Before Story Of With You Not My Future (2 of 2)

BS WYNMF

 

Author             : SooNa

Title                 :  [Twoshoot-Part 2] Before Story Of With You Not My Future

Cast                 : Im Yoon Ah- Lee Dong Hae

Other Cast       : Choi Sooyoung, Jung Jessica, Cho Kyuhyun

Genre              : Romance, Sad

Rating             : General

Desclimare      : Semua tokoh yang ada didalam ff ini milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarganya dan agensinya. Saya hanya meminjam namanya saja. Jika ada kesamaan jalan cerita itu hanya kebetulan.

Note                : FF ini merupakan before storynya dari ff ‘With You Not My Future’

Bagaimana Im Yoon Ah bertemu dengan Lee Dong Hae, dan bagaimana sampai Yoona bisa menjadi ya you know what i mean. So Happy reading and jangan lupa Keep RCL. Still Yoona POV.

Di post juga di Wp pribadi http://summercalista.wordpress.com/

~

 

Dan setelah itu entah karena sikapku yang dingin padanya atau memang dia yang membuka kedoknya. Kedok yang hanya berlaku baik karena kasihan padaku?

Kami tidak banyak bicara untuk waktu yang lama, sangat lama sampai aku bahkan sudah mulai berani untuk keluar dari apartement ini.

Aku masih naif, hubunganku dengan Donghae oppa yang terlihat sangat canggung tapi aku masih hidup didalam apartementnya.

Jawabannya, karena hanya disanalah aku tahu kemana aku pulang. Jadi bisakah aku egois dan munafik untuk yang satu ini?

Dia masih sama, datang disaat sarapan pagi dan membawakan persediaan makanan untukku. Malah tempo lalu ia menyerahkan kartu kreditnya padaku untuk keperluanku yang lain.

Apa yang akan orang pikirkan bila melihat ini? Maksudku tanpa orang tahu kalau aku adalah sepupu Lee Dong Hae? Perempuan tak tahu malu? Perempuan brengsek yang mengganggu kehidupan pria yang sudah berumah tangga?

Dan sekali lagi aku bersikap munafik untuk hal itu. Hanya dia yang aku punya. Jadi walaupun hanya menjadi seorang sepupu aku akan terima yang terpenting dia ada disisiku. Berada dijarak pandangku. Berada dimana aku tahu aku harus segera kembali ketika malam hari datang.

Dan pagi ini menjadi pagi yang tidak biasanya. Lee Dong Hae kembali membuat hatiku hancur.

Bukanya malah berhenti dan hilang tapi perasaan ini semakin tumbuh. Seperti tumbuhan yang coba kau potong agar mati tapi tumbuhan itu bertunas dan hidup kembali malah semakin banyak.

Begitulah perasaan yang terjadi padaku untuknya.

“Aku tidak tahu sebelumnya kalau Donghae oppa punya sepupu.” Wanita itu menyiapkan selembar roti untuk Donghae. Tidak, biasanya aku yang akan menyiapkan hal itu walaupun keadaan kami masih saja canggung.

“Jangan selai strawberry.” Aku langsung mengambil selai kecang dan diberikan pada wanita itu.

“Bukankah oppa tidak menyukai selai kacang?”

Tapi bukankah dia berkata kalau ia menyukai selai kacang padaku? Ia berkata kalau ia ingin aku menyiapkan roti untuknya dengan selai kacang bukan dengan selai strawberry?

Wae? Kenapa Donghae oppa melakukan hal itu padaku.

Aku meremas pisau dan garpu yang tengah aku pegang. Kepalaku berdenyut dan sungguh perutku mual.

Dari dulu aku tak suka dibohongi dan entah untuk keberapa kalinya dan mungkin kebohongan-kebohongan lain yang belum terungkap. Kebohongan seorang Lee Dong Hae?

“Yoona-ya kau terlihat pucat.” Aku menggeleng dan segera mengelak ketika tangan putih dan lentik itu mulai menyentuh dahiku.

“Aku kekamar dulu, nikmati waktu kalian.” Aku hanya ingin memangis, menangis karena satu-satunya orang yang aku punya didunia ini tak menjadi milkku. Dia bukan milikku karena sudah menjadi milik orang lain.

Untuk pertama kalinya aku menyesal, kenapa Tuhan membiarkan aku bertemu dengan Lee Dong Hae? Bisakah aku bertemu dengannya ketika dia bahkan belum mengenal Jung Jessica? Bisakah?

Itu mustahil. Dan untuk semalaman aku hanya meratapi kehidupanku yang sungguh sangat miris.

~

“Im Yoon Ah?” Aku membalikan badanku, dan coba tebak siapa yang tadi barusan memanggilku itu?

Tanpa kami sadari kami langsung berpelukan. Aku masih mengenal wajahnya tentu saja.

“Kau benar Im Yoon Ah?” Tanyanya lagi dan aku hanya mengangguk. Choi Sooyoungku kembali. Aku bertemu dengannya kembali. Rasanya, entahlah aku sangat senang.

“Aku mendengar berita itu, gwenchanna?” Tanyanya dan aku menggeleng kali ini.

