Real To Love You (ONE SHOOT)

real to live you
Title: Real to Love You
Author : Lee Hana 
Main Cast : Lee Donghae, Im Yoon-ah
Support Cast :Semua member Super Junior, Lee Soo Man
Lenght: One Shoot
Genree:  Romance,  Comedy
Note: Mian kalau FF nya kepanjangan, Typo, gak seru, gak asik, so RCL yaa ^^
Real to Love You
“yaaak… makanannya sudah siap” panggil ryewook padaku dan eunhyuk. namun aku dan eunhyuk masih tetap sibuk berdua. entah apa yang kami bicarakan. awalnya kami hanya melepas rindu berdua dan berbicara tentang girlband yang akan debut untuk di pasangkan dengan boyband kami hingga~ bicara tentang gangnam style #kejauhan thor -___- *abaikan
kami berdua tak mengacuhkan ryewook, bahkan kyuhyun sedang sibuk berkencan dengan laptopnya, sungmin yang sibuk menonton film, terlihat sekotak tissue di sampingnya, entahlah untuk apa. mungkin untuk menghapus air mata yang keluar karena film ‘Bapak yang ketukar’ yang ia tonton.
“yesung hyung, mereka sedang sibuk… nanti ramennya tak panas lagi” ryewook memberi tau pada yesung hyung yang baru saja mengambil kursi di meja makan. sontak saja Yesung hyung langsung berteriak dengan menggunakan lima oktaf. ulangi. LIMA OKTAF
“YAAAAAKK!! RAMENNYA SUDAH MATAAAAAAAAA~NG!! ehem ehem”
aku karena kaget langsung memeluk Eunhyuk yang berada di hadapanku
“yak hyung, ugh kupingku” sungmin mengelus elus kupingnya
“yak! hyung! apa kau mau menandingiku?!!!” teriak Kyuhyun. aku yang sadar akan sikapku pada Eunhyuk langsung tertawa dan melepas pelukanku. lalu kami pergi ke meja makan.
“Donghae-ah… ada apa kau ke sini?” tanya sungmin #dorm SUJU kan terpisah menjadi dua
“yak…. kau tak menginginkanku datang ke sini?” tanyaku
“aniyeo…”
“akhir akhir ini mereka pada sibuk, jadi aku sendiri di sana. makanya aku ke sini. lagian Cuma beda satu tingkat”
“keure? arraesso…” jawab sungmin santai sambil mengotak ngatik remote tv
=sekarang sedang  musim penculikan di sekitar Seoul, banyak pria menggunakan jas hitam dan kacamata. Mereka lebih mengincar yeoja muda untuk di kirim ke luar negri secara paksa dan di jual. Lalu….=
“ganti hyung” pinta ryewook dan sungmin menurutinya.
=kita lihat di bandara incheon, di sana Super Junior baru saja pulang dari Vietnam. = kata seorang Yeoja MC
=whooooa….. lihat mereka…. Tampak keren= kata si namja MC menambahkan
=omo, Donghae dan Eunhyuk bahkan tidak menyapa para fansnya?=
=apa mereka memang arrogant?=
=ani, ini tak mungkin…. = aku dan eunhyuk saling berpandangan,
“ya, Donghae-ah, kenapa kau perlakukan fansmu begitu? Kau juga Eunhyuk… kalau Leeteuk hyung melihat ini, aku tak bisa membayangkan apa reaksinya? kau pikir aku mau mendengar ceramah gratisnya itu?” Yesung mengacungkan sumpitnya tepat di depan wajahku
“ya, hyung…. Awaskan sumpitmu itu” aku memprotes
“Donghae-ya, seharusnya kau memperlakukan fansmu dengan baik, sudah berapa kali kau di katakan arrogant…” Sungmin mulai menasehati ku melebihi mamah dede.
“ntahlah, aku tidak bisa mencintai mereka dan memberikan cinta pada mereka” aku menjawab dengan santainya
“Donghae hyung… dengarkan… anggap mereka yeoja chingumu, orang yang kau cintai, atau mantan yeoja chingumu yang masih kau cintai…. You got it?”ryewook mengangkat sumpitnya tinggi
“ani, aku tidak memiliki yeoja chingu, orang yang di cintai atau bahkan mantan yeoja chingu. Untuk apa itu semua?” tanyaku dengan polosnya
“mwo?!” Ryewook, Sungmin, Yesung membulatkan matanya, tangan mereka menghempas meja makan. Sementara Eunhyuk dan Kyuhyun sedang asyik dengan ramennya
“ya, w-wae?” tanyaku kaget.
“eunhyuk-ah, kyuhyun-ah, apa kalian begitu juga?” tanya Sungmin dan Eunhyuk mengangguk sementara Kyuhyun menggeleng
“tanpa aku dekati mereka, mereka akan mengejarku, so pasti mantanku banyak sekali” jawab kyuhyun santai
“kita sedang sangat terkenal dan sebaiknya harus memikirkan hal hal yang baik.” Eunhyuk berbicara sambil mengambil air minum
“coba kau dekati seorang yeoja dan kau pasti akan jatuh cinta. Aku punya beberapa kenalan” Sungmin menerangkan
“mana mungkin Donghae hyung dan Eunhyuk hyung mau, mereka kan gay” jawab Kyuhyun dengan santainya
“yaak!!” teriakku dan eunhyuk. kyuhun menjitak kepala ku dan eunhyun secara bersamaan
“sikkreowo!(berisik)”
“aku dengar ada girl band yang akan debut enam bulan lagi. coba kau lirik mereka. mana tau ada yang bisa menarik hatimu” Yesung hyum memberi saran gratis
aku tak menghiraukan perkataan yesung hyung “aku sudah selesai…. Na kalke” aku langsung mengambil jacket, syal, kaca mata  hitam, dan topiku. Lalu pergi meninggalkan mereka.
*****
Aku langsung menancapkan gasku “paboya. Kenapa mereka? Apakah aku terlalu arrogant?? Aniyo, aku adalah aku” aku lalu menghidupkan radio sekancang kencangnya. aku memutuskan untuk tidak pergi ke dorm ku. pasti member lainnya pada pergi dengan acara mereka masing masing. padahal baru pagi mereka sudah sangat sibuk. aku berencana untuk pulang ke apartementku yang berantahkan karena sudah lama ku tinggalkan. apalagi saat pergi ke vietnam untuk show.
=kriiing kriiing…….= aku langsung memasang headset
“yeoboseyo?”
“oh, Hae-ya, aku sedang di cheongju airport… tolong jemput aku”
“kenapa kau di sana? bukannya kau lagi di dorm?”
“aniyeo, aku barus saja pergi. aku mau belanja ke dongdaemun dan lewat sini, lalu mobilku mogok di sini, tepat di depan toko Dukkgeon ramyun”
“ne, aku kesana”
“ne, ppalli….”  Aku melepaskan headsetku “aisssh, jinjja…  merepotkan saja” aku langsung memutar balik stirku, padahal aku sedikit lagi mau sampai di rumah. aku menuju kebandara cheongju, aku mencari toko ‘Dukkgeon ramyun’ sambil menjalankan mobilku pelan. Lalu aku memutuskan untuk bertanya pada orang orang sekitar. Aku mengambil syalku dan menutupi leherku agar tidak ada yang mengenaliku. Aku pergi keluar dan bertanya pada seorang yeoja yang tampaknya lebih dewasa dari pada aku “noona, apa kau tau di mana Dukkgeon ramyun berada?”
“itu, restaurant berwarna merah carah di sana” ia menunjuk restaurant merah dan kembali menatapku
“jangkaman, sepertinya aku pernah melihatmu, tapi di mana ya?” ia berpikir keras hingga memutar mutarkan bola matanya
“ah, mungkin di plaza. Gumawoeyo noona” aku langsung pergi meninggalkannya, saat hendak membuka pintu, aku mendapat telpon
“yeobo seyo?” aku menghentikan tindakanku untuk membuka pintu
“Donghae-ya, mian ne… ku harap kau belum sampai, aku tadi menelepon bengkel mobil dan mereka menarik mobilku, kupikir jika aku berlama lama di sini, fansku akan mengerumuniku. Jadi ku putuskan untuk ikut mobilku ke bengkel. Mian ne Donghae-ya”
“mwo? ya, Sungmin, aku  sudah sampai di sini bahkan aku sudah menemukan restaurantnya”
“mian ne….”
“ne ne” aku langsung menutup teleponku dan membuka pintu mobilku. Dan aku kaget setengah mati melihat yeoja yang sedang duduk di sebelahku sambil menutup wajahnya dengan tas. “y-ya! nuguya!!!” teriakku
“mian…. Aku baru datang ke korea dan aku sedang di kejar oleh orang aneh itu…” katanya sambil menunjuk  tiga orang pria berjas dan berkacamata hitam. Aku jadi teringat berita di tv tadi. Aku menatap ketiga pria berjas dan berkacamata itu, sepertinya aku kenal. Ani, mereka pencuri
“ya… mereka pencuri, dan akan menjualmu ke luar negri”
“jeongmal?! Huhu…. Umma….. ” ia menangis sekuat kuatnya dan aku langsung menutup mulutnnya
“uljima… aku akan membawamu pergi dari sini”
“jngmlll?” ia berbicara dengan tanganku di depan mulutnya dan aku langsung menarik tanganku
“mworago?”
