu masuk itu yang menjadi jarak antara dirinya dan Donghae. Bukankah lebih baik menyelesaikan semuanya sekarang?

Perlahan Yoona melangkahkan kakinya, mengekor dibelakang Jaekyung, tatapan Yoona diam-diam menggeledah. Aparteman itu tampak mewah, segala interiornya tertata sangat rapi dan indah. Dapur modern dan meja makan minimalis disudut lain ruangan dan juga Sofa panjang yang menghadap kearah balkon di sampingnya memberi kesan bagaimana apartemen ini diatur sedemikian rupa agar pemiliknya dapat melihat kegiatan satu sama lain dari tempat manapun tanpa ada penghalang.

“kau menyukainya?”

Yoona mendongak dan seketika menghentikan langkah saat Jaekyung berhenti ditengah tangga, tiga anak tangga diatasnya.

“rumah ini seharusnya menjadi rumahku dan suamimu Yoona. Keundae! Kau menghancurkan semuanya Yoona..semuanya!”

Seringaian jahat wanita diatasnya membuat nyali Yoona menciut, wajah cantik Jaekyung kembali terlihat seperti iblis. Yoona merasakan lututnya lemas, tubuhnya gemetar namun Ia masih memaksakan diri untuk berdiri tegak membalas tatapan jahat Jaekyung.

‘beeeb beeb beeeb’

Suasana mencekam itu seketika mencair ketika ponsel dalam tas tangan Yoona bergetar, dan dengan tangan yang sama bergetarnya Yoona perlahan meraih ponsel itu.

Ada nama Donghae berkedip-kedip dilayarnya,

“ouh dia sudah merindukanmu rupanya” gumam Jaekyung, yang tetap terdengar mengerikan bagi Yoona.

Setelah mengumpulkan seluruh keberanianya Yoona menggeser salah satu icon dilayar ponselnya, dan masih dengan tangan gemetar Ia menempelkan benda itu ditelinga kananya.

“ye-yeob…”

“Yoona!!!”

Teriakkan Donghae adalah hal pertama yang menyambutnya, bahkan sebelum kata sapaanya terselesaikan.

“Kau diman Yoona! Jika kau bersama Jaekyung sekarang menjauhlah, pergilah dari manapun itu jika kau bersamanya”

Tubuh Yoona menegang, tidak Donghae tidak diapartemen ini sekarang. Namun sebelum Ia berhasil mencerna situasi ini Jakyung merampas ponsel ditanganya.

“Lee Donghae aku bersamanya…..kau tak ingin melihat Dongsaeng tersayangmu ini, ani…istri tercintamu untuk terakhir kalinya” Jaekyung tersenyum jahat lalu melemparkan ponsel Yoona kedasar tangga.

Jantung Yoona membuncah, cengkeraman tanganya pada penghalang tangga mengeras. Terkahir kali? Apa yang akan wanita ini coba katakan. Oh tidak! Tidak Jaekyung tidak akan melakukan hal buruk apapun padanya, pada janinya.

“apa maumu?”

Yoona memaksakan suaranya terdengar tegas, meskipun seluruh tubuhnya bergetar ketakutan.

“mau ku?” Jaekyung balik bertanya disertai senyum mengerikannya, wanita itu menuruni satu anak tangga dibawahnya membuat wajahnya dan Yoona hampir tak berjarak. Terpaan napas panas wanita itu lagi-lagi menyusutkan keberanian Yoona yang tersisah.

“aku menginginkan Donghae” desisnya, Yoona masih menatap bola mata wanita itu dan seluruh ketakutanya semakin menjadi-jadi. “sudah kuberikan jalan yang paling mudah tapi rupanya kau menyukai rintangn sulit”

“hentikan Jaekyung-sshi. Ini tidak benar, jika kau mencintainya seharusnya kau bisa melapaskan Donghae”

“jaga mulutmu!”tangan kanan Jaekyung terangkat meremas keras bahu Yoona, membuat pemilik bahu itu memejamkan mata dan dengan susah payah menelan ludahnya.

