The Precious Y (Chapter 2)

catsTitle                                                 : The Precious Y

Main Casts                                      : Lee Donghae, Im Yoona, Cho Kyuhyun

Genre                                               : Romance, friendship, family

Author                                            : Ci

Cover created by                           : Hanna

 

CHAPTER 2

Yoona terlihat sedang memilih-milih menu yang akan dipesannya begitu juga dengan lelaki yang duduk di hadapannya, Kyuhyun. Setelah memutuskan apa yang dipesan maka perbincangan di antara mereka pun berlanjut.

Oppa, terimakasih ya kau sudah mengantarku ke butik bibi Kim hari ini. Kau itu selalu saja ada kalau aku membutuhkan bantuan. Maka dari itu lain kali jika kau memerlukan bantuanku kau tidak usah sungkan menghubungiku,” kata Yoona melanjutkan acara berbincang-bincang mereka.

“Kau ini Yoong seperti berbicara dengan orang lain saja. Aku ini tulus membantumu apapun itu. Kita kan sudah berteman dari kecil, jadi di sini karena aku sebagai laki-laki maka sudah seharusnya aku pula yang menjagamu dan membantumu. Lagi pula kau kan baru sekali ini ke Korea, kau pasti belum tahu seluk beluk daerah di sini kalau kau tersasar bagaimana?” jelas Kyuhyun panjang lebar.

“Iya aku mengerti Kyuhyun oppa. Aku beruntung sekali mempunyai sahabat sepertimu. Gomawo Kyuhyun oppa ku yang tampan,”

Yoona mencubit kedua pipi Kyuhyun dan menggoyang-goyangkan kepala Kyuhyun ke kanan dan ke kiri. Sedangkan Kyuhyun hanya pasrah menerima perlakuan dari Yoona. Ia sudah terbiasa menerima perlakuan seperti itu dari sahabat kecilnya.

“Iya iya sama-sama Yoong. Memangnya tadi apa sih yang kau bicarakan dengan bibi Kim?” tanya Kyuhyun sembari menikmati minumannya yang baru saja diantarkan oleh pelayan.

“Tadi aku meminta saran pada bibi Kim bagaimana caranya untuk membuka butik di sini. Sebelum aku benar-benar membuka butik kan aku harus tahu bagaimana caranya dan bertukar ilmu dengan yang sudah ahli. Aku kan hanya melanjutkan 2 semester lagi di sini jadi sejak jauh-jauh hari aku harus sudah mempunyai bekal untuk membuka dan mengembangkan usaha butik milikku nanti,” jawab Yoona.

“Aku akan selalu mendukungmu. Aku harap kau akan menjadi salah satu designer terkenal dan hasil rancanganmu banyak peminatnya,” ucap Kyuhyun sambil membelai lembut rambut Yoona.

“Aku harap juga begitu oppa. Oh iya lalu bagaimana kapan kau akan mulai bekerja?” kini giliran Yoona yang bertanya.

“Mulai besok aku sudah mulai bekerja. Dan minggu depan juga aku sudah memulai pendidikan S2 ku,” jawab Kyuhyun.

“Waaah kau hebat oppa. Nanti kalau aku sakit, aku dibebaskan dari berbagai biaya rumah sakit ya. Kan aku kenal dengan dokternya. Hahaha,” canda Yoona memperlihatkan tawa lepasnya.

“Kau ini bisa saja. Jadi kau berharap untuk sakit?” balas Kyuhyun.

“Ya tidak juga,”

Terdengar suara lonceng kecil pada pintu café menandakan ada seseorang yang memasuki café. Kedua mata milik Yoona menangkap sosok seseorang yang baru saja memasuki café. Menyadari itu, Kyuhyun membalikkan badannya dan mengikuti arah pandangan Yoona.

“Kau melihat orang yang baru saja tadi masuk? Kau mengenalinya?”

Yoona tersadar dan kembali menatap ke arah Kyuhyun. Seketika sikap Yoona menjadi salah tingkah.