“jeongmal?” aku menghela nafas panjang, bagaimanapun aku tidak tega melihat yeoja yang baru datang ke korea dan langsung di hadapi dengan situasu seperti ini. Aku langsung menancap gasku.
“kau dari mana?” aku membuka pembicaraan dan tetap focus pada jalan
“jepang” jawabnya “aku ke sini mencari orang tua ku”
“kalau begitu, kenapa kau fasih dalam berbahasa korea?”
“aku hanya setahun di jepang. Asissten bapakku membuangku di sana, aku tak tau apakah orang tuaku mengetahuinya atau tidak. Yang ku ingat, aku sudah berada di mobil dan di bawa ke bandara, lalu pasportku di buang. Aku terpaksa mencari uang di tempat yang asing bagiku dan harus tinggal di kost yang jorok. Aku bekerja mengumpulkan uang untuk membuat passport dan membeli tiket ke korea. Dan untuk makan ku saja, gajiku sudah sangat kurang hingga satu tahun lamanya aku berhasil membuat passport. Aku yakin orang tuaku tidak mengetahui ini karena asissten appaku pasti menyingkirkanku karena aku pewaris tunggal” ia bercerita panjang lebar hingga kami sudah berjalan cukup jauh
“di mana rumah mu?” tanyaku
“aku lupa”
“mwo?!” tanyaku kaget dan merem mobilku mendadak hingga kami terseret ke depan “ya!! jangan jangan kau hanya mau memata mataiku?!!!!!!! jangan jangan kau stalker!!! yaaak!!Keluar! Keluar!” ia keget begitu melihatku yang marah marah
“mata matai? Untuk apa?” tanyanya sambil ketakutan
“kau tak tau siapa aku?” tanyaku dan ia hanya menggeleng sambil memegang tasnya kuat kuat
“jeongmal? Jadi kau tak tau siapa Super Junior?” tanyaku lagi dan ia hanya menggeleng
“kau punya tv di rumah?” dan kali ini ia menggeleng lagi
“ya! bagai mana aku bisa membeli tv, sementara aku harus menabung untuk membeli tiket dan membuat passport!!!!” ia berteriak sambil menangis. aku keluar dan membuka pintu untuknya
“keluar” aku memintanya perlahan “keluar!!!” aku berteriak di pinggir jalan yang sepi ini. Dan ia menuruti permintaanku. Lalu ia berlutut di hadapanku.
“jaebal… izinkan aku tinggal bersamamu… jaebal” pintanya dan aku tak menghiraukannya. Aku segera kembali ke mobil dan pergi meninggalkanya, masih kulihat di kaca spion ia berlutut sambil menangis terisak isak, ia memandangi sekitar. Lalu aku luluh melihatnya, apa salahnya. Ia juga tak mengenaliku. Aku lalu memutar kan mobilku. Sebenarnya ini melanggar aturan lalu lintas, aku harus pergi ke persimpangan baru boleh memutar. Tapi aku memutarnya di sini. Aku menghentikan mobilku di sampingnya dan membuka kaca. “masuklah”. Ia masih terisak
“jeongmalyeo?”
“ne” ia langsung membuka pintu dan masuk, ia lalu menghapus air matanya. Dan aku segera menancap gas. Sementara ia masih terisak karena tadi banyak menangis.
“sampai kapan kau tinggal di rumahku?” tanyaku membuka pembicaraan
“sampai aku menemukan orang tuaku”
“huh, sepertinya kau juga harus mencari pekerjaan.” Aku mengusulkan “agar kau bisa pindah cepat”
“ne, kau bisa membantuku mencari orang tuaku?”
“molla. Aku sangat sibuk.”
“nde”
“oh, aku bahkan belum tau siapa namamu”
“oh. Im Yoona imnida”
“Lee Donghae” jawabku singkat
~kriiiing…. kriiiing….~ aku memasang headset ke telingku
“yeoboseyo?…. mwo? CCTV? Ne… ne…. araesso…” aku melepaskan headsetku lalu menatap Yoona sinis
“mwo? nuguya?” tanyanya
******
Aku berjalan ke arah mobilku sambil memegang beberapa surat. “Aissh, jinjja, kenapa polisi harus melihatku memutar mobil di jalan sesepi ini? Aku bahkan tidak mengetahui jika di situ ada polisi” gerutuku sambil memasuki mobil
“kenapa kita di kantor polisi? tadi kau tak menjawab pertanyaanku daan langsung masuk ke sana… apa kau akan mencari orang tua ku? tau kau sudah menemukan orang tuaku?”
“orang tua?! tsk” aku mengalihkan pandanganku sambil tersenyum miris dan kembali menatapnya sinis “ya!!! aku di kenakan denda karenamu!!! Untung aku tidak dikenakan kerja bakti sosial!!!! bagaimana kalau mereka menyebarkan kabar ini ke internet? Kau memang sial!! Aisshhh jinjja” aku memarahinya
“kenapa kau bisa kena denda? Memangnya kau salah apa?” tanya yeoja ini polos
“aku memutar mobilku untuk menjemputmu kembali” ia melipat kedua tangannya dan kembali menghadap ke depan
“itu bukan salahku, siapa yang menyuruhmu menjemputku lagi” jawabnya angkuh
“YAK!! ” aku sesak nafas berbicara dengan yeoja ini
“mwo?! kau mau mengusirku lagi?! Ku rasa harga diriku sudah kau innjak injak!!” ia mengeluarkan air mata. Ia menatapku sedalam dalamnya seolah olah mencari sesuatu di mataku “neon…. ” ia mengangkat jari telunjuknya dan mengarahkannya ke kepalaku, lalu ia mengeluarkan air mata yang tak bisa ia bendung  lagi dan ia menurunkan tangannya yang berada tepat di depanku. Ia menarik nafas panjang. Lalu keluar dari mobilku, meninggalan ku sendiri dengan semua rasa bersalahku. Aku melihat yeoja yang berambut ikal dan di ikat itu di pinggir jalan yang tepat di depan kantor polisi. Ia menatap lurus sambil mengeluarkan air mata yang tak kunjung berhenti. jalanan semakin diramaikan oleh mobil, tiba tiba ia melangkahkan kaki di tengah mobil banyak. Sepertinya ia terburu buru.
“ya, apa dia mau mati?!” teriakku dari dalam mobil dan reflek aku langsung keluar. Ia sudah berada di tengah jalan sementara mobil mobil yang banyak masih menghalanginya, saat ia hendak melangkahkan kaki lagi, sebuah mobil melaju, aku dengan cepat menariknya hingga tubuhnya tak terkena mobil yang melaju tadi. Tak sadar aku sudah memeluknya. Kami benar benar sudah di tengah jalan dengan cacian orang orang dari dalam mobil mereka. ia mendongkakan kepalanya melihatku, dan bingung menatapku. Aku lalu  melepaskan pelukanku da menariknya ke depan mobilku.
“kau menghilangkan pekerjaanku”
“mwo?” tanyaku bingung dengan ucapannya barusan dan ia menunjuk toko di sebrang “wanita itu sudah mengambilnya” ia menatap kosong dan pergi meninggalkanku. Aku dengan cepat menarik tangannya
“eodika?” tanyaku
“molla” ia melepaskan tanganku lalu pergi begitu saja
“ya, kau boleh ikut denganku” aku berbicara pasti. Aku belum pernah sebaik ini pada yeoja sebelumnya. Tapi aku benar benar kasihan padanya. Ia membalik dengan pipi yang sudah basah, ia menatapku bingung. Aku menatap matanya. “masuklah” pintaku.
“gumawo atas semuanya.” ia lalu pergi lagi meninggalkanku.
“y-ya” panggilku gugup dan ia tak menghiraukanku. Ia tetap pergi bersama tas birunya. Aku menarik tangannya
“kau mau tinggal di mana?!” ia melepaskan tanganku dengan paksa
“ya! na gwaencana!” bentaknya dan air matanya semakin keluar deras “kau pikir dengan kau menumpangiku, kau bisa menginjak harga diriku?! Jika aku di jadikan maid mu, aku akan menerimanya, tapi jika kau menjadikan ku tamu di rumahmu dan membentakku tiap hari, aku bahkan tidak tahan membayangkannya. Aku akan tinggal dengan monster sepertimu?? Lebih baik aku di selimuti angin sejuk di malam hari yang merasuki tulangku dari pada aku bersamamu.” Aku terdiam mendengar perkataanya barusan. Ini sangat menusuk hatiku. Aku seperti tersambar petir dan di guyuri hujan duri mendengar ucapannya itu.  Aku menarik tangannya lagi,
“sekarang musim penculikan, setidaknya kau menginaplah di rumahku dulu sebelum kau mempunyai rumah dan pekerjaan” ia tetap melepaskannya. Aku heran melihatnya. aku lalu meninggalkannya dan masuk kemobilku
“ia memang keras kepala,” aku mengomel sendirian di mobil dan langsung tancap gas menuju rumahku.
