Black Paradise (Chapter 1)

Black Paradise (Chap. 1)

 cats

Author : Jung Yoonji

Genre : Mysteri, Romance(?)

Length : Chapter

Cast : Im Yoona, Lee Donghae, etc.

 

Enjoy reading ^^

 

Akan lebih baik jika kau tidak berurusan denganku.

Aku memang menarik, namun aku bisa menarikmu kedalam bahaya.

 

****

 

“Yak Lee Donghae!! Apa maksudmu hah!! Bisa-bisanya kau melakukan ini padaku!” teriak seorang gadis di tengah keramaian Universitas Seoul. Entah urat malu gadis itu memang sudah putus sampai ia berani berteriak di tengah lalu lalang mahasiswa di universitas itu. Atau mungkin ia sudah kelewat emosi karena mendapatkan perlakuan ‘kurang menyenangkan’ dari lelaki yang ia teriakki itu.

“Wae? Kau pantas mendapatkan itu semua. Bahkan kurasa ini masih belum cukup.” Jawab Donghae santai.

“Hah! Apa maksudmu, apa yang telah ku lakukan sampai kau menyiramku dengan air di tengah keramaian ini! aku merasa tidak punya urusan denganmu Lee Donghae!” kata gadis itu masih dengan berteriak. Nampaknya emosi gadis itu benar-benar sudah tidak terbendung. Untuk ukuran gadis populer di universitasnya, disiram dengan air di tengah keramaian benar-benar merupakan suatu penghinaan dan sangat memalukan bagi gadis itu. Jelas saja, sejak tadi ia menjadi tontonan gratis para mahasiswa yang tidak sengaja melewati sumber keributan tersebut. Hal itu benar-benar menurunkan pamornya di mata mahasiswa lain.

“Kalau saja kau tidak mengganggu dongsaengku, aku juga malas berurusan denganmu Eunso-ssi.” Jawab Donghae kalem.

“Apa? Aku bahkan tidak mengenal siapa Dongsaengmu! Alasanmu benar-benar tidak masuk akal. Dengar baik-baik, kau telah melakukan kesalahan besar karena telah mempermalukanku! Masalah ini akan ku laporkan pada dosen, kau akan dapat masalah besar Lee Donghae.” Ancam gadis bernama Eunso itu. Namun yang diancam masih tetap bersikap kalem.

“Laporkan saja. Aku juga tinggal melaporkan perilakumu yang sudah mem-bully mahasiswa baru saat ospek kemarin.” Ancam Donghae balik. Eunso tampak biasa saja, bahkan ia tertawa meremehkan.

“Hanya karena masalah itu aku tidak akan kena masalah, aku tinggal mengatakan kalau para mahasiswa itu tidak mau menuruti peraturan yang ada.” Jawab Eunso penuh kemenangan.

“Hmm, kalau begitu aku penasaran bagaimana reaksi dosen saat tahu kau menggelapkan dana ospek kemarin untuk kepentingan pribadimu. Apalagi jika berita ini sampai ke telinga rektor. Menarik, mengingat jumlahnya yang tidak sedikit, hukuman apa yang bisa kau terima, D.O atau bahkan bisa saja kau di penjara.” Kata Donghae tenang namun penuh ancaman

Pernyataan Donghae sukses membuat badan gadis itu menegang. Gadis itu hanya mampu mematung dengan mata terbelalak saat mendengar pernyataan Donghae. Donghae yang melihatnya tersenyum penuh kemenangan. Senyuman itu bahkan lebih terlihat seperti seringaian yang membuat bulu kuduk gadis itu meremang. Setelah itu, Donghae pergi dari tempat itu. Meninggalkan  Eunso yang masih mematung dengan sejuta ketakutan di benaknya.

 

#Ditempat lain.

