Mask In Me (Chapter 4)

Title                : Mask In Me

Autor               : SooNa

Cast                 : Im Yoon Ah – Lee Dong Hae

Supeort Cast   : Find By Yourself In Story

Genre              : Romance,Hurt,Family

Leght               : Series

Rating             : General

Note                : This Story asli hasil buah pikiranku dan kutuangkan dalam bentuk tulisan. Thank You for Reader and Very Thank You for good Reader.

PART 4

~

Clek

Yoona mengerutkan dahinya ketika mendapati pintu apartement yang sangat ia yakini kalau pagi tadi sebelum ia berangkat kerja pintu itu terkunci dan sekarang………….. jangan bilang kalau ada pencuri didalam sana yang siap menyergap dirinya kapan saja. Tapi bukan Yoona namanya kalau hanya takut dengan kata ‘pencuri’ yang bahkan tak ayalnya hanya seseorang yang tengah putus asa dalam menjalani hidup dan menempuh jalan hidupnya mencari seogok lembaran uang dengan cara yang sangat kotor.

Dilangkahkan kaki itu dan sedikit bernafas lega ketika mengetahui siapa yang berada dialam apatementnya. Sosok yang sangat ia sayangi dalam hidup ini setelah bundanya tentunya, mungkin saja akan menjadi yang ketiga kalau sang ayah masih ada disini menemani hidupnya dan ikut menyemangati dirinya yang serasa lelah terkadang dalam menjalani kehidupan yang sungguh menyesakkan.

“Anak ini, kenapa tidur disofa.” Yoonapun memabawakan selimut dan menyelimuti sang adik yang tengah tertidur sangat pulasnya. Alisnya sedikit terangkat ketika melihat kaki sang adik yang sedikit memerah. Apakah ia terjatuh tadi? Bau salep terhirup dalam penciuman Yoona ketika ia meraba kaki atau lebih tepatnya mata kaki itu hingga membuat sang adik sedikit menggeliat dan terbangun.

“Sudah bangun?” Tanya Yoona tanpa melihat wajah sang adik dan berjalan pelan menuju kearah dapur sekedar untuk menyimpan mangkuk dan handuk yang terlihat basah itu.

Im Yoonjae, adik Yoona yang tentunya sangat menyayangi kakaknya itu hanya tertunduk lesu sambil mengusap kakinya yang terkilir. Seulas senyum terukir indah diwajah tampanya. Apakah keluarga Im mempunyai gen yang sangat luar biasa sampai-sampai kedua anak dari keluarga itu sangatlah indah yang tentunya menurun dari kedua orang tua mereka yang juga sama-sama indah walaupun umur menyamarkan semua itu.

Tapi percayalah dulu ketika kedua orang tua itu masih muda mereka seperti kedua anaknya sama persis, hanya saja yang membedakan sekarang kalau sang putri lebih terlihat seperti sang ayah dan sang putra memiliki semua wajah ibunya tapi semua itu pas bahkan mendekati sempurna.

~

Yoona sangat sangsi kalau hari ini merupakan hari yang sangat ingin Yoona lewati bahkan ia sangat berharap kalau hari ini tidak ada dalam kalender. Tapi dia hanyalah manusia dia bukan Tuhan yang bisa membuat semua itu menjadikan kenyataan dengan sangat terpaksa Yoona harus menghadapinya bukankah ini bukan yang pertama.

Tapi kalaupun begitu Yoona masih sangat asing dan tentunya takut membayangkannya saja sudah mampu membuat ia bergetar. Tanganya tidak bisa diam dan keringat dingin mulai bercucuran. Sebentar lagi, jarum jam terus berjalan tidak bisakan jarum itu berhenti saja dengan begitu ia dapat mempersiapkan mentalnya terlebih dahulu.

Dengan sangat terpaksa Yoona keluar dari kamarnya dan ia langsung menuju kearah dapur lebih tepatnya kearah kulkas dan disana terdapat nota atau catatan kecil berwarna kuning seperti biasanya ketika sang adik datang berkunjung.

Maaf noona aku langsung pulang. Ah dan juga maaf aku menumpahkan soup yang telah dibuat bunda untukmu, aku janji akan meminta bunda untuk membuatkannya lagi dan mengantarkannya padamu.

Cukup panjang memang tapi tak apalah ia bahkan rela kalau sang adiknya itu menulis lebih panjang dari ini.

Ditolehkan kepalanya ketika mendengar pintu terbuka menampakan sosok yang selalu ada untuknya tanpa diminta ataupun tidak, dengan senyuman hangatnya yang selalu ia pancarkan hanya untuknya. Setidaknya itulah yang Yoona ketahui dari seorang Kyuhyun yang orang kenal sangat dingin tapi itu semua tidak berlaku untuk Yoona bahkan dirinya mengenal sosok Kyuhyun sebagai seseorang yang penuh dengan kehangatan dan perhatian padanya entah itu karena tulus atau karena iba.

Yoonapun membalas senyuman yang diberikan Kyuhyun dan beranjak pergi tentunya bersama dengan lelaki itu.

“Maaf” Hanya kata itu yang terucap dari benaknya entah untuk Kyuhyun atau siapa yang jelas hanya dirinya dan Tuhanlah yang dapat mendengarkan perkataan yang sangat tersembunyi jauh dalam hatinya. Mungkin malaikat juga dapat mendengarnya entahlah yang terpenting tidak ada manusia selain dirinya yang mendengar itu semua.

