3 (Oneshoot)

3

Fanfiction by : JYJ

Tittle: 3

Length : One Shoot

Genre : School life

Rating: G

Cast : Lee Donghae & Im Yoona

Warning!!!

Cerita GJ, absurd, abal, typo bertebaran, poster, judul dan cerita gak nyambung -_-

 

***

 

“Setelah sambutan dari kepala sekolah, MC akan memanggil nama siswa yang meraih nilai tertinggi saat ujian untuk berpidato. Untuk itu, ku harap sunbae bersia-siap sebelumnya.”

“Ne, aku mengerti.”

“Kalau begitu aku permisi sunbae, aku harus mengkoordinir yang lain dulu sebelum acara dimulai.” Pamit Kim Joonmyeon as as known as Suho sambil membungkuk pada sosok dihadapannya.

“Na, terima kasih Suho.” Jawab sosok dihadapan Suho sambil menyunggingkan senyum manis. Suho membalas senyuman itu sekilas lalu meninggalkan tempat itu menuju gymnasium dan mulai mengkoordinir anggotanya yang sibuk mengerjakan tugas mereka masing-masing.

Tinggalah ia sendiri. Donghae, pria yang tadi menjadi lawan bicara Suho itu kini menatap sekelilingnya, menatap setiap inci gedung sekolahnya, mencoba merekam se-detail mungkin sudut-sudut sekolahnya dalam ingatannya. Ia memejamkan matanya, mulai mengenang masa-masa saat ia berstastus sebagai siswa di sekolah itu, yang dalam beberapa jam lagi akan ia tinggalkan.

Baginya, sekolah ini sangat spesial. Bukan hanya karena sekolah itu adalah salah satu sekolah menengah terkenal di Seoul, bukan hanya karena sekolah yang memiliki segudang prestasi ini diajar oleh guru-guru terbaik dibidangnya, atau karena di sekolah ini ia bisa mengenal bahkan berteman dengan beberapa idol terkenal yang hanya bisa orang-orang lihat di layar kaca. Bukan, sekolah ini spesial bukan karena semuahal itu. Bagi Donghae, sekolah ini spesial karena Dia. Senyum manis langsung terukir dibibir Donghae. Entah kenapa, setiap hal tentang dia selalu berhasil membuat Donghae tersenyum.

“Donghae?” suara seorang gadis menyadarkan Donghae dari pikirannya. Ia menoleh ke arah sumber suara. Disana, seorang gadis tengah berjalan ke arahnya sambil tersenyum canggung. Donghae yang agak kaget berusaha menormalkan ekspresi wajahnya.

“Hai Jessica.” Sapa Donghae saat gadis itu sampai di hadapannya. Ia berusaha tersenyum setulus mungkin pada gadis yang pernah berstatus sebagai kekasihya, dulu.

Jessica tersenyum lagi, kali ini lebih tulus daripada sebelumnya. “Ku dengar kau menjadi siswa yang mendapat nilai ujian tertinggi. Selamat ya.” Ucap gadis itu tulus sambil mengulurkan tangannya. Tanpa ragu, Donghae menyambut uluran tangan itu dan tersenyum pada gadis itu.

“Terima kasih.” Kata Donghae sembari mengakhiri jabat tangan mereka.

Hening sesaat, Donghae tak tahu apa yang harus ia obrolkan dengan gadis yang pernah mengisi hatinya itu.

“Ah, padahal aku sudah mempersiapkan untuk ini dari jauh-jauh hari, aku tak menyangka mengobrol dengan mantan kekasih bisa jadi se-canggung ini.” kata Jessica sambil terkekeh gugup. Donghae sebenarnya kaget dengan perkataan Jessica, namun 3 bulan berpacaran dengan gadis itu cukup membuat Donghae mengenal gadis itu dengan baik. Jessica memang orang yang frontal, dan Donghae sudah terbiasa dengan itu, meskipun kadang kata-kata gadis itu terlampau jujur dan bisa membuat orang lain mati kutu, seperti Donghae saat ini.