Aku menatap rumahku yang berserakan dan mengacak belakang rambutku. Lalu aku mulai membereskannya, tiba tiba aku teringat Yoona. Aku membayangkan ia sedang di tangkap oleh sekawanan orang yang berjas tadi. Aku menggelengkan kepalaku
“aniyo Donghae…. aniyo” aku mengangkat buku buku dan majalah, lalu aku teringat lagi ia mengatakan aku monster, aku melempar bukuku “aku bukan MONSTEEER!!!!” aku merebahkan tanganku sambil berteriak.
“arraesso” seseorang berbicara di belakangku dan aku langsung menoleh
“Leeteuk hyung” panggilku “kenapa kau bisa masuk?”
“itu  terbuka.” Ia menunjuk ke arah pintu “aigo…. ini sangat berantahkan” lanjutnya lagi
“hm….” Jawabku singkat “duduklah hyung”
“aku baru tau kalau kau benar benar monster” aku langsung menolehnya, menatap wajahnya yang serius memandangi apartementku yang berantahkan ini
“ya, jangan tatap aku seperti itu…. aku jadi takut melihatmu”
“monster?” tanyaku
“ne, rumahmu bahkan berserakan”
“bagaimana sikapku ke orang? Apakah bisa di bilang monster? Ani, sikapmu ke yeoja…” aku mulai mendekatinya
“kalau ke orang, sepertinya kau sangat mudah akrab… tapi kau memperlakukan namja dan yeoja itu sama, tidak ada hal yang spesial” ia melanjutkan perkataan mutiara busuknya itu sambil menaikkan alisnya
“oh,” jawabku singkat. tiba tiba di pikiranku terlintas satu nama ‘Im Yoona’, apa benar aku sudah kasar padanya? Apa ia sedang mencari pekerjaan? Atau bahkan mencari rumah? aigo….ia benar benar tidak mengetahui jalan di Seoul . bagaimana kalau ia tersesat dan di ganggu nappeun namja? atau ia menjual beritaku lalu mendapatkan uang “andwae andwae” aku menggelengkan kepalaku
“kaundae hyung, kenapa kau kerumahku? museun iriya?” tanyaku
“aku pikir Sungmin bersamamu, ternyata tidak. Tadi ia menyuruhku menjemputnya saat aku sibuk, tapi ia entah di mana. Ia hanya mengatakan ‘aku akan meminta pada Donghae saja’ lalu ia mematikan teleponnya”
“mwo? tadi katanya ia di bengkel bersama mobilnya,”
“jeongmal?” tanya Leeteuk hyunh dan aku mengangguk
“kau bahkan mengkhawatirkan namja juga hyung.”
“dia bukan namja, dia yeoja. Na kalke… annyeong” Ia meninggalkanku.
“Sungmin yeoja? Jeongmal?” pikirku “oh, saat ia mandi dan lupa mengunci pintu, aku lalu masuk ke kamar mandi dan ia berteriak keras seperti yeoja. Jangan jangan…” aku menggelengkan kepalaku cepat menghilangkan khayalan anehku.
“ah, Yoona” aku langsung berlari ke tempat parkir apartement untuk mengambil mobilku dan pergi ke kantor polisi tadi dengan mobil.Aku melihat sekitar dan tidak kulihat yeoja yang menggunakan jacket pink tebal. Aku mencari sekitar situ. Aku menghentikan mobilku di taman dan keluar begitu saja. Aku mengingat apa ciri cirinya tadi… aku berpikir keras “jacket pink tebal, celana jeans di atas paha, tas biru muda, rambut nya di ikat, dan sepertinya ikal…. Poninya aniyeo, ia tak memiliki poni. Ne…. kira kira seperti itu dia”
aku mencari sekitar orang yang memiliki ciri ciri seperti itu. Aku berjalan melihat sekitar dan berjalan agak jauh menyusuri pertokoan di seberang taman. Tapi aku tetap tak menemukannya. Aku melihat jam tanganku 19:21 P.M aku membeli coke dan meminumnya.
“huh, jinjja”aku menarik nafas panjang dan meraba leherku untuk mencari syal agar bisa menutupi setengah wajahku, namun aku baru sadar kalau aku tidak menggunakan syal di leherku “pantas saja dari tadi orang orang memandangiku, aku lupa memakai syal, kacamata dan topiku” Lalu aku pergi ke toko baju terdekat dan membeli syal, dan topi, di situ tidak menjual kaca mata. Aku menunggu di meja kasir
“oh, sudah menunggu lama… mianhamnida” ucap ahjussi itu sambil bow. Ia lalu mengecek harganya di komputer “ada ada saja orang mencari pekerjaan, mengatakan tidak punya rumah lagi….” Penjual itu mengomel ngomel sendiri. Aku mencerna kata katanya dengan teliti. Apa orang yang di maksudnya itu Yoona?  Begitu selesai di kasir, aku langsung berlari mencari sekitar toko tanpa menggungkan syalku. Lalu aku melihat di sebuah bangku, ada seorang yeoja yang ciri cirinya pas dengan Yoona. Ia memegang lehernya dan menutupinya dengan tangannya. Sepertinya ia kedinginan. Aku kembali ke toko tadi dan membeli kan syal barwarna pink. Lalu membeli coke hot cappuchino juga. Aku menghampiri yeoja tadi dari belakang dan melingkarkan syal pink itu ke lehernya.
“Donghae-ssi….” Ia mendongkakkan kepalanya menghadap kapalaku yang berada di atasnya.
“buang  harga dirimu itu. Orang sepertimu belum bisa untuk mempertahankannya.”
“mworago?”
“kalau harga dirimu terlalu tinggi, aku tidak bisa mengajakmu ke rumahku” kali ini ia terdiam menatapku
“apakah susah mencari pekerjaan?” tanyaku sambil duduk di sampingnya dan memberi hot cappuchino. Ia menerimanya dan membuka kaleng itu. Aku lalu memakai topi dan syal biruku “kau pasti lelah” aku memulai pembicaraan
“gumawo” ucapnya. kami lalu duduk beberapa lama di sana. Aku berdiri “kajja” aku pergi ke arah taman di mana aku memarkirkan mobilku dan ia mengikutiku.
Aku menancap gas ke rumah ku. Kami naik lift bersama dan ia hanya bisa diam karena canggung, begitu juga denganku. Aku lalu membuka pintu rumahku.
“omo, ini sangat berantahkan” ia kaget melihat rumahku dan aku hanya bisa menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
“masuklah” pintaku. Ia lalu meletakkan tasnya
“ayo kita bersihkan”
“kau harus istirahat dulu” aku menasehati, tetapi ia tetap mengumpulkan buku buku dan majalah yang berserakkan. Aku tak tega melihatnya, aku mengambil kain untuk mengelap debu yang menempel pada meja meja dan tempat lainnya. Kami mulai bekerja tanpa mengganti baju sebelumnya. Bahkan kami belum melepaskan syal kami.
“Donghae-ssi,”
“mwo?” tanyaku yang sedang sibuk mengelap meja
“bisa kau hidupkan lagu?” pintanya dan aku mengambil handphoneku dan meletakkannya di speaker untuk i-phone dan menghidupkan lagu ‘Perfection’ nya Super Junior M, suara lagunya mengisi seluruh ruangan
“ya! kenapa lagunya sangat tidak enak?” ia menghentikan aktifitasnya dan langsung mengganti lagunya. Aku tercengang melihatnya
“mwo-mworago?” tanyaku gugup
“lagunya tidak enak” baru kali ini ada orang menghina lagu Super Junior di depan mataku. Ia memutarkan lagu ‘First Love’ nya IU dan Na Yoon Kwon
“ini baru lagu…” dan ia melanjutkan tugasnya, aku menjadi berdebar dan terduduk….
“whoa….. jinjja, yeoja ini” aku mengatur nafasku
“neo gwaenchana??” Tanyanya polos padaku.
******
Jam sudah menunjukkan pukul 11.58 PM dan rumahku sudah sangat bersih.
“huh, bisa bersih dengan cepat” aku mematikan musiknya dan merebahkan tanganku di sofa tempat Yoona duduk. Aku benar benar capek. Lalu tertidur.
