Twin (Chapter 6)

twin 6

Title : Twin

Author: Lee Hanna

Cast: Im Yoona, Lee Donghae

Other Cast : Seo Joo Hyun(Seo Hyun), Kyuhyun, Yonghwa

Genre : Family, Tragedy,  Romance

Lenght: Chapter

Note : hallohaaa readers tertjintaah (?) di baca dulu ya ^^)/ mian kalau lama ngepostnya *bow* semoga kalian suka dan makin greget dengan kelanjutan yang ini ^0^)/

T W I N

“Kau tidak mengerti yoona!!!”

“apa yang tidak ku mengerti?!! Jelaskan!” Pekik yoona tanpa memikirkan siapa lawan dia bicara saat ini

“kau, kau akan bahaya, lelaki itu hidup dengan uang, ia akan melakukan apapun untuk yeoja yang sudah membohonginya seperti ku!” Ujar eomma nya nanar

“lalu… Kenapa menikahinya? Eomma tau kan kalau kita tidak sebanding dengan mereka!!! Kenapa masih mendekatinya?!” Hardik yoona, mata yeoja itu sudah  memerah saat ini. Berusaha sekuat mungkin menahan buliran air mata yang akan keluar dari mata indahnya.

“keure, kau terlalu muda untuk mengerti, pulanglah, aku muak melihatmu” ucap eommanya menahan amarahnya yang ia yakin akan keluar begitu saja jika tidak dengan keras untuk mengendalikannya.

Rahangnya mengeras dan tatapannya masih sama pada anaknya itu. Ia langsung membalikkan tubuhnya menghindari kontak mata dengan anaknya itu, berusaha untuk pergi demi menutupi air matanya yang sudah tak dapat tertahan lagi

“aku baru saja pulang dari amerika. Appa tak sedikitpun mengirimkan uang untukku selama di sana” ujar yoona dan langkah kaki yeoja paruh baya itu terhenti lantas langsung membalikkan tubuhnya menatap sumber suara yang baru saja memasuki pendengaran nya “aku hidup sendiri, uang yang eomma beri hanya cukup untuk ku sekolah, bukan untuk hidup”

“lalu… Bagaiman hidupmu? B-bagai mana-”

“wae? Apa kau mengasihani ku? Tsk” potong yoona sembari memutar bolamatanya dan kembali menatap eommanya sesinis mungkin “setidaknya aku tidak menikahi namja kaya untuk tetap bertahan hidup seperti mu,” ucap yoona penuh dengan sindiran. Tatapan matanya menatap lekat tepat pada bola mata eommanya. Yeoja paruh baya itu, tak kuasa lagi menahan amarahnya, anak mana yang bisa dan mampu berkata kata kasar pada orang tuanya seperti itu, menyindir secara terang terangan di hadapan orang tuanya. Tanpa ia sadari tangannya sudah berada di atas udara untuk kembali menampar yeoja itu, melepaskan amarahnya yang sedari tadi dengan sulitnya ia tahan sekaligus memberi anaknya pelajaran atas apa yang telah ia katakan.  Namun sikapnya terhentikan karena ada satu tangan yang menahannya. Mata eommanya menatap arah tangan itu yang dengan lancangnya menahan aksinya itu.

“donghae-ah…” Ujar yoona pelan. Tatapan donghae masih menangkap tatapan tajam dari eomma yoona, tangannya masih menggenggam kuat pergelangan tangan yeoja paruh baya itu hingga eomma yoona melepas paksa tangannya.

“ini sudah lebih dari sikap menyadarkan seorang anak atas kesalahannya” ucap donghae pasti. Mendengar ucapan itu, eomma yoona sedikit shock kemudian ia  tersenyum menahan kekesalannya, “sudah berapa umurmu? Sepertinya sudah banyak sekali pengalamanmu” sindir eomma yoona pada donghae

“eomma!” Pekik yoona  “donghae-ah, kajja” yoona menarik lengan donghae paksa untuk keluar dari rumah itu. Namun langkah kakinya terhenti seketika ia mengingat apa hal yang akan ia sampaikan sebelumnya “sekarang aku tidak tinggal bersama appa. Eomma bisa ke rumahku jika eomma mau” yoona lalu kembali melangkahkan kakinya setelah mengucapkan kalimat terakhirnya pada wanita paruh baya itu tanpa sedikitpun menatap wajah yeoja itu.

****

Taxi melaju cepat membelah jalanan kota paris. Donghae dan yoona masih duduk dalam diamnya, hanya terdengar suara mesin mobil yang menghiasi pendengaran kedua insan itu. Tatapan mata mereka saling bertolak, sibuk menatap pemandangan di sisi jendela samping mereka masing masing. Hingga akhirnya mereka sampai di hotel.

Donghae menekan tombol di sisi kanan lift itu dan suasana canggung kembali meliputi mereka sampai akhirnya yoona memilih untuk memulai pembicaraan

“mian”

“untuk apa?”

“kau sudah melihat hal yang tidak seharusnya di lihat” ucap yoona. Donghae hanya diam menatap yeoja yang sedang menundukkan kepalanya itu, tak sanggup hanya sekedar menatap kedua mata donghae.

Mereka akhirnya keluar dari pintu lift dan berjalan ke kamar masing masing.

“nanti kalau sudah baikan, panggil saja aku di kamar sebelah” tawar donghae tepat di depan pintu kamar yoona. Yeoja itu mengangguk pelan kemudian memutar langkahnya untuk memasuki kamar nya

“annyeong” sapa donghae lagi, kini namja itu pun ikut pergi meninggalkan tempat ia berdiri hingga suatu tangan menahan lengannya. Donghae melirik arah tangan tersebut dengan ekor matanya, terlihat yoona di balik pintu yang menyembunyikan setengah tubuhnya, menatap donghae dengan penuh harap

“ada apa?”

“bisa… Kau temani aku?” Ucap yoona ragu ragu

***

Donghae menyelimuti tubuh yeoja itu dan mengembangkan senyumnya “tidurlah, semua akan baik baik saja” ucap donghae sembari mengusap pucuk kepala yoona.

“ne, gumawo” jawab yoona. Donghae beranjak meninggalkan yoona sebelum sebuah tangan kembali menahannya.

“ada apa lagi?”

“bisa kau tidur di sebelahku?” Tanya yoona lagi. Donghae menurutinya dan berbaring tepat di sebelah yeoja itu. Ia tidak memilih tidur dan lebih nyaman menatap langit langit kamar hotel ini. Begitu pula dengan yeoja yang ada di sampingnya

“kau tidak tidur?” Tanya donghae

“aku tidak bisa” donghae menoleh ke yoona, menatap tiap likuk wajah yeoja itu

“apa kau ingin menangis?” Yoona sedikit bergumam mendengarnya

“aku tidak mau” jawabnya. Perlahan donghae menarik bahu yeoja itu hingga menghadap ke arahnya kemudian memeluk yeoja itu masih dalam posisi tidurnya.