~

“Kyu…..” Ucap Yoona lirih, seakan tahu Kyuhyunpun memegang tangan Yoona sangat erat ketika Yoona sudah bersiap memasuki ruangan tentunya bersama Kyuhyun. Seakan mencari kekuatan dari tangan Kyuhyun, Yoonapun mengeratkan pegangannya yang membuat Kyuhyun menatap Yoona dan mengusap kepalanya dengan tangan yang satunya lagi seakan memberitahukan kalau semuanya akan baik-baik saja. Ya dan Yoona percaya itu siapa lagi yang harus ia percaya selain Kyuhyun tentunya.

Dipejamkan matanya untuk bersiap ketika sedetik kemudian dirinya menjerit tertahankan. Seakan ia lebih memilih mengiris jarinya sendiri dengan pisau dari pada merasakan semua ini. Tapi tentu dirinya tidaklah mempunyai hak untuk memilih seperti yang ia inginkan. Detik berikutnya tubuhnya sungguh sangat lemas dan pandanganpun mulai terasa perlahan-lahan buyar lalu gelap.

Kyuhyun hanya dapat menghela nafasnya dengan sangat berat melihat Yoona seperti ini. Mungkin Yoona sudah sangat lelah dengan semuanya dan ia sangat tahu itu tapi tugasnya disini bukan untuk berkeluh seperti itu. Hanya ia yang dapat memberikan semangat untuk Yoona dalam menghadapi penyakitnya ini selain dirinya siapa lagi karena memang hanya dirinyalah yang tahu.

~

Oppa……………..” Suara lengkingan yang sangat ia kenal. Donghae menolehkan kepalanya mencari sumber suara yang sangat familiar ditelinganya. Dilihatnya sosok wanita dengan balutan dress selutut yang dibalut dengan jaket yang cukup untuk membuatnya tidak merasakan kedinginan.

Terkadang terpikir dibenak Donghae bagaimana adiknya ini sangat feminim hingga dalam musim gugur yang seperti inipun ia masih sangat rela membuat kakinya kedinginan tanpa kain yang menutupinya. Tapi itulah adiknya yang sangat ia sayangi.

Mereka saling berpelukan sekedar untuk melepaskan semua rasa rindu yang bersarang dihati masing-masing.

Oppa I Miss You.” Gadis itu semakin mengeratkan pelukannya sementara Donghae hanya mendengus dan melepaskan paksa pelukan mereka.

Yak ingat kau bukan tinggal di US ataupun diEropa melainkan di Jepang.” Gerutu Donghae ketika mendengar adiknya berbicara memakai bahasa inggris. Bukan karena ia tak mengerti hanya saja sekedar mengingatkan sang adik yang selalu saja berlaga kalau ia berasal dari dua tempat yang Donghae sebut tadi. Alasan konyol memang tapi sekali lagi itulah Donghae yang memikirkan hal sekecil apapun.

I Know I Know tapi setidaknya kau harus membalas perkataanku oppa tidakkah kau merindukan adikmu ini Lee Seohyun, Lee Donghae.” Ucap Seohyun tersenyum sambil mengerlingkan sebelah matanya, membuat Donghae bergidik ngeri tapi ya ia akui seaneh-anehnya Seohyun sebagai kakak tentunya masih ada rasa sayang dalam hatinya yang ia persembahkan khusus untuk perempuan kedua yang sangat penting baginya saat ini.

“Ayo kita pulang.” Entah apa yang dimaksud Donghae itu pulang kerumah mereka atau kerumahnya yang tak lain adalah apartement pribadinya karena semenjak semuanya terjadi bahkan Donghae tidak mau menyebut kata ‘rumah kita’. Setidaknya inilah salah satu bentuk kemarahan dirinya terhadap kebodohan sang ayah dari sekian banyak bentuk kemarahan yang ia lakukan.

“Keapartement.” Ucap Seohyun sambil menatap sang kakak yang sekaan mengerti keadaan keluarganya itu dan tentunya hubungan ayah dan kakaknya. Donghae menatap bingung Seohyun.

Oppa akan membawaku ke apartement bukan? Aku sangat ingin tinggal disana.” Donghae hanya tersenyum, setidaknya ia tidak harus melihat seseorang yang masih sangat ia benci hingga hari ini. Mungkin kata terimakasih sangat cocok dan pantas diberikan pada Seohyun tapi Donghae tak mau mengatakannya bisa-bisa Seohyun langsung besar kepala dan hanya akan membuatnya geleng-geleng kepala saat itu juga.

~

“Sudah aku bilang jangan datang kesini? Kita sudah berakhir Yesung-sii.”

Yesung hanya menatap Yuri, sejak kapan Yuri mulai menyebut namanya seformal itu bahkan saat mereka kenalanpun, mereka langsung saling berbicara dalam bahas informal tapi sekarang……

“Pergilah.” Ucap Yuri menutup pintu rumahnya, sudah berapa kali Yesung mengetuk dan menekan bel rumahnya yang tentunya membuat Yuri dengan sangat terpaksa membukakan pintu tapi bukan untuk bermaksud mempersilahkan Yesung masuk malahan sebaliknya, ia ingin mengusir Yesung dalam sekali bentakan yang ia tahu kalau ia tak akan pernah dapat melakukan itu karena ia tak mungkin membentak Yesung.

Yuri tahu ia tak akan bisa tak mencintai Yesung lagi. Walaupun Yesung pergi meninggalkannya ia tetap setia menunggu untuk tak terjerat dalam godaan lelaki lain. Tapi apa yang kemarin ia lihat sungguh menyaitkan. Yesung bersama seorang perempuan dimall, dan itu membuat hatinya sakit.

Detik itu juga ia menangis, biarlah Yesung mendengar tangisannya. Dan itu kenyataanya, Yesung mendengarnya dan membuat hati namja itu seakan terpukul mendengar tangisan dari orang yang sangat ia cintai.

