Our Happiness – Married Life?? (1 of 2)

ourhappinessyh

Author             : SooNa

Title                 :  Our Happiness- Married Life?? (1)

Cast                 : Im Yoon Ah- Lee Dong Hae

Other Cast       : Find by yourself in the story

Genre              : Romance, Married life, Family

Rating             : PG-15

Desclimare      :Semua tokoh yang ada didalam ff ini milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarganya dan agensinya. Saya hanya meminjam namanya saja. Jika ada kesamaan jalan cerita itu hanya kebetulan.

Note                : Cerita ini merupakan Side Story dari FF aku yang lain. Dan karena di FF itu aku tidak hanya fokus pada YoonHae jadinya aku tidak mengirimkannya kesini. Cerintanya juga tidak terlalu fokus pada cerita FF utamanya.

Jika berminat kalian bisa mengunjungi blogku.

http://summercalista.wordpress.com/

~

 

Hari berganti dengan hari lalu minggu dan beberapa bulan sudah ia lalui dengan pria ini. Pria yang tertidur disampingnya, pria yang selalu ada disetiap malamnya dan pria yang selalu ia tunggu kepulangannya ketika malam tiba.

Tepatnya sudah empat bulan ia merubah marganya menjadi Lee. Lee Yoona. Bahkan itu tak pernah ia bayangkan sama sekali.

Bersama dengan Lee Dong Hae tak pernah terlintas dipikirannya kala itu, tak pernah sedikitpun.

Dengan perlahan ia menyibak selimut bermotif abstrak itu dan melangkah meninggalkan kamarnya. Kamar mereka berdua.

Setelah mencuci muka ia mengambil tali rambut yang biasa ia simpan diatas meja riasnya lalu mengikat rambut hitam panjangnya.

Dapur, menjadi tempat wajibnya selama beberapa bulan itu. Setelah ia terbangun dari tidurnya yang mana dulu mungkin ia akan langsung mandi lalu sarapan dan tentunya sarapan yang disiapkan oleh para maidnya. Atau mungkin ketika ia malas ia bisa melanjutkan tidurnya kembali.

Tapi tidak untuk saat ini.

Ini kewajibannya sebagai seorang istri, setidaknya itulah yang diajarkan oleh ibunya ketika ia akan menikah. Sehari sebelum ia benar-benar resmi menjadi milik Lee Dong Hae.

Seperti kebiasaannya juga ia langsung mengambil roti dari dalam lemari dan menaruhnya dimeja makan yang masih bersatu dengan dapur lalu tak lupa membuka tempat selai-selai diletakan.

Setelah semua itu rapi ia kembali kedapur dan mengambil dua gelas cangkir yang akan ia isi dengan susu.

Menu sarapan yang selalu ia siapkan, hanya sarapan karena untuk makan siang ataupun malam mereka selalu memesan.

Salahkan kemampuan dirinya dalam mengolah semua bahan mentah yang ada didalam lemari pendingin. Nol besar baginya dalam memasak.

~

Setelah menyiapkan sarapan Yoona kembali kekamar. Melihat apakah Donghae sudah bangun atau belum. Dan memang seperti kebiasaan buruk pria itu yang belum bangun sebelum ia bangunkan terlebih dahulu. Bahkan tidur suaminya itu sungguh seperti beruang yang tengah berhibernasi.

Oppa bangunlah.” Pertama ia akan memakai cara yang paling halus dari semua cara yang sudah ia siapkan.

Tak ada pergerakan.

“YAK LEE DONG HAE BANGUN!!” Teriaknya dan itu sedikit berhasil setidaknya membuat Donghae mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang. Dan setelah itu kembali diam bak orang mati. Dasar.

“YAK BODOH! IKAN AMIS CEPAT BANGUN!!!” Tidak hanya sekedar teriakan tapi kedua tangannya ikut bereaksi. Kembali menjambak rambut yang sudah menjadi favoritnya. Favoritnya untuk ia jambak.

Dan tentu saja cara ini paling ampuh.

“YAK RUSA BODOH. KAU BODOH, ITU SAKIT.” Yoona mengabaikan itu dan segera menarik Donghae setidaknya untuk menyingkirnya dari atas kasur karena ia akan membereskan kasur yang sudah tak berbentuk itu lagi.

Hais.” Donghae mengumpat dan masuk kedalam kamar mandi.

Oppa cepat mandinya, kau tak mau terlambatkan? Nanti aboenim memarahimu lagi.”

“Diamlah.”

Yoona menyiapkan baju yang akan dipakai Donghae untuk berangkat kekantor.

Seminggu setelah mereka menikah, ayah mertuanya menyuruh Donghae untuk menjalani pelatihan dinegeri paman Syam sebagai tujuan agar nanti Donghae dapat menjalankan perusahaan utama yang ada di Korea

A&C Group, siapa yang tidak tahu perusahaan itu. Perusahaan hiburan terbesar diKorea yang nantinya akan menjadi milik Lee Dong Hae. Entah kapan Yoona tak tahu. Yang jelas nanti setelah Donghae benar-benar menguasai bidang bisnis yang sebelumnya memang Donghae tak pernah melirik sedikitpun bidang itu walaupun ketika kuliah Donghae mengambil jurusan bisnis.

Bahkan suaminya itu sudah menyandang predikat master dalam bidang bisnis sama halnya seperti Siwon.

“Baju sudah aku siapkan. Dan cepat mandinya kau itu pria tak pantas mandi lama-la—“

“LEE YOONA DIAM!”

Inilah sepenggal kegiatan mereka dipagi hari. Pagi hari yang penuh dengan teriakan tapi ia menikmati semua itu. Semua kegiatannya.

~

Donghae langsung merebut gelas yang akan Yoona minum. Dan setelahnya ia meminum dari gelas itu membuat Yoona berdecak kesal padanya.

Oppa.”

“Sudah berapa kali aku bilang. Minum susu hamilmu.”

Yoona mengerucutkan mulutnya.

“Rasanya aneh dan aku ingin susu yang biasa. Ayolah oppa.”

