Love Steps (Chapter 1)

lovesteps

Author: hanasumi
Tittle: Love Steps (Chapter 1 – We Met)
Cast: Yoona and Donghae
Other Cast: Choi Siwon, Cho Kyuhyun, Eunhyuk, Kim Heechul
Genre: Romance
Author Note: Hi! Ini ff pertama ku dalam bahasa indonesia! So, read it and let me know what you think 😉 Comment ya buat masukan juga..thankyou! ^^

Ada berbagai macam cara untuk kita mencintai seseorang. Entah itu cinta pada pandangan pertama, perjodohan, benci menjadi cinta, pertemuan yang tidak disengaja, atau bahkan teman masa kecil. Mungkin untuk kasus ku ini…aku yakin kalian bisa menyimpulkannya sendiri. Aku mengenalnya sejak kecil. Dia orang yang sangat pendiam sehingga dia terkesan dingin. Tapi, aku yakin dia orang yang baik dan hangat jika kalian sudah mengenalnya dengan dekat. Dia sangat, sangat cuek terhadapku! Apapun yang aku lakukan selalu salah di matanya. Dan apapun cara yang aku lakukan untuk membuat dia nyaman dengan keberadaan ku di sekitarnya, tidak bisa merubah sikapnya yang dingin padaku dan dia tidak peduli sama sekali terhadapku. Tetapi, jika kita mencintai seseorang, kita tidak akan pernah putus asa untuk mencintainya, bukan? Karena jika kita merasa putus asa lalu kita menyerah, itu berarti kita tidak sungguh-sungguh mencintainya. Aku percaya dengan itu. Dan entah kenapa, aku tidak pernah putus asa untuk membuat “dia” menyukaiku. Apa mungkin aku sudah mencintainya? Aku tipe orang yang tidak pernah menaruh harapan terlalu tinggi dan selalu membuat semuanya berjalan seiring waktu. Tetapi, jika ada sesuatu yang benar-benar ingin aku dapat dan aku raih, aku tidak akan pernah menyerah dan aku akan menghalalkan segala cara untuk membuat sesuatu itu menjadi milikku. Bahkan, jika itu harus membuat ku menjadi orang yang egois.

-Love Steps-

Yoona’s POV

1999

Akhirnya hari ini tiba, hari dimana aku harus meninggalkan rumah yang selama 10 tahun sudah menjadi tempat berlindung ku, aku harus meninggalkan teman-temanku, kamar yang sangat aku cintai, tempat rahasia yang biasa aku kunjungi jika aku sedang merasa bosan dan membutuhkan waktu untuk menyendiri, restoran favorit ku, sekolah yang teramat aku banggakan, dan yang terpenting dari semua itu, kebun bunga matahari di belakang rumahku. Terlalu banyak kenangan yang aku buat di negara yang selama 10 tahun ini menjadi tempat naunganku. Dan itu semua terlalu indah untuk ditinggal begitu saja.

“Yoona, apa kau sudah siap?” Aku mendengar ayah memanggilku dari dalam rumah. Aku takut mendengar suaranya karena itu menandakan aku harus meninggalkan tempat ini secepatnya.

“Ya ayah! Sebentar lagi aku selesai!”

“Kita harus cepat sayang, jika tidak kita akan ketinggalan pesawat.”

“Baik, ayah!” Aku kembali memfokuskan diriku pada makhluk hidup di depanku sekarang.

“Jaga diri kalian baik-baik ya. Walapun aku sudah tidak bisa merawat kalian lagi, tapi aku percaya kalian bisa menjaga diri kalian sendiri. Aku sudah menyuruh salah satu temanku untuk datang kemari untuk menyirami kalian setiap saat.” Memang ada jalan rahasia untuk masuk ke dalam rumahku yang hanya diketahui olehku dan sahabatku yang bernama Ino. Dia sering masuk ke rumah ku melewati jalan rahasia apabila dia ingin menemuiku.

“Tetap tumbuh menjadi bunga-bunga yang cantik dan perbanyaklah diri kalian. Akan lebih indah jika aku melihat kebun ini sudah ditutupi oleh kalian. Aku juga akan menanam bibit-bibit baru di rumahku yang baru nanti, tenang saja. Aku akan pastikan dimanapun aku tinggal, aku akan melihat kalian setiap hari nya. Aku akan sangat merindukan kalian…”

“Yoona!”

“Aku datang ayah! Selamat tinggal bunga-bungaku yang cantik.”

-Love Steps-

“Kau yakin tidak ada yang tertinggal?”
“Ya ayah, aku sudah memeriksanya jutaan kali.” Saat ini aku sudah duduk di dalam pesawat kelas utama bersama dengan ayahku di sampingku.

“Maafkan ayah, Yoona. Tetapi, ayah harus kembali mengurus perusahaan ayah di Korea karena sudah begitu lama ayah meninggalkan perusahaan itu dan keadaan perusahaan itu sedang tidak baik. Lagipula, hanya perusahaan itu yang menjadi pegangan ayah sekarang. Ayah harap kau bisa mengerti.”

“Aku mengerti, yah. Hanya saja aku-ah lupakan.”

“Kau apa?”

“Tidak apa-apa.”

“Baiklah. Ayah sudah mengurus urusan sekolah, jadi 3 hari setelah kita sampai di Korea, tepatnya hari Senin, kau akan masuk ke sekolah barumu.”

“Baik, ayah.” Sejujurnya, aku tidak pernah suka menjadi murid baru karena kau akan menjadi pusat perhatian orang-orang dan mereka akan menganggapmu seperti alien atau sejenisnya karena kau berbeda dari yang lain. Kau baru di tempat itu. Aku sangat tidak suka menjadi pusat perhatian banyak orang. Ditambah lagi, aku sangat susah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Hah…biarlah semuanya berlalu seiring berjalannya waktu. Lama kelamaan, aku pasti bisa mengenal dan menyukai negara tempat kelahiranku itu. Tidak mungkin seseorang tidak menyukai dan tidak merasa nyaman berada di negara tempat kelahiran mereka, bukan? Walaupun aku lahir di Korea dan 100% merupakan orang Korea, itu tidak menjamin bahwa aku kenal jelas tentang negara kelahiranku itu. Ya, walaupun aku sudah melakukan pencarian dan menambah wawasan ku tentang negara Korea, tetapi aku sama sekali belum pernah menginjakkan kakiku di tempat kelahiran ku sendiri. Kecuali jika aku sudah bisa langsung berjalan sesaat setelah aku dilahirkan. Tapi itu sangat mustahil dan tidak masuk diakal. Dan jangan kalian pikir, aku tidak bisa berbicara bahasa Korea ya. Aku bicara bahasa Korea jika aku sedang berbicara dengan ayahku, tapi diluar rumah, aku terbiasa menggunakan bahasa Jepang. Dan sekarang, setelah sekian tahun, akhirnya aku dapat mengunjungi negara tempat kelahiranku itu bahkan sekarang aku akan tinggal disitu. Mungkin untuk selamanya. Aku penasaran apa yang akan terjadi padaku kedepannya. Aku tidak sabar akan hal-hal baru yang aku temui di Korea nanti.