Kami sudah tak lagi di supermarket, kini kami sudah berada dicaffe. Memesan minuman dan makanan yang kami sukai. Mengingat kenangan kami yang dulu. Serasa aku dipaksa untuk mengingat semua kenangan buruk yang pernah aku alami dan dengan naasnya aku menceritakan semuanya pada sahabataku itu.

Aku tak bisa menyembunyikan apapun darinya. Bahkan semuanya sampai aku bertemu dengan penyelamatku itu. Semuanya tapi satu yang belum aku ceritakan kalau penyelamatku dimana aku menaruh hati padanya ternyata bukan ditakdirkan untukku.

“Yoong.” Aku tahu Sooyoung akan sangat sulit percaya akan semua hal yang aku katakan padanya. Bahkan ini terdengar seperti sebuah skenario drama yang tengah sutradara bacakan untuk para pemainnya, hidupku seperti drama yang menyakitkan yang pastinya akan berakhir dengan bukan happy ending seperti yang banyak orang harapkan.

“Apa yang harus aku lakukan Soo-ah?” Tanyanya. Pertanyaan pertamaku kepada orang lain   selain diriku.

Setiap malamnya aku selalu bertanya, apa yang harus aku lakukan ketika bertemu Donghae oppa besoknya? Bagaimana sikapku ketika untuk kesekian kalinya Jessica unni datang keapartement yang aku tempati itu. Wanita itu terlalu baik untukku benci. Toh kalau aku membencinyapun akan sangat keterlaluan karena disini yang patut dibenci adalah diriku. Im Yoon Ah yang tak tahu malu.

“Kau tinggal denganku.” Aku menatapnya, bagaimana aku akan tinggal dengannya sedangkan ia memberitahukanku kalau ia sudah menikah malah ia sudah mempunyai seorang putra? Aku rasa itu bukan pilihan yang baik dan aku akan sangat menyesal karena membawa Sooyoung kedalam masalahku ini.

Aku menggeleng.

“Tidak Soo-ah, aku—“

“Tapi kau akan sakit melihatnya, kau akan menderita dengan ini semua aku tidak mau melihat kau menderita. Hanya aku yang kau punya Im Yoon Ah, kau masih punya Choi Sooyoung sahabatmu ini.”

Dan itu semakin menguatkan pendirianku kalau aku juga tak ingin membuat Sooyoung susah karenaku.

“Aku tidak apa-apa aku sudah mengatur hatiku untuk tidak sakit ketika melihatnya.” Walaupun pada nyatanya aku tersenyum tapi aku tahu kalau Sooyoung menyadari senyumanku ini . Senyuman yang kucoba paksakan guna menahan air mata yang semakin mendesak untuk keluar.

“Aku ingin bertemu denganmu setiap hari.” Sooyoung langsung memegang kedua tanganku dan mengangguk.

“Kita bisa bertemu setiap hari, aku akan datang keapartementmu atau kau yang datang kerumahku.”

Dan setelah itu aku memberikan alamat apartementku –bukankah sudah dibilang kalau Donghae oppa mengatakan bahwa apartement itu milikku? Dan dia memberikan alamat rumahnya padaku.

Hari itu kami berpisah dan berjanji untuk bertemu setiap hari.

Aku mempunyai Choi Sooyoung. Gomawo untuk bertemu denganku lagi.

~

Dan paginya aku bergegas untuk kerumah Sooyoung, tanpa menghiraukan pertanyaan Donghae oppa yang mencoba mencegahku kerena belum memakan roti bakar buatnnya.

Aku mengelak dengan alasan ingin bertemu dengan teman lama karena memang itulah kenyataannya. Tapi dengan suara yang tegas Donghae oppa membantah, ia tak percaya akan perkataanku.
“Terserah oppa, yang jelas sahabatku sedang menunggu. Lebih baik oppa berangkat kekantor.”

Dengan bersikap tak terlalu dekat dengannya mungkin bisa membuat hatiku tak terlalu sakit ketika melihatnya bersama Jessica unni.

Sungguh wanita bernama Jessica Jung itu sangat baik. Ia sering mengirimiku makanan, dan seminggu lalu saat aku sakit dia jugalah yang menjagaku dan menemaniku atas permintaan Dongahe oppa. Tapi sungguh aku bisa merasakan ketika dengan telatennya Jessica unni menjagaku bagai aku mempunyai seorang kakak perempuan yang sangat aku dambakan dari dulu.

Ia berhati lembut dan aku sangat menyukainya. Aku tidak tega, dan aku terlihat kotor karena membohonginya.

Maafkan aku. Tapi perasaanku yang tak tepat inilah yang membuatku tak bisa melepaskan Donghae oppa, pergi dari sisinya itu tak bisa aku lakukan. Walaupun hanya sebatas seorang    sepupu aku senang akan status itu. Yang terpenting aku bisa berada didekatnya. Bisa melihatnya.

~

Tok tok

Pintu terbuka dan yang kulihat sosok pria bertubuh tinggi tegap dengan rambut ikal yang menghiasi kepalanya menyambutku dengan senyuman yang khas.

Ouh apakah mungkin dia adalah suami Sooyoung?

“Nugu?”

