Sin, Hopelessness,Revenge and Love (Chapter 3)

Sin, Hopelessness, revenge, and love

 

Author : Lee Hanna

Title       : Sin, Hopelessness,Revenge and Love (SHRL)

Length  : 3900+ words

Category : Chapter

Genre   : Angst, Family, Romance, Sad

Main Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Choi Siwon

Other Cast : Cho Kyuhyun, Jung Jessica, Hwang Tiffany, Kim Taeyeon, etc

Disclaimer : Hello Pyro^^)/ well..  this story was mine. i’ve strive so hard to make this story. This story is inspired from some Korean dramas I’ve ever watched before. Sorry for typos. don’t plagiarism my story without my permission. don’t forget to replace a comment for my story to next story will be more interesting. don’t bash the cast cause YoonHae is real. 

semuanya Author POV

okey ~ enjoy your reading

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ Sin, Hopelessness,Revenge and Love ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ •

Seorang anak kecil berdiri di tepi sungai, duduk dengan memeluk kedua lututnya. Wajahnya di benamkannya di antara kedua lutut tersebut.

“Sudah satu jam Kau di sini” ucap seorang Yeoja sambil menendang pelan kaki anak yang sedang membatu itu. “Apa Kau tidur?” tanya Yeoja itu lagi. Sedikit risih dan karena merasa terganggu, anak lelaki yang sedang membatu itu mendongakkan kepalanya. Terlihat di pipinya yang lembab karena air mata yang sudah membanjir di sana. Ia segera menghapus air matanya dan beranjak pergi sebelum Yeoja tersebut menarik tangannya dan membuat langkahnya terhenti.

“Hey, kenapa Kau pergi?” kesalnya lalu berdiri mensejajarkan tubuhnya dengan Namja yang ada di hadapannya itu “Kau menangis? Ibu ku bilang anak lelaki tidak boleh menangis” ucap Yeoja yang terkesan bawel di mata lelaki yang sedang bersedih itu. “Ah, Aku Im Yoona. Kau bisa cerita padaku kalau ada masalah” ucap Yeoja itu sambil tersenyum manis mengulurkan tangannya “Kau tidak mau cerita? ” Ia menggembungkan kedua pipinya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Namja itu “Kau pasti sangat sedih”

“Ibu dan Ayahku sudah tidak ada lagi” ucap Namja itu parau sambil menundukkan kepala, menyembunyikan tangisnya, Yeoja bernama Yoona itu kaget mendengar pernyataan yang di ucap Namja yang ada di hadapannya itu. sedetik kemudian Ia tersenyum

“Hey, ikuti Aku!” perintahnya sambil menarik tangan Namja itu tanpa meminta izin sebelumnya. Ia berlari kecil sambil menarik tangan Namja itu dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya.

Mereka berhenti tepat di padang rumput yang sangat luas. Angin musim gugur mulai berhembus menerpa wajah dua anak kecil yang sedang berdiri tepat di bawah pohon yang sudah menguning.  Pemandangan indah di hadapan mereka membuat keduanya tersenyum melupakan beban yang ada di pikiran mereka.

“Kau suka tempat ini?” tanya Yoona pada anak lelaki yang ada di sampingnya yang sedang menatapnya dan tersenyum sambil mengangguk . seketika Yoona meletakkan telunjukknya di bibir mungilnya. “Ssst. Hanya Aku dan Ibuku yang tau tempat ini. Dan Kau orang ke tiga” Namja itu tersenyum dan sedikit kaget mendengar pengakuan dari Yoona “Ibuku sering membawaku ke sini saat sedang sedih. Terutama saat nenekku meninggal. Ibuku sempat tertidur di sini dan Aku berlari ke sana hingga terjatuh” Namja itu tertawa mendengar cerita Yoona.

“Kau terlihat lebih tua dariku. Apa Aku harus panggil oppa?” tanya Yeoja itu.

“Tuan muda!!” panggil seseorang “Tuan muda!!!”

“Ada yang mencariku” ucap Namja itu “Aku harus pergi” lanjutnya lalu sedikit berlari meninggalkan Yoona. tak beberapa langkah Ia berbalik menatap Yeoja itu “Gumawo” ucapnya lalu beranjak pergi

End of flashback

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Yoona menggenggam tangannya erat sambil menunggu Namja asing yang tiba-tiba datang kerumahnya dengan mengatakan bahwa ‘Ia adalah saudara Siwon’. Tentu saja hal itu membuat Yeoja itu resah. Selain mengganggu tidurnya, Namja itu juga mengganggu pikirannya. Atau ini hanya mimpinya karena Ia terlalu penat dengan aktifitas barunya?

Cklek

Pintu kamar mandi terbuka dan seorang Namja keluar dari sana. “Aaaah segar!” ucap Namja itu

“Sekarang jelaskan semuanya. Aku tidak mengerti dan…” Donghae mendekati Yoona. rambutnya basah begitu juga dengan wajahnya yang masih lembab. Namja itu terus mendekati Yoona yang semakin memundurkan langkahnya ketakutan.

“M-mwoya… ” desis Yoona pelan namun Namja itu tetap melangkah kearah Yoona yang memundurkan langkahnya dan mengalihkan pandanganya, hal itu tidak membuat Donghae berhenti kecuali sebuah tembok yang membuat Yoona benar benar berhenti. Ini membuat Donghae lebih mudah mendekati wajah Yoona dan menatapnya lekat. Ia hampir saja ketawa melihat ekspresi ketakutan Yeoja yang ada di hadapannya itu.