~

Sebuah rumah yang terlihat sangat indah dengan taman bunga mengelilingi rumah yang terpagari dengan pagar yang cukup tinggi tapi tidak membuat rumah itu menghilangkan citraan sederhananya.

Disana seorang wanita paruh baya yang masih sangat kuat dan juga masih terlihat cantik sedang menyirami bunga-bunga yang ia rawat sendiri. Bunga matahari mendominasi taman-taman itu membuat rumah itu semakin sangat indah terlihat, perpaduan cat yang putih menenangkan ditambah warna kuning dari sang bunga matahari perpaduan yang sangat cocok untuk ditampilkan.

“Aku pulang.” Wanita itupun menoleh ketika sang anak mengeluarkan suaranya sekedar untuk mencuri perhatiannya yang masih terfokus pada tanaman yang ada didepannya. Seketika wanita itu tersenyum menyambut kedatangan putranya yang terlihat sudah sangat besar itu.

Tapi itu tidak berlangsung lama, senyumnya langsung menghilang ketika sang putra mendekatinya.

“Bunda masih marah?”

“Tentu bunda sangat marah padamu Im Yoon Jae.” Ucap Ny Im yang masih sedikit ingat sedikit marah pada Yoonjae akibat peristiwa kemarin.

“Ya bunda, hanya soup ini. Bukankah bunda bisa membuatnya kembali dan aku akan mengantarkannya pada noona.” Jawab Yoonjae dengan santai dan beralih merangkul pundak bundanya dan mengajaknya untuk masuk.

~

Haish apa ia mencoba balas dendam dengan tidak masuk hari ini, dan melimpahkan semua pekerjaan padaku seorang. Awas kau Im Yoon Ah.” Yuri sedari tadi yang dia lakukan hanyalah menggurutu tentang ketidak datangan pimpinannya itu.

Terlihat seorang lelaki dengan balutan kemeja putih resmi dan celana panjang hitam berjalan kearah Yuri yang masih menggerutu dengan beberapa maf yang ada ditangannya.

“Hai.” Sapa pria itu membuat Yuri melihat siapa gerangan yang memanggilnya itu, dan helaan nafas lega langsung Yuri lakukan ketika melihat Kyuhyun yang berada didepannya. Setidaknya melalui sang kekasih sahabat ia dapat mengetahui alasan Yoona tidak masuk hari ini.

“Yoo….”

“Dia sedang bertemu dengan keluarganya jadi tidak masuk hari ini.” Kyuhyun memotong perkataan Yuri seakan mengetahui apa yang akan dipertanyakan Yuri padanya. Sedangkan Yuri hanya ber’oh’ ria. Jadi sudah sangat jelas bukan dengan semua bukti yang Yuri lihat dan yang Yuri dengar juga kalau memang dirinya semakin yakin akan hubungan sahabatnya itu dengan Kyuhyun yang juga merupakan teman dekat Yuri selama ia mengenal seorang Im Yoon Ah.

Dan tujuan Kyuhyun datang kekantor itu hanya untuk memberitahukan keberadaan Yoona yang sebenarnya merupakan kebohongan semata. Entahlah ia juga sedikit tidak enak mengingat bukan hanya Yoona temannya tapi juga Yuri. Tapi bukankah ini juga demi kebaikan semuanya, itulah yang diyakini Yoona dan Kyuhyun. Ada waktunya nanti untuk mengungkap semuanya.

~

Donghae dibuat cemas oleh sang adik yang sangat rewel dan manja itu, terlebih pada dirinya yang memang sejak kecil kedua bersaudara itu selalu saja bersama dan juga Donghae yang selalu overprotectif terhadap Seohyun hingga membuat Donghae sangat mengetahui sekecil apapun tentang Seohyun.

Kali ini pertama kalinya sang adik menginap di apartementnya setelah hampir 10 tahun tidak mengunjungi Korea.

“Hyun-ah oppa mohon makan dulu nanti maagmu kambuh.” Hampir berbelas kali Donghae mencoba membujuk Seohyun untuk segera melahap roti panggang yang ada dihadapannya itu seperti dirinyanya, tapi untuk sekedar menyentuhnya saja Donghae tidak melihat Seohyun melakukan itu.

Inilah yang paling Donghae takutkan ia tak akan sesiaga dulu ketika dia masih tinggal dirumah mereka tentunya dulu ya dulu jauh kebelakang. Ia tidak bisa setiap waktu untuk memerhatikan pola makan sang adik, terlebih kalau dulu mungkin ada sang ibu dan juga pembantu disana tapi sekarang mereka disini hanya berdua dan Donghae harus bekerja makannya ia sangat mewanti-wanti Seohyun untuk makan tapi tetap itu tidak berhasil.

“Nanti kalau aku mau aku akan makan, sekarang oppa cepatlah pergi nanti oppa terlambat.” Dan yang dilakukan Seohyun langsung memfokuskan matanya pada buku yang tengah ia baca sebelumnya dan menyandarkan punggunya disofa.

Oppa berangkat, dan ingat makan!!!!”

Hmmm” Donghae pun pergi dan menghilang dibalik pintu, bahkan Seohyun tidak mengalihkan pandangannya dari buku yang tertera judul disana ‘Biografi Bang Ki Mo’. Aneh seorang remaja atau mungkin seorang gadis muda membaca buku seperti itu tapi itulah keunikan Seohyun yang bahkan kakaknya sendiri merasa aneh pada dirinya sama seperti orang lain.

~

Terus berjalan dan tanpa menoleh sedikitpun ditambah tak membalas ucapan salam para karyawan yang dilewatinya ditambah lagi ia bahkan tak menyahut ketika namanya dipanggil-panggil.