Aku hanya tersenyum canggung dan memperkenalkan diriku.

Namanya Cho Kyuhyun, dan dia sungguh beruntung karena mendapatkan Choi Sooyoung,ya walaupun sahabatku yang satu itu sedikit tom—

Aku melototkan mataku ketika melihat Sooyoung yang datang dengan apron bunga-bunga yang menghiasi tubuhnya dan jangan lupakan baju yang tengah ia gunakan? Oh ayolah kemarin aku masih melihat Sooyoung sahabatku yang terlihat normal seperti dulu.

Dengan rambut diikat kuda dan dengan jelana jeans ditambah kaos biasa yang dibalut sweater yang cukup untuk menutupi lengan panjangnya. Tapi sekarang.

Ia mengenakan dress sederhana yang khas dipakai dirumah.

“Kau memasak?” Itulah perkataan pertamaku yang keluar ketika Sooyoung datang membuat suara tawa terdengar dari arah samping kananku.

“Dia sangat berusaha untuk bisa memasak sendiri.” Ucap Kyuhyun oppa dengan suara tawanya yang masih bisa terdengar membuat Sooyoung menatap tajam kearahnya dan            seketika Kyuhyun oppa pergi meninggalan kami.

Aku mencium suami takut istri disini.

Hiburan pagiku.

“Jangan tertawa Yoong, aku juga mengalami perubahan.” Aku kembali tersenyum dan mengajaknya untuk masak bersama ya walaupun aku tak yakin akan kemampuan memasakku.

Hingga berakhir, kami sarapan bersama ditambah dengan kehadiran Kyungsan yang duduk dikursi khususnya. Balita kecil berumur setahun itu sungguh menggemaskan. Ia sangat terlihat mirip dengan Kyuhyun oppa. Bahkan aku tak melihat sedikitpun kemiripannya dengan Sooyoung dan itu aku jadikan bahan ledekanku untuknya.

Setelah Kyuhyun oppa pergi kekanttor dan Kyungsan tertidur dikamarnya. Aku dan Sooyoung menikmati coklat panas diruang tengah rumah bergaya minimalis ini.

“Bagaimana kalian bisa menikah semuda itu? Hey Soo kau menikah diumurmu 21, tapi tunggu sekarang Kyungsan berumur setahun dan kita masih 22 tahun.” Aku menutup mulutku tidak percaya. Jangan bilang.

Lihat wajahnya memerah. Ya ampun.

Aku memukulnya dan menjitak kepalanya.

“Yak kau bagaimana bisa.”

Dan dia hanya tersenyum tanpa dosa  kearahku. Sungguh Choi Sooyoung.

“Kami saling mencintai dan itu sudah cukup aku rasa”

Aku ingat memoriku, kembali mengingat ketika Donghae oppa berkata kalau ia juga menikah muda karena saling mencintai. Apakah perjalanan cinta Sooyoung juga sama dengan Donghae oppa? Oh sungguh kebetulan yang membuatku sakit.

“Ya itu sudah cukup.”

~

Dan setiap paginya aku akan pergi kerumah Sooyoung toh Kyuhyun oppa terlihat tidak keberatan malah kami sudah menjadi partner dalam menjahili Sooyoung.

Seperti sebuah keluarga yang kembali aku rasakan, sayangnya hatiku masih saja terasa kurang. Kurang karena tidak adanya Lee Dong Hae yang selalu makan bersamaku dalam satu meja.

Tidak, Donghae oppa masih datang dipagi hari dan selalu memasak sarapan untuk kami. Hanya aku yang tak tahu malu dan tak menghargai apa yang telah ia lakukan padaku, pergi meninggalkan. Meninggalkannya yang terlihat kecewa atas sikapku yang kembali dingin.

Tapi ini salah satu usahaku, caraku untuk tak lagi menaruh harap padanya. Cukup aku tanam perasaan ini hanya untukku. Cukup aku tak mau perasaan ini menyakiti banyak orang walaupun sekarang akulah yang tersakiti karena perasaanku sendiri. Biarlah, Donghae oppa dan Jessica unni sudah terlalu baik padaku. aku sudah menganggap mereka bagian dari keluargaku sendiri.

Dan kabar baik, sungguh. Bertemu dengan Sooyoung otomatis membuatku bertemu juga dengan aboeji dan eommoni.

Mereka langsung memelukku ketika pertemuan pertama kami. Aku baru bertemu mereka akhir-akhir ini karena mereka masih tinggal dijepang.

Aku menangis dalam pelukan eommoni dan menceritakan semuanya. Kecelakaan orang tuaku sampai kebejatan orang yang mengaku pamanku itu yang entah dimana. Mungkin           semua kekayaan keluargaku sudah ia kuras.

“Yoong eommoni ingin kau melanjutkan sekolah lagi.” Ucap eommoni dan mendapat anggukan dari aboeji serta Sooyoung yang berada disisiku.

“Kau sudah kami anggap seperti anak kami sendiri. Jadi jangan membantah ini perintah.” Ucap aboeji yang tak memungkinkan untukku membantah. Hingga pada akhirnya aku melanjutkan kuliahku yang sempat terhenti.