 

Seorang gadis berjalan di pelataran parkir Universitas Seoul. Saat gadis itu melewati beberapa mahasiswa yang sedang berkumpul,refleks para mahasiswa itu menjauh. Hal itu bukan tanpa alasan, mereka menjauh karena tingkah dan penampilan gadis itu yang terkesan tidak biasa. Sebenarnya, penampilan gadis itu terbilang normal, namun dengan rambut panjangnya yang ia biarkan menutupi hampir seluruh wajahnya, dan ditambah dengan ‘aura suram’ yang terpancar dari dirinya, membuat mahasiswa lain menganggapnya aneh –bahkan menakutkan- dan otomatis menjauhinya.

‘Ya, teruslah begini. Kalian memang harus menjauhiku.’

****

Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Universitas itu sudah terlihat sepi. Hanya ada beberapa mahasiswa disana, salah satunya adalah Donghae dan teman-temannya. Mereka yang hendak pulang berjalan bersama di pelataran parkir yang cukup luas itu menuju gerbang. Mereka asik bercengkrama, membicarakan dari mulai kegiatan kemahasiswaan sampai gosip-gosip yang tidak jelas.

“Hei, apa kalian tahu mahasiswi baru di jurusan sastra inggris? Ku dengar dia sangat aneh bahkan menyeramkan.” Tanya Sungmin pada teman-temannya.

“Ne, aku dan Sooyoung bahkan tadi satu kelas dengannya.” Jawab Yuri di iringi anggukan Sooyoung.

“Benar, aku bahkan tadi duduk di depannya. Kalian tahu, selama pelajaran aku benar-benar tidak tenang. Aku merasa gadis itu seperti akan mencekikku dari belakang.” Ucap Sooyoung sambil bergidik ngeri.

“Ku dengar ia adalah mahasiswi yang pintar di universitasnya dulu. Selain itu, katanya dia juga pindahan dari Universitas Tokyo. Benar-benar mencurigakan, seorang mahasiswi yang tergolong pintar di universitas yang lumayan terkenal kenapa malahmemutuskan untuk pindah.”tanya Yuri lebih kepada dirinya sendiri.

“Mungkin dia merasa kapasitas otaknya kurang memadai untuk kuliah di universitasnya dulu.” Timpal Eunhyuk asal. Ia memang kurang tertarik jika ketiga temannya sudah membicarakan hal yang tidak jelas. Sama halnya dengan Donghae yang sejak tadi asik dengan I-podnya.

“Kurasa itu tidak mungkin. Mengingat dia diakui sebagai mahasiswi yang pintar di universitasnya yang dulu, alasannya pasti bukan itu,” kata Sooyoung, “Menurutmu bagaimana Donghae, biasanya instingmu selalu tepat.” Tanya Sooyoung meminta pendapat Donghae. Donghae memang terkenal selalu tepat dalam menebak suatu hal. Karena malas berkomentar untuk hal tidak penting, Donghae langsung menjawab pertanyaan Sooyoung tanpa berpikir.

“Mungkin saja di tempatnya tinggal dulu, ia terlibat kasus pembunuhan dan sekarang melarikan diri kesini.” Jawab Donghae asal-asalan tanpa mengalihkan perhatiannya dari I-podnya.

Tiba-tiba, angin bertiup, membawa hawa  yang tidak biasa yang membuat kelima orang itu kompak menghentikan langkah mereka.

Tap, tap, tap.

Kini mereka bisa mendengar suara langkah kaki seseorang di belakang mereka. Entah mengapa, kaki mereka seperti di lem, mereka tidak kuasa menggerakkan kaki mereka meskipun otak mereka menginstruksikan mereka untuk segera berlari.  Keheningan itu terasa mencekam saat seorang gadis melewati mereka, gadis yang sejak tadi menjadi topik pembicaraan mereka, kini sedang berjalan melewati mereka. Mereka berlima masih diam tak berkutik seolah terhipnotis. Angin bertiup lagi, menyibakkan rambut gadis itu yang hampir menutupi seluruh wajah gadis itu. Tepat pada saat itu, Donghae memberanikan diri melihat kearah gadis itu, keempat temannya memilih untuk tetap menunduk, menunggu sampai atmosfer mencekam yang tiba-tiba mereka rasakan hilang.

DEG!!