Rasa kesal dari kemarin masih ada sampai saat ini walaupun itu sudah cukup menipis seiring perputaran jam. Dimasuki sebuah rungan yang bertuliskan Director pada pintu itu yang menggantu disana. Belum sempat pintu itu tertutup seseorang kembali membuka dan membiarkannya tanpa berusaha untuk menutup pintu itu toh pasti sang sekretaris yang ada diluar sana akan langsung berjalan dan menutup pintu itu tanpa disuruh sekalipun.

“Yak….”

Donghae hanya menoleh sesaat ketika Yesung mulai mengeluarkan teriakannya yang sebenarnya tidak sangat mengganggu itu. Tapi itu semakin membuat Yesung merasa kesal, bagaimana tidak sedari parkiran ia memanggil Donghae dan hanya dibalas dengan tolehan sesaat itupun ketika mereka berdua sudah berada didalam ruangan Donghae. Sungguh kalau saja ini bukan dikantor sudah habis kepala Donghae.

“Kau kesal padaku karena kemarin aku tidak masuk.” Tebak Yesung dan bingo itu tepat sasaran sangat malahan. Tapi itu kemarin bagaimana dengan sekarang? Rasanya dalam benak Donghae rasa khawatir pada sang adik lebih dominan saat ini.

“Maaf.” Yesung kembali bersuara ketika menunggu respon Donghae yang masih terdiam berdiri menghadap kearah jendela yang cukup menampakan pemandangan kota Seoul itu.

Baru saja akan membuka mulutnya Donghae langsung berhenti ketika deringan telepon dari dalam sakunya membuat ia mau tidak mau meletakan benda kecil itu ditelinga kirinya setelah sebelumnya ia menyentuh tombol hijau dalam layar itu.

“Hal…”

…………..

“What? Baik saya akan kesana segera.”

Donghae langsung bergegas untuk pergi dari dalam ruangan itu tapi sebuah tangan menahannya dan memberikan tatapan seakan memintanya untuk memberitahukan apa yang terjadi.

“Kenapa kau terlihat sangat terburu-buru dan siapa yang tadi ditelepon?”

Tanya Yesung. Dan lagi lagi Donghae menghela nafasnya lalu……

“Seohyun masuk rumah sakit aku harus kesana.” Ucap Donghae langsung melepaskan pegangan Yesung dan ternyata Yesung juga mengikuti Donghae. Ia tahu betul dalam hal yang seperti ini Donghae akan sama saja dengan membahayakan nyawanya kalau ia dibiarkan menyetir sendiri apalagi ini menyangkut adiknya yang Yesung ketahui kalau Donghae sangat menyayangi dan tentunya sangat melindungi Lee Seohyun. Tentunya baik Yesung maupun Siwon sangat mengenal gadis itu.

Buat apa mereka bersahabat sangat lama kalau mereka tidak saling mengenal dengan masing-masing keluarga dari mereka.

“Biar aku saja yang menyetir.” Yesung mengambil kunci mobil Donghae dan langsung duduk dijok kemudi disusul Donghae yang duduk disampingnya.

~

Entah kenapa ia sangat panik sekarang, dikepalanya hanya ada Seohyun dan juga serentetan kejadian masa lalunya disaat kejadian sama terjadi seakan ini menjadi Deja Vu. Memang penyakit Seohyun tidak parah hanya saja phobia seorang Lee Seohyun lah yang Donghae sangat khawatirkan dan tentunya membuat ia sangat takut. Yoeja itu bisa saja berteriak histeris kalau sampai jarum suntik ataupun peralatan medis lainnya terlihat bahkan menancap ditubuhnya.

Jeritannya itu mampu membuat sang ibu turut menangis dan hanya bertumpu padanya dan hal itulah salah satu hal yang ia syukuri sekarang setidaknya satu masalah itu tak harus Donghae pikirkan saat ini. Kembali terfokus pada Seohyun jangan sampai ia terlambat karena biasanya yang menangani Seohyun ketika penyakitnya kambuh adalah dokter keluarganya yang sudah sangat hafal dengan masalah Seohyun, tapi saat ini mereka ada di Korea bukan berada di Jepang dan tidak mungkin juga Donghae menyuruh sang dokter untuk datang ke Korea yang ada ibunya juga langsung mengetahui ini.

Benar-benar ini merupakan Deja Vu yang sangat ia benci disana ia melihat Seohyun yang meronta-ronta dan juga menjerit. Terlihat dua orang suster berusaha menahan kedua tangannya dan seorang lelaki yang sepertinya itu dokter sedang berusaha menyuntikan suatu cairan yang sepertinya merupakan obat penenang, tujuannya tentu  saja untuk menenangkan Seohyun yang terus diluar kendali itu.

Donghae hanya menatap nanar pemandangan yang ada dihadapannya, tentunya terhalang oleh kaca yang memisahkan dirinya dengan sang adik. Sementara Yesung tidak dapat berbuat apa-apa mungkin hanya berdoalah yang dapat ia lakukan sekarang.

Kreet

Pintu yang terbuat dari kaca itu terbuka menampilkan sosok dokter yang terlihat seumuran dengan Donghae.

“Cho Kyuhyun.” Ucap Donghae ketika melihat sosok dokter itu yang ternyata adalah kekasih dari wanita menyebalkan itu ‘Jadi dirinya dokter’ batin Donghae. Kyuhyun hanya tersenyum dan sedikit membungkuk kepada Donghae dan juga Yesung yang sama terkejutnya dengan Donghae. Akh mungkin hanya Yesung yang terlihat terkejut karena dari wajahnya Donghae bahkan seperti biasa saja dan wajah khawatir yang tadi ia tunjukan pudar entah kemana.

“Bagaimana keadaan adikku?” Tanya Donghae langsung masih dengan wajahnya yang datar dan mungkin sedikit tersenyum, setidaknya ia harus menunjukan mennernya bukan?