-Love Steps-

Incheon International Airport, Seoul

“Kita baru saja mendarat di bandara internasional Incheon. Waktu disini 2 jam lebih lambat dengan di Jepang. Terima kasih sudah terbang bersama kami. Selamat siang.”

Akhirnya aku menginjakkan kaki ku di negara ini. Aku melihat dari rombongan orang yang menjemput, seorang lelaki berumur 30an memegang papan nama bertuliskan namaku dan nama ayah. Aku yakin dia orang yang menjemput kita berdua.

“Annyeonghaseyo, tuan Im.”

“Ah, pak Jung, lama tidak bertemu. Apa kabarmu?”

“Baik tuan. Senang bisa bertemu anda lagi setelah sekian tahun lamanya.”

“Ya, saya juga. Terima kasih karena selama ini kau masih setia mengurus perusahaan itu.”

“Ya tuan, lagipula saya hanya melaksanakan tanggung jawab yang tuan berikan kepada saya.”

Sepertinya orang ini sangat menghormati ayahku. Terlihat bahwa ayah juga sangat mempercayai dia.

“Ya, ya, saya mengerti. Oh ya, Yoona, kenalkan ini pak Jung, dia orang kepercayaan ayah.”

“Ah, putrimu sudah tumbuh besar. Terakhir saya melihatnya, dia masih dalam gendongan ibunya.”

“Waktu memang berjalan dengan cepat. Ayo Yoona, beri salam pada pak Jung.”

“A-annyeonghaseyo.” Ucapku sambil terus memegang tangan ayahku dengan erat.

“Annyeonghaseyo nona Im, kau sudah tumbuh besar rupanya. Perkenalkan nama saya Jung Jin Young, senang bertemu denganmu.”

Aku hanya bisa menganggukan kepalaku sambil melihat aneh terhadapnya.

“Baiklah kalau begitu, ayo kita pergi.”

“Baik, tuan Im.”

-Love Steps-

“Untuk hari ini, aku rasa sudah cukup. Kalian sudah berlatih dengan keras. Persiapkan diri kalian untuk pertandingan, walaupun itu masih 2 minggu lagi, tapi persiapkan lah diri kalian sebaik mungkin. Kita harus membawa kemenangan untuk sekolah kita.” Layaknya pemimpin sejati, sang kapten basket memberi semangat kepada timnya yang beranggotakan murid junior maupun murid seangkatan dirinya.

“Ya, kami mengerti!”

“Baiklah, kalian boleh pergi.”

“Yo, Lee Donghae!” Salah satu temannya menghampirinya sambil merangkul pundaknya yang sedang membereskan tas.

“Wae?”

“Kau ingin ikut dengan kami?”

“Kemana?”

“Tempat biasa. Lagipula, untuk menghilangkan rasa lelah setelah berlatih, ayo kita berkumpul dengan yang lain.”

“Aku rasa tidak. Aku sangat lelah, hyuk.”

“Ayolah, Hae. Kau tidak seperti biasanya.”

“Aku hanya lelah dan aku ingin pulang lalu beristirahat, kau mengerti?”

“Aish, baiklah, baiklah. Beristirahatlah tuan Lee Donghae.”

 

-Love Steps-

“Ah, kita sudah sampai.”

Dari jendela mobil aku dapat melihat rumah yang cukup mewah tempat aku dan ayahku akan tinggal untuk…selamanya.

“Bagaimana menurutmu, sayang? Kau suka?”

Ketika dilihat lebih seksama, lingkungan di sekitar rumahku sangat asri, dan perumahan ini terlihat cukup nyaman dan bersahabat, walaupun perumahan ini termasuk perumahan yang elit. Aku dapat membayangkan tetangga-tetangga yang angkuh berjalan di sekitar sini dengan membawa belanjaan mereka, atau mobil mereka. Dengan sedikit mendongakkan kepala mereka dan berpura-pura tidak peduli dengan keadaan sekitar mereka. Tetapi, aku tidak menemui apa yang aku bayangkan sejak kami sampai disini. Aku melihat seorang wanita yang sedang menyiram tanamannya di depan rumahnya yang berada tepat di depan rumahku. Entahlah, aku merasakan kedamaian melihatnya sedang menyiram bunga seperti itu. Aku rasa aku bisa beradaptasi dengan cepat disini.

“Sepertinya begitu.”

“Baiklah, ayo kita masuk.”

Rumah disini tidak jauh berbeda dengan rumahku di Jepang, walaupun rumah disini sedikit terkesan mewah daripada di Jepang karena ibuku tidak begitu suka rumah yang terlalu megah. Dia suka rumah yang sederhana dan nyaman untuk ditinggali. Dan aku rasa sifat dia menurun kepadaku. Aku tidak suka diperlakukan seperti orang kaya atau berdandan seperti “anak orang kaya” pada umumnya. Aku juga tidak suka apabila harus tinggal di rumah yang begitu besar. Apa artinya rumah besar dan megah jika kau tidak nyaman dan merasa begitu tersiksa tinggal di dalamnya? Percuma saja. Dari kecil, ibuku sudah mengajariku untuk hidup apa adanya diriku. Aku harus menjadi diriku sendiri. Aku harus selalu rendah hati pada siapapun dengan tidak melihat umur dan jabatan mereka.

“Ah, Yoona, kau bisa istirahat jika kau mau. Kamarmu di pojok kanan lantai 2. JIka kau ingin melihat sekitar rumah ini dulu, silahkan.”

“Baik, ayah.” Aku mulai menuju kamarku yang berada dilantai 2.

“Apa ada lagi yang tuan butuhkan?”

“Tidak, tidak pak Jung. Terima kasih untuk semuanya.”

“Itu sudah tugasku, tuan.”

“Baiklah, kau bisa kembali ke kantor. Aku akan mulai bekerja pada hari senin. Dan mungkin, kita bisa langsung membahas tentang masalah yang sedang dihadapi perusahaan sekarang.”

“Baik, tuan Im. Aku pergi dulu. Sekali lagi saya ucapkan, selamat datang kembali.”

“Ya, terima kasih pak Jung.”

-Love Steps-

Bosan dan tidak bersahabat. Itu kesan pertamaku ketika melihat ruangan yang akan menjadi tempat pribadiku ini. Aku rasa aku harus merombak semuanya.