Yoona kini sudah ada dalam pelukan namja itu, ia kini sudah dapat menghirup banyak aroma dari namja itu, wajahnya tepat berada di bawah dagu namja itu, lee donghae.

“menangislah, itu satu satu nya cara agar kau lebih tenang” ucap donghae sambil mempererat pelukan mereka. Tangannya mengelus punggung yeoja itu berharap dapat melontarkan ketenangan untuk nya.

Lama mereka berpelukan dalam diam. Yoona mulai merasa suatu kenyamanan tersendiri yang ada pada dirinya saat berada di pelukan namja itu. Ia menutup matanya dan mencoba untuk merasakannya lebih dalam.

“eomma…. Dia menikahi namja itu untuk membayar utang appa, maka dari itu perusahaan appa tidak jatuh lagi” desis yoona. Donghae masih diam, memilih untuk mendengarkan tanpa berkomentar “appa tak tau itu, yang ia tau eomma sudah berselingkuh. Cara eomma salah, cara appa yang tidak mau tau juga salah…” Desis yoona lagi, air matanya kini keluar membasahi pipinya. Tangan yeoja itu perlahan memeluk pinggang donghae dan mengeratkan pelukan mereka dengan menjalankan tangannya ke punggung donghae.kini jemari lentik yeoja itu sudah menggenggam erat kemeja namja yang tengah memeluknya.

“eomma… Dia mencuri uang suaminya untuk ku. Ia memilih tidak bercerai dengan suaminya agar suaminya tidak menyelidikinya lebih jauh, ia lebih memilih bertahan. Pabbo yeoja” kini yoona menenggelamkan wajahnya di leher donghae dan menangis sejadi jadinya “eomma… Dia masih mencintai appa. Eomma…. Dia sangat senang dengan kedatanganku meski ia tau aku bukan seohyunnya” jemari yoona mencengkram kemeja donghae erat “eomma….”

“cukup yoong,” potong donghae mulai angkat bicara

“aku… Aku mengacaukannya bukan? Ia tidak tau apa yang ku ancam ke suaminya” ucap yoona masih dalam tangisnya “aku… Aku bukan anak yang baik, aku… Aku sudah mengancam suaminya, dan sekarang eomma bisa keluar dari rumah itu, ia bisa hidup tenang sekarang. Aku…”

“kau sudah melakukan yang terbaik sebagai seorang anak” bantah donghae. Namja itu mengecup pangkal kepala yoona  “kau sudah lama berjalan sendiri tanpa seorangpun di sampingmu, mulai sekarang apapun yang terjadi padamu, aku akan berusaha semampuku untuk membantumu” ucap donghae pasti “aku akan mejadi tembokmu agar kau bisa tetap berdiri dalam pikiranmu dan membuat semua orang menoleh padamu” ujar namja itu. Sedikit senyum terukir di bibir yeoja itu. Rasanya ia sudah mulai cukup tenang saat ini.

“kata katamu jelek” ledek yoona, ia perlahan melepaskan pelukannya dan hendak beranjak keluar dari pelukan namja itu sebelum donghae benar benar menahannya

“tetaplah seperti ini” desis donghae sambil menahan tubuh yoona tetap dalam pelukannya.

***

“ini sudah lebih dari sikap menyadarkan seorang anak atas kesalahannya” ucap donghae dengan nada mantap,  “ini sudah lebih dari sikap menyadarkan seorang anak atas kesalahannya” ulangnya lagi “aish… ” ia kini merubah posisi wajahnya dan menatap pantulan wajahnya di hadapan cermin itu dengan tatapan sinis “ini sudah lebih dari sikap menyadarkan seorang anak atas kesalahannya”

“harus berapa kali kau mengulanginya?” Tanya yoona yang sedari tadi menyadari tingkah laku donghae. Donghae langsung berbalik menatap yoona yang tanpa ia sadari sudah bangun

“ sudah bangun?” Tanya namja itu berbasa basi sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal demi menahan malunya

“bagai mana kalau kita pulang malam ini?” Tanya yoona sembari melirik jam yang sudah menunjukkan pukul dua siang

“mwo?! Tidak, aku tidak mau!” Bantah donghae

“wae? Kau harus kerumah sakit tuan lee”

“kau seharusnya memperkenalkan aku pada kota paris, bukankah dulu kau tinggal lama di sini?” Rengek donghae seperti anak kecil sembari berjalan ke arah yoona yang baru saja terbangun dari tidurnya dan masih duduk di atas ranjang itu

“kita bisa ke sini lain kali bukan?”

“aku mau sekarang” bantah donghae, mata namja itu menatap tatapan mata yoona yang seolah masih tetap pada pendapatnya pertama “aish, kenapa kau keras kepala sekali” kesal donghae

“aku? Aku keras kepala? Yang kekanakan siapa? Yang keluar dari rumah sakit karena mengikutiku, siapa?”

“aku tidak mau tau, kita harus di sini sampai besok pagi baru pulang”  ucap donghae dengan nada mantap.

***

Donghae menyemprotkan sedikit parfume ke beberapa bagian tubuhnya lalu merapikan kerah bajunya. Ia kemudian beranjak berjalan ke arah pintu begitu mendengar bunyi ketukan pintu dari pintu kamarnya di hotel itu. Ia menarik lengkungan bibirnya membentuk sebuah senyuman yang indah membayangkan yeoja nya itu sudah siap hendak ‘berkencan’ dengannya, tentu saja ia akan tampak lebih cantik dari yang namja itu pikirkan, namun senyuman itu memudar seketika saat pintu sudah benar benar terbuka

“wae?” Tanya yoona. Donghae memperhatikan yeoja itu dari bawah sampai atas,

“kau tidak mengenakan gaun atau sebagainya?” Tanya donghae sedikit berdegik melihat kearah yeoja itu

“aku rasa ini cukup” jawab yoona singkat “memangnya kau mau aku seperti apa? Mengenakan rok, gitu?” Tanya yoona.

Donghae hanya mendenguh kesal “kajja” ajak donghae tanpa menghiarukan pertanyaan yeoja itu sebelumnya. Yoona berjalan mengikuti donghae di belakanngya. Ia hanya mengenakan celana jeans hitam dengan sepatu cats  lalu baju jaring lengan panjangnya dengan tas kecil yang di gantungkannya di pundaknya. Rambutnya juga di garainya, hanya mengikat di bagian poninya.

