Sin, Hopelessness,Revenge and Love (Chapter 5)

Sin, Hopelessness, revenge, and love

Author : Lee Hanna

Title       : Sin, Hopelessness,Revenge and Love (SHRL)

Length  : 4000+ words

Category : Chapter

Genre   : Angst, Family, Romance, Sad

Main Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Choi Siwon

Other Cast : Cho Kyuhyun, Jung Jessica, Hwang Tiffany, Kim Taeyeon, etc

Disclaimer : This story was mine. i’ve strive so hard to make this story. This story is inspired from some Korean dramas I’ve ever watched before. Sorry for typos. don’t plagiarism my story without my permission. don’t forget to replace a comment for my story to next story will be more interesting. don’t bash the cast cause YoonHae is real.

okey then~ enjoy your reading

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ Sin, Hopelessness,Revenge and Love ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ •

Hari sudah menunjukkan pukul dua belas malam namun namja yang hatinya tengah bergemuruh itu masih melamun duduk menatap pemandangan gelap yang ada di hadapannya. Ia yakin, jika hari tidak malam pemandangan ini akan sama indahnya dengan apa yang Ia lihat beberapa tahun yang lalu. Tempat rahasia yang hanya di ketahui oleh Ia, gadis masa kecilnya dan Ibu gadis itu.

Donghae beranjak setelah menyadari berapa lama Ia duduk di tempat yang terkesan gelap tanpa sedikitpun penerangan di sana.  Ia kembali ke mobilnya yang terparkir jauh dari tempat Ia duduk. Tak ada gunanya terus merenung sendiri dalam kegelapan tanpa melakukan apapun.

Satu harapannya. Namja itu telah pulang. Semua akan terbongkar pastinya dan Ia tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Hal yang paling mengejutkan lainnya adalah namja yang hanya dengan kedatangannya dapat menghancurkan kedekatannya dengan Yoona adalah anak dari orang-orang bejat yang telah membunuh kedua orang tuanya dan orang tua Kyuhyun. Bagaimana bisa semua menjadi serumit ini? Seolah di dunia yang luas ini hanya ada mereka saja dan berbolak balik saling berikatan satu sama lain.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Yoona mengintip dari jendela setelah mendengar suara mobil berhenti tepat di depan rumahnya, menyadari orang yang datang itu adalah Donghae, Yoona kini berlari kecil dan membuka pintu rumah dengan terburu buru

“Donghae-ah! Kemana saja kau?” tanya Yoona panik. Memang itu lah yang Ia rasakan sedari tadi. Donghae bungkam. Ia sangat lelah untuk berkata kata lagi.  Batinnya teriris melihat wajah yeoja yang seharusnya selalu membuatnya bahagia itu. Ia hanya takut apa yang harusnya sudah di dapatinya dengan selangkah lagi menjadi suatu hal yang sia-sia untuknya.

“Tadi Aku bertemu rekan kerjaku dan ini makannmu. Mian lama” ucap Donghae sambil menaruhkan plastik berisikan kotak makanan itu di atas meja. Donghae kemudian kembali berjalan ke sofa dan melempar tubuhnya di sana. menenggelamkan wajahnya pada lengan sofa itu.

Yoona yang memperhatikan sikap dan gerak-gerik Donghae sedari tadi mulai merasa tak enak hati. Entah apa yang di rasakan namja itu hingga selemah ini.

Perlahan jemari Yoona membuka plastik itu dan mengangkat kotak makan itu keluar menyisakan satu kotak makan lainnya di dalam. Pasti namja itu membeli dua namun Ia tidak jadi memakannya.

“Ini sudah dingin” ucap Yoona. “Apa bisa di panaskan?” yeoja itu mulai berbicara sendiri dengan maksud lain menarik perhatian Donghae. Kesal karena tak di acuhkan, Yoona mulai mengalihkan pembicaraannya,

“Tadi sepupumu Siwon itu datang” ucap Yoona. Donghae hanya bergumam pelan dan dapat di dengar sedikit suaranya oleh Yoona “Kau tidak kaget? Tidak merindukannya?”

“Kau tidak makan?” ucap Donghae malah berbalik bertanya pada Yoona. Yoona sedikit tersenyum mengingat usahanya mendengar suara Donghae telah berhasil sebelum Ia menarik garis bibirnya kembali saat Donghae dengan muka datarnya beranjak ke tempat Yoona dan merampas makanan-makanan itu. Donghae membuangnya begitu saja ke tong sampah, membuat Yoona kaget dengan tingkah namja yang tengah patah hati itu

“Yak! Apa yang kau lakukan?!”