Donghae menggeleng dan segera beranjak dari kursi meja makannya. Berjalan kearah pantry menyiapkan susu untuk Yoona.

Kalau tidak dengan cara ini maka Yoona tak akan pernah meminum susu yang memang khusus untuk ibu hamil. Padahal menurut ibu mertuanya itu cukup penting untuk perkembang bayi yang masih dalam kandungan yang tentunya masih dalam bulan-bulan yang renta seperti ini.

“Bahkan eommonim sudah mengirimkan beberapa kotak lagi kemarin dari Korea” Ucap Donghae sambil menyodorkan susu yang sudah ia buat itu. Memerintah Yoona untuk meminumnya. Dan dengan sangat terpaksa Yoona melakukan perintah yang tak akan bisa dibantah olehnya dari Donghae.

“Woek, lidahku sungguh aneh.” Donghae hanya tersenyum dan membereskan semua piring dan gelas yang kotor ini. Menaruhnya di wastafel dapur.

“Pulang cepat.” Yoona meraih dasi Donghae dan memasang dengan benar dikerah kemeja Donghae. Cih untuk ukuran seorang Donghae seharusnya ia sudah bisa memasang dasinya sendiri tapi faktanya? Mungkin Yoona harus membeli dasi yang terpasang langsung tanpa harus membelitnya terlebih dahulu.

“Baiklah, aku tak mau istriku kesepian dan mati bosan dinegeri orang ini.” Donghae mengacak rambut Yoona membuat Yoona kembali kesal. Namun dalam hati kecilnya ia akui kalau ia senang Donghae melakukan itu padanya.

Lee Dong Hae? Rasanya setiap ia melihat pria berparas tampan ini ia ingin selalu memukulnya. Dulu ia memang sering melakukan hal itu, begitupun sekarang.

“Lee Dong Hae.” Yoona meraih tangan yang tadi dengan tak sopan mengacak tatanan rambutnya dan diarahkan kemulutnya.

“YAK LEE YOONA SAMPAI KAPAN KAU BISA MENGHILANGKAN PENYAKIT GILAMU INI. BERHENTI MENGGIGIT TANGANKU!!!!!”

Dan memang tak akan pernah ada kata tenang dipagi hari mereka.

~

Eomma aku sudah bilang kalau aku tidak suka susu yang eomma kirimkan.”

“Sayang itu baik untumu.”

“Ya terserah eomma, pokoknya jangan mengirimiku susu itu lagi.”

“Eomma akan tetap mengirimimu susu itu.”

EOMMA!!! Kenapa eomma keras kepala sekali, ayolah eomma aku benar-benar muak dengan susu itu.”

Rajuk Yoona dengan nada yang sangat-sangat akan jarang Im Yoon Ah keluarkan, membuat Nyonya Im tertawa dibuatnya disebrang sana.

“Ya ampun sayang kau sudah menikah dan sebentar lagi akan menjadi seorang ibu bagaimana bisa ka–.”

“Iya, iya. Aku tutup dulu. Saranghae eomma.”

Yoona langsung menutup sambungan telepon itu. Ini sudah hampir siang dan ia belum makan. Perutnya sudah keroncongan dan tak mungkin ia memakan snack-snack yang ada didepannya lagikan?

Ia kembali meraih ponsel yang tadi ia letakan disampingnya.

“Wae?”

“Aku lapar.”

“Pesanlah, aku sedang sibuk Yoong.”

“Aku lapar dan ingin sushi, aku tidak tahu kemana harus memesan.”

Terdengar helaan nafas dari sebrang sana.

“Baiklah, kau tunggu. Aku akan mencarinya.”

Bibirnya tertarik, ia tersenyum dalam diam.

“Cepatlah aku sungguh sangat lapar Lee Dong Hae.”

“Bersabarlah nyonya besar.”

~

Cinta memang belum datang, ya tepatnya belum ada dan belum dikehendaki untuk tumbuh diantara mereka.

Tapi segala hal yang mereka lakukan, segala hal yang mereka perbuat disetiap harinya mampu membuat cinta tertarik untuk tumbuh disana.

Perhatian kecil. Permintaan kecil. Rajukan. Permohonan. Pengabulan dan segala hal yang mereka lakukan satu sama lainnya mampu membuat cinta itu perlahan ada, perlahan tumbuh dan sekali lagi tanpa mereka sadari.

Bukankah cinta datang cepat dan ada juga datang dengan lamban? Mungkin diantara dua hal itu mereka ada disalah satunya.

~

Oppa punggungku sakit.” Yoona mengubah posisi tidurnya dari telentang menjadi menyamping. Menghadap tepat kearah Donghae.

“Mana yang sakit?” Tanya Donghae sambil mengusap punggung Yoona.

Oppa sakit.” Yoona terus merengek dan Donghae sudah terbiasa dengan rengekan Yoona. Sudah hampir menginjak 7 bulan usia kandungan Yoona.

Dan Yoona sering sekali mengeluh tubuhnya sakit, entah itu punggung, kaki atau bahkan kepalanya sering pusing.

“Tidurlah Yoong.” Suruh Donghae, Yoona tak berhenti merengek dan semakin menjadi membuat Donghae bangkit dari tidurnya.

“Apa yang harus aku lakukan hmm?” Sabar, memang ia harus sabar menghadapi seorang Im Yoon Ah yang kekanakan ditambah Im Yoon Ah yang sedang hamil ini. Salah siapa semua ini? Tentu saja salahnya juga, salahmu Lee Dong Hae.

“Ini sakit Lee Dong Hae dan kau menanyakan apa yang harus kau lakukan? AKU TIDAK TAHU!!!” Marah Yoona dnegan air mata yang mulai membasahi kedua pipinya. Sakit sungguh ia tak berbohong, punggungnya sakit dan pegal.

“Aku juga tidak tahu Im Yoon Ah.” Balas Donghae yang sudah tak tahan lagi, kesabarannya juga ada batasnya dan inilah batas kesabaran Lee Dong Hae menghadapi Im Yoon Ah.