Mereka berdua kemudian memasuki taxi. Yoona memulai pembicaraan pada supir tersebut dan membuat donghae bingung, namun namja itu lebih memilih untuk mengutak atik hp nya, mencari sesuatu di mesin pencarian google. Ia mencari tempat tempat ‘ter-romantis’ di paris dan mulai tersenyum sendiri saat mendapati beberapa hasilnya.

***

Donghae masih terdiam menatap bangunan yang ada di hadapannya ini. Otaknya berusaha sekuat mungkin memikirkan apa yang akan di lakukan oleh yoona. Tak beberapa lama setelah membayar tagihan taxi, yoona berjalan mendekati donghae

“bagiamana?”

“k-kau gila?” Tanya donghae kaget “untuk apa kita ke sini?”

“untuk apa?  Untuk menyewa motor lah”

“aish… Setidaknya kita bisa menyewa mobil atau apalah itu, kenapa harus motor?” Kesal donghae

“memangnya kenapa?” Tanya yoona dengan tatapan menyelidik

“bukan apa apa” kesal donghae. Yoona masih menatap donghae heran dan perlahan mendekati namja itu. Donghae mulai risih dengan perlakuan yoona yang perlahan mendekatinya. Yeoja itu semakin mendekati donghae seolah curiga dengan sikap aneh namja itu

“kau tidak bisa mengendarai motor, benarkan?” Terka yoona. Donghae masih diam dengan pertanyaan yeoja itu, bingung mau menjawab dari mana

“tentu saja bisa, aku pergi ke sekolah dengan motor saat di mokpo” jawab donghae gelagapan

“kalau begitu kenapa kau tidak mau kita merental motor? Paris akan lebih indah jika kita naik motor”  bujuk yoona. Donghae terlihat kesal. Memang benar apa yang di katakan yoona, donghae sudah sangat lama tidak mengendarai sepeda motor. Ia takut jika mengatakan kalau ia tidak bisa mengendarai benda beroda dua itu. Setidaknya namja itu sedang menahan gengsinya saat ini.

“jangan jangan, kau mau memelukku bukan?” Terka donghae kali ini, yoona langsung mengalihkan pandangannya

“bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu” kesal yoona dan membuat donghae tertawa puas

“aigo… Bilang saja kau mau memelukku sepanjang perjalanan” wajah yoona seketika memerah saat ia mengetahui donghae tengah mengoloknya sambil tertawa puas “baiklaah” ucap donghae sambil menghentikan tawanya ketika mendapati wajah kesal dari yoona yang terus berlanjut, tapi tidak bisa ia pungkiri kalau ia sedang menahan tawanya saat ini.

Alhasil mereka mengelilingi paris dengan sepeda motor yang di kendarai donghae.

***

Yoona memasukkan strawberry yang ia cuci kedalam sebuah kotak dan menyambar blazernya kemudian berjalan keluar rumahnya sebelum bel dari rumah itu benar benar berbunyi. Yoona membuka pintu nya perlahan dan terlihat seorang yeoja paruh baya berdiri di sana dengan beberapa kopernya. Ia menatap yoona yang juga menatap nya. Yeoja paruh baya itu kemudian tersenyum melihatnya

“aku pikir aku salah alamat” ucapnya lalu masuk ke dalam rumah tanpa di persilahkan oleh pemiliknya terlebih dahulu

“dari mana tau alamatku?” Tanya yoona

“kau pikir sikap licikmu itu kau dapati dari siapa eoh?” Kesal eommanya. Yoona sedikit tersenyum mendengarnya dan menunjukkan satu satunya kamar yang kosong di rumah ini

“ac nya sedikit rusak dan agak berdebu lantainya”

“gwaenchana, eomma akan bersihkan nanti. Kau mau pergi kan?” Tanyanya ramah

“nde” jawab yoona

“pergilah, aku yang akan bersihkan”

“eomma tidak akan mengambil barang barangku kan?” Selidik yoona

“aish, selicik liciknya aku, setidaknya aku lebih memilih menjual rumah mewahmu ini dari pada mencuri barang barang mu” kesal yeoja itu

“baiklah” jawab yoona lalu beranjak pergi

“ehm, gumawo” ucap eommanya. Yoona menghentikan langkahnya dan seulas senyum mengembang di bibirnya

“untuk apa?” Tanya yeoja itu tanpa membalikkan wajahnya untuk sekedar menatap eommanya sendiri

“soal namja itu, dia benar benar membebaskanku karenamu”

****

Yoona berjalan melewati koridor rumah sakit. Di tangannya ada sekotak strawberry. Seulas senyuman tak lepas dari bibirnya hingga kakinya membawanya tepat ke depan salah satu pintu rumah sakit itu. Ia membukanya perlahan dan terlihat di sana namja itu sedang duduk bersandar pada dashboard tempat tidurnya.

Donghae langsung menatap yoona yang baru saja masuk ke dalam kamarnya. Yoona berjalan mengarah donghae dan meletakkan sekotak strawberrynya di atas meja.

“besok aku sudah bisa keluar, ” ucap donghae dengan nada bahagia

“baguslah, ” jawab yoona “sudah makan?” Tanya yeoja itu lagi. Donghae mengangguk kemudian menutup buku yang sedang ia baca. Sudah tiga hari setelah kepulangan mereka dari paris dan donghae langsung di rawat kerumah sakit untuk masa pemulihannya.

“eomma sudah pulang”ucap yoona sambil membuka kotak strawberrynya

“nde? Eommamu?”

“nde, dia menginap di rumahku”

“cukhae” ucap donghae “kau pasti akan semakin dekat dengannya” lanjutnya, yoona hanya bisa menjawabnya dengan senyum sambil memakan buah itu.

“aku sudah mencuci foto foto kita di paris” ucap donghae lagi

“aish, mukaku sangat absurd di sana”

“mukamu memang selalu seperti itu” jawab donghae asal lalu berusaha membuka laci meja di sebelahnya. Melihat donghae yang sedikit kesulitan, yoona membantunya dan mengambil foto foto itu.  Ia mentelaah satu persatu gambar yang ada di kertas kertas itu

“ternyata hasil dari kameranya bagus juga” ucap yoona. Sementara donghae sedang sibuk dengan strawberrynya, menghabiskan satu persatu buah berbintik itu seperti anak kecil.

***

“panggil aku oppa” rengek donghae. Hari masih sangat pagi, donghae sudah senantiasa menggoda yoona saat ia sedang bekerja

“shireo”  bantah yoona sambil tetap terfokus pada pekerjaannya. Donghae kemudian duduk di atas meja kerja yoona dan menatap yeoja itu yang tengah sibuk dengan pekerjaannya “kembalilah keruanganmu donghae-ah kau mau satu kantor tau kalau kita pacaran?”