“ini bukan cinta kau tidak mencintai Donghae…..” Yoona berkata lagi kembali menatap mata Jaekyung, ‘oh jangan Yoona kau tidak seharusnya menantang iblis ini’ hatinya berbisik.

“Diam!!” Jaekyung kembali meremas keras bahu Yoona.

“kau terobsesi!”

“diam jalang!!” dengan sangat Kuat Jaekyung mendorong bahu Yoona, membuat tubuh kurus wanita dibawahnya terlempar kearah dinding, beruntung kedua kakinya masih sanggup menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

Yoona meringis menahan sakit di kepalanya yang menghantam dinding, air mata yang ditahanya jatuh membasahi pipi pucatnya yang ketakutan.

“kau tidak akan mendapat apapun dari semua ini” diantara kesakitan dan ketakutan yang semakin mencekinya Yoona kembali mengeluarkan suara. Ia melirik ponsel didasar tangga masih terus bergetar dan memunculkan nama Donghae berulang-ulang.

“kau hanya akan kehilangan Donghae” imbuhnya,

“DIAM!!!!!”

Amarah Jaekyung tersulut, Yoona sudah benar-benar membakar habis wanita itu. Yoona tidak mengerti apa yang terjadi ketika Jaekyung dengan begitu kuat mendorong tubuhnya. Semua terjadi sangat cepat, saat tiba-tiba Yoona merasakan sakit disekujur tubuhnya dan kepalanya yang berdenyut hebat. Yoona meringis menahan kesakitan itu, dan saat Ia membuka mata tubuhnya sudah tegeletak didasar tangga dengan darah segar mengalir dari keninng indahnya.

“aku muak denganmu!” Jakyung menuruni anak tangga dan menghampiri Yoona yang tergeletak tak berdaya dengan nada bergetar, Ia tak bisa memungkiri ketaukutan yang mengurungnya. Sedikit merasa bersalah pada gadis yang telah didorongnya. Tapi sedikit! Hanya sedikit “membunuhmu saja aku sudah tak berminat” lanjutnya.

setelah mengatakan kalimat mengerikan itu Jaekyung melewati Yoona meninggalkanya begitu saja, tak seberapa lama terdengar pintu depan terbuka dan menutup serta langkah jakyung yang perlahan tak terdengar.

“Donghae Oppa…”rintih Yoona, Ia merasakan sekujur tubuhnya semakin sakit. Ditambah lagi dengan perut bawahnya yang menegang, kemudian Yoona merasakan seolah tangan-tangan besar dan kuat meremas perutnya menimbulkan rasa sakit luar biasa hebat.

‘bebb beeb beeb’

Ponselnya kembali bergetar, Yoona melepaskan tangan dari pelipisnya yang berdarah. Ia menjulurka tangan itu kearah ponselnya yang berkedip tak jauh dari tubuh tak berdayanya tergeletak. Namun sebelum benda itu berhasil diraihnya Yoona merasakan sebuah cahaya sangat terang menyilaukan matanya dan setelah itu hanya gelap, dan seluruh kesakitan yang Ia rasakan lenyap begitu saja.

Lee Donghae merasakan jantungnya tak lagi berdetak ketika menemukan Yoona tergeletak didasar tangga, darah segar mengalir disalah satu sisi keningnya. Ia berlari menghampiri Yoona dan langsung mendekap tubuh kurus takberdaya itu.

“Yoona..Yoona kau mendengarku”panggilnya “bangunlah Yoona…”

Donghae mengguncang pelan tubuh Yoona dalam pelukanya. Tak ada jawaban, Donghae melepaskan pelukanya meletakkan kepala Yoona dipangkuanya.

“Yoona bangunlah kumohon, Jaebal!”

Donghae kembali mengguncang tubuh Yoona, kali ini lebih kuat dari sebelumnya. Guncangan sedikit kasar itu membuat Yoona mengerutkan kening dan perlahan membuka kelopak matanya yang terasa sangat berat.

