Together (Chapter 8)

image

Title : Together
Author : Lee Hanna
Cast : Im Yoona and Lee Donghae
Chategory : Chapter
Genre : Romance, comedy, PG- 16 , Family, marriage life.
Lenght : +3000 words.

                      -Together-

Hari hari Donghae terasa jauh lebih lengkap setelah mengetahui kehadiran seorang lagi yang akan mengisi harinya. Memecahkan tawa dalam rumah yang hangat ini dan membuat suasana baru disini. forever and together…

Bulan ke-1 : Fanpage
Hari yang cukup membahagiakan. Mentari menyapa pagi ini dengan cerahnya dan menjadikan sebuah cahaya sendiri untuk rumah ini. Angan-angan mereka untuk dikelilingi banyak anak serta hidup dalam canda dan tawa sebentar lagi akan terwujudkan. Sebentar lagi… anggap saja begitu.
“Kau sudah minum susunya?” Tanya Donghae masih tetap memantau meski melalui telpon seluler. Yoona bergumam mengiyakan pertanyaan Donghae, namun tangannya masih bekerja sedikit dipercepat. Sedangkan handphone-nya di jepit antara kuping dan bahunya. Panggilan mendadak dari Donghae membuatnya sedikit kerepotan saat menyiapkan makan siang untuk suami nya.
“Kau tidak perlu mengantar makanan. Aku akan makan di kafetaria nanti, jadi si-”
“Andwae!!” Pekik Yoona memotong perkataan Donghae, “Jangan makan dulu! Jika Aku memergokimu di kafetaria, Kau akan mati Lee Donghae!!” Ancam Yoona kemudian mematikan sambungan telponnya.
“Apa dia PMS?” Desis Donghae setelah mendengar nada sambung terputus, menandakan sambungan telah di putuskan sepihak “Aih, sheolma… Dia sedang hamil” ujarnya lagi. Mengingat kata ‘hamil’ wajahnya langsung berseri-seri dan dengan sedikit bersenandu, pria itu berjalan menuju ruangannya. 
Sementara gadis itu masih sibuk menyiapkan makanan dan bergegas meraih jacket nya untuk beranjak keluar dari rumah ini. Dengan mengendarai audi hitamnya, Ia meleset menuju kantor Donghae. Setibanya di sana ada banyak tatapan yang mengarah padanya, sepertinya ada yang aneh pada penampilannya. Tidak! Dia tidak menggunakan sepatu rumah dan piyama tidur seperti yang pernah Ia lakukan beberapa minggu lalu…

Beberapa minggu lalu…
“Nappeun sekya” desis Yoona setelah melihat layar laptopnya kesal. Ia benar-benar sudah kehilangan konsentrasinya saat ini, mengingat sudah dua jam lebih Donghae tidak pulang dari jam biasanya. Ia sudah berada di rumah dan saat ini… Lelaki itu bahkan tidak mengangkat panggilan darinya. Tanpa kabar. Hingga saat ini, pikiran gadis itu kacau dan tulisan-tulisan naskahnya pun menjadi lebih aneh,
Dengan sekali hentakan, Yoona berdiri sambil tangannya menutup laptop dengan sedikit kasar. Ia memilih untuk tidur di kamar dari pada harus berpikir yang aneh-aneh tentang Donghae saat ini, namun langkah kakinya terhenti dan begitu saja Ia melompat saat mendengar bunyi panggilan masuk dari handphonenya, mengangkatnya dan berteriak begitu mengetahui si penelpon adalah suaminya “Dimana saja Kau Lee Donghae??” Tanyanya
“A-annyeonghaseyeo… Donghae op- Donghae sajangmin sedang mabuk. Apa perlu Aku antar saja ata–”
“Dimana dia sekarang?” potong Yoona tanpa mendengar basa-basi dari sang sekretaris itu lagi, Donghae paling anti dengan yang namanya alkohol dan kali ini Ia meminumnya. “Aku akan kirimkan alamatnya. Tapi… Nyonya Lee, apa tidak apa-apa jika anda yang jemput? Saya bisa antarkan do-”
“Tunggu disana” potong Yoona lagi dan tanpa pikir panjang, Ia segera pergi ke kantor Donghae. Tentu saja, jam 10 malam begini karyawan masih berlalu lalang di dalam gedung besar ini. Mereka menatap aneh pada Yoona yang masih mengerang kesal sembari memencet tombol lift dengan gusar. Ia diantarkan langsung ke ruangan Donghae, terdapat Donghae yang terkulai lemah di atas sofa dengan gadis cantik yang tengah sibuk mengurusi beberapa berkas di atas meja Donghae
“Kenapa bisa? Kau tau dia paling anti dengan alkohol bukan?” Tanya Yoona sedikit memperingatkan
“Aku juga tidak mengerti. Seorang client membatalkan kontrak dan tak biasanya Ia se-depresi ini. Dan yang membuat nya seperti ini mungkin karena perkataan CEO dari perusahaan itu tadi” ujar jessica menjelaskan
“Apa katanya?” Tanya Yoona, gadis itu masih sibuk mengutak atik handphonenya, meminta bantuan seseorang
“Donghae bukan pewaris asli keluarga Im dan… memanfaatkan Yoona untuk memasuki keluarga Im. Mereka tak mempercayai kemampuannya” ujarnya pelan, Yoona mendesah kesal. Tapi apa boleh buat, dan… Ia rasa tak biasanya Donghae seperti ini
“Lalu dia mabuk begini?” Tanya Yoona masih tak percaya
“Maaf, tapi saya tak tau, tiba-tiba Ia memesan beberapa botol wine” lanjutya. Beberapa orang masuk ke ruangan ini, dan dengan perintah Yoona, pria-pria itu menggopoh Donghae ke lantai dasar. Namun sebelum gadis itu pergi, Jessica menahannya dan memberinya sebuah jas merah yang cukup panjang hingga ke betis
“Seharusnya Kau tetap memperhatikan penampilan sebagai istri seorang Lee Donghae” ujarnya sambil melirik baju yang Yoona kenakan. Lebih tepatnya piyama biru dengan sendal rumah, membuat pipi Yoona bersemu merah setelah menyadarinya.
***