“Santai saja Jess.” Kata Dongahe sambil terkekeh pelan.

Jessica tersenyum tipis, “Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan padamu.” Kata Jessica ragu.

“Apa?” tanya Donghae penasaran.

“Apa kau masih menyukai dia?” tanya Jessica pelan.

Donghae terdiam. Pertanyaan itu sebenarnya pertanyaan yang bisa Donghae jawab dengan mudah karena jawabannya sudah sangat jelas, Ya, Donghae  sampai saat ini masih menyukai dia. Tapi apakah Donghae akan setega itu mengatakannya pada mantan kekasihnya? Donghae bukannya terlalu percaya diri mengira Jessica masih menaruh hati padanya, tapi bagaimana pun mengatakan kau menyukai seseorang pada mantan kekasihmu bukanlah hal yang baik, itu menurut Donghae.

Jessica menunggu Donghae yang masih terdiam dihadapannya. Ia tersenyum kecil, respon Donghae sudah cukup menjawab pertanyaannya tadi. Kalau boleh jujur, sebenarnya Jessica merasa sudut hatinya sedikit berdenyut saat tahu Donghae menyukai gadis itu, sahabatnya, Im Yoona. Tapi, diatas semua itu, ia sadar kalau ia tidak bisa memaksakan perasaan Donghae untuk menyukainya.

“Kau tidak perlu ragu Donghae, katakan saja padaku, kita kan teman.” Kata Jessica menekankan kata ‘teman’ untuk meyakinkan Donghae.

Donghae memandang Jessica lalu mengangguk. Jessica tersenyum mendapat jawaban Donghae.

“Apa kau sudah mengungkapkan perasaanmu padanya?” tanya Jessica lagi.

Donghae menggeleng kecil, “Belum, atau mungkin tidak akan.” Jawab Donghae.

“Kenapa?” tanya Jessica dengan dahi berkerut.

Donghae terkekeh miris, “Kau tahu sendiri aku ini orangnya bagaimana, menatap matanya saja aku gugup setengah mati, apalagi mengungkapkan perasaanku padanya.” Jawab Donghae, sedikit nada putus asa terselip dalam ucapannya.

Jessica menatap Donghae prihatin, “Tapi ini sudah hampir 3 tahun Donghae, kau sudah memendam selama itu, apa kau akan memendam perasaanmu lebih lama lagi.” Kata Jessica. Ia sebenarnya kasihan pada Donghae, meskipun dulu ia sempat merasa dipermainkan dan kecewa pada Donghae, tapi setelah mendengar penjelasan Donghae, semua rasa kecewa itu perlahan hilang dan berubah menjadi rasa simpati dan prihatin.

“Kau harus mengungkapkannya Donghae, aku mungkin tidak berhak menasehatimu, dan aku juga tidak akan pernah bisa mengerti bagaimana rasanya memendam perasaan hingga bertahun-tahun sepertimu. Meskipun begitu, aku harap kau mau mengungkapkan perasaanmu pada Yoona, Donghae.

“Aku mungkin tidak bisa mengerti bagaimana sulitnya seseorang yang memendam perasaan selama bertahun-tahun, tapi yang aku tahu, bahwa memendam perasaan itu bukanlah hal menyenangkan. Rasa sesak mendalam kadang bisa menyiksamu, bukan begitu?

“Untuk itu, aku berharap kau memikirkannya lagi Donghae. Aku menyayangimu dan Yoona, aku ingin kalian bahagia.”Jessica mengakhiri ucapannya. Dihadapannya, Donghae terdiam menyerap setiap kata yang Jessica ucapkan kemudian ia mengela napas panjang.

“Terima kasih Jess, akan ku pikirkan lagi baik-baik.” Kata Donghae sambil tersenyum lemah.