“ide yang bagus”

“aish, yak lee donghae” kesal yoona sambil menatap donghae dengan tatapan sinisnya. Melihat itu donghae langsung mendekatakan wajahnya ke wajah yeoja itu dan tersenyum licik melihat ekspresi kesal yeoja chingunya

“kalau begitu panggil aku oppa” bisik donghae tepat di hadapan wajah yoona. Tak ada reaksi dari yeoja itu meski donghae sudah menunggu lama jawabannya hingga namja itu kembali menjauhkan wajahnya dan berdecak kesal

“kau memanggil kyuhyun oppa, tapi aku? Aish” kesal namja itu  “ayolah yoong” rengek  donghae.

Tiba tiba pintu terbuka dan kang sajangnim berdiri di sana sambil menatap donghae dan yoona. Donghae turun dari duduk nya dan berdiri menghadap namja paruh baya itu, begitu pula dengan yoona.

Kang sajangnim berdecak kesal dan terlihat suatu kekecewaan dari raut wajahnya. Melihat itu yoona sedikit bingung dan mulai menebak nebak apa yang telah terjadi.

Namja itu kemudian beranjak mendekati meja kerja yoona dan meletakkan berkas berkas di atas meja kerja yeoja itu

“namamu sudah tercemar” ucap namja itu. Yoona menaikkan alisnya dan melirik ke arah beberapa berkas itu sebelum ia mengambilnya. Di bukanya perlahan isi dari map itu

“kau bukan kiriman dari perusahaan itu kan? Saham mu di sini juga sudah bukan atas namamu lagi”

“mworago?” Tanya yoona sedikit kaget, begitu pula dengan donghae yang tak kalah kagetnya

“seseorang dari amerika datang kesini menyerahkan surat ini” ucap kang sajangnim sambil memberikan secarik kertas surat pernyataan yang di tandatangani oleh yoona yang menyatakan bahwa semua aset pemberian dari Tuan Jung sudah bukan miliknya lagi dikarenakan meninggalnya namja itu dan untuk menutupi kasus meninggalnya Tuan Jung.

“tsk, aku tidak menyangka mereka berbuat sejauh ini” kesal yoona lalu kembali melirik kertas pertama.

“aku akan membantumu menghapus nama mu yang sudah tercemar. Aku yakin kau tidak akan di pekerjakan lagi oleh perusahaan besar setelah peristiwa memalukan ini. ‘Seorang mahasiswi dari hardvard university melakukan penipuan atas pengiriman pekerja’” namja paruh baya itu tersenyum licik menatap yoona dan donghae yang sedang mencerna tiap kata yang terlontarkan “asalkan kau tetap bekerja di sini lima tahun tanpa gaji” lanjutnya.

Yoona tersenyum mendengarnya, bagaimana bisa ia tidak di gaji selama lima tahun untuk ini semua. Mungkin ia akan kehilangan pekerjaannya dan kesempatan kerjanya di perusahaan lain, tapi untuk di lakukan semurah itu, suatu pantangan tersendiri bagi seorang im yoona.

yeoja itu kemudian meraih pulpennya dan menandatangai kertas itu membuat kedua namja yang berada di sana shock dengan perlakuan yoona

“apa apaan kau ini?! Apa kau gila?! Kita bisa pikirkan dulu!!!” Pekik donghae

“bukankah ini yang kau mau? Aku keluar dari sini” ucap yoona sinis sambil menatap ke arah kang sajangnim

“aku tidak memintamu untuk keluar im yoona! Kehadiranmu masih di butuhkan! Oke, tiga tahun t-tanpa gaji!”

“tsk, alasanmu kurang tepat kang sajangnim”  ucap yoona pasti “aku akan keluar dan saham di sini sudah di genggam oleh anak anaknya tuan Jung” ucap yoona pasti lalu berjalan mendekati namja itu “ku dengar mereka akan melakukan apapun demi uang,  memiliki saham di korea bukanlah hal yang penting bagi mereka” bisik yoona saat jarak mereka semakin dekat. Yoona kemudian beranjak meninggalkan ruangan itu dan di ikuti oleh donghae.

“yoona! Im yoona!” Pekik donghae sembari menyambar lengan yeoja itu. Yoona kemudian melepas paksa pergelangan tangannya dan kembali melanjutkan langkahnya. Hal itu di saksikan seluruh karyawan kantor yang sedang bekerja dan mulai terjadi sedikit keributan karena bingung dengan situasi yang terjadi.

Sementara kang sajangnim masih diam kaku pada tempatnya. Tak tau harus melakukan apa lagi. Ancaman yang ia berikan tak berlaku di mata yoona.

***

Yoona membuka pintu rumahnya setelah menekan pass pintu masuknya. Ia kemudian meletakkan sepatunya di rak sepatu. Wajahnya tampak lelah seharian duduk berdua bersama donghae. Donghae menemaninya sejak tadi. Tidak ada yang bisa mereka berdua lakukan hingga keduanya memutuskan untuk saling pulang ke rumah masing masing.

“kau sudah pulang” sambut eomma yoona. Ia meletakkan piring di atas meja dan menyusunnya “kebetulan sekali, makanan sudah siap” lanjut yeoja itu lagi. Yoona mengulum senyumnya kemudian beranjak menuju meja makan. Eommanya membuka celemeknya dan duduk di hadapan yoona.

“eomma yang masak?” Tanya yoona

“ne, eomma rindu memasak masakan korea” jawab yeoja itu. Yoona pun yang merindukan masakan eommanya langsung saja mengambil semangkuk nasi dan melahap makanannya. Eommanya hanya bisa melihat raut wajah anaknya yang sedang makan itu

“kau pasti sedang ada masalah” ucap eommanya dengan tatapan menyelidik. Yoona menghentikan aktivitas makannya dan langsung menatap mata eommanya

“bukan masalah serius” jawab yoona enteng. Percuma ia mengatakan tidak, eommanya pasti sudah tau kalau anaknya sedang diliputi masalah. Eomma yoona hanya bisa mengangguk pelan. Seolah mengerti kalau ini bukan saat yang tepat untuk menginvestigasi anaknya itu.

Jari yeoja itu masih memutar mutar di mulut cangkir cappuchino nya. Itu adalah minuman kesukaannya, sama halnya dengan yoona. Namun arah tatapan yeoja paruh baya itu masih menoleh pada anaknya yang sedang sibuk pada makanannya.

