Perfect Life?!-Donghae’s Side (1 of 2)

ELLE magazine2

Autor               : SooNa

Title                 :  [Twoshoot] Perfect Life? (Donghae Side-Part1)

Cast                 : Lee Dong Hae-Im Yoon Ah

Genre              : Romance

Rating             : General

Note                : Sebelumnya maaf akan isi ff ini yang hancur dan penuh typo. Ini terlintas begitu saja diotakku tanpa ada rencana yang lebih jelas. So semoga kalian menyuaki ffku ini. dan banyak reader yang merasa sangat benci dengan sifat Donghae disini dan bingung siapa yang sebenarnya dicintai oleh Donghae, semoga di part ini semua itu terjawab.

So Happy Reading

~

 

Donghae membuka matanya perlahan. Ia mengerjapkan kedua matanya untuk menyusaikan dengan cahaya yang masuk lewat retinanya.

Menghela nafas, ya hanya itu yang bisa ia lakukan. Disampingnya masih ada Yoona yang tidur, dan sekali lagi Donghae menghela nafas sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

Kenapa ia bisa sebodoh ini.  Kenapa ia tidak bisa mengendalikan dirinya akan sikap Yoona yang seperti ini. Kenapa?

Sekarang ia harus seperti apa lagi pada wanita ini? Wanita yang masuk begitu saja dalam kehidupannya dengan beralasankan sebuah perjodohan.

Perjodohan? Sesuatu yang sangat ia benci karena hal itu kini ia menjadi seperti ini. Seperti orang bodoh yang selalu melakukan kesalahan. Seperti orang bodoh yang melakukan sesuatu seperti dirinya. Seperti orang bodoh yang selalu berlaku kasar pada wanita disampingnya ini.

Sekali lagi Donghae melihat kearah Yoona yang tengah tidur dengan tenang. Wanita ini, ya memang ia adalah seorang permata yang sangat berharga, permata yang tampak bersinar apalagi ketika ia tertidur. Tapi sekarang permata itu sudah ia rusak, walaupun pada kenyataannya wanita ini yang memulai tapi dia juga ikut andil. Ya ia juga melakukannya jadi tak patut ia marah atau menyalahkan perbuatan wanita ini.

Sekali lagi tak patut.

Sesuatu dalam dirinya langsung mengingatkan Donghae.

Ia beranjak dan segera bersiap pergi dari apartementnya sebelum wanita itu bangun.     Sebelum wanita itu melihat dirinya lagi dan sebelum ia memperlakukan wanita itu sekasar seperti baisanya. Sedingin seperti biasanya. Ia harus meninggalkan apartement ini. Ia harus pergi sekarang.

~

Masih terlalu pagi untuk pergi kekampus memang dan Donghae sungguh tahu itu. Ia terus saja menjalankan mobilnya kearah mana saja yang penting ia bisa memangkas waktu.

Selama 1 jam penuh ia hanya mengelilingi daerah sekitar apartementnya dan sesekali ia melewati apartementnya. Masih atau tidak terlihat tanda-tanda wanita itu pergi atau keluar dari apartementnya. Atau ia tidak melihat itu? Abaikan.

~

“Aku pergi.”

“Tunggu.” Donghae menghentikan langkahnya dan kembali melihat kearah kedua temannya yang tengah duduk diruangan kelas yang sudah sedari tadi kosong. Kebiasaan mereka yang akan pulang ketika kelas sudah kosong. Simplenya mereka tidak mau berdesakan ketika semua orang beribut untuk keluar pertama dari kelas yang sumpek ini bagi mereka.

“Ada apa Kyu?” Tanya Donghae belum berniat untuk duduk kembali karena sekarang ia sudah ditunggu seseorang. Dan tak mau membuat orang itu lebih menunggu kedatangannya. Cukup ia mengingkari janji mereka minggu lalu tidak untuk sekarang.