“Ini salahmu, kau yang membuat aku jadi begini. Semua ini salahmu.” Donghae ia hanya bisa diam, sungguh ia tak tega melihat Yoona menangis seperti ini. Ia sudah menganggap Yoona sebagai adiknya sendiri dan tentu saja ia menyayangi Yoona. Walaupun dulu mereka sering bertengkar.

Miyanhae.” Ucap Donghae dan langsung memeluk Yoona dan kembali mengusap punggung Yoona. Kepala Yoona ia taruh didada bidang miliknya.

Hiks sakit.” Donghae terus mengusap punggung itu dan sesekali mencium rambut Yoona yang tepat berada dibawah dagunya. Entahlah hanya itu yang bisa ia lakukan hingga isakan Yoona tak lagi terdengar dan ia juga ikut terlelap.

~

Pagi itu seperti biasanya Yoona akan bangun terlebih dulu. Tapi tidak langsung beranjak dari kasurnya.

Sudah seminggu ia seperti ini. Bangun tidur dan tetap diatas ranjang. Dilihatnya Donghae juga yang masih tertidur. Melihat lingkaran hitam dibawah mata suaminya itu membuat Yoona merasa bersalah pada Donghae.

Donghae yang sudah super sibuk di kantor cabang miliknya disini- Amerika,dan juga dirinya yang selalu membuat Donghae tertidur lambat.

Ia yang selalu merengek tak jelas dikarenakan sakit yang ia rasakan membuat Donghae harus rela waktu tidurnya ia ganggu. Tak disangka ternyata ada sisi dari Lee Dong Hae yang seperti ini. Sungguh ia merasa kalau Donghae sangat menjaganya.

Donghae yang akan selalu menuruti permintaannya walaupun itu sungguh kekanakan, kalian tahulah apa yang akan dilakukan dan diminta oleh seorang ibu hamil?

Donghae yang selalu memerhatikan kesehatan dirinya, tak pernah sekalipun Donghae lupa untuk menemaninya memeriksa kandungannya kedokter, dan tentu Donghae tak akan pernah lupa untuk mengingatkannya meminum susu hamil yang masih saja ibunya kirimkan.

Donghae benar-benar seperti oppa untuknya.

Tapi kenapa rasanya sungguh ia kecewa ketika ia menyimpulkan hal itu? Donghae sudah seperti oppa kandung untuknya, sungguh kalimat itu membuat ulu hatinya sakit. Hanya           sedikit ya hanya sebatas kecil yang tak akan pernah terbandingkan dengan sakitnya ketika ia harus berpisah dengan Siwon. Untuk saat ini sakitnya masih sedikit.

“Kau sudah bangun?” Yoona sedikit kaget dan langsung mengalihkan pandangan matanya yang ternyata sedari ia terlalu terlelap memandang wajah Donghae. Berharap anak laki-laki yang tengah dikandungnya memiliki wajah yang seperti ayahnya.

Mata teduhnya terutama karena ia sangat menyukai mata teduh itu.

“Kau tak lihat?” Cuek Yoona mencoba menyembunyikan raut wajahnya yang kaget dan suaranya yang entah kenapa terdengar sedikit gemetar.

Hey ini hanya Lee Dong Hae. Ikan amis yang selalu berteriak padamu Im Yoon Ah.

“Baiklah, ayo kita turun sepertinya eommonim sudah memasak untuk kita.” Ajak Donghae.

“Apa kau tak ingin setidaknya cuci muka dulu?” Tanpa menjawab pertanyaan dari Yoona Donghae langsung menarik Yoona kekamar mandi.

“Buka mulutmu!” Perintah dari Donghae dan Yoona hanya menurut.

Donghae terlihat serius menggosok gigi Yoona, ya aneh memang kalau dilihat dan dibayangkan tapi kalau Yoona memaksa ingin menggosok giginya sendiri Donghae tak akan memberikan sikat gigi warna kuning miliknya. Jadi dari pada tidak menggosok gigi lebih baik Yoona menurut bukan?

“Kumur-kumur.” Terkadang Lee Dong Hae sedikit bersikap kekanakan juga.

“Sekarang muntahkan.” Cih memang Yoona anak kecil yang belum tahu caranya untuk menggosok gigi dan bekumur-kumur? Tapi sekali lagi ia hanya menurut.

“Pejamkan matamu.” Donghae membasuh wajah Yoona dengan air hangat yang sudah ia siapkan dan setelah itu mengusapnya dengan handuk putih kecil yang sudah ada dilehernya. Sejak kapan handuk itu ada disana? Yoona tak tahu.

“Keluarlah dulu, dan tunggu dikamar.” Yoona keluar dan duduk diranjang, hmm sepertinya ia perlu membereskan ranjang itu.

~

Eomma.” Yoona kembali merajuk.

Sementara Ny.Im hanya diam dan tangannya kembali menyodorkan segelas besar susu yang sudah ia buat tadi.

“Sayang eomma jauh-jauh datang kesini untuk menjagamu dan juga menyiapkan segala hal untukmu. Setidaknya hargai usaha eomma heuh?” Eommanya sudah mulai merajuk membuat Yoona tak bisa berkutik lagi.

Dengan sangat amat terpaksa Yoona mengambil gelas itu dan meminum susu yang sudah beberapa bulan ini menjadi minuman wajibnya di pagi, siang dan malam hari.

Kalau saja eommanya tak memaksa untuk datang kesini dan tetap tinggal di Korea sana mungkin Yoona hanya akan meminum susu memuakan itu dipagi hari.

“Sudah.” Yoona mengusap sedikit bibir atasnya yang terasa lengket. Tangannya kembali menepuk-nepuk punggungnya. Kenapa bisa sepegal ini? Dan itu lebih sering ia rasakan akhir-akhir ini.

Eomma punggungku pegal.” Adunya, membuat Ny Im beralih duduknya disampingnya Yoona dan langsung memijat punggung Yoona.