Aku dan Sooyoung kebetulan mengambil jurusan yang sama, desainer. Dan aku baru tahu kalau Sooyoung masih kuliah dan itu membuat Kyungsan diasuh oleh baby sister kadang juga oleh orang tua Kyuhyun oppa.

Ini sudah cukup. Eomma appa aku tahu kalian tidak akan khawatir lagi padaku. Ada eommoni dan aboeji yang menjagaku disini.

~

Hingga pada akhirnya, Lee Dong Hae semakin terasa jauh olehku. Semakin terasa jauh dari jarak pandangku terutama semakin jauh dari hatiku yang kini kurasakan hanya kekosongan. Bukan, perasaan ini masih sama. Masih memenuhi setiap sudut direlung hatiku hanya saja aku merasa kalau ini semua sia-sia.

Semuanya sia-sia ketika aku menyadari ini. Semua ini terlalu rumit bila aku paksakan, terlalu banyak hal yang harus dikorbankan dan tersakiti.

Sudah aku bilang, biar aku yang menanggung semua ini tanpa dirinya ketahui.

“Apa kau tak akan sarapan bersamaku lagi?” Tanyanya yang tengah duduk dikursi yang selalu setiap pagi ia duduki tanpa absen sama sekali.

Aku acuh dan pergi dari hadapannya, mencoba pergi dari ruangan dimana ia juga ada disana.

Tapi gagal, tangan itu menahan lenganku. Memberikan sedikit remasan disana membuat desiran dihatikuarasaan.

Dan aku terhunyung kebelakang, mendarat tepat didada bidangnya. Punggungku merasakan detakan disana sungguh sangat kencang, sekencang detakan jantung yang kurasakan ketika aku bahkan hanya melihat siluet bayangannya.

Perasaanku terlalu besar aku pendam untuknya hingga mungkin hatiku sewaktu-waktu akan bisa meledak seperti saat ini.

Entah kenapa bisa air mataku mengalir begitu saja ketika kepalanya mulai menyelusup dibelahan leherku dan tangan kanannya melingkari dadaku sedangkan tangan satunya masih setia menahan lenganku.

Aku tak akan pergi, tak akan walaupun aku sakit, sakit yang kurasakan tak akan mampu membuatku rela pergi dari sisimu walaupun aku mencoba bersikap seakan aku ingin pergi, seakan aku ingin mengacuhkanmu. Menganggap kalau kau hanyalah bayangan, hanyalah pangeran yang datang dialam mimpiku yang bahkan tak nyata sama sekali.

Tapi yang pasti aku tak akan pernah pergi, tak akan pernah.

“Aku merindukanmu Yoong, sangat.” Hatiku berdesir dan seakan sengatan volt listrik mengalir ditubuhku ketika pria ini mengatakan kata-kata manisnya tepat ketika kepalanya masih berada dicekukan leherku.

“Jangan mengabaikanku.” Ucapnya lagi dan semakin menarikku sehingga membuat tubuh kami tertempel tanpa ada jarak yang memisahkan diantara kami.

“Jangan mendiamkanku seperti ini.” Tanganku mengepal. Semua perkataannya semakin menambah rasa bersalahku padanya. Aku yang mencoba mengacuhkannya aku yang mendiamkannya dan aku-aku yang lainnya yang mencoba menghindar darinya.

“Aku mohon jangan seperti ini.” Aku menggeleng membuat ia membalikan posisi tubuhku menghadapnya. Aku menunduk dan semakin menggelengkan kepalaku,

Dia memohon dan itu sungguh sangat tak pantas ia lakukan padaku. Jangan memohon, aku bukan orang yang pantas kau mohon padanya.

“Aku moh–.”

“Jangan.”

Aku menghentikannya sebelum ia memohon kembali. Kau malaikatku tak sepantasnya kau memohon padaku.

“Jangan memohon, jangan meminta apapun dariku karena tanpa kau pintapun aku akan memberikannya. Tapi aku mohon, aku pantas memohon padamu. Aku mohon setidaknya beri aku ruang untuk bernafas, beri aku kesempatan untuk tak mengharapkanmu, beri aku kesempatan dimana aku tak akan lagi menantikanmu disetiap pagiku.”

Ya memang aku yang pantas memohon padanya bukan sebalinya. Dia terlalu tinggi untuk memohon padaku yang bahkan sangat rendah.

“Buat aku setidaknya agar tak mengharapkanmu menjadi milikku seorang oppa, aku tak ingin membuat Jessica unni sakit dan aku ingin semua rasa sakit ini berhenti aku rasaan. Kau bukan milikku tapi aku menginginkan kau menjadi milikku.”

“Apa maksdumu?”

Perlahan mataku menyelusuri lekukan diwajahnya. Matanya yang teduh yang sangat aku sukai semuanya, mungkin semuanya aku sukai dari pria ini. Tak  ada cacat sedikitpun.

“Kau boleh membenciku setelah ini tapi setidaknya izinkan aku memberitahukanmu kalau aku, wanita tak tahu diri ini mencintaimu oppa. Aku mencintai—“ Aku tak bisa menyelesaikan kalimatku karena ia langsung membungkam bibirku dengan bibirnya. Awalnya ia sedikit melumat kasar bibirku hingga membuatku sedikit meremas kameja putih yang tengah ia pakai.