“Berhenti hyung, berhenti melakukan ini.” Dan sepertinya Donghae harus membuat dirinya duduk disalah satu kursi yang ada diruangan ini. Pembicaraan ini akan sedikit menyita waktunya.

“Kau tahu Hae-ah semua ini akan rumit jika kau semakin seperti ini.” Ditambah perkataan Eunhyuk yang semakin membuat Donghae duduk dengan menyandarkan punggungnya disandaran kursi yang tentu saja tidak seempuk kursi dirumah.

“Kenapa kalian begitu suka mencampuri urusanku?” Tanya Donghae menatap kedua temannya yang juga menatap kearahnya. Jika orang lain mungkin tidak akan ada yang berani memberikan tatapan seperti yang dua temannya lakukan padanya. Ya itu orang lain tidak untuk Kyuhyun dan Eunhyuk yang sudah berteman dengannya selama bertahun-tahun.

“Ini bukan hanya urusanmu kau tahu.”

Donghae mengangguk mengiyakan perkataan Eunhyuk.

“Ya tentu saku sangat tahu akan hal itu, tapi itu tidak ada hubungannyakan dengan kalian.”

Terdengar geraman dari Eunhyuk yang melihat tingkah Donghae yang sebenarnya memang tidak terlalu berefek pada mereka hanya saja mereka tidak mau Donghae terkena masalah nantinya. Mereka tidak mau Donghae menyeret banyak orang kedalam masalah yang disebabkan olehnya. Mungkin kalau Donghae terus seperti ini akan ada satu korban yang akan menderita ani bahkan dua.

Mereka terlalu tahu masalah Donghae dan tentu saja akibatnya.

“Kau akan membuat Sunye menderita, kalau aku perlu ingatkan.” Ucap Kyuhyun memberitahu sekaligus kembali mengingatkan Donghae.

“Dan juga mungkin Im Yoon Ah.” Sambung Eunhyuk dan jelas itu sudah memancing rasa ketertarikan Donghae yang sebelumnya sama sekali tidak tertarik akan bahan pembicaraan ini.

“Aku pergi.”

Kembali Donghae beranjak dan pergi meninggakan kedua temannya.

“Kau hanya perlu ingat itu Lee Dong Hae.”

Perkataan Eunhyuk diakhir membuat kepalnya semakin pusing. Tak tahukah mereka kalau dirinya juga sudah pusing dan sudah lelah dengan semua ini.

~

Donghae berhenti dan memilih melihat wanita itu dari sini. Wanita yang mampu membuat hatinya seketika luluh dan hanya menatap kearah wanita itu yang tengah duduk dibangku tepat dibawah pohon rindang. Tempat mereka bertemu.

Wanita yang membuat Donghae melakukan semuanya yang belum pernah ia lakukan. Makan dipinggir jalan, ketempat sauna, menaiki bus dan segala hal yang tidak mungkin ia temui dikehidupannya tanpa wanita itu.

Sungguh wanita itu sangat spesial baginya. Dan mampu membuatnya tenang dan juga selalu memahami dirinya.

‘Tapi’ ya satu kata ‘tapi’ sekarang yang dulu tidak ada sekarang tampak mucul dan itu semkin terlihat. Yang dulunya sangat samar perlahan nampak.

Ia takut, ya sangat takut akan kata ‘tapi’ itu. Ia mencoba untuk menghapus kata itu supaya tidak ada orang yang tersakiti atasnya. Ia ingin menghilangkan kata ‘tapi’ itu tetapi semakin ia coba semakin tampak jelas kenampakan itu. Semakin jelas penghalang itu dan itu membuatnya—entahlah ia juga tidak tahu.

“Miyanhae aku datang terlambat.” Senyuman yang masih sama hangatnya tapi terasa sedikit perbedaan dalam dirinya.

Min Sunye aku mohon kuatkan aku.

“Tidak apa-apa yang penting oppa datang.” Kenapa masih dengan suara yang sama dan kata yang sama tak membuat itu hilang? Kenapa?