Sialan, apa yang akan di lakukan Namja ini?! Kesal Yoona. Pikiran-pikiran aneh mulai menghampiri benaknya terutama saat jarak wajah mereka sudah sangat dekat. Donghae sedikit tersenyum dan mendekatkan bibirnya di kuping Yoona “Kau punya hairdrier?”

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Yoona masih terdiam kaku menatap Namja yang habis-habisan merecoki malamnya itu. Jam terus berjalan dan kini jarum tak bersalah itu harus menjadi sasaran utama tatapan tajam Yoona saat Ia berhenti tepat di angka dua belas. Yeoja itu merutuki dirinya sendiri. Ia masih saja takut untuk tidur. Takut Namja asing itu akan melakukan sesuatu padanya.

“Kenapa Kau memperhatikanku?” tanya Donghae yang sadar Yoona memperhatikannya dari tadi. Namja itu akhirnya menutup bukunya dan beranjak mendekati Yoona “Kau takut? Kenapa tidak tidur?” tanya Namja itu lagi.

“A-aniya” jawab Yoona sedikit gugup. Mendengar itu Donghae tersenyum dan berbaring di atas kasur.

“Yak! Aku akan tidur di mana nanti? Tidak bisakah Kau tidur di sofa?”

“Kenapa? Aku juga butuh istirahat. Sofa nya sangat tidak enak. Lagi pula kasur ini tidak terlalu sempit untuk berdua” ucap Donghae dengan entengnya sambil menenggelamkan wajahnya di bantal dan mulai tertidur dengan posisi tengkurap. Melihat tingkah Namja asing itu Yoona hanya dapat berdecak kesal sembari berjalan menuju dapur dan meneguk air mineral sebanyak banyaknya. Malam ini ia lalui dengan disertai rasa kekhawatiran dan membuat tenggorokannya kering kerontang.

“Baiklah, ayo kita berbicara serius kali ini” ucap Yoona serius sambil menghentakkan gelasnya di atas meja. Sepertinya segelas air membuat otanya dapat bekerja kembali

“Besok saja, Aku lelah” ucap Namja itu dengan entengnya membuat semangat yoona menyulut turun.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Pagi-pagi sekali Yoona bangun, takut jika Donghae bangun lebih awal darinya dan melakukan hal hal aneh padanya. Sepertinya Ia harus melakukan kebiasaan ini untuk seterusnya.

Ia melihat matahari belum menampakkan cahayanya sedikitpun. Hal itu membuatnya tertarik untuk beranjak ke belakan rumah dan memasukkan kakinya kedalam sebuah sungai yang jernih dan membaringkan tubuhnya di tepi sungai. Ia menatap langit yang masih gelap dengan bulan yang sudah memutih. Ada bintang di sana, meski hanya satu. Tiba tiba Yoona merasa ada sesuatu yang mengalir di hidungnya kemudian dengan cepat berasa di bibirnya.

Yoona menarik tangannya untuk membersihkan apa itu, mungkin saja Ia flu atau…

“darah?”

Sementara Donghae, yang sadar karena Yoona telah bangun pun ikut bangun dan mengintip aktifitas Yeoja itu kemudian tersenyum. “Kau tampak lebih murung dari Yoona yang ku kenal dulu”

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Yoona terbangun dari tidurnya saat Ia sadar hari sudah terang. Ia melihat sekitar, burung burung berkicauan saling berpautan. Yoona mengangkat kakinya dari air. Jari jarinya keriput sangking lamanya Ia menenggelamkan kedua kakinya di sungai itu. ia meraba bawah hidungnya lagi, sudah tak dapat darah di sana. “Mungkin Cuma mimisan karena kelelahan” pikirnya

Yoona kemudian beranjak dari tempatnya dan sedikit kaget begitu melihat makanan sudah tersedia di sana.

“Kau sudah bangun?” tanya Yoona

“Nde” jawab Donghae sambil meletakkan dua gelas di atas mejanya. “Mandilah dan temani Aku sarapan” lanjutnya

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Hari ini Yoona kembali pada aktifitasnya yang melelahkan dimulai dari bekerja di toko bunga dan mengantarkan pesanan karangan bunga hingga siangnya Ia harus bekerja di sebuah cafe.

“Makanlah, Kau pasti lapar” ucap Sooyoung sambil menarik paksa sapu ditangan Yoona dan memberikan nya napan berisikan makanan. Sooyoung melihat ke arah Ryewook dan Yoona mengikuti arah matanya. Namja itu tersenyum manis pada Yoona menandakan Ia yang telah membuatkan makanan itu.

“Gumawo” ucap Yoona lalu duduk di meja makan. Sooyoung mengikutinya dan duduk di hadapannya

“Kau pulang sore hari ini?” ucap Sooyoung

“Nde, ada yang harus Aku urusi” ucap yoona

Dan ini yang harus Yoona urusi. Di sini dia, berdiri di depan sebuah rumah sakit ternama di Korea. Tempat Ia di bawa oleh orang-orang yang menyaksikan kecelakaannya tiga bulan lalu.