“Bukankah makanannya dingin? Jadi tutup mulutmu dan tidurlah, ini sudah larut” ucap Donghae sinis kemudian mengambil bantal dan selimut untuk tidur di sofa seperti biasa Ia tidur.

Yoona menghela nafas berat. Ia kira namja itu bisa dengan mudahnya melupakan hal yang tadi Ia lihat, namun sepertinya hal itu adalah tamparan keras untuk Donghae hingga membuatnya bersikap 180 derajat berbeda dari biasanya. Orang yang seharusnya marah itu adalah dia, tapi kenapa Donghae yang bersikap seperti ini?

Pemikiran awalah adalah seperti itu, tapi melihat Donghae tadi membuatnya sadar seperti apa hancurnya Donghae saat ini

 

Flash back***

Ting nong…

Yoona segera menutup buku Diarynya dan beranjak menuju pintu untuk segera membukakannya. Mata yeoja itu membulat sempurna mendapati apa yang ada di hadapannya. Orang yang dulunya sangat Ia tunggu tunggu datang dengan sosok yang berbeda namun kini Ia datang dengan sosok yang sangat Ia harapkan beberapa hari yang lalu. Namja itu, masih sama. Tersenyum manis pada Yoona tanpa ada balasan dari yeoja itu.

“Ternyata kau disini.” Ucapnya lembut “Rumahmu yang lama di jual. Waeyeo?” Yoona masih memilih bungkam dengan semua pertanyaan pertanyaan itu dan memutar-mutar otaknya menelaah apakah yang ini hanyalah sebuah mimpi atau bukan

“Im Yoona” ucap namja itu lagi. Ia beranjak masuk dan melihat sekitar “Kau benar-benar merubah semuanya” pujinya. Namun yeoja yang di puji tersebut masih mematung di depan pintu, menatap tak percaya pada apa yang Ia lihat “Segitu kagetnya kah?” tanya namja berparas tampan dan tinggi itu. Ia membalikkan tubuh Yoona dan memperhatikan yeoja yang dulu bertahun tahun mengisi hatinya itu “Kau tampak kurus.”

Perlahan tangan Yoona memukul dada bidang namja itu dan mulai meluapkan tangisnya “Kenapa baru muncul?! Nappeun namja!” Siwon yang melihat air mata yeoja itu pun langsung memelukknya erat.

“Kau pikir Aku tidak tersiksa?! Dan kau pergi bahkan tanpa pamit” ucap Yoona sedang tangannya masih setia memukul lengan namja itu hingga tenaganya tak mampu melawan rasa sakit hatinya yang mulai melumpuhkan tubuhnya hingga pikirannya

“Aku tidak mau ada kata perpisahan, Aku ingin kita kembali lagi nantinya”

“Bullshit!!” rintih Yoona. Ia melepaskan pelukan Siwon. Terlihat matanya memerah dan bibirnya bergetar menahan tangis.

“Yoong” panggil Siwon dan mulai mendekati Yoona. satu hal yang Ia takutkan. Yeoja itu bersikap seperti ini lagi. membuat akal pikirannya hanya terfokus pada Yoona. membuatnya tak mampu berpikir lagi selain untuk menenangkan yeoja itu

“Jangan dekati Aku!” pekik Yoona. sedangkan Siwon tak menggubris ucapan Yoona barusan “Yak Choi Siwon!!” pekik Yoona memberontak saat Siwon mendekatinya. Dengan sedikit paksaan Siwon memeluk yeoja itu. Berpelukan lah satu satunya cara menenangkan yeoja itu. Berpelukan memicu reaksi neurologis yang sama seperti saat kau meminum painkiller, obat penenang.

 “Aku membencimu” ucap Yoona. suaranya tak lagi bergetar. Sadar akan itu, Siwon melepaskan pelukannya dan mengusapkan jempolnya pada pipi yeoja itu, menghilangkan air mata yang mengalir di sana. perlahan Siwon mendekatkan wajahnya ke wajah yeoja itu dan mencium bibir Yoona lembuat.

Air mata itu keluar lagi saat Yoona menyadari sudah tak ada sedikitpun rasa takut dan bahagia saat namja itu menempelkan bibirnya di sana. hanya ada sedikit rasa tenang di bumbui dengan takut terutama saat Yoona menyadari kehadiran Donghae di sela pintu. Namja itu tampak kaget melihat kearah Yoona. nafas Yoona tercekat dan tangannya mendorong pelan Siwon. Ia menatap kearah senyuman Siwon yang memang sangat tulus padanya

“Apa perlu ku temani malam ini? Sangat menakutkan untuk yeoja tinggal di daerah ini sendirian”

“Gwaenchana. Oppa pulanglah dulu. Istrimu pasti menunggu”

“Dia tidak di korea saat ini” ucap Siwon “Baiklah. Besok Aku jemput. Ada yang ingin ku bicarakan” Siwon mengusap pelan rambut Yoona dan pergi meninggalkan yeoja itu, sedangkan pikiran Yoona tengah melayang-layang memikirkan namja lain, Donghae.