Ia duduk dan segera melihat kearah wanita disampingnya yang tengah asik dengan buku tebal yang Donghae yakin kalau dirinya akan mual kalau membaca isi dari buku itu.

“Kau tidak apa-apa?” Tanya Donghae dan membuat Sunye menoleh. Sunye tahu apa yang dimaksud Donghae. Ia tersenyum.

“Tidak, selama oppa ada disisiku.” Dan Donghae tak yakin akan hal itu. Untuk pertama kalinya ia tak yakin dengan perkataan Sunye yang dulu dengan langsung pasti ia amini perkataan wanitanya itu. Ya wanita dihadapannya ini adalah wanitanya. Ingat Min Sunye adalah wanitanya tidak ada wanita lain untuknya.

Donghae harus yakin dan membenarkan fakta ini.

Tapi kenapa itu seakan sangat transfaran lagi baginya.

Kenapa pihak lain itu sangat berdampak pada hidupnya. Bukankah ia hanya penghalang akan hubungannya dengan wanita yang ia cin-

Donghae kembali diam, diam dalam gulatannya dengan hatinya sendiri. Kata yang selalu ia ucapkan setiap hari,jam bahkan hitungan detik tapi sekarang kenapa hatinyapun sangat susah untuk mengakuinya.

Apakah aku sudah berubah?

‘Im Yoon Ah.’

Dilihatnya disana Yoona tengah menatap kearahnya dan lebih tepatnya lagi menatap kearah Sunye. Ia tahu tatapan apa itu, tatapan seperti apa yang tengah Im Yoon Ah keluarkan untuk mereka. Ia tahu itu dan ia yain kedua tangan wanita itu sudah pasti sedang mengepal karena marahnya.

Ia tahu, ya ia tahu Im Yoon Ah akan seperti itu ketika marah.

Melihat kemarahan Im Yoon Ah, ia terlalu sering dan akan sangat sia-sia bila ia tak tahu bagaimana ketika wanita itu marah. Ia terlalu kenal dengan kemarahan Im Yoon Ah dibandingkan dengan senyuman Im Yoon Ah. Ia terlalu kenal dengan tatapan tajam dan menusuknya dibandingkan dengan tatapan hangat dan penuh kebinaran Im Yoon Ah ketika bersama dengan teman-temannya.

Dan wanita itu beranjak pergi, menghilang dari jarak pandanganya membuat Donghae sedikit kecewa.

“Oppa.” Tangan Sunye berada didepannya membuat Donghae kembali kedalam dunia nyatanya, dunia nyatanya yang hanya akan terisi Min Sunye karena itulah yang ia harapkan. Ya itulah yang ia harapkan dari dulu.

Tapi kenapa ia ragu sekarang.

~

“Aku sudah mengira, kau pasti bertemu lagi dengannya bukan?” Ucap Eunhyuk sambil tertawa, tapi bukan tawa yang selama ini terdengar riang dari namja yang sering membuat lelucon diantara mereka. Lebih terdengar seperti tawa miris karena menyesali perbuatnya yang mungkin tak sesuai dengan keinginan namja itu padanya.

“Lalu? Apa masalah bagimu?”

Kyuhyun pusing melihat Eunhyuk dan Donghae yang sepertinya tengah berperang dingin. Tapi ia juga menyetujui Eunhyuk, Donghae terlalu gegabah.

“Kau akan menyakitinya.”

Kali ini giliran Donghae yang tertawa.

“Aku jadi berpikir kalau kau menyukai tunanganku. Ambilah aku juga tidak memerlukannya.”

Dan sekarang sepertinya bukan hanya Eunhyuk yang berperang dingin dengan Donghae, Kyuhyunpun akan melakukan itu.

Terlepas dari hubungan temannya itu yang disatukan atas dasar ikatan bisnis semata seperti dirinya dan juga Eunhyuk tapi Donghae tidak sepantasnya berkata seperti itu. Terlebih kepada temannya.