Jantung Donghae berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya seolah akan melompat dari tempatnya saat ia dengan jelas wajah gadis itu. Refleks ia memegang dadanya, berharap dengan itu jantungnya akan bekerja dengan normal kembali. Setelah gadis itu sudah lumayan jauh dari tempat kelima orang itu berpijak, mereka menghembuskan nafas lega. Entah berapa lama mereka berdiri mematung seperti tadi, yang pasti lumayan lama karena mereka semua merasa kaki mereka cukup pegal.

“A-apa dia mendengar yang kita bicarakan tadi?” tanya Sungmin takut.

“Molla, semoga saja dia tidak mendengarnya.” Harap Sooyoung.

“Donghae, kau kenapa? Apa saking takutnya, sampai-sampai kau memegang dadamu seperti itu?” tanya Eunhyuk cemas melihat Donghae. Selama Eunhyuk mengenal Donghae, baru kali ini ia melihat Donghae diam mematung dalam durasi yang cukup lama. Donghae yang sadar menurunkan tangannya dari dadanya.

“Kau baik-baik saja Hae?” tanya Yuri memastikan.

“Ne, aku baik-baik saja.” Jawab Donghae singkat, matanya masih menatap lurus ke arah gadis itu tadi pergi. Teman-temannya mulai cemas melihat tingkah Donghae yang tidak biasa. Mereka juga masih shock dengan kejadian yang baru saja mereka alami.

“Kau benar Soo, aura gadis itu benar-benar tidak biasa. Saat dia lewat, aku merasa bulu kudukku meremang.” Kata Sungmin sambil bergidik ngeri.

“Harus ku akui, aku juga merasa ada yang janggal dari gadis itu. Aku harap aku tidak bertemu lagi dengannya.” Kata Eunhyuk.

“Aura gadis itu memang suram, tapi..” Donghae yang biasanya jarangberkomentar kini mengeluarkan suaranya, “Wajah gadis itu benar-benar cantik.” Akhir Donghae setelah cukup lama menggantung kata-katanya.

Mendengar pernyataan itu, empat orang lainnya kaget bukan main. Mata mereka berempat membulat sempurna. Ini hal yang jarang, Donghae adalah orang yang jarang sekali memuji orang lain, apalagi wanita. Sebenarnya ia sangat mampu untuk menjadi playboy, bermodalkan wajah tampan dan tatapan mata yang teduh, ditambah badan yang cukup atletis, tidak heran banyak wanita di luar sana yang mengharapkan Donghae. Namun, Donghae juga orang yang sangat jujur dan blak-blakan. Penilaiannya terhadap seseorang sangat jeli. Itu sebabnya, sampai saat ini ia tidak pernah terlihat dekat dengan wanita kecuali Sooyoung dan Yuri yang notabennya adalah temannya.

“Hae, kau benar tidak apa-apa?” tanya Sungmin mulai khawatir dengan tingkah aneh Donghae.

“Entahlah, Jantungku berdebar-debar saat melihat wajah gadis itu.” Jawab Donghae. Teman-temannya mulai resah dengan tingkah Donghae yang seperti orang linglung.

“Ah, ini sudah mulai malam, lebih baik kita cepat pulang.” Ajak Yuri mencoba menghilangkan atmosfer aneh yang ia rasakan. Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang mereka. Di tengah langkah mereka, Donghae –yang menurut teman-temannya bersikap aneh- bertanya pada Yuri.

“Oh ya, siapa nama gadis itu.” Mengerti siapa ‘gadis’ yang ditanya Donghae, Yuri menelan ludah dengan susah payah sebelum menjawab pertanyaan Donghae.

“Im Yoona.”

****

Yuri, Sooyoung, dan Sungmin berjalan bersama menuju rumah mereka. Rumah mereka bertiga memang berbeda arah dengan tempat tinggal Donghae dan Eunhyuk. Mereka bertiga berjalan dalam keheningan, sibuk dengan pikiran mereka sendiri yang sebenarnya memikirkan hal yang sama.

“Entahlah aku harus senang atau malah khawatir.” Ucap Yuri tiba-tiba.