“Siwon oppa” panggil Yoona dan namja itu berbalik

“Wae?”

“Sepupumu datang menemuiku” ucapnya

“Siapa? Shim Changmin? Dia satu satunya sepupuku” ucap Siwon. Yoona menautkan alisnya merasa ragu

“Yang bermarga Lee?” tanya Yoona pelan pelan dengan sedikit terbata. Takut akan salah dalam berkata. Namja itu tampak berpikir sejenak kemudian menggelengkan kepalanya

“Keluarga ku tidak ada yang bermarga Lee”

***End of flashback

Pagi yang cerah untuk jiwa yang suram. Hari ini sangat menakutkan. Sebuah rahasia adalah apa yang akan di katakan Siwon nanti. Sebuah petaka adalah saat Donghae mengakui maksud nya untuk melindungi Yoona. Bagaimana bisa namja itu mengaku hal itu pada Yoona? Apa maksud dari namja itu?

Donghae membuka jendela sedikit hanya sekedar untuk menaruhkan matanya agar dapat melihat pemandangan di depan rumah itu. Mobil Siwon berhenti tepat di depan Yoona. Namja itu keluar dan seolah bertanya pada Yoona tentang mobil hitam yang terparkir di halaman rumah Yoona

“Mobilmu?”

“Tidak. Punya temanku, Dia menitipkannya” jawab Yoona. Siwon menganguk seolah mengerti sambil membukakan pintu untuk yeoja itu

“Kau sudah makan?” tanyanya. Yoona menggeleng pelan dan masuk ke dalam mobil namja itu.

Mobil itu berlalu meninggalkan Donghae di dalam rumah dengan raut kekecewaannya yang semakin besar. “Kau sudah tau dan masih bertanya” desis Donghae mengingat sikap Yoona yang pura-pura tidak mengetahui siapa Donghae sebenarnya tadi malam “Apa maksudmu Im Yoona?”

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Donghae mulai kesepian. Setelah dua jam di rumahnya dengan Kyuhyun, sedari tadi Ia tidak melakukan apapun selain menonton tv. Acara yang sangat membosankan di saat pikirannya membeku pada Yoona. Yeoja itu benar benar sudah memblokir akal dan pikirannya.

“Hyung kau di sini? sejak kapan?” tanya Kyuhyun yang baru sampai. Ia melemparkan tas nya

“Kau tidak kuliah? Cepat sekali”

“Dosen tidak masuk, untuk apa Aku di kampus kalau pacarku menungguku di rumah”

“Pacar?!” kaget Donghae sambil menatap tajam kearah Kyuhyun yang mengangguk sambil meneguk segelas air mineral

“Pi-Es-Pi” ucapnya kemudian tertawa puas

“Aigo”

“Ah, Aku lupa. Ada email masuk dan berisi tawaran besar” Kyuhyun keluar dari ruangan yang sudah di tatanya untuk kerja nya dengan banyak monitor di sana. Ia membawakan beberapa kertas dan duduk di samping Donghae “Dia menyuruh kita untuk menyelidiki suaminya dan meminta suaminya untuk menjual perusahannya. Aku tak yakin. Tapi Ia meletakkan harga tinggi di sini” ucap Kyuhyun sementara Donghae tengah membolak balikkan kertas itu membaca beberapa berkas yang telah tersusun rapi oleh Kyuhyun

“Dan setelah ku selidiki. Kemungkinan besar Ia berada di Incheon. Ia lari meninggalkan istrinya bersama selingkuhannya ke Incheon, Aku tidak yakin dengan masalah bangkrutnya perusahaan suaminya itu. Sepertinya ada hubungannya dengan istrinya sampai sampai Ia meninggalkan istrinya. Dan di sini istrinya minta kita untuk menawarkan suaminya agar mau menjual saham itu ke kita. uangnya sudah di sediakan. Dan masalah utamanya adalah, keberadaan suaminya yang tak tentu dan kita harus mencari ancaman atau kelemahan agar suaminya mau menjual seluruh saham perusahaannya. Kita akan dihadiahi lima  persen dari saham itu serta uang” terang Kyuhyun panjang lebar

“Baiklah. Tiga hari lagi Aku ke incheon. Cari saja dulu tentangnya”

“Arraesseo” ucap Kyuhyun lalu beranjak meninggalkan Donghae. kemana lagi jika bukan bergelut bersama PSP kesayangannya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Satu hal yang dilakukan setiap manusia saat berada di ujung kekalahan. Mundur.