“Ah itu. Aku tidak mengenalnya secara pribadi hanya tahu namanya saja. Kemarin aku mampir ke sini karena kata temanku strawberry cake di sini sangat enak. Dan laki-laki tadi yang menemukan kertas berisi alamat butik bibi Kim, karena kemarin aku tidak sengaja menjatuhkannya,” jawab Yoona menjelaskan kronologinya.

“Siapa namanya?” tanya Kyuhyun lebih lanjut.

“Donghae. Nama lengkapnya Lee Donghae. Dia bekerja sebagai pelayan di sini. Oh ya dia juga bisa bernyanyi, suaranya bagus sekali,”

Kedua mata Yoona mencari-cari keberadaan Donghae. Setelah lelaki itu masuk  tadi Yoona tidak lagi mendapati Donghae.

“Oooh,” hanya itu yang keluar dari mulut Kyuhyun sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Entah apa yang kini dirasakan Kyuhyun, di dalam lubuk hatinya ada perasaan sedikit tidak rela melihat Yoona menceritakan tentang laki-laki lain di depannya. Apalagi tadi Yoona menceritakan tentang laki-laki yang bernama Donghae dengan ekspresi yang tidak biasa dari sebelumnya.

Selama ia berteman dekat dengan Yoona baru kali ini Kyuhyun melihat ekspresi senang terpancar dari wajah cantik Yoona ketika menceritakan seseorang padanya, terlebih lagi yang diceritakannya adalah seorang laki-laki. Selama di Paris juga Yoona sama sekali tidak pernah dekat atau berhubungan dengan lelaki manapun selain dirinya. Jadi, apa sebenarnya yang dirasakannya saat ini?

“Lalu sekarang setelah dari sini kau mau kemana lagi?” Kyuhyun memecahkan keheningan yang tadi terjadi beberapa saat.

“Tidak ada oppa, kita pulang saja ya. Lagi pula ini sudah hampir malam,” jawab Yoona.

Kyuhyun dan Yoona beranjak dari duduknya dan tidak lupa Kyuhyun meletakkan beberapa lembar uang di atas meja. Yoona memegang lengan Kyuhyun dan berjalan beriringan menuju pintu keluar.

“Hey, kau melamun saja,” Yun menepuk pundak Donghae menyadarkan dari lamunannya.

“Kau ini mengagetkanku saja,” balas Donghae dengan nada yang terdengar malas.

“Biar kutebak. Kau tadi memperhatikan dua orang yang baru saja keluar dari café kan?”

Bingo! Sangat tepat apa yang baru saja dikatakan oleh Yun. Donghae sedari tadi memang memperhatikan mereka, Yoona dan Kyuhyun. Tetapi Donghae tidak mengenali siapa yang bersama dengan Yoona tadi. Terang saja, Donghae juga baru berkenalan dengan gadis yang bernama Yoona itu kemarin.

“Kau mengenalnya?” tanya Yun.

“Yah bisa dikatakan seperti itu. Aku juga baru mengenal gadis tadi itu kemarin. Namanya Im Yoona,” jawab Donghae sambil mendudukkan dirinya di atas kursi yang disediakan di atas panggung kecil.

“Bagaimana kau bisa mengenalnya?” Yun kembali bertanya pada Donghae. Ia sangat penasaran.

“Kemarin Yoona juga sempat mampir ke café ini. Lalu sewaktu ingin pulang dia tidak menyadari menjatuhkan sesuatu. Aku pikir itu sesuatu yang penting untuknya. Ya, langsung saja aku menemuinya sebelum ia pergi jauh,”

Mendengar penjelasan dari Donghae tadi Yun hanya bisa menganggukkan kepalanya pertanda ia mengerti dengan apa yang dikatakan Donghae.

‘Y’

Dering telepon genggam milik Yoona mengusik konsentrasinya yang saat ini sedang belajar memasak. Ia pikir sudah seharusnya ia bisa memasak sendiri mengingat ia di Korea tidak memiliki seorang pembantu. Yoona segera mengambil telepon genggamnya dan melihat nama seseorang yang meneleponnya.

‘Chanyeol?’ gumamnya.

Yoboseo..,” sapa Yoona.