“Hyung.”

“Wae? Kau juga mau dengannya?”

Kyuhyun menggebrak meja didepannya.

“Dengar hyung, kami hanya tak mau Sunye menderita dan lebih tak mau lagi Im Yoon Ah sedih karena itu akan menimbulkan masalah.”

Donghae memandang sinis kearah Kyuhyun.

“Dan aku ingatkan, perkataanmu tadi perlu dilarat. Kami sudah punya tunangan kami sendiri dan kami MENCINTAI tunangan kami itu.”

Dan untuk pertama kalinya Donghae merasa tersindir atas ucapan Eunhyuk. Disini ia berbeda, mereka mencintai tunangan mereka tapi tidak baginya, tidak baginya dulu.

“Dan A-.”

Drtttttt

Kyuhyun menghentikan perkataannya dan mengambil ponsel yang ia letakan begitu saja dimeja yang tadi sempat ia gebrak itu. Beruntung ponsel itu tidak ikut jatuh seperti gelas yang kini sudah pecah.

“Kyu panggil Donghae oppa kearena balap.”

“Mwo? Apa Yoona balapan lagi? Tahan dia!” Donghae langsung menatap kearah Kyuhyun dan itu otomatis membuat bibir Eunhyuk sedikit tertarik keatas.

“Kami tidak bisa menghentikannya, hanya Donghae oppa yang bisa.”

“Baiklah, tunggu kami.”

“Cepat.”

Kyuhyun langsung mengambil jaket dan tentunya kunci mobil.

“Hyu-

“Sepertinya ia sudah tak sabar menghentikan tunangannya.” Ucap Eunhyuk dan beranjak dengan santai kearah pintu yang sudah terbuka dari tadi.

Kyuhyun ikut tersenyum seperti Eunhyuk.

“Kau terlalu bodoh hyung, terlalu bodoh untuk menyadari perasaanmu sendiri.”

~

Setelah berhasil membawa Im Yoon Ah keluar dari arena balapan dan sekarang mereka sudah sampai diapartement Donghae.

Dia tidak tahu, kenapa ia bisa membawa Im Yoon Ah kepartementnya lagi. Kenapa ia tidak terpikir untuk memulangkan wanita ini kerumahnya sendiri. Kenapa ia memilih membawanya kesini?

Ia kembali berkata-kata dingin dan kasar pada wanita itu.

Dan ia cukup terkejut dengan perkataan yang keluar dari mulut Im Yoon Ah. Perkataan yang mampu membuat hatinya sungguh sakit,lebih sakit ketika ia melihat Sunye menangis untuk pertama kalinya. Lebih sakit ketika ia melihat Sunye diperlakukan oleh Im Yoon Ah tempo hari lalu.

Kenapa bisa hatinya sakit hanya karena wanita ini memperlihatkan kelemahannya. Memberitahukan padanya kalau hatinya sakit? Kenapa?

Dan untuk terakhir kalinya hatinya sakit ketika wanita itu pergi dari apartementnya, pergi dari jarak pandangnya untuk melihat sosok wanita itu yang sudah tak nampak lagi didepannya.

~

Untuk pertama kalinya ia melihat wajah Im Yoon Ah selain wajah kemarahannya, selain wajah kekecewaannya dan selain wajah-wajah lainnya.

Mata itu tampak berbinar kalau ia lihat dan sungguh ia tak pernah mendapatkan mata berbinar itu ketika Im Yoon Ah sedang bersamanya, ketika Im Yoon Ah tengah menatapnya.

Ia kembali teringat kejadian tadi di kampusnya. Seorang Im Yoon Ah yang kembali membuat masalah dan ini sungguh parah. Berterima kasihlah pada kehidupan mereka karena berita tentang Im Yoon Ah yang menyiksa Min Sunye tidak akan bocor ketelinga orang lain selain korban sendiri yang membuka mulutnya.