“Hah, aku harus bekerja keras untuk mendekor ulang kamar ini. Semangat, Yoona! Kau pasti akan menyukai kamar ini setelah kau merubah semuanya! Ya, kau pasti bisa!”

Tidak jauh dari sisi kiri tempat tidur, ada sebuah jendela yang cukup besar. Aku melangkah menuju jendela itu. Tepat di seberang kamarku ini, aku dapat melihat kamar seseorang. Aku penasaran, siapa orang yang tinggal di rumah itu. Apa mungkin anak seusia ku? Akan sangat menyenangkan kalau anak perempuan seusia ku yang tinggal di depan rumah ku itu. Kalau aku sedang merasa sedih atau kesepian, aku hanya tinggal jalan menuju rumahnya.

“Oh ya! Aku harus mulai menanam bibit-bibit bunganya!”

Hampir saja aku lupa untuk menanam bibit-bibit bunga yang aku bawa dari Jepang. Aku harus cepat-cepat menanamnya karena aku tidak sabar untuk melihat mereka tumbuh.

“Kau mau kemana, Yoona?” Ayahku yang sedang membuat teh tiba-tiba memanggilku yang sedang berlari di tangga.

“Aku mau menanam bibit-bibit bunga yang aku bawa, yah.”

“Kau butuh bantuan?” Baru saja aku mau menjawab kalau aku ingin menanam bibit-bibit bunga ini bersama ayah, telepon genggam ayah tiba-tiba saja berbunyi. Pasti urusan pekerjaan. Bukan hal yang aneh. Oh ya, ibuku juga mengajari ku satu hal dari kecil, yaitu untuk mengerti pekerjaan ayah. Ayah sibuk karena itu tuntutan kerja, bukan karena dia tidak mau bermain bersamaku. Dia hanya sedang sibuk dan aku sebagai anaknya harus mengerti dan tidak bertingkah seperti anak manja yang selalu ingin mendapat perhatian ayahnya.

“Ah tunggu sebentar. Halo? Ya, saya sendiri. Ya itu produk yang rencanannya akan kami buat tahun ini.” Sambil berbicara, ayah memberi aku isyarat ‘kau bisa melakukannya sendiri kan, maaf ayah sedang sibuk.’ Aku hanya membalasnya dengan senyuman disertai anggukan. Lalu aku berlari keluar rumah menuju taman.

“Hah, tempat ini sangat sempurna untuk bunga-bunga ku tumbuh nanti. Baiklah, mari menanam!”

Aku mulai menggali tanah di depanku dengan masih menggunakan dress pendek berwarna putih dengan sweater berwarna coklat muda yang aku pakai dari Jepang. Aku mulai memasukkan bibit-bibit bunga seperti bibit bunga matahari, tulip, mawar, dan bunga lily. Bunga-bunga itu adalah bunga favorit ibuku. Ibuku sangat menyukai bunga. Sampai-sampai, ayahku membuatkan rumah kaca pada hari ulang tahun ibuku untuk tempat bunga-bunga ibu. Bunga-bunga itu pula yang aku tanam di taman belakang rumahku. Tetapi, kebanyakannya bunga matahari karena aku sangat menyukai bunga yang satu itu. Ibuku pernah mengatakan kalau aku terlahir menjadi bunga, aku akan menjadi bunga matahari. Bunga itu sangat cocok dengan kepribadianku. Bunga matahari melambangkan keriangan, kegembiraan, dan kebahagiaan. Tetapi sekarang, jauh di dalam hatiku, aku sedang merasakan sakit yang amat sangat dalam…

“Ah, kau sudah pulang.” Tiba-tiba saja aku mendengar seorang wanita dari seberang rumah berbicara pada seseorang. Ketika aku melihat ke arahnya, aku melihat seorang anak laki-laki sedang berbicara dengan wanita tersebut. Anak laki-laki itu menggunakan seragam sekolah. Aku rasa dia seumuran denganku. Tetapi, dilihat dari tubuhnya yang tinggi, mungkin saja dia anak SMP atau mungkin SMA. Entahlah.

“Ayo masuk. Ibu sudah menyiapkan makanan untukmu.”

“Baiklah. Tapi, aku ganti baju dulu.” Jawab lelaki itu dengan cuek.

“Ya, bersihkan dirimu dulu. Pasti kau habis berlatih lagi. Sudah sana, cepat keatas.”

Pasti rasanya menyenangkan mempunyai seseorang yang menyuruhmu untuk segera mengganti bajumu dan membuatkanmu makanan. Andai saja ibuku disini…

“Yoona-ya, kau sudah selesai menanam bibit-bibitnya?” Aku sedikit terkejut ketika tiba-tiba saja ayah memegang pundakku dan menyapaku.

“Ah, sudah yah.”

“Kalau begitu cepat kau mandi. Sesudah itu, kita makan diluar. Kau mau makan apa malam ini?”

“Hmm? Aku mau mencoba makanan khas korea, bagaimana kalau bibimbap? Aku mau bibimbap, yah!” Pasti kalian berpikir kalau aku tidak pernah memakan makanan khas dari negara asalku sendiri, kan? Itu berarti kalian salah. Aku sudah sering makan makanan khas Korea yang tentu saja buatan ibuku. Hanya saja, sekarang aku ingin menikmati makanan khas Korea di Korea nya sendiri. Walaupun sama, pasti akan terasa berbeda.

“Baiklah, kita akan makan bibimbap. Tapi, setelah kau mandi tentu saja.”

“Oke, tunggu aku!” Aku segera berlari menuju kamarku untuk mandi dan bersiap-siap makan bersama ayahku. Sudah lama rasanya aku makan diluar bersama ayah.

-Love Steps-

Author’s POV

“Donghae-ya, memangnya pertandinganmu itu akan dilaksanakan kapan?”

“2 minggu dari sekarang.” Saat ini sebuah keluarga kecil sedang mengelilingi meja makan. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, satu anak perempuan, dan satu anak laki-laki ini sedang menikmati makan malam layaknya keluarga pada umumnya.

“Jangan berlatih terlalu keras, nanti pada waktu hari pertandingan takutnya kau terlalu lelah sehingga tidak fokus.”

“Ya, ayah.”

“Oh ya, rumah di depan kita sudah ada yang menempati. Tadi siang, ibu lihat 2 orang lelaki dengan 1 gadis kecil. Kita harus memberi mereka sesuatu sebagai ucapan selamat datang. Bagaimana?”

“Itu benar, bu! Kalau aku tidak sibuk, aku akan menemanimu. Kau juga harus ikut, Donghae.”

“Aku malas.” Jawabnya enteng.

“Yah! Mereka tetangga baru kita, kita harus menyambut mereka dengan baik sehingga mereka betah tinggal disini!” Ucap sang kakak yang lebih tua 2 tahun darinya itu. Tidak lupa, sang kakak melayangkan jitakan khas darinya apabila adiknya itu menjawab pertanyaan dengan tidak sopan atau seenaknya.