Noona!!!” jawab suara di seberang sana.

“Yak! Chanyeol-ah! Kau tidak usah berteriak! Aku mendengarnya. Ada apa?” tanya Yoona langsung pada Chanyeol tentang maksud dan tujuan mengapa laki-laki muda itu meneleponnya.

“ Tadi aku menghubungi telepon rumahmu yang berada di Paris. Tapi kata bibi Jung kau sudah di Korea. Aku hanya ingin memberi tahumu kalau aku sudah lulus dan ingin melanjutkan pendidikan ke universitas di Korea,” jawab Chanyeol dengan semangat.

“Waaah selamat! Lalu kau mengambil jurusan apa? Kau kan suka sekali dengan musik, apa kau mengambil jurusan seni musik?” Yoona mendudukkan dirinya di sofa.

“Itu dia masalahnya, aku tidak diperbolehkan untuk mengambil jurusan seni. Orang tuaku ingin sekali aku ahli dalam urusan bisnis dengan alasan agar bisa melanjutkan usaha milik orang tuaku, maka dari itu dengan terpaksa aku mengambil jurusan Business Management degan persyaratan aku harus berkuliah di Korea karena aku sudah bosan dengan kehidupan di Amerika,” seketika suara Chanyeol terdengar sedikit lesu.

“Sombong sekali kau sudah bosan di sana. Lalu kau akan tinggal di mana setibanya di Korea?” tanya Yoona sambil memakan cemilan yang ada di atas meja.

“Hehe berhubung kau ada di Korea, aku boleh kan tinggal bersama noona? Kan untuk penghematan,” di seberang sana Chanyeol memasang ekspresi memelas walaupun tak terlihat oleh Yoona.

“Sudah kuduga. Kalau kau ingin tinggal bersamaku kau jangan menyusahkanku, kau mengerti?” Yoona memberi peringatan.

“Siap noona ku yang cantik. Aku tidak akan menyusahkanmu, aku kan anak baik-baik. Hari Minggu aku sudah tiba di sana,” lanjut Chanyeol.

“Baiklah aku akan menjemputmu di bandara. Ya sudah aku ingin melanjutkan pekerjaan memasakku,” tukas Yoona.

Ok. Sampai jumpa noona!” Chanyeol mengakhiri sambungan teleponnya.

Yoona kembali melanjutkan pekerjaan belajar memasaknya yang sempat tertunda. Sepanjang ia di dapur terdengar suara senandung-senandung kecil keluar dari bibirnya.

‘Y’

Sudah beberapa hari ini Donghae dipusingkan dengan kelakuan sang ayah. Akhir-akhir ini ayahnya sering pulang malam dan mabuk-mabukan. Dan yang membuat Donghae semakin kesal adalah ayahnya kembali meminjam uang padanya untuk membayar hutang pada temannya. Donghae tidak habis pikir bagaimana bisa ayahnya menjadi seorang pemabuk berat terlebih lagi menjadi seorang penjudi! Ia ingin sekali memarahi ayahnya dan menumpahkan kekesalannya, tapi bagaimanapun ia tidak boleh berlaku kasar pada ayahnya.

Donghae sudah dibebani dengan biaya untuk adiknya dan ketika ayahnya sakit ia juga harus menanggungnya. Tapi entah apa yang ada di pikiran ayahnya saat ini terjebak dalam kehidupan yang membuatnya  semakin terpuruk. Mungkin ayahnya ingin melepas penat, tapi salah langkah dan ini yang membuat Donghae tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri karena sudah lengah untuk menjaga keluarga.

Saat ini Donghae sedang duduk di bawah pohon rindang di sebuah taman yang menurutnya dapat menghilangkan rasa tertekannya untuk sementara.

Tiba-tiba ia mendengar ada suara anak kecil yang sedang menangis. Donghae beranjak dari duduknya dan menuju sumber suara. Betapa terkejut dirinya mendapati ada seseorang yang sedang berjongkok menyamai tinggi dari anak kecil itu, seseorang itu terlihat sedang menenangkan si anak kecil. Dengan langkah mantap Donghae menghampiri mereka.