“Setelah sekian lama, akhirnya Donghae tertarik pada wanita. Tapi.., ah,aku benar-benar bingung dengan selera anak itu!” Sooyoung mulai frustasi.

“Tapi, aku pikir mereka cocok, mereka memiliki kesamaan.” Tambah Sungmin. Yuri dan Sooyoung menatapnya dengan tatapan minta penjelasan.

“Mereka itu sama, sama-sama aneh.” Jelas Sungmin.

Yuri dan Sooyoung diam, tidak marah atau protes saat Sungmin menyebut salah satu teman mereka  aneh. Karena sebenarnya, mereka juga sependapat dengan Sungmin.

“Tapi aku jadi penasaran dengan gadis itu. Apakah dia benar-benar cantik seperti yang Donghae katakan?” tanya Sooyoung penasaran.

“Ne, aku juga penasaran. Donghae memuji seorang gadis, ini peristiwa langka. Jadi menurutku, kalau Donghae mengatakan gadis itu cantik, berarti ia benar-benar cantik.” Tambah Yuri.

“Tapi ingat, kita tidak pernah tahu isi pikiran Donghae. Kita tidak pernah melihatnya dekat dengan wanita kecuali kalian dan Sulli. Kita juga tahu kan sudah banyak gadis cantik yang berbondong-bondong antre untuk mendapatkan Donghae tapi tak pernah satupun ia gubris. Mengingat selera Donghae yang aneh, bisa saja gadis itu tidak cantik seperti yang Donghae katakan.” Sungmin berkomentar. Yuri dan Sooyoung dian mencernasetiap perkataan yang dikeluarkan oleh Sungmin.

“Tapi ada satu hal yang benar-benar membuatku takut.” Sungmin berkata lagi.

“Apa yang kau takutkan?” tanya Yuri penasaran.

“Kau ingat yang dikatakan Donghae tentang gadis tadi.” Kata Sungmin. Yuri dan Sooyoung tersentak mengingat apa yang dikatakan Donghae tadi sore.

“Meskipun kita tahu ia hanya bicara asal-asalan, kita juga tahu setiap kata yang diucapkannya selalu benar-benar terjadi. Jadi…” Sungminmenggantung kata-katanya.

“Akan lebih baik jika kita menjauhi gadis itu.” Sooyoung menyimpulkan di iringi anggukan Sungmin.

****

Yoona melangkahkan kakinya menuju rumahnya. Rumah itu tidak berbeda jauh dengan Yoona, tampak biasa saja namun beraura suram. Yoona membuka pintu pagar rumah itu, ia berjalan melewati pekarangan rumahnya yang berantakan. Maklum saja, karena Yoona baru pindah kemarin ke rumah itu. Saat sampai di depan pintu rumahnya, ia merogoh tasnya, mencari kunci rumahnya. Saat sibuk mencari kunci rumahnya, tiba-tiba Yoona merasakan seseorang dibelakangnya. Dilihatnya bayangan orang itu, sepertinya ia laki-laki dan lebih tinggi darinya. Yoona mulai tegang, ia  langsung mematung tak melanjutkan aktivitasnya mencari kunci rumahnya. Diam, yoona menunggu seseorang yang ada di belakangnya itu bereaksi. Ia sebenarnya bisa saja menyikut orang itu dan langsung kabur. Namun Yoona tidak ingin gegabah, meskipun ia memegang sabuk hitam karate, ia tetaplah wanita. Dan orang dibelakangnya yang diperkirakan laki-laki bisa saja menyakitinya jika Yoona melawannya. Tak berapa lama, orang di belakang yoona bersuara.

“Long time no see, sweety..” katanya tepat di telinga Yoona, hembusan nafas orang itu menerpa leher Yoona, membuat bulu kuduknya berdiri.

“Bagaimana kau tahu aku ada disini?” tanya Yoona dingin. Orang itu terkekeh.