Perlahan ciumannya semakin melembut, sungguh sangat lembut sampai aku terbuai olehnya. Sampai aku perlahan membalas semua yang ia lakukan padaku.

Untuk saat ini biarkan aku memilikimu oppa, biarkan aku setidaknya mencap dirimu sebagai milikku seorang tanpa menghiraukan orang lain selain kita.

Apakah boleh?

Kami semakin tak terkendali dan dia yang sudah mulai menurunkan ciumannya kearah daguku.

Aku tahu ini tidak benar, tapi apa salah aku menginginkannya untukku? Apa salah aku ingin dirinya ada untukku, apa salah aku hanya ingin memilikinya hanya untukku? Setidaknya untuk satu hari ini. Cukup sudah cukup itu semua.

“Tetaplah disiku Im Yoon Ah aku membutuhkanmu.”

Aku tak peduli jika Lee Dong Hae tak membalas perasaanku selama ia masih berlaku baik padaku. Aku tak peduli akan hal itu yang terpenting aku sudah megatakan perasaanku ini.

Walaupun Lee Dong Hae membutuhkanku bukan mencintaiku aku senang akan hal itu, setidaknya dalam pikiran dan kepala Lee Dong Hae akan  ada namaku. Akan ada aku yang ia sebut.

Setidaknya sedikit kehidupan Lee Dong Hae aku memiliki peran disana.

Sedikit membuat kenangan tentangku dan kami untuk ia ingat disekian kenangannya bersama wanita lain.

~

Silauan cahaya matahari yang menembus retinaku membuatku mau tak mau membuka mata. Ini masih dikamarku. Kamar yang sudah aku tempati hampir setahun. Dan itu artinya hampir setahun aku mengenal pria bermata teduh itu yang mampu mencuri hatiku yang bahkan tak ia kembalikan, membuatku terkunci hanya mencintainya. Hanya mampu menatap kearahnya dan memandang kearahnya seorang.

Dan nyatanya pencuri hatiku kini masih terlelap dengan nyamannya dibawah selimut biru ini. diselimut yang sama aku pakai untuk menutupi tubuh kami.

Terkutuklah diriku, berdosalah diriku ini.

Aku tahu ini sungguh salah, sungguh tidak benar. Tapi aku tak bisa mengelak. Untuk sekarang. Untuk sekarang aku tak bisa berbuat apa-apa lebih tepatnya tak ingin berbuat apa-apa.

Aku menikmati hidupku ini, hidup dalam bayang-bayang kehidupan Lee Dong Hae. Aku menyukainya.

“Sayang, kau sudah bangun?” Dan panggilan itu selalu menyambut pagiku entah itu secara langsung atau tidak.

Ketika ia tak ada disampingku, ketika aku tak menumukannya ada disisiku ketika aku terbangun maka aku akan mendapatkan kata-kata itu dari dalam ponselku. Dari pesannya yang selalu ia kirim untukku.

“Aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu. Aku mencintaimu Im Yoon Ah.”

Kalimat termanis, terindah dan ter-ter lainnya yang mampu membuat hatiku berbunga kala itu. Ketika untuk pertama kalinya kami saling menatap dengan sangat dalam, ketika untuk pertama kalinya bibirku bertemu dengan bibirnya ketika untuk pertama kalinya aku berada didalam rengkuhan hangatnya menyelusupkan wajahku kedalam dada bidangnya yang mampu membuatku sangat-sangatlah nyaman.

“Maafkan aku yang mencintaimu Im Yoon Ah.” Ucapnya lagi dan itu membuatku kembali dalam realita hidup yang kejam ini.

Tuhan apa takdirku bukan dengannya? Apa aku tak ditakdirkan bersama dengan orang yang aku harapakan? Orang yang aku cintai?

“Aku mandi dulu, hari ini ada rapat penting.” Dia bangun dari tidurnya dan melangkah kearah kamar mandi.

Aku yang masih setia memandang punggungnya hingga hilang dibalik pintu kamar mandi lalu menghela nafas.

Mungkin rapat penting, lembur dan segala hal lainnya dijadikan pria itu sebagai alasan untuk wanita yang menunggunya dirumah mereka ketika ia memutuskan untuk tidur bersamaku disini. Diapartement yang kini aku mulai membuat banyak kenangan tentang kami.

Dan setiap harinya juga aku akan sangat merasa bersalah pada Jessica unni.

~

Hingga semua itu terjadi. Dipagi hari yang cerah. Dimana aku masih dapat menemukan dirinya disisiku yang rasanya lebih sering ia berada disini.

Pagi yang cerah tapi tidak untukku. Tubuhku rasanya sangat lemas dan perutku sungguh mual. Kepalaku tak kuat untuk diajak kompromi hanya untuk sekedar berdiri.

Tapi mau tak mau aku beranjak dari tidurku dan berlari kearah kamar mandi dan mencoba memuntak semua isi perutku yang ingin aku muntahkan. Nihil, tidak ada apa-apa kecuali enzim-enzim yang aku keluarkan.

Tuhan, ampuni hambamu ini. Aku tahu ini. Aku mohon tolong ampuni aku.