Aku  terbangun dan melihat handphoneku yang berada di speaker dengan mata sayup, aku mengucek mataku lalu melihat sekitar. Aku merasa yang ada di kepalaku ini bukan bantal, aku membuka mataku perlahan, membiarkan cahaya pagi memasuki retina mataku. tiba tiba mataku yang sayu langsung ku lebarkan, melihat di atasku ada kepala Yoona yang sedang tidur sambil duduk dengan kepalaku di atas pahanya,
‘OMO! Bagai mana bisa aku tidur di pangkuannya?!’ teriakku dalam hati. Aku melihatnya tidur dengan syalnya, begitu juga denganku. Aku menatapnya lama, memperhatikan lekak likuk wajahnya. Lalu aku bangun dan menggendongnya ke kamar tamu yang biasa di tiduri oleh member SuJu jika mereka menginap di sini. Aku menanggalkan syalnya dan melihat leher putihnya.
~kriiiing…. kriiiing….~ handphoneku berdering di speaker, aku langsung mengambilnya
“yeoboseyo”
“donghae-ya…. ppalli…. Semua orang menunggumu di sini, hanya kau yang belum datang”
“mworago? ”tanyaku bingung, tiba tiba aku teringat sesuatu, hari ini kan ada pemotretan CF ‘Happy Baby’
MWO??!! PEMOTRETAN?!!! aku menurunkan tanganku yang tadinya ada di telinga dengan hadphooneku, mataku menatap lurus kedepan. “tiga menit lagi” desisku
“yeoboseyo? Yeoboseyo? Yeoboseyo?? donghae-ya…. kau masih hidup?!!! Yeoboseyo?!” Sungmin berteriak di seberang sana yang masih dapat ku dengar dari handphoneku. Aku segera mengambil kostumku yang sudah disiapkan dari jauh hari dan pergi sebelum Yoona bangun.
*******
“huh, aku capek sekali” keluhku di lift. Aku melirik jam tanganku 21:44 PM. Aku lalu membuka pintu rumah dan langsung kaget melihat Yoona sedang berdiri di depan TV 43 inch ku dengan sapu di tangannya. Gambar di TV terlihat sangat lebar, aku menatap TV dengan lekat dan mulai berfikir keras melihatnya,tiba tiba mulutku terasa berat untuk mengatakan sesuatu yang tak ku sangka akan begini
“yadong?” desisku. Apa yang di lakukan yeoja ini? Aku datang ke tempatnya berdiri
“ternyata kau melepaskan kesunyian dengan menonton hal seperti ini”  aku tersenyum melihatnya yang tercengang menatap TV “sepertinya ini sangat mantap hingga kau tercengang, aku bahkan belum pernah menonton yadong sebelumnya dan kau… ” aku tertawa kecil “whoa…. Neo jinjja daebak…. Kau bahkan membawa ini dari Jepang. kau… juga membawa alat pelengkap, tapi kenapa harus sapu? kan bisa menggunakan hal lain yang lebih bersih…”lanjutku lagi yang sedari tadi tak di respon olehnya. aku masih menatapnya yang tercangang menatap TV yang layarnya dipenuhi dengan dua kekasih yang… errrr aku tak mau mengatakannya. Ia menggelengkan kepalanya dan mengusap matanya
“aku tak menyangka kau menyimpan CD seperti ini,” ucapnya sambil menatapku.sepertinya tadi ia memang tidak mendengarkan sepatahpun ucapanku “aku bahkan belum pernah menonton ini,” lanjutnya dan ia kembali menatapku
“belum pernah? ” aku bertanya kaget dan langsung menutup matanya tengan tangan kiriku dan ia menutup mataku dengan tangan kanannya dan membiarkan sapunya terjatuh.
“jadi ini bukan punyamu?” tanyaku
“ani, aku menemukannya di dalam DVD playermu saat mau mendengarkan lagu”
“mwo?!” aku kaget dan langsung melepaskan tanganku di matanya. Ia memukuli pundakku pelan sambil tertawa kecil
“gwaenchana…. Di tempat kerjaku dulu, namja juga suka menonton film yadong seperti ini ” ia lalu mendekati wajahnya ketelingaku dan berbisik “mereka menceritakan nya padaku dan menyuruhku merahasiakannya” dan ia kembali tertawa  dan meletakkan tangannya di pundakku “aku tak akan mengganggumu” ucapnya pasti. ia lalu pergi ke kamarnya meninggalkan ku yang masih kaku, menatap lurus seperti orang bodoh, ditambah lagi dengan kostum ini. kalian tau apa kostum yang kukenakan??? aku menggunakan kostum berbentuk panda besar. sekarang aku bukanlah orang bodoh lagi. tapi orang gila yang menggunakan kostum panda sambil menonton film yadong. ruangan ini sudah di penuhi dengan suara suara di film yadong itu. Dengan cepat aku mematikannya dan mengeluarkan CD. Aku berkeringat memikirkan ini semua. Aku melihat CD berwarna biru tua itu, tiba tiba aku teringat sesuatu
+Flash Back+
=ting dong= aku melihat siapa yang datang melalui kamera
“oh, jangkaman” aku lalu menyuruh namja itu masuk. Ia membawa laptopnya kemari
“museun iriya?” tanyaku
“aku bosan di dorm, lalu pergi ke toko CD sesudah itu,aku melihat mu di jalan dan berniat untuk mengikutimu, ternyata kau hanya pergi ke rumahmu”
“oh, aku habis berbelanja sebelum kita tour ke vietnam. keundae… beli apa di toko CD?” tanyaku penasaran. namun aku tetap mencari handphoneku
“CD yang bagus lah, di mana air minum? aku haus”
“ambil saja di sana” aku mengobrak abrik lemariku mencari handphoneku dan aku menemukannya di atas lemari, sementara namja itu pergi kedapur untuk mengambil air. Aku lalu duduk di sofa dan membuka laptopnya
“Donghae-ah, kenapa kau pulang ke sini” tanyanya dari dapur
“aku mencari handphone”
“sudah ketemu?” tanyanya lagi, dan kali ini ia  menuangkan juice apel. aish, namja itu… bukannya ia mau meminta air? kenapa juice? bagaimana kalau habis? atau ia mau membungkusnya pulang? #donghae pelitt… *author ditabok sama fishy #fishynya di tabok Minho
“o” jawabku singkat sambil mengutak atik laptopnya
“kalau begitu kenapa kau di sini? Bukannya kau ada jumpa fans?”
“ada tamu yang datang, tak mungkin aku meninggalkannya, nanti barangku hilang lagi…… lagian itu di mulai lima menit lagi” jawabku sambil memasukkan password di usernya, dan selalu salah
“ya! apa passwordnya?” tanyaku
“hm? Kau membuka laptopku” tanyanya sambil membuka lemari es “oh, ada banana bread”
“apa?? Jaebal….” Pintaku sambil mencoba memasukkan namanya untuk passwornya
E-U-N-H-Y-U-K dan lagi lagi gagal. Aku menyerah dan meletakkan kepalaku di meja “pasti isinya yang macam macam hingga kau menguncinya”
“itu secret,” ia mengomong sambil memotong rotiku
“setauku kau bahkan berulang kali menggantinya, kau bahkan tidak pernah memberi tahuku” aku membuka CD roomnya, dan aku menemukan CD berwarna biru tua. Aku memandanginya dan ingin bertanya padanya, tapi aku mengurungkan niatku mengingat perkataannya tadi, bahwa ia membeli CD bagus, lalu aku menyembunyikan CDnya di bawah meja.
“bisa?” tanyanya dengan segelas juice dan roti di kedua tangannya dan aku hanya menggeleng pelan.
“sepertinya aku harus pulang, na kalke” ia pergi meninggalkan gelas dan membawa roti ke luar, tidak lupa pula di bawanya laptopnya.
“annyeong” sapanya sambil bow
“annyeong, ” ia lalu pergi “Eunhyuk-ssi” aku memanggilnya dan ia membalikkan badan
“o?” tanyanya.
“aniyo…. Hati hati di jalan” aku mengurungkan niatku untuk mengakui kesalahanku karena telah mencuri CD nya. Lalu aku menghidupkan CD nya di DVD playerku, aku menunggunya di TV
“film sebagus apa sih?” tanyaku bingung,  lalu keluar pembukaanya
=jreeeeeng….. jreng jreng jreeeeeeeng= aku menunggu dengan penasaran yang penasaran
~kriiiiing…. kriingg….!!!!~ itu suara handphoneku
“yeoboseyo?”
“Donghae, suara apa itu? Matikan cepat”aku mengikuti perintah Lee Soo man ajusssi dan aku langsung mematikan TV
“kau sudah menemukan handphonemu?” tanyanya lagi
“sudah hyung”
“palli,, semua menunggumu”
“ne”
+end of flashback+
Aku memukul keningku dan aku sudah berkeringat. Aku mencuri ini karena ku pikir in CD yang benar benar bagus, tetapi ternyata ini CD memang bagus. ralat. luar biasa.aku seperti kena kutukan karena telah mencuri. tuhan maafkan aku. aku harus segera mengembalikannya, inikan makanan hyuk sehari hari
“Donghae-ssi!” teriak Yoona dari dalam kamar
“mwo?” tanyaku
“kau sudah selesai? Aku mau mengambil minum”
“sudah, keluarlah” ia membuka pintu dan aku segera duduk di sofa depan tv. Ia duduk di sebelahku sambil meletakkan strawberry juice di meja di depanku
“minumlah, kau pasti sangat capek. Kata unni ku saat di Jepang, jika namja sedang menonton yadong, mereka melakukan…. Melakukan…. Apa namanya ya? pokoknya itu akan membuat mereka berkeringat” aku menatap wajahnya, dan menarik nafas panjang.