Yoona membuka pintu ruangan Donghae dan menemukan pria itu disana, duduk dengan beberapa kertas yang entah apa selalu berada di dekatnya dan senyum yang merekah tentunya. Melihat sang istri berdiri disana untuk mengantarkan makan siang untuknya. “Apa ada yang aneh? Kenapa semua orang melihatku?” Tanya Yoona sambil meletakkan kotak makan di atas meja Donghae. Pria itu segera membukanya dan tersenyum lebar
“Molla” ujar Donghae acuh tak acuh. Seketika handphone nya berdering menandakan pesan masuk, dengan uluran tangan yang cepat, Yoona meraih handphone yang tergeletak manis di atas meja itu, berpacu dengan tangan Donghae yang baru saja hendak meraihnya, melihat kecepatan istrinya, Donghae hanya menggelengkan kepala pelan kemudian membuka kotak makannya, sedangkan Yoona dengan sedikit bangga membuka pesan masuk disana
=cukhae Lee sajangnim, Kau akan menjadi Ayah= Yoona mengernyitkan keningnya dan membuka beberapa pesan lainnya, dan lihatlah… Betapa banyaknya pesan masuk yang mengucapkan selamat atas kehamilan istrinya. Apa semua isi kantor mengetahui hal ini?
“Bagaimana bisa?” Desis Yoona pelan
“Mereka mempostingnya di fanpage Donghae yang mereka buat” ujar Donghae dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Benar… Fans Donghae cukup banyak disini hingga mereka membuat fanpage sendiri. yaah, dulu mereka bahkan menjodoh-jodohkan Donghae dengan sekretaris nya itu.
“Kurang kerjaan” umpat Yoona kemudian duduk di atas meja kerja pria itu.

Bulan Ke-2 : Couvade Syndrom

“Hueeek!!” Lagi dan lagi…
Bunyi langkah kaki sedikit mendominasi di belakangnya dan memberikan secangkir air hangat dan langsung saja di teguk pria itu. Ia menghidupkan air keran di westafle dan berkumur-kumur dengan air tersebut. Sementara Yoona, berjalan ke arah meja makan sambil mengelus perut datarnya
“Aku heran, seharusnya Aku yang mengalami morningsick” cibir Yoona dengan sengaja membesarkan suara nya agar Donghae yang masih berada di kamar mandi dapat mendengarkannya. Perutnya-Yoona- biasa-biasa saja dan rasanya Ia tidak ingin muntah. Tidak seperti suami nya yang sudah ke dua kalinya balik dari kamar mandi setelah memuntahkan apa yang tidak keluar.
“Sepertinya Aku mau sakit” ujar Donghae setelah menarik kursi di meja makan. Yoona hanya meletakkan secangkir teh hangat di samping piring dan mengambil tempat duduk “Mungkin” jawabnya kemudian.
***
“Hueeeek!!!” Yang benar saja. Hal ini tidak di alami dalam waktu sehari, melainkan beberapa hari setelahnya. Dan ini sudah hari ke empat Donghae seperti ini. Dan terkadang malam-malam Ia terbangun dan beranjak dari kasur. Saat di tanya oleh Yoona, Ia menjawab “Tiba-tiba Aku ingin makan sushi” mau tak mau gadis yang ber-notebene sebagai istrinya itu harus menemani sang suami di tengah malam mencari toko sushi yang masih buka, bahkan mereka mengelilingi Seoul untuk mencarinya.
Dan kali ini sang Ibu memberikan segelas air hangat pada Donghae dan mengelus pundaknya pelan “Eomma rasa Donghae terkena couvade syndrom.” Ujarnya seolah mengetahui hal ini. Ah iya, Ibu mereka datang setelah mengetahui kehamilan Yoona. Tentu saja Ia tidak sendiri, ada ayahnya di meja makan saat ini. Mereka di sini hanya untuk waktu satu dua hari mengingat banyak pekerjaan yang harus di kerjakan di Korea nanti. dan mereka akan melakukan perjalanan bisnis ke Portugal.
“Apa itu?” Tanya Yoona sambil meletakkan sup ikan di atas meja makan sebagai sarapan pagi ini
“Saat istri hamil muda, suami yang mengalami sindrom itu yang mengalami masa-masa morning sick, sakit di perut, pegal-pegal, dan… ngidam” ujar Eomma dan langsung saja Donghae yang masih setia menunggu di westafle menyemburkan isi mulutnya hingga cermin dihadapannya basah dan kini air itu berjatuhan dengan perlahan membuat pantulan wajahnya sedikit memudar

Dan semenjak itu…
“Donghae, Kau sudah pulang kerja?” Sambut Eomma kemudian meraih tas Donghae “Mau makan apa malam ini, eum?” Tanyanya
“Aniya Eomma. Terserah saja” jawab Donghae ramah sembari melontarkan senyumannya. Sementara Yoona yang sama pulang dengan Donghae, masih berdiri mematung di pintu, mengingat perhatian Ibunya itu teralih pada pria yang sama sekali tidak hamil. Seharusnya Ia yang mendapati perhatian itu.