“Apa adikmu itu memiliki sejenis phobia seperti rasa ketakutan yang berlebihan pada benda atau semancamnya?” Dan Donghae hanya mengangguk, tidak salah memang Kyuhyun menjadi dokter ia mampu menyimpulkan dengan sangat cepat, tapi bukankah semua dokter juga seperti dirinya?

“Dia tidak apa-apa tapi sebaiknya pola makannya harus selalu diatur, dan maaf disini hanya ada obat-obatan kimia.”

“Aku akan mencari obatnya, mungkin besok akan tiba dari Jepang apakah tidak ada masalah?” Tanya Donghae yang menyadari kalau Seohyun sangat anti dengan obat yang berbahan kimia. Dia selalu meminum obat-obatan dari tumbuhan dan Donghae hanya tahu kalau itu ada di Jepang tentunya di dokter keluarganya.

“Tidak apa-apa dan saya sarankan untuk adikmu menginap satu malam disini kondisinya masih sangat lemah.” Donghae lagi hanya mengangguk, Kyuhyunpun pergi meninggalakan dua orang itu setelah sebelumnya ia berpamitan terlebih dahulu.

“Apa kau akan memberitahukan ibumu?”

“Tentu saja tidak aku hanya akan meminta Dokter Kim untuk mengirim obat Seohyun kesini.”

Mereka sekarang ada didalam ruang VVIP yang Donghae pesankan untuk Seohyun.

“Tapi ibumu akan mengetahuinya.” Tanya Yesung yang masih sibuk dengan Handphonenya. Mereka bahkan lupa kalau mereka masih harus bekerja. Tak ayal dalam hal kali ini Siwonlah yang harus bertanggung jawab karena Donghae hanya mempercayakan perusahaanya itu pada Yesung dan juga Siwon selagi dirinya tidak ada disana.

“Tinggal menyuruh dokter Kim untuk tutup mulut saja.”

Dan Yesung hanya dapat mendesah, ternayata Donghae tidak sesempurna yang ia kira dan ternayata juga Donghae masih seorang manusia yang terkadang akan ada saatnya untuk berbohong. Ya mengatakan yang tidak sebenarnya atau mengatakan yang tidak perlu dikatakan.

~

“Kau dari mana saja?”

“Ada pasien yang harus aku tangani.” Ucap Kyuhyun langsung duduk disamping ranjang Yoona yang masih dalam posisi yang sama ketika Kyuhyun meninggalkannya. Terduduk sambil dengan i-pad ditangannya dan kacamata bening bertengger diwajahnya yang terlihat cukup kurus itu.

“Dan meninggalkanku sendiri.” Ucap Yoona sambil terus mengutak-atik layar itu yang entah sedang mengerjakan apa karena ia terlihat sangat serius. Tapi Kyuhyun hanya berdecak.

“Kau tak mau aku tinggalkan tapi sekarang kau mengacuhkanku dengan pekerjaanmu itu dan satu lagi aku ini dokter umum, lagi pula masih banyak dokter yang lebih cocok untukmu.” Mungkin semua kata-kata yang dikeluarkan oleh Kyuhyun merupakan kata-kata yang salah. Terbukti sekarang ia mendapatkan tatapan membunuh dari wanita dihadapannya itu. Kyuhyun langsung menggaruk tengkuknya yang tentu Yoona yakini kalau itu tidak gatal hanya untuk mengalihkan rasa yang entah apa Yoona juga tidak tahu, takut mungkin.

“Ya ya ya.” Kyuhyun hanya tersenyum seraya merangkul pundak Yoona dan membisikan sesuatu ditelinga kanannya yang membuat Yoona kembali memberikan tatapannya itu untuk Kyuhyun. Kyuhyun langsung lari dari ruangan itu sebelum ia melihat rusa yang mengamuk dan perlu dikembalikan kekebun binatang terdekat atau bahkan bila perlu langsung kirimkan saja ke Afrika sana.

“YAK CHO KYUHYUN!!!!!”

~

“Kau yakin?”

“Apa perlu hyung tanyakan itu. Perusahaan aku serahkan padamu walaupun hanya sehari tapi jaga baik-baik.” Yaya Yesung sudah sangat bosan mendengar itu semua bahkan sudah tiga kali Donghae mengatakan itu semua untuk menjaga perusahaannya. Hei bahkan kalau perusahaan itu tidak dipimpin oleh Directornya tidak akan terjadi apa-apa kalau hanya sehari ingat itu hanya sehari.

“Iyah, aku pergi jaga Seohyun.” Yesung pergi disertai tatapan dari Donghae, apa katanya menjaga Seohyun? Ingat bukan dialah kakaknya. Donghae kembali menggerutu dalam hati.

Diliriknya jam yang ada ditangannya. Pukul 13:00 mungkin sudah lewat untuk makan siang tapi dari pada tidak, Donghae mulai melangkahkan kakinya mencari kantin yang ada didalam kawasan rumah sakit ini. Dia bisa saja memesan makanan dan memakannya diruangan dimana Seohyun menginap tapi menurutnya itu terlalu lama sementara cacing-cacing didalam perutnya sudah sama dengannya menggerutu dari tadi.

Akhirnya ditemukan, sebuah kantin yang cukup bisa dibilang seperti sebuah restoran, dilihat disana tidak ada meja yang kosong semuanya penuh.

Tidak bisakan mereka duduk berkelompok? Kenapa harus duduk hanya berdua dan bertiga malah ada yang duduk seorang benar-benar pemborosan meja.

Batin Donghae.

Akh dengan sangat terpaksa ia duduk didepan wanita yang sangat ia kenal dan tentunya sangat membuat ia kesal tapi bagaimana lagi itu lebih baik dari pada duduk dengan seseorang yang kita tidak kenal sama sekali.