“Ada apa? Mengapa kau menangis?” tanya Donghae pada anak kecil itu.

“Kau?” Yoona cukup terkejut mendapati seseorang yang dilihatnya.

“Anak ini kenapa bisa menangis?” tanya Donghae lagi, kali ini pada Yoona.

“Tadi sewaktu aku tanya, ia menjawab kalau ia kehilangan orang tuanya. Awalnya ia sedang bermain mengejar layang-layang tapi tanpa disadari ia malah sudah jauh dari tempat orang tuanya tadi berada,” jawab Yoona sambil menghapus air mata anak laki-laki itu.

“Adik manis bagaimana kalau kita berjalan-jalan sambil mencari di mana orang tuamu, kau mau?” Donghae ikut berjongkok sambil membelai rambut si anak.

Anak yang sedang menangis itu mengangguk mengiyakan ajakan Donghae. Dan Yoona hanya bisa tersenyum melihat Donghae yang lemah lembut dan terkesan manis saat membujuk anak kecil itu.

“Apa aku juga boleh ikut bersama kalian? Kalau tidak boleh juga tak apa,” entah kenapa itulah kata-kata yang keluar dari bibir tipis milik Yoona.

“Tentu saja kau juga harus ikut. Ayo!”

Donghae menggendong anak laki-laki itu dan menarik tangan Yoona untuk ikut bersamanya. Yoona tersenyum atas perlakuan spontan dari Donghae.

Donghae mengajak anak kecil itu beserta Yoona berjalan-jalan di sekitar taman yang luas tersebut. Mereka bercanda layaknya sebuah keluarga kecil yang harmonis. Beberapa orang di taman yang melihat mereka bertiga tak jarang berkomentar seperti ‘semoga kalian berdua dan anak kalian tetap hidup bahagia selamanya’ atau bahkan ada ibu-ibu penjual permen kapas berkomentar ‘kalian harus menambah satu momongan lagi’.

Semua perkataan itu hanya ditanggapi dengan senyuman oleh keduanya. Mereka bingung harus menanggapinya seperti apa.

Saat ini mereka sedang duduk di bangku taman dengan Yoona yang memangku si anak kecil lucu yang perlahan mulai mengantuk. Sedangkan Donghae memegang balon di tangannya.

“Sepertinya kau suka sekali dengan anak kecil,” ujar Donghae menatap pemandangan indah di hadapannya. Pemandangan Yoona yang sedang membelai lembut rambut anak laki-laki itu sehingga ia tertidur.

“Ya aku sangat suka dengan anak kecil. Dulu ketika aku di Paris, kerabat dari ayah cukup sering datang ke rumah membawa anak mereka dan aku lah yang bermain-main dengan mereka mengingat aku tidak mempunyai adik dan aku anak semata wayang,” sahut Yoona menanggapi.

“Jadi sekarang kau pindah ke Korea sendiri atau bersama keluargamu?” tanya Donghae ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai gadis yang duduk di sampingnya ini.

“Aku pindah ke sini sendiri. Ayahku masih harus mengelola perusahannya di sana. Tapi aku di sini juga tidak benar-benar sendiri, ada sahabatku yang juga ikut bersamaku,” sambung Yoona.

Donghae kembali mengingat kejadian di mana ia sempat melihat Yoona dengan laki-laki. Mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih. Donghae harus memastikannya sendiri sekarang.

“Sebenarnya aku pernah melihatmu di café yang sebelumnya pernah kau kunjungi bersama seorang laki-laki. Apa.. apa dia kekasihmu?” tanya Donghae ragu-ragu.

Yoona teringat dengan Kyuhyun. Ya, mereka memang pernah mengunjungi café yang sebelumnya Yoona kunjungi, café tempat Donghae bekerja.

“Oh itu. Haha dia bukan kekasihku. Dialah sahabat yang kumaksud itu. Namanya Cho Kyuhyun. Lain kali akan kuperkenalkan kau dengannya,”

Tanpa disadari Donghae menghela nafas. Ada perasaan lega di sana ketika ia mengetahui bahwa laki-laki yang bernama Cho Kyuhyun itu bukanlah kekasih Yoona.