Tak ada satupun mencoba untuk tetap maju meski jurang sudah ada di hadapan mereka.

Begitu juga dengan Donghae yang kini memilih untuk menyerah pada perasaannya. hal yang Ia lihat kemarin membuatnya sadar jika Siwon mempunyai kekuasaan besar akan hal ini. Sama halnya dengan orang tua Siwon dulu. Mereka tak mempunyai kekuasaan hingga memusnahkan mereka yang mempunyai kekuasaan itu dan membuat mereka mendapatkan apa yang mereka mau, kekuasaan.

Hanya satu kata itu yang terus saja berputar di otak Donghae. seperti film lama, ingatannya membawanya kembali pada saat pembunuhan orang tuanya belasan tahun yang lalu. Apakah setelah misi besarnya membunuh keluarga Choi Ia akan kembali mendapatkan Yoona? atau malah semakin di jauhi oleh yeoja itu? semua tentang masa lalu.

Suatu hal yang tidak mungkin. Saat seorang setan dengan tanpa berpikir untuk mencintai seorang manusia

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Uap dari cangkir teh itu masih mengepul ngepul tanpa di sentuh sedikitpun oleh pemiliknya. Tatapan nanar penuh tanya masih terpampang jelas di sana. Im Yoona, yeoja itu masih tetap menatap lurus pada namja yang ada di hadapannya, yang masih setia dengan senyuman nya meluapkan semua rasa rindunya.

Akhirnya Siwon memilih untuk mengangkat cangkir itu dan menyeruputnya perlahan. Ia kembali pada lengkungan bibirnya dan mulai membuka mulutnya untuk memulai pembicaraan “Kau tampak lebih kurus”

“Dan kau gemukan” jawab Yoona datar. Namun hal itu di balas senyuman oleh Siwon.  Kini tangan Siwon menjalar menggapai tangan Yoona dan menggenggamnya erat. Hangat terasa di sana. entah kenapa suatu kenyamanan tersendiri bagi Siwon sejak lama tidak menggenggam tangan yeoja yang Ia cintai, berbanding terbalik dengan Yoona. Ia yang biasanya selalu bahagia, nyaman, serta ingin menggenggam jemari namja itu kini menjadi resah dan takut.  Namun dengan cepat Ia singkirkan semua pemikiran buruknya dan kembali tersenyum membalas senyuman namja itu

“Bisa kita seperti dulu lagi?” ucap Siwon “Maaf tidak berada di sampingmu saat kau jatuh” lanjutnya. Maaf? Apa itu masih berlaku untuk saat ini? Di saat semua sudah teratasi

“Tiffany tidak bisa. Dia mandul” lanjut Siwon “Aku kini punya alasan untuk menikahimu” Yoona terlihat kaget dan perlahan melepasan genggaman namja itu. otaknya berpikir keras untuk menerima tawaran tersebut. Biar bagaimanapun, serpihan kaca yang di satukan lagi tak akan terbentuk indah seperti kaca yang utuh sebelumhya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Biar bagaimanapun, serpihan kaca yang di satukan lagi tak akan terbentuk indah seperti kaca yang utuh sebelumhya. Begitu juga dengan Yoona” ucap Kyuhyun pasti. Sebuah sogokan ‘makan siang di restaurant mahal’ membuatnya bisa menenangkan hati hyungnya itu. namun tetap saja, Donghae tak merasa tenang. Daerahnya di masuki oleh orang lain, dan hal berharga miliknya juga terancam.

“Kau tidak memakannya hyung?” tanya Kyuhyun, Donghae melirik namja itu sekilas. Bahkan saat Makanan masih penuh di mulutnyapun Ia masih berniat untuk merampas makanan hyungnya itu. yah, setidaknya Ia memanfaatkan keadaan.

Terlihat aneh, Donghae yang patah hati, Ia juga yang harus mentraktir dongsaengnya itu. Begitulah Donghae, rela bodoh demi orang orang yang Ia cintai, dan rela mengalah demi orang yang Ia cintai.

Kini mengalah adalah jalannya. Ia pulang ke rumahnya dan Yoona. Memperhatikan rumah itu lama dari luar dan masuk ke dalam setelah lama berdiri di luar. Ia mengumpulkan barang-barangnya hingga semua tersusun rapi dan di letakkan di tepi pintu.