“Ah! Noona! Sakit! Aku rasa kau tidak perlu memukulku, kan? Lagipula, aku harus berlatih setiap pulang sekolah atau mungkin aku ada kegiatan ekstrakulikuler jadi aku tidak punya waktu.”

“Aigoo, kau jangan sok sibuk, Hae. Pokoknya, kau harus usahakan untuk ikut denganku dan ibu mengunjungi tetangga baru kita.”

“Aku tidak janji.” Kedua orang tua mereka hanya menggelengkan kepala mereka melihat tingkah kekanakkan kedua anak mereka yang sudah menginjak remaja itu.

-Love Steps-

“Yang ayah dengar, bibimbap di tempat ini sangat terkenal. Ayah jamin kau suka.”

“Baiklah, aku pesan satu!”

Saat ini Yoona dan ayahnya sedang duduk di sebuah rumah makan di tengah kota. Setelah memesan makanan yang dicari, akhirnya makanan itupun datang.

“Oh ya, Yoona, kau tau nama sekolah yang akan menjadi sekolah barumu?”

“Tidak, ayah kan tidak pernah memberitahuku.”

Sang ayah hanya tersenyum melihat anaknya yang menjawab pertanyaannya dengan cuek sambil sibuk dengan makanan didepannya dan jawabannya yang polos yang memang benar adanya.

“Nama sekolahmu nanti adalah Param School. Sekolah itu terdiri dari SMP dan SMA. Sekolah itu adalah salah satu sekolah terbaik di Korea.”

“Param school? Baiklah.” Lalu mereka berdua mulai menyantap makanan mereka sambil tertawa dan berbincang. Mereka sangat menikmati “Father Daughter Time” di negara asal mereka ini.

-Love Steps-

Matahari sudah mulai menampakkan dirinya di ufuk timur. Seorang gadis kecil masih setia berbaring di tempat tidurnya. Mungkin, karena hari ini hari Sabtu, jadi tidak ada yang ingin dilakukan oleh gadis kecil itu selain tidur, karena maklum dia baru saja sampai kemarin dan tidak sempat beristirahat.

“Yoona?” Tiba-tiba sang ayah dari gadis kecil yang masih tertidur itu mendatangi kamarnya bermaksud membangunkannya karena sarapan sudah siap. Tetapi dia hanya menemukan malaikat kecilnya itu sedang tertidur lelap. Tidak tega memang, tapi dia harus membangunkan anaknya itu karena dia harus pergi bekerja karena ada urusan mendadak di perusahaannya itu dan mereka membutuhkan pimpinan mereka segera.

“Yoona, sayang, bangunlah, ini sudah pagi. Sarapan sudah siap.”

“Appa? Wae? Ini kan masih pagi…” Jawab Yoona setengah tertidur.

“Ya, ayah tau, tapi ayah harus pergi ke kantor karena ada urusan mendadak yang harus ayah selesaikan. Shin ahjumma sudah menyiapkan sarapan di bawah. Ayo bangun dan makan bersama ayah.”

“Nde? Shin ahjumma? Nugu?”

“Kau bangun dulu dan temui dia di bawah, nanti ayah perkenalkan.”

“Baiklah, aku bangun.” Meskipun kantuk masih menyelimuti Yoona, tapi dia paksakan dirinya berjalan ke kamar mandi untuk sekedar membersihkan mukanya.

-Love Steps-

Yoona’s POV

“Selamat pagi, nona Im.”

Aku melihat seseorang di depanku menyambutku dengan ucapan selamat pagi sambil membungkuk. Aku tidak pernah melihat dia sebelumnya, tapi aku yakin kalau dia akan menjadi orang yang akan mengurus rumah ini, mulai dari memasak, membersihkan ruangan-ruangan, mencuci, menyiram tanaman dan sebagainya. Dan yang pasti, dia akan menjadi orang yang menjaga dan mengurus ku pada saat ayah sedang sibuk.

“Nde, selamat pagi, ahjumma.” Aku membungkukkan badanku pada saat menyapanya.

“Perkenalkan Yoona, ini Shin ahjumma. Mulai hari ini dia akan bekerja disini.”

“Senang bertemu denganmu, nona muda. Aku harap aku tidak akan mengecewakan Tuan dan nona Im selama aku bekerja disini.”

‘Orang ini sopan sekali, padahal dia kan lebih tua dariku.’ Batinku.

“Ahjumma, panggil saja aku Yoona, kau kan lebih tua dariku jadi hilangkanlah embel-embel nona. Dan satu hal lagi, bersikap biasalah terhadapku, karena aku juga orang biasa sepertimu.” Aku merasa sangat tidak nyaman apabila ada seseorang yang lebih tua dariku memanggilku nona, padahal mereka lebih tua dariku. Aku juga tidak memandang rendah setiap orang yang bekerja di rumah ku sejak di Jepang dulu, karena aku tau, mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, maka dari itu aku harus menghormati mereka yang bekerja keras.

“Ah, n-nde, Yoona.”

“Bagus! Ayo kita makan, nanti makanannya keburu dingin. Ahjumma, kau sudah sarapan?”

“Ah, sudah non-maksudku, sudah Yoona, ahjumma sudah sarapan.”

“Baiklah. Ayah, jam berapa kau akan pulang nanti?”

“Ayah tidak tau, tapi ayah usahakan, ayah akan pulang lebih awal. Memangnya ada apa?”

“Ani, tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin jalan-jalan bersamamu. Ini kan hari sabtu, yah.”

“Ayah mengerti, maka dari itu nanti ayah usahakan untuk pulang lebih awal.”

“Baik, ayah! Aku akan menunggumu!” Jawabku dengan girang. Ayah hanya tertawa mendengar jawaban dariku yang terdengar sangat riang dan semangat itu.

-Love Steps-

 

Author’s POV

“Donghae! Donghae, sampai kapan kau akan menempel dengan tempat tidurmu, eoh? Bangunlah! Ini sudah pagi! Kau tidak mau terlambat masuk sekolah, kan? Kau tau sanksi nya jika kau terlambat.”

“Aish! Eomma, kenapa kau berisik sekali? Tanpa dibangunkan juga, aku tau aku harus bangun. Aku akan bangun.”

“Lebih baik kau bangun sekarang, Donghae.”

“Baik, baik aku bangun…” Tetapi orang yang berkata seperti itu mulai kembali ke kegiatan awalnya yaitu, tidur.

“Yah, Lee Donghae! Ayahmu akan marah besar jika dia melihat kau bermalas-malasan seperti ini! Ayo bangun!”