“bagaimana dengan seohyun, pasti dia sudah sangat dewasa saat ini” ucap eommanya tanpa ia sadari. Yoona seketika menghentikan aktifitas makannya kembali. Mulutnya seketika kelu dan rasa makanan itu mulai terasa hambar di dalam mulutnya.

Ia membalas tatapan eommanya yang masih menunggu jawaban dengan penuh harap.

“apa dia tidak pernah menemuimu?” Tanya yoona

“tidak,” jawab eommanya singkat. Yoona mengangguk pelan menanggapi jawaban dari eommanya itu. Bahkan seohyun yang menjadi kebanggaan eommanya dan tidak pernah mengunjungi eommanya masih mendapatkan rasa rindu yang teramat sangat dari eommanya. Entah apa yang harus di katakan yoona selanjutnya. Di suasana yang haru seperti ini seharusnya eommanya hanya memikirkan tentang yoona, tapi kenapa harus ada kata ‘Seohyun’ di antara mereka.

Yoona mengulum senyumnya dan mengangguk “ku dengar dia sekolah di kejuruan musik” jawab yoona.

***

Jam sudah menunjukkan pukul dua malam, yoona masih belum juga dapat menutup matanya hanya sekedar untuk beristirahat. Matanya masih sibuk pada tab nya, melihat berita tentangnya yang perlahan lahan mulai beredar. Ini lebih menyesakkan di banding menyebarnya berita ia yang memecat belasan karyawan dalam kurun waktu sehari. Pada saat itu hanya Jung sajangnim yang  menyetujui pemecatan itu. Alasan yoona pada saat itu bisa di katakan tepat, hanya saja media menyalahi sikap yoona secara berlebihan.

Yeoja itu kemudian meraih jas panjangnya lalu pergi ke luar rumahnya dan menjalankan mobilnya menuju kantor.

Keadaan sudah mulai menggelap di sana. Ia memiliki kunci cadangan kantor yang bisa di bilang besar itu. Karena pintu utama sudah tertutup, yeoja itu mau tidak mau harus melewati pintu darurat hingga sampai di lantai delapan.

Ia mengemasi barang barang kerjanya pada jam dua malam ini.  Satu satunya lampu yang menyala hanyalah dari ruangannya. Setelah selesai dengan pekerjaannya, yoona beranjak keluar dari ruangannya. Langkahnya terhenti lantas melihat ruangan yang ada di sampingnya, lampunya juga sama menyala dan membuat yeoja itu penasaran hingga perlahan berjalan menuju ruangan tersebut.

Yoona membuka pintunya perlahan dan menemui donghae sedang tertidur di atas lipatan tangannya di atas meja. Laptopnya masih menyala, isi laptopnya adalah pesan pesan masuk dari beberapa perusahaan besar, semua nya berisikan penolakan kerja.

Yoona menatap laptop donghae mencoba untuk mengerti apa yang sedang namja itu lakukan di sini sendirian. Yoona bergumam kesal melihat maksud dari donghae. Ia sengaja mencarikan pekerjaan dan berusaha menutupi nama baik yoona di berbagai perusahaan. Tapi tetap saja hasilnya nihil.Wajah namja itu terlihat sangat letih saat ini.

Yoona beranjak mengambil jas donghae dan menutupi tubuh namja itu. Sadar akan sesuatu, donghae terbangun dan mengucek matanya menatapi seorang yeoja sudah berada di sampingnya

“yoona?” Tanyanya memastikan

“untuk apa malam malam ke sini?” Tanya yoona khawatir

“aaah” donghae mulai menggaruk bagian belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal itu mencoba mencari jawaban yang tepat “pekerjaanku belum selesai, jadi tadi aku ketiduran” jawab donghae. Yoona hanya tersenyum mendengar jawaban dari namja itu yang ia tau sepenuhnya adalah kebohongan

“kau kenapa ke sini malam malam begini?”

“tidak mungkin aku mengambil barang barangku saat karyawan ada besok, aku malah jadi topik utama pembicaraan mereka lagi” kesal yoona “pulanglah, hari sudah malam” lanjut yeoja itu

“kau saja yang pulang duluan, aku masih ada pekerjaan”  bantah donghae sambil menatap yoona penuh senyum

“pikirkan juga kesehatanmu, oppa” lanjut yoona. Donghae terdiam sejenak mendengarkan kata terakhir yang di lontarkan oleh yoona

“oppa?” Tanyanya, ia kemudian mendekati yoona dan tersenyum puas “keure, aku akan pulang, chagiya

***

Seharian ini yoona masih diam  di hadapan laptopnya.  Entah apa yang ia lakukan sedari tadi dengan benda itu, yang pasti kaca mata full frame selalu menemaninya.

Hari sudah semakin siang dan ia masih belum beranjak dari meja belajarnya.

“aish, beritanya semakin menyeruak!” Kesal yoona sambil menutup laptopnya. Ia mengacak rambutnya frustasi lalu membuka kaca matanya

“mungkin ini takdir yang di berikan tuhan agar kau tetap terfokus pada keluargamu dulu, eommamu sudah ada di depan mata, sekarang kau tinggal membalikkan posisimu sebagai anak yang membantu memperbaiki hubungan mereka ” tiba tiba perkataan donghae waktu itu terlintas di pikiran yoona. Ia bisa saja meninggalkan karirnya dan hanya terfokus pada satu titik, namun perkataan appanya tentang kerasnya dunia perbisnisan membuatnya mau tidak mau harus membuktikan bahwa dunia perbisnisan bukanlah seperti yang appanya bayangkan untuknya meski itulah kenyataan yang ada di hadapannya.

“yoona?” Tiba tiba pintu terbuka dan eommanya masuk ke dalam kamar yeoja itu “sebentar lagi seohyun datang,” yoona terdiam sejenak mendengarkan ucapan eommanya sembari berpikir, apa langkah selanjutnya yanga kan ia lakukan

“baguslah” jawab yoona singkat, yeoja itu kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan melalui eommanya. Langkah kakinya terhenti saat hendak membuka pintu kamarnya “lakukanlah sesuka eomma, anggap aja rumah sendiri. Yoona tidak akan mengusir eomma, setidaknya yoona masih memiliki akal yang panjang” ujar yeoja itu lagi kemudian lanjut melangkahkan kakinya menuju dapur untuk meneguk segelas air. Tenggorokannya serasa tercekat mendengar eommanya yang mengundang seohyun untuk pertama kalinya datang ke sini.

***

“jadi kau pergi sebelum seohyun datang?” Tanya yuri sambil meletakkan semangkuk buah kesemek di atas meja. Yoona langsung saja menyambar makanan itu dan mengangguk menjawab pertanyaan yuri.