Ia akhirnya masuk dan mau tak mau harus menunggu di dalam ruangan Dr.Park mengingat Taeyeon menyuruhnya untuk menemui dokter ini kemarin

“Im Yoona?” tanyanya saat mendengar ada tamu. Ia menutup pintu ruangannya. Ia beranjak ke tempat Yoona yang sudah berdiri dan sedikit membungkukkan badannya

“Duduklah” ucap dokter tersebut yang juga mengambil tempat duduknya “Kau tidak datang bersama kakak mu?”

“Tidak” jawab Yoona. dokter itu mengerutkan keningnya seolah bertanya alasan dari jawaban Yoona “Lalu ada perlu apa dokter memanggilku kesini? Aku sudah mendengarnya dari Taeyeon eonni”

“Aku hanya ingin mengetahui alasanmu kenapa tidak pernah datang check up kesini? Bukankah sudah ku bilang, setelah kecelakaan itu kepalamu masih belum pulih sempurna dan Kau harus melakukan check up sebulan sekali untuk memantau keadaannya dan ini sudah ketiga kalinya Kau tidak datang. Bahkan saat di rawat saja Kau kabur.” Yoona termanggu dan terdiam mendengar tuturan dari namja itu. Memang benar, Dia tidak pernah datang ke rumah sakit ini setelah kecelakaan itu. Ia takut akan mengeluarkan biaya yang besar untuk ini. Lagi pula, untuk apa Ia berobat jika akhirnya Ia akan mati juga? Bukankah Ia sudah membuat sebuah perjanjian dengan Appanya dan Tuhan?

“Mian, Aku tidak bisa”

“Yoona-ssi. Lakukanlah check up  jika Kau benar benar ingin tau perkembangannya.” Yoona hanya Diam menatap kosong pada kedua tangannya. Dokter itu hanya melenguh kesal pada sikap cuek Yoona terhadap dirinya sendiri

“Apa Kau mau mati?” Tanya dokter itu “Kau bosan hidup?”

“Nde” jawab Yoona. Dokter itu terlihat tambah kesal hingga beranjak dari tempatnya untuk mengambil sesuatu dan meletakkan benda yang di ambilnya di atas mejanya. Sebuah pisau.

“Bunuh saja dirimu jika Kau ingin mati” Yoona masih Diam menatap pisau itu. Jika Ia bisa, Ia akan melakukannya. Tapi Ia terlalu takut dengan semua ucapan Appanya saat itu. Entah itu hanya mimpi atau hanya khayalan saja, Ia tidak perduli. Yang penting Ia serasa mendapatkan satu beban untuk bertahan hidup meski Ia benar-benar tidak ingin menginjakkan kakinya di dunia ini.

Yoona tersenyum lantas berdiri dari duduknya

“Aku akan mengikuti saranmu jika Aku sudah menyelesaikan apa yang harus ku selesaikan” ucapnya lalu sedikit membungkukkan badan dan beranjak dari ruangan itu

“Aku akan menelpon kakakmu karena hal ini” ucap dokter itu. Yoona menghentikan langkahnya saat tangannya hendak membuka ganggang pintu

“Jangan jadikan Aku sebagai alasanmu untuk dekat dengan Taeyeon eonni. Ia sudah memiliki suami” ucap Yoona tegas sambil membuka pintu dan meninggalkan Dokter Park sendiri dalam ruangan. Memang Ia pernah berpikir untuk mendapatkan kakak nya Yoona melalui Yoona, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Tapi kini Ia merubah pikirannya. Ia melihat sisi kelelahan dan rasa jenuh Yeoja itu akan dunia yang indah ini dan seperti tersihir untuk bersikekeuh agar yeoja itu mau melakukan check up untuk memantau kelanjutan hidupnya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Yoona akhirnya sampai pada rumahnya setelah perjalanan kaki yang panjang dari halte kota hingga kerumahnya. Ia menghentikan langkah kakinya ketika melihat sebuah mobil terparkir di depan rumah nya.

“Sialan! Baru sehari tinggal sudah membawa temannya saja!” kesal Yoona karena setaunya Donghae itu tidak memiliki mobil. Yoona segera berhambur memasuki rumah dengan menghentan kuat pintu nya. Yoona melihat sekitar ruangan dengan tatapan tajamnya namun tak seorangpun Ia temui.

“Yak! Donghae!” pekiknya lalu membuka pintu kamar mandi. Namun nihil, tak Ia temui juga Namja yang sudah berhasil membuat nya kesal hari ini. Yang Ia temui hanya beberapa barang baru seperti beberapa bahan makanan, selimut, dan kipas angin. semua masih bertumpuk di hadapan Yoona. Yoona kaget bukan main mengingat tingkah laku Namja itu. bagaimana Ia bisa  membeli semua ini tapi tidak sedikitpun Ia terpikir untuk membeli rumah?!

Seketika matanya mengarah pada seseorang yang tengah berdiri di tepi sungai dengan jas merah panjang serta kedua tangannya di masukkan pada jas nya. Yoona mendekati Namja itu dan memperhatikannya dari belakang. Satu hal yang Ia tidak sangka, itu adalah Lee Donghae. bagaimana Namja itu bisa berpenampilan bagus dengan jas yang Yoona yakini harganya dapat di bilang mahal itu?