Dan di saat makan malam…
“Yoon, panggilkan Donghae. Apa Ia sudah selesai mandi?” Tanya Eomma sambil mengaduk-aduk makanan di atas kompor. Yoona sedikit mendengus kemudian menghentikan aktifitasnya yang tengah sibuk memotong sayuran dan beranjak menuju kamar mandi, disana terdapat Donghae yang tengah mengikat baju handuknya
“Ayo makan” ajak Yoona. Lelaki itu lantas menarik tangan Yoona dan memeluknya dari belakang
“Biarkan seperti ini dulu” ucapnya manja kemudian menghirup aroma tubuh Yoona. Ia sangat menikmatinya hingga tetesan air dari ujung rambutnya sedikit mengenai wajah Yoona.
“Apa sindrom itu membuatmu manja seperti ini juga?” Ejek Yoona sementara Donghae hanya dapat tersenyum geli kemudian menganggukkan sedikit kepalanya seperti anak anjing yang tengah memujuk sang majikan untuk di elus
“Aku mencintaimu” ujar Donghae kemudian.
“Hae… Ayo kemeja makan” ucap Yoona
“Setelah makan, temani Aku cari ddokboki” ajak Donghae
“Kau sadar kalau kita tinggal di Paris ‘kan?” Tanya Yoona sedikit mendelik kearah pria yang meletakkan kepalanya di pundak Yoona ini. Sementara Donghae semakin membenamkan wajahnya di leher gadis itu, sedikit membuat Yoona geli.
“Aku ingin makan ddokboki…” ujarnya manja

Bulan Ke -3 : Chagi-Ya

“Nggghhh” Donghae menggeliat dari kasurnya, membuat Yoona sedikit tersadar jika suaminya ada disampingnya. Matahari sudah semakin meninggi saat kedua umat ini bangun dari tidurnya. Tampaknya kelelahan karena aktifitas malam yang mereka lakukan. Yah, meski tau Yoona hamil, Donghae masih tetap saja tidak bisa menahan dirinya.
“Hae…” Panggil Yoona dengan suara sedikit serak. Sepertinya suaranya hilang karena terus berteriak sepanjang malam. Donghae tak henti-hentinya hingga jam dua malam. Gila! Ini gila! Entah video mana lagi yang di berikan Eunhyuk hingga Donghae semakin bernafsu dan bersemangat seperti itu. *garuk muka*
“Kau sudah bangun?” Gumam pria itu kemudian menarik pinggang polos Yoona semakin merapat padanya dan kembali membenamkan wajahnya di leher gadis itu
“Kenapa Kau suka sekali seperti ini?” ujar Yoona
“Molla. Aku rasa karena Kau hamil” ucap Donghae kemudian
“Apa hubunga-”
“Couvade syndrom…” Potong Donghae dan Yoona kembali mendesah kesal
“Kau selalu mengkambing-hitamkan syndrom bodohmu itu” ucapnya dengan nada yang masih kesal, namun tangannya merayap ke rambut pria itu dan mengelusnya lembut. “Chagi-yaaa,” panggilnya dan seketika Donghae melepaskan wajahnya dari sana dan menatap Yoona tajam
“Aku mulai curiga” ucap Donghae mengintimidasi, seolah kata-kata yang baru saja diucapkan Yoona adalah petanda bahaya baginya. Sementara Yoona tertawa kecil melihat perubahan ekspresi dari suaminya
“Tiffany…” Ucap Yoona masih menggantungkan kata-katanya, tangannya meraih wajah Donghae dan mengelusnya “Mau menikah di Korea bulan depan. Bisakah Kau menyiapkan waktu seminggu untuk libur dan kita menghadiri acara itu?” Tanya Yoona dengan mata rusanya yang berbinar-binar saat memintanya “Can we?” Tanyanya lagi, sementara Donghae sedikit mengangguk mengerti.
“Arra. Bersikap baiklah padaku sebulan ini yeobo… Dan sekarang, berikan Aku morning kiss” ucap Donghae dengan senyum yang melebar seolah ingin memanfaatkan kesempatan emas ini sebaik baiknya, Yoona mencium bibir Donghae dan mengulumnya pelan dan dalam waktu yang singkat. Setelah ciuman itu terlepas, ada sebuah binaran di wajahnya, sebuah kesenangan tersendiri. Ingin rasanya di balasnya ciuman itu dan berlanjut ke… Hal yang lebih, namun niatnya terhenti saat perutnya kembali berulah. Dengan tanpa busana Ia berlari ke kamar mandi dan kembali muntah.
“Ini sudah lebih dari satu bulan tuan Lee!!” Pekik Yoona dari atas kasur kemudian sambil menyeret selimut untuk menutupi tubuh polosnya, Ia mengambil segelas air sambil sedikit mengumpat. setidaknya Yoona masih cukup malu untuk berlarian tanpa busana seperti apa yang Donghae lakukan.