Eommoni apa tidak apa-apa? Apa tidak lebih baik kita kerumah sakit?” Tanya Donghae yang khawatir melihat Yoona yang akhir-akhir ini sering mengeluhkan sakit, lebih sering dari sebelumnya.

“Tidak apa-apa Hae-ah ini biasa terjadi pada ibu hamil terlebih kandungan Yoona sudah mulai memasuki bulannya.” Ny Im masih sibuk dengan punggung putri kesayangannya itu.

“Kau akan terlambat lebih baik cepat berangkat.” Donghaepun berdiri dari duduknya diikuti oleh Ny Im.

Kali ini bukan Yoona yang memasang dasi dilehernya tapi ibu mertuanya. Donghae hanya diam, matanya sedikit mengabur, entahlah ia tak pernah merasakan hal ini.

“Putraku sungguh tampan.” Ucap Ny Im sambil menepuk bahu Donghae.

Eommonim.” Ny Im tersenyum dan segera mendorong badan Donghae.

“Cepatlah berangkat dan hati-hati dijalan.” Donghae tersenyum melihat ibu mertuanya yang mengantarnya sampai dipintu apartement dan tangannya melambai sehingga iapun membalas lambaian tangan dari sosok yang sungguh ingin ia miliki dari dulu.

“Hati-hati.” Masih bisa Donghae dengar suara lembut nan merdu yang sekali lagi ingin ia dengar dari dulu.

Semuanya, harapannya dari kecil.

Apakah ini sedikit hadiah dari Tuhan ketika Donghae menikahi Yoona? Jika iya, Donghae sungguh bersyukur.

~

Yoona, dalam keadaan seperti inipun masih sempat dan akan selalu sempat melihat wajah yang bisanya tenang atau terkadang dingin itu kini terlihat panik.

Panik dan takut, ia bisa melihat semua itu dari wajah Donghae. Mata teduhnya rasanya terlihat sedikit berbeda mungkin karena pengaruh wajahnya. Entahlah Yoona tidak terlalu menghiraukan itu.

Apakah Im Yoon Ah bersalah? Apakah Im Yoon Ah bersalah bila mengharapkan satu perasaan yang dulu ia harapkan ada pada diri Choi Siwon, tapi sekarang ia berharap perasaan itu dari Lee Dong Hae. Dari pria yang sedari tadi terus memegang tangannya kanannya sembari mengatakan kata-kata hmm mungkin saja penghibur.

“Ayo Yoong kau pasti bisa.”

Terdengar lucu, Donghae kira ia sedang mengikuti lomba apa?

Im Yoon Ah bisa-bisanya kau masih berpikir seperti itu. Kalau orang lain mungkin akan berpikir lain ketika mereka sedang dalam posisi sepertimu ini.

AKHH!!!!!” Dan setelah tarikan nafas yang panjang dilanjutkan dengan dorongan yang ia rasa sudah cukup kuat Yoona menghempaskan kepalanya dibantal putih itu.

Nafasnya terasa berat dan terengah-engah. Tapi itu semua hilang, rasa sakitnya, rasa lelahnya dan segala rasanya tak bisa ia uraikan karena baru pertama kali ia merasakan semua ini.

Ketika suara yang begitu merdu terdengar ditelinganya. Sungguh ia terharu ia ingin menangis dan nyatanya ia sudah menangis dengan air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya.

Oek oek.” Oh Tuhan , suara itu sungguh menggetarkan hatinya.

Gomawo.” Donghae, pria itu mengecup dahinya cukup lama setelah mengucapkan kata-kata terima kasih yang bagi Yoona melengkapi semua ini.

Jadi apakah Yoona boleh berharap untuk kedua kalinya pada pria yang berbeda. Jika dulu ia berharap pada Siwon yang nyatanya tak bisa memberikan apa yang ia harapakan. Bisakah Lee Dong Hae memberikan serta mewujudkan semua harapannya yang ia tumpukan pada pria ini?

Bisakah Yoona mempercayai Donghae? Bisakah Yoona yakin akan harapannya kali ini?

~

“Yoong.” Donghae kembali bersuara. Kedua orang tuanya dan juga ayah mertuanya entah      sedang dimana. Mungkin mereka beristirahat diapartement miliknya dan juga Donghae setelah semalaman menemani dirinya dirumah sakit ini.

“Yoona.” Yoona menulikan telinganya dan beralih pada sosok bayi kecil yang ada dipangkuannya yang tengah tertidur dengan pulas.

“Apa kau akan tetap diam, sumpah Im Yoon Ah kau begitu kekanak–.” Donghae langsung menatupkan bibirnya ketika melihat ekspresi Yoona yang sudah diatas waspada.

Matanya  melotot dengan raut wajah yang mungkin sebentar lagi akan meledak.

“Kau tentu tak akan marah didepan anak kitakan?”

“Benarkan Jeno-ah?” Tanya Donghae pada bayi laki-laki yang ada dipangkuan Yoona. Tapi Yoona langsung menepis tangan Donghae yang hendak mengusap puncuk kepala yang terlindungi topi rajut warna biru yang terlihat manis dan lucu itu.

“Jangan ganggu Jeno, dia sedang tidur.” Donghae menghela nafas.

“Yoona ini bukan salahku oke jadi jangan marah lagi.”

Hais kenapa Tuhan tidak adil padaku.” Untuk kedua kalinya Donghae menghela nafasnya.

“Lihat? Semua ini milikmu, semua ini mirip denganmu. Mana bagianku bahkan tak ada satupun dari semua ini yang sepertiku.” Tunjuk Yoona kearah Jeno yang masih saja terlelap tak tertanggu sama sekali akan pertengkaran diantara kedua orang tuanya.

“Mana aku tahu.”

“Kau harusnya tahu, bukankah kau yang membuatnya.” Donghae seikit melongo akan perkataan Yoona.

“Ralat Im Yoon Ah, ani larat Lee Yoon Ah. Kita yang membuatnya.”