Saat sadar seseorang ada di belakangnya, Namja itu membalikkan badannya dan menatap kaget pada Yoona “Bukannya Kau harusnya pulang jam tujuh malam?” tanya Namja itu

“Bagaimana Kau tau Aku pulang jam tujuh malam” Donghae Diam mendengar pertanyaan yang terlontar begitu saja dari mulut Yoona. bagaimana Ia bisa sebodoh itu mengatakan seolah Ia tau dengan sangat jadwal Yoona padahal Ia memang sebenarnya tau tentang semua itu dan berniat untuk menyembunyikannya. Biarlah keadaan membawanya dan yoona kembali pada masa lalu mereka tanpa ada topeng lagi untuk menutupi perasaan wanita itu.

Yoona masih menunggu jawaban dari hal-hal yang membuatnya bingung sebelum Ia melontarkan pertanyaan baru yang menjadi beban pertanyaan nya sedari tadi “Apa barang barang itu Kau yang beli? Bagaimana bisa? Bukankah Kau tidak punya uang untuk sewa rumah? kalau Kau punya uang kenapa kesini? Lalu itu mobil siapa? dan jas ini, lihatlah, ini sangat mah-”

“Im Yoona!  Bisakah Kau berhenti bertanya? Aku akan menjawabnya dan berikan Aku jeda untuk memikirkan itu”

“Kau bukan mau menjawab, Kau hanya mencari alasan” kesal Yoona lalu berbalik meninggalkan Donghae sendiri di sana. Yoona masuk ke dalam rumah dan melempar tubuhnya di atas kasur begitu juga dengan Donghae yang menyusulnya lalu berdiri di tepi kasur menatap kasihan pada Yeoja itu

“Itu memang mobilku. Aku membelinya tadi, lebih baik Aku membeli hal hal seperti ini dari pada Aku harus menyewa atau membeli rumah di sini. Aku hanya sementara di sini lagi pula rumah ini seharusnya milikku, Kau tinggal di sini apa sudah di beri izin oleh Siwon?”

“Dia pasti mengizinkannya!” ucap Yoona sambil berdiri dari tidurnya dan menatap Donghae tajam, tak mau kalah untuk berdebat mulut dengan Namja yang asing di matanya itu

“Apa istrinya mengizinkannya?” kata kata itu lah yang dapat membuat Yoona terdiam, Donghae menyadari itu dan menyadari akibat nya.

Yoona tersenyum miring mendengarnya. “Kita harus buat peraturan untuk rumah ini” ucap Yoona pasti.

Setelah berdebat sekian lama, akhirnya mereka berdua mengesahkan suatu perjanjian berdasarkan kesepakatan bersama. Hal ini tidak memakan waktu singkat, sudah jam dua belas malam setelah mereka menyelesaikan perumusan peraturan di rumah itu karena keduanya sama sama orang yang keras kepala.

Yoona menarik kertas yang berada di tangan Donghae dan membacanya ulang

“Peraturan pertama, tidak boleh ada tamu pribadi di sini. kedua,tidak ada yang boleh tau jika kita tinggal bersama. Peraturan ketiga, tempat tidur adalah milik Yoona dan Donghae akan membeli tempat tidur barunya. Peraturan keempat, Yoona dan Donghae hanyalah tinggal serumah, tidak lebih dan peraturan kelima, semua makanan beserta bahannya yang ada di dalam rumah ini adalah milik bersama dan peraturan terakhir, tidak boleh melakukan hal hal aneh saat salah satu sedang tidur. Jika didapati, maka si pelaku akan membayar denda sebesar 1.000.000 won” ucap Yoona dan Diakhiri dengan sebuah senyuman kemenangan.

“Aku tidak setuju dengan peraturan nomor empat!” kesal Donghae

“Kau sudah menandatanganinya dan tidak boleh protes, Lee Donghae-ssi” ucap Yoona lalu beranjak tidur setelah menyadari hari sudah malam

“Yoona! Kau tidak mau makan malam dulu? Kau belum makan dari tadi” ujar Donghae namun tak ada respon dari Yeoja itu. Donghae menghela nafas dan duduk di sofa, memperhatikan Yeoja yang sudah lama Ia tidak temui itu tertidur. Apa Ia benar benar Im Yoona yang Donghae kenal dulu? Sangat berbeda. Yoona yang Donghae kenal dulu adalah seorang Yeoja dengan segala ambisi serta semangat.

 

Flashback***

“Hey!” sapa Donghae saat baru sampai di tempat kemarin. Sehari setelah meninggalnya kedua orang tua Donghae, Ia di asuh oleh keluarga Cho dan itu benar benar membuatnya bosan hingga Donghae memaksa supirnya untuk mengantarkannya kesini

“Eo?! Kau yang kemarin” ucap Yoona “Kenapa Kau kesini? Ada perlu denganku atau ada yang tertinggal?”  Donghae tertawa menyadari bahwa Yeoja yang ada di hadapannya sangat cerewet.

“Kenapa Kau tertawa?”

“Kau terlalu banyak bicara. Aku kesini karena bosan” ucap Donghae lalu duduk di bawah pohon menatap pemandangan yang ada di depannya “Apa Kau tinggal di sekitar sini? kenapa Kau selalu kesini?”