Bulan Ke- 4 : Mokpo

“Kenapa tidak ada satupun tamu?” Tanya Yoona sedikit bingung. Begitu juga dengan Donghae. Sesampainya di Korea, mereka langsung berganti pakaian dan pergi ke gedung pernikahan ini. Namun hasilnya nihil, tak ada seorangpun disana.
“Disini tercatat pernikahan Tiffany Hwang dan Siwon Choi dilaksanakan bulan depan” ujar pria itu. Sambil membolak balikkan buku. Yoona menggigit bibir bawahnya sedikit cemas
“Ghambsahamnida” ucap Yoona setelah mendengar penjelasan dari sang pengurus gedung, gadis itu kemudian meraih handphonenya. Disisi lain, Donghae tengah mengusap wajahnya kasar dan sedikit mengerang kesal “Dammit” umpatnya. bagaimana bisa Ia dan Yoona datang pada tanggal yang salah?
“Yaak!! Kapan Kau menikah? Aku sudah di korea!!” Pekik Yoona saat mendengar suara dari si penerima telpon
“Yoon, Kau di korea?” Tanya gadis itu kemudian tawanya lepas “Ani, Aku selama tiga bulan ini di Korea jadi lupa memberi tahumu kalau pernikahannya diundur satu bulan. Lagi pula Kau tidak mengatakan kalau ingin ke Korea” ujarnya lagi.
“Sekikunaa…” Desah Yoona sedikit menahan geramnya akan sikap gadis ini. “Aku sedang mencoba gaun dengan Siwon. Kau mau kesini?” Tanyanya lagi
“Shireo!!!” Pekik Yoona sebelum Ia benar-benar mematikan sambungan handphone-nya, dapat di dengarnya gadis yang ditelponnya itu tertawa lepas.
Dan saat Yoona beralih menatap Donghae… “Oppa….” Panggilnya pelan, lelaki itu masih diam menahan amarahnya. Bagaimana tidak, Ia sudah mengambil cuti selama satu minggu disaat jadwal kantor yang cukup padat hanya untuk hal yang sia-sia ini?  “Kau marah?” Tanya nya lagi
“Kita pulang saja Yoon” ucap Donghae. Yoona yang sudah menyerah kemudian menghempaskan punggungnya di jok mobil dan menggembungkan pipinya
“Oppa,” panggilnya lagi “Bagaimana jika seminggu ini kita pergi ke Mokpo?” Tanya Yoona. Mendengar kata ‘Mokpo’ otak Donghae seperti disinari pelangi dan dengan senyum yang merakah kembali, Ia memutar stir mobilnya menuju stasiun. Yah, dengan gaun yang mereka pakai untuk ke acara Tiffany dan Siwon ini dan juga tanpa membawa barang-barang, mereka melakukan perjalanan mendadak ke Mokpo menggunakan kereta api.
Yoona selalu tau bagaimana menyikapi Donghae.
***
Cukup lama perjalanan dari Seoul ke Mokpo jika menggunakan mobil dan mereka memilih transportasi ini. Mereka lebih memilih menggunakan kereta api.
Donghae melingkarkan tuxedo nya di paha Yoona. Perutnya yang tidak terlalu buncit membuatnya mengenakan gaun setinggi diatas lutut dan sedikit terbuka.
“Kita harus membeli baju di mokpo nanti” ujar Donghae kemudian membuka handphone-nya dan mengabari kedua orang tua mereka. Sedangkan Yoona tengah menyandarkan kepalanya di pundak pria itu sambil menatap pemandangan yang berjalan begitu cepat dan menjadi kesibukan tersendiri bagi Yoona untuk memandanginya. Jemari mereka saling bertautan disana.
“Aku iri padamu. Kau lahir di Mokpo, lalu kecil di Jepang, besar di Seoul, dewasa di London, dan setelah menikah, Kau tinggal di Paris” ucap Yoona membuat tawa kecil terlepas dari bibir Donghae.
“Aku ingin mencoba sesuatu yang baru Yoon” ujar Donghae sambil menatap kedua bola mata Yoona lekat setelah gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap Donghae meminta penjelasan lebih dari ‘Sesuatu yang baru’ itu. Kening indahnya mengernyit bingung dan kebingungan itu bertambah saat Donghae menarik tangan Yoona bangkit dari tempat duduk ini. Terdapat sedikit orang di sana dan Donghae membuka sebuah pintu menuju ruang yang berbeda. Terdapat beberapa siswa tengah berpesta disana. Dan didalam kerumunan itu, Donghae menarik tangan Yoona menuju ruang selanjutnya dan terus hingga tempat paling belakang dari sisi kereta api. Terlihat jelas pemandangan yang mereka lalui disana. Dan angin yang kencang menerpa wajah mereka berdua hingga rambut Yoona tersibak kebelakang. Sebuah senyum terpapar disana,
“Daeebaak” pekik Yoona. Dan kedua wajah mereka terlihat gelap setelahnya, menandakan mereka tengah melalui sebuah goa. “Ini yang Kau katakan sesuatu yang baru?” Tanya Yoona pada Donghae, suara perpaduan antara mesin kereta api dan dengungan suara Yoona saat digoa sangat ketara di bagian paling belakang dari kereta api ini.
“Jika kita punya anak nanti, kita akan beri nama siapa?” tanya Donghae
“Jeno?” tanya Yoona mulai berangan-angan memiliki anak yang dilahirkan di Paris
“Nama apa itu? Lee Haru lebih bagus”
“Oh, kampungam sekali” cibir Yoona
“Haru, Day, Donghae and Yoona” ujar Donghae. Kedua tangannya melingkar di pinggul gadis itu. Sedangkan Yoona, gadis itu hanya terdiam dan tanpa disadarinya seulas senyum mengembang di bibirnya, bersama angin yang menerpa wajahnya dan Donghae.
***
“Tidurlah, Kau pasti lelah” ujar Donghae sembari mengecup kening Yoona. Yoona mengangguk pelan sebelum benar-benar tertidur. Donghae kemudian mematikan lampu kamar dan keluar dari ruangan ini. Mereka baru sampai di Mokpo malam hari dari perjalanan panjang ini dan menginap di hotel terdekat dari stasiun mengingat betapa lelahnya Yoona yang terpancar jelas dari wajahnya.
Donghae keluar dari kamar dan membeli beberapa helai baju santai di toko terdekat yang masih buka malam ini kemudian kembali ke hotel untuk beristirahat. Dan untuk waktu seminggu ini, mereka menghabiskan waktu bersama di Mokpo, tempat kelahiran Donghae.