Dan Donghae percaya kalau Min Sunye tidak akan melakukan itu, tapi walaupun Sunye melakukan itu ia akan memohon kepada Sunye untuk tak membongkar tentang kejelekan Im Yoon Ah.

“Maafkan Yoona, dia selalu antusias dengan kedatangan pamannya.”

“Tidak apa-apa, kau mempunya adik yang tampan.”

~

“Aku dengar  namanya Park Jungsoo.”

“Ya dan kau tahu hyung dia menjadi rebutan wanita kelas atas disetiap pertemuan bisnis.”

“Dan itu termasuk noonaku dan juga noonamu.”

Donghae terus memasang kupingnya ketika kedua temannya tengah membicarakan seseorang bernama Park Jungsoo itu.

Ia menjadi penasaran tentang nama itu, ia ingin tahu seperti apa Park Jungsoo hingga mampu membuatnya melihat wajah tersneyum dan berbinar dari Im Yoon Ah.

Ia tak menghiraukan ponselnya yang terus bergetar karena sekarang entah mana yang penting lagi. Ponselnya atau pembicaraan kedua temannya itu. Kepalanya semakin pusing dan hatinya semakin ragu.

Donghae kau mencintai Min Sunye bukan?

Ya aku tentu mencintai M—

Kembali Donghae memilih fokus pada pembicaraan yang terlihat sangat asik itu, ia tak berniat sama sekali untuk masuk kedalam obrolan teman-temannya. Ia hanya ingin mendengarkan saja ya hanya itu tak lebih.

Itu sudah cukup baginya.

“Oh aku lapar ayo kita makan.” Dan Donghae mendengus ketika Eunhyuk malah mengajak mereka makan. Walaupun perutnya juga lapar tapi pembicaran tadi terdengar lebih penting.

“Kau menelepon Sooyoungie?” Tanya Eunhyuk dan kembali Donghae hanya diam, ia tidak mau berbicara karena setiap perkataan yang keluar dari mulut kedua temannya serasa sangat penting baginya sekarang.

“Yup, dan itu mereka.” Kyuhyun melambaikan tangannya kearah Sooyoung dan Donghae ikut melihat. Ya Sooyoung Yuri dan Im Yoon Ah.

Masih dengan wajah yang selalu ia tampakan kecuali ketika ia memeluk pria benama Park Jungsoo itu.

“Mian Sunye-ah tadi aku sedang ada kelas.”

“Pantas aku hubungi beberapa kali tidak diangkat, cepat datang kesini!”

“Tentu saja, aku akan segera kesana.”

Ia melupakan janjinya lagi dengan Min Sunye, ia melupakannya lagi. Kemana otaknya yang    selalu mengingat setiap pertemuannya dengan Min Sunye? Kenapa sekarang ia malah melupakan janji yang bahkan ia ucapakan sendiri dengan mulutnya.

Kemana Lee Dong Hae yang dulu? Kenapa sekarang ia menjadi seperti ini.

Keyakinan kepada Min Sunye yang selalu ia yakini tapi sekarang?

Dan ia memilih beranjak pergi memastikan sesuatu terhadap hatinya yang ia ingin sangat yakini kalau ia masih mencintai Min Sunye.

~

“Kenapa oppa mengabaikan dan melupakan janji kita lagi?” Dan berakhirlah pertemuan mereka dengan pertengkaran yang cukup besar bagi mereka. Pertengkaran yang dulunya hanya sebatas pertengakaran kecil tidak untuk sekarang.

“Miyanhae.”

“Aku lelah mendengar kata itu, kata yang kau ucapkan itu terlalu sering hinggap ditelingaku.”

Ya Donghae sadari kalau kata itu memang lebih sering terucap dari bibirnya dari pada kata cinta yang selalu ia agung-agungkan bahkan dihadapan kedua orang tuanya yang menjadikannya boneka guna membuat perusahaan mendapatkan keuntungan lebih.Cih hidupnya seperti ini seharusnya ia terima dari dulu, kalau tidak ia seharusnya memilih hidup dikehidupan biasa.