“Siapa yang mengizinkanmu duduk dimejaku?” Tanya Yoona dengan mulut yang masih penuh dengan nasi beserta lauk pauknya itu membuat Donghae menatapnya jijik.

“Habiskan makananmu dulu, menjijikan!” Seorang pelayan menghampiri meja mereka dan memberikan buku menu kearah Donghae.

Setelah Dongahe menyebutkan makanan yang ia pesan, pelayan itupun pergi.

“Pergi!” Ucap Yoona lagi setelah ia menelan makannannya.

“Tidak ada lagi meja disini.” Yoona tidak dapat berbicara lagi, ia sangat tahu walaupun mereka belum mengenal cukup lama tapi dengan melihat sikap yang Donghae perlihatkan.Yoona dapat menebak kalau orang itu keras kepala. Tak ada gunanya juga berdebat dengan tipe orang yang tak akan mengalah dengan mudah pada orang lain. mungkin ini hari sialnya yang mengharuskan berbagi meja untuk makan siang dengan namja itu.

Im Yoon Ah terima takdirmu

~

Starting from a very unexpected meeting under the fallen leaves that bombards us and also in such a different look like now.

“Motif? Kau buat satu yang bermotif dan satu yang tidak.”

………….

“Maksudku kita buat dua macam gaya. Gaya satu yang bermotif dan gaya dua yang polos.”

……………

“Masalah motifnya hmmmmm cocokan dengan musimnyalah.”

…………….

“Aish Yuriah jangan berteriak ditelepon.”

…………….

“Iya iya, motifnya yang simple saja jangan terlalu memberatkan yang melihatnya dan juga jangan terkesan ceria maupun rame cukup dengan pembawaan yang terlihat kalem.”

………………

“Bagus kalau kau mengerti.”

“Apa lihat-lihat?” Tanya Yoona ketika mendapati Donghae yang terus saja melihat kearahnya dan tentu saja itu membuat Yoona jengah. Bagaimana tidak jengah orang yang dengan sangat tidak sopannya duduk dimejamu sekarang ia meminta tolong untuk menunjukan ruangan dokter. Alasannya kenapa ia memilih Yoona hanya karena dokter yang ingin ia temui adalah kekasih Yoona yang tak lain adalah Kyuhyun.

Bahkan Yoona sendiripun sudah sangat terbiasa dengan tuduhan orang-orang yang mengira dirinya menjalin hubungan dengan dokter muda itu.

“Sedang sakitpun kau masih sempat mengurusi pekerjaanmu yah?” Komentar Donghae, entah itu untuk dirinya atau memang ditunjukan untuk menyindir Yoona karena kebiasaan itu juga yang ada dalam diri Donghae. Dalam keadaan apapun ia pasti akan terus mengingat tentang pekerjaanya.

“Bukankah itu bagus dengan begitu kau tidak dirugikan karena bekerja sama dengan perusahaan yang directornya sedang sakit.” Ketus Yoona.

“Ini ruangannya.” Sambungnya lagi selanjutnya Yoona langsung angkat kaki tidak mau berurusan lebih lama lagi dengan namja itu. Cukup hanya urusan pekerjaan jangan sampai diluar itu. Harus berurusan dengan namja yang menyebalkan sama saja menghadapkanmu pada masalah yang cukup rumit.

~

“Permintaanmu sedikit sulit tapi akan kami usahakan.” Kyuhyun sedikit terkejut mendengar permintaan Donghae yang menyuruhnya atau lebih tepatnya pihak rumah sakit untuk membersihkan kamar atau ruangan Seohyun dari semua benda yang berkaitan dengan kemedisan.

Donghae hanya berjaga-jaga saja kalau mungkin nanti ketika Seohyun bangun ia akan menjerit. Walaupun Donghae mengetahui kalau selama ia pergi meninggalkan ibu dan adiknya disana Seohyun ikut menjalani terapi untuk menghilangkan phobianya tapi tetap saja sekedar untuk menjaga-jaga.

Setelah keluar dari ruangan Kyuhyun Donghae mencoba mencari tempat yang nyaman. Sedari tadi Yesung dan Siwon terus mengiriminya pesan supaya ia membuka e-mailnya karena ada berkas penting yang harus Donghae setujui dan tentunya dibaca terlebih dahulu.

Donghae tahu, bukankah setiap gedung yang tinggi dan bertingkat akan mempunyai atap. Pasti disana tidak akan ada siapa-siapa, karena ia sangat tidak suka bekerja ditempat yang tidak tenang tentunya agar otaknya bekerja dan cepat memahami semua pekerjaannya kalau tempat itu sepi senyap.

Dengan sedikit usaha yang membuat tenaganya terkuras karena harus menaiki tangga dari  2 lantai terakhir, dan disinilah dia disebuah atap yang terlihat cukup terawat apalagi disana ada bangku dan meja sangat cocok untuk dirinya.

Donghae akui kalau dirinya memang terlalu dipaksakan oleh kehendak sang ayah yang dengan sangat mudahnya terlibat dalam urusan perusahaan yang sebenarnya tak berada lagi dibawah pimpinan sang ayah itu. Tapi mungkin tanggung jawabnya dan juga hobinya membuat ia dengan ikhlas bekerja.

Siapa yang tidak mengenal Perusahaan ‘Cosmopolitan’ yang sangat terkenal dengan majalah Cosmopolitan dan juga pusat perbelanjaannya yang tersebar diseluruh Korea bahkan mungkin sudah mulai menyebar di 5 benua yang ada didunia ini. Yup sebuah perusahaan pemotretan dan juga perusahaan pusat perbelanjaan yang terkenal dari berpuluh-puluh tahun yang lalu.