“Nde. Rumah ku tak jauh dari sini. Kau perlu berjalan kaki dan menemui pohon apel lalu belok kiri mengikuti trotoar yang berwarna kuning hitam hingga trotoarnya habis dan ada gang di sana. di sanalah rumah ku, tepat di tepi gang itu dengan cat warna kuning dengan bunga matahari di sekelilingnya” ucap Yoona panjang lebar. Donghae mengangguk mengiyakan pernyataan Yeoja itu. di situlah awal percakapan panjang mereka hingga tak sadar telah sore mereka berbicara dan bermain bersama.

“Tuan muda!” panggil seseorang. Donghae menoleh dan rautnya berubah menjadi kecewa menatap Yeoja yang ada di hadapannya

“Sepertinya Aku harus pulang” ucap Donghae

“Baiklah. Tapi apa Kau bisa datang besok? Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu” ucap Yoona. Ia tersenyum manis menatap Donghae yang mengangguk mantap. Mana mungkin Donghae menolak ajakan Yeoja itu. Jelas Ia mulai menyukai Yeoja yang ada dihadapannya itu meski itu.

Donghae pergi meninggalkan Yoona sambil berlari kecil

“Nemo!!” panggil Yoona. memanggil nemo sudah menjadi pilihannya karena menurut Yeoja itu Donghae sangat mirip dengan ikan yang terkenal itu, nemo.

“Wae?”

“Sampai jumpa besok” ucap Yoona sambil melambaikan tangannya dan di balas oleh Donghae.

End of flashback

• ː̗̤̣̀̈̇ː̖́  •°• • ◦º°●ː̗̤̣̀̈̇ː̖́ ●°*

“Donghae” ucap Yoona sambil menggoyangkan tubuh Namja itu berulang kali. Untuk kesekian kalinya Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tiga malam. Ia terbangun karena perutnya dan tak dapat tidur lagi. Ia sadar jika Ia belum makan malam dan itu benar benar menyiksanya. Yeoja itu mendengus kesal untuk kesekian kalinya pula.

“Aish, apa perlu Aku pergi sendiri?” tanya Yoona sambil melirik sekitar dan beranjak, namun tangannya tertahan saat hendak beranjak dari sofa tempat Donghae tertidur. Donghae menarik tangan Yoona hingga membuat Yoona kembali terduduk di lantai dan menatap Donghae kaget

“Biar Aku temani, tunggu lima menit lagi ” ucap Donghae pada Yoona yang masih kaget dengan sikap Donghae sebelumnya “Aku perlu mengumpulkan nyawaku” lanjutnya masih dengan mata yang tertutup namun tangannya masih menggenggam pergelangan tangan Yoona.

“Palliwa” desis Yoona pelan dan itu sukses membuat Donghae membuka matanya dan melihat jam

“Sudah ku bilang tadi malam untuk makan bersamaku, aish” kesal Donghae lalu berjalan dengan gusar ke kamar mandi.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Setelah lama berputar-putar akhirnya mereka menemukan sebuah tempat makan di tepi jalan yang tengah membereskan tempat makannya. Donghae segera turun dari mobil dan dengan hati hati Ia bertanya, “Ahjumma, apa toko ini masih buka?” tanya nya. Hanya ini tempat makan yang mereka temukan dalam keadaan terbuka untuk saat ini.

“Kami sudah mau tutup” Donghae terlihat kecewa dengan jawabannya. Ini sungguh bukan jawaban yang Ia inginkan “Tapi kami bisa memasak sedikit makanan jika Kau mau. Lagi pula suamiku belum menjemputku” ucap Ahjumma itu

“Ah jinjja?! Gumawo Ahjumma” jawab Donghae senang, Ia beralih menatap Yoona yang berada di dalam mobil “Yoong! Sini!” panggilnya. Yeoja itu sengaja tidak keluar karena udara malam yang sangat menusuk, lagi pula Donghae melarangnya. Ia terburu buru hingga tidak menggunakan jacket yang tebal, begitu pula Donghae.

Yoona bergegas keluar dan masuk dalam tempat makan yang di tutupi perlak biru itu.

“Hanya ada daging. Bagaimana?” tanya Ahjumma itu memastikan.

“Apapun asalkan kami dapat makan” jawab Donghae. sementara Yoona masih menggosok-gosok kedua telapak tangannya.

“Ini sudah hampir pagi dan Ahjumma baru selesai?” tanya Yoona kaget

“Nde, orang orang mabuk sangat suka berlama lama di sini dan sulit di usir, lagi pula aku tidak berani untuk mengusir” ucap Ahjumma itu, di balas anggukan oleh Yoona. Tak beberapa lama kemudian Ia meletakkan dua mangkuk daging dan satu panggangan. Satu sup daging, dan dua mangkuk nasi serta dua gelas teh hangat

“Gumawo” ucap Donghae

“Ghambsahambnida” ucap Yoona pada waktu bersamaan. Mereka saling berpandangan saat menyadari kata yang baru saja mereka katakan lalu tertawa kecil.

Donghae meletakkan beberapa daging di panggangan dan membolak balikkannya. Tak ada percakapan di antara mereka.

“Apa kalian dari luar kota?” tanya Ahjumma itu mulai memecahkan keheningan yang sedari tadi hanya di isi dengan suara dari panggangan itu.

“Aniya” jawab mereka bersamaan. Melihat itu, Ahjumma itu tersenyum sendiri

“Kalau begitu kalian pasti pengantin baru. Memang saat istri sedang hamil, suka bertingkah aneh” Ahjumma itu mengakhiri katanya dengan tertawa

“Ah iya, Dia sangat aneh saat hamil” ucap Donghae dan ikut tertawa.

