Sin, Hopelessness, Revenge, and Love (Chapter 2)

Sin, Hopelessness, revenge, and love

Author : Lee Hanna

Title       : Sin, Hopelessness,Revenge and Love (SHRL)

Length  : 4400+ words

Category : Chapter

Genre   : Angst, Family, Romance, Sad

Main Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Choi Siwon

Other Cast : Cho Kyuhyun, Jung Jessica, Hwang Tiffany, Kim Taeyeon, etc

Disclaimer : Before, this story was mine. i’ve strive so hard to make this story. This story is inspired from some Korean dramas I’ve ever watched before. Sorry for typos. don’t plagiarism my story without my permission. don’t forget to replace a comment for my story to next story will be more interesting. don’t bash the cast cause YoonHae is real.

Kalo sebelumnya diambil dari sisi Yoona. sekarang mari kita lihat dari sisi donghae dan melihat persamaan serta perbedaan mereka

okey ~ enjoy your reading

 

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ Sin, Hopelessness,Revenge and Love ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ •

Prolog Dongha’s Side

 

Lagu-lagu klasik masih memasuki pendengaranku. Di sebuah restaurant yang remang-remang karena memang berkonsepkan klasik seperti yang tertera pada papan nama toko ini “De Classico”

“Satu free wine untuk Namja tampan yang duduk sendirian disini” ucap seorang Yeoja yang berpakaian  hitam putih ini. Dari penampilannya dapatku simpulkan bahwa Ia seorang pelayan.

“Tidak , terima kasih” ucapku sambil melontarkan senyum terbaikku. Ia sedikit kaget begitu mendengar penolakanku. Mungkin terdengar aneh, aku tidak menerima wine gratis dari sini. Karena jelas saja aku bukan seseorang yang suka minum.

“Kau tampak lelah. Kami menawarkan pijat di lantai dua” tawarnya lagi sambil mengambil kembali sebotol wine yang sudah di letakkannya di atas meja, Aku tersenyum untuk menolak tawaran keduanya tanpa berkata kata lagi. Kemudian Ia mengedipkan sebelah matanya sebelum pergi dari tempatku.

Ku lirik jam tanganku saat seseorang menepuk pundakku. Aku menoleh menatap orang yang sudahku tunggu dari tadi, Perlahan Aku berdiri dan menyalaminya sambil memberikan senyuman terbaikku. Tangannya terasa kasar dan jam tangannya terlihat longgar. Biarku tebak, Ia sedang mengalami krisis ekonomi hingga habis bertengkar hebat dengan istrinya, terlihat dari dasinya yang tidak terpasang sempurna dan  raut wajah kusutnya. Dan Aku berani jamin, Ia baru saja menghabiskan waktunya dengan minum-minum di luar sana terlihat jelas dari matanya.

Aku membenarkan kancing lenganku dan tangan yang baru sajaku kenakan untuk menjabat tangannya, seperti tercium bau soju. Seketika bibirku tertarik untuk membuat sebuah smirk setelah menyimpulkan sesuatu.

“Maaf lama menunggu Aiden-ssi” Aku membalas ucapannya dengan tersenyum. Ia memang lebih tua dariku.

“Langsung saja karena Aku tidak ingin membuang waktuku lebih lama lagi.” Aku lalu mengambil sebuah kotak pena dari dalam jasku.

“Kau pernah melihat ini bukan?” Aku tersenyum sambil meletakkan kotak tersebut di atas meja, Ia pun tersenyum penuh kemenangan, namun dapatku lihat sebuah kekhawatiran di raut wajahnya

“Nde. Aku mengerti” Ia menjulurkan tangannya berusaha mengambil kotak yang ada di hadapanku sebelum Aku menyingkirkan benda itu terlebih dulu. Seolah mengerti, Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

Sebuah amplop coklat dan Ia menyodorkan benda itu padaku

“Apa… Ini asli?” Tanya Namja itu sedikit berhati-hati

“Sejak kapan Aku pernah membohongi mu?” Ujarku sambil mengecek isi amplop itu. Barang kali Ia yang mencoba untuk menipuku. Karena setiap orang yang menanyakan kebenaran, Ia lah yang telah melakukan kesalahan tersebut. Tapi uang tersebut asli tanpa penipuan.

Drrrt drrrrt

“Oh, maaf” ucapnya lalu mengangkat telponnya.  “Aku akan urusi nanti” Ia segera mematikan sambungan telponnya sepihak dan berdehem saat menyadari Aku yang sedari tadi menatapnya

“Istirku” ujarnya tanpa perlu Aku bertanya lagi. “Sudah berapa lama kau di Korea?”

“Aku baru saja sampai di Korea hari ini” jawabku

“Kau tidak mau menginap di hotelku? Aku akan memberikanmu pelayanan gratis” Aku tersenyum mendengar tawaran manis darinya. Ia mungkin tidak mengetahui jika kau memiliki saudara di sini.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Aku membuka pintu apartementku dan masuk. Seketika kakiku berhenti tepat di sebuah celana yang tergeletak manis di lantai. Langsung saja ku lemparkan tasku ke sofa dan beranjak ke kamar sambil melonggarkan dasiku yang cukup membuat sesak.

“Oh Hyung!!” Pekiknya dan beranjak dari tempat tidur. Kamar ini sangat bau. Botol wine dan kacang kacangan berserakan dimana mana

“Berapa orang yang kau undang tadi malam?” Ucapku datar

“Ah, tidak banyak. Aku hanya sedikit berpesta. Kapan kau sampai di Korea?” Ucapnya lalu merangkulku. Dan bau alkohol itu menyeruak ke penciumanku.