“Arraso, arraso! Aku bangun!” Akhirnya perjuangan sang ibu berhasil, yaitu membuat anaknya terlepas dari tempat tidurnya dan melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan bersiap-siap untuk ke sekolah.

15 menit kemudian

“Kau tidak sarapan dulu, Hae?”

“Sepertinya tidak, bu. Aku harus buru-buru pergi ke sekolah karena sekarang ini aku terlambat.”

“Aigoo, itu salahmu sendiri. Makanlah dulu, nanti kau kan ada latihan, kau membutuhkan makanan sebagai energimu nanti.”

“Tidak, bu! Tidak usah! Aku akan membeli makanan di sekolah nanti. Aku pergi!” Dia menjawab ibunya sambil berlari menuju pintu depan dimana di sana sudah terparkir sebuah motor sport berwarna hitam yang bertugas untuk membawa Donghae ke sekolahnya.

-Love Steps-

 

Mobil Mercedes hitam itu sudah berhenti di depan sebuah gedung yang terlihat mewah, yang dimana menjadi tempat tujuannya.

“Selamat pagi, tuan Im. Silahkan, lewat sini.”

“Nde.” Semua karyawan sudah mempersiapkan diri mereka  di depan pintu masuk perusahaan besar itu untuk menyambut pimpinan mereka yang sudah bertahun-tahun tidak memegang kendali di perusahaan. Dia hanya sekedar datang untuk melihat perkembangan perusahaannya dan membicarakan masalah yang memang sangat penting sehingga dia harus terbang ke negara ini untuk membicarakannya. Pada saat tuan Im memasuki perusahaannya itu, semua karyawan yang tengah berbaris mulai membungkukkan badan mereka, bahkan setiap karyawan yang sedang berjalan pun. Tuan Im mulai memasuki lift eksekutif yang memang khusus untuk petinggi-petinggi yang ada di perusahaan itu. Setelah sampai di lantai dimana ruangan yang bertuliskan Presiden Direktur Im Yong-Il di pintunya itu, Tuan Im dan orang kepercayaannya tentu saya, Jung Jin Young segera memasuki ruangan itu.

“Hah, sudah lama tidak menginjakkan kaki di ruangan ini. Rasanya masih sama seperti terakhir saya berada disini.”

“Ya tuan. Tidak ada satu pun disini yang kami rubah.”

“Baiklah, pak Jung, langsung saja ke inti masalah.”

“Baik, tuan. Seperti yang waktu itu saya beritahukan kepada anda bahwa perusahaan kita sedang mengalami krisis. Beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan kita juga mulai mencabut perjanjian kerja sama dikarenakan mereka mulai ragu karena masalah yang sedang menimpa perusahaan kita. Begitu juga perusahaan yang menginvestasikan saham mereka pada perusahaan kita.”

“Apa yang membuat kita mengalami krisis seperti ini?”

“Produk kita sudah kalah bersaing dengan produk dari beberapa perusahaan besar yang baru-baru ini meluncurkan produk baru mereka di pasar global.”

“Cari tahu perusahaan mana yang memiliki tingkat pemasaran yang tinggi. Kita harus bekerja sama dengan perusahaan itu untuk menghasilkan produk yang baru dan lebih canggih.”

“Baik, tuan.”

-Love Steps-

Yoona’s POV

“Oh, ahjumma Shin mau pergi kemana?” Aku baru saja selesai menyiram bunga-bungaku sambil masih memakai piyama tidurku yang berwarna peach. Aku melihat ahjumma shin sedang bersiap-siap akan pergi ke sebuah tempat dan ditangannya ada selembar kertas.

“Nona-ah, maksudku Yoona, ahjumma akan pergi ke supermarket untuk membeli bahan-bahan makanan dan keperluan lainnya.”

“Boleh aku ikut?” Tanyaku sambil menyunggingkan senyumku yang paling indah untuk membujuk Shin ahjumma agar memperbolehkan ku keluar bersamanya.

“Tentu saja, Yoona.” Jawab Shin ahjumma sambil membalas dengan senyumannya yang juga indah.

“Baik, tunggu aku!” Aku langsung berlari menuju kamarku untuk mengganti bajuku. Setelah beberapa menit, aku langsung menuju ke bawah dimana shin ahjumma sedang menungguku.

“Kajja!”

“Aigoo, kau terlihat sangat senang, Yoona.”

“Ani, aku hanya senang bisa keluar dari rumah ini.” Jawabku sambil tertawa pelan.

“Baiklah, tapi sepertinya kita harus menggunakan bus untuk sampai di supermarket. Kau tidak apa-apa jika harus menggunakan bus?” Tanya Shin ahjumma dengan hati-hati. Ayolah, memangnya seberapa buruk bus? Memangnya jika aku putri dari seorang direktur, aku tidak bisa bepergian menggunakan bus?

“Tidak apa-apa, ahjumma. Ayo kita pergi!”

“Ne…”

-Love Steps-

Saat ini, aku bersama shin ahjumma sedang menunggu bus di halte bus yang tidak begitu jauh dari rumah. Aku yang sekarang ini menggunakan kaos putih dan rok berwarna cream dengan sweater berwana merah maroon yang menutupi badanku, sedang duduk sambil tersenyum. Entahlah, tapi aku merasa senang pergi keluar dengan shin ahjumma.

“Yoona, mengapa kau senyum-senyum sendiri?” Tanya shin ahjumma membuyarkan lamunanku.

“Ani, aku tidak apa-apa.” Jawabku sambil terkekeh.

Akhirnya bus yang ditunggu-tunggu pun datang. Aku dan shin ahjumma pun langsung berdiri. Pada saat kita berjalan menuju bus, shin ahjumma memegang tanganku. Entahlah, tapi aku merasa sangat aman.

“Kajja, Yoona.” Dia tersenyum padaku.

“Nde, ahjumma.”

Akhirnya kita berdua duduk di dalam bus. Aku duduk di dekat jendela dan shin ahjumma duduk di sebelahku. Apa ku bilang, naik bus itu nyaman-nyaman saja. Aku mungkin akan lebih sering menggunakan bus untuk pergi ke sekolah.

-Love Steps-

“Jangan lupa, kumpulkan tugas kalian sebelum ujian sekolah diadakan. Nilai tugas itu sangat berpengaruh jika kalian ingin naik ke tingkat SMA.”

Saat ini, seorang pria dengan jas berwarna biru tua sedang berdiri di depan kelas yang berisikan murid kelas 3 SMP itu. Dia seakan tidak peduli apakah murid-muridnya mendengarkan apa yang dia bicarakan atau tidak.

“Jadi seperti yang tadi saya katakan, sa-” Tepat sebelum dia selesai berbicara, bel pun berbunyi menandakan sekolah telah usai.