“Aniyaaa” jawab Yoona Mendengar ucapan Donghae itu, Yoona langsung mendaratkan tatapan tajamnya pada Donghae, bahkan mungkin dapat melelehkan sebuah Ice cream magnum almond atau magnum strawberry.

Seketika sebuah mobil datang dan membuat mata mereka berdua menatap arah mobil pick up biru itu

“Itu suamiku” ucap Ahjumma. “Yeobo, ada pengantin baru makan disini, jadi Aku membiarkan mereka karna tidak ada tempat makan lagi. semoga kita mendapatkan berkah” mendengar ucapan Ahjumma tersebut, Yoona merasa mual dan Donghae berusaha sekuat mungkin menahan tawanya meski kadang terlepas

“Hueeeek!!”

“Omona! Gejala hamilnya mulai kelihatan!!!” ucap Ahjumma sambil kelalaban mengambilkan kantung plastik.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Bwahahaha!!!” tawa Donghae sedari tadi masih setia mengisi mobil yang sepi itu. untung saja ini malam hingga tak ada pengemudi lain, mengingat Donghae yang tidak terlalu konsen pada jalan, dan masih kalut dalam tawanya

“Tidak bisakah Kau Diam Lee Donghae?!!!” pekik Yoona “Dan lihatlah! Kita tidak mengarah pulang!!!!”

“Aku memang tidak berniat pulang”

“MWO?!!!” pekik Yoona. gelombang suara ultrasonic yang dikeluarkan Yoona berhasil memekakkan telinga Donghae. Sepertinya Ia harus ke THT setelah ini.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Meski di maki seribukali, Donghae tetap melanjutkan perjalanan dengan sebuah lagu yang mengiringi nya, meredam suara protes dari yeoja yang di tumpanginya itu. Akhirnya Yoona Diam sendiri mengingat tenaganya tak terlalu cukup untuk terus memaksa Namja itu mengatakan tujuan mereka. Donghae akhirnya berhenti di sebuah padang rumput yang luas. Mulanya Ia ingin membawa Yoona ke tempat dulu pertama kali mereka bertemu, tapi Donghae mengurungi niatnya mengingat terlalu dini Yoona mengetahui siapa itu Donghae.

Donghae masih ingin bermain-main dan menebak-nebak sikap Yoona yang asli tanpa ditutup-tutupi oleh masa lalu. Donghae keluar dari mobil begitu juga Yoona. Yeoja itu mengikuti Donghae yang duduk di rumput yang hangat itu. angin tetap saja menggoyangkan rumput pendek itu hingga membuat kesan nyaman untuk tidur di sana. Begitu pula dengan ilalang-ilalang yang menjadi pemandangan di bawah rembulan dan bintang. Donghae menidurkan tubuhnya menatap bintang, begitu pula dengan Yoona setelah Donghae menawarkannya.

“Mereka hanya di perhatikan oleh seluruh manusia tidak lebih dari dua belas jam, padahal mereka sangat indah. Tapi mereka tetap mau bersinar” ucap Donghae sambil menatap bintang bintang itu kagum.

“Itu karena bintang itu memiliki bulan dan bulan memiliki bintang. Apapun akan mereka lakukan asal mereka tetap berdua. Bulan jika telah pagi masih menampakkan diri dalam wujud pucat tak berdaya dan memutih, karena bintangnya telah pergi” ucap Yoona sambil mengembangkan senyumnya. Donghae menatap Yoona dan ikut tersenyum. Tersadar ada yang melihat, Yoona melirik ke arah Donghae

“Kenapa Kau melihatku?” Donghae mengalihkan pandangannya dan kembali menatap langit. Lama Ia tak menjawab hingga akhirnya bibirnya tergerak untuk mengeluarkan apa yang ingin Ia katakan “Aku berharap dapat menjadi bintang untuk mu,” ucap Donghae “Entahlah. Melihat bebanmu selama ini yang terpancar jelas di wajahmu membuatku ingin melindungimu. Kuharap Kau bulan itu” ucap Donghae lalu menatap Yoona yang telah memejamkan matanya. “Aish, bisa bisanya Dia tidur di tempat seperti ini” kesal Donghae lalu beranjak dari tempatnya.

Yoona membuka matanya perlahan. Bukan tidur yang menjadi alasannya menutup mata. Hanya terlalu takut apa yang Donghae katakan adalah benar dan bukan hanya similir angin yang sedari tadi ikut mengisi suara dalam keheningan mereka berdua.

Donghae masuk ke dalam mobil untuk mengambilkan jacketnya dan Ia kembali untuk menyelimuti Yoona dengan jacket nya kemudian menatap jam tangan yang menggenggam pergelangan tangannya.

“Masih ada satu jam lagi sebelum matahari terbit”

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Yoona membuka matanya dan melihat sekitar. Kicauan burung serta similir angin yang masih setia mengisi sepinya suasana pagi ini. Cahaya yang mulai memasuki retina matanya memberikan efek perih karena sangat berbanding terbalik dengan kegelapan saat Ia memaksakan dirinya untuk benar-benar tertidur dan Melupakan hal yang Ia dengar sekitar dua jam yang lalu. Yoona duduk dan melihat sekitar. Udara segar mulai masuk penghirupan nya. Ada saatnya Kau melepas penatmu dari kekerasan dunia, dan di sinilah tempatnya.