“yaak, apa kau bekerja sebagai badut? ” lanjutnya lagi. maksudku ejeknya.
“ani”
“kenapa kau menggunakan pakaian ini,”
“terserahmu lah” jawabku pasrah.
*****
keesokannya aku mengembalikan CD terkutuk itu pada pamiliknya. bukannya berterima kasih, malah aku di nasehatinya “yak! kau masih kecil sudah berani mengambil barang barangku! apa lagi menonton film seperti ini!!! pasti kau menikmatinya kan??” mwoya! kami kan seumuran! apa maksudnya masih kecil?? dan aku paling benci pada kalimat terakhirnya itu… ‘kau menikmatinya kan?’ Yaaaak~!!!! sama sekali tidak!! aish, jinjja. pengen ku cabik cabik mukanya itu.
malamnya aku menyemprot kamarku dengan pembasmi nyamuk agar tidak ada satupun nyamuk yang menggigit kulit mulusku. Setelah itu aku duduk di sofa sambil menonton tv
Yoona yang baru saja pulang langsung lalu duduk di sampingku menonton tv
“Yoona-ssi, kamarku baru ku semprot nyamuk… aku belum mengganti piyama tidur… aku numpang kamarmu ya?” aku lalu pergi ke kamarnya dan ia menarik tanganku
“andwae” cegahnya khawatir
“wae? ”
“ng…. aku mau ganti baju” ia langsung berlari ke kamarnya dan mengunci pintu
“ya! dasar pelit” aku menggerutu di luar. yeoja pelit! itukan kamar ku juga. kenapa dia yang menguasainya?
“mian ne, ganti saja di kamar mandi” aku langsung ke kamar mandi.  Aku melihat airnya yang jernih dan aku mengurungkan niatku untuk mengganti piyama aku berniat untuk mandi. ‘Meskipun sore udah mandi, tapi akan lebih segar jika mandi lagi.’ Pikirku. Lalu aku membuka baju dan juga aku membuka… eumh…. Yang ini di lewatkan saja.
Setelah beberapa lama aku mandi, aku baru teringat sesuatu “handuk!” aku berniat untuk memanggil Yoona
“YOONAA!!!! IM YOONAAAA!!!”
“mwo?!” teriaknya dari luar
“ambilkan aku handuk!!!”
“ne!!!!” tak beberapa lama ia datang mengetuk pintu
“igeyeo”
“jangkaman.. aku sedang shampoan”
“ppali…”  tanpa sadar sudah lama aku menyampo rambutku dan saat aku membuka pintu, Yoona terjatuh dari pintu dan terduduk menatapku kaget
“AAAAAAAAAAAAAAAAArghhhhhh!!!!!” teriaknya sambil menutup kedua matanya. Saat ini ia terduduk di lantai. Aku dengan cepat mengambil handuk dan menutupinya.
*****
Aku  pergi duduk di sampingnya yang sedang asyik menonton tv
“kenapa kau lama pulangnya?” aku memulai pembicaraan
“aku baru mendapat pekerjaan di restaurant”
 “oh… apa kau tadi bersandar di pintu?”
“hm…. Mian, karena kau sangat lama, jadi aku tertidur di pintu”
“oh… keundae…apa saja yang kau lihat tadi?” tanyaku memulai pembicaraan, dan mukanya menjadi merah
“opso, tidak ada hal menarik untuk di lihat”
“jeongmal? kau hanya belum tau”
“mwo?! Donghae-ssi, jangan lampiaskan apa yang kau tonton padaku” ucapnya khawatir sambil menatapku dangan tatapan pembunuh. tangannya ia selangkan di dadanya
“untuk apa aku lampiaskan padamu? lagian tidak ada hal menarik yang bisa dilihat, apa lagi di sentuh” ucapku lalu pergi meninggalkannya yang masih tercengang
*****
Sudah dua bulan Yoona dan aku tinggal bersama.  Dan ia juga belum mengetahui siapa aku sebenarnya.
=clik…= Yoona menekan remote =annyeong haseyo… kita berjumpa lagi di happy together. Kali ini kami akan membawakan lima member dari group Boyband yang akan segera mendapatkan pasangan Girlband… ya ini… Super Junioooor~ clik= aku dengan cepat mematikan tv
“Donghae-ssi, aku mau nonton”
“nanti saja, kau harus masak dulu” pintaku
~kriiiing….Kriiiing!!!!~
“yeoboseyo?”
“Donghae-ya, kesinni…. ppalli” aku langsung pergi ke dormnya Super Junior dan di situ sudah berkumpul semua member SuJu dan Kim Soo Man ahjussi. aku dengan segera pergi ke dormku, opso. aku lalu pergi ke dormnya Eunhyuk
“museun iriya  ” tanyaku heran
“kemana saja kau, tak pernah tidur di dorm lagi” Lee Soo Man ahjussi memulai pembicaraan dan di saksikan member member Super Junior lainnya
“aku di rumah”
“wae?!” bentaknya
“aku…. Aku…. Bosan di sini” hanya itu yang terlintas di otakku dan ia langsung memberiku beberapa majalah yang di halaman awalnya terpampang beberapa fotoku sedang memeluk Yoona di tengah jalan, lalu fotoku menarik tangan Yoona.
“si-siapa yang membuat ini?” tanyaku bingung, panik, khawatir, dan kaget
“berita itu tersebar di internet. siapa wanita itu?” tanya Lee Soo Man ahjussi
“ahjussi, aku hanya menyelamatkannya.”
“kalau begitu kita jelaskan di konferensi pers nanti” ia lalu pergi meninggalkan kami.
Setelah konferensi pers, aku langsung pulang kerumah
“ kenapa begitu telat?” tanya Yoona di dapur. Aku menatap sekeliling rumahku  yang sudah rapi di susunnya. Meskipun ia kerja di dua tempat, ia masih sempat merapikan rumahku, menyiapkan sarapan, bahkan menyiapkan makan malam. Ia seperti bekerja di tiga tempat, di restaurant, di produk kosmetik, dan di rumahku. Namaku sudah terpampang di setiap majalah karenanya. Ia masih menatapku dengan mata indahnya
“Donghae-ssi, aku sudah menyiapkan makanan… kau lapar?” aku masih diam kaku menatapnya. Aku berpikir keras untuk nama baikku di kalangan artis dan untuk sikapku. Jika aku mengusirnya, masalah sekarang tak akan selesai, tapi seterusnya aku tak akan terkena masalah lagi. ditambah lagi ini sama saja dengan membohongi perasaanku. Jika aku menjadikannya yeoja chingu dan mengumumkanya, masalah akan  selesai sekarang dan siapa tau akan ada banyak masalah menanti ku. Tapi aku tidak sanggup menjalani ini semua. Aku menggelengkan kepala dengan cepat
“kau tak mau makan? Ah, ne… mungkin kau sudah makan”
“Yoona-ssi….” Aku mendekatinya dan memegang pundaknya. Sementara ia hanya menatapku bingung. ugh, haruskah aku mengatakan hal yang tidak pernah terlintas di otakku untuk di katakan sebelumnya??
“Yoona-ssi….” desisku lagi. Ia masih terdiam
“sa…. Sar…. Sara….” Aku gugup mengatakannya. Apa aku harus melakukan ini untuk kebaikanku?
“ah, ne…. tadi ada orang (SARAM) yang memberikan majalah padaku. Biasanya ia hanya meletakkannya di depan pintu. Jadi aku mengusirnya tanpa mengambil majalahnya,” ia tertawa kecil dan aku melepaskan peganganku dari pundaknnya.
“makanlah, aku mau pergi”
“eodika?” tanyanya khawatir. Aku hanya tersenyum padanya dan pergi meninggalkannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 11:15 PM. Aku berjalan ke kedai di pinggir jalan. Aku masuk ke sana dan memesan soju. Aku meminumnya dan tanpa sadar aku sudah menghabiskan dua botol soju. Aku kembali ke rumah sambil berjalan sempoyongan. ini pertama kalinya aku meminum soju. setelah membuat janji untuk tidak meminumnya, kini aku melanggar janjiku. Dunia serasa berputar.. Aku memasuki rumahku
“oh, donghae-ssi….”
“kau menunggu ku?”
“kau mabuk.” Ia menaruhkan tanganku di pundaknya
“Yoona-ssi, kenapa kau sangat manis?”