“Kemana kata cinta yang selalu oppa katakan padaku?”

“Minyanhae.” Dan sekali lagi ia hanya bisa meminta maaf. Setelah hatinya kini mulutnya yang tak bisa ia ucapkan kata itu.

Kata yang sangat sulit sekarang.

Sosok wanita angkuh, sombong dan tentunya sangatlah dingin ditambah perilakukanya yang membuatnya jengah kini hadir dikepalanya. Ia ingin menghilangkan sosok itu tapi tidak bisa.

Dia terlalu kuat menancap dengan semua keangkuhannya, ia terlau kuat menancap dengan      semua kesombongan yang ia punya. Ia terlalu menancap di hatinya dengan semua penderitaan dan luka yang sudah ia torehkan kepada sosok itu.

Permata bekas yang seharusnya ia buang?

Tapi kenapa tak ada niatan sama sekali untuk melakukan itu. Permata bekas tapi itu lebih indah dari sekedar permata terindah atau termahal sekalipun.

“Oppa.”

“Min Sunye yakinkan aku, buat aku yakin kalau aku masih mencintaimu.” Pinta Donghae sambil menatap Min Sunye dengan tatapan memohon. Ia ingin yakin dengan kenyataan kalau dulu Lee Dong Hae sangat mencintai Min Sunye.

“Aku mohon.”

“Kau masih mencintaiku oppa.” Donghae menggeleng. Ia tidak yakin. Suara Sunye tidak mampu membuatnya yakin. Malah sosok Im Yoon Ah yang kesakitan dan sosok Im Yoon Ah yang tertidur disampingnya, Sosok Im Yoon Ah yang tengah tersenyum memeluk Jungsoo, sosok Im Yoon Ah yang mengatakan semua kesakitannya padanya dan kekecewaannya malah makin nyata.

“Min Sunye.”

Donghae langsung mencium tepat dibibir Sunye, ia ingin lebih mecari bukti dan sisa-sisa keyakinan pada wanita ini. Sisa-sisa cintanya pada wanita ini. Dan ia berharap ia menemukan itu.

Tapi bodohnya ia malah melihat bayangan Im Yoon Ah. Kenapa begitu  nyata?

Tidak ini memang nyata. Im Yoon Ah ada disini bukan hanya sebuah halusinasinya saja.

Dan ia paling benci dan semakin benci ketika wanita itu memperlihatkan sikap kasarnya. Tiga tamparan yang ia layangkan untuk Min Sunye dan Donghae benci ketika harus mengakui kalau ia benci Yoona melakukan ini, benci karena Im Yoon Ah semakin menambah keyakinannya untuk tak menempatkan hatinya pada wanita itu.

Donghae benci ketika Yoona seperti ini,sesuka hatinya dan terlalu kasar ia benci itu. Satu halangan dan satu penghalang untuk menempatkan hatinya pada tunangannya sendiri.

Sudah berapa kali ia menyebut ‘benci’?

Dan Donghae merutuki perbuatannya, ia lebih kejam dari pada Im Yoon Ah. Ia lebih brengsek dari wanita itu yang menyumpahi dan memaki Min Sunye. Ia lebih segalanya dari Im Yoon Ah.

Tangan kanannya bergetar. Min Sunye sudah pergi.

“Kenapa kau seperti ini?” Pertanyaan Donghae yang sudah sangat lama ingin ia utarakan pada Im Yoon Ah.

“Kau tentu tahu.” Balasnya masih dengan anda dingin dan angkuh khas Im Yoon Ah.

“Aku tidak tahu, aku tidak tahu kau sebenarnya siapa? Aku tidak tahu kau sebenarnya seperti apa Im Yoon Ah.”

“Semua ini membuatku bingung. Kenapa harus kau Im Yoon Ah. Sungguh aku tidak tahu.”