“Oh ya, kau mengapa bisa ada di sini? Ini kan masih sore. Bukankah seharusnya kau sedang bekerja di café itu?” Yoona melanjutkan.

“Ya, memang aku bekerja di sana tetapi bukan di waktu sekarang. Aku bekerja hanya di waktu malam sekitar pukul 7 sampai pukuk 10 malam, dan itu juga hanya di hari tertentu,” jawab Donghae.

“Oh? Bukankah seharusnya pelayan itu bekerja setiap hari?” Yoona memasang wajah bingung.

“Aku bukan pelayan,” Donghae terkekeh mengingat kejadian ketika Yoona mengiranya sebagai pelayan.

“Eh? Jadi yang waktu itu?”

Yoona makin terlihat bingung. Wajahnya lucu jika sedang kebingungan seperti sekarang. Donghae menyukainya tanpa ia sadari.

“Kau mengira aku sebagai pelayan. Yah mungkin menurutmu aku mirip dengan seorang pelayan, hahaha tapi tak apa dengan begitu kan kita bisa saling mengenal,” Donghae memperlihatkan senyum memikatnya pada Yoona.

“Haissh aku memang bodoh. Tapi kalau pekerjaanmu yang seorang penyanyi itu, aku tidak salah kan? Kali ini aku pasti benar,”

Donghae tertawa dengan tingkah lucu seorang Yoona. Gadis ini cepat sekali bisa beradaptasi dengan orang yang baru saja dikenalnya. Dapat terlihat dari caranya berbicara yang sama sekali tidak terkesan canggung.

“Yap! Kau benar. Aku bekerja sebagai penyanyi di sana,” Donghae menjentikkan jarinya.

“Suaramu bagus sekali, aku suka. Kau juga terlihat keren dengan bermain gitar. Apa kau bisa bermain alat musik lain seperti piano misalnya?” Yoona merasa dirinya tertarik untuk mengetahui tentang Donghae lebih dalam.

Donghae menganggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan Yoona. Dan tak lupa dengan senyum yang membuat hati wanita luluh.

“Waaah kau hebat!”

“Sungyeol, anakku!”

Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita sedang memanggil-manggil anaknya dan menghampiri Yoona dan Donghae.

“Tuan, Nona. Terimakasih kalian sudah menemukan anakku,” ucap wanita itu.

“Oh, ne. Chonmanaeyo. Jadi ini anak anda? Aku tadi menemukannya sedang menangis lalu kami berdua akhirnya mengajaknya bermain. Maaf jika kami lancang mengajaknya bersama kami,”

Yoona menyerahkan anak yang bernama Sungyeol itu ke gendongan sang ibu.

“Ah tidak apa nona. Justru aku berterimakasih setidaknya anakku baik-baik saja,” sahut wanita dewasa itu.

“Baiklah semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Kami senang bermain dengan anak anda yang menggemaskan ini,” sambung Donghae sambil memberikan balon milik anak itu pada ibunya.

“Sekali lagi terimakasih. Semoga hubungan kalian berdua tetap langgeng,”

Mendengar itu Donghae dan Yoona saling menatap satu sama lain sambil tersenyum seolah ingin tertawa.

Annyeong, Tuan dan Nona. Sampai jumpa,” pamit wanita itu sambil menggendong Sungyeol yang masih tertidur.

“Kau mau kemana setelah ini? Atau kau ingin langsung pulang?” Donghae menyadarkan Yoona yang masih menatap wanita tadi bersama anaknya.

“Ah hmmm. Sebenarnya aku masih ingin jalan-jalan karena aku belum terlalu mengenal Korea. Kadang aku malu sekali, aku tidak mengenali negara kelahiranku sendiri,” jawab Yoona perlahan menundukkan kepalanya.

“Ok. Kalau kau mau hari ini aku bisa mengajakmu jalan-jalan melihat-lihat kota Seoul. Kau mau? Tapi aku tidak punya kendaraan pribadi. Kalau naik bus atau monorail  tidak apa kan?” Donghae memastikan.