“kau tau? Sekarang nama seorang im yoona benar benar tercemar” ucap yoona

“benarkah?” Tanya yuri kaget. Kali ini yoona menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya lagi. Ia menoleh ke arah yuri yang sedang meraih laptopnya. Ia mencari cari di setiap blog sambil mengerutkan keningnya

“kenapa tidak ada?” Tanyanya. Yoona yang mulanya sibuk dengan makanannya jadi sedikit tertarik dengan pertanyaan yuri dan menghampiri yuri. Ia menoleh ke arah isi laptopnya, tidak ada sedikitpun berita tentangnya.

“ada yang menghapusnya” desis yoona pelan

“memangnya berita tentang apa?” Tanya yuri masih penasaran sementara yang di tanya  masih terdiam memikirkan siapa di balik ini semua. Ia meraih handphonenya untuk menelepon donghae, namun apa yang hendak ia lakukan terhenti ketika handphone itu malah berbunyi menandakan panggilan masuk dari nomor tidak di kenal. Yoona beralih menatap yuri yang masih bingung dengan sikap chingunya itu

“yobseyeo…”

***

Yoona menyeruput cappuchinonya namun tatapan matanya masih dengan datarnya menatap namja yang ada di hadapannya itu. Namja itu juga melakukan hal yang sama dengan yoona, hanya saja seulas senyuman tak lepas dari bibirnya.

“berapa yang harus ku bayar” ucap yoona akhirnya. Kyuhyun  melempar nafasnya ke udara kemudian sedikit tertawa. Ia kembali menoleh ke arah yoona dan mengeluarkan seringaiannya

“bayar katamu?”  Tanya namja itu “kau pikir menghapus berita beritamu di internet itu murah? ”

“lalu kenapa kau lakukan?” Tanya yoona balik. Tangannya berusaha menggapai ganggang cangkir itu lagi untuk meneguk kembali cappuchinonya, memberikan ketenangan pada tenggorokannya.

Kyuhyun menyodorkan kartu namanya pada yoona dan membuat gerakan yoona untuk meraih ganggang cangkir itu terhenti. Ia menatap kartu nama itu dan mulai berpikir keras maksud dari empunya kartu nama tersebut

“menjadi sekretaris bukanlah hal yang buruk” ucap kyuhyun. Yoona masih terpaku pada pandangannya, nama namja yang ada di hadapannya itu kini ada di kartu nama tersebut sebagai direktur Ezzo group. Salah satu perusahaan yang terkenal karena hubungan eratnya antar jepang-korea. Dan kyuhyun adalah ceo nya. Tapi khusus yang di korea, bukan Kyuhyun yang mengelola. Ia hanya mengelola yang ada di Jepang. Namun dalam jangka waktu sebulan ini ia yang memegang kuasa di Ezzo group Korea.Pada saat ini yoona hanya dapat menyimpulkan bahwa kyuhyun benar benar sesosok namja yang pintar dimanapun ia berada.

“bagaimana perjalananmu dengan sepupuku ke paris?” Tanyanya lagi. Bulu kuduk yoona merinding seketika. Perkataan kyuhyun yang terlontar untuknya seolah seperti hembusan angin malam yang akan membawakan sejuta makhluk ghaib untuk menjemput nyawanya “jangan kaku seperti itu, aku sudah tau hubungan kalian” lanjutnya. Kali ini yoona berusaha mendongkakkan kepalanya menatap kyuhyun yang ada di hadapannya tengah tersenyum licik menatapnya.  ‘apa yang ada di pikiran namja itu?’ batin yoona berusaha mencari cari setiap maksud dari perkataan kyuhyun.

“oh, ada yoona juga” sapaan itu membuyarkan semua lamuan yoona. Yeoja itu mendongkakkan kepalanya menatap arah sumber suara. Namja yang baru saja mengeluarkan suaranya itu terlihat sedikit kaget dengan kehadiran seorang im yoona, begitu juga dengan yoona.

“kebetulan aku melihatnya di sini tadi, ” jawab kyuhyun enteng. Donghae mengangguk mengiyakan jawaban dari sepupunya itu sebelum ia duduk di samping yoona.

“kau sudah memesan minuman?” Tanya yoona pada donghae

“belum, aku baru saja sampai”

“biar ku pesankan” tawar yoona lalu beranjak dari kursinya. Mata donghae dan kyuhyun masih terpaku menatap punggung yoona yang perlahan menjauh itu.

“apa dia tau soal ayahmu?” Tanya kyuhyun masih tetap menatap punggung yoona. Donghae beralih menatap kyuhyun heran.

“belum, dia tidak menanyakannya. Memangnya kenapa?” Tanya donghae, mendengar jawaban donghae kyuhyun langsung menatap manik mata donghae penuh dengan keheranan.  Bagaimana bisa seorang yoona tidak mempertanyakan masalah itu, bagai mana hidup donghae padahal eommanya tidak bekerja dan appanya sudah tidak ada. Bagaimana ia bisa di sekolahkan dan berkehidupan serba berkecukupan.

Kyuhyun mengerutkan keningnya menandakan sedang berpikir. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya.  Ia kembali menatap punggung yoona yang sedang memesan minuman itu. ‘sebenarnya kali ini apa maksudmu im yoona?’ batin namja itu

“ada apa dengan mu kyu? Kau terlihat aneh” ujar donghae yang sedari tadi menyadari tingkah aneh kyuhyun

“aniya,” jawab kyuhyun singkat lalu menyeruput minumannya

“apa kau masih menyukai yoona?” Tanya donghae lagi, tapi kali ini lebih berhati hati. Pertanyaan donghae sedikit membuat kyuhyun kaget, tapi dengan cepat namja itu merubah ekspresinya menjadi tertawa

“kau seperti baru kenal saja dengan ku. Ada banyak yeoja di sekitarku, dia bukan yang pertama” ujar kyuhyun di selingi dengan tawanya. Setidaknya itu membuat donghae sedikit lega.

“cappuchino tanpa cream” ucap yoona sembari meletakkan secangkir minuman itu di hadapan donghae.

“gumawo” jawab namja itu. Yoona kemudian duduk di samping donghae.

“aku mendengar beritamu” ucap kyuhyun mengarah pada yoona. Yoona menatap kyuhyun untuk berpikir jawaban apa yang sebaiknya ia katakan. Namja itu sangat pandai berakting dan yoona mau tidak mau harus mengikuti permainannya.

“ne.. ” jawab yoona singkat. Namja itu kemudian menyodorkan kartunamanya untuk yang kedua kalinya. “aku bisa membantumu” tutur namja itu. Yoona menggerakkan jemarinya meraih kartu nama itu dan menatap donghae yang juga menatapnya.