“Apa yang tidak aku ketahui tentangmu, sayang.” Jawab orang itu. Mereka masih pada posisinya. Yoona masih membiarkan dirinya mematung dan orang itu tetap pada posisinya dibelakang Yoona. Tiba-tiba, orang itu melingkarkan lengannya di leher Yoona, bukan untuk mencekik melainkan memeluk Yoona dari belakang. Yoona tetap diam, ia menunggu sampai orang itu melepaskan pelukannya.

“Bogoshipo….., noona.” Bisik orang itu ditelinga Yoona lalu terkikik. Yoona memutar bola matanya namun kemudian terseyum.

“Kau merindukanku tapi membuatku hampir mati ketakutan. Dongsaeng macam apa kau?” ledek Yoona. Yang di ledek hanya tertawa kecil menanggapinya.

Yoona membalikkan tubuhnya menghadap dongsaengnya itu. Ia tersenyum saat melihat salah satu anggota keluarganya itu. Adiknya pun balas tersenyum menatap noona-nya itu. Tak bisa di pungkiri, perkataan Donghae tadi memang benar. Gadis itu –Yoona- memang benar-benar sangat cantik. Apalagi saat ini, saat gadis itu tersenyum. Kontras sekali dengan image suram yang ia tunjukan saat ia berada di kampus.Tak berbeda jauh dengan kakaknya, adiknya pun tak kalah mempesona. Tampan, bahkan kata itu tidak cukup mendeskripsikan pria itu.

“Kau mau membiarkanku berdiri terus disini noona? Kaki ku sudah pegal menunggumu sejak tadi.” Keluh lelaki itu.

“Ah ne, ayo masuk.” Ajak Yoona sambil terkekeh.

Kakak beradik itu pun masuk ke rumah Yoona. Tanpa mereka sadari, di tengah gelapnya malam, ada sosok memperhatikan setiap gerak-gerik mereka. sosok itu hanya memperhatikan apa yang kakak beradik itu lakukan dan pergi saat kakak beradik itu hilang dari pandangannya.

“Im Yoona.” Gumam lelaki itu dengan suara rendah.

TBC.

71 thoughts on “Black Paradise (Chapter 1)

  1. baru pertama kali baca ff “suram” kek gini haha
    terllu bnyak pertanyaan yg bikin penasaran
    1.siapa yoona sebenarnya?
    2.ada apa dengan kampusnya trdahulu smpai2 hrus pindah sekolah?
    3.siapa dongsaengnya yoona?
    4.benarkah yg d ktakan hae klu yoona it terlibat mslah sprti pembunuhan d jepang?
    5.dan kata2 yoona “sebaikny kalian jauh dariku”( dlam hati)
    bner2 bkin pnsran..next d tnggu pake banget!!!

  2. pas baca awalnya aku kira yoona itu hantu kaya dfilm conjuring
    >_<
    g taunya dia itu gost of the goddness
    hahaha
    *ngacooo
    penasaran sama part 2
    *ngintip ke library ^^

  3. sorry baru coment cz bru bca q nya.. hehehe
    daebak bnget ffx chingu…. 😀
    sifat yoona buat q pnasaran ja da pa sbenarnya…

  4. Menarik ceritanya..
    agak mirip2 dkit deh kyak film jepang yg judulnya from me to you..
    tpi cuma bagian rambut nya si yoong yg pnjang sampai menutupi wajahnya,itu doang sih.hehe..
    klo yg di film itu mah,si cwek nya di bilang sadako sma tmen2 skolahnya..
    tpi ff nya keren kok.
    maaf malai curhat..hehe

  5. bagus chingu, yoona orangnya misterius. jadi banyak temen2nya yang ngejauhin dia, gara2 sikapnya yang aneh itu. donghae oppa naksir yoona eonnie cieeeee. lanjut lagi chingu, daebakkkk

  6. D0nghae yg ‘aneh’ langsung trpes0na sama kecantikan.a Y00na-gadis yg beraura seram,, kkkk
    Tp apa yg bikin Y00na jd kayak gtu?
    Jangan2 yg ngeliatin adegan ‘mesra’ Y00na & adik.a itu D0nghae?
    Bisa salah paham nanti.,,,

Komentarmu?