“Ku harap kau tidak membuang waktumu Donghae, karena setelah acara kelulusan ini, Yoona dan keluarganya akan pindah ke Jepang.”

***

Acara kelulusan telah selesai. Raut bahagia dan tangis haru terkumpul di gymnasium tempat dimana acara kelulusan itu berlangsung. Namun di tengah-tengah kerumunan orang yang sedang merayakan kelulusannya itu, tampak seorang pria yang sepertinya sedang kebingungan. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, mencari sosok yang sejak tadi ia cari.

Pria itu mulai berlari di tengah-tengah lautan manusia yang baru saja dinyatakan lulus beberapa jam yang lalu. Pria itu terus berlari, ia hanya menyunggingkan senyum pada beberapa temannya yang memberinya ucapan selamat. Bukan sombong atau tidak sopan, hanya saja ada hal lain yang lebih penting yang harus ia lakukan.

Donghae terus berlari, ia mengedarkan lagi pandangannya sambil terus berharap sosok yang sedari ia cari tertangkap oleh pandangannya. Donghae baru akan berlari lagi jika saja suara seseorang yang memanggilnya berhasil menghentikan langkahnya.

“Donghae!” teriak Jessica lantang membuat Donghae dan beberapa orang yang mendengar teriakannya menoleh kearahnya.

Donghae berbalik dan langsung menghampiri Jessica.

“Yoona menunggumu di kelas 10-4.” Kata Jessica langsung sambil terengah-engah, sepertinya gadis itu juga habis berlari.

“Cepat.” Suruh Jessica bahkan sebelum Donghae mengucapkan terima kasih. Tak mau menyia-nyiakan waktu, Donghae berlari menuju tempat yang Jessica katakan tadi.

***

Donghae tiba di depan kelas 10-4. Ia berdiri di depan pintu kelas itu sambil terengah-engah. Tadi ia berlari sekuat tenaga, ia sampai merasa napasnya akan habis saat itu juga.

Baru saja ia akan membuka pintu kelas itu, seseorang sudah membukanya terlebih dahulu. Donghae bersumpah,  efek berlari sekuat tenaga ditambah gugup saat melihat orang yang kau sukai benar-benar membuat jantungnya hampir meledak. Selama sepersekian detik, Donghae bahkan tak bernapas.

“Ah, kau Donghae.” kata gadis itu, Im Yoona.

Donghae diam, rasa lelah dan terkejut yang ia rasakan membuatnya hanya bisa terdiam dengan napas yang masih terengah.

Yoona menatap bingung pria dihadapannya yang kini sedang berusaha mengatur napasnya. Keringat membanjiri wajah pria itu, membuat pria itu  terlihat keren dan tam…., hey! Apa yang kau pikirkan Im Yoona! Pikir gadis itu.

Setelah beberapa saat mengatur napas dan mengumpulkan keberaniannya, Donghae pun angkat bicara.

“Bisa kita bicara sebentar?” tanya Donghae menatap Yoona penuh harap. Yoona yang dipandang seperti itu hanya bisa mengerutkan alisnya. Bingung, kenapa pria dihadapannya terlihat serius sekali.

“Tentu.” Jawab Yoona singkat.

Yoona yang pertama memasuki ruang kelas itu, selain karena memang posisinya yang masih berada di tengah pintu ruang kelas itu, juga karena Donghae yang terdiam beberapa saat untuk memantapkan hatinya. Donghae akhirnya masuk ke ruang kelas itu, ia menutup pintu ruangan itu lalu berbalik menghadap sosok gadis yang sedari tadi menunggunya.

‘Kau pasti bisa.’ Kata Donghae dalam hati, mencoba menyemangati dirinya sendiri.

“Jadi..” Yoona mencoba memancing Donghae yang sedaritadi diam.

“Ku dengar, kau akan pindah ke Jepang?” Tanya Donghae sesantai mungkin.