Wanita itu menghentakan kedua tangannya.

“Itu karena kau tidak mencoba mencari tahu. Dan aku ingatkan semua ini karenamu. Karenamu oppa.”

Dan Yoona pergi.

Kembali Donghae merasa kecewa dan sakit melihat Im Yoon Ah pergi bukan melihat wanita itu menghampirinya.

Tak tahukah Im Yoon Ah kalau bukan hanya wanita itu yang meraskan sesak didadanya. Ia juga.

Kepalanya sakit dadanya sesak dan hatinya kecewa. Ia kecewa pada dirinya sendiri karena membuat dua wanita sekaligus merasakan sakit karenanya. Ia kecewa pada dirinya sendiri karena merasa gagal untuk melindungi Min Sunye yang dulu ia cintai. Dan ia paling kecewa karena selalu membuat Im Yoon Ah bersikap dingin padanya, pergi darinya dan semakin kecewa ia karena merubah Im Yoon Ah seperti sekarang. Im Yoon Ah yang selalu memakin Min Sunye dan Im Yoon Ah yang dengan tega menyakiti wanita lain.

Itu hanya karenanya, ya Im Yoon Ah bersikap seperti itu hanya karena dirinya dan itulah letak kekecewaan Donghae pada dirinya sendiri.

Ia bingung. Ia tidak tahu sekarang hatinya ada dimana. Apakah masih digenggam oleh Min Sunye ataukah ia sudah memintanya kembali dan memberikan pada yang lain? Ia bingung ya bingung. Bahkan Donghae tak mengenali hatinya sendiri.

Ia ikut tersiksa sama seperti Im Yoon Ah bahkan lebih. Setidaknya Im Yoon Ah tahu dimana ia meletakan hatinya.

Pada pria brengsek yang bodoh dan itu adalah dirinya. Pria brengsek itu adalah Lee Dong Hae.

~

Donghae tidak tahu apa tujuan Min Sunye mengajaknya bertemu. Ia tidak berjanji untuk bertemu wanita itu, ia bahkan tak mengatakannya. Tapi s karang kenapa malah Min Sunye meminta bertemu dengannya.

“Kenapa oppa seperti ini? Kenapa?” Kembali ia mendengar keluhan Min Sunye.

“Aku tidak tahu.”Dan itu memang jawaban yang paling jujur darinya. Ia tidak tahu sekarang bak idiot yang dipaksa untuk mengerjakan soal-soal ulangan yang bahkan orang normalpun akan sangat susah untuk menjawabnya.

“Aku tidak tahu kenapa seperti ini. Aku tidak tahu Sunye-ah.”

Dongahe kembali mengucapkan kata itu.

“Oppa.”

“Dia datang begitu saja, dia datang tanpa membawa hal spesial yang kau miliki. Dia datang dengan semua keangkuhan yang ia punya.”

Hal spesial yang tak akan mungkin dimiliki Im Yoon Ah. Hal spesial yang hanya akan dimiliki dan hanya akan ia temui pada diri Min Sunye. Hal spesial yang mampu membuatnya jatuh cinta pada wanita ini untuk pertama kalinya. Tapi hal spesial itu terhapuskan begitu saja hanya karena keangkuhan yang bahkan Donghae paling benci.

Ia kembali melihat kaarah Sunye yang sudah berurai air mata. Tak bisakah Donghae tidak membuat kedua wanita dihidupnya menangis ketika bertemu dengannya. Tak bisakah Donghae tak membuat 2 wanita dihidupnya menderita karenanya. Ia ingin memilih tapi sungguh itu sangat susah antara cinta baru dan cinta lama. Ia tidak tahu mana yang lebih? Mana yang lebih ia cintai sekarang.

Sudah ia bilang ia tidak tahu, Lee Dong Hae tidak tahu.

“Lalu kenapa?”

