Together (Chapter 4)

ff

Title : Together (Chapter 4) ; The Reason

Author : Lee Hanna

Genre : Romance, family

Rating : PG-16

Cast : Im Yoona and Lee Donghae

Lenght : 5000+ words

Chategory : Chapter

 

~~** The Reason **~~

>> 7 Juni 2010

“Aku mendengar banyak tentang kalian” ucap Ayah mereka saat kedua manusia itu sudah berdiri dihadapannya “Terutama berita dari para pelayan tentang kalian yang sering tidur sekamar”

Sontak saja kedua umat itu membulatkan matanya menatap si pembicara dengan kaget, apa maksudnya? Jangan bilang lelaki itu berpikir yang tidak-tidak…

Ya, pikiran mereka sama! Terutama saat keduanya saling bertatapan, “Aniya…” Jawab mereka serempak lantas saling berpandangan setelah menyadari jawaban itu kemudian lanjut memberikan penjelasan dengan tak memikirkan jika salah satu dari mereka masih berbicara hingga tak tau mana lagi yang harus di dengarkan. Mereka seperti anak kecil yang dituduh mencuri permen

“Aku mengerti” jawab ayahnya dengan nada tenang “Aku berpikir untuk menambah kekayaan dan keuntungan dengan cara mempererat tali persaudaraan dengan beberapa perusahaan besar. Tapi Aku rasa sejauh ini cukup dan tak perlu menambahnya lagi. Lusa kalian akan pergi ke Paris bukan? Aku tidak ingin ada masalah diantara kalian saat tinggal serumah nanti terutama kabar buruk tentang kehamilan” tegasnya “Kalian masih terlalu muda untuk itu dan Aku baru akan menikahkan kalian nanti setelah benar benar dewasa.” Lanjut ayahnya lagi

~**2220**~

 “Lalu bagaimana dengan Kyuhyun?” Tanya Yoona setelah menutup rapat pintu kerja ayahnya itu, Donghae menatapnya penuh selidik “Kenapa kau memikirkannya?” Tanya lelaki itu

“Ani, hanya sayang saja lelaki setampan itu harus di tinggalkan” jawab Yoona enteng

“Yak Im Yoona, kau sudah jadi milikku dan jangan pikirkan lelaki lain” ancam Donghae dengan mata penuh kecemburuan

“Aku belum menerima kau menjadi milikku” ejek Yoona dengan memeletkan lidahnya

“Tapi kau menangis saat tau akan di nikahkan dengannya” balas Donghae, lelaki itu tak mau kalah dalam perdebatan kali ini

“Aku hanya mengantuk saat itu, kau lihat kan? Aku tertidur setelahnya” jawab Yoona sambil menerawang ke langit-langit rumahnya yang besar ini, mencoba mencari alasan yang tepat dan akurat

“Itu karena obat tidurmu dan faktanya kau tidak meminumnya, nona Im” lanjut Donghae mengolok olok ‘kekasih’ nya itu. Kini Ia merapatkan jarak mereka “Aku tak sabar menunggu lusa” ucapnya membuat mata Yoona mendelik tajam pada lelaki yang tengah sesumringan itu

“Kau dengar perkataan terakhir Appa bukan? Aku akan membunuhmu jika kau melanggarnya” ancam Yoona dengan tatapan yang tak kalah tajamnya

“Aku rela mati karena mu” lanjut Donghae dan sedetik kemudian semburat merah di pipi gadis itu semakin ketara membuat rasa panas menjalar cepat di sekujur wajahnya. Ia mendorong lelaki dihadapannya itu kemudian melangkah kesal ke kamarnya meninggalkan lelaki itu dengan tawa yang meledak seketika melihat ekspresi dari seorang Im Yoona.

~**2220**~

>>9 Juni 2010

 

Donghae menarik kopernya memasuki apartement minimalis yang di desain se-modern mungkin. Kali ini dilengkapi dengan beberapa perabot yang akan diperlukan dan sepertinya tak perlu tambahan lagi untuk rumah mereka mengingat semua sudah terisi rapi dengan kulkasnya yang sudah terisi penuh.

Donghae berjalan menyusuri tiap ruang. Ada tiga ruangan di sini, dua kamar tidur dan satu ruang kerja.

“Sepertinya kita tak membutuhkan kamar ini” gumam Donghae membuat Yoona mengikuti langkahnya melihat kamar apa yang Ia maksud “Pasti kau akan selalu pindah kekamarku” jawab lelaki itu

“Aku tidak seperti itu. Ada kalanya Aku muak denganmu” jawab Yoona berusaha bersikap ketus

“Dan saat itu Aku akan melakukan seribu cara agar kau kembali melompat di kasurku” lanjut Donghae sambil berjalan memasuki kamarnya. Ia melihat sekitar ruangan ini dan sebuah lemari kosong siap untuk di isi baju.

Drrrt drrrt

Handphone lelaki itu berbunyi meminta di angkat. Dan dengan segera Ia menjawab panggilan masuk “Ada apa Eomma?”

“Sudah sampai?” Tanyanya khawatir “Bagaimana dengan Yoona? Kalian suka rumahnya?”

“Sangat suka, omonim. Yoona sedang melihat kamarnya”

“Baiklah. Istirahatlah dulu, kalian pasti jet-lag

“Ne omonim” jawabnya lagi dan sambungan telpon dimatikan sepihak. Donghae meletakkan benda kotak kecil itu di atas kasur dan mulai melemparkan tubuhku di sana, menyadari betapa indahnya dunia ini, tak ada lagi beban yang memebebani pundaknya untuk saat ini. Donghae seketika duduk dari tidurnya dan mulai berpikir sesuatu yang mendadak singgah di pikirannya tanpa permisi

“Sekarang di Paris dan tak ada lagi drama Korea” desisnya pelan dan dengan senyum yang melebar, Ia melangkahkan kaki menuju kamar sebelah, tempat dimana Yoona membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan terlentang dan kedua tangan di rentangkan dengan bebasnya dan kaki yang… Di buka lebar juga, mungkin Ia merasa benar-benar bebas.

“Kau tidak mau menonton?” Goda Donghae sambil melangkah mendekati gadis itu “Ah… Aku lupa kalau kita sedang di Paris” desisnya pelan diiringi dengan kekehan kecilnya kemudian dengan santainya membanting tubuh ke kasur hingga mau tak mau Yoona harus menarik tangan dan kakinya merapat.