“Ya, sore nanti aku berangkat ke Jepang.” Jawab Yoona. Entahlah, tapi mendengar jawaban Yoona, Donghae merasa sesak di dadanya.

“Sebenarnya, ada satu hal yang ingin ku katakan padamu.” Kata Donghae kali ini menatap Yoona. Entah keberanian dari mana sampai ia bisa memandang gadis itu tanpa rasa gugup yang biasanya ia rasakan. Gadis itu balas memandang Donghae, ia memiringkan kepalanya  memberi isyarat Donghae untuk melanjutkan perkataannya.

“Aku.. Aku menyukaimu Im Yoona.” Ucap Donghae mantap. Dan seperti yang Donghae perkirakan, ekspresi kaget tercetak jelas di wajah gadis itu.

“Aku tahu ini terlalu mendadak bagimu, tapi bagiku, ini sudah hampir 3 tahun aku memendamnya.” Lanjut Donghae.

“Sejak pertama melihatmu saat masa orientasi, aku sudah tertarik padamu. Kau mungkin tidak pernah menyadarinya, tapi selama ini aku selalu memperhatikanmu dari kejauhan.

“Selama ini mungkin kau menganggapku sebagai pesaingmu dalam bidang akademik. Ketahuilah, semua itu aku lakukan agar kau melihatku, agar kau menganggapku. Aku selalu senang saat songsaenim akan membagikan kertas hasil ulangan harian, karena setelah kertasku dibagikan, kau akan menghampiri mejaku dan menanyakan nilaiku. Saat itu, aku bahkan berharap setiap hari songsaenim mengadakan ulangan setiap hari, agar setiap hari pula kau datang ke mejaku dan bicara padaku. Dan untuk hal itu, sepertinya aku harus berterima kasih padamu karena secara tidak langsung, kau yang menjadi motivasiku untuk terus berprestasi.”

Yoona terperangah hebat, ia benar-benar tak menyangka dirinya bisa berpengaruh sehebat itu bagi Donghae. Hening kini menyelimuti keduanya. Dongahe menatap Yoona yang kini menundukan kepalanya.

“Maaf kalau aku mengejutkanmu, aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku saja.” kini Donghae yang tertunduk, merasa lemas setelah mengungkapkan semua isi hatinya. Ia takut, takut jika setelah ini, gadis itu membencinya. Fakta bahwa gadis itu akan pergi jauh dari Korea sudah cukup membuatnya galau setengah mati. Jika setelah ini gadis itu bilang kalau ia membenci Donghae, Donghae merasa terjun dari Namsan Tower akan lebih baik baginya.

“Donghae.” kata gadis itu setelah lama tak bersuara. Donghae yang tadinya menunduk pun menengadahkan kepalanya.

1 detik

2 detik

3 detik

3 detik tadi cukup membuat tubuh Donghae membatu, dan 3 detik tadi berhasil menghapus semua penantian Donghae selama 3 tahun. Bagaimana tidak. Saat Donghae menengadahkan kepalanya, gadis itu tiba-tiba saja berjinjit dan langsung mengecup lembut dan penuh perasaan bibir Donghae.

Donghae masih membatu sementara gadis itu kini menatap Donghae dengan semburat merah di kedua pipinya.

“Aku tak tahu apa yang mendasariku melakukan halini, tapi..” Donghae menahan napas menunggu Yoona melanjutkan kata-katanya.

“Maukah kau menungguku sampai kita sukses nanti?” tanya Yoona sambil mengulum senyum malu-malu.

Dan saat itu Donghae merasa gravitasi tak menahannya lagi. Ia merasa seperti melambung ke angkasa saat mendengar setiap kata yang baru saja di ungkapkan gadis di hadapannya . Bibirnya secara otomatis membentuk senyuman paling indah saat ia melihat gadis dihadapannya tersenyum manis padanya.