“kau pasti sudah mabuk berat”
“ani…. Na gwaenchana…..” lalu aku ambruk ke lantai
*****
tanpa ku sadar aku dan Yoona tidur bersama di kamarku. aku baru ingat, aku menahannya tadi malam. ugh, apa yang sudah kulakukan? pagi pagi sekali ia bangun dan pergi meninggalkanku. sebelumnya ia meninggalkan makanan di meja makan dan setelah itu pergi bekerja.
Aku memutar mutar siaran TV, tiba tiba Yoona pulang sambil menangis
“Donghae-ssiiiiii……” ia merengek dengan berlinang air mata di pipinya
“Yoona waegeure? kenapa cepat sekali kerjanya?”
“aku di peeeeecaaaat…! Mereka bahkan belum membayar gajiku….” Ia terduduk di depan pintu sambil menggoyangkan kakinya seperti anak kecil.
“cepat masak makan siang… ppalli” aku mengalihkan pembicaraan dan ia langsung menuruti permintaanku sambil menangis. ia ke dapur sesudah mengganti pakaiannya lalu memasak.
Tak beberapa lama….
“sudah siap” ia memanggilku dengan lesu dan aku langsung pergi ke meja makan dan aku membulatkan mataku setelah melihat makanan apa yang di masaknya. Semua hitam.
“yo-yoona-ssi”
“mwo? aku capek, aku mau tidur dulu. makanlah” ia memasuki kamarnya
“ya! bagai mana aku bisa makan dengan makanan seperti ini?! Lihatlah! Hanya nasi yang berwarna putih, selebihnya hitam” bentakku dan ia kembali menangis di depan pintu kamarnya sambil meletakkan kepalanya di depan pintu. Aku menarik tangannya
“kau harus menemaniku makan. kajja” ia dengan cepat mengambil jacketnya dan kami berjalan kaki ke bawah apartement mencari tempat makan terdekat. Dan ku temui tempat aku mabuk kemarin.
“itu ada orang jual makanan” ia menunjuk ke arah kedai itu
“ani, tempat lain saja” jawabku karena tidak mau pergi ke situ lagi
=krrrrrriiiiiiuuuuuuk=
“whoa, itu perutmu? Daebak! Aku baru pertama kali mendengar suara perut sebesar itu” pujiku, dan ia memukul lenganku “kajja, sepertinya sudah tak ada toko lagi, kita makan di situ saja” aku membawanya ke tempat aku mabuk kemarin. Kami memesan makanan.
“kau pernah minum soju?” tanyaku dan ia hanya menggeleng pelan “kalau begitu kau tidak boleh meminumnya” aku membolak balikkan dagingku di panggangan dan mulai memakannya, ia pun begitu. Aku berpikir akulah yang dari tadi lapar , ternyata ia lebih lapar. Aku kaget melihatnya makan dengan dua porsi mangkuk yang nasinya menggunung. Aku menyipitkan mataku
“uh? Wae? Aku sangat lapar” ia tertawa kecil
“habiskan nasi di mulutmu dulu” ucapku
“apa aku boleh memesan soju?” tanyanya
“andwae!” dan ia hanya tertunduk sambil memanyunkan bibirnya
“semua orang di sini meminumnya”
“jangan hiraukan mereka” jawabku angkuh. Ia menatapku sinis sambil memakan kue berasnya. tiba tiba aku rasanya ingin pipis.
“ugh, aku ke toilet dulu, habiskan lah kue berasmu itu” ia mengangguk pelan.
Tak beberapa lama aku di toilet, aku kembali ke mejaku, dan aku kaget begitu melihat mejaku sudah tersedia satu botol soju. Aku tersenyum melihat ahjuma itu. Mungkin ia yang memberikannya untukku.
“aku bisa mabuk kalau begini.” ucapku.Aku duduk di kursi dan menuangkan sojunya ke mangkuk,
“uh? Habis? jangan jangan… ” Aku meihat Yoona yang meletakkan kepalanya di meja. Aku mengangkat kepalanya. Ia tersenyum padaku dengan mata sayup
“Donghae-ssi” ia tertawa kecil padaku
“k-kau meminumnya?” tanyaku sambil merem melek dan ia mengangguk senang
“aish, jinjja….”
Setelah membayar, aku menariknya pulang, dan ia terjatuh. Jadi terpaksa aku menggendongnya di pundakku.
“tenyata kau berat juga” ia memukul kepalaku berkali kali.
“huh,,,,” aku mencampakkannya di kasurnya. Lalu menyelimutinya. Aku melihatnya tidur
“kau terlihat cantik dan meggemaskan saat tidur, tetapi kenapa kau berubah menjadi aneh saat bangun?” aku duduk di ujung kasurnya. Aku melihat bibirnya. Lalu meletakkan ujung jari telunjukku di situ. Tiba tiba entah kenapa aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Jarak kami hanya satu senti sekarang dan aku menutup mataku, tiba tiba ia bergerak ke samping
“ueeeeeek” aku memuntahkan sojunya ke spray.
“iek, kau sangat…. Argh, sudah ku bilang jangan minum” aku lalu mengangkatnya ke tempat tidurku. Ini pertama kalinya dia mabuk, jadi wajar saja ia muntah. Aku berniat untuk tidur di sofa. Ku  pinggirkan rambutnya yang menutupi mukanya, lalu ia berbalik lagi dan ia memuntahkan sojunya di sprayku
“arrrrrgh!!! Yoona!!!!!!”
******
“Donghae-ssi, kenapa kau meletakkanku di lantai? Itu sangat dingin, dan kepalaku… auh… kepalaku sangat sakit” ia memegang kepalanya, sementara aku melipat tanganku tak menghiraukan perkataanya
“siapa orang ini? Kenapa mereka yang membersihkan rumah?” ia menunjuk beberapa maid yang ku panggil untuk membersihkan rumah.
“ya! kau tau apa yang kau lakukan tadi malam?” tanyaku geram. Ia hanya menggeleng kepalannya kecil
“kau tau?! Aku melarang mu meminum soju dan kau meminum hingga empat botol! Dan kau tau apa selanjutnya?! aku menggendongmu pulang sementara kau memukul mukul kepalaku!” ia memandang langit langit rumah  untuk mengelakkan mataku yang menatapnya tajam
“lalu, aku meletakkanmu di kamar dan kau memuntahkannya… uek,” aku memegang perutku tak kuasa membayangkan kejadian tadi malam, ia hanya memandang sekitar rumahku sambil memegang celananya “lalu aku meletakkan mu di kamarku karena kasihan, dan kau melakukan hal yang sama…. Lalu, lalu aku meletakkanmu di sofa, uek…. Kau kau melakukannya lagi, lalu aku meletakkanmu di lantai yang ku Alaskan selimut dan bantal,lalu kau memuntahkannya lagi, lalu aku menarik bantal dan selimut itu dan membiarkanmu tidur di lantai ” aku bercerita panjang lebar.
“kami sudah selesai mengerjakannya”
“ne, ghamsahamnida” aku bow pada mereka.
“omo! Aku harus kerja” ia pergi ke kamarnya dengan cepat aku menarik tangannya
“kau sakit, istirahatlah di rumah”
“aniyo, aku harus kerja”
“aku bilang jangan ya jangan!!” teriakku, ia kaget melihatku
“kau tidurlah di kamarmu, aku mau pergi sebentar. Aku janji akan membelikanmu makanan” aku mengeluarkan dompetnya yang kutahan tadi malam “aku tahan ini agar kau tak keluar rumah, atau pergi kerja. Kau tak akan kerja tanpa uang untuk mu pergi ke tempat kerja” aku senyum dengan penuh kemenangan dan pergi meninggalkannya sendirian di rumah. aku pergi menuju dorm SuJu.
*****
Aku membuka pintu dorm dan tidak melihat satupun manusia di sana. aku memutuskan untuk pergi ke dorm satu lagi. aku kaget begitu melihat semua member SuJu tidur di dorm ini. bahkan anak anak dari dorm ku juga tidur di sini. mereka tidur diruang tamu bersamaan. ada apa ini? Aku menaikkan alis mataku sebelah melihat kejadian ini. Lalu ku putuskan untuk membangunkan Ryewook terlebih dahulu agar ia bisa masak, jika aku membangunkan Eunhyuk, Eunhyuk? Eunhyuk tak ada di sini. eodi ka?
“ryewook-ah……. Kau tidak masak?” aku menggoyangkan badannya
“eh, ne” ia berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dengan mata yang  agak tertutup
“Kyuhyun-ah….” Aku menurunkan kaki nya dari atas meja
“ohh, Donghae-ya, sejak kapan kau datang?” tanya Leeteuk hyung dengan mata menyipit#yang di bangunkan Kyuhyun, kok Leeteuk yang bangun yah? -,-9
“baru hyung,”
“oh, aku mandi dulu” ia lalu pergi ke kamar mandi, dan agak terdengar keributan di sana
“ya! kau bisa menggunakan yang satu lagi!!” teriak Sungmin
“arghh! Kenapa kau menyiramku!!! Shireo, aku mau di sini, hyung… mengalahlah” teriak Sungmin tak mau kalah“ya! jangan membuka bajumu di sini” teriaknya lagi
=pletak=
“augh, kepalaku!!!” teriak Leeteuk
“kalau begitu mandilah di belakang!!”