~

Lee Jeno. Bayi laki-laki yang lahir dengan sejuta pesona yang bahkan sudah terlihat. Dengan mata teduh, hidung mancung, bibir tipis akh semuanya mirip dengan ayahnya. Semuanya tak terlewat sama sekali. Bahkan Tuan Lee sempat terkejut karena cucu laki-lakinya sungguh sangat mirip dengan Donghae ketika bayi. Replika yang sengaja Tuhan cipatkan.

Bagai pinang yang dibelah dua tidak ada perbedaan sama sekali. Berlebihan? Tapi memang begitu adanya,

Bahkan Yoonapun sampai kesal ketika melihat Jeno untuk pertama kalinya. Walaupun ia ingin anaknya terlihat seperti ayahnya tapi tidak dengan semuanya mirip. Ia ingin juga melihat dirinya diwajah rupawan anaknya itu.

Tapi ini?

Apakah dulu Donghae terlalu mendominasi? Sungguh Im Yoon Ah itu pikiran paling tolol yang pernah kau pikirkan.

~

Apakah semuanya akan selalu seperti ini?

Tidak, kita tak akan mendapatkan kebahagian yang sebenarnya bila kita tak merasakan satu hal yang namanya penderitaan.

Karena penderitaan atau kesedihan selalu hadir dimana kita ingin menikmati kebahagiaan yang sebenarnya.

~

OEK OEK OEK!!!!!”

Yoona menutup kedua telinganya. Ini masih tengah malam dan ia baru tidur beberapa jam yang lalu. Tapi suara berisik yang berasal dari sudut kamarnya terdengar begitu memekak telinganya.

Walaupun sudah sebulan lamanya tapi tetap saja Yoona tak pernah terbiasa. Belum terbiasa tepatnya.

Oppa.”

Donghae langsung bangkit dan berjalan kearah box bayi disudut kamar. Dilihatnya Jeno yang tengah menangis sambil menghentak-hentakan kedua kakinya. Bayi mungil itu menangis dengan suara yang cukup keras dan sangat wajar bila Yoona terganggu ia pun terganggu akan suara Jeno itu.

Shhh jangan menangis.” Donghae menepuk-nepuk pantat Jeno berupaya untuk menghentikan tangis bayi itu.

Tapi Jeno masih tetap menangis, ia coba memeriksa popoknya masih kering. Jadi dapat ia simpulkan kalau Jeno sedang lapar. Ya hanya dua alasan bagi bayi itu menangis, bila tak bermasalah dengan popoknya maka masalahnya diperutnya.

“Yoong,  aku rasa Jeno lapar.”

Dengan mata yang masih tertutup Yoona mendudukan tubuhnya dan bersandar didashboard ranjang serta tangannya ia taruh diatas pahanya.

Mengerti dengan sikap Yoona Donghae menggendong Jeno dan menaruhnya diatas pangkuan Yoona.

“Berbalik.” Dan Donghae sudah sangat mengerti akan semua ini.

Cih kau pikir aku akan memanfaatkan kesempatan heuh?” Cibirnya cukup pelan.

“Diamlah.” Tapi sepertinya bekum cukup pelan untuk tak didengar Yoona.

Donghae hanya diam dan berbalik memunggungi Yoona. Ia yakin sekarang Yoona tengah membuka kancing baju tidurnya.

Donghae langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak Lee Dong Hae, hentikan pemikiranmu yang sungguh tak waras itu, bagaimana kau mampu berpikir hal seperti itu terlebih pada Yoona? Im Yoon Ah. Oh come on Lee Dong Hae sejak kapan kau tertarik dengan gad- ups dengan perempuan kekanakan sepertinya?

Kau bahkan menikahinya dan bahkan kau memilik anak darinya. Bukankah kau tertarik dengannya?

Sekali lagi Donghae menggeleng.

Itu ia lakukan atas ketidaksengajaan jadi mana mungkin semua itu dapat menjadi dasar kalau ia tertarik dengan Im Yoon Ah?

“Apa kau gila oppa?” Ia langsung melihat kearah Yoona. Dilihatnya perempuan itu sudah       selesai dengan urusan perut Jeno. Tapi kenapa ia meletakan Jeno disampingnya?

“Dia akan tidur disini, aku takut kalau dia menangis lagi.” Ucap Yoona dan kembali tertidur.

“Baiklah.” Jawab Donghae sekenanya dan ikut berbaring disamping Jeno. Melihat sekilas balita mungil itu dan sedikit tersenyum.

Bayi yang mampu membuat Yoona marah atau mungkin kesal padanya hanya karena wajah Jeno yang mirip dengannya. Cih lihat Im Yoon Ah begitu kekanakan jadi mana mungkin kau bisa jatuh cinta padanya?

Yoona sudah kembali terlelap. Ia tahu kalau Yoona sungguh lelah, bahkan Yoona rela berhenti kuliah. Dan itu karenanya, kalau tidak ada kejadian pada malam itu, kalau saja Jeno tidak hadir diantara mereka. Mungkin Yoona sudah menyelesaikan kuliahnya dan mungkin saja Yoona sudah menempuh jenjang yang lebih tinggi lagi atau malah mungkin        sudah bekerja.

Tapi ia malah membawa Yoona kesini- Amerika.

Jadi semua ini salahnya, ya Lee Dong Hae kau telah menghancurkan gadis sepolos Yoona, kau telah menghancurkan masa depan Yoona.

Akh apa yang harus ia lakukan?

Miyanhae.”

~

“Rachael?” Donghae menatap tak percaya apa yang ia lihat.

Sosok wanita yang sedang berdiri tepat didepannya dengan dress biru gelap membalut tubuhnya.

Long time no see, Aiden Lee.” Dengan senyuman yang masih sama membuat hatinya bergetar. Ia tak tahu harus seperti apa saat ini.

Tersenyumkah atau malah memasang wajah marah?

Sungguh ia tak tahu.

“Apa kau tak merindukanku?” Bohong kalau ia tak merindukan wanita ini, sungguh itu bohong.

Perlahan sudut bibirnya tertarik membentuk lengkungan.

“Tentu aku merindukanmu Rachael Kim.” Jawabnya dan setelah itu Rachael langsung berjalan kearahnya. Memeluknya.