“Siwon, ini aku Donghae.”

……….

“Ya barangkali saja kau lupa menamakan nomorku dikontakmu.”

……………..

“Akh iyah tentang berkas itu aku sudah melihatnya. Aku setuju dan tempatnya juga sangat cocok dengan proyek kita kali ini.”

…….

“Sabar, aku juga harus mengutarakan pendapatku.”

………….

“Ya intinya aku menerima, maksudku kita setujui tempat itu untuk menjadi tempat pemotretan kita.”

…………..

Donghae kira semua berkas yang dikirimkan Siwon padanya merupakan berkas yang sangat penting sehingga mengharuskan dirinya membacanya dan mengeceknya. Ternyata hanya berkas yang sebenarnya tidak perlu melibatkan dirinya. Bukankah Siwon pasti tahu tentang itu semua melebihi dirinya diakan bertugas menjadi penasehat. Tapi ya lupakan yang itu sekarang waktunya dirinya untuk bersantai disini.

Semilir angin ya lumayan tidak dingin karena ini siang hari tapi mungkin akan lebih hangat kalau saat ini musim panas. Akh Donghae sungguh sangat menanti musim panas karena dia sangat menyukai cuaca yang hangat dan tentunya tidak akan ada hujan dan angin yang selalu berhembus menusuk tulang dimalam hari.

“YAK MUSIM GUGUR CEPATLAH PERGI, AKU INGIN MUSIM PANAS!!!!!” Teriak Donghae sangat konyol, tapi mengingat disini tidak ada orang membuat Donghae berani berteriak seperti itu.

“YAK BERISIK!!!!” Kaget dan mungkin saja malu ketika Donghae mengetahui kalau disini diatap ini bukan hanya ada dirinya. Tunggu bukankah ketika dirinya datang tidak ada ciri-ciri kehidupan manusia disini?

Dan sekarang mungkin rasa malu lebih bergelora ditubuh Donghae. Yoona gadis itu berdiri tak jauh dari tempat duduk Donghae lebih tepatnya tepat diujung atap ini masih dengan pakaian rumah sakit yang dibalut dengan jekat hitam.

“Kau mengganggu tuan.” Ucap Yoona seraya mendekat kearah Donghae. Dan turut mendudukan tubuhnya tepat didepan Donghae seperti yang Donghae lakukan ketika dikantin tadi. Apakah wanita ini berniat balas dendam, batin Donghae.

“Kenapa selalu ada kau dimana-mana apa kau mengikutiku?” Tanya Donghae berusaha menutupi rasa malunya. Dan Yoona hanya bisa mendelik tajam seakan tatapannya berbicara pada Donghae kalau dirinyalah yang ada terlebih dahulu disini membuat Donghae langsung gugup.

Ah ayolah Donghae kau bahkan tidak pernah segugup ini dihadapan wanita ganas seperti dia, dan memang itu benar pembawaan Donghae yang selalu datar pada siapapun terkecuali ibu,adik dan sahabatnya.

Setelah itu mereka hanya saling diam, Donghae yang kembali sibuk dengan Hanphonennya dan Yoona yang sibuk dengan lamunannya seakan diantara mereka berdua tidak ada yang berniat membuka topik pembicaraan yang sebenarnya banyak topik yang bisa mereka bahas mengingat mereka bekerja dibidang yang saling berkaitan.

Sampai sebuah erangan memecahkan keheningan mereka. Yoona terlihat sedang menahan sesuatu yang membuatnya mengerang kesakitan walaupun hanya satu buah erangan tapi cukup membuat Donghae mengalihkan konsentrasinya yang terfokus pada layar ditangannya beralih menatap Yoona yang sedang memegang perutnya dengan dua tangannya.

“Kau tidak apa-apa?” Entah kebiasaan atau apa nada bicara Donghae masih sama tidak ada sedikitpun menggambarkan seseorang yang terlihat khawatir.

“Tidak apa-apa mungkin maagku kambuh lagi.” Bohong Yoona yang sepertinya rasa sakit itu perlahan menghilang. Donghae hanya menatap Yoona, pantas tadi Donghae melihatnya sedang bersama dengan Kyuhyun disebuah ruangan yang secara tidak sengaja terlihat olehnya ketika Donghae sedang berjalan tepat didepan ruangan rawat Yoona.

“Kau sama dengan adikku.” Apakah karena memang saat ini tidak ada pembicaraan yang bisa ia angkat atau apa Donghae tanpa sadar berkata seperti itu walaupun lebih seperti bergumam untuk dirinya sendiri tapi dapat didengar Yoona, dan Yoona pun sedikit tertarik dengan itu.

“Jadi, adikmu dirawat juga disini?” Itulah simpulan yang dapat diambil oleh Yoona setelah ia juga mengingat kalau tadi pria yang didepannya itu meminta untuk ditunjukan ruangan Kyuhyun. Walaupun Kyuhyun dokter umum tapi dia lebih handal dalam hal yang sejenis maag atau apalah Yoonapun tidak tahu.

Dan obrolanpun berjalan, dimulai masalah adik Donghae dan juga phobianya sampai masalah pekerjaan. Mereka jadi berpikir bukan dari tadi saja mereka berbicara tentang pekerjaan sehingga suasana yang seperti ini akan lebih awal hadir tanpa berdiam diri terlebih dahulu. Membosanlan sebenarnya kalau mereka mau mengakui itu.

~

Word for word we speak, here is still under a tree with a bench that makes us side by side. Fallen leaves that it is still a beautiful backgroun today.