“Yak! Cuci mukamu dan gosok gigimu lalu temui Aku di meja makan!” Kesalku sambil menendang bokongnya. Ia tertawa kecil sambil berlalu masuk ke kamar mandi

“Aigo, lihatlah kamar ini! Kau pasti mengundang satu atau bahkan dua wanita kan?!” Kesalku lagi. Kini Aku mendelik geli pada pemandangan yang ku lihat di depan. Sebuah celana dalam merah berenda yang tergeletak manis di atas kasur.

“Berhentilah berteriak seperti Ahjumma, Hyung!” Pekiknya dari dalam kamar mandi.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Beberapa petugas kebersihan berdatangan dan membersihkan semua barang barang serta sampah sampahnya di rumah ini. Sementara Aku masih sibuk menatap Namja yang dengan lahapnya makan jjangmyun-nya.

“Semenjak kau di sini, apa saja yang sudah kau lakukan? Bagaimana kuliahmu?”

“Dalam setahun ini kau tidak bisa di hubungi hyung!!” Ucapnya dengan nada kesal hingga beberapa makanan itu muncrat saat Ia berbicara. Sangat menjijikkan. “Ada yang ingin Aku bicarakan” lanjutnya. Apa ini salah satu triknya untuk mengalihkan pembicaraan?

“Nanti saja. Aku lelah dan butuh tidur. Lagi pula ini sudah malam. Bagaimana kuliahmu?” tanyaku lagi

“Bisaku atasi” ucapnya enteng.

Cho Kyuhyun. Adik angkatku. Kami benar benar memiliki masalah yang sama. Orang tuaku meninggal karena uang saat Aku masih berusia sepuluh tahun, dan kedua Orang tua Kyuhyun meninggal karena melindungiku.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

 

Aku mendudukkan diriku di sebuah cafe di pinggir jalan. Cafe yang cukup menarik dengan pemandangan orang orang yang lalu lalang dengan kesibukan mereka masing masing.

Aku sudah kembali ke tempat Aku dilahirkan setelah lama pergi meninggalkannya.  Saat berumur empat belas tahun Aku sudah harus hidup mandiri di California. Dan di umur itu pula Aku melihat kedua Orang tua Kyuhyun di bunuh tepat di hadapanku. Hal yang membuatku merasa sangat bersalah pada Kyuhyun hingga saat ini.

“Selamat siang. Hari yang cerah” sapa seseorang. Aku mendongakkan kepalaku menatapnya dan tersenyum “Apa anda sudah menentukan pesanan?”

“Satu Latte Cappuchino

“Itu saja?”

“Nde”

“Sebentar ya.” Ia beranjak pergi meninggalkanku. Pelayan yang manis.

Drrrrt drrrrrt

Telponku berdering di atas meja meminta dijawab

“Kau dimana?”

“Di Korea. Wae?”

“Bagus. Temui Aku di tempat karaoke. Nantiku kirimkan alamatnya”

“Nde Hyung” jawabku lalu mematikan sambungan telponnya. Aku meraih jasku dan beranjak dari sini“

“Chogiyeo” ucap seseorang yang sedang menahan lenganku membuatku mau tak mau harus menghentikan langkahku. Aku menoleh dan di napan yang di bawanya terdapat pesananku tadi.

“Ah, Aku buru buru saat ini” ucapku sambil mengelus tengkuk belakangku yang sama sekali tidak terasa gatal “Bisa kau ambil dulu? Besok Aku akan kesini lagi dan membayarnya” ucapku lalu beranjak dari sini tanpa mau mendengar keluhannya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°*

“Aku yakin dia punya data datanya” ucap Namja yang kira kira umurnya sudah mencapai setengah abad ini. Ia menyodorkan sebuah kartu nama padaku. Kuraih kertas kecil itu dan melihat foto yang tertera di sana.

“Sepuluh juta won untuk ini. Aku sangat percaya padamu” ucap Namja itu lagi. Aku tersenyum miring mendengarnya

“Baiklah. Aku terima”

“Deadline nya sepuluh hari dari sekarang” ucap Namja itu lagi sambil menuangkan wine ke gelasku

“Tidak terima kasih” larangku sambil melontarkan senyumku. Aku tidak terbiasa dengan minuman itu.

“Tidak sopan menolak untuk yang satu ini. Apa lagi yang menuangkannya orang yang lebih tua” Aku baru mendengar ada tata krama seperti itu.

“Mian” jawabku lalu menerima tuangan wine tersebut dalam gelasku. Ia meneguk minumannya dan secara tidak langsung menyuruhku untuk meminum minuman ini. Sialan!

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°*

“Kau minum Hyung?!” Ledek Kyuhyun sambil tertawa lepas melihatku terkulai lemah di samping mobil. Ya, kau meneleponnya untuk menjemputku pulang dan itu reaksi pertama yang di ekspresikannya saat mengetahuinya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°*

Kepalaku masih terasa pusing hingga saat ini. Efek alkohol tadi malam masih sangat berpengaruh padaku.

Shit! Seharusnya Aku tidak bertingkah lemah terhadap Hyung itu.

Aku meneguk habis satu gelas air yang baru saja ku ambil dari dapur. Sementara di sana ada Kyuhyun yang baru masuk ke dalam rumah. Aku melirik jam melihat Kyuhyun yang baru pulang dengan ranselnya. Sepertinya baru pulang dari kampus. Dan yang benar saja, Aku tidur dari semalam hingga jam satu siang.