“Besok kau mau ikut?” Tanya Donghae membuka pembicaraan setelah Yoona meringkukkan tubuhnya berbalik memunggungi Donghae

“Kemana?” Tanya gadis itu pelan “Jangan bilang mau mengajakku jalan-jalan ke tempat-tempat romantis karna jelas saja Aku tak mau” ucap gadis itu cepat dan kini Ia membalikkan tubuhnya menatap Donghae yang tengah berbaring miring dengan kepala yang di topang oleh tangan kanannya “Kau tau kan Aku sudah tinggal cukup lama di sini?” Tanya Yoona lagi

“Baiklah kali ini kau salah sangka” sergah Donghae “Besok ada peresmian CEO yang baru dan Aku harus hadir bukan? Aku hanya ingin bertanya, barang kali kau mau ikut”

Shireo” sambar Yoona tegas “Menikah denganmu saja sudah cukup membuatku risih dan sekarang Aku harus mengekorimu? Mimpi saja” keluhnya ketus membuat Donghae sedikit menarik nafas panjang untuk menetralkan pikirannya dan diam untuk beberapa saat hingga suasana awkward mulai menyelinap diantara mereka dan membuat kedua umat manusia itu terkadang harus mencuri curi pandang takut-takut jika salah satu dari mereka tertidur atau bahkan memperhatikan mereka.

“Kau… Bisa berbahasa Prancis?” Tanya Yoona mulai memecahkan keheningan “Kali ini Aku akan mengajarimu, gratis.” Lanjutnya

“Aku tidak sebodoh itu Im Yoona. Ada lima bahasa yang kukuasai saat ini dan sedang mempelajari dua lainnya” aku Donghae dengan membanggakan dirinya membuat Yoona hanya mencibir kesal  “Terserah” jawab Yoona kemudian sedikit menggerakkan kakinya untuk menarik selimut dengan gerakan malas. Donghae sedari tadi hanya sibuk memperhatikan handphonenya dengan seksama tanpa sadar setelah Yoona tenggelam dalam selimutnya, Ia menatap raut serius Donghae

“Tidak baik jika tidur menggunakan baju itu” ucap Donghae membuat Yoona tersadar, mata lelaki itu masih melekat pada layar handhonenya sementara ucapannya mengarah ke perihal lain

“Pakaian seperti apa?” Tanya Yoona. Kini Donghae mengalihkan pandangannya dan menutup handphonenya dengan flat case kemudian menatap kedua bola mata rusa itu

“Peredaran darahmu akan tersendat saat kau tidur nanti, banyak keburukan lainnya. Gunakan lah pakaian longgar,” ucap Donghae mulai menasehati

“Aku akan menggantinya setelah kau keluar nanti” jawab Yoona. Donghae menarik nafas panjang kemudian membalikkan tubuhnya membelakangi Yoona dan kembali pada layar handphonenya yang menunjukkan beberapa info yang ingin Ia ketahui

“Oppa…” Panggil Yoona pelan, Donghae hanya bergumam menjawab panggilan gadis di belakangnya itu “Kenapa kau mencintaiku?” Tanya Yoona membuat Donghae lagi-lagi harus meninggalkan pekerjaannya dan berbalik menatap Yoona yang ada di belakangnya. Hening sejenak merasuki suasana diantara mereka dan seketika terdengar sebuah tawa dari Donghae, mencoba mencairkan suasana “Apa yang kau pikirkan? mencintaimu? haha, cukup percaya diri” tawa Donghae mulai meledek Yoona

“Ani,” sela Yoona dengan tatapan yang masih sama seriusnya di saat Ia harus menanyakan hal tersebut “Aku mendengarmu mengatakannya di London saat Aku tidur waktu itu” ucap Yoona sedikit tidak yakin dan kali ini kedua bibir Donghae yang tadinya melengkung tertarik kembali, mulai menatap Yoona serius mengingat kejadian beberapa tahun lalu di london. “Kau mungkin bermimpi” ucap Donghae meyakinkan dan bangkit dari tidurnya. Entah apa yang membuatnya tidak yakin untuk mengatakan hal tersebut di saat Ia sudah yakin dengan simpulan yang Ia buat sendiri.

 

>> 09 agustus 2005

“Ini, mereka memaksaku untuk memberikannya padamu” ucap seseorang di hadapannya. Ia menatap gadis dihadapannya itu dan sedikit menahan tawa. Melihat ekspresi kesal dari raut wajahnya adalah kebahagiaan tersendiri bagi Donghae.

“Ini untukmu, sekarang sangat panas” ucapnya sambil memberikan minuman itu pada gadis dengan kucir kuda di rambutnya. Ia sedikit tersenyum puas dan menyandarkan tubuhnya tepat di samping lelaki yang tengah memasukkan beberapa surat itu kedalam tas nya.

“Aku tak mengerti kenapa mereka menyukaimu Lee Donghae-ssi” cibir Yoona diiringi dengan tawanya yang khas dan tawanya menghilang saat lelaki itu merebut minuman di tangan Yoona. Matanya menatap tajam pada sosok lelaki di sampingnya dan dengan cepat di rampasnya minuman kaleng yang sedang menuangkan isinya di mulut lelaki itu tanpa berpikir bahwa tindakannya itu bisa saja melukai bibir Donghae, dan dengan cepat di lemParkannya minuman itu ke sungai dan tertawa puas. (scene on chapter 1)

~**1715**~

Donghae memasuki kamarnya dan langsung duduk di atas meja belajarnya, memperhatikan ketujuh surat yang tadi di berikan oleh adiknya itu. Terlihat aneh, surat-surat ini dikirim dari tanggal-tanggal yang berbeda. Bukan hari ini saja, bahkan salah satu surat diberikan beberapa minggu yang lalu dan perekat pada setiap surat ini mulai melunak seolah sudah pernah di buka.

Donghae mendengus kesal menarik simpulan dari apa yang Ia pikirkan sejak tadi dan dengan segera Ia beranjak menuju kamar adiknya untuk menuntut sebuah jawaban, mengapa Ia dengan lancangnya membaca surat-surat ini. Apa Ia tidak tau itu adalah perbuatan yang sangat tidak sopan?

Tepat di hadapan pintu putih itu, Donghae menggerakkan engselnya dan sedikit mengintip Yoona dengan kesal berguling guling di atas kasurnya tanpa sadar seseorang memperhatikan tingkah bodohnya itu. Sesekali Ia menghentakkan kakinya dan berceloteh kesal pada boneka beruang yang kini menjadi sasaran empuk untuk di himpitnya, di tariknya, di pukulnya, bahkan di gigitnya.