“Oppa…”rintihnya kedua mata besarnya yang terbuka sedikit menatap Donghae sayu “Appo…” dan setelah mengatakan Itu Yoona kembali menutup matanya tak mempedulikan Donghae yang terus memanggil dan mengguncang tubuhnya,

“Mianhae Yoong, Mianhae,,,”Donghae menarik Yoona kedalam pelukanya lagi “aku hanya berusaha menjadi laki-laki yang baik untukmu, tapi aku..aku justru memperburuk semuanya”

Donghae mengalihkan pandangan pada cairan berwarna merah lain yang mengalir diantara kaki Yoona, gaun berwarna kuning istrinya sedikit tersingkap keatas membuat pandangan Donghae lebih jelas. Jelas bahwa ada darah merah segar yang mengalir disana.

“ANDWAE YOONG…ANDWAE!!!!!!”

127 thoughts on “My Hubby Is (Not) Your! (Chapter 7)

  1. Andwe yoongie!!! Duh pasti bayinya bkalan knp2, secara Yoona jatuh dari tangga. G bsa bayangan gmn keadaannya Yoona
    Tpi aq berharap Yoona sma bayinya selamat.
    Gara2 donghae yg g konsisten, malah Yoona jadi yg tersakiti, fisik dan batin… Si jaekyung d skip aj thoor.. Bikin gemas aj tuh cewek
    Next partnya jangan lama2 yachh… Aq udh khawatir bgtzz sma Yoona plus bayinya..hehehehe

  2. haiii ester lee, it’s my first time to read your story :D… scra author di sini byk, dan aku tipe pemilih cerita, aplg jrg mampir… jd ini intro pertama aku y ^^

    aku lgsg lompat baca di chpt ini, ntar pake alur mundur maju 😀

    crtanya nge-hurt, kasian jd yoona… wlwpn blm baca awalnya tp aku udh dpt gambaran dr crta ini…
    trlps dr donghae sadar atw ga prsannya sm yoona, dr sdt pdg aku justru yoona pihak ke-3 di sini, jd wajar kl sikapnya gitu (wlwpn aku jg kesel, dan mau benerin itu otaknya donghae)… org jls” suka sm org lain, jd nikah sm yoona jls ga bs terima dan beralih perasaan dg mudah… mgkn y, kl crtanya kamu tuker perannya yoona jd pacarnya donghae, yoona jg akan berbuat hal yg sama…

    ntah knp aku justru stju kl yoona move on, soal baby brhrp bs slmt kl pun ga smga dy jd lbh kuat :’)…
    oh ya, bs ga kamu adain satu scene di mana yoona nangis smbl doa, krn sekuat apapun manusia pst bth pertolongan yang maha esa :)…

    semangat sllu ya buat kamu ^^

  3. Yah, Yoona udh ungkapin cinta k Hae, tp Hae nganggap yg d bilang Yoona cma omong kosong aja,. Flashback yg mnyedihkan,, Hm, rasa penasaran.a Sooyoung parah bgt, smpe nanyain ke Yoona knp YoonHae nymbunyiin status prnikahan mereka, kan Yoona jd bingung maw jawab apa,. Sekarang YoonHae jd lbih trbuka nih depan publik,. Eunhyuk sama Sica apa gk bosen brtngkar trs kalo ketemu?., Baru aja Yoona ngrasa hidup.a sempurna dgn ada.a Hae sama sahabat2.a d sisi.a, eh malah muncul pngganggu-Jaekyung waktu mereka lg makan, n Yoona masih ngrasa ada tatapan penuh cinta dr mata.a Hae buat Jaekyung, Kabar baik.a, apakah Jaekyung bner2 mutusin hubungan.a sama Hae?, Tp Hae.a blm ikhlas ngelepasin Jaekyung buat namja lain,, Gmana sih Hae kog plin-plan jd orang,.N malah jd kenyataan kan tuh mimpi.a Hae ttg Yoona, Semoga aja gk trjadi apa2 sama Yoona & janin yg d kandung.a,.
    ((Q nemu typo, waktu Jaekyung bilang “Kau akan mndapatkan yg lebih darimu Hae”,. Itu yg bnar Kau / Aku?))