Berat.

Sangat berat rasanya untuk meninggalkan rumah tempat dimana Ia dan Yoona menjadi dekat kembali, rumah tempat dimana Ia melihat Yoona lebih dekat, mengenal yeoja itu lebih dekat dan mencintai yeoja itu lebih dalam dari sebelumnya. Meski rumah itu bukanlah rumahnya, melainkan rumah Yoona dan Siwon.

Donghae berbalik dan pergi ke halaman belakang untuk duduk di tepi sungai. Ia membasuh wajahnya dengan air dingin itu dan melihat pantulan wajahnya di sana. Terlihat kusam dan sedihnya ketara.

“Kau menyedihkan Lee Donghae” desisnya pelan kemudian meninggalkan sungai yang akan tetap mengaliri air meski Ia tidak ada di sana. Adakah di tempat ini yang berhenti jika Ia pergi? Sepertinya tidak. Mengira kalau tempat ini bukanlah tempatnya.

Namja itu meninggalkan sebuah Diary di atas meja dan menarik kopernya masuk ke dalam mobil.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Aku sungguh tak tau jika Aku akan di nikahkan. Kau tau kan? Appa sangat keras kepala. Ia memaksaku untuk menjadi pengacara dan bersekolah di New York. Tapi ternyata..”Siwon menggantungkan pembicaraannya. Mengingat Ia tidak ingin mengulang masa kelamnya yang dulu.

 

Flashback**

Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan

Rasanya sudah lebih dari sepuluh kali yeoja itu mendengar kata-kata tersebut. Sambil menarik kopernya tak tertuju arahnya, yeoja itu terus saja mengutak atik handphonenya. Mengirimkan beberpa pesan namun tak kunjung dibalas. Hingga akhirnya Yoona memutuskan untuk pergi ke rumah orang yang sedari tadi di hubunginya. Setelah lama menunggu di sebuah pagar tinggi dan besar, keluarlah seorang yeoja dengan pakaian hitam putihnya. Sepertinya Ia seorang pelayan di sini

“Nuguseyeo?” ucap yeoja itu sambil melihat Yoona dari atas sampai kebawah dengan tatapan heran

“Apa Siwon ada?”

“Tuan muda Siwon? Dia tidak tinggal di sini lagi. bukannya Dia akan menikah di new york” ucap yeoja itu. sontak saja Yoona membulatkan matanya tak percaya. Sulit baginya untuk memisahkan mana mimpi dan mana dunia nyata hingga yeoja itu memberikan sebuah kertas coklat yang di gulung dengan pita merah. Yoona bahkan tak berani untuk membuka gulungan itu hingga Ia duduk di halte dan membuka gulungan kertas itu. Air mata yang sedari tadi mengepul di pelupuk matanya kini jatuh begitu saja. Pupus harapannya untuk kembali seperti dulu. Kembali menjadi Yoona yang hidup bahagia meski kebahagiaan itu tidak ketara, tetap saja itu lebih bahagia jika bersama Siwon.

Yoona merobek kertas itu dan berjalan meninggalkan kopernya yang tergeletak manis di kursi halte tersebut. Otaknya sungguh tak dapat berpikir jernih saat ini dan kini Ia sudah berada di tengah jalan. Menyerahkan hidupnya pada langkah kakinya dengan tak melihat dimana dan kemana Ia berada. Pasrah pada angin dan suara yang berputar di sekitarnya. Dan sebuah mobil pun melaju menuju arahnya.

Bunyi klakson yang memekikkan telinga itu tak di gubris sedikitpun oleh Yoona hingga tubuh yeoja itu terhempas saat sebuah mobil menabraknya. Kini Ia tergeletak di jalan dengan darah yang mengalir di kepalanya.

End of flashback

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°*

Yoona menepiskan semua ingatannya tentang masa lalu dan mulai angkat bicara melanjutkan pembicaraan yang sempat terputus karena lamuannya itu “Jadi karena itu kau berhenti?” tanya Yoona. Siwon mengangguk. Ternyata ini alasan namja yang dulunya satu kuliah dengan Yoona-hanya saja berbeda jurusan- itu berhenti. Jika Yoona berada diseni rupa, Siwon mengambil seni musik. Suara namja itu dapat di bilang bagus, Ia selalu menjadi bintang saat menyiarkan radio di kampus. Tak sedikit pula yang iri dengan hubungan mereka berdua. Like a Romeo and Juliet. Selalu bersama, bahagia dan apa itu akan di temukan lagi saat ini?