“Kenapa kau menyukainya juga!!! Dia bukan oppaku dan berhenti menjadikanku mak comblangmu dengannya!! Donghae naekkoyaa! Dia akan jadi milikku, lihat saja!” Pekik Yoona terdengar jelas di pendengaran Donghae. Mungkin jika kau berada di luar kamar tidak akan terdengar pekikan tidak terima dari Yoona itu, namun setelah pintunya terbuka maka suara itu akan terdengar sangat jelas.

Melihat itu, Donghae mengurungi niatnya untuk memarahi adiknya itu dan keluar dengan perlahan tanpa ketahuan dan menutup pintu itu sebelum Ia benar-benar berdiri diam mematung di depan pintu kamar tersebut. ‘Apa Yoona menyukaiku?’ Mungkin itulah deretan kalimat yang sekarang tengah berputar putar di otaknya. Semenjak hari itu, Ia memutuskan untuk tidak membaca setiap surat yang didapatinya. Lebih baik tidak mengetahui siapa saja yang menyukainya, cukup satu orang yang Ia ketahui dan mungkin orang tersebut kelak akan menjadikan Donghae tergila gila padanya.

 

>>9 Juni 2010

Donghae melirik intercom dan menghampiri benda kotak kecil itu, menekan beberapa tombol dan kini pintu tersebut terbuka dengan sendirinya. Membuat seorang lalaki paruh baya berparas ramah menghampiri Donghae yang tersenyum membalas sapaan hormat lelaki itu

“Aku hanya ingin membicarakan beberapa hal” ucap lelaki itu “Apa nona muda tidak ikut?” Tanyanya

“Ada, dia tidur. Mungkin jet lag” jawab Donghae mempersilahkan pria paruh baya itu duduk di sofa

“Baiklah. Aku hanya ingin menyampaikan beberapa hal padamu” ucap Sekretaris Park. Sebelum Donghae datang ke Paris, Ia yang memimpin perusahaan yang ada di sini dan mungkin besok Ia akan kembali ke Korea sesuai permintaan Ayah Donghae. Dan saat ini, kesempatan baginya untuk menyampaikan apa yang terjadi belasan tahun lalu

“Dulu Ayah Yoona sangat mempercayai kedua orang tuamu hingga berniat untuk memberikan cabang perusahaan pertamanya di jepang untuk orang tuamu” terangnya pada Donghae yang mulai tertarik ke arah pembicaraan ini “Ayah Yoona sangat sulit percaya pada orang lain, tapi tidak pada ayahmu, Ia sangat meyakini cabang perusahaannya akan sukses di tangan ayahmu dan sikap ayahmu itu menurun padamu” lanjutnya membuat Donghae menarik ujung bibirnya membuat sebuah senyuman merasa telah dipuji “Tapi sehari setelah pelantikan itu, cabang perusahaan tersebut di ledakkan dan saat itu juga rumah mu di bakar. Polisi mengatakan hal tersebut akibat aliran listrik. Tapi Aku sangat tidak meyakini itu. Bagaimana bisa kejaian itu sangat bersangkut paut begitu saja” jelasnya lagi

“Jadi maksudmu…”

“Berhati hatilah. Alasan kedua orang tua Yoona tidak membiarkan kalian tinggal dirumah Yoona yang lama karena pengamanan di sini jauh lebih ketat. Mereka melakukan ini semua demi mu, kau beruntung Lee Donghae” ucapnya lagi. Donghae merasa terohok oleh peringatan keras itu. Serasa kejadian-kejadian masa lalu yang tak akan pernah Ia lupakan kini melintas dipikirannya dan kenyataan bahwa semuanya berjalan sesuai rencana, bukan takdir. “Satu orang yang kucurigai. Paman Yoona. Ia dari dulu sangat menentang saat orang tuamu yang mendapatkan alih perusahaan itu, Ia sangat menunggunya. Sudah banyak yang diberikan kedua orang tua Yoona padanya namun sikap serakahnya membuatnya tak ingin siapapun selain keluarga mendapat kebahagiaan orang tua Yoona. Aku sangat ingin melanjutkan kasus ini, tapi Ayah yoon tak mengizinkan karena alasan keluarga. Biar bagaimanapun Ia tak ingin nama keluarganya jatuh” lanjutnya panjang lebar. Dan yang dilakukan oleh Donghae hanya mendengar, berpikir dan mengamati. Jika di pikir-pikir,Donghae sama sekali belum pernah menemui paman Yoona satu satunya itu. Ia hanya sering mendengar melalui cerita-cerita saja.

“Aku sudah meletakkan beberapa kamera tersembunyi di depan pintu apartement mu dan besok Jung Soo akan tinggal di apartement sebelah.” Ucapnya dan dijawab senyuman yang tulus oleh Donghae, sangat berterima kasih atas kebaikan dari ahjussi ini. Dan malam itu, waktu yang sangat tepat bagi Donghae untuk menghabiskan waktunya berjam jam lamanya di hadapan laptop setelah kepulangan Sekretaris Park dan beberapa orang yang tadinya di panggil oleh Sekretaris Park untuk memasang CCTV yang lain lagi. Berbagai informasi mengenai kebakaran yang dialaminya dulu menjadi bahan utama penelitian malam ini hingga dapat di temukannya beberapa informasi mengenai paman Yoona. Sebelum kebakaran itu, Ia tinggal di Peru dan tiba-tiba berangkat ke Jepang seminggu sebelum kebakaran itu dengan catatan berlibur. Namun sehari setelah kejadian itu, Ia melakukan penerbangan kembali ke Peru. Ia masih bersekolah di sana dan umurnya belum terlalu cukup untuk mengambil alih perusahaan dan sebulan setelahnya Ia mengganti jurusan ke Teknik nuklir.

“Ada apa dengannya? mengganti jurusan dari bisnis ke nuklir?”