“Kau baru bangun Hyung?” Tanya Kyuhyun heran. Ia kemudian menghidupkan tv dan memasang beberapa kabel untuk PS nya

“Iya. Aku rasa Aku sudah cukup lama tertidur”

Daebak! Itu bukan cukup lama lagi, tapi memang sudah lama” ledeknya. Aku duduk di sofa memperhatikan Kyuhyun yang sedang bergelut dengan stick-nya. Satu pesan masuk di handphoneku. Menyuruhku untuk stay jam dua di rumah sakit.

Bahkan perutku saja masih kosong. Bagai mana bisa Aku bekerja? Ah, itu bukan sebuah pekerjaan yang sulit. Tapi itu tetap pekerjaan.

“Apa ada makanan di rumah?” Tanyaku pada Kyuhyun. Ia tidak menjawab.

Ok. Aku salah telah mencoba untuk mengganggu harimau yang sedang tertidur. Terakhir kali Aku mengganggunya main PS, Ia langsung teriak layaknya orang kesurupan karena kehilangan konsentrasinya dan kalah. Itu sudah lama sekali, tapi Aku rasa Ia belum berubah.

Kulangkahkan kakiku menuju dapur dan mencari bahan makanan. Bahkan sebutir telur pun Ia tidak punya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Aku  berjalan menuju sebuah cafe. Cafe kemarin, dan Aku mengambil tempat duduk yang sama.ku rasa Aku sudah nyaman dengan posisi ini. Aku bisa melihat orang orang dari sini.

Perutku terus saja meronta-ronta meminta untuk segera di sumbat makanan, namun tak satupun waitress menuju ke arahku hingga ku putuskan untuk pergi ke meja pemesanan.

Aku berdiri di sana dan menekan bel dengan kesal karena tak satupun waitress terlihat di dalam cafe ini. Dan Aku sudah menekan bel untuk yang ke tiga kalinya.

Kring …

Itu yang keempat kalinya. Oh ayolaaah… Kemana semua waitress di sini?!

“Ah, mian” ucap seorang Yeoja yang terlihat terburu buru setelah keluar dari ruang belakang. Dapat  kulihat dari pintu yang tadi di bukanya, seorang Namja paruh baya tengah mengumpulkan karyawannya. Sepertinya mereka sedang di beri teguran.

“Mau pesan apa?” Tanyanya padaku ramah dan tersenyum. Sebuah senyuman paksaan darinya hari ini.

“Segelas lemon tea dan spageti” ucapku sambil menatap papan tulis kapur yang berisikan menu menu special yang terletak di samping kasir ini. Jariku terus saja menghentakkan pelan meja kasir ini sambil menimbang-nimbang pesanannya.

“Kau…” Aku beralih menatap pelayan ini yang sedang bingung menatapku dan kunaikkan alis mataku untuk menunggu kelanjutan ucapannya yang di gantungkannya.

“Aku kenapa?” Tanyaku. Ia mendekatkan wajahnya dan melotot seketika

“w-wae?” Tanyaku kaget dan memundurkan jarakku sebelum Ia menarik pundakku untuk tetap pada posisiku

“Kau yang memesan Latte Cappuchino kemarin kan? Kau tau? Itu yang sedang di permasalahkan dengan Bossku sekarang. Kebetulan kemarin Ia mengecek pemasukan dan tidak sebanding dengan barang pesanan” Aku mengerutkan keningku dan mendekatkan wajahku, menatap matanya dalam. Ya tuhan, ini sangat indah.

Ia sedikit tersentak karena jarak kami yang sangat berdekatan dan Ia memundurkan wajahnya.

“Jadi bagaimana? Apa kau punya uang nya sebagai ganti?” tanyanya

“Apa kau tidak menggantinya kemarin?” Ia tersenyum kecut dan menggelengkan kepalanya pelan “Yasudah, Aku ganti. Maaf merepotkanmu” ucapku lalu mengulurkan uangku. Ia memasukkan kedalam kantungnya dan lanjut membuatkan pesananku. Ia meletakkan secarik kertas di sebuah jendela kecil yang menghadap kedapur.

Ia lalu mengambil gelas dan mulai membuatkan lemon tea untukku. Dari wajahnya terpancar sebuah kelelahan dan kekhawatiran.

Satu…

Dua…

Tiga…

“Pesanannya sudah siap. Gumawo” ucapnya sambil tersenyum padaku dan menyerahkan napannya. Ia segera kembali masuk ke dalam ruangan sebelum Aku sempat menjawab ucapannya. Ia sangat terburu buru dan anehnya, jantungku berdegup kencang saat itu juga.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Aku tetap menikmati makananku dan sesekali menatap pintu tempat Ia masuk tadi. Semua temannya telah keluar kecuali dia. Ada apa dengannya? Dan kenapa aku mengkhawatirkannya?

Makananku sudah selesai tapi mataku tetap mengarah pada pintu yang tertutup itu berharap Ia keluar.

Drrrrt drrrrt

Ku lihat pesan masuk di layar handphoneku dan bergegas meninggalkan tempat ini, menuju rumah sakit dengan kecepatan mobil yang maksimal sambil sesekali melihat berkas yang tersedia.

Aku melewati lorong rumah sakit. Jari tanganku masih setia men-scroll down handphoneku dan mataku masih menatap apa yang tertera di sana dengan lekat. Tak jarang Aku menabrak beberapa orang di sini hingga Aku berhenti di sebuah lift.