“Yes! Akhirnya!” Seorang pemuda yang duduk di barisan paling belakang terlihat sangat bahagia.

“Baik, saya rasa hari ini cukup sampai disini dulu. Besok kita lanjutkan. Jangan lupa tugas kalian! Jika ada diantara kalian yang telat mengumpulkannya, bapak akan kurangi nilai kalian!”

“Nde, seonsaengnim!”

Akhirnya guru yang mengajar pelajaran sejarah itu pun meninggalkan ruangan kelas. Para siswa langsung membereskan buku-buku dan alat tulis mereka bersiap untuk pulang.

“Oy, Donghae!”

“Wae?”

“Hari ini ada latihan?”

“Aku rasa tidak, Kangin dan Chansung baru saja memberitahuku bahwa mereka harus pergi karena ada urusan keluarga mendadak. Kalau anggota tim tidak lengkap, maka kita tidak usah latihan.”

“Baiklah. Ah, bagaimana kita makan bersama yang lain?”

“Makan dimana? Aku tidak bisa.”

“Aish, ayolah! Terakhir kali kau tidak bisa ikut karena kau terlalu lelah sehabis latihan, sekarang apalagi alasanmu?”

“Aku harus mengunjungi tetanggaku yang baru saja pindah. Ibuku dan kakakku memaksa ku untuk ikut.”

“Yah, kau bukan anak kecil lagi, Hae. Lagipula, aku rasa noona mu akan mengerti. Ayolah, Hae, Akhir-akhir ini kau sangat tidak asyik.”

“Baiklah, baiklah. Kajja.”

“Woohoo! Itu baru Lee Donghae yang aku kenal.”

Kedua pemuda itu akhirnya meninggalkan kelas mereka dan pergi menuju tempat teman-teman mereka berkumpul.

-Love Steps-

“Donghae!”

“Yah, Lee Donghae! Akhirnya kau datang!”

Beberapa temannya menyambut dengan girang. Memang, mereka sudah berteman sejak mereka duduk di bangku SD. Lee Donghae, Lee Eunhyuk, Cho Kyuhyun, Choi Siwon, dan Kim Heechul, mereka sudah bersahabat sejak kecil karena orang tua mereka mengenal orang tua satu sama lain. Mereka juga terkenal karena kekayaan dan ketampanan mereka.

Choi Siwon, berpostur tinggi, sifat agak pendiam, dan di cap sebagai cowok paling tampan di sekolahnya, tak lain adalah anak pemilik sekolah yang bernama Param School ini. Ibunya merupakan designer paling terkenal di negeri ginseng ini. Dia merupakan anak satu-satunya di keluarganya. Sifatnya yang sangat ramah dan romantis bisa membuat siapapun yang menjadi pacarnya akan menjadi gadis paling beruntung sedunia.

Kim Heechul, orang tuanya memiliki bisnis di dunia hiburan. Ayahnya adalah seorang pimpinan di salah satu agensi yang menaungi artis-artis terkenal di Korea Selatan. Ibunya dulu adalah seorang artis terkenal di eranya. Sifatnya agak sombong dan sinis, tapi dia adalah orang yang baik dan lucu. Dia memiliki seorang kakak perempuan yang sekarang lebih dikenal dengan nama BoA. Dia adalah penyanyi terkenal di Korea Selatan bahkan di luar negeri. Tentu saja, dia jebolan dari agensi sang ayah. Untuk Kim Heechul sendiri, dia ingin mengikuti jejak keluarganya dalam dunia hiburan.

Lee Eunhyuk, mungkin untuk yang satu ini, beberapa orang agak ragu dengan ketampanannya. Jika dibandingkan dengan yang lain, beberapa orang akan mengira kalau dia bukan salah satu dari grup super keren itu. Postur tubuhnya tidak terlalu tinggi dan dia agak kurus. Mukanya sedikit aneh, tapi orang-orang akan melihat kharisma yang tersembunyi darinya jika dia sedang menari. Salah satu keahliannya adalah menari. Air flare, popping, one hand airflare, cricket dan beberapa gerakan sulit dalam breakdance bukan hal yang aneh baginya. Orang tuanya memiliki beberapa restoran bintang 5 di Korea Selatan dan bahkan di beberapa kawasan di Asia Tenggara.

Cho Kyuhyun, anggota yang paling muda di kumpulannya. Sifatnya yang jahil dan terkadang terlewat batas jika menjahili murid-murid di Param School yang mempunyai masalah dengannya, seringkali ditakuti oleh beberapa murid. Ayahnya adalah professor terkenal dan dia memiliki perguruan tinggi di Jepang yang sudah dijalaninya sejak Kyuhyun berusia 7 tahun. Ibunya juga menjalankan sebuah akademi seni di Seoul dan sebuah kafe yang juga dimiliki oleh ibu dari Eunhyuk. Maka dari itu, dia dijuluki sebagai “Si Jenius Tampan” di kumpulannya karena dia jenius dan dia tampan, sederhana bukan? Dia memiliki seorang kakak laki-laki yang sekarang sedang kuliah di jurusan hukum. Benar-benar keluarga sempurna.

Dan yang terakhir dan paling utama, Lee Donghae. Nama ini sudah tidak asing bagi para siswa Param School baik yang duduk di tingkat SMP maupun SMA, bahkan namanya mungkin sudah tidak asing di Korea. Dia sudah dianggap sebagai “Ketua” dari kumpulannya dan merupakan pewaris dari grup perusahaan terbesar di Korea, LD Group. Keluarganya merupakan salah satu keluarga terkaya dan elit di Korea Selatan. Mereka tidak bisa dianggap remeh jika sudah berhubungan dengan harta dan otak. Berpostur badan tinggi tegap, wajah yang sangat tampan, kepandaian yang tidak bisa dipungkiri lagi, dan kapten dari tim basket Param School, tapi sayang, sifatnya yang dingin dan acuh terhadap orang di sekelilingnya membuat dia di cap sebagai orang tampan “terdingin” yang pernah ada. Tidak ada yang tahu penyebab sifatnya yang sangat cuek itu, dari segi ekonomi dan keluarga, tidak ada alasan untuk dia menjadi orang seperti sekarang ini. Dia sangat bertolak belakang dengan sifat kakak perempuannya yang 2 tahun lebih tahun darinya. Dia mempunyai semuanya. Kekayaan, ketampanan, dan kepandaian. Semua gadis dan bahkan para lelaki yang melihat dan mengenalnya akan mengatakan kalau dia, sempurna.

Tak heran jika setiap kali mereka berjalan dan melakukan aktifitas mereka, mereka selalu menjadi pusat perhatian. Mereka merupakan orang-orang terpandang dan beruntung yang pernah ada. Sudah dijamin bahwa masa depan mereka akan cerah dan bahagia. Dan tentu saja, bergelimang harta.