~**2220**~

Secangkir coklat hangat dengan aroma yang menyegarkan serta asap yang mengepul di atasnya membuat gadis yang tengah terbaring indah di atas kasurnya kini membuka matanya dengan sangat terpaksa dan mencari sumber aroma yang sangat memikatnya ini. Di sana, ada Donghae yang tengah meletakkan cangkir tersebut ke meja nakas di samping kasur dengan penampilan yang lengkap. Kemeja putih, tataan rambut yang rapi serta aroma wind blud sangat ketara saat lelaki itu duduk di tepi kasur dan menatap Yoona dengan mata teduhnya dan senyum indahnya “Good morning” sapanya membuat Yoona sedikit mendengus seperti sebuah cibiran, karena tiba-tiba saja lelaki ini berbuat baik dan manis padanya. Tidak tau kah dia selama ini Donghae selalu bersikap baik padanya? kemudian Yoona meraih cangkir kuning tersebut

“Apa maumu hingga terlihat baik sekali pagi ini” ucap Yoona kemudian menyeruput coklat hangat itu sebelum sesuatu membuatnya sadar dan dengan penuh kekagetan, Ia memuncratkan minuman itu hingga beberapa terjatuh di selimutnya dan mata yang membulat menatap piyama biru muda yang dikenakannya

“K-kapan Aku mengganti bajuku??!!!” Tanyanya setengah berteriak dan sasaran utama tatapan kematiannya itu jatuh pada Donghae yang tengah menyengir kuda di hadapannya

“Sudah kubilang, pakaian mu itu dapat menghambat siklus darah di tubuh mu Im Yoona” ujar donghae sambil berdiri sebelum air cipratan itu menjalar ke celananya.

“Yak! jangan bilang….”

“Tidak salah kan? Aku akan menjadi suamimu kelak” ucapnya santai kemudian memilih untuk meninggalkan Yoona yang masih terdiam kaku mengingat apa yang dilakukan Donghae tadi malam tanpa sepengetahuannya. Lelaki itu berhenti tepat di ambang pintu “Aku tidak melakukan lebih selain menggantinya. Bersiaplah untuk kuliah,” lanjut Donghae dan dengan segenap kewarasannya, Yoona meletakkan cangkir itu kembali pada meja sebelum Ia dengan bodohnya menjatuhkan benda itu dan dengan segera Yoona meraba sesuatu yang rasanya benar-benar hilang dari tubuhnya, tepatnya di bagian…

“Astaga!!!” Pekiknya tak percaya dan di dapatinya lagi Donghae kembali ke pintu, kini dengan jas yang sudah terpasang rapi di tubuh tegapnya

“Aku baca katanya tidak baik memakai bra saat tidur”  lanjut Donghae diiringi dengan smirknya kemudian melangkah pergi sebelum benar-benar mendengar Yoona murka

“Lee Donghae!!!!!!” Pekik Yoona dengan wajah merah padamnya tak perduli jika kini Donghae sudah pergi. Benar-benar memalukan! Bagaimana bisa Ia tidak sadar diperlakukan apapun dengan Donghae saat Ia tertidur?

~**2220**~

Setelah seharian mengurus beberapa tugasnya di kampus, Yoona segera pulang di sore harinya. Tak ada yang spesial hari ini setelah tadi pagi sempat hampir menghancurkan barang-barang seisi rumahnya. Gadis itu segera memasuki rumah tersebut dan menemukan rumahnya sudah sangat rapi tidak seperti Ia meninggalkannya tadi. Namun tak ada seorangpun di sini. Apa Donghae belum pulang kerja? lalu siapa yang merapikannya?

Yoona memasuki kamarnya dan melempar tubuhnya di kasur sebelum di rasakannya sesuatu yang aneh di sana, ada sebuah kotak hijau pekat dengan pita yang mengikatnya dan setelah dibuka, kotak hijau itu menampakkan sebuah gaun dan surat kecil di sana

-jam 7.00 di schockwlies hotel. Tadi siang Aku dilantik dan kuputuskan untuk tidak menghubungimu karena kau pasti sibuk. Jadi datanglah ke acara peresmiannya malam ini, seperti pesta. Pakai apa yang kusediakan-

Yoona menarik baju yang disediakan dan melihatnya dengan mata yang berbinar-binar dan di dasar kotak terdapat sebuah kartu undangan khusus. Ia segera melihat jam dan memilih untuk bersiap siap saat menyadari jam sudah menunjukkan pukul enam sore. Gadis itu harus mengenakan taxi menuju salah satu hotel terkenal di Paris dan turun di karpet merah yang terbentang di sana. Melihat beberapa wartawan yang sangat banyak serta blitz dari kamera mereka membuat Yoona mendengus kesal dan merutuk Donghae berulang kali. Yoona segera melangkahkan kaki tanpa menghiraukan mereka dan memasuki pintu hotel tersebut dengan dua orang pengawal di hadapan tersebut. Mereka menanyakan identitas Yoona dan hanya dengan menunjukkan sebuah kartu, mereka bergegas membungkukkan badan 90 derajat dan mempersilahkan Yoona masuk dengan ramahnya. Beberapa pelayan berlari kecil menghampiri Yoona dan memberikan sambutan kecil dengan membungkukkan tubuh sejajar membuat Yoona sedikit terheran. Tak pernah Ia diperlakukan seperti putri. Mungkin karena Ia telah dewasa. Jika dulu  Ia selalu menjadi putri misterius dari keluarga Im yang tak pernah menampakkan dirinya ke media demi keselamatannya-orang tuanya tak mengizinkan media mencari tau tentang Yoona-, maka sekarang sudah sangat banyak yang mengetahui siapa itu Im Yoona setelah peresmian Donghae di Korea beberapa hari yang lalu dan saat itu mulai terdapat banyak majalah atau korean dengan headline ‘Donghae-Yoona’

Yoona segera melangkahkan kakinya memasuki pintu ballroom dan menemukan beberapa orang tengah duduk di beberapa meja dan seorang pelayan dengan ramahnya menerima jacket bulu Yoona dan menggantungkannya di penitipan barang dan seorang pelayan lagi menunjukkan meja Yoona yang telah di sediakan. Ia satu meja dengan beberapa gadis asing yang sama sekali tak dikenalinya. Mereka hanya menatap Yoona dan sesekali berbisik mengenai gadis itu. Cemburu karena gadis yang dihadapan mereka adalah calon istri dari seorang Lee Donghae.