“nanti ku pikirkan lagi, terima kasih atas bantuanmu”

“pikirkan lah baik baik. Biar bagaimana pun dulu kita pernah dekat” ucap kyuhyun. Namja itu benar benar membuat yoona mati kata. Tidak tau harus melanjutkan seperti apa lagi setiap kata yang ia ucapkan yang menurut yoona penuh dengan sindiran untuknya.

****

Yoona pov

 

Dua pasang sepatu terpampang jelas di depan teras rumah ku. Tanpa perlu bertanya lagi, aku sudah tau pasti itu adalah milik appa dan seohyun. Ku lirik arlojiku. Hari sudah malam seperti ini namun mereka belum juga pulang ke rumah. Langkah kakiku memberat hanya untuk melanjutkan langkahku. Ku urungi niatku untuk masuk ke dalam rumahku sendiri lantas duduk di bangku depan rumah untuk melepaskan penatku. Seharian aku berjalan bersama donghae oppa. Ia selalu membujukku untuk menerima tawaran kyuhyun. Aku tidak mengeri dengan jalan pikirannya, biar bagaimana pun dulu aku dan kyuhun sempat berhubungan, bagai mana bisa ia percaya seutuhnya pada namja itu? Bagai mana jika sepupunya masih terobsesi untuk kembali memilikiku?  Posisinya bisa saja terancam bukan?

Aku melenguh kesal sembari merentangkan kedua tanganku dan menutup mataku. Berusaha melupakan semua beban yang sedang melliputiku.

“seharusnya kau masuk im yoona” gumanku pada diriku sendiri “ini kan rumah mu, kau harus istirahat di ranjangmu, bukan di sini”

Aku berdiri dan  melangkahkan kakiku ke muka pintu rumah. Ku buka pintu itu dan masuk ke dalam rumahku. Dapat ku lihat seohyun tengah mencuci piring dan eomma sedang membersihkan meja makan yang terdapat appa sedang duduk di sana. Keluarga yang sempurna bukan? Semua bahagia dan saling bekerja sama.

“kau sudah pulang?” Tanya eomma berusaha seramah mungkin padaku. Aku bergumam sambil menganggukkan kepalaku pelan lalu meletakkan sepatuku pada rak sepatu.

“sudah makan?” Tanya eomma lagi,

“sudah tadi”

“dengan siapa?” Kenapa dia menjadi perhatian seperti ini di saat appa dan seohyun ada? Apa ia hanya menjalankan aktingnya untuk memikat kembali hati appa? Terserah mau menganggapku apa. Mungkin aku satu satunya anak yang selalu berprasangka buruk terhadap yeoja yang melahirkanku. Aku bahkan tidak yakin kalau dia yang melahirkan ku. Aneh bukan?

“donghae” jawabku singkat

“donghae siapa? Pacarmu?” Kali ini appa yang melontarkan pertanyaannya padaku

“ne, anakmu itu sudah memiliki pacar dan mengunjungiku ke paris bersama pacarnya” jawab eomma dan sukses membuatku menghentikan langkahku menuju kamar lantas menoleh padanya. Apa maksudnya mengatakan itu?

“jeongmal? Untuk apa mereka berdua ke sana? Yak im yoona! Jawab appa” berang appa. Sudah ku duga, namja tua itu hanya bisa berpikiran buruk padaku.

“apa yang bisa kami lakukan” jawabku lalu membuka ganggang pintu. Aku yakin saat ini ekspresi marah appa sudah terlihat jelas. Yap, ini pertama kalinya ia datang ke rumahku. Karna apa? Karna eomma bukan? Atau karena anak manisnya itu yang membujuknya dan itu membuatku sedikit kesal di tambah lagi dengan pertanyaan aneh yang pertama kali terlontarkan oleh eomma untukku. Tapi ini bukan saat yang tepat nyonya im, aku sedang unmood hanya sekedar untuk menjawab pertanyaan manis mu itu.

Ku singkirkan semua pemikiranku lalu masuk ke dalam kamarku. Melempar tubuhku yang penuh beban ini di hamparan ranjang yang empuk dan membenamkan wajahku pada bantal. Dapat ku dengar sedikit perdebatan antara mereka berdua dari luar.

“aku? Aku bahkan tidak berada disampingnya selama bertahun tahun dan kau menyalahkan ku? Seharusnya kau yang intropeksi diri kenapa ia bisa menjadi seperti itu”

“aku?! Tsk, bukannya kau yang keras untuk mendapatkannya?!”

“aku bahkan tidak memikirkan untuk bisa merawatnya. Dari kecil sudah terlihat jelas sikapnya itu, oh atau mungkin dia bukan anakku? Aku hanya memikirkan seohyun”

“bagai mana bisa aku melahirkan dua orang anak dari dua orang bapak dalam sekali bersalin?”

who’s know? Siapa tau janinnya bukan hanya dari ku

=plak!= “seharusnya kau memperbaiki semuanya, sekarang aku tau kenapa sikap yoona bisa sekasar itu. Ternyata itu berawal dari sikapmu”

Perkelahian mereka terus berlanjut di luar sana. Entahlah, aku tidak mengerti dan tidak mau mengerti. Hidup mereka yang berawal bahagia sebelum kedatanganku kini menjadi seperti neraka karenaku.

Handphoneku kemudian berbunyi menandakan panggilan masuk. Ku raih benda itu dan menajawab panggilannya

“eonni…” Terdengar isak tangis dari sana, aku yakin itu seohyun

wae?” Jawabku datar

“ku mohon… Berubahlah, setidaknya hanya di hadapan mereka” aku tercengang mendengar ucapannya,  “aku… Aku berniat menyatukan mereka kembali, apa kau tidak ingin kehidupan kita seperti beberapa tahun yang lalu?” Aku masih diam mendengarnya, larut dalam pikiranku yang tengah melayang layang kembali ke masa masa kecilku yang bisa di bilang tidak mendapatkan kebahagiaan sedikitpun. Apa aku perlu melakukan hal itu? Bukankah sangat berat bagiku untuk bersikap manis di hadapan mereka?

eonni… Kau masih di sana?” Ucap seohyun dengan suara yang jelas terdengar bergetar di telingaku. Aku yakin saat ini ia sedang terisak isak menangis di kamar mandi.

“seo, aku….”

***

Seharusnya aku tidak di sini. Seharusnya aku tidak datang seperti ini. Seharusnya aku tidak mengiyakan perkataan donghae. Seharusnya dan seharusnya, perkataan itu selalu terlontar di pikiranku di saat tatapanku menerawang ruangan bercat biru muda ini. Tatanan rapi dari setiap sudut ruangan seolah baru kemarin di rombak ulang.