Bulan Ke-5 : Awkward
“Aigoo… Kau baru saja ke sini bulan lalu dan harus kesini lagi” cerca Ibu mereka saat melihat kedua umat itu berdiri di depan pintu
“Sambutan macam apa itu” cibir Yoona kemudian melenggang masuk dengan perutnya yang semakin membesar
“Tinggallah di sini setidaknya sampai anakmu keluar” pujuk Ibunya untuk yang kesekian kalinya
“Oh, maaf. Kami sudah menjadi warga negara Prancis” kekeh Yoona
“Yoona sangat ingin anak yang lahir di Paris, Eomma” jawab Donghae. Lagi-lagi ibunya hanya dapat mendengus kesal “Lagi pula kami kesini karena pernikahan Siwon dan Tiffany. Mereka mengundurnya sebulan” ujar Donghae lagi kemudian menarik kopernya masuk di bantu dengan beberapa pelayan
“Apa Kau masih mual dipagi hari lagi?” Tanya Ibu nya sedikit khawatir
“Aniya Eomma” jawab Donghae
“Baguslah, istirahatlah dulu. kalian pasti lelah” ujar Ibunya sambil melirik Yoona yang sudah berjalan menaiki tangga ke lantai dua. Donghae hanya mengangguk dan berjalan mengikuti Yoona.
***
“Cukhae Tiffany-yaa” ucap Yoona sambil memeluk gadis yang tampak sangat cantik hari ini. Dengan eye-smilenya, Ia menyapa beberapa tamu.
“Cukhae” ucap Donghae sambil menyalami Siwon. Mereka tampak mengobrol sebentar mengingat mereka pernah bertemu di sebuah acara peresmian perusahaan ternama. Sementara ketiga gadis yang dulu sering berbagi cerita di Paris, kini saling melepas rindu.
“Dan Kau Victoria, kapan akan menikah?” Sergah Yoona sambil memberikan gelas yang baru saja di ambilnya pada gadis beraliran cina itu
“Molla. Aku belum menemukan pangeranku” keluhnya “Yaak, Siwon oppa!! Kau sangat tampan hari ini” pujinya pada Siwon yang baru saja menghampiri ketiga gadis ini
“Keuree… Kenapa Kau berubah menjadi ribuan kali lebih tampan?” Tanya Yoona, dan sedetik kemudian Donghae menyikut lengannya, memberi kode jika disana masih ada suaminya.
“Ehm…” Donghae berdehem sembari melirik Yoona, membuat gadis itu sedikit kesal.
“Ingat, Kau sedang mengandung Yoon. Aku tak ingin anakmu menjadi doyan melihat pria tampan” ucap Donghae dan mendapatkan tawa dari teman-teman lainnya
“Sudah berapa bulan yoon?” Tanya Siwon sambil melirik perut Yoona
“Lima bulan, oppa” ucap Yoona dan kini tangannya mengelus perut nya yang sudah membuncit itu. Terdengarlah alunan merdu dari sebuah piano yang terletak di panggung di gedung mewah ini. Seorang pria dengan tuxedo hitamnya tengah berdiri disana, tersenyum lembut dan bernyanyi dengan suara indahnya. Dan orang itu…
“Cho Kyuhyun?” Tanya Yoona dan Donghae tak percaya.
“Aku mengundangnya. Kami pernah bekerja sama” jelas Siwon
“Dia sangat tampan…” Puji Yoona dan Victoria lagi dan kedua tangan Yoona mengatup untuk diletakkan di bawah dagu dan menatap pria itu dengan mata yang berbinar-binar “Dan suaranya…”
“Suamimu ada disebelahmu, Im Yoonaaa” ujar Victoria memperingati. Namun bukan Yoona namanya jika Ia berhenti hanya dengan sebuah peringatan. Ia dengan mata yang berbinar-binar tak henti-hentinya memuji Kyuhyun di depan Donghae. Tak tau jika pria itu sudah berapi api menahan cemburu.
“Mereka benar, rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri” ujar Yoona lagi
“Yak Im Yoona” kali ini Donghae mengalihkan wajah gadis itu dari pandangan ‘aneh’nya ke Kyuhyun. mereka sedikit beradu agrumen setelahnya.
“Annyeonghaseyeo” sapa Kyuhyun setelah menghampiri mereka. Sementara di sisi sana ada Donghae dan Yoona yang tengah beradu agrumen dengan menahan suara agar tidak berteriak tentunya. Perdebatan kecil, seperti biasa.
“Oh Kyuhyun-ssi” desis Yoona pelan menyadari kehadiran Kyuhyun kemudian berjalan mendekati pria itu. Sementara gadis yang sedari tadi sudah berada di samping Kyuhyun hanya dapat menatapnya dengan mata yang berbinar binar, Victoria.
“Terima kasih tuhan. Hari ini Aku dikelilingi oleh tiga pria tampan” ujarnya kemudian menatap Siwon, Donghae, dan Kyuhyun bergantian. Membuat Siwon sedikit tertawa, berbeda dengan Donghae dan Kyuhyun yang saling melempar tatapan
“Long time no see, Lee Donghae-ssi” sapa Kyuhyun dengan tatapan diplomatis. Begitu juga dengan Donghae yang masih diam tak bergeming “And you Yoona-ya. long time no see, you look different. and a bit fat…” sapanya pada Yoona. Membuat hati Donghae mencelos seketika, bagaimana bisa seorang Im Yoona bisa disapa ‘Yoona-ya’ oleh seorang Cho Kyuhyun?!
“Tentu saja dia terlihat gemuk. ada anakku di sana” jawab Donghae, pria itu meneguk champaine nya. sambil tersenyum diplomatis tentunya. tersenyum dengan mata yang menatap tajam seolah ingin menerkam lawan bicaranya.
“Aku dan Siwon pamit dulu. Kami harus menyapa beberapa tamu” ujar Tiffany kemudian sedikit membungkuk dan pergi bersama Siwon meninggalkan suasana canggung dari ketiga umat itu, dan Victoria yang masih bingung dengan keadaan tentunya. Mereka berbincang dalam kecanggungan. Setidaknya, berulang kali Victoria dan Yoona mencoba untuk mencairkan suasana, tapi hasilnya terdengar garing.
“Selamat atas kehamilan mu, Yoon” ujar Kyuhyun akhirnya “Dan kuharap kalian menghadiri pernikahanku beberapa bulan lagi” lanjutnya. Membuat ketiga orang disana membulatkan matanya kaget
“Aku di jodohkan lagi oleh Appa. Mungkin akan cocok nantinya. Entahlah” ujarnya pasrah sementara sebuah senyum kemenangan terlontar jelas di bibir Donghae
“Kalau begitu selamat, Cho Kyuhyun” ujarnya sambil menyalami pria itu
“Aku belum menikah, ini hanya rencana” lanjutnya lagi dan kali ini tatapannya pada Pria yang lebih rendah darinya itu sedikit disiniskan.
“Kalau begitu, Aku masih punya kesempatan untuk membatalkannya,” celetuk Victoria dan langsung mendapatkan tatapan dari ketiga umat yang berada di sana. sepertinya bahkan setelah Ia tertawa garing pun ketiga orang itu hanya diam menatap Victoria, kecuali Yoona yang mulai ikutan tertawa mengingat mungkin akan ada pembicaraan serius jika suasana terlalu menegangkan seperti ini
“Kau bisa membatalkannya” jawab Kyuhyun seketika. Pertemuan yang super awkward.
***

Bulan Ke-6 : Morning Kiss.