Aku memperbaiki penampilanku di dalam lift dan keluar dengan sikap normalku.kulangkahkan kakiku menuju ruangan yang di tuju sebelum Aku dengan sengaja menabrak seorang Namja yang sedang memopoh seorang Yeoja

“Tidak bisa kah kau melihat saat berjalan, anak muda?” Hardik Namja itu. Aku sedikit memperbaiki pakaianku dan mencoba untuk memandang kesal kearahnya. Ya, benar dia orang yangku cari. Dan di sebelahnya ini, istrinya yang tampak pucat dan lemah. Gotcha!

“Dasar anak sekarang” kesalnya lalu kembali menggopoh istrinya

“Ahjussi” ucapku tanpa beralih menatapnya “Kanker istrimu terlihat makin parah” Namja tua itu bergegas mendekatiku dan mendorongku, membawaku kesebuah lorong di rumah sakit ini dengan mata penuh amarah dan meninggalkan istrinya demi menggeretku ke sini.

“Dari mana kau tau? Tidak bisa kah kau rahasiakan ini darinya? Sekalipun kau melihat kondisinya dan bisa dengan mudah menebaknya, jangan sesekali kau katakan itu di hadapannya” Desisnya dengan nada penuh ancaman. Giginya merapat dan matanya membulat menahan amarah

“Semua orang juga tau istrimu terkena penyakit apa saat mereka melihatnya, ” kesalku “Ehm… Aiden Lee imnida, bisa kita berbicara lebih lama, Jung Il Kook-ssi?” Tanyaku. Ia terlihat kaget saat aku menyebutkan namanya

“Yeobeo…” panggil istrinya parau dan mulai mendekati kami. Ah, mengganggu saja. Aku tersenyum simpul dan meletakkan kartu namaku di kantung jas nya.

“Hubungi Aku satu jam dari sekarang” ucapku lalu pergi meninggalkannya. Saat melewati istrinya yang terlihat aneh menatapku, Aku hanya membungukkan badanku dan tersenyum pada Yeoja tua itu lalu kembali berjalan melewatinya dan tersenyum penuh kemenangan.

Sekilasku lirik jam tanganku dan kembali tersenyum “Satu jam dari sekarang”

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Aku berjalan menuju apartementku. Beberapa barang belanja masihku bawa di pergelangan tangan kiriku. Saat pulang dari rumah sakit tadi Aku langsung beranjak ke supermarket untuk membeli bahan bahan makanan. Aku tidak mau terulang lagi masalah seperti tadi pagi. Aku hampir mati karena tidak ada makanan satu pun di dalam kulkas.

Pib pib piiiib

Pintu terbuka setelahku tekan passwordnya.

“Hyung pulang” ucapku sambil melepas sepatuku. Langkah kakiku berhenti begitu melihat Kyuhyun yang berdiri di hadapanku dengan tatapan nya yang… Entah lah, ada sedikit amarah dan kekecewaan di sana

“Annyeong Hyung” ucapnya dengan senyuman paksaannya “Bagaimana harimu?” Tanyanya lagi

“Aku baru saja membeli beberapa makanan”

“Tadi atasan mu dari California menelpon” ucapnya. Deg! Atasan? Aku bahkan sudah di berhentikan saat aku di jebloskan ke penjara dan bagaimana bisa ada seorang yang mengaku atasanku dan mencariku?

Aku beralih menatapnya bingung, dan Ia sudah tersenyum miring. Smirk nya berhasil membuatku merinding

“Ia bilang untuk segera mengembalikan uangnya” ucapnya lagi. Kakiku melemas dan tanganku mengepal. Namja bajingan itu!

“Selesaikan masalahmu dulu. Kita bicara nanti” ucap Kyuhyun lalu berlalu meninggalkanku.

Ia berhenti tepat di depan pintu “Aku kecewa padamu Hyung” desisnya kemudian membuka pintu dan pergi. Shit! Dimana dia? Apa Ia mencariku hingga ke Korea?

“Kau tidak mau mengejarnya?” Ucap seseorang dan sontak  Aku langsung beralih menatapnya.

“Kau, Aku sudah bilang kan untuk tidak mengejarku? Aku akan membayarmu nanti” kesalku

“Kau terlihat sangat khawatir. Aku hanya tertarik pada kehidupanmu. Ayolah bro, kau tidak mau mati konyol kan? Aku hanya selalu ingin mengingatkanmu akan utangmu saja” ucapnya lagi , Ia beranjak dan memperhatikan foto-foto yang terpajang di atas meja “Whoa! Siapa Yeoja ini? Adikmu?”

“Kau mengatakannya?” Tanyaku kesal tanpa menghiraukan pertanyaannya

“Tentu saja, Aku tidak pandai berakting seolah Aku tidak mengetahuinya” ucap Namja itu.  Barang belanjaanku langsung jatuh ke bawah dan sontak saja Aku menarik kerah baju bajingan ini.

“Aku sudah katakan untuk menjauhi keluargaku, bajingan!” Pekikku penuh amarah sambil menyeretnya ke luar apartement ini dan Ia masih bisa tersenyum. Dasar setan gila!

Saat di California, aku mulai sukses dengan karirku di usia muda, di saat aku harus memanfaatkan beberapa anak konglomerat beraliran korea yang tinggal di sana agar dapat bekerja di perusahaan orang tua mereka dan saat itu, pacarku mengetahui maksud lain dariku untuk bersamanya dan berapa banyak yeoja selain dia yang ku kencani demi hal ini membuat emosinya benar benar memuncak dan dengan bodohnya meminta bantuan pada seorang namja yang menyukainya hingga namja itu sangat berambisi untuk menghabisiku.