Hingga tak beberapa lama kemudian acara pun di mulai, namun sesosok lelaki yang sedari tadi dicari oleh Yoona masih tak menampakkan batang hidungnya sampai sebuah kata sambutan di katakannya, baru saat itulah Ia melihat Donghae berdiri di panggung sana memberikan sebuah pidatonya. Sebuah senyum terukir di bibir Yoona setelah akhirnya menemukan Donghae. Lelaki itu tampak jauh lebih tampan hari ini dan entah kenapa bisa jadi seperti itu. Sorotan lampu serta gaya bicaranya yang bijaksana membuat Yoona lebih terpesona dan tak berniat sedikitpun untuk mengalihkan pandangannya pada lelaki itu. Dan waktu terus berjalan, begitu juga dengan acara membosankan ini. Yoona bahkan tak berbaur sedikitpun dengan wanita-wanita centil yang satu meja dengannya. Begitu pula Donghae yang sedari tadi memilih untuk menatap gadis yang menarik seluruh perhatiannya malam ini. Dengan segera lelaki itu bangkit dari duduknya dan pamit pada orang-orang yang satu meja dengannya, tak lain adalah petinggi-petinggi serta pemegang saham dari beberapa perusahaan terbesar di Paris

“Excuse me” ucap Donghae kemudia melangkahkan kakinya menuju meja dimana Yoona duduk “Kajja” ajak Donghae dengna tangannya menarik pergelangan tangan Yoona, membuat gadis itu sedikit kaget dan mau tak mau mengikuti ajakan Donghae. Lelaki itu menarik Yoona ke lantai ujung dasar, tempat beberapa orang berdansa dan cahaya redup serta lantunan musik lembut dan merdu yang tak memekakkan telinga

“Wae?” Tanya Yoona setelah Donghae melepaskan pegangan tangannya. Donghae menarik nafas panjang sambil menatap Yoona

“Kau tak ingin memberiku selamat?” Tanya Donghae dan pertanyaan itu membuat Yoona mencibir kesal pada lelaki itu

“Untuk sekedar info, tuan Lee. Aku masih kesal padamu”

“Untuk?” Tanya Donghae dengan tatapan polosnya dan kali ini Yoona sukses membulatkan matanya melihat reaksi bodoh dari lelaki dihadapannya itu

“Sudah lupakan!! ” cercah Yoona dan semburat merah mulai menjalar di pipinya membuat Donghae mau tak mau harus menahan tawanya “Sekarang sebaiknya kita kembali sebelum mereka mencarimu” lanjut Yoona mulai berlalu meninggalkan Donghae namun dengan cepat Donghae menarik tangan Yoona kembali kehadapannya dan dengan perlahan memajukan wajahnya untuk menyentuh bibir ranum Yoona di malam yang dingin ini. Sedari tadi Ia hanya dapat melihat gadis ini dari jauh hingga tak sabar untuk segera menghampirinya, dan setelah Ia berada di hadapan gadis itu, Ia benar-benar tak ingin membuang kesempatan lagi. Namun hati berkata lain, Yoona memalingkan wajahnya tak menerima apa yang akan dilakukan Donghae, membuat Donghae menatap Yoona penuh tanya

“A-Aku…” Jawab Yoona mulai mencari alasan. Tidak mungkin jika Ia mengatakan isi hatinya yang sebenarnya… Di saat Ia tengah kesal dengan lelaki yang selalu memperlakukannya layaknya kekasih namun tak menunjukkan sikap kekasih yang sesungguhnya. Donghae adalah anak yang sangat patuh pada kedua orang tuanya, tak ada alasan spesial baginya untuk menerima tawaran menikahi Yoona selain paksaan dari orang tuanya

“These are the reasons why I love you…” ucap  Donghae dan kini Yoona beralih menatap kedua bola mata lelaki itu “It cause I have no reason not loving you” lanjutnya, membuat Yoona terdiam seribu bahasa setelah mendengarkan jawaban dari pertanyaannya tadi malam, dan tanpa membuang kesempatan, Donghae memaut bibir Yoona dan mengecupnya lama. Sebuah senyum terukir di sela ciuman hangat ini, tangan Donghae beralih menarik pinggang Yoona, mempererat tubuh mereka dan bibir lelaki itupun mulai tergerak untuk memberikan lumatan-lumatan ringan hingga dengan tanpa sabaran Ia mendorong tubuh Yoona yang semakin mundur ke sebuah tembok, membuat Yoona melingkarkan lengannya di leher lelaki itu dan membalas ciuman panas tersebut tanpa disadarinya dimana mereka berada saat ini. Yang dirasakannya hanya hanyut dalam kehangatan dan kini ciuman itu dilepaskan sepihak. Sebuah senyuman terukir di bibir Donghae dan dengan jempolnya, Ia membersihkan sudut bibir Yoona. “When I got many love latter, I didn’t reply it just for you. It because of you, Im Yoona.” Lanjut Donghae, benar-benar membuat Yoona terperangah “That’s why. Just stand by me and belive me” ucapnya lembut. Kini Yoona mengetahui, bukan hanya Ia yang merasakan ini semua. Melainkan lelaki yang ada di hadapannya itu dan kini sebuah senyuman terukir indah di bibir nya

“You know? The most beautiful gift ever I had from god is you. Loving you, and making bautiful future story with you” ucap Yoona “Together and always…” Lanjutnya membuat mata mereka saling menatap lekat. Kini Donghae menggerakkan tangannya untuk menggenggam jemari gadis itu

“Ayo, kita sudah cukup lama meninggalkan acara. Mereka harus mengetahui betapa cantiknya pacarku malam ini” ucap Donghae sambil menarik tangan Yoona, tanpa di sadarinya rona merah mulai merambat di pipi gadis itu. Malam ini Ia memang tampak cantik dengan gaun yang telah di pilih Donghae dan rambut yang di gerai indah menutupi bahu nya yang polos. Sangat serasi dengan pasangannya kali ini, Lee Donghae.

Di saat orang orang menetapkan sebuah hari untuk dijadikan peringatan hari jadian mereka, tidak dengan pasangan satu ini. Mengingat tanggal jadian hanya akan membuatmu mengingat berapa lama kau berada di sampingnya dan berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk tetap di sampingnya sehingga akan ada masa bahagia, berbunga bunga, bosan, jenuh dan berakhir. Itu siklus pacaran. Bagai mana jika membuat siklus tersendiri? masa bahagia, berbunga bunga, masa bahagia, berbunga bunga. Karena Bosan hanya menunjukkan lamanya pacaran setelah mangetahui kapan merepa memulainya.