“Matahari telah terbit” ucap Yoona penuh kekecewaan lalu matanya beralih ke arah Donghae yang tengah meringkuk menahan dingin. Yoona menyelimuti tubuh Donghae dengan jacket yang sedari tadi  menempel di tubuhnya. Tak sadar tangan Yoona tersentuh tangan Donghae yang sangat dingin

“Kau pasti kedinginan” ucap Yoona lalu menarik kedua tangan itu dan menghembuskannya. Berharap dapat menghangatkan jemari Donghae yang mendingin itu.

Hal ini pernah Ia lakukan saat Siwon jatuh sakit. Lagi dan lagi Ia mengingat Namja itu. dan kini Ia melakukan hal itu untuk Donghae, Namja yang baru Ia kenali dua hari yang lalu.

Donghae yang menyadari tangannya telah di beri kehangatan tak sanggup hanya untuk membuka matanya. Takut semua akan berakhir saat matanya terbuka. Ingin rasanya Ia tersenyum namun lagi-lagi diurungi niatnya itu. Sedikit perasaan lega singgah di hatinya. Percayalah, Dia benar benar ingin melindungi Yeoja itu dan membuatnya kembali pada masa masa indahnya saat Yoona yang berbeda usia empat tahun darinya terlihat lebih ceria menerima masalah di masa lalunya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Flashback**

“Sampai kapan kau mau di sini?” yoona tersentak kaget mengingat ia hanya sendiri di sini. ia mendongakkan kepalanya menatap arah sumber suara dan tangan yeoja yang tengah berbicara padanya itu pun mulai menarik kuat buku kecil di tangan yoona dan melemparnya jauh

“Kau tau? Kami tak punya banyak waktu untukmu! Cepat atau aku akan menarikmu paksa” ucapnya datar. Sungguh, justru karena kedatarannya itu membuat yoona lebih takut dibanding berhadapan dengan ibu tirinya.

“Ne, aku akan pergi setelah mengambil diary ku” ucap yoona kemudian melangkah pergi sebelum tangan yeoja itu menariknya dan mendudukkannya paksa hingga rok yoona kotor dengan tanah. Matanya menatap mata yeoja yang sekarang menjadi kakak tirinya itu seolah menantang,

“Beraninya kau!” yoona bangkit dari duduknya dan menarik rambut pirang yeoja itu hingga seseorang menahan yoona dan memukul tangan mungil yeoja itu keras

“Kau pikir kau siapa berani menjambak anakku! Cepat pergi! Kami semua menunggumu!” ucap Ibu tiri yoona sambil menarik Yoona paksa, tak perduli jika yeoja itu tengah meronta dengan teriakan serta diiringi dengan tangisnya .

Itu saat terakhirnya berada di sana, tinggal di sana sebelum ia pindah ke kota. Tempat yang Ia yakin akan jauh dari sini dan satu hal yang harus Ia tunggu. Nemo yang tak kunjung datang juga.

Matahari sudah berada tepat di atas langit saat Donghae kecil berlari menuju tempat itu. Ia tak menemukan seorangpun di sana dan memutuskan untuk menunggu hingga matahari berubah warna menjadi oren.

Ia menatap kecewa menyadari keterlambatannya. Entah apa yang ingin yeoja itu katakan.

Donghae melangkah pergi sebelum ia tersadar ada sebuah buku di sana, dan namja itu mengambilnya. Membukanya dengan segenap rasa penasarannya di halaman terakhir.

{ibu, aku sedang menunggunya saat ini. tapi ia tak juga datang.

Aku ingin menceritakan padanya tentang mu dan mengatakan akan pindah hari ini. tapi ia tak juga datang

Aku menunggunya, nemo ku. mungkin aku menyukainya. Apa ini aneh?

Bisakah aku menikahinya?}

 

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

TBC

Okey, saya sangat berterima kasih untuk respon positif dari cerita sebelumnya

Semoga yang kali ini dapat menarik lagi.

Next chapter :

Leeteuk : “Aku hanya ingin mengetahui aktifitasmu lebih lanjut sebagai doktermu. Dan sekarang Aku mengerti kenapa kau tidak pernah datang check up”

Kyuhyun : “Aku tau profesimu bukan orang yang baik baik. Dan Aku rasa itu cukup mudah untukku”

Yoona :  “Jangan di lepas, Aku sedang menangis”

Donghae : “Aku lagi bahagia Kyu. Hari ini aku akan melaksanakan my D-day”

 

Semoga penasaran kkkkk :p

Jangan lupa RCL 😉

Untitled-1 (7)

46 thoughts on “Sin, Hopelessness,Revenge and Love (Chapter 3)

  1. sudah mulai membaik hubungan YoonHae……oh ternyata mereka udah ketemu waktu kecil…….haeppa setia banget ya tetap ingat sama cintapertamanya………….penasaran ama next selanjutnyaaaaa…….lanjuuuuuuuuut thorrrrrrrrrrrrrr…

  2. berarti yoonhae dah saling suka dari kecil ya?
    terus diary yoona yang hilang ada pada donghae?
    penasaran banget nih, cepet lanjut…

  3. mereka tinggal berdua? haha jadi keinget sama kim na na+lee yoon sung 😀
    next part YHMnya dibanyakin lagi ya eonn

  4. Ternyata mungkin donghae itu cinta pertama yoona, begitu pula sebaliknya kkk~
    tapi jujur aku masih bingung sama pekerjaan donghae itu apa.
    kok bisa dia beli peralatan mewah kaya gitu?
    gimana ya kalau yoona tau ternyata donghae boong, padahal dia bukan sepupu siwon -_-
    di next chapter, apa kyuhyun udah ga marah lagi sama donghae? semoga aja hehehe

  5. makin suka sama jalan ceritanya, semoga yoona eonnie cepet sadar ya siapa donghae oppa itu:3
    Next thor, next partnya jangan lama-lama:)) fighting!