Aku mungkin bodoh. Kembali masuk ke ranjau singaku hanya untuk di tontonkan kepada seluruh penumpang kebun binatang. Tapi ini lah jalanku. Aku tidak tau kenapa tuhan mengombang ambingkan takdirku begitu kuat hingga sulit bagiku hanya untuk sekedar berpegangan untuk tetap berdiri kuat. Aku tidak tau jalan mana yang di tunjukkan tuhan untuk mengarahkan ku pada sebuah titik kebahagiaan. Mungkin ini sudah tertulis di jalan cerita yang ia buat.

Begini lah aku, berdiri di sini mematung dan bersiap untuk menjadi kelinci namja berhati iblis itu untuk menjalani aktifitas bersamanya selama masa kerja ku.

“kau suka?” Tanyanya membuyarkan semua lamuan bodohku. Ku toleh wajahku menatap nya yang sedang berdiri di ambang pintu dan berjalan mendekatiku. Kedua tangannya berada di dalam kantung celananya, bersikap layaknya boss besar. Ya, memang itu kenyataannya.

Dalam waktu semalam ia bisa melumpukhan semua pekerjaan untuk ku hingga semua perusahaan menolak jasaku, mulai dari perusahaan besar hingga kecil. Aku tidak tau kenapa ia bisa se-berkuasa ini. Apa ia tuhan? Ani, dia adalah setan dari segala setan.

“waeyeo? Tidak usah canggung seperti itu terhadapku yoona-ya” ucapnya dengan lembut. Sangat lembut. Terdengar jelas ia sedang mengeratkan giginya berusaha sekuat mungkin berpikir apa jawaban yang tepat untuk melontarkan perkataan padaku.

“apa yang harus ku lakukan sebagai sekretarismu kyuhuyn-ssi?” Tanya ku sedikit menekankan perkataanku. Namja itu menarik ujung bibirnya dan menyeringai padaku. Ia mendekatkan tubuhnya pada tubuhku dan sedikit merendahkan tubuhnya agar wajah kami sejajar. Jangan mundur im yoona, kau akan terlihat lemah jika kau memundurkan langkahmu seperti seorang pecundang

“tentu saja melayaniku” ucapnya yang sukses membuatku shock, namun dengan cepat ku ubah ekspresiku sebelum ia menyadarinya. Persetan dengan donghae yang membujukku agar aku kembali pada ruang lingkup setan ini hanya dengan mengatakan kalau kyuhyun hanya berada sebulan di sekitarku, selebih itu aku bebas.

Namja itu kini merendahkan pandangannya menatap bibirku. Dengan segera ku alihkan pandanganku menyingkirkan segala kemungkinan hal buruk akan terjadi padaku

“apa… Kau masih mencintaiku? Ani, masih terobsesi untuk memilikiku?” Tanyaku sedikit cemas. Ia kemudian menjauhkan jaraknya dan tertawa puas.

“menurutmu bagaimana?” Tanyanya sambil melipat tangannya di depan dadanya “tidak untuk kedua duanya yoona. Aku hanya sedikit penasaran dengan hidupmu” lanjutnya. Namja itu membalikkan tubuhnya dan berjalan gontai menuju jedela kaca besar yang menampakkan beberapa gedung lainnya “bagaimana dirimu, siapa sebenarnya dirimu, dan…” Namja itu kemudian berbalik menatapku “apa maumu mendekati sepupuku” lanjut namja itu sambil melontarkan senyum termanisnya.

Apa maksudnya mempertanyakan itu semua? Alasanku mendekati donghae ? Tsk,

“mungkin donghae bisa diam dalam pesonamu, tapi tidak denganku yang sudah pernah kau bodohi. Yakinlah im yoona, aku masih mempertanyakan tiga hal itu,  i’ll monitoring  every movement of you as a suspect” ucapnya. Kali ini ku sadari, kyuhyun bukanlah orang yang selalu berpikiran untuk membiarkanku bersama dengan donghae. Atau kyuhyun bukanlah namja dengan pemikiran sempit ‘jika aku tidak mendapatkannya, maka orang lain juga tidak harus memilikinya’.

Semua bukan kyuhyun. Tapi Ia adalah kyuhyun yang masih mencurigaiku sebagai seorang tersangaka. Ia, ia masih membenciku.

~~TBC~~

mian untuk alur yang membosankan, author hanya mencoba untuk memperpanjang cerita ff ini dengan menambahkan konflik dan menyelesaikan satu persatu masalah ^^)/

gumawo sudah mau baca sepanjang ini 🙂 mohon RCL untuk kelanjutan FF nya ^^)/

yang untuk ‘Like A Dream’ , yang masih mau memintanya author akan usahakan kalau memang masih mau baca ff itu di bulan puasa ini (?) tergantung ke banyak permintaan dulu ^^)/ 
jika kalian mengatakan ‘sebaiknya sesudah puasa saja’ maka author akan me-ngepostnya sesudah puasa atau jika banyaknya permintaan saat puasa ini, maka author akan post ff nya ^^)/

gumawo~~~

79 thoughts on “Twin (Chapter 6)

  1. Thorr.. FFnya rumit bgtzz…. Konfliknya bkin geregetan., tapi bagus qok thorr..,
    Aq ska cara author yg mau nyelesaiin masalahnya satu2..,
    Fighting thorr!!

    Qlow bwat “Like a dream” aq sih mau2 aj qlow d lanjut., tpi jangan ad unsur NCnya.., entah itu d publish d bulan puasa atow enggak.. Jeball

  2. Makin rumit aj nih crita,sosok kyu yg dlu udh ku anggap selesai,kini kembali lagi –”
    Mkin seru sbnarnya,krena yoonhae pcran..tp yah itu..ane jd eneg dgn wtak kyu d sni u,u nextt

  3. Nih eon..
    Aku bru comment, soalnya bru ff ini yang aku baca di wp nya eonni.
    🙂
    cpet lanjut donk chapter slanjutnya

  4. OMOO…..
    Konflik makin banyak. Kalau aku ada diposisi yoona eonnie. Aku bakal ngusir eomma, appa dan seohyun.
    Masih untung mau dibantu untuk bersatu, tapi malah menyalahkan. Huft…

    Next ditunggu.
    Fighting.

  5. Thorr,ff-ny daebak!!bikin gregetan..+ jadi pengen coba tulis ff nihh ^^ Thorr,masih butuh author freelance??Di jwab yaa^^

  6. Author yg baik kapan nih ff nya dilanjutin dah penasaran bgt nih trus juga dah berapa kali aq baca plus comment tp blum ada lanjutannya juga!!!!

Komentarmu?