“ne,ne, aku akan pindah” teriak Leeteuk
“Heechul hyung…” aku menggeserkan badannya dan duduk. ia masih tertidur dan kali ini ia malah memeluk Hendri hyung.
“jinjja,” aku lalu pergi ke kamar dan menemukan Eunhyuk sedang main laptop dengan headsetnya
“ sejak kapan kau datang?” tanyanya kaget. dengan sigap ia menutup laptopnya dan melepas headsetnya.
“baru saja,” aku duduk di ujung kasurnya. “kenapa kau tak membangunkan mereka? Ini sudah jam sepuluh”
“ha?” tanya nya bingung “mereka sudah bangun dari jam empat tadi dan tertawa bersama di luar. Aku datang dan mereka bilang aku harus tidur…. Makanya aku disini”
“ha?” tanyaku bingung. “kau terlalu banyak menonton yadong, hyuk” ucapku. aku lalu pergi meninggalkannya. Aku menuju ke  ruang komputer. Di situ aku menghidupkan komputer dan mulai membuka Twitter. Lalu aku membalas beberapa pesan yang masuk sambil tertawa sendiri
“whoa, kau membalasnya?” tanya Heechul sambil mengelap kepalanya dengan handuk kecil
“hm. kau sudah mandi hyung?”
“ne” ia lalu duduk di kursi sebelahku
“donghae-ya…” ia berdiri dan memegang pundakku, memberi isyarat padaku untuk berdiri. aku lalu berdiri dan kami berhadapan. Ia melepas handuk di kepalanya dan agak menunduk
“donghae-ya” ia memandangiku dengan tatapan yang berbeda, aku gugup dan bingung dengan tingkahnya, ia mendekatkan wajahnya ke wajahku “donghae-ya” ia mengulangnya lagi dengan jarak sedekat ini, aku jadi salah tingkah, apa ia mau menciumku? Ia kan namja….
“h-hyung, a-apa yang k-kau lakukan?” tanyaku gugup
“donghae-ya” ia mulai mendekat lagi, aku menutup mataku dengan paksa,
“donghae-ya…” ucapnya lembut “bisa kau menyingkir? Aku mau menggunakan komputer” aku membuka.ralat. membelalakkan mataku
“ne, ne” aku langsung menyingkir darinya dan ia langsung duduk di kursi. Aku menarik nafas panjang
“apa kau mengira aku mau menciummu?” tanyanya yang langsung membuatku merinding, ia tertawa lepas
“k-kau gila hyung” aku lalu pergi meninggalkannya.
Setelah itu kami makan bersama, Akhir akhir ini member Super Junior tidak ada kegiatan. setelah itu aku langsung pergi meninggalkan mereka karena aku mengingat Yoona.
*****
“Yoona-ya, aku membawakan fried chicken,” aku mencari ka kamarnya dan tak kutemukan dia di sana, lalu aku mencari ke seluruh ruangan. Opso. “Kemana dia, dia kan tidak punya uang?” lalu aku duduk di sofa dan di meja kulihat ada buku yang terbuka. Aku mengambil buku itu dan berpikir
“buku ini… omo!” aku mencari ke setiap lembar buku tersebut, aku meremas buku itu sambil menahan amarahku yang sudah memuncak “IM YOONAAAAAAH!!!!!!!” aku menarik nafas panjang dan menyusulnya ke tempat kerja.
Dari dalam mobil aku melihat Yoona sedang mengelap meja yang kotor. Aku kasihan padanya, tapi apa boleh buat. Lalu Yoona memegang kepalanya dan ia hampir terjatuh, tanpa aba aba aku langsung pergi ketempatnya dan menahannya dengan memegang pundaknya
“gwaenchana?” tanyaku
“Donghae-ssi” ia kaget melihatku
“ige mwoya? aku kan sudah bilang jangan pergi” aku masih memegang pundaknya
“oh, geure ia Donghae Super Junior” teriak seorang yeoja,
“ne, ia tampak lebih ganteng dari pada di TV ya”
“Donghae-ssi… lagumu sangat menyentuh hatiku” aku kaget karena hari ini aku tak menggunakan pelangkap untuk menutupi wajahku, aku langsung menarik Yoona ke mobilku dan menancap gas. ia terlihat masih kaget dengan perkataan yeoja tadi.
“tidak mungkin” ia membuka pembicaraan dan tertawa kecil. aku hanya meliriknya dan sejenak suasana menjadi hening.
“kenapa tak di hidupkan radio?” tanyanya
“andwae, ” jawabku karena takut akan muncul berita tentangku.
“arraesso” ia lalu membuka laci mobilku dan menemukan majalah yang didepannya terpampang gambarku dan gambarnya“ ja-jadi mereka be-benar? k-kau artis?” tanya nya dan aku menghentikan mobilku di pinggir pepohonan yang sepi. Aku menghela nafas panjang
“kau artis?” tanyanya lagi  sambil menahan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya. Aku hanya mengangguk kecil
“mian,” kata kata yang jarang ku ucapkan tiba tiba keluar dari mulutku
“hh, kalau tau begini.. aku tak akan meminta bantuanmu” aku masih terdiam seribu kata
“Donghae-ssi, mian ne, aku pasti sudah menganggu jadwalmu yang padat”
“ani” jawabku tiba tiba, kenapa aku ini?
“mian ne… aku janji akan menggantinya”
“Yoona-ssi…”
“huh, kepalaku sakit… aku mau pulang” ia membenamkan wajahnya di telapak tangannya. Aku menuruti permintaannya dan membawanya pulang. Begitu sampai, ia langsung menyalakan TV sementara aku langsung mengambil kan dua gelas minum dan duduk di sampingnya. Ia terlihat sedang menukar nukar siaran dan ia kaku saat melihat  suatu siaran yang membintangi Super Junior di dalamnya. Ia melihatku dan tersenyum.
“kau ” ia kembali terdiam dan air matanya menitik
=jadi, kita beralih ke Lee Donghae…
“ne, annyeong haseyo…  Lee Donghae imnida”
“cha~ kabarmu saat ini sangat menjadi histeria dikalangan fishy.Jadi bisa kau jelaskan tetang kabarmu dua bulan lalu dengan seorang yeoja?”
“nde, dia…. uri yeoja chingu”
“keurechi? kalau begitu mari kita lihat wajah yeoja yang dapat menarik hati Donghae”= lalu layar TV melihatkan gambarku dan Yoona saat aku menyelamatkannya. Aku membulatkan mataku begitu juga Yoona. dalam seketika wajahku memerah
“Donghae-ssi…..” air matanya keluar sangat banyak dan aku dengan cepat mematikan TV,
“kau pasti sudah sangat susah karena ku” ia menatap mataku dan tersenyum. “mianne” lanjutnya lagi
“gwaenchana” aku menghapus air matanya dari pipinya dan ia memegang tanganku
“wae? Kenapa kau melakukan inni?” pertanyaannya itu membuatku bingung dan kaku. Mungkin aku suka padanya dan….. ia terlihat masih menunggu jawaban “aku akan mengganti semuanya” keluhnya lagi
“shireo, aku melakukan ini karena mu”
“na?” tanyanya dan melepas tanganku yang sedari tadi ia genggam
“sepertinya…. Na reul johahae…. Manhi manhi johahae….” Ia menatap mataku sedalam dalamnya seolah mencari sesuatu. Ia lalu pergi meninggalkanku sendiri.
‘aish….!!! Kenapa aku mengungkapkannya? Jika ia tidak menyukai ku, apa yang harus ku lakukan? Seorang Donghae, di tolak? Andwae andwae’ pikirku dalam hati. Ia lalu keluar sambil membawa tas biru mudanya saat kami pertama kali bertemu.
“Yoona-ssi, Eodika?” aku berdiri melihatnya, ia hanya tersenyum dan mendekatiku
“ige” ia memberiku uang “mian, aku mengambil uangmu dari bukumu, mian… aku hanya memakai dua ribu won untuk taxi dan ige..” ia memberiku semua uangnya
“ini uangku selama ini, mungkin ini tak seberapa, tapi ini sebagai ganti telah menyusahkanmu” aku tercengang melihatnya. dan ia pergi meninggalkanku, aku dengan sigap menarik tangannya.