“Aku tak mengerti kenapa Ia bersikeras ingin Aku menjadi pengacara. Dan sekarang Aku mengerti kenapa” ucap Siwon. Yoona masih menatap namja itu, menunggu jawaban “Untuk melindunginya”

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Setelah siang, Yoona melanjutkan kerjanya di kafe. Ia tidak masuk kerja di toko bunga, jadi waktu paginya sedikit senggang hingga membuatnya bisa berleha-leha bersama Siwon.

Yoona menunggu di depan kafe untuk watu yang cukup lama. Menunggu sebuah jemputan. Bodohnya Dia, Ia bahkan menunggu hal yang tak pasti seperti ini. Yeoja itu tersenyum kecut saat menyadari Donghae tak akan datang setelah melihat hal kemarin. Ia rasa Donghae benar benar patah hati mengingat apa yang pernah Donghae katakan padanya tentang perasaan namja itu padanya.

Yoona memilih pulang dengan taxi, mengingat ini sudah sangat larut.

Yeoja itu tidak melihat ada mobil terparkir di halaman rumahnya dan memilih masuk. Mungkin saja namja itu sedang kerja. Batinnya.

Alangkah kagetnya Yoona menyadari barang barang Donghae sudah tidak terdapat lagi di sana. Ia melihat sekitar dan terduduk di sofa tempat biasa Donghae tidur. Bagaimana bisa Donghae meninggalkannya seperti ini? Tanpa pamit sedikitpun. Dan bagaimana bisa yeoja itu bisa sangat kesal hanya karena di tinggalkan oleh orang yang baru saja Ia kenal. Bahkan tak genap sebulan mereka bersama namun rasanya sudah seperti bertahun tahun mereka bersama. Kepergian Donghae benar benar mengosongkan ruang Yoona. bukan karena barang-barangnya, tapi karena keberadaannya yang selalu membuat rumah itu serasa ramai, dan tak membuat yeoja itu bosan.

Yoona mendengus kesal. Apa namja itu takut jika rahasianya terbongkar soal Ia bukan lah sepupu Siwon?

Yeoja itu memejamkan matanya. Air matanya terjatuh begitu saja.

“Kau datang padaku. Ini mimpi. Aku telah terbangun dari mimpi indahku” desis Yoona pelan kemudian membuka matanya dan mencoba sekuat mungkin untuk tersenyum. Tetap saja, sosok Donghae tak mudah terlupakan baginya. Ia mendengus kesal, menyerah dengan perasaannya “Jika Aku tau dimana kau berada, Aku akan menjelaskan semuanya” ucap Yoona lagi “Aku memaafkan kebohonganmu”

Yoona  menghela nafas panjang sebelum beranjak untuk mengganti bajunya, apa yang Ia pikirkan dan sesali lagi? Ia sudah memiliki Siwon sekarang. Bukankah pertemuan akan mendatangkan perpisahan?

Yoona menghentikan langkahnya saat melihat sesuatu yang menarik perhatiannya di atas meja makan. Sebuah Diary kecil. Di bukanya buku itu dan terlihat tulisan jeleknya dulu. Otaknya berpikir mengingat benda kecil itu. kata-kata sederhana yang Ia buat dulu.

“Diary pertamaku” ucap Yoona. di bagian belakang tertulis dengan pena ‘mianhae’

“Bagaimana jika Aku menyukaimu bukan semenjak dua hari yang lalu? Bagaimana jika Aku telah lama melakukannya?” kata kata Donghae pada waktu itu kembali terngiang di pikirannya.

“Nemo?” desis Yoona pelan. Ia segera meninggalkan tempat Ia berdiri barusan dan menelpon seseorang.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Dengan penerangan lampu senter dari handphonenya, Yoona tetap melangkah tanpa takutnya. Hari sudah semakin gelap namun hatinya tetap bersikeras ingin ke sini. Tempat rahasianya, Ibunya dan nemo.

Ia menarik lengkungan bibirnya melihat namja itu tengah duduk di bawah pohon sambil menatap hamparan langit yang bertaburkan bintang. Malam ini sangat cerah.

Yoona beranjak duduk di samping namja itu dan menatapnya sangat lama hingga namja itu tersadar jika Ia di sana tak sendiri. Donghae mengalihkan pandangannya menatap yeoja yang sedari tadi mendatapnya itu

“Ternyata benar. Kenapa Aku tidak pernah terpikir sebelumnya?” ucap Yoona  dan di balas tawa kecil oleh Donghae

“Kau terlalu bodoh” umpat Donghae dan Yoona langsung memukul lengan namja itu sambil memanyunkan bibirnya

“Aku benci kenapa disini tak ada lampu” ucap Donghae

“Wae? Kurasa dengan lampu lentera kecilmu itu sudah cukup”

“Tapi Aku tak dapat melihat wajahmu dengan jelas” ucap Donghae dengan sedikit gombalnya pada Yoona membuat yeoja itu tertawa geli.