~**2220**~

 “Terima kasih sudah menyempatkan untuk datang tuan Lee” ucap salah seorang pria paruh baya dengan menjabat tangan Donghae

“Seharusnya saya yang berterima kasih karena sudah menyiapkan acara sebagus ini. Saya akan bekerja lebih keras lagi di kota ini demi membawa nama Korea dan perusahaan, mohon bantuannya” jawab Donghae ramah. Lelaki itu sedikit tersanjung dengan keramahan Donghae dan mulai mengangkat bicara tentang berbagai hal mengenai perusahaan mereka. Pria yang berada di hadapan Donghae ini adalah salah satu investor Korea terbesar di cabang perusahaan ini. Ia memegang kekuasaan tertinggi atas semua pemegang saham yang ada, tepat di bawah Donghae. Setelah lama berbincang ringan dengan para tamu, akhirnya Donghae beranjak menghampiri Yoona yang mungkin akan mati kebosanan di ruangan ini. Ia sangat membenci setiap permbicaraan Donghae dengan lelaki-lelaki itu. Itu menjadikannya alasan untuk berdiri sendiri di sini, duduk menatapi minuman di hadapannya.

“Acara sudah hampir selesai. Sebaiknya kita pulang saja sebelum kau menghancurkan pesta membosankan ini” bisik Donghae tepat di belakang Yoona, membuat Yoona sedikit kaget lantas menatap kedua mata lelaki yang berada di belakangnya itu.

~**2220**~

Sepanjang perjalanan menuju pintu lobi, Yoona tak henti hentinya mengeluhkan wanita wanita di hadapannya tadi. “Dan mereka terus saja bercerita menggunakan bahasa prancis!! Apa dikiranya Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan?!”

“Memangnya apa?” Tanya Donghae mencoba menjadi pendengar yang baik

“Mereka membicarakan tentangku” kesal Yoona dengan mata yang menyipit

“Kau tidak membantah?” Tanya Donghae lagi

“Tentu saja tidak! Jika Aku ikut pada pembicaraan mereka, mereka akan menghentikannya!”

“Pemikiran yang bagus” puji Donghae dengan senyum yang mulai mengembang,

“Dan kau tau apa yang paling penting?! Mereka mengatakan Aku tak pantas bersamamu! Omongan macam apa itu?” Donghae  terkekeh kecil mendengarnya “Mereka bahkan sudah sangat menyetujui hubunganmu dengan…. Ah, siapa nama wanita itu, ah… Jessica!! Mereka mengatakan itu. Mereka bilang kalian sangat serasi!” Adu Yoona dengan semangat yang menggebu-gebu

“Ooh jessica”

“Ya jessica. Siapa itu?” Tanya Yoona mulai menyelidik

“Hanya Sekretaris”

“Kalau begitu kau harus memecatnya besok!!” Perintah Yoona, sepertinya Ia sedikit tidak suka dengan nama wanita itu

“Wae? Kerjanya sangat bagus dan rapi” jawab Donghae dan mulai berpikir “Apa… Kau cemburu?” Tanya Donghae dengan menahan tawanya

“T-tentu saja tidak!! Yak!! Aku sudah cukup dewasa untuk cemburu seperti itu” bela Yoona terhadap dirinya sendiri

“Baguslah, ” kini Donghae merangkul bahu Yoona dan tersenyum tulus “Kalau begitu jangan melakukan hal itu karena sangat kekanakan. Kita sudah cukup dewasa untuk cemburu dan mengerti arti percaya satu sama lain” jawab Donghae. Sementara Yoona masih terlihat sangat kesal hingga langkah kaki mereka berdua terhenti lantas melihat sesosok pria berdiri tepat di hadapan mereka dengan sebuah senyuman yang sangat menawan. Ia sedikit membungkukkan tubuhnya dan menatap kedua insan di hadapannya itu

“Cukhaeyeo” sapanya memulai pembicaraan setelah saling memberi salam “Aku di sini mewakili ayahku dan rela menyempatkan diri dari Jepang ke Paris” ucapnya,

“Pasti melelahkan” celetuk Yoona sebelum sempat Donghae menjawab pernyataan Kyuhyun dengan ramahnya,

“Tidak, setelah melihatmu. Aku sedikit menyesal kenapa pertunangan itu dibatalkan” lanjutnya. Benar-benar membuat Donghae kesal. Apa yang dipikirkan lelaki itu hingga mengeluarkan kata-kata seperti itu tepat di hadapan pacar Yoona saat ini, tidak tidak… Donghae adalah tunangan Yoona saat ini.

“Ne?” Tanya Yoona sedikit kaget mendengar penuturan dari Kyuhyun, lelaki itu hanya menjawab dengan sebuah senyuman yang tak kalah tampannya, membuat wanita manapun mungkin akan mati berdiri saat mendapatkan senyuman itu dan kini senyuman itu hanya diberikan untuk Yoona

“Maaf sekali tuan Cho. Saya sangat menghargai kedatanganmu, tapi saya ada kepentingan pribadi hingga meninggalkan acara ini” ucap Donghae ramah dengan senyuman diplomatis, tersenyum tanpa menggerakkan matanya sedikitpun

“Tidak masalah” jawab Kyuhyun santai, seolah tak ada perlawanan sama sekali dari tatapan dingin Donghae yang mulai terbakar cemburu

“Kalau begiku Aku pamit” ucap Donghae

“Mian. Semoga kau menikmati acaramu” ucap Yoona sambil sedikit membungkukkan tubuhnya memberi hormat pada lelaki dihadapannya itu

“Semoga kita bertemu lagi nanti” ucap Kyuhyun. Dan dengan segera pergelangan tangannya di tarik oleh Donghae menuju mobil, meninggalkan Kyuhyun berdiri di sana menatap kedua pasangan aneh itu. Kemudian sebuah senyuman tersungging di bibirnya.

~**2220**~

 “Yaak!! Sudah cukup high heel ini membunuhku dan sekarang kau menarikku sekuat ini!!!” Pekik Yoona saat Donghae melepaskan pergelangannya dan dengan segera lelaki itu memasuki mobil tanpa memperdulikan gadis yang tengah meneriakinya

“Dan kau sekarang tak menghiraukan ku!!!” Amuk Yoona saat memasuki mobil dan dengan tanpa berprikemanusiaan, Ia memukul Donghae dengan tas yang Ia kenakan. Baru saja tadi bersikap manis dan sekarang Ia mendiami Yoona.

“Yaak!! Hentikan Im Yoona!!”

“Kau yang berhenti bersikap kekanakan!!! Ada apa denganmu Lee Donghae?!!”