  4. Whoaa,,,,sedih bgd chapt ini, semoga yoong unie g knpa2, donghae oppa ddol….
    Sebel bgd sama dia
    Pko nya semua nya harus everything is good ya unie

  5. Q baru baca. Q bingung mau baca carita disini banyak soalnya. Dan gak semua cerita q suka. Kalo gk bener” menarik .yah begitulah. Q juga lebih suka 1shoot. #jadicurhat

    Menarik banget . Yoong jangan ampe keguguran tuh. Hae juga plinplan sih. Jaekyung keterlaluan banget kalo cinta seharusnya rela tuh malah sakitin yoona. Pan Kasian yoongie 😥

  6. My god!!!
    Andweeeeee…ini bener2 nyakitin banget…
    Oh thor yoona nya keguguran aja nggak papa,,terus donghae nya nyesel tp jangan sampai cerai ya thor..
    Oh dan dimana changmin????

    Hohoh pokoknya Daebakk buat author nya..
    Love you thor & Fighting

  7. anyeong all my Readers, terimakasih untuk semua vitamin yang kalian berikan untuk author. promise you Ill do my best kekekeke. keep supporting me right? I Love You. Im sorry cant answer one by but You must Know that need You all more and more everyday 🙂

  8. ANDWE,,, ANDWE,,, yoona jangan kegugurab pliss
    ah jahat banget tuh nunna
    plis author jangan buat sad ending ya
    aku tunggu kelanjutan ceritanya fighting!

  9. akhirnyaaaa dilanjut jugaaa . Ya ampunn sebel banget sama si Jaekyung !! Yoona nya jangan keguguran thorrr pleaseee bangett . Next part nya ditunggu

  10. wah kejam nya si jaekyung sma yoona eonnie..
    aaa jgn sampe si yoog eonnie keguguran …
    pennasran ama crita slnjt nya nih thor
    fighting ya ya..

  11. Duhh Knpa tuh Yoona nya
    Penasaran bgt
    cepet dilanjut thor ff ini aku tunggu mulu ^^
    Hae makin so sweet aja ma Yoona :)) plis jgn buat yoona mena ngis ikut2an saya :v
    Cepat dilanjut thor #semangat

  12. omoygat yoong eonii ..
    emng keterlaluan si jaekyung
    btw thor di chap 1 ama chap 2 ada yunho dan sekarang mna si yunho nya ya?
    di tunggu chap seljtnya.. hwaiting!!!

  13. berusaha menjadi lelaki yang baik untuk YoonA, tapi kenapa masih bimbang? kenapa masih berharap? kenapa mengatakn “terima kasih” pada YoonA ketika YoonA mengatakn akan bercerai setelah anaknya lahir? wae? wae? memng di satu sisi aq mengasihanimu,tp d satu sisi kau terlihat mnyedihkan oppa,, krena ketidaktegasanmu membuat dua orang wanita atau mungkin tiga orng terluka karenamu.. Jika bayi yg Yoona kandung tidak dapat di selamatkan,kaulah yng patut di salahkan oppa, kau lah yg pantas menyesal n akan terus merasa bersalah.. SAYA GREGET! BURUAN D UPDATE DONK CHAPTER DEPANNY

  14. Aish!!!!! tu perempuan nyebelin buanget.

    kasian yoona, gmna bayi nya??
    smga ada keajaiban bayi nya gx knp2.

    autor DAEBAK!!!!!
    udah buat aq bnr2 benci bnget ama tu perempuan,
    kasihan ama yoona,
    geregetan sama donghae…
    ah pkk nya keren bget autor.

  15. Aishh ikan bantet yang menyebalkan? Nohh karna kelakuanmu yoong akan meninggalkanmu.

Komentarmu?