Eomma, appa aku minta maaf, jangan marah padaku jangan kecewa padaku aku mohon.

Aku tahu aku salah, tapi aku tak bisa mengelak.

“Kau sakit?” Tanya Donghae oppa sambil menuntunku kembali kearah ranjang dan menidurkanku disana.

Aku menggeleng dan menyuruhnya untuk segera berangkan kekantor. Aku tahu ia sedang sibuk.

“Makanlah, aku membuat bubur dimeja makan.” Pesannya sebelum ia benar-benar pergi dari apartement ini.

Aku memutuskan untuk menelepon Sooyoung, memberitahukan kalau aku tak akan masuk kuliah.

Masalah kuliah, aku juga memberitahukannya kepada Donghae oppa dan ia sempat bertanya bagaimana aku bisa kembali berkuliah. Dan aku jawab sejujurnya kalau orang tua sahabatku yang sudah aku anggap keluargaku sendiri membayaiku kuliah.

Hari itu kalau tidak aku tahan Donghae oppa meminta alamat orang tua Sooyoung untuk meminta kepada eommoni dan aboeji untuk tak lagi membiayai kuliahku karena dia yang akan membiayaiku.

Tapi aku menolak, sudah cukup kebaikan yang Donghae oppa berikan, toh aku juga tidak keberatan akan kebaikan eommoni dan aboeji yang pasti aku yakin mereka memang tulus. Ditambah bila aku mengabulkan permintaan Donghae oppa itu akan terlihat aku tidak sopan pada mereka.

Eomma dan appa pasti sudah mempercaiku pada mereka berdua karena mereka sudah aku anggap sebagai pengganti kedua orang tuaku.

Kepalaku kembali pusing dan aku malas untuk beranjak keluar dari kamar ini dan aku memutuskan untuk tidur. Setidaknya berharap sakit ini akan berkurang.

~

Suara bel dan deringan ponsel mengganggu tidurku yang sungguh tak nyenyak sama sekali. Bagaimana bisa aku tertidur dengan lelap bila perutku terus saja mual. Dengan sangat terpaksa aku bangun dan melihat siapa yang berani bertamu hari ini?

Apakah Jessica unni? Tidak mungkin dia terlalu sibuk dengan semua pasiennya. Bahkan sudah sebulan ini ia tak menemuiku disini.

Dan aku terkejut sekaligus cukup bersyukur. Choi Sooyoung untuk pertama kalinya datang keapartementku.

Aku langsung membuka pintu untukknya dan dengan segera ia datang kearahku memegang dahiku dan memeriksa seluruh tubuhku seakan sedang mencari cacat disana.

Kebiasaannya ketika ia tahu kalau aku sakit.

“Aku hanya demam Soo-ah.” Ucapku mencoba menghentikan kebiasaannya ini yang sedikit menganggu.

Aku mengajaknya duduk dan mengambil minum didalam kulkas.

“Ini apartementnya?” Aku mengangguk. Dia terlihat melihat seluruh sudut apartement ini sama seperti yang kulakukan ketika pertama Dongahe oppa mengajakku untuk tinggal disini.

“Lalu dia?”

Aku menunduk dan belum sempat aku jawab pertanyaannya dimana aku akan menceritakan   semuanya. Semuanya. Suara bel kembali terdengar.

“Ah itu pasti Kyuhyun.” Aku melotot kearahnya yang sudah berjalan kearah pintu.

Kulihat Kyuhyun oppa sudah berada disisinya.

“Aku mengajaknya kesini tak apakan?”

“Tak apa.” Aku kembali beranjak dan mengambil minuman untuk Kyuhyun oppa.

“Kudengar kau sakit? Lihatlah sahabatmu ini dia sedari pagi mengkhwatirkanmu bahkan sempat mengabaikanku.” Adu Kyuhyun oppa yang langsung mendapat jitakan tangan Sooyoung. Aku hanya tersenyum.

Rasanya sangat wajar Sooyoung mengkhawatirkanku dan itu akan lebih wajar lagi bila ia sudah mendengarkan ceritaku ini.

Masalah Kyuhyun oppa? Aku rasa Sooyoung sudah memberitahukan sebelumnya mengingat Sooyoung akan sangat ember pada seseorang yang ia anggap dekat dengannya.

Dan sudah jelas suaminya adalah orang yang dekat dengannya selain aku dan keluarganya.

“Pria itu dimana?” Lihat, Kyuhyun oppa bahkan menanyakan keberadaan Lee Dong Hae. Jadi dapat dipastikan mulut ember Sooyoung sudah mulai beraksi.

Baiklah, mungkin ada baiknya jika aku menceritakan semua ini pada mereka. Setidaknya bila aku membutuhkan bantuan atau sekedar kehadiran mereka aku bisa memanggil mereka. Bercerita      sepuasnya pada mereka karena aku yakin seorang Cho Kyuhyun tidak akan seember istirnya.

Dan yang aku kagumi dari suami sahabatku ini adalah dia pendengar yang baik setelah sempat untuk pertama kalinya aku menceritakan tentang persahabat yang terjalin antara aku dan istrinya.