“Sungguh? Kau mau mengajakku berkeliling? Untuk masalah kendaraan aku sama sekali tidak mempermasalahkan, justru lebih menyenangkan jika kita menaiki kendaraan umum,”

Yoona terlihat bersemangat sekali dengan ajakan Donghae. Entah mengapa hatinya berkata bahwa Donghae bukanlah laki-laki yang memanfaatkan situasi atau bahkan memanfaatkan dirinya. Yoona dapat melihat ketulusan dari wajah dan kedua mata milik Donghae.

‘Y’

“Bagaimana, apa kau suka?” Donghae meminta pendapat Yoona tentang kegiatan yang dilakukannya hari ini bersamanya.

“Aku sangat senang, Donghae-ssi. Kau tahu? Aku baru kali ini merasakan berkeliling menggunakan kendaraan umum dan berjalan kaki. Yah memang jika aku berangkat kuliah terkadang aku juga suka naik kendaraan umum, tapi lebih sering diantarkan oleh Kyuhyun oppa. Dan aku juga baru sekarang merasakan jajan di pinggir jalan. Menyenangkan sekali,”

Donghae dapat melihat pancaran kebahagiaan dari Yoona. Kini Donghae mengerti bagaimana kehidupan yang selama ini dijalani oleh gadis yang saat ini sedang berjalan beriringan dengannya. Kehidupan yang dulu pernah ia rasakan. Penuh dengan kemewahan.

“Donghae-ssi, terimakasih untuk hari ini. Dan oh ya aku hampir lupa..,” Yoona mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan mengeluarkan dompet, mengambil sesuatu dari dalamnya.

“Ini kartu namaku. Kau bisa menghubungiku jika kau ingin terus berteman denganku,”

Yoona memberikan selembar kartu nama yang terdapat nomor telepon apartmentnya dan nomor telepon genggamnya.

“Tentu saja Yoona-ssi. Aku senang bisa mengenalmu,” Donghae menerima kartu nama tersebut.

Di sisi lain dan di waktu yang bersamaan, Kyuhyun baru saja pulang dari rumah sakit tempat ia bekerja sekarang. Ketika ia sedang mengendarai mobilnya tanpa disengaja ia melihat Yoona bersama seorang laki-laki yang sepertinya pernah ia lihat sebelumnya.

Kyuhyun menurunkan kecepatan laju mobilnya dan tetap memperhatikan Yoona dari kaca spion mobil hingga akhirnya Kyuhyun memutuskan untuk menghentikan mobil mewahnya.

“Yoona-ssi, kau tak apa pulang sendiri? Lebih baik aku antar. Sekarang sudah hampir jam 9 malam, tidak baik gadis sepertimu pulang sendirian,” tersirat kekhawatiran dari nada bicara Donghae.

“Tidak apa-apa Donghae-ssi. Aku tidak ingin merepotkanmu. Lagi pula masih terlihat ramai kan, ini belum terlalu malam,” Yoona menolak secara halus tawaran dari Donghae. Ia tidak ingin menyusahkan Donghae karena lelaki itu sudah benyak mentraktirnya hari ini.

“Yoona!”

Baik Yoona maupun Donghae serempak menoleh pada seseorang yang memanggil nama Yoona.

“Kyuhyun oppa. Mengapa kau bisa ada di sini?” Yoona sedikit berlari untuk menghampiri Kyuhyun yang baru saja memanggilnya dan turun dari dalam mobil.

Donghae perlahan mengikuti Yoona dari belakang.

“Aku baru saja pulang dari rumah sakit dan tidak sengaja melihatmu di sini. Mengapa kau belum pulang juga? Ini sudah malam,” ucap Kyuhyun sesekali matanya melirik ke belakang Yoona melihat ke arah Donghae.

“Itu.. aku habis berkeliling bersama teman baruku. Kenalkan oppa, namanya Lee Donghae. Yang waktu di café aku pernah ceritakan padamu,”

Yoona mempersilakan Donghae agar lebih mendekat ke arahnya untuk berkenalan dengan Kyuhyun.