  6. t’nyta mrka pRnh ktmu wkt kciL hnya sja yoona yg tak tau nm asLi donghae…!? crta’y mkin seru ja jd pnzran ma crta sLnjut’y…!? bgaimna reaksi yoona kLo tau donghae adaLh cnta prtma’y…!? dtnggu part sLnjut’y

  7. huaaaaaa makin seru dan penasaran…….
    jadi yoonhae uda kenal dari kecil toh
    tapi yoonA tak menyadarinya……….
    profesi donghae oppa terlalu berbahya
    bagaimana kelanjutan kisahnya
    di tunggu mext chapter nya thor

  8. nah terjawab sudah alesan Donghae buat niat ny ngelindungin Yoona..tapi tetep yah tentang pekerjaan Donghae aku masih bingung..kekeke.,
    Menarik..Yoona ga sakit parah kan yah Chingu..pliis..jangan sad end nanti…mengenai perjanjian Dia sama ayah ny waktu kecelakaan..huhu..

  9. Waduh donghae ny mzh ingt yah teman msa kecik ny,pasti lma bngd kan yah waktu ny!!smoga yoona cpat sdar klo donghae itu nemo ny!!hee
    lnjtkan thor.ditunggu yah!!

  10. ououou terbongkar dech rsa penasarannya hehehe
    ternyata mereka teman masa kecil, cuma yoona ga tw namanya donghae
    tu sakitnya yoona ga parah kan ?? jgn sampai
    makin penasaran sma ceritanya
    ditunggu next partnya

  11. aw lucu bgt wkt ahjumma itu bilang YH pengantin baru dan nyangka yoona hamil kkk
    hm, jd YH udh saling suka wkt kecil nih..
    Di part ini bnyak sweetmomentnya akusuka;3
    dtunggu part slanjutnya. Hwaiting! 😉

  12. sudah cukup yoona mndrita krna ibu tirinya,, trus skrang, yoongnya sakit?? eumm maybe…
    yoonhae mulai ad kemajuan,, huwaaa,,senangnya. next ditunggu beb^^

  13. darah…
    Yoona ga sakit parah kan apa itu krn efek kecelakaan yg dia alami berharap sih itu cuma krn kecapean. Ternyata Donghae udah suka ama Yoona dr kecil ‘first love’, kyknya Yoona jg suka ama Donghae dr kecil, bnr2 yah nasib mempermainkan mrk… Semoga selama satu atap mrk bs saling jatuh cinta 🙂

    Berharap kisah ini berakhir dgn kebahagiaan buat YoonHae, stlh selama bertahun2 hidup dlm kesedihan dan kemalangan, next chapternya di tunggu thor. Gomawo…

  14. Chap 2 q g koment… koment di sini sekalian y…
    sbnrny donghae tu krja ny apa?? trus hbnganny sma siwon apa?

    tertwa dech wktu yoona di bilang hamil, truz di tmbah muntah! tmbh meyakinkan…

  15. aduh sayang banget aku baru baca kemarin Chp 1&2 dan Chp 3nya baru sekarang
    sumpah penasaran banget apa yoong bakal senyum seperti dulu ??
    sama kaya yg lain aku bingung sama pekerjaan Donghae, Yoong berdarah kenapa? sakit apa? wkwkwk Ahjumma yg jual makanan bikin aku ngakak , semoga tuh Donghae berhasil melindungi dan buat Yoona ceria kaya dulu, Next aku tunggu !

    buat ff baru kok ff yang lain gak di next?? nunggu banget nih yang Twins & Like A Dream hahaha,, tapi klo feel belum ada sama dua ff itu next ff ini aja juga gpp sih (-_-“)
    ouh yah maaf waktu Chp 1&2 gak komen soalnya penasaran sama nextnya jadi langsung loncat deh hehehehe,,,

  16. Apa diary biru itu milik yoong eonnie?
    Oh jadi mereka dulu udah saling kenal.

    Rasa suka yang dulu, kayaknya bersemi lagi nih.

    Next ditunggu.
    Fighting.

  17. Ternyata donghae sama yoona udh kenal sejak kecil, tp yoona gk tau kalo donghae itu adalah nemo nya..
    Gmna reaksi yoona kalo dia tau siapa donghae sebenernya?

  18. Y00na sakit & gk mau check up krna nganggap prcuma melakukan.a + teringat prjanjian dgn Appa.a saat dia k0ma dulu.,
    Kyaa, m0ment Y00nHae.a manis bgt waktu d bukit.,
    Isi d halaman terakhir buku diary.a Y00na pasti bakal trwujud,,

Komentarmu?