“Sebenarnya ak—“

“Sayang, aku meninggalka–.”

Aku, Sooyoung dan tentu saja Kyuhyun oppa lagsung menoleh kearah suara itu berasal.

“Hyung.”

“Donghae oppa.”

Jangan bilang kalau mereka berdua mengenal Lee Dong Hae. Tuhan jangan bilang kalau mereka mengenal pria ini. Aku mohon.

Dan Sooyoung menatapku kembali dengan tatapan mata sendunya. Sudah pasti ia dapat menebak semua ini.

Semua hal yang aku ceritakan padanya dan ditambah perkataan Dongahe oppa yang memanggilku sayang.

“Yoong jangan bilang.” Aku menunduk dan menganggukan kepala sementara Dongahe oppa masih terdiam. Mungkin dia- bagaimana aku menjelaskan mungkin yang ia rasakan bagai seseorang yang tertangkap selingkuh dan memang pada kenyataannya seperti itu.

Dan pada saat itu setelah aku menceritakan ceritaku dengan lengkap tentunya hanya aku dan Sooyoung. Aku meminta padanya untuk tak membenciku.

Untuk tak membenci wanita sepertiku yang berani mengusik rumah tangga orang lain. Aku tak ingin kehilangannya karena perbuatanku ini.

“Bukan itu, aku hanya tak ingin kau semakin menderita Yoong. Donghae oppa dia sudah….”

“Aku tahu, tapi aku mencintainya, aku sangat membutuhkannya dalam hidupku. Jadi tak apakan jika aku memilih hidup seperti ini?” Tanyaku dan dia langsung memelukku. Aku menangis dalam pelukannya.

“Aku hanya ingin berada disisinya walaupun hanya sebagai bayangan. Aku ingin ia berada disisiku Soo-ah. Aku ingin dia tahu kalau ada wanita yang sangat mencintainya sepertiku.”

Dia menepuk-nepuk punggungku.

“Berjanjilah padaku, berjanjilah kalau kau akan bahagia dengan pilihan ini. Berjanjilah untuk tidak menderita akan pilihanmu ini Im Yoon Ah. Aku tak akan membiarkan Donghae oppa jika membuatmu menderita.” Dalam tangisku aku tersenyum  akan kata-kata Sooyoung.

Dialah sahabatku, dialah keluargaku dan dialah salah satu bagian terpenting dalam hidupku    selain Lee Dong Hae yang kini aku miliki walaupun tidak sepenuhnya.

Dialah Choi Sooyoung, yang selalu ada untukku.

~

Dan sebuah rahasia yang bertambah pemegangnya. Jika awalnya hanya aku dan Donghae oppa maka sekarang Sooyoung dan Kyuhyun oppa menjadi penjaga baru rahasia ini.

Sooyoung tidak salah memilih suami. Sosok Kyuhyun yang terlihat sungguh dewasa dan lembut.

Jika Sooyoung selalu ada ketika aku ingin berkeluh kesah padanya, atas jalan hidup yang aku pilih ini maka Kyuhyun oppa ada untukku ketika aku butuh sarannya dan ada ketika aku dan Donghae mengalami sedikit keretakan dalam hubungan kami. Dia muncul sebagai penyatunya kembali hubungan kami.

Mereka berdua sangat berjasa untukku.

Jadi biarlah rahasia menjadi rahasia selamanya sampai rahasia itu tak bisa lagi untuk menjadi rahasia untuk seterusnya.

Selama rahasia itu masih bisa menjadi rahasia semuanya akan baik-baik saja. Semuanya tak perlu aku khawatirkan.

Satu hal yang pasti yang tak akan menjadi rahasia bahwa nyatanya aku menemukan diriku terjatuh terlalu dalam padanya, pada pria yang datang dimalam hari, dimalam yang bahkan saat itu aku memilih mati dari hidup ini tapi dia datang membuat aku kembali memohon pada Tuhan untuk mebiarkanku hidup.

Hingga Tuhan membuatku mencintainya tanpa tahu kapan aku mulai menaruh perasaan itu? Kenapa aku sampai menaruh perasaan itu padanya dan bagaimana bisa aku sampai memberitahukan padanya akan perasaan ini.

Padanya yang sebenarnya bukan milikku saat itu hingga saat ini. Tapi aku mencintainya, mencintai Lee Dong Hae yang bukan takdirku saat itu.

~

END

 

 

 

 

41 thoughts on “Before Story Of With You Not My Future (2 of 2)

  1. Yah itu sih resiko buat yoona oenni walaupun miris bangett tapi oenni nggak boleh sedih yah kita selalu support eonni kok 😭😭
    thor buat squelnya dong. Yah setidaknya bisa jelas si jaeppa bakaln tetap sama sica oenni atau bahagia sama yoona oenni dan anak mereka

  2. Kasian yoongie’a
    dy mengambil,keputusan yg berat yg sesungguhnya akan menyakiti hatinya lebih n lebih lagi
    dlm hal ini aku gtw mau nyalahin siapa k2 wanita’a Lee donghae sama2 kasian
    tp lebih kasian lg sama anaknya haena
    ingin tau gmn nasibnya ketika dy perggi bersama eomma’a ninggalin appa’a
    maka’a after story’a jg dong chingu
    hehehehe
    pembaca mah suka banyak nuntut ya,hehehe
    mian

  3. kasian buat mrk bertiga HaeYoonSic,,, Yoona terjebak ama perasaan terlarangnya ke Donghae smp dia menderita bgt resiko sih.