Perlahan ia juga membalas pelukan wanita itu dan kembali senyuman diwajahnya semakin lebar.

“Jadi kau model baru perusahaan kami?” Tanyanya setelah mereka duduk disofa yang ada diruangan kerja miliknya.

“Ya begitulah, managerku menerima kontrak yang diajukan perusahaanmu.”

~

“Aku pulang.” Donghae berjalan kearah pantry. Ia menemukan Jeno yang duduk dikursi khusus miliknya dengan kedua tangan yang direntangkan padanya.

“Kau merindukan appa?” Langsung digendongnya Jeno dan mengecup kedua pipi tembeb miliknya itu.

“Kau berat? Berapa beratmu sekarang heuh?” Tanyanya lagi sambil menyerukan wajahnya dileher Jeno membuat balita berumur 6 bulan itu terkikik geli dengan apa yang dilakukan appanya.

“Bahkan aku sudah tak sanggup untuk menggendongnya lagi.” Yoona muncul dari arah kamar mandi yang berada disamping pantry dengan handuk basah ditangan kanannya dan baskom kecil ditangan kirinya.

“Tentu saja dengan tubuh sekurus itu kau tak akan sanggup.” Yoona memandang tajam kearah Donghae.

“Diamlah ikan amis, kau sungguh menyebalkan.” Ia tak suka bila orang mengatakan kalau ia kurus walaupun pada kenyataanya memang seperti itu. Tapi tetap saja.

“Cih itu kenyataan Nyonya cerewet.” Apa Donghae memilik banyak stok panggilan untuknya? Rasanya telinganya sering mendengar mulut lebar ikan amis itu mengucapkan beragam panggilan yang tentu ditunjukan padanya.

Yoona langsung mengambil Jeno dari gendongan Donghae dan mendudukan kembali dikursi khususnya itu.

Perlahan ia mengusap wajah Jeno lalu rambutnya. Setelah itu kedua tangan Jeno yang hanya terlindungi oleh baju lengan pendeknya dan tak lupa kaki Jeno yang sama hanya terlindungi oleh celana pendek diatas lutut.

“Kau tidak memandikannya?”

“Dia sedikit demam.” Jawab Yoona.

“Dan kau cepat mandi oppa, kau bau sekali.”

Kalau saja Jeno tak ada disini, kalau saja Yoona tak sedang mengurus Jeno mungkin Donghae akan langsung menjitak kepala Yoona. Perempuan ini selalu saja membuatnya kesal.

~

Yoona bingung. Ya, ia akui kalau Lee Dong Hae masih bersikap seperti biasanya. Masih mengesalkan dan masih menyebalkan ia selalu membuatnya marah dengan semua lelucon yang pria itu tunjukan padanya, tapi sekaligus dalam waktu bersamaan ia dapat melihat Lee Dong Hae yang perhatian padanya terutama pada Jeno.

Lee Dong Hae yang bahkan memainkan perannya sebagai seorang ayah yang baik bagi putranya.

Mengganti popok Jeno setiap malamnya jika bayi itu mengompol dimalam hari. Membuatkan susu formula jika Jeno merasa lapar. Dan juga menenangkan Jeno jika sudah rewel.

Lee Dong Hae yang peduli tapi menyebalkan.

Jadi apakah ia bisa mempercayai Lee Dong Hae? Percaya pada pria itu kalau selama ini yang ia cari, yang ia inginkan bisa ia dapatkan dan bisa ia temukan pada diri Lee Donghae?

Yang tidak ada dan tidak ia dapatkan pada diri Siwon bisakah Im Yoon Ah mendapatkannya dari sosok lee Dong Hae?

Oppa?” Donghae menoleh kearahnya. Dipangkuan pria itu tertidur Jeno dengan sangat pulas dan dengan dot bayinya yang Donghae pegang.

Ani.” Donghae kembali sibuk dengan Jeno dan sesekali menggoyakan ayunan lengannya supaya Jeno lebih tertidur dengan pulas.

Bukankah ia pasrah akan takdirnya? Bukankah ia menjalani apa yang ia percaya kalau itu adalah takdirnya.

Bersama Lee Dong Hae, ia menjalani kehidupan barunya walaupun ia harus mempertaruhkan banyak hal.

Oppa aku rasa…..”

~

“Jangan terlalu senang dulu Yoona-ssi.”

Dengan sekuat tenanga Yoona mencoba menahan semua amarah yang ingin meledak. Untung ia menitipkan Sehun dengan ibunya yang mengunjunginya setiap sebulan sekali.

“Dia hanya tak ingin mengabaikan tanggung jawabnya. Ia hanya tak ingin apa yang ia alami dulu terjadi lagi terlebih pada anaknya.” Wanita yang duduk didepannya dengan sangat tenang mengatakan semua kalimat yang barusan Yoona dengar sambil meminum coffenya.

“Apa maksudmu mengatakan semua ini Rachael Kim?” Yoona ingat. Yoona masih ingat dengan nama itu. Nama yang disebut oleh Lee Dong Hae ketika pria itu mengajak Siwon untuk berbicara empat mata dengannya.

Nama yang langsung membuat Siwon hanya bisa mematung dan berhenti, menahan langkahnya saat itu yang mencoba menghindar.

“Aku hanya mengingatkan saja, selamanya dan selalu kalau hati Lee Dong Hae itu hanya milikku.”

Yoona tertawa miris.

“Kau tidak percaya?”

Dengan wajah yang ia coba setenang mungkin Yoona menatap wajah Rachael. Wanita yang entah dari mana tahu nomor ponselnya dan menyuruhnya untuk datang kecafe ini.

“Bagaimana aku bisa percaya kalau pada nyatanya Donghae oppa sudah lama tak berhubungan denganmu?” Itulah sepengetahuan Yoona. Ditambah dulu Donghae mempunyai banyak kekasih yang bahkan sampai sekarang Yoona hanya tahu 2 orang. Sandara dan wanita yang ia lihat ketika ia, Sooyoung, Tiffany dan Donghae berjalan-jalan dimall.