“Oppa dari mana saja?” Donghae yang baru masuk langsung disambut dengan omelan adiknya, oh Donghae lupa saking keasikan dalam obrolan dengan Yoona tadi sehingga melupakan Seohyun yang waktu Donghae tinggalkan masih belum sadar tapi sekarang, lihatlah bahkan ia sudah bergelut dengan buku tebalnya itu yang membuat Donghae langsung malas hanya dengan melihat sampulnya saja.

“Oppa tidak seperti kau yang lupa makan.” Sindir Donghae sambil beranjak duduk disamping Seohyun setelah sebelumnya membawa kursi yang ada disana mendekat dan lebih dekat keranjang yang sedang diduduki Seohyun.

“Marah?” Bukankah Donghae sangat pantas untuk marah saat ini, bukankah Donghae juga sudah mengingatkan Seohyun agar tak lupa makan dan juga mengingatkan kalau penyakit sang adik akan kambuh lagi dengan telat diasupkan makanan ke dalam tubuhnya itu.

“Oppa marah.” Seohyun pun menutupi tubuhnya dengan selimut yang cukup tebal membiarkan buku yang sempat tadi ia baca tergeletak begitu saja dilantai setelah dilempar oleh Seohyun. Secinta-cintanya Seohyun pada buku tapi kalau mendapati kakaknya marah padanya rasa cinta pada apapun langsung lenyap.

Donghae hanya diam, apakah adiknya tidak mengerti mungkin tadi pagi ia marah ya sangat marah tapi sekarang. Bahkan tak terpikir oleh Donghae untuk marah hanya saja ia terlalu khawatir. Bagaimana kalau Seohyun kenapa-kenapa, karena sekarang tanggung jawab adiknya itu sepenuhnya ada pada dirinya. Bahkan mungkin sang ayah belum tahu kalau putrinya ada di Korea dan sekarang masuk rumah sakit.

~

“Yoona.” Sekali lagi Kyuhyun mencoba untuk menyamakan langkahnya dengan Yoona yang sudah hampir akan menutup pintu kamarnya dari dalam. Tapi sebelum semua itu terjadi Kyuhyun berhasil menahan pintu itu.

Tidak ada gunanya, ya sangat tidak ada gunanya bagi Yoona untuk terus mempertahan pintunya itu dan melangkah pergi kearah kasur terduduk disana.

“Pergilah Kyu.” Usir Yoona lembut tapi tetap saja itu perkataan yang mengusir selembut apapun itu tetap akan sedikit rasa tidak enak dihati yang disuruhnya pergi. Kyuhyun tak beranjak dari tempatnya masih mematung didepan Yoona. Kali ini dia salah lagi. Tapi ini juga bukankah harus ia lakukan, menyuruh Yoona untuk segera membongkar semua sandiwara terlebih kepada keluarganya tapi lihatlah hasilnya malah membuat Yoona mengacuhkannya dan sepertinya ia terlihat marah pada dirinya.

Dengan sangat terpaksa Kyuhyun menuruti permintaan Yoona, mungkin membiarkan Yoona sendiri dan menimbang apa yang telah ia katakan akan membuat Yoona segera mengambil keputusan itu.

TBC

26 thoughts on “Mask In Me (Chapter 4)

  1. duh… banyak banget sih teka-tekinya?
    kenapa Yoong eonni gak mau nemuin bundanya? sebenarnya eonni sakit apa? masalah Donghae oppa dengan keluarganya? Kyuhyun oppa yang perhatian banget sama Yoong eonni?…
    thor di tunggu next chapternya ne…

  2. Penasaran sbnernya yoona sakit apa sihh ?? Kayaknya parah deh ,, kasian amat yesung d cuekin yuri , lagian sih ninggalin yuri demi nerusin skolah k luar negeri , next chap-nya aku tunggu yaaa ,

  3. situasi yoona kek orang yang lg cuci darah,, –”
    tapi,nih ff pnuh teka teki bnget,,yeyul yg punya hbngan,dan ku rsa kyu itu dokter nya yoona yg mngthui segala bntuk ap yg d derita yoona,,
    mkin pnsran,next dah

  4. Intinya belum terlalu jelas, hubungan hae sma keluarganya knpa bisa gtu?? Yoona juga, dia sakit apa?? Kyuhyun yg perhatian bnget ama yoong eon.. nexttt

  5. sandiwara apa sebenarnya yang sedang yoona perankan?
    Ada masalah apa sebenarnya yoona juga donghae dengan orang tua mereka masing”?
    Huaaaaaaa author seneng banget buat orang penasaran.

    Next 😀

  6. sbnar ny yoona sakit apa sih??gak mungkin cman sakit maag ajja,,
    apa gra2 itu yoona gak mw ktmu sma bunda ny??
    kyuhyun cman sekedar dokter ny yoona doang kan,bkan kekasih yoona??smoga..
    lnjtkan thoorr,,
    ditunggu.

  7. Yoona sakit yah ?? Sakiit apa ??
    Masiih bnyak maslh yg blm trungkap ..
    Yoonhae moment jga jrg gth .. Kbnykn brtengkar ..
    Perbanyak YoonHae moment yah thor ..
    Next jangan lama ^^

  8. Sebernernya penyakit apa yang di rahasiakan oleh yoona,dan hubungan donghae dg keluarganya…

    Masih banyak yang menjadi tanda tanya di ff ini.
    Next partnya cepet dilanjut ya thor….

  9. Mulai ada kemajuan, Y00nHae ‘sedikit’ mau cerita bareng,,.
    Benr tuh yg d bilang Kyu, kalau Y00na harus secepat.a ngeb0ngkar sandiwara.a,, Kasian jg kalau Y00na nanggung rasa sakit.a sndiri & cuma Kyuhyun aja yg tau, tanpa keluarga.a & Yuri..,

Komentarmu?