“Aniya!! Aku hanya lelah” jelas Donghae masih dengan suara yang tak kalah tingginya dengan Yoona dengan tangannya mulai memasukkan perseling mobil setelah Yoona berhenti memukulnya. Mobil itu berjalan tak sesuai dengan aturan, sepanjang perjalanan Yoona terus saja merungut kesal serta tak henti-hentinya mengeluh hingga mungkin tanpa Ia sadari kini mereka telah berada di parkiran basement apartement mereka. Donghae segera turun di susul oleh gadis itu dengan tanpa menghiraukan  Donghae yang sedari tadi tak menegurnya sedikitpun. Dengan sedikit gusar Yoona tetap bersikeras untuk mengalihkan pandangan Donghae agar menatapnya dan pintu kamar itupun tertutup tepat di wajah Yoona. Membuat gadis itu benar-benar tak bisa menahan amarahnya lagi karena melihat sikap kekanakan Donghae. Ia menarik nafas dan sedikit mengatur tubuhnya yang mulai memanas itu. Mungkin beberapa menit lagi Ia akan meledak-ledak

“Yaak Lee Donghae!!” Kali ini Yoona dengan kasar membuka pintu biru itu dan menatap Donghae yang tengah mengancingkan piyamanya “Ada apa denganmu?!! Apa kau cemburu?!! Kekanakan sekali” pekik Yoona, namun Donghae dengan sikap batunya hanya mendiami Yoona kemudian merebahkan tubuhnya dan menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya hingga leher.

“Tentu saja tidak. Aku tidak mungkin melakukan hal itu. Keluarlah, kau berisik sekali. Aku mau tidur” bela Donghae kali ini. Ia tak ingin termakan omongannya tadi.

Terkadang cemburu membuatmu jauh lebih terlihat kekanakan meski hanya satu alasan yang mendukung itu semua, takut kehilangan.

~**2220**~

Sudah satu jam berlalu namun suasana di atas kasur(?) Itu masih terlihat resah. Tak ada yang mengalah dan tak ada yang tertidur meski satu sama lain saling berpaling muka hingga akhirnya Yoona bangkit dari tidurnya dan membalikkan tubuh Donghae dengan gusar “Donghae-yaa” panggilnya sementara lelaki itu hanya bergumam menjawab panggilan gadis itu dan dengan memasang wajah kesal, Ia ikut bangkit dan duduk sejajar dengan Yoona.

“Baiklah, tadi kau cemburu bukan? Dan kenapa kau mendiami ku seperti ini jika bukan itu alasannya” tuntut Yoona. Gadis itu memang pantang menyerah

“Dan sekarang Aku benar benar resah dengan sikapmu”  jawab Donghae

“Aku tidak perduli. Kau benar benar kekanakan Lee Donghae! Aku saja tidak ada sampai mendiamimu seperti ini tadi!” Cercah Yoona. Kini Ia benar benar marah pada lelaki itu dan ditambah lagi dengan tak adanya respon dari lelaki dihadapannya ini. Ia kemudian memilih untuk meninggalkan Donghae dan beranjak dari kasur itu sebelum Donghae menarik tangan Yoona dan membantingnya ke kasur, membuat Yoona kini tertidur di sana. Dengan cepat Donghae menahan kedua tangan Yoona yang hendak bangkit dari kasur itu “Aku akan pergi besok” ucap Donghae membuat mata Yoona membulat mendengar penjelasan singkat dari lelaki yang tengah menindihnya itu dan perlawanan Yoona runtuh seketika “Besok Aku harus ke jepang” lanjut Donghae “Aku memang cemburu padamu dan jujur saja, melihat tatapan Kyuhyun yang menginginkanmu itu membuatku membatalkan rencana malam ini untuk menghabiskan waktu bersama di tempat yang sudah kurencanakan. Kyuhyun merubah mood ku” lanjut Donghae “Di tambah lagi dengan Aku yang akan pergi besok. Jadi mood ku benar-benar hancur, takut kehilanganmu saat kepergianku Im Yoona” kali ini mata Yoona memanas

“M-mwo? Baru sehari dengan ku dan kau sudah harus pergi?” Ucap Yoona, terdengar kekecewaan di sana

“Mian” jawab Donghae seadanya “Aku akan segera pulang” lanjutnya sambil menatap kedua bola mata Yoona tajam.

“Aku tidak akan memaafkanmu” kesal Yoona dengan wajah cemberutnya “Kenapa kesana?!” Tanya Yoona mulai mengintropeksi lelaki yang berjarak tak jauh darinya ini.

“Orang tuaku” jawab Donghae, tatapan kesal Yoona berubah seketika dan sedikit menimbang nimbang. Setidaknya lelaki itu sudah meminta izin padanya. Ia sedikit merasa bersalah karena telah memaksa Donghae

“Baiklah, kau ku maafkan.” Ucap Yoona masih dengan posisi angkuhnya

“Jadi, Aku akan sangat merindukanmu” ucap Donghae, Ia perlahan mendekati Yoona dan memeluknya erat. Tak beberapa lama mereka diam dalam pelukan hangat itu, terdengar suara rintihan keras membuat pelukan itu terlepas lantas salah satu dari mereka tengah memegang selangkang menahan sakit yang termat sangat

“Kau mengatakannya seolah mau mati besok” cercah Yoona setelah menendang dengan lututnya apa yang bisa di gapainya.

“Kau gila?! Kau tau betapa berharganya ini?!! Aaaah…. My little Hae!!” Pekiknya membuat Yoona berdegik ngeri mendengar jeritan lelaki itu

“Entahlah, mungkin nanti akan sembuh. Sebaiknya Aku tidur di kamarku saja” ejek Yoona sambil berlari keluar kamar sebelum Donghae benar benar meng-kambing hitamkan tindakan Yoona tadi untuk melakukan sesuatu yang ‘aneh’ terhadap Yoona.