Bagi orang lain, masa-masa sekolah menengah mungkin adalah masa paling indah untuk merajut kisah kasih. Tapi berbeda bagi Donghae, kisah-kasihnya justru berawal di akhir masa sekolah menengahnya. Meskipun terlambat ia tak menyesal, karena ia tahu, Im Yoona akan menunggunya di gerbang kesuksesan kelak.

 

FIN

 

Hallo, JYJ muncul ._.v

Ya langsung saja, pertama-tama *alah* aku mau bilang terima kasih banyak buat yang udah mau baca, lirik, atau ngintip ff abal ini J

Terima kasih juga untuk reader yang udah comment di ff aku sebelumnya, dan maaf banget gabisa aku bales satu-satu :”)

Dan ini rasa terima kasih yang paling spesial buat reader yang kemaren doain aku dan kasih semangat buat aku menjelang ujian xoxo :”)

Selain mau bilang terima kasih, aku juga mau bilang maaf yang sebesar-besarnya buat reader karena belum bisa nerusin BP alias Black Paradise u.u

Sebenernya buat BP kemaren udah aku ketik sebagian, tapi pas mau di save, notebook aku mati, jadinya aku pundung -_- *curhat* mohon pengertiannya ya, BP aku usahain tetep lanjut, tapi yaah, mungkin bakal agak lama *udah lama banget keles* #plak -_-

Well, sampai ketemu lagi di ff aku yang lain ^^ sayounaraaa *lambai”

 

 

44 thoughts on “3 (Oneshoot)

  1. Kyaaaa, sosweet nya uri yoonhae:* Ditunggu ff yang lain thor, BP nya juga harus tetep lanjut udah penasaran banget

  2. keren…
    tpi momentnya yoonhae dikit bangeeetttt^^
    itu gak mslah asalkan yoonhae bersatu *jiwa pyro muncul*
    ditunggu ff slnjutnya thor
    Fighting!!!

  3. Oooh uri yoonhae
    May I have same story like them? Hahaa 😀
    Nice fict, I’ll be waiting your another fict 🙂 fighting

  4. pernyataan cinta donghae yang singkat dan penuh keberanian setelah memendam 3 tahun lamanya berbuah manis dengan hasil yang sangat manis……so sweeeet…….YoonHae…….
    semangat buat authornya ditunggu ff yoonhae lainnya…..ditunggu BP nya ya thorrr dah lama nunggunya thorrrrr…..

  5. Daebak,hae sama nih kisah cinta nya kayak aku.
    Ada sequel tidak?kalau ada aku tunggu sequel nya.

  6. Ceritanya simple, tapi feelnya ok banget.
    Biarpun moment YoonHaenya sedikit tapi ngga apa2 lah, bagiku tulisannya rapi itu bisa menutupi.
    Tapi butuh sequel ini saeng. . Wihihiii bagaimana lagi, nanggung sih. Kan mau tau kelanjutan cerita antara YoonHae. *plaaaakk.
    Nice story n ff. Like it..

  7. Wahh, so sweet. Tp moment YH nya dikit banget thor.
    Buat sequel donk. Wkt mereka ketemu kembali.
    Jebal thor, nanggung banget nih ceritanya
    Author fighting

  8. huuu manis banget ceritax , agak mirip sama cerita q hihi… 😀 . thor sequel dong 😉 🙂 😀

  9. ceritanya keren , Donghae mendapatkan juara umum hanya untuk dilihat oleh so sweet banget..
    tapi sayangnya kurang panjang nih.
    Black Paradisenya ditunggu ya thor.

  10. akhr’y donghae brni jg nYtain pRzaan’y k yoona…!? pngn’y sih da squeL pnzran ma kisah mrekA …!? dtnggu part sLnjut’y n BP’y…

  11. pas bagian terakhirnya lucu deh.. 😀
    keren keren..
    jangan lupa Black paradise nya dilanjutin ya, udah lama nunggu tuh ff.. 😉

Komentarmu?