“Brosur apa ini?” Tanya Donghae sambil menyeruput susu hangatnya. Sementara Yoona yang berada di hadapannya hanya dapat tersenyum sambil memasukkan beberapa makanan ke mulutnya.
“Aku mendapatkannya saat berbelanja kemarin. Sepertinya Aku tertarik” ujar Yoona
“Not bad. Nanti kita coba” ucap Donghae kemudian berdiri dan meraih jas kerjanya. Diikuti oleh Yoona dan mereka berhenti di pintu “Aku kerja dulu, nanti ku jemput sekitar pukul 4” ucapnya kemudian mengecup kening Yoona dan turun melumat pelan bibir gadis itu. Terasa disana susu strawberry yang biasa diminum Yoona untuk janinnya. Tangan Donghae mengelus perut Yoona yang tiap bulannya menunjukkan ukuran yang semakin membesar dan perlahan Ia turun kemudian mengecup perut buncit itu.
“Appa pergi dulu, jangan nakal-nakal dan merepotkan Ibumu disana” pesan Donghae kemudian beranjak pergi meninggalkan Yoona.
***
“Kau tau semenjak Kau hamil, Kau jadi jarang menonton drama?” Tanya Donghae saat Yoona sudah berada di mobil. Ia menjemput Yoona untuk melakukan terapi Ibu-Ibu hamil itu tepat jam empat sore.
“Benar, setelah ini kita harus pergi membeli CD-CD drama korea” ucap Yoona antusias
“Aku menyesal mengingatkannya” umpat Donghae sambil menjalankan mobilnya. Mereka melakukan terapi itu bersama. Seperti Ibu-Ibu hamil lainnya.
***
Donghae membuka dan menutup sebuah pintu berulang-ulang kemudian tersenyum puas.
“Selain bekerja di kantor, menyanyi, nge-dance, dan Kau juga ahli dalam bidang pertukang-an” ledek Yoona yang sedari tadi duduk di tepi kasur sambil memakan salad nya
“Kau tak tau Aku ini multifungsi?” Jawab Donghae. Ia kemudian pergi ke ruang tamu dan menyusun beberapa barang yang tadi di belinya bersama Yoona. Perlengkapan bayi. Semuanya bernuansa biru-kuning. Mereka menata semuanya dan dibantu sedikit oleh Yoona. Mereka membuat nuansa kekanakan di dalam sana dengan menempelkan beberapa sticker besar dan bintang bintang di atasnya. Bayi itu belum keluar, namun mereka sudah heboh menyiapkan perlengkapannya.
“Jika nanti dia lahir maka Aku akan sibuk mengurusi dua bayi sekaligus” ujar Yoona saat baru saja duduk di tepi ruangan, di lantai tentunya.
“Wae? apa kata dokter bayinya kembar?” tanya Donghae yang kemudian ikut duduk di samping Yoona. melihat ruangan kecil yang baru saja selesai mereka dekor untuk sang bayi.
“Ani, maksudku Kau dan dia,” ujar Yoona sambil mengelus perutnya “Jadi ada dua bayi” lanjutnya, membuat Donghae sedikit tertawa dibuatnya
“Oppa, Kau mau bayinya wanita atau lelaki?” tanya Yoona. mereka sengaja tidak melakukan USG, ingin membuat sebuah kejutan saat bayi itu keluar nantinya
“Wanita” jawab Donghae “Tapi tidak sepertimu” lanjutnya sambil menopangkan kepalanya di pundak Yoona.
“Wae? ” tanya Yoona.
“Aku hanya ingin ada satu Yoona” lanjutnya sambil sedikit tersenyum
“Kau tau?” kali ini Yoona menyelipkan jemarinya di antara jemari Donghae, “Jika kita punya anak nanti maka kemungkinanmu untuk dapat morning kiss menurun drastis” ujar Yoona
“Wae?!” tanya Donghae tak terima, Ia langsung menatap kedua bola mata Yoona seperti anak kecil yang baru saja diberi tahu oleh Ibunya jika uang jajannya di potong
“Aku tentu akan memberikannya pada anak kita nanti. dan karena Aku suka bayi, mungkin tidak akan memakan waktu cepat untuk itu” lanjut Yoona, “Kau tau kan biasanya bayi selalu bangun pagi pagi”
Donghae mengerucutkan bibirnya dan menatap Yoona penuh harap sambil sedikit berpikir, “Kalau begitu Aku akan bangun lebih awal agar tidak mengantri” lanjut Donghae sambil kembali menopangkan kepalanya di pundak Yoona sambil tersenyum puas tentunya, sedangkan gadis itu terdiam mendengar penuturan suaminya itu.