“Tapi Aku menyukainya” ucap Yoona “Hari sudah semakin larut. Jadi ada alasan bagiku untuk menyandarkan kepala di pundakmu” balas Yoona membantu mencairkan suasana. Ia kemudian meletakkan kepalanya di pundak namja itu. dan mereka larut dalam dinginnya angin malam, bintang-bintang, dan suara jankrik yang menghiasi sunyi mereka.

Aneh, justru di saat Donghae mau pergi, mereka malah sedekat ini.

Donghae menghela nafas panjang. Dan seulas senyum tak lepas dari bibirnya. Ia mulai merasa yeoja yang ada di sampingnya ini adalah Yoona nya dulu yang selalu ceria.

“Mian” ucap Yoona setelah lama bungkam. Ia mengangkat kepalanya dan menatap namja itu lekat. “Aku tak bisa bersamamu”

Seperti tersambar petir, Donghae merasakan gemuruh hatinya yang sudah melambung tinggi kini terjatuh di hempaskan begitu saja  “Setelah Aku memintamu untuk datang waktu itu, kau tak juga datang dan Aku di bawa pergi oleh Ibu tiriku dan Ayahku. Semua biasa saja sampai Appa meninggal dan membuatku harus mengangkat kaki dari rumahku sendiri dan terpuntang panting dengan hidupku” Mata Yoona mulai menerawang ke langit luas itu. mengingat-ingat tentang masa lalunya. Perih untuk mengingat hal hal itu. namun apa lagi yang bisa Ia lakukan untuk menjelaskan semuanya?

“Saat Aku tidak punya siapa siapa lagi, Siwon meninggalkanku. Ia di jodohkan di sana dan Aku benar benar kehilangan satu-satunya alasan untukku tetap hidup. Tapi tuhan tidak mengizinkanku menginjak surga sebelum Aku membahagiakan Ibu kandungku” yeoja itu mengembangkan senyumnya “Tuhan memberiku misi besar. Mengambil semua yang telah di ambil oleh Ibu tiriku dan mengembalikannya kepada Ibu kandungku. Dan saat itu semua telah ku laksanakan, maka Aku akan kembali” ucap Yoona. Donghae masih Diam memperhatikan tiap kata yang terdengar di telinganya. Ia mencernanya satu persatu dan entah kenapa itu menjadi luka sendiri untuknya. Mengingat yeoja yang selama ini bahagia bukanlah yeoja yang seperti itu.

Sebuah topeng menutupi kesedihannya, dan topeng itu hancur saat yeoja itu kehilangan alasan hidupnya hingga Ia harus memperlihatkan wajah aslinya pada dunia.

“Dan Siwon, orang yang tepat untukku.” ucap Yoona lagi “Aku tidak perlu menyewa pengacara mahal untuk mengambil kembali hak ku pada Ibu tiriku. Aku membutuhkannya, terlebih untuk membantu mendapatkan harta itu, aku membutuhkannya agar ia melihatku pergi. Merasakan betapa sakitnya aku dulu saat ia tinggal pergi” ucap Yoona

Benar, Donghae dan Siwon sungguh bertolak belakang. Bagaimana bisa Ia membahagiakan yeoja itu jika Ia masih bersikukuh pada egonya untuk berada di sisi yeoja itu? Bahkan Ia tak bisa melakukan sesuatu untuk Yoona di saat yeoja itu benar benar menginginkannya.

“Aku tidak ingin kau tersakiti saat Aku pergi nanti” lanjut Yoona. apa ini kata perpisahan? Perpisahannya dengan donghae? kenapa terasa sangat pahit hingga namja itu hanya bisa diam kaku menelan semua kelemahannya.

To be Continued…

 cuma satu pesan aku. er ce el n__n

49 thoughts on “Sin, Hopelessness,Revenge and Love (Chapter 5)

  1. Kenapa lama kelamaan genrenya jadi hurt T^T ff ini bener2 menguras emosi~
    Berharap ini bakalan heppy ending /.\
    Good job author!!! keep writing ^^

  2. Kenapa yoona malah pergi dengan siwon padahal donghae selalu berada disampingnya disaat yoong sendirian . .
    Tapi dengan begitu ceritanya akan lebih seru , ..
    Next thor . ,