“Kita lihat nanti.” Dan setelahnya wanita itu pergi meninggalkan Yoona dengan sejuta tanya.

Tapi satu hal yang patut ia takutkan. Hatinya kembali hancur , harapannya kembali terhempaskan. Tak cukupkan hidupnya seperti ini?

Ia ingin hidunya hanya seperti ini. Bersama Donghae dan Jeno.

Ia mengakui, ia terjatuh pada sosok yang dulunya sangat menyebalkan dan sungguh ia benci. Walaupun benci disini karena sifat menyebalkannya itu.

Tapi sejalan dengan takdir yang coba ia terima, perasaan itu tumbuh. Melihat pria itu yang begitu perhatian padanya dan juga Jeno. Tak bisakah ia tetap berharap?

Walaupun kata itu tak pernah terucap. Dari dirinya atau dari pria itu?

Oppa apa yang harus aku lakukan?”

~

“Ma…ma…ma.”

Apakah Rachael sudah? Tidak Im Yoon Ah mana mungkin wanita itu sedang mencoba untuk menghancurkan rumah tanggamu.

“Ma….ma.”

Tidak, kau jangan bodoh Im Yoon Ah. Kau hanya perlu percaya kalau semuanya baik-baik saja.

“Yoong?”

Tidak. semuanya akan baik-baik saja. Bahkan sampai sekarang Rachael tak pernah muncul lagi bukan? Jadi apa yang ia takutkan? Donghae masih bersikap seperti biasanya. Jadi untuk kesekian kalinya apa yang perlu kau takutkan.

“Lee Yoon Ah.” Ia tersentak begitu mendengar Donghae menyebut namanya, ani bersama marga milik pria itu yang saat ini juga menjadi marganya.

“Apa?” Donghae hanya menunjuk kearah Jeno yang tengah duduk dengan robot mainan ditangannya. Pandangan Jeno mengarah padanya dan mulutnya kembali terbuka.

“Ma..mamaaaa.”

“Lihat, dia memanggilmu.” Yoona tersenyum kearah Jeno dan mencubit pipi kanannya membuat Jeno meringis dan tanpa diduga manangis.

“Yak kau mencubitnya terlalu keras!!!!” Ya memang begitulah Lee Dong Hae. Teralu sayang pada JEno, bahkan hal sekecil apapun yang mampu membuat Jeno tak nyaman seperti tadi akan ia tanggapi serius. Cih berlebihan.

Oppa kau sungguh. Aku hanya mencubitnya pelan bahkan sangat pelan.” Tapi Donghae tak menghiraukan itu. Bahkan Jeno sekarang sudah bermanja-manja ria dengan ayahnya. Oke sekarang ia orang asing diantara anak dan ayah yang saling berpelukan itu.

Dihari minggu yang cerah ini. Mereka berkumpul diapartement mereka. Donghae libur bekerja jadi mereka dapat bersama duduk diruangan keluarga.

Tapi dalam hati ia gembira. Ia senang.

Tak bisakah ia seperti ini terus? Bahkan waktu kurang dari 2 tahun yang ia jalani dengan Lee Dong Hae tak terasa.

~

Seperti biasa, satu bulan sekali entah itu kedua orang tuanya ataupun ayah mertuanya akan menyempatkan waktu mereka untuk mengunjungi cucu tersayang mereka.

Oke. Lee Jeno sungguh istimewa bagi kedua keluarga itu dan dirinya? Cih bahkan Lee Dong Hae tak akan menganggapnya ada bila Jeno sudah ada disekitar mereka.

Oke Jeno. Kau bahkan tak mengizinkan satu hal yang ada pada diri ibumu untuk ada pada dirimu dan juga sekarang kau merebut semua kasih sayang dari semua orang yang disayangi ibumu.

Intinya Yoona cemburu pada putranya sendiri.

“Apa aku orang asing disini?” Selanya melihat ibunya tengah bermain dengan Jeno bersama ayahnya. Sedangkan Donghae, pria itu tengah sibuk menyiapkan susu untuk Jeno yang terlihat sudah lapar.

Memang Jeno akan susah untuk meminum asi bila pada siang hari seperti saat ini. Dan pada sore ataupun malam adalah kebalikannya. Jeno hanya bisa meminum asi.

“Kau bicara apa sayang?” Ibunya berpura-pura tak tahu atau apa?

“Tidak, aku hanya lelah. Aku ingin istirahat.” Yoona pergi dari ruangan keluarga dan masuk kedalam kamarnya. Melewati Donghae begitu saja yang terlihat memberikan senyuman padanya.

Oh jangan mulai bersikap manis.

Perlahan ia merebahkan tubuhnya diatas empuknya kasur dan mencoba menutup matanya. Ia harus memanfaatkan waktunya untuk beristirahat terlebih Jeno berada ditangan kedua orang tuanya. Tapi baru saja ia ingin memejamkan matanya bunyi ani getar ponsel menggangu aktifitasnya.

Ia mulai meraba-raba,asal bunyi getaran itu dan didapatnya ponsel Donghae.

Hatinya bergemuruh.

Nama Rachael Kim tercetak dengan jelas diinbox pesan ponsel itu.

Dengan sedikit ragu Yoona membuka pesan, privasi yang seharusnya tak kau langgar Im Yoon Ah. Tapi Yoona ingin tahu, toh Donghae suaminya bukan?

Dan hatinya semakin bergemur ketika membaca pesan itu.

‘Well aku terima ajakanmu, kebetulan aku free hari ini. Aku tunggu diapartementku.’

Jadi Donghae yang mengajak wanita itu? Kemana? Bolehkan Im Yoon Ah tahu?

~

TBC

Jangan lupa RCL ya chingu (s).

43 thoughts on “Our Happiness – Married Life?? (1 of 2)

  1. Yah,udh pernah baca ini cerita di blog eonni.
    jdi udh tau ceritanya gimana.
    ya udh deh.tetep di baca kok,disini.