Flashback***

“mian, aku juga tak tau akan menjadi sejauh ini. aku sudah mencegahnya dan…” yeoja itu menghentikan kata katanya sambil sesegukan, berharap ku tenangkan. Tapi kali ini tidak. Aku benar benar sudah muak dengannya. Jika saja ia tidak tersulut emosi pada waktu itu, maka masalah ini bisa dengan mudah di selesaikan mengingat aku sudah belajar untuk meninggalkan yeoja lain dan hanya terpaku padanya.

End of flashback***

 

Drrrrt drrrt

Aku melepaskan genggamanku dengan nafas tersenggal senggal sambil memeriksa handphoneku. Sebuah pesan masuk dari Ahjussi tadi dan Aku harus pergi sekarang. Aku menghembuskan nafas kesal. “Pastikan untuk tidak muncul di hadapanku lagi”  ucapku padanya lalu beranjak dari tempatku saat ini

“waktumu hanya ada 29 hari lagi Aiden, tidak. Maksudku Lee Donghae-ssi” ucapnya kata katanya berhasil membuat langkah kakiku berhenti. Kendalikan dirimu Lee Donghae!

Aku kembali berjalan meninggalkannya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Kami masih tetap diam dalam beberapa saat. Ia menatapku yang sibuk dengan makananku.

“Sebenarnya, siapa kau?” Tanyanya. Namja itu bahkan tidak menyentuh sendoknya

“Kurasa itu tidak penting saat ini”  jawabku lalu mengelap mulutku dengan serbet yang telah di sediakan  “Aku hanya ingin membuat sebuah penawaran yang tidak mungkin akan kau tolak, Jung Il Kook-ssi. Kepala Laboratory Byun-Gi Electronic” Ia sedikit tersentak begituku ucapkan nama dan pekerjaannya

“Kau bahkan tau namaku dan pekerjaanku, siapa kau? Siapa yang mengutusmu?” Tanyanya dan kujawab dengan sebuah senyuman. Ia terlihat kesal dan beranjak dari kursinya.

“Aku tau sedikit tentang penyakit istrimu. Ia akan membutuhkan banyak biaya di masa yang akan datang, bukan hanya sekitar 3 juta won perbulan untuk obat, bahkan operasinya pun sangat mahal. Uang yang kau pinjam di rentenir dan bank akan berakhir saat itu juga dan sekolah anak mu di Australia juga akan be-” Ia kembali duduk dengan wajah cemasnya dan membuatku  semakin mudah untuk menjalankan tugas ilegalku. Ini lah caraku untuk menjalani hidup di saat semua perusahaan menolak kinerjaku saat mengetahui aku adalah mantan narapidana.

“Sebenarnya siapa yang menyuruhmu?” Tanyanya lagi.

“Itu juga tidak penting” jawabku dan meletakkan sebuah flashdisk di atas meja “Soal mesin mobil rancangan Byun-Gi Electronic, jika kau memberikannya maka kau tidak akan perlu memikirkan soal uang seumur hidupmu. Kau bisa me-operasi istrimu ke luar negri, anakmu lanjut sekolah dan hutang mu lunas” ucapku. Ia tersenyum bahkan seolah ingin menangis.

“Aku tidak tau perusahaan pesaing mana yang mengutusmu . Tapi… Kapan Aku harus menyerahkannya?” Tanyanya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Aku memasukkan uang ke dalam bank dan diam dalam waktu yang lama di sini. Uangku baru terisi kemarin dan sudah terpotong untuk biaya hidup Kyuhyun dan Ji Eun, dongsaengku. Bagaimana bisa aku menyelesaikan hutangku dalam waktu satu bulan ini? Aku menghela nafas dan kembali masuk ke dalam mobilku untuk pulang.

Sudah jam dua belas malam dan Kyuhyun belum juga pulang. Aku tidak tau apa Ia kabur atau bagaimana. Ia pria yang sudah dewasa setidaknya. Aku tidak perlu mengkhawatirkannya.

Aku masuk ke dalam kamar sebelum pintu depan terbuka. Langkah kakiku terhenti dan sorot mataku menatap kearah Namja yang melangkahkan kaki ke arahku. Ia menatapku sangat sinis.

“Marah lah, jangan di pendam” ucapku sebelum menarik nafas panjang.

“Bagimana bisa Aku marah? Kau membuatku menjadi orang paling jahat di dunia ini” ucapnya. “Kenapa kau tidak katakan kau sangat tersiksa di sana? Kau tau? Di mataku kau adalah seorang yang sukses dan Aku…” ia menarik nafas seolah sangat susah mengatakannya “Aku sempat sangat iri padamu. Kenapa kau tidak katakan kau sangat menderita di sana sedangkan Aku di sini sangat bahagia?! Sekarang Aku tau, seharusnya Aku tidak menggunakan uang untuk hal yang sia sia” ucapnya dan sukses membuatku  terdiam seribu bahasa. Seburuk itukah Aku? Membuat orang lain benar-benar menjadi merasa pecundang karena kebohonganku. Sejahat itukah Aku?

“Ini tidak seperti yang kau kira Kyu” ucapku nanar. Ia hanya berdecak kesal dan meninggalkanku sendiri di sini, masuk kedalam kamarnya tanpa berbicara sepatah katapun.

Aku beranjak ke kamarnya dan mengetuk pintu kamarnya berulang kali. Aku tau, memaksa sesuatu memerlukan waktu. Apa lagi untuk orang seperti Kyuhyun.