    Bs di buat after storynya thor mo tau kehidupan Yoona dan Haena stlh mrk tggl di Paris dan gmn kehidupan Donghae stlh di tggl pergi Yoona dan Haena apa akhirnya Sica tau perselingkuhan YoonHae dan minta cerai, yah kl di pikir2 Donghae emg hrs bs bersikap tegas dan gentle utk nentuin wanita mana yg dia pilih meski mmg dia ga bs menceraikan isterinya, sbnrnya penasaran nih Donghae itu dah pny anak blm yah dr pernikahannya ama istrinya itu…

    Di tgg after storynya tp yg happyending tentunya, semangat 🙂

  4. Cerita nya bagus, tpi mirip sma cerita yang pernah aku baca, tpi yang itu yoonhae ny udh punya anak. . .
    Tpi author nya kerenn kok cuman kurang panjang dan agak ngegantung bikin sequel nya ajh.

  5. Thor bikin yg after story ne ….rasanya ganjal lo gk happy ending ..maaf aq suka yg happy ending ..heheh

  6. Sbnrnya ∂ќʊ̈̇ “Ϟƍαќ suka karakternya eonni sbgai orang ke3,,apapun alasannya,,
    Tapi berhubung istrinya haeppa si DIA,, Ўªªά̲̣̣̣̥ά̲̣̣̣̥ªª ∂ќʊ̈̇ dukung buanget untuk itu,,

    Sebenarnya ∂ќʊ̈̇ pingin after storynya donk..
    Penasaran ma kelanjutan mrka,,n bagaimana dgn Haena??

  7. jujur ini ff nyesek bgt..haeppa tega bgt bkin yoona jdi selingkuhannya dan akhirnya yoona lebih milih ninggalin haeppa..
    hhmm sad ending…
    ffmu keren semua thor..

  8. Ooo… Yoongie ah. Kenapa engkau harus jadi wanita gelap(?) Hae oppa *iyakan?
    Eyy.. Yoongie tu putih tau gk gelap wlekkkk…
    Aku gk rela~ ya udah deh, aku pasrah xD. Authornya buat jalan ceritanya seperi ini ya manot(?) wae lah
    Hehehhheh… Tapi aku suka dg gaya bahasanya, ceritanya jg kerennn.

    Lanjutkan!!!
    Aku tunggu ff yg lainnya thor. Hwaiting!!!

  9. Author bikin sequel with you, not my future dong. Aku penasaran sma kehidupan Yoona dan Haena selanjutnya gmna. Terus gak bisakah Yoona merasakan kebahagiaan sekali saja. Please !!!

  10. benar2 menyesakkan diposisi yoona disatu sisi dia tersakiti disatu sisi dia ingin melepaskan tapi kembali lagi mungkin inilah termasuk salah satu nya cinta itu buta seperti yang yoona alami dia rela sakit asal dia bersama donghae……..harus ada after story nya thorrrrrr penasaran mau tahu kehidupan yoong ama haena di paris gimana juga keadaan donghae ditinggal haena dan yoong beneran donghae terima keadaan nya……please ya thorrrrr buat after story nya……

  11. kzian khdupn yoona knp dia tetp b’than mncntai donghae jika akhr’y dia sll t’skiTi…!? kyk’y stju ma koment2 d atz bkin after story’y…!? pnzran ma donghae yg d tinggL yoona…

  12. huft,,,,kasian Yoona,,susah emang klo udah cinta mau ninggalin juga sedih,,dan akhir ny terjalin lah cinta terlarang itu,,ck,,resiko ny,,akhir ny pasti sakit sendiri,,ah galau bnget ni ff,,ga jelas jadi ny saya mau koment apa,,like sih,,

  13. Yah.. terkadang rasa cinta bisa mengalahkan ego dan resiko yang akan diterima.. mungkin ini udah jalan terbaik buat yoona kali yah.. tapi aku cukup kecew sama sikap donghae. Dia seperti tidak bisa membuat keputusan. Disisi lain dia mencintai yoona, tapi disisi lainnya dia tidak mau melepaskan sica. Kasihan juga keduanya 😦
    Tapi sepenuhnya ceritanya keren kok.. 🙂

  14. Kasian banget hidup Yoona, yang setelah kehilangan orang tua nya dia juga ditipu sampai kehilangan harta nya juga😭 😭

    Sebenernya bukan salah Yoona yang mencintai Donghae, tapi Donghae yang ngebuat Yoona terus berharap walaupun cuma jadi selingkuhan nya.
    Apa Yoona hamil, gimana kalo Jessica tau dan nganggep Yoona sebagai perebut suami orang.

    Mian baru baca ff ini, awqlnya cuma iseng nyari ff di blog SOY dan nemuin ff ini, ini kan Before Story nya berarti nae lqngsung aja baca yang With You Not My Future nya deh 🙂

Komentarmu?