“Arra, ayo kita pergi!” Mereka pun langsung memasuki mobil mereka masing-masing, kecuali Lee Donghae dan Kim Heechul yang mengendarai motor sport mereka.

-Love Steps-

“Hmm, ahjumma, bagaimana kalau kita masak makanan kesukaan ayah?”

“Baiklah, apa makanan kesukaan tuan Im?”

“Ayah suka japchae, seolleongtang, dan semur ayam pedas.”

“Hmm, aku bisa memasak semua itu. Kajja, kita cari bahan-bahannya!”

Sejam lebih kita berputar-putar mencari bahan untuk makan malam dan mencari keperluan lainnya. Bisa dibilang, hari kedua di Korea tidak terlalu buruk. Aku menikmati berbelanja dengan shin ahjumma.

“Kajja, kita bayar semua ini.” Pada saat kita sedang mengantri untuk membayar belanjaan, aku melihat orang yang sedang menjual gulali di depan supermarket. Gulali adalah salah satu makanan favorit ku. Bisa dibilang makanan favorit kedua ku setelah Ice Cream.

“Ahjumma, bolehkah aku membeli gulali itu?” Aku menunjuk ke arah orang yang menjual gulali itu. Entah kenapa aku harus meminta ijinnya untuk membeli sebuah gulali.

“Apa kau boleh memakan gulali oleh ayahmu?”

“Tentu saja, ayah sering membelikannya untukku pada waktu kita di Jepang.”

“Baiklah, ini uangnya. Jangan lupa kembali sesudah kau membeli gulalinya.”

“Baik.”

-Love Steps-

“Annyeonghaseyo, ahjussi!”

“Annyeong, gadis muda. Apakah kau mau membeli gulali?”

“Nde! Aku mau satu!”

“Baiklah, ini aku memberi mu bonus satu gulali lagi untuk gadis cantik sepertimu.”

“Jinjja? Gomawo ahjussi! Ini uangnya. Terima kasih banyak, ahjussi!” Aku kemudian membungkukkan badanku kepada penjual gulali itu.

“Nde, sama-sama dan terima kasih juga, gadis cantik.”

Pada saat aku ingin kembali masuk ke dalam supermarket, aku melihat sebuah toko bercat baby pink di seberang jalan dan di atasnya bertuliskan StarLight dengan lampu-lampu kecil yang menyala mengitari tulisan itu. Aku tidak tahu kenapa, tetapi setiap kali aku melihat sesuatu yang berbentuk bintang, bertuliskan bintang dan mereka menyala, aku merasa penasaran. Aku seperti terhipnotis dan tidak sadar akan keadaan sekitar. Aku mulai menggerakan kakiku menuju seberang. Aku tidak memperhatikan sekitar karena aku terpaku dengan tulisan starlight yang menyala di seberang sana. Pada saat aku mulai menuju jalan, tiba-tiba aku mendengar seseorang berteriak…

“Yah! Menyingkir dari situ!”

-Love Steps-

Donghae’s POV

“Wah tadi itu benar-benar-Wah! Aku pegang omonganmu Heechul-ah!” Selalu seperti ini. Membicarakan hal-hal yang tidak penting. Tidak ada satu hari tanpa membanggakan diri sendiri.

“Aku bukan orang yang ingkar janji. Kalian lihat saja, mungkin aku akan melakukannya besok.”

“Jinjja? Baiklah, tapi aku rasa kau akan seratus persen gagal, hyung! Hahaha!”

“Yah, maknae! Kau meragukan ku? Aish! Lihat saja, tidak ada yang bisa menolak ketampanan dan karisma ku ini.”

“Arraso! Baiklah, aku pulang, ada pertemuan keluarga yang harus aku datangi.”

“Nde, sampai jumpa besok.”

“Sampai jumpa, Hae.”

“Oh.” Kami pun berpisah dan menuju ke tempat parkir dimana kendaraan kita berada. Ketika aku berjalan menuju motor ku yang ku parkir tak jauh dari tempat kami berkumpul, aku melihat seorang gadis sedang menuju jalan raya, tetapi ketika aku melihat lampu lalu lintas yang menunjukkan lampu para penyebrang jalan, lampu itu berwarna merah yang berarti orang dilarang menyebrang. Tepat dari arah sebelah kanan gadis itu, sebuah mobil sedan berwarna merah sedang melaju cepat. Seketika aku berteriak untuk menyadarkannya, tetapi dia tetap saja berjalan.

“Yah! Menyingkir dari situ!”

Aku memutuskan untuk berlari kearahnya. Aku memeluknya dan menariknya sehingga kami berdua terjatuh ke pinggir jalan dengan posisi aku dibawah dan dia di atasku. Aku sempat mendengar dia berteriak pelan ketika aku menariknya. Mungkin dia kaget.

“Ah…” Seketika tanganku terasa sakit karena aku sempat menahan bobot kita berdua pada saat berguling ke pinggir jalan agar badan kita tidak terlalu sakit saat terkena aspal.

“Omo! Gwenchana?”

 

 

 

 

52 thoughts on “Love Steps (Chapter 1)

  1. Yoona dah ketemuan ama Donghae, kira2 gmn kelanjutannya yah, Donghae ama Yoona beda brp tahun thor…

    Next thor di tgg kelanjutannya…

  2. Wah pertemuan pertama yang baik walaupun agak mengejutkan, tapi kedepannya pasti lebih mengejutkan
    Ditunggu next chapnya

  3. ceritanya baguss cuman kurang srek aja klo manggil ayah knpa gak appa ! tapii ceritnya baguss di tunggu klamjutannya

  4. Msh bngung nihhh ,,, ini lagi nyeritain flashback dulu yaaa thor ??? Waduuuhhh donghae care bnget sama yoona ampe bela2in nyelamatin yoona gitu ,,, tp donghae gaaa knapa2 tuh tngannya , ?? Mana dia mauu tanding basket lagi ,, ibunya yoona udah mninggal yaaa ?? Next chap thor ,, 🙂

  5. wiiih…donghae oppa superhero nyelametin seorang gadis kecil masa..kkk
    pengin dipeluk” ama hae oppa juga #ngimpi
    dilanjut thor aku suka ffmu daebaaaaaakkk

  6. Wah pertemuan yg mendebarkan
    Di lanjut ya chingu jgn lama2
    Penasaran bingiitt sama chapt selanjut’a 🙂

  7. One step, they meet each other
    Mau juga dong punya pacar kek mereka berlima, ini mah emang bener* sempurna
    Ditunggu part selanjutnya

  8. Sbnr’y hae dy rang nak smp or sma si kok dh bta mtr ma mobil. .wah hae ma yoona tu tmen msa kecil ea msh bngung tpi kren wah hae nyelametin yoona. .wah tngan hae sakit bsa kut pertandingan x tu,ayo lanjut jngan lma”. .