Bulan ke -7 : ….
Yoona meletakkan cemilannya di atas meja kemudian beranjak menuju kamar mandi, namun langkah kakinya terhenti lantas perutnya terasa sangat nyeri. Ia memopah tubuhnya di tembok dan dengan sedikit bergetar, kakinya berbalik untuk melangkah menuju sofa tempat tadi Ia duduki. Berusaha meraih handphonenya. Namun kakinya sudah tak sanggup lagi, rasa nyeri di perutnya itu benar benar melumpuhkan organ organ tubuhnya yang lain hingga semuanya mendadak melemah dan gadis itu tersungkur di lantai. Tubuhnya terhempas dan terlihat darah bercucuran di lantai, mengalir dari kedua pahanya. Dengan menyeret tubuhnya semampunya, Yoona meraih handphone nya yang tergeletak di atas meja, tangannya berusaha menggapai benda tersebut saat rintihannya sudah semakin menguat menahan gejolak rasa sakit yang mendadak menghampiri dan melilitnya itu. Keringat bercucuran di sekitar keningnya, dan tangannya pun tampak basah oleh keringat atas usaha kerasnya. Tangannya menggapai benda itu, namun sayang tubuhnya terlalu lemah hingga handphone itu terjatuh dan semuanya seolah menghitam.
***
Bunyi roda dari kasur dorong itu semakin ketara bersamaan dengan iringan langkah kaki beberapa suster dan dokter tentunya. Mereka beriringan hingga pintu tersebut benar benar tertutup dan menghentikan langkah seorang pria yang membawa Yoona kesini. Donghae-pria itu- , lantas menyosorkan tubuhnya terduduk di lantai dingin lorong rumah sakit ini. Tubuhnya melemah dan jantungnya berdegup kencang. Tangannya mengepal di depan dada, berdoa untuk yang terbaik bagi istrinya dan juga anaknya.
Beberapa menit kemudian, seorang dokter keluar
“Ada iritasi di dinding rahimnya. Dan sepertinya kita harus menjalankan operasi dulu. Untuk itu anaknya harus dikeluarkan terlebih dulu” ujar dokter tersebut, dengan mata yang sudah membulat, Donghae menatap sang dokter tak percaya. Di liriknya ruang di dalam sana, terdapat Yoona yang bajunya sudah di koyak paksa dan di gantikan dengan baju operasi
“Lakukan yang terbaik untuk istri dan anakku” ujar Donghae kemudian.
Operasi berlangsung lama. Penerbangan Ibu Donghae dan ayahnya pun sudah berjalan setelah mendapat kabar buruk ini, mereka langsung pergi ke Paris.
*
*
*
Operasi berjalan lancar meski memakan waktu berjam jam. Yoona masih dalam keadaan koma setelahnya. Sang suster keluar membawakan sebuah keranjang kecil berisikan bayi mungil dengan mata terpejam dan berlumuran darah.
“K-kenapa dia tidak menangis?” Tanya Donghae
“Sepertinya Ibu nya terlalu lama tidak dibawa ke rumah sakit, jadi anaknya sudah tidak bisa diselamatkan lagi” ujar suster itu. Lutut Donghae melemas begitu juga dengan kakinya hingga kini tubuhnya terjatuh di lantai. Meratapi punggung sang suster yang semakin menjauh membawa keranjang tersebut.  Butiran bening dan cair keluar dari ujung mata pria yang selalu tersenyum ramah itu, bibirnya bergetar dan isak tangisnya pun keluar, setelah itu keluarlah sang dokter sambil melepas maskernya. Donghae berdiri untuk meminta penjelasan lebih
“Istri anda terlalu lama dibiarkan saat mengalami masa peradangan. Jadi anaknya tidak dapat diselamatkan. Kami sangat menyesal dan minta maaf. Lalu… Istri anda dalam keadaan koma. Saya kurang yakin jika rahim nya bisa menerima bayi lagi disana” ujar dokter tersebut, di akhir kalimat, keluarlah sebuah tempat tidur ber-roda yang membawa Yoona dengan mata yang tertutup rapat. Gadis itu dibawa pergi menjauh dari ruangannya membuat hati Donghae takut dan menyesal hanya sekedar untuk menatapnya.
Tidak ada garis yang benar-benar lurus hingga tak berujung di dunia ini. Semua mengalami masa pembengkokan sebelum akhirnya lurus kembali.
Lorong rumah sakit tampak sepi, angin malam mulai memasuki kulit pria yang sedari tadi mematung di ruang ICU itu. Matanya tak henti hentinya memproduksi cairan bening. Dan tangannya mengepal. Bagaimana jika Yoona  mengetahui ini semua? Apa Ia tega mengatakan pada gadis itu?

To Be Continued…

96 thoughts on “Together (Chapter 8)

  1. Ya kok anak yoonhae meninggal sih, pasti sedih banget tu yoona apalagi kalau th ssh buat hamil lg. Seperti’a konflik di rumahtangga yoonhae mulai muncul nih di part selanjut’a. Next

  2. OMG.. OMG.. awalnya seneng banget lihat kebahagiaan mereka, tapi kok.. akhirnya begini?

    eonni, kau pandai sekali membolak-balikkan keadaan… masa’ Yoong eonni gak bisa hamil lagi? udah gitu bayinya meninggal pula… Yoong eonni koma pula… lengkaplah sudah…

    next ditunggu eonni…

  3. makin seru aja nih apalagi YH kehilangan anaknya kyaknya konflik akan mulai bermunculan nih.
    next part slanjutnya jangan lama-lama di post nya ya.

  4. pas baca awal awal mah senyum senyum sendiri eh pas udh akhir akhirnya nyesek banget aku kira bayinya selamat eh meninggal huaaaa sediiih. dan ff ini selalu makin bagus

  5. ksian bget yoona eonni sm donghae oppa harus kehilangan anak pertamanya.. apalagi yoona eonni koma .. dtggu ya chap slnjutnya 🙂

  6. Huaaaa…. Jengkel bnget ama author knpa critanya dibkin sdih kya’ gni? Plise thor bkin yoong pnya ank lg nntinya, mski dkter mmvonis dia sulit pnya ank. Keajaiban itu ada dan lg jngan slipin orng ktiga dlm rmh tngga mreka.