Hanya kata maaf yang bisa ia ucapkan pada Sunye. Hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang pada wanita yang sudah menemaninya bahkan bertahun-tahun lamanya. Ia bisa itu sekarang bahkan tidak lebih mungkin hanya sebuah pelukan yang kalau dulu ia akan memeluk erat tubuh wanita ini tapi sekali lagi tidak untuk sekarang.

Sosok wanita angkuh dan sombong selalu hadir dikepalanya. Dan itu menghalanginya untuk berbuat lebih pada Min Sunye.

“Minyanhae melakukan hal ini padamu. Dan aku pinta agar kau membenciku seperti kau membencinya. Tapi satu hal yang kuminta jangan membencinya. Dia tidak salah, dia hanya gadis malang yang sudah aku rusak, dia hanya gadis malang yang perlu perhatian dan kasih sayang. Dia gadis yang lemah sebenarnya.”

Ya Im Yoon Ah hanya seorang wanita yang malang. Seperti yang dikatakan Jungsoo ketika menemuinya.

Bahkan pria itu mengaku kalau memang Im Yoon Ah adalah keponakannya yang sungguh malang. Malang karena dilahirkan dikeluarga kakaknya, malang karena tidak punya siapa-siapa ketika ia meninggalkan Yoona. Dan malang karena cintanya tak terbalaskan.

Ingin Donghae kala itu langsung melarat kalimat terakhir Jungsoo. Itu adalah kalimat yang tidak benar baginya.

“Oppa.”

“Kau kuat dibandingkan dengannya. Aku percaya itu.”

Ya Min Sunye wanita yang kuat yang bahkan tahan bersama dengannya walaupun perbandingan status sosial yang tak mungkin untuk mereka mengelak. Min Sunye terlalu kuat jika dibandingkan dengan wanita malang itu. Im Yoon Ah yang terlihat kuat nyatanya hanyalah wanita malang, wanita termalang yang ia kenal.

“Dan dia gadis malang karena mencintaiku.”

Dan wanita malang yang lebih malang lagi karena mencintai sosok brengsek sepertinya. Sosok brengsek yang ingin mengakui kalau sosok brengsek ini semakin brengsek karena berani menerima cinta wanita malang itu, dan bahkan lebih berani lagi karena mencintai wanita malangnya itu.

“Aku mencintainya, aku mencintai wanita malangku.”

Dan kalimat itu menjadi pertanda kalau pelukan diantara Donghae dan Sunye adalah pelukan terakhir mereka. Hubungan mereka berakhir hanya sampai disini. Bukan badai ataupun angin topan yang menghancurkan hubungan mereka. Bukan pihak luar yang mengkandaskan hubungan mereka.

Bukankah musuh dalam selimut lebih berbahaya? Begitu pula dengan keyakinan yang mejadi pondasi hubungan mereka. Pondasi itu hancur dan ia menghancurkannya sendiri hinga tak mungkin mempertahannya hubungan ini.

Ini hanya akan semakin membuat semuanya sakit, menderita.

Ia tak mau wanita malanganya semakin sakit, ia tak mau wanita malangnya semakin menderita kerena ia mencintai wanita malangnya. Im Yoon Ah ia mencintai wanita itu dengan segala yang ia punya dengan kelebihan dan kekurangannya sekalipun,dengan kebaikan dan keburukan yang ada pada diri wanita itu.

~

TBC

 

52 thoughts on “Perfect Life?!-Donghae’s Side (1 of 2)

  1. Chingu,,, ditunggu pake bgt ya kelanjutannya,, beneran deh aq bacanya hati aq berdesir sendiri “sakit” , trt merasakan apa yg yoona rasakan,,
    Fighting!!!!

  2. Donghae-nya brasa egois banget ,, trus gaa bisa nentuin hati siapa yg sbnernya dia cintaaa ,, sunye atau yoona ,,, yahh wlaupun d akhir2 dia udah mtusin buat mlih yoona tp yoona udah trlanjur trsakiti ,, 😥

Komentarmu?