  9. pertemuan(?) pertama yg so sweet…..

    kayaknya ini menceritakkan pertemuan pertama mereka ya???aq jadi penasaran sama reaksi keduannya setelah ketemu,soalnya kan mereka masih kecil,yoona kalo nggak salah masih sd dan donghae masih smp….

    ditunggu next partnya….,

  10. Yoonhae moment’a msih dkit ..
    Mungkin d’chap ini msih prkenalan cast aja, tpi bgus kok..
    Pertemuaan yoonhae gk terduga, hae so sweet bgt slametin yoona pke pluk” sgala ..
    NExt chapter jngan lma thor ..

  11. aq agk sdkit bNgung bca’y…!? kdang yoona pnggiL ayah kdang appa, donghae jg k ibu’y kdang ibu kdang eomma mNggiL’y jd bNgung sndr bca’y…!? crta’y dsni mrka mZih kciL ya dtnggu part sLnjut’y…!?

  12. Interesting start 🙂 Kalo ini ff bahasa Indonesia pertama, biasanya author nulis di mana? AFF? Kalo iya username nya apaaa hihi I’m an AFF reader soalnya.
    Dilanjut yaaa, fighting! 🙂

  13. Maaf ya kalau ceritanya agak membingungkan. Jujur yang aku sendiri juga bingung haha karena bikin cerita yang harus sesuain umur dan segala rupanya itu agak susah. Aku usahain bikin ceritanya lebih mudah di mengerti. Terima kasih buat yang udah comment ^^

  14. haiiii~ aku mau ngasih kritik dan saran, yaaa^^
    pertama, penggambaran tokohnya masih sedikit kurang. karena Yoona disini masih kecil (sepuluh tahun, ya?) kayanya dia terlihat lebih dewasa disini. karakter anak kecilnya kurang dapet. coba deh authornya ngebayangin waktu masih umur sepuluh seperti apa..
    kedua, ada beberapa detail yang agak kurang. kayak bagian pertama, enggak ditulis tuh Yoona ada di negara mana. tiba-tiba Yoona sama ayahnya pindah ke negara Korea. Terus Yoona kan masih sepuluh tahun, ya. agak kurang pantes kalo dia udah SMP hehe. Dan Donghae juga masih kurang umur untuk diperbolehkan naik motor sendiri. sebaiknya lebih diperhatikan lagi detail ceritanya^^
    ketiga, ada beberapa penggunaan kalimat yang kurang tepat. kayak “karena orang tua mereka mengenal orang tua satu sama lain” ini seharusnya “karena orang tua mereka masing-masing saling mengenal satu sama lain”. jadi coba diperiksa lagi, ya sebelum FFnya di-post. selain untuk menghindari typo, kalo ada kalimat yang kurang enak dibaca, bisa diganti hehe~ 🙂
    well, secara jalan cerita aku suka banget. alurnya menarik. ditunggu banget loh next partnya hehe. tetep semangat nulis yaa^^)9
    maaf kalo ada ucapan yang kurang mengenakkan di hati~_^

    1. Terima kasih untuk sarannya ^^ Iya itu memang sengaja ga aku kasih tau kalau Yoona tinggal di Jepang biar readers juga nebak nebak sendiri. Kalau tentang Yoona yang baru umur segitu udh agak kaya dewasa itu ada alasannya dan aku bakal ngejelasin di part-part berikutnya. Dan masalah umur itu maaf kalau ga masuk di akal, aku bakal usahain untuk bikin ceritanya lebih dimengerti. Sekali lagi maaf kalau ceritanya sedikit ga nyambung dan ga dimengerti. Maaf kalau ada typo juga hehe. Terima kasih banyak sarannya ya, bener-bener jdi masukan ^^

      1. okeeeiii i see. kalau dari segi cerita nyambung banget kok^^.
        yoo masama. kalau ada kalimat aku yang enggak enak mohon jangan dimasukin ke hati yaa. 🙂 😉 ditunggu banget loh kelanjutannyaaaa 😀

  15. Masih dikit moment YoonHae nya kira2 sesudah Haeppa nyelamatin Yoong dia bakal marah2 g yah ama Yoong mengingat sift haeppa yang agak dingin kan…….penasaran lanjuttttttt thorrrrrrrr

  16. apa yoona bkl jd org yg jahat utk dptn donghae, krn pas di prolog awal kata” itu dr yoona bwt donghae kan? thn 99 mksdnya msh flashback gitu? brarti mrka ktmu pas smp atau sma y? soalnya ank sd ga mgkn bwa mtor aplg mobil hhe aku pnsrn sm setting umurnya.. oh ya, kl biar serasi kalimatnya kmu tentuin mau pke ‘appa’ atw ‘ayah’ biar lbh padu, bgsnya sih appa krn bwt kata sapa yg lainnya dlm bhs korea smua :).. btw, kl mau pake tnda bca elipsis (…) hrs ada spasi antara kata awal dan stlhnya cnth aku ambil dr klmt di prolog kmu ya >> mungkin untuk kasusku ini … kalian bisa menyimpulkannya sendiri. hhi aku tgu next-nya ya 😉

  17. Makin penasaran sama kelanjutan cerita, suka jg sama ceritanya nggak terlalu membingungkan juga..pokoknya keren lahh..ditunggu next part.nya yaa.. 🙂

  18. hoo,ini sbnarnya umur mereka brpa?? thun 99? awal prtmuan yg WAH hehe pdhal rumah deketan hoho, aa.. dan juga yoona gadis yg easy going,,, brbnding trbalik dgn hae oppa..bkalan cinta segilima gx ya??

  19. heyyyy, sebenernya disini umur Yoona 13 dan Donghae 15 tahun. Dan itu bukan 1999 tapi 2003. Maaf banget yaaa…

    1. oh jadi ceritanya yoona umur 13, ok sekarang lebih masuk akal thor kekeke 😀
      sebelumnya aku heran kok smp umur 10 tahun, pinter banget dong dia-nya… terus donghae kelas 3 smp, tapi udah pakai motor sendiri ke sekolah, ckckck jangan-jangan kenalannya om police ya, makanya gak ditilang, hehe #gak jelas

      ok di tunggu kelanjutannya, suka sama ceritanya, tapi kaya’nya mereka terlalu kecil buat urusan cinta-cintaan deh…

  20. Baru awal pertemuan yah yoonhae,ntar syapa yah yg duluan suka??hee
    ditungu klnjtn part 4 ny!!hee

  21. yoona ceria sekali orgnya 🙂
    ternyta mreka msih smp? aku kira udh sma walah” -.-

    donghae dingin bnget dah.pertmuan yg sperti drama kkk

Komentarmu?