  2. kenapa sich harus tbc disaat2 menegangkan seperti ini……bgaimana awl critanya yoona menikah dgn hae ..,…kyaknya y0ona dah mulai suka ma hae, pi knapa hae malah ma rachel sbel2.
    Lanjut donk jgan lama2 biar g bosen nung2uin hehehehe……jgn pisahkan yoonhae ne ,

  3. Kyak ny ini dah prnah d post deh….tpi ak tetap bca ulang^^udh ngk sbar nunggu part 2 ny^di tunggu part 2 ny thor….jgn lma2 ya ge-post ny

  4. aku kayaknya udah pernah baca ff ini tapi aku lupa baca di blok mana, tapi nggak selesai. Senang abnget ff ini ada di blok ini. Next yah thor

  5. aku kayaknya udah pernah baca ff ini tapi aku lupa baca di blok mana. Tapi cuma part 1 aja. Ditunggu yah part 2nya. Maaci

  6. Pasang suami istri yg kompak hihihi aku suka deh kalau ff kayak gini semua. Romantisss banget. Next

  7. Awalnya gmn kok bisa nikah???
    ikhhh
    pengen tau
    penasaran saya…
    itu R.Kim spt’a terobsesi sekali dengan dongahe
    masa yoong cemburu sama anaknya sendiri
    aigoo
    boleh aku baca d blogmu say???

  8. Yoona di cerita ini kasihan banget. Di saat dia mengharapkan cinta dari orang yang dicintainya, dia dapat rintangan sulit. Kira2, apa yang bakal dilakukan Yoona setelah tau kalau Donghae masih berhubungan sama Rachael dan mau datang ke apartementnya Rachael? Lanjut, Thor. Cerita ini seru banget. Jangan lama2, ya?

  9. Wah…ngapain uh rachel janjian ma donghae di apartemen lagi,,,,gimana awal cerita donghae ma yoona mnkah klo bkan atas dasar cinta trus knp yoona bsa hamil dilanjut ya…

  10. Pnasaran nih..yoona kok bsa mnikah sma donghae..
    lalu siapa itu siwon…si donghae udah mlai ska sma yoona apa blm sih..
    konfliknya mnarik…
    di tnggu part slanjutnya..

  11. Ya lgi asyik2nya baca mlah tbc,
    Rachel ngapain sih ganggu rumah tangga yoonhae,

    Jdi sbenarnya yoona sama donghae married tanpa cinta ya? next

  12. ceritanya seru… 🙂
    apa donghae oppa masih suka sma rachel ?? terus untuk apa semua perhatian dia ke yoona eonni sama jeno ???
    kasihan bgt yoona eonni, dasar pengganggu rumah tangga org jha#rachel
    donghae oppa juga.. ngajak ketemuan mau ngapain coba…

    d tunggu klnjutannya… jgn lama2 ya thor ngpost next chapnya…gomawo

  13. Huaaaaahhhhh ,, parah banget nihh donghae .. Udah nikah+punya jeno juga msh ajj janjian sama rachel ,, nyebelinnn ,, smoga hae gaa kgoda sama rachel ,, tp klo mauu baca before story dr ff ini d blog author judulnya apaa yaaa ???

  14. Thor, ceritain awal nya mereka bisa nikah dong. Penasaran nih. ah, donghae keterlaluan bgt sih, udah nikah juga msh janjian sama rachel. Rachel nya juga, mau ngangguin kehidupannya yoona sama donghae. Yoona yang sabarya. Ditunggu next nya ya thor.

  15. thor aku mau nny nihh..
    ini ff lanjutan dr ff sblmny/ff bru? kok kykny sambungan gtu..
    truss rachel Kim itu spny Donghae?
    kykny author hrs post crita before storyny dehh.. spy lbh jelas hehe 😀

  16. Aq udah bca ff ny di blog lain,a suka sma crita ny!!
    Tp aq blom pernah bca kya ny yg jdi awal knp Yoonhae bza nikah!!hee
    thor bza ksih link ny gak,mw bca part sebelum ny?!hee
    ditunggu klnjtn ny,,

  17. Ini YoonHae ‘a nikah tanpa sengaja, mksud’a dijodohkan gitu atau trjadi sesuatu yg mngharuskan mereka nkah yah? Ga ngrti awal’a
    Tpi semua ceritanya dpet diphami, keren YoonA kekanakan bgt cmburu sma anaknya sendiri 🙂
    Biasanya si Dongek yg childish
    oy itu sehun siapanya YoonHae ??

  18. kayaknya yoona uda mulai suka ama donghae, tpi donghaenya gak peka terus masih aja tengkar walaupun gak heboh cuma masalah kecil…
    yoonhae waktu tengkar malah keliatan kayak keluarga harmonis..

  19. Nae suka ff ini bingung mau komen apa??? Hae oppa apakah benar” selingkuh dngn dng rachel???

  20. TBC itu perlu dibakar eoh
    Lagi tegang”a gini. Thor klau bisa konflik’a makin di tegangin lgi. Buat donghae oppa cemburu sama yoona eonni eoh. Next

  21. kasihan banget yoong disaat dia mengharapkan lebih dari perasaan donghae ke dia malah datang orang dimasa lalu mengganggu dia merasa takut sampek2 dia merasa asing ditengah keluarganya sendiri……

  22. awal nikahx yoonhae itu gimana sih , kok kaya’x gak sreg gitu . o iya maaf thor baru baca skrng , soalx jg br buka wp ini jg hehe….. 😀 , jadi ketinggalan ff banyak deh 🙂

  23. Huahh penasaran. Sebenarnya donghae sama rachael punya hubungan apa sih? Well,aku suka sama ceritanya 🙂

  24. Astaga apa yang terjadi
    Apa maksud smsnya
    Apakah donghae selingkuh
    Atau ada hal yang lain?
    Kenapa harus diapartement?

  25. Pr0blem mulai muncul saat Rachael datang d tengah2 kehidupan bahagia Y00na-Jen0-D0nghae & brniat g0da D0nghae,.
    Sem0ga D0nghae gk brpaling dr Y00 na,, Amien.,,,

Komentarmu?