“Donghae-ssi, ini Cho Kyuhyun. Dialah sahabat yang aku beritahu padamu tadi,” lanjut Yoona lagi.

“Lee Donghae,” ujar Donghae seraya mengulurkan tangannya.

“Cho Kyuhyun,” jawab Kyuhyun sambil menyambut jabatan tangan Donghae.

Sedangkan Yoona yang berada di tengah-tengah antara mereka berdua kini sedang tersenyum bahagia. Tersirat sebuah benang merah penghubung antara mereka.

“Yoong, apa kau mau pulang sekarang?” tanya Kyuhyun.

“Hmmm baiklah sepertinya lebih baik aku ikut pulang bersamamu oppa,”

Sebelum Yoona pulang, tidak lupa ia berpamitan dengan Donghae. Dalam hatinya semoga di lain waktu ia dapat menghabiskan waktunya bersama dengan laki-laki itu lagi.

“Donghae-ssi aku pulang dulu ya. Sampai bertemu di lain waktu,” kata Yoona.

Ne, Donghae-ssi. Kami pamit dulu. Senang bertemu denganmu,” ujar Kyuhyun.

“Sama-sama,” Donghae membungkukkan tubuhnya sedikit.

Saat ini Yoona dan Kyuhyun sudah beranjak kembali ke rumah mereka. Donghae memandang nanar pada mobil yang perlahan menjauh.

29 thoughts on “The Precious Y (Chapter 2)

  1. wah,jngn2 donghae cemburu ya kekeke…!? jngn bLng kLo kyu suka ma yoona…!? buat yoonhae saLing mncntai ya thor…!? dtnggu part sLnjut’y…

  2. Kayak.nya nanti yg bakal cemburu sama donghae oppa adalah kyuhyun oppa deh yg gag rela yoong deket sama donghae..next part ditunggu ya..keep writing buat author 🙂

  3. wah hae cemburu tu…ah mga aja dengan ke jadian di taman hae ma yoona makin dekat…..
    jangan bilang kyu suka ma yoona ….
    bikin yoonhae bersatu thor…
    keren ff’y lanjut….di tunggu…….

  4. klo yoong ma kyu oppa bang ikan cemburu tp klo yoong ma hae oppa bang evil yg cemburu…haduh yg satunya ma q aja kenapa*nglirik kyuoppa(dlm mimpi)

  5. kyuhyun suka jga sma yoona,,,
    donghae ny dlu org kaya yah??
    smoga yoonhae cpat jdian,,
    lnjtkan thor,ditunggu,,

  6. akhirnya YH bertemu kembali 🙂
    YH sama^^ saling suka eoh ? cieeee
    tapii Kyu oppa juga suka -_- . hemmm eotokkhe ??
    di tunggu part selanjutnya thorrr

  7. Kyaknya kyu suka sama yoona deh ? Tp dia blom sdar sama perasaannya sndiri , wahhh bkal tambah seru nih , tp kyaknya yoona lebih cnderung k donghae deh , di part ini ???? ada konflik yg trlalu berat , smoga d part slanjutnya konflik2nya mulai brminculan ? ! 🙂

  8. Daebakkk daebakkk…. YoonHae moment…. Mereka udh sling suka… Next jgn lma2… Aku smpai lupa part yg sbelumnnya.. ..

  9. OMOO!!!
    Yoong eonni beruntung banget yah ada haeppa dan juga kyuppa disisinya…
    next chap di tunggu yah thor…
    huwaiting!!!
    tapi yang bayi di taruh depan rumah itu siapa yah? haeppa? yoong eon? atau malah kyuppa?

  10. kyknya Yoona ama Donghae ngerasa nyaman satu sama lain, apa lagi Yoona jg berharap bs ketemu dan menghabiskan waktu lg ama Donghae di lain waktu ^^
    Next thor…

  11. Wah cinta segitiga nih.
    Apa ff ini pernah di post di wp lain terus di post lagi di wp ini.
    Aku kayak pernah baca.
    Hehehe

    next ditunggu.
    Fighting.

Komentarmu?