“Kau boleh marah padaku. Terserahmu mau marah dengan cara bagaimana pun. Aku minta maaf. Tapi berjanjilah untuk tidak berhenti kuliah.” Ucapku dari depan pintu kamarnya. Berharap Ia mendengarkannya. Semoga saja.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°*

“Satu burger extra dan satu orange juice”  suasana pagi ini di sebuah cafe langgananku. Aku memilih tempat duduk yang seperti biasanya. Aku mengangkat tangan kananku dan seorang pelayan datang padaku. Yeoja itu. Baru pagi dan wajahnya sudah terlihat sangat lelah

“Dasimu bagus,” pujinya dengan sebuah senyuman yang sangat bersinar mengalahkan teriknya matahari pagi”Mau pesan apa?” Lanjutnya. Satu hal yang ku dapati dari wajah cantiknya, wajahnya sedikit pucat hari ini.

“Dan mukamu pucat” ucaku “Aku tidak pesan banyak, hanya o’coffee” ucapku lagi. Ia tersenyum dan mengangguk

“Tunggu sebentar” jawabnya lalu beranjak dari sini. Aku masih melihatnya yang berjalan mengarah ke meja stuf-nya. Ia mulai mempelambat kecepatan jalannya dan dalam hitungan ketiga, Ia terjatuh sebelum dengan cepat Aku beranjak dari kursiku dan menahannya

Gwaenchana?” Ucapku khawatir. Matanya masih sayu, dan bibirnya tampak sangat pucat “Ne” jawabnya pelan dengan bibir yang bergetar lalu matanya tertutup membuktikan omongannya tak sesuai dengan keadaannya saat ini.

Para pegawai lainnya sudah melingkari kami, menatap khawatir pada yeoja itu

“Im Yoona, omo”

“Dia sudah sakit dari tadi”

“seseorang tolong bawa dia” beberapa ocehan dari mereka masih dapatku dengar. Tunggu, im Yoona?

“Yoong!”Ucap seorang Namja. Ia terlihat panik dan dapatku lihat dari pakaiannya, Ia seorang koki. Ia terlihat khawatir dan segera beranjak untuk menggendong Yeoja ini sebelumku tepis tangannya dan menatap matanya “Biar Aku saja. Aku mengenalnya, lanjutkanlah pekerjaan mu” ucapku lalu bergegas meninggalkan lelaki itu dan beberapa pelayan lainnya.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

“Permisi” Aku berbalik manghadap sumber suara. Seorang Namja paruh baya dengan jas putihnya berdiri di hadapanku “Apa anda mengenali pasien?” Tanya Namja itu padaku

“Eh? Aaah. Iya” jawabku tak yakin.

“Sebaiknya pasien harus check up, apa ini sering terjadi padanya sebelumnya?”  tanya dokter itu. aku tak yakin, mengingat ia pada hari hari sebelumnya sangat bersemangat.

“tidak dok”

“Kalau begitu Ia hanya dehidrasi dan kelelahan. Ia butuh banyak istirahat, makan nya juga tidak teratur.ku harap anda bisa memantaunya”ucap dokter itu.

“Nde, ghambsahambnida sajangnim” ucapku lalu sedikit membungkukkan kepalaku. Kemudian Ia pergi meninggalkanku yang masih diam menatap benda kecil di tanganku. Sebuah kartu nama dari seorang pasien yang ada di hadapanku, Im Yoona.

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°*

“Im  Yoona im Yoona im Yoona im Yoona” Aku mengubrak abrik buku buku milik Kyuhyun sambil mengulang ulang nama yeoja itu, dan tanpa kusadari, sudah lebih dari dua jam Aku di sini, mencari sesuatu seperti orang gila.

“Aaah” lenguhanku memanjang saat segelas air baru saja mengaliri tenggorokanku. Aku butuh makan, mencari buku itu benar benar membuatku lapar.

Cklek

“Oh, Kyu kau pulang” ucapku saat melihat Kyuhyun yang baru saja keluar dari balik pintu, sedetik kemudian Aku baru menyadari kalau Ia sedang marah padaku. Tidak mungkin Ia menjawab sapaanku. Aku sedikit berdehem dan berjalan memasuki kamar

“Aku membawakan jjangmyun untukmu” ucapnya. Aku berhenti melangkahkan kakiku menuju kamar dan berbalik menatapnya yang kini sudah di telan pintu.

Semangkuk jjangmyun yang di belikannya untukku. Ini sedikit membuatku kesal karena harus melihatnya seperti ini. Aku berjalan menuju pintu kamarnya dan mengetuknya pelan

“Kyuhyun-ah, apa kau melihat buku kecil Hyung yang berwarna biru?  Buku harian cinta pertama Hyung. Seingatku , Aku tidak membawanya ke California ” ucapku. Tetap tak ada respon darinya

“Kalau kau ketemu, berikan padaku ya”

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

Aku berjalan kaki menuju rumah yang ku cari selama semalaman melalui komputer ku. Sangat jauh hingga Aku sampai di sebuah rumah kecil berwarna putih. Hari sudah sangat malam saat ini. Aku mengatakan pada Kyuhyun akan menginap di rumah temanku. Ya, tidak bisa dikatakan teman. Masih tak ada respon darinya hingga Aku sampai di tempat tujuanku.

Aku perlahan masuk dan mengetuk pintu rumah ini

Toktoktok

Tak ada yang membukanya. Dan Aku mengetuk untuk yang kedua kalinya barulah pintu ini terbuka.

Terlihat seorang Yeoja dengan piyama tidurnya. Ia tidak pucat lagi.