“hajima…” kata kata itu keluar dari mulutku
“kadang ku berpikir, kenapa kau sangat arrogant… tetapi ternyata kau adalah artis yang terkenal…” ucapnya tanpa membalikkan badannya hanya untuk sekedar menatapku. aku mendekatinya dari belakang dan memeluknya
“saranghae” ucapku di pundaknya sebelah kanan “saranghaeyeo” ucapku lagi. Ia membalikkan tubuhnya dan kini kami berhadapan
“mwo-mworago?” tanyanya seolah tak percaya
“ne neun… Lee Donghae…. Im Yoon-ah saranghae” ucapku dan ia memelukku dan dapat ku rasakan kini ia menangis di pundakku
“mian ne … mianne” tangisannya meledak dan aku melepaskan pelukannya dariku
“wae…?”
“nado saranghae” ia tersenyum menatapku dan aku menghapus air mata di pipinya
“kalau begitu jangan pergi, kau boleh pindah setelah bertemu dengan orang tuamu”
“mian ne oppa.”
“arraesso. kalau begitu kita sekarang benar benar pacaran?” tanyaku dan ia mengangguk sambil menahan malu
“kalau begitu bisa kah kau tidak memanggilku Donghae-ssi… ” pintaku padanya dan ia melihatku bingung “setiap kali kau selalu mengatakan Donghae-ssi” aku sedikit mengejeknya dan ia memukuli lenganku “panggil saja oppa, kan kita beda empat tahun… atau kau bisa panggil chagi atau apalah itu yang sejenisnya”
“shireo, kita baru pacaran dan hal yang pertama kau bahas adalah itu?” keluhnya sambil mengangkat tas nya
“apa kau mau pergi?” tanyaku bingung dan ia hanya tersenyum
“Donghae-ssi, apa kau benar benar mencintaiku? bukankah kau mengatakan tidak ada hal menarik yang bisa dilihat di diriku, apa lagi di sentuh. kenapa kau memelukku?” MWO?! kenapa dengannya??
“yak!” teriakku. dan dalam sekejap ekspresiku berubah “kenapa kau tak percaya?” aku tersenym padanya.
“bagai mana aku bisa percaya?” tanyanya. aku terdiam memikirkan sesuatu. Kali ini aku aku mendekatkan wajahku ke wajahnya dan menutup mataku, tiba tiba ia memukul pundakku pelan
“Donghae-ssi, ” aku membuka mataku dan ia melirik ku sudut langit langit rumahku seakan menyuruhku untuk melihat sesuatu dan aku mengikutinya. Aku melihat sesuatu yang aneh di sana. Aku mendekatinya
“CCTV?” tanyaku bingung “kau dari reality show?” tanyaku lagi dan kini muka ku memerah
“ani,” ia tersenyum dan menjelaskan semuanya padaku. Aku lalu menanggalkan kamera CCTV tersebut
“di mana saja lagi?” tanyaku
“di kamarku, di dapur, di sini… Cuma itu oppa” pantas saja Yoona tak memper bolehkanku mengganti baju di kamarnya “aish…. Jinjja…. kajja” aku menarik tangannya dan kami berdua pergi ke Dorm Super Junior
******
“cukhae!!!!” teriak Semua member Super Junior beersamaan termasuk Lee Soo man ajussi
“apa saja yang sudah kalian lihat?” tanyaku kaget namun tanganku masih tetap menggenggam tangan Yoona yang dari tadi ku genggam dan Heechul hyung memajukan bibirnya dan menutup matanya
“hyung!” aku teringat saat aku memegang bibir yoona dan besoknya Heechul hyung langsung bertingkah aneh. “HYUNG!” teriakku
“duduk dulu….” Leeteuk  mempersilahkanku duduk
“kalian tidak menyebarkannya kan?” tanyaku dan semuanya tersenyum bahkan  tertawa
“jadi, kau tak dari Jepang?  Dan kau sudah tau kalau aku artis?” tanyaku pada Yoona dan ia hanya mengangguk pelan
“mian ne… oppa” pintanya padaku. aku menatap kedua mata indahnya. kata kata oppa membuatku luluh dan mengangguk pelan
“aku sangat kaget melihat beritamu yang mengatakan kau arrogant, jadi aku melakukan hal gila ini. bahkan aku mengirimkan fotomu ke internet.kau tau girlband yang akan di pasangkan dengan Super Junior?” tanya Lee Soo man ahjussi “dia salah satunya, ia sangat pandai berakting” sambungnya lagi
“kami sudah pacaran” jawabku dan Yoona membulatkan matanya
“i-itu real?” tanyanya
“hm, keurom… kau harus membayarnya karena telah menipuku” jawabku sambil menahan malu dan ia tersenyum
“na do saranghae oppa” yoona menggenggam tangan ku kuat dan menatapku
“whoa… aku tak menyangka kalian bisa seromantis itu di rumah. ya, yoona… apa saja yang kau lihat waktu di kamar mandi?” Kyuhyun mulai berteriak dan muka yoona memerah
“oppa, aku tidak merencanakan yang itu” teriak yoona
“hyung, kau mau melihat video mu selama ini?” tanya ryewook. aku dan yoona berpandangan
“nde” pinta yoona. tiba tiba aku teringat sesuatu. saat aku aku memegang bibir yoona saat ia tidur
“ANDWAEEEE” semua yang sudah mulai beranjak dari tempatnya menatapku dan kembali untuk bertanya padaku
“kalian tidak menyebarkan ini kan?” tanyaku panik
“geurom, kaeundae…. kau harus meu bergabung untuk mengerjai Eunhyuk” Lee Soo Man ajussi menyipitkan matanya menatapku dan diikuti semua member lainnya. errr kecuali Eunhyuk
“Eunhyuk?” tanyaku bingung
“ne, ia juga kurang pada yeoja…. Sama sepertimu” Shindong hyung berbicara
“dia jarang tinggal di sini karena kau sering dirumah” ucap Sungmin
“oh, kalau begitu, siapa yeojanya?” tanya Yoona
“salah satu anggota girlband itu juga” jawab Lee Sooman Ajussi
“girl band kami akan debut tiga bulan lagi, apa itu bisa??” tanya Yoona
“harus bisa.kita harus menyewa apartement yeoja itu di samping apartement eunhyuk” usul Shindong
“aku juga punya jurus ampuh” ucapku pasti dan semua nya menatapku untuk menunggu jawaban. dan dengan pasti aku menjawab
“Yadong”
*****
Yoona tak lagi tinggal di rumahku, tapi ia tetap selalu mengunjungi dorm karena aku lebih sering tinggal di situ. Sudah sebulan kami pacaran. dan akhir akhir ini dormku tidak sepi lagi. jadi aku tidak melarikan diri ke dorm satu lagi.
“bagai mana Eunhyuk?” tanya Yoona pada Shindong yang sedang mengupas apel di dapur
“sepertinya ia sibuk mengurusi yeojanya, Tiffany” jawabnya “tolong potongkan, aku mau mandi” Shindong menyuruh Yoona memotongkan apel yang di kupasnya.
“aku baru datang sudah di suruh hal begini” keluh yoona
sementara aku sibuk dengan laptopku. Hangeng hyung dan Leeteuk hyung sibuk dengan drama yang mereka tonton
 =ceklik… blam= bunyi pitu masuk yang terhempas.Eunhyuk dengan muka marah duduk di sofa
“wae Eunhyuk-ah?” tanyaku
“tetanggaku itu…. Aisshhh jinjja… ia selalu mengangguku, bahkan untuk membuka tutup mayonaisse harus meminta bantuanku tengah malam! dia bahkan tau kode apartementku, Dan masih banyak lagi. di tambah lagi dormku itu selaluuuuu saja sepi”
Aku, Yoona, Shindong hyung, Leeteuk Hyung dan Hangeng hyung tak menghiraukannya , aku dan Yoona sibuk dengan laptopku. terkadang ia menyuapkan apel padaku. Shindong hyung sedang mandi. dan Leeteuk hyung sibuk menerangkan apa yang terjadi di drama tersebut pada Hangeng hyung.
“yaaak… aku lagi bicara” teriak Eunhyuk
THE END

17 thoughts on “Real To Love You (ONE SHOOT)

  1. hahaha ksian hyuk…cup cup jngan mrah2 ne ^~<
    oiy,akting yoona lcu bnget deh,msad gsipin sma artis(wlau dy artis juga)mlah nngis? haha

  2. Hahaha ksian donghae di tipu 😀
    Tpi akhir’y mreka pcaran 😀
    Bagus authot ^^
    Gliran eunhyuk tuh krang di krjain :p

  3. Hahaha ksian donghae di tipu 😀
    Tpi akhir’y mreka pcaran 😀
    Bagus author ^^
    Gliran eunhyuk tuh krang di krjain :p

  4. Wah, cerita’x bagus banget thour pake banget deh. Qw ksih dua jempol deh buat authour, oya thour sering” bkin ff YoonHae y thour.
    YoonHae Jjang
    authour Jjang

  5. yak donghae oppa dikerjain sama yoona eonnie dan semua teman2nya. kekekek kasian deh, gara2 terlalu arogant jadi dikerjain kayak gitu. daebak chingu
    gomawo

Komentarmu?