~**2220**~

>>Back to : 9 Juni 2010

“Aku sudah meletakkan beberapa kamera tersembunyi di depan pintu apartement mu dan besok Jung Soo akan tinggal di apartement sebelah” ucap Sekretaris Park dan tak lama setelah itu, terdengar bunyi bel  “Mereka sudah datang” ucap pria paruh baya itu kemudian membukakan pintu. Terdapat tiga orang pria di sana dan dengan perintah dari Sekretaris Park, mereka menjalankan tugas-tugas tersebut untuk memeriksa keamanan di rumah ini. Barangkali ada CCTV atau sebagainya yang akan membahayakan dan bel rumah itu berbunyi lagi, mendatangkan dua orang wanita yang tengah membawakan beberapa kotak besar barang “Is it Im Yoona’s house?” Tanyanya memastikan alamat

“Yes, what’s happen?” Tanya Donghae kemudian beranjak mendekati gadis itu. Ia sedikit memperhatikan dan mulai mengganti cara bahasanya “Kau orang Korea bukan?” Tanyanya

“Ne” jawab gadis itu kemudian meletakkan beberapa kotak di samping pintu “Ini beberapa barang di rumah lama Im Yoona. Aku akan menjemputnya satu lagi” ucapnya kemudian beranjak meninggalkan seorang gadis lagi yang tengah mendata barang barang yang masuk

“Ah, bisa Aku minta tolong padamu?” Tanya Donghae sedikit ragu.

~**2220**~

Mereka berdua berdiri di ambang pintu menatap Yoona yang tengah tertidur pulas

“Baiklah, akan Aku lakukan” ucap gadis itu yakin dengan senyum nya yang cukup tulus untuk membantu

“Dan… Um… Kau tau kan?” Tanya Donghae sedikit tidak yakin “Bagi wanita… Saat tidur…. Tidak baik untuk mengenakan… Itu…”

“Ooh, itu, Aku tau” ucap gadis itu yakin “Bra?” Tanyanya memastikan, dan dijawab anggukan oleh Donghae. Gadis itu sedikit tertawa geli mendengar permintaan  Donghae. Lelaki itu melangkah masuk dan memberikan piyama yang diambilnya dari koper Yoona dan meninggalkan gadis itu berdua di dalam kamar.

Donghae menutup pintu kamar dengan perlahan kemudian mendesah pelan “Kenapa tidak Aku saja yang melakukannya?” Ujarnya, lelaki itu kemudian tersenyum sendiri.

To be continued….

gatau harus dibuat sampe part berapa. mengingat kedua umat ini romantis banget >< jadi pengen ngalahin cinta fitri /? eh?

dan satu lagi, kemarin saya minta maaf karena tanggal lahir yoona itu saya buat jadi 30 T^T

aduuuuh… lupa, maklum, faktor U /?

dan kemarin ada yang nanya, 2220 itu apa, itu umur mereka di tahun itu. jadi memudahkan kalian untuk membayangkannya karna mungkin kalau memperhatikan tahunnya bakal sering lupa. jadi kalo 2220 berarti umur donghae 22, umur yoona 20. kalo 1715 itu umur donghae 17, umur yoona 15 -3-

well itu aja, maaf untuk konflik yang ringan dan agak membosankan. Terima kasih untuk komentar yang benar benar memberi semangat ke author di part sebelumnya, sampe sampe semua cerita cerita baru pada bermasukan di otak /? apaan -_-“

then, jangan lupa RCL yaa -3- it’s my energy as an author  😀

 ??????????????????????????????????????????????????????????????????????

79 thoughts on “Together (Chapter 4)

  1. huahhh sumpret ini ff romantis gila 😀
    hahahah tak kirain donghae yg ganti baju yoona 😀 *yadong kumat*

  2. Brarti yoonhae udah tunangan nih ???? Hmmmmm apa iya yg dblang sekertaris park klo paman yoona dalang dbalik kematian ortunya haee ,, wduuhhh ada kyu lagi dsini , apa kyu bkalan brusaha buat dpetin yoona , ??? Apa d part brikutnya bkalan ada sicca ??? Ohhh iyaa thor aku kdang suka bngung sama tahunnya kdang suka agak lupa gitu :p

  3. kekeke..kocak ni ff..ternyata bukan Donghae yg ganti’in bju ny Yoong..dan sekarang nyesel dia.,haha..tambah seru dan gemes jadi ny nih..haaa..dan aku bru sempet baca part 4 ny sekarang..huhu mianhe Author..

  4. kkk…cemburu gx mau ngaku,, mereka adem ayem mulu,wlau ad yg gx beresnya kkk
    tp semoga sic bukan jd orang ktiga sini T.T

  5. Duh duh.. Ni orang bdua npa romantis amat yah haha.. Ni genre comedy masih ngena ni

    ih gilah ni hanna critnya keren sjauh ni sy sgt nkmtin ni story nya 😀

    Aku lnjut ke chap 5 yah hann..

    Next chap>>

  6. Hahaha lucu ya hae kalo cemburu sampe segitunya.. Dan ternyata yg lepasin baju yoona itu bukan dong.. Haha padahal kalo donge juga gapapa hahaha

  7. Wkwkwk.. Lucu bgt pasangan ini, aku suka jalan ceritanya, dan konfliknya ringan.. Jadi yang baca selalu senyum2 sendiri.. terima kasih buat author yang udh bikin ff sebagus ini.. Next chapter.

  8. Crtax bgus….walaupun disertai conflict ringan antara yoonhae.
    Penasaran jg siapa Sbnrx yg membunuh ortunya hae.

  9. Jd meninggal.a 0rang tua.a D0nghae krna ulah Paman.a Y00na yg serakah & gk suka dngan kebahagiaan mereka, sedih bgt,.
    Tp ngakak jg sih waktu D0nghae bilang yg ganti baju.a Y00na adalah dia, tp sebenr.a 2 0rang ye0ja, yg aneh.a mlh d sesalin sama dia,.,
    Sifat kekanakan D0nghae jelas bgt kalau lg jeal0us, -_-.. Kyuhyun jd selingan bntar aja y, jangan dlm waktu yg lama lh0^^

  10. Sumpaaaahh thorr keren bngetttt.. Romantis ccccoyyy uhhh yoonhae astaga kalian bikin aku greget 😀 Hahah hae oppa tadi aku tertipu,, aku kira dirimuu yg mngganti pkaian yoong eonni,,haha *jitak pala sndiri*,,,

  11. omoo pasangan ini.. cute bgt sih, tiada hari tanpa debat 😀
    mo gimana juga debatnya, as usually berakhir romantis wkwk..
    gemess bgt sm mreka haha yoonhae jjang

  12. Author tolong tanggung jawab, aku jadi senyum2 sendiri baca ff ini. Otak aku geser thor -_- mereka manis banget awawww :’3
    pokoknya harus nyelesain baca ff ini, malem ini juga hahah

Komentarmu?