“Nuguseyeo?” Tanyaku saat Ia juga menanyakan hal yang sama

“Ah, kau pasti… Im Yoona bukan?” Ucapku. Ia melirikku dari atas sampai bawah. Ia terlihat sangat lucu. Aku pasti mengganggu tidurnya saat ini.

“Ah, ne… Nugu?” Tanyanya.

“Aku…Lee Donghae” Jawabku. Aneh, Aku telah berjanji untuk mengatakan namaku adalah Aiden pada orang yang baruku kenal. Lee Donghae hanya nama masa laluku dan nama untuk keluargaku. Namun di sini Aku tidak mengatakan bahwa Aku adalah Aiden.

“Donghae?” Tanyanya mengulangi apa yang Aku katakan. Ia mulai terlihat kebingungan memikirkan sesuatu

“Ah, nde. Aku sepupunya Choi… Siwon” ya, Siwon adalah mantan pacarnya. Terpampang jelas di beberapa media sosial  saat Aku mencari tau nama Im Yoona di internet. Itu yang ku tau. Tapi Siwon sekarang sudah menikah. Dan dugaanku benar, Ia terlihat kaget seolah masih memikirkan namja itu.

“Oooh, lalu?”

“Yah, Aku dari Mokpo dan pindah ke Seoul, Aku tidak tau dimana harus tinggal dan Ia menyarankanku untuk tinggal di sini. Aku tidak tau kalau ini ada pemiliknya”  Aku tersenyum pasti saat Ia speechless mendegar jawabanku. Bukan Lee Donghae namanya jika aku tidak bisa menemukan data data yeoja itu hingga sedetail ini.

“A-Aku sudah tinggal di sini. Bisa kah kau mencari tempat lain?” tanyanya seperti memohon. Oh lihatlah, bagaimana bisa ia tinggal di tempat seperti ini sendirian? Benar benar membuatku khawatir.

“Ini adalah rumah Siwon, dan Ia menyuruhku untuk di sini dan Aku adalah saudara nya”

“Aku yakin jika Aku mengatakan Aku tinggal di sini lebih dulu Ia tidak akan rela Aku tinggal dengan Namja lain” ucapnya membela diri. Ia sangat kekeuh tidak mau menerimaku. Ayolah, tujuanku di sini hanya untuk melindunginya

“Tidak rela kau tinggal dengan Namja lain? Hey, ingat. Siwon sudah memiliki istri” ucapku. Ia terdiam lagi. Masa bodoh. Aku langsung masuk ke dalam rumahnya dan melihat isi dalam rumah Yeoja ini.

Cat di dindingnya bagus. Ia pasti membayar mahal untuk ini karena sepertinya cat dinding ini masih sangat baru dan barang barang di sinipun masih baru.

“Rumah yang cukup cantik” pujiku “Cukup untuk kita berdua” lanjutku lagi

“Mwo?!”

 

• ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́  •°• • ☆ ◦º°●ː̗̀☀̤̣̈̇ː̖́ ●°

TBC

Hollaaa pyro!!!! ^0^)/

Sekarang kita memantau dari sisi donghaenya. Dia bukan sepupu nya siwon ‘3’)

Terima kasih untuk komentarnya kemarin ><) ngeheheheee~~ aku senang kalian bisa memberi respon positif n_n

Semoga suka dengan part ini dan mau menunggu part selanjutnya J

Atau perlu aku kasih preview next chapternya?? Karena part selanjutnya benar benar full of YoonHae momment…

 

Yoona : “Kita harus buat peraturan untuk rumah ini”

Ahjumma : “Kalau begitu kalian pasti pengantin baru. Memang saat istri sedang hamil, suka bertingkah aneh”

Donghae : “Aku tidak tau.melihat bebanmu selama ini yang terpancar jelas di wajahmu membuatku ingin melindungimu.”

 

Semoga dengan preview ini dapat membuat para readers penasaran ngeheheheeee :3

Don’t forget to RCL~

 sds

48 thoughts on “Sin, Hopelessness, Revenge, and Love (Chapter 2)

  1. Whoooaa…DAEBAKK
    Donghae.,,,,ya ampunn,,sweet bgt. Pengen ngelindungin yoona.
    Sempet bingung pas d awal,,tpi akhirnya ngerti sma maksud authorr., kkyyaaa, nggak sabar baca next chap.
    Semoga momentnya YH tmbh bnyak.
    FIGHTING!!!

  2. Sedikit bingung sama pekerjaan donghae apa, dan kenapa kyuhyun marah banget sama donghae? apa karena donghae dapet uang karena menipu? butuh penjelasan yang masuk ke otakku -_-
    sepertinya mereka sama-sama mengalami masalah yang pelik, tapi bedanya donghae bisa lebih tenang daripada yoona.
    dicerita yoona yang di part 1 kan ceritanya buku diary dia hilang satu, diary pertama dia. mungkinkah buku diary yang dicari donghae itu milik yoona?
    banyak teka-teki yang masih harus terkuak di ff ini.
    penasaran? tentu, kau tahu betapa penasarannya aku thor? hahaha
    apalagi saat dapet clue kalau part selanjutnya akan dibanjiri oleh yoonhae moment 😀

  3. Tadinya sedikit bingung ps bagian atas nya ehh pas baca sampai bawah baru ingat ehehehe … NEXT ya !!
    and jangan lama-lama next nya

  4. oh,t’nyta donghae bukn sepupu siwon dia hnya membohongi yoona ja…!? wah,emng kasus apa yg d prBuat dOnghae shngga dia d pnjra dLu..!? gmn ya kizah yoonhae sLnjut’y pnzran…!? dtnggu part sLnjut’y ne

  5. jadi sebenarnya yoooong adalah cinta pertamanya haepa yaaaaa kok yoooong bs g kenal ama haeppaaaaa……berarti haeppa bojong dong soal dia sepupunya siwonnn……penasaran ama part selanjutnya thorrrrrr……next…..

  6. Sbnar ny smpai ending nie ff gak paham jga mzh,mungkin perlu beberpa kli bca dlu kli yah!!hee
    yg que tw disni donghae itu sbnar ny bkan sepupu siwon,sbnar ny dy syapa jd pngn ngelindungi yoona n aq jg bngung sma pkrjaan ny donghae.!!
    Next yah n jgn lma2!!hee

  7. part besok full yoonhae moment?? kyyaaaa… ayo thor secepatnya ya next chapnya, sudah ga sabar. hehehe
    oya, kalau bisa next chapnya panjangan ya, fighting!!^^

  8. Huaa hae ternyata bohong ya wkwkwk..
    Baca ini bikin senyum2 pas part hae ketemu yoona, apalagi hae mau ngelindungin yoona.
    Sumpah ff ini keren banget. Lanjut thor =D

  9. benar2 gk sbar nunggu klnjutannya beb,, pensran. sungguh.. donghae sbnarnya knpa ya?? org baik or jahatkah.haha. next ditunggu beb(:

  10. ououou
    ternyata donghae bukan sepupunya siwon
    trs knp donghae pkai bohong, sbenarnya apa tujuan donghae ke yoona
    atau jgn” yoona cinta pertamanya donghae??
    ah molla, bruan dipost part selanjutnya , udh penasaran soalnya hihihihihi

  11. sempet bingung diawal but its okay kkk..
    Pekerjaan Donghae, seolah mengingatkan saya pd sosok kang maru di Nice Guy ^^
    oke thor, ditunggu next chapternya~ fighting 😉

  12. Whoaaa.. Daebakk!!
    walaupun masih gangerti awal2nya sampe harus baca ulang yang yoona sideny-__- dan masih gangerti, apalagi sama kerjaan donghaenya hehe-*okeemangakulemot-_-tapi daebakk kokk.

    di yoona side, yoong bilang buku diary-nya ilangg satu-kan? jangan2 buku yang diary-nya itu yang sama donghae lagi yang ilang….yoona cinta pertama donghae kah??
    penasarann~ ditunggu chap berikutnya yaaa^^
    keep writing chingu:)))

  13. Oalaahhhh , donghae bukan sepupunya siwon toh ,, trus apa maksud+tujuan donghae ngaku2 sepupunya siwon k yoona dan tnggal breng sama yoona ,??? Gaaa ada maksud jhat-kan ???? Aku kurang paham sama apaa yg terjadi sama donghae d california , kok dia bisa punya utang smpe d kejar2 k koreaaa trus prnah d penjara pula ??? ditunggu lanjutannya thorrr ,

  14. huaaa .. kayak nya akan rumit perjalanan yoonhae untuk selanjut nya nih …
    ternyata oh ternyata .. donghae oppa pekerjaan nya gk bener ….
    pasti ada alasan dibalik itu semua..
    penasaran bingit
    di tunggu kelanjutan nya thor 😀

  15. sumpah kepo bnget sama sosok Donghae,misterius bnget nih bocah…
    Di mulai dari pekerjaan ny dia yang masih agak2 membingung kan..dan sekarang mau ngelindungin Yoona,ooo….ada hub apa memang YoonHae nih..dulu mungkin..?
    Ah tau deh,mending aku baca deh part 3 ny..udah ada kan? Hehe ijin baca yow..

  16. aduhh,,,
    bingung nih msh byk teka teki yg blm terungkap, sbnrnya Donghae itu kerjaannya apa, apa mgkn dia org bayaran tp ga nyampe bunuh org kan, trus knp dia ampe di penjara, keslahan apa yg dia perbuat?

    Donghae ama Yoona dah sering ketemu di cafe kan, tp kok Yoona kyk lupa gt ama Donghae. Kira2 siapa cinta pertamanya Donghae, Yoona kah, penasaran tingkat akut. Lsg loncat ke part 3 aja deh kl gt 🙂

  17. Lagi” harus berhenti dengan kata ‘mwo??’
    hahaha

    hae kenal yoong? Kok bisa?
    Dan juga buku harian?
    Huaaaaaa penasaran.

    Next ditunggu.
    Fighting.

  18. eoh,,mereka takdir haha hae itu penipu ya? mslahnya ap smpai msuk pnjara??diari itu jugaa.. makin seru :3

  19. Kyahahahahaha gue pikir si donge beneran sepupunya siwon.. Eh ternyata bukan ya? Kayanya hidupnya yoonhae sama-sama pelik…

  20. Oh bgtu toh awal donghae mengenal yoona..
    Aku kira donghae udh mengenal lama,, tp atas alasan apa donghae mau melindungi yoona
    Secara mereka kan baru pertama bertemu.

  21. Trnyata D0nghae ngaku ke Y00na kalau dia adalah sepupu.a Siw0n hanya karangan dia aja supaya bisa tinggal brg & ngelindungin Y00na yg merupakan First L0ve.a dulu,. Tp krjaan.a D0nghae p? K0g kyk ‘sesuatu’ yg gk benar smpai Kyuhyun yg ngira hidup D0nghae bahagia d Calif0rnia stlh tau yg sebenar.a, dia marah ke D0nghae.?
    Lanjut baca next chaptr.,-_-

Komentarmu?