  7. Yaaaahhh kok anak ny YH meninggal sih,pdhal YH snang bngd dgn khmilan yoona,mna mrka sdh mnyiapkan kamar ntuk sang bayi lagi!!ntar klo yoona udah blik ke rmh pasti dy keinget trus sma bayi mrka klo liat ntu kamar!!
    Ksian mrka,smoga ntar yoona bza hmil lgi,
    Lnjtkan thor,ditunggu 🙂

  8. maaf banget baru komen di chap ini,karena aku reader baru.aku janji bkal komen di chap slanjutnya. 🙂

    wah kasian bnget yoona eon,anaknya meninggal.
    huhu T.T
    next eonni,jngan lama lama ya!

  9. Yah knp bayi nya meninggal 😦
    Ksian dong yoonhae gak bsa pux ank lagi 😦
    Next chap d’tunggu thor

  10. huaaa… sedih pas tau bayi.y yoonhae meninggal.. trus yoong unni susah buat pu.y anak lg.. moga ajha nanti.y mereka baik2 ajha.. 😥 author, buat ending.y happy ending yah eon.. plis.. 😥

  11. Yaaa ammpun pdahal mreka lg bhagia2nya ,, tp sama authornya lngsung dbkin jungkir balik gitu , 😥 kasiaaan knapa anak yoonhae mninggal sihh ,, udah gitu yoona bkalan susah buat pnya anak lg ,, psti dia bkalan sedihh bnget ,:'(

  12. knp d akhr crta’y jd sdih aq pkir smua’y kan Lncar,donghae kzian dia hRz mnrima knytaan nie. smga yoona kuat mnrma brta bRuk ni n smga yoona bza hamiL Lg…!? dtnggu part sLnjut’y

  13. author!!! Jangan sampe ada orang ketiga dirumah tangganya ><
    yoona dibikin bisa hamil lg dong thor, kasian!! Harus bahagia pokoknya, hehe. Next chap ditunggu secepatnya thor^^

  14. Andwae..
    Kasian uri yoonhae kehilangan anak pertamanya 😦
    Dan kemungkin gga bisa punya anak lagi ??

    #jangan buat penderitaan terlalu kejam ya author sayang, ga tega mereka bersedih 😦
    Semangat terus buat nulis ff nya..
    Di tunggu klanjutannya..

  15. ksihan yoonhae,padahal anak prtamanya , tpi dah keguguran.
    lanjut ya cerita nya bagus bgt !!!! jngan lama

  16. koq bisa ada iritasi ?? maka uda di jaga bener”…
    kasihan banget anaknya ninggal, kaya apa yoona eonni nnt nhi ???
    gak bisa punyak anak ?? terus donghae oppa bkln nikah lgi gtu nnt.a biar bisa dapat anak ?? Andweeeeeeee…. 😦

    maka tadi bahagia” bgt.. tibanya kaya gini…
    brharap yang terbaik jha..

    d tunggu klnjutannya… jangan lma2 thor… 😦

  17. Omooo,, wae? Kasihan yoonhae.. Yg lebih kasian lagi yoonanya.. Mereka bahkan udh beli keperluan bayi, tp yoona malah harus kehilangan bayinya… Hiks hiks sedih bgt.. Penasaran banget gimana ekspresi yoona pas tau kalo bayinya meninggal.. Haduh penasaran, sedih, campur aduk.. Fighting!

  18. Ahh.. Sesek bacanya awal2 bahagia.. Pas ke ujung eh malah babynya dah tiada trus yoongienya koma

    gk tau mau koment apa kalu msalah penulisan, segi bhasa gk perlu di koment udah tau mah saya ma kmampuan kmu hanna. Jdi udah ahh.. Sedih nih ngebyangin kluarga kecil yoona malah jd kek gini next chap ku tunggu loh hanna..

  19. Andweeeee 😥 kok akhirnya jadi gitu sih thor ? Padahal awalnya udahh keren banget loh. Jangan bilang ntar jessica oenni jdi orang ke 3, andweee jeball. Author jangan pisahin yoonhae yahh, ditunggu segera next partnya. Hikkssssss 😥

  20. Kok cerita yg ini nggak muncul2 yah next cahpternya. Di post dong kakak author. Lama banget nih nunggunya sampe kebawa mimpi *alay* hihihih

  21. kasian yoona donghae, semoga ada keajaiban yg bisa bikin yoona hamil lagi, sedih deh yg tadi yoonhae masih bahagia nunggu kelahiran anaknya tiba2 anaknya malah meninggal dan yoona juga koma, udah mulai ada konflik lagi nih, penasaran, ditunggu kelanjutannya yaa 🙂

  22. Aku langsung komen di chapter ini yah thor . 🙂
    Kenapa harus meninggal? Aku kira mereka bakalan bahagia dengan adanya baby Yoonhae 😥
    Thor aku pengen kalo misal rahimnya Yoona eonni diangkat, pengennya Donghae oppa nikah lagi :). Buat hidup Yoona eonni menderita dulu tapi tetep happy ending for Yoonhae (y).
    Next chapter jangan lama-lama. 🙂

  23. Kenapa bayi yoona meninggal, terus dokter bilang yoona ada kemungkinan gk bisa hamil lagi,, kasian bgt kalo gtu,, terus apa yang terjadi nanti kalo yoona bangun dari koma anaknya udh gk ada, pasti dia sedih bgt.

  24. Stlh penantian panjang mereka, trnyata bayi.a gk bisa trselamatkan & ada kemungkinan Y00na sulit hamil lg, gk bisa ngebayangin gmana reaksi.a Y00na nanti kalau tau dia udah kehilangan baby.a,.,
    Sem0ga mereka ttp kuat ngadepin c0baan ini.,,

  25. Theor kau berhasil memperondak(?)kan hatiku,, menjungkir balikkan perasaanku *alay dikikit*.. Aduhh thor gak taulah mau ngomong ape lagi,,, keren dehh,, tp kasihan masa khlangan bayi udh gtu gk bs hamil lagi,,, prsaan yoonhae,,,

  26. cry i’m cry 😥 yoonhae yang sabar yah..
    author daebakk surprise again.. gak nyangka bakal ada konflik sebesar ini
    bener2 keren author JJANG JJANG 🙂

Komentarmu?