  3. heunggg. nahan napas bacanya. speechless.
    akhirnya yoona inget juga sama si Lee Donghae.
    tapi kenapa milih sama siwon? kalau tujuannya buat bales dendam? hae juga mau bales dendam kok sama siwon.
    yoona sama donghae ajaa, biar bisa bersatu menuntaskan dendam bersama-sama/?. haha.
    ditunggu next chapnya aja yaa^^ keep writing chingu:))))

  4. kenapa TBC?? Lagi seru2 padahal.. -.-
    Donghae kasihan, buat yoonhae bersatu ya thor 😀
    Aaaa..ga sabar buat baca kelanjutannya.
    Secepatnya ya kalau bisa kelanjutannya, fighting!!^^

  5. sedih bca part ini..!? kzian donghae knp yoona maLh memiLih bRsma siwon…!? jd,sbnr’y yoona dah tau kLo donghae itu bo’ong…!? dtnggu part sLnjut’y ya smgA donghae tidk mnyrah tuk dptin yoona

  6. wktu bca part ini, bner” nyesek bgd
    ngebayangin gmn hancurnya prasaan donghae 😥
    pa lg stelah denger lgsng dr yoona bhwa mreka ga bsa bersatu TT_TT
    next chingu, bner” pnasaran nih
    jgn lma” ya hehehe

  7. emosi di ff ini benar-benar kuat.. sad, hurt.. iya cocok banget..
    satu persatu masalah muncul dengan bertubi-tubi.
    dan siap ga siap harus nerima kalau di part-part berikutnya bakalan sesek nafas baca ffnya..
    jadi tujuan mereka berdua sebenarnya sama? balas dendam sama siwon..
    kalau aja yoona tau semua masalah donghae yang rumit itu, mungkin yoona bisa kerja sama donghae untuk bales dendam ke siwon..
    kayanya ff ini akan membutuhkan banyak chapter *sok tau* 😀
    tapi kalau dilihat dari masalah yang ada memang sepertinya begitu. di part 5 ini aja belum ada masalah donghae atau yoona yang terselesaikan..
    pokoknya ditunggu banget deh kelanjutannya ^^

  8. Hmmnm,,
    knp yoona gak sma donghae ajja sih??mengingat janji ny sma appa ny,aq yakin klo yoona bhagia didunia appa ny gak bkal bwa dia dy hdup dialam baka!!
    Lnjtkan thor,pnsaran!!
    Ditunggu 🙂

  9. aigo… kasihan yoong eonnie
    apa dia akan pergi kalau misinya uda selesai ..
    jangan donk kn kasihan donghae oppa …
    keren thor ff nya gak bertele tele .. tapi kadang kadang kecepetan hehe
    di tunggu kelanjutan nya 😀

  10. Ooohh jadi yoona bkal blik lagi sama siwon cuma buat manfaatin siwon doang buat bles dendam , tapi kasian hae , 😦 yoona slalu blang mauu pergi emang dia bkalan mniggal atau gmnba ???td siwon blang tiffany , brarti istri siwon tiff yaitu kakak tiri yoona dong , ???

  11. langsung komen disini aja ya thor 🙂
    penasaran sbnrnya donghae sama kyu itu pekerjaannya apa kok jahat jahat gitu ya ? eum terus kenapa yoong ga nerima cintanya donghae aja ?

  12. aku bingung bagian akhirnya.
    Huaaaaaaa otakku kenapa nih.

    Makin seru, yoonhae kok jadi galau gini sih.
    Next ditunggu.
    Fighting.

  13. please yoona jangan balik lagi sama siwon, kasian donghae, masa dia harus mundur, ternyata siwon jadi pengacara buat melindungi orangtuanya yg jahat ya, penasaran, ditunggu kelanjutannya yaa…

  14. akhirnya terungkap sudah siapa si donghae,tapi yoona malah mau nerima siwon walaupun alasannya cuma bales dendam dan nggak mau ngeliat donghae sedih lagi 😥

    dibagian mau tbc bener2 sedih,okelah mau baca next partnya

  15. yoona hnya ingin siwon mmbantunya dan juga mrsakan rsanya d tinggal prgi,dy mncintai dongae tp tak ingin hae mrsakan sakit kerika dy perginya..bgtu suci

  16. Please yoong nya jgn meninggal..
    Seharusnya yoong bertahan lebih lama demi nemo atau donghae
    Jgn menyerah..

  17. Siw0n cerita rahasia Appa.a ke Y00na,,
    Q nyesek waktu baca adegan Y00na & D0nghae d tmpat rahasia mereka dulu, alasan dia lebih milih sama Siw0n ketimbang Hae & kata2 prpisahan dari Y00na buat D